25 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir (Flowchart) dapat digunakan untuk menjelaskan tahapan proses penelitian dari awal sampai akhir. Diagram alir ini akan memudahkan pembaca dalam memahami metodologi penelitian yang digunakan. Berikut diagram alir penelitian yang digunakan:
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
26 3.2 Deskripsi Metodologi Penelitian
Terdapat 3 tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu tahapan pendahuluan, pengolahan data, dan kesimpulan. Masing-masing dari tahapan ini memiliki langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan untuk menganalisis studi kasus hingga pembuata solusi atas permasalahan. Berikut deskripsi atau penjelasan mengenai masing-masing tahapan tersebut.
3.2.1 Tahap Pendahuluan
Pada tahap ini penulis melakukan studi literature untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu. Penulis mengkaji pustaka untuk memperoleh landasan teori mengenai topik yang akan diteliti dengan mempelajari jurnal dan artikel penelitian sejenis, dan buku.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, penulis memperoleh metode yang digunakan untuk menganalisis dan memberikan solusi atas topik permasalahan tersebut.
3.2.2 Tahap Pengolahan Data
Proses inti dalam penelitian ini, yaitu tahap pengolahan data. Pada tahapan dilakukan penentuan variabel penelitian yang selanjutnya digunakan sebagai parameter pengumpulan data. Akhir dari tahap ini adalah hasil pengolahan data menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Model). Berikut merupakan tahapan dalam pengolahan data:
1. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Pada sebuah penelitian, latar belakang penelitian merupakan pendahulu yang menggambarkan alasan teoritis perlunya dilakukan sebuah penelitian. Untuk memperkuat alasan tersebut, penelitian harus didukung dengan sumber-sumber dari penelitian terdahulu.
Kemudian, dari latar belakang tersebut dapat diajukan sebuah perumusan masalah, serta tujuan dari penelitian yang dilakukan untuk pemecahan masalah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang
27
lingkup masalah yang akan diteliti. Sedangkan, tujuan penelitian menurut (Ridha 2017), merupakan target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara kongkrit, jelas dan ringkas dan dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Isi dan rumusan tujuan penelitian harus mengacu pada rumusan masalah penelitian.
2. Perumusan Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun berdasarkan studi literature jurnal-jurnal terdahulu. Kerangka ini menggambarkan hubungan antar variable yang digunakan sebagai dasar penentuan hipotesis.
Terdapat 6 variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu environmental uncertainty (EU), market uncertainty (MU), technological uncertainty (TU), Creative leadership (CL), Organizational ambidexterity (OA), dan organizational performance (OP). Dengan menggunakan kerangka ini maka dapat didefinisikan secara mudah hubungan dan makna variable-variabel yang sedang diteliti.
3. Penyusunan Kuesioner
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengukur atribut pada setiap variable penelitian menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Menurut Mahida (2012), penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian dimana peneliti memutuskan hal apa yang akan diteliti, kemudian menyusun daftar pertanyaan spesifik, membatasi pertanyaan, melakukan mengumpulkan data menggunakan pertanyaan tersebut, menganalisis hasil nya menggunakan statistik, serta melakukan penyelidikan yang tidak memihak dengan cara-cara yang objektif.
Atribut yang digunakan dibuat berdasarkan studi literature jurnal.
Pada kuesioner tersebut terdapat 2 bagian. Bagian pertama, yaitu bagian informasi responden yang berupa identitas dari responden, yaitu usia, jenis kelamis, jabatan/divisi, domisili. Bagian selanjutnya,
28
yaitu pertanyaan kuesioner yang disusun berdasarkan atribut masing- masing variabel. Pengukuran kelompok pertanyaan menggunakan skala linkert dengan 5 tingkatan, yaitu 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3 (netral), 4 (penting), 5 (sangat penting). Hasil dari kuesioner berupa angka dari skala likert yang kemudian dianalisis menggunakan metode statistic.
4. Pilot test
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner formal, diperlukan pilot test yang digunakan untuk mengetahui nilai validitas dan realibilitas butir-butir pertanyaan pada kuesioner. Pilot test digunakan sebagai studi uji coba penelitian dalam skala kecil yang dilakukan sebelum penelitian. Tujuan dari adanya pilot test yaitu memastikan bahwa butir pertanyaan yang disusun dalam kuesioner dapat dipahami dengan baik oleh target responden. Menurut baker, sampel yang digunakan untuk melakukan pilot test yaitu 10-20%
dari keseluruhan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan menurut Gall, Borg, and Hall (1996), penelitian eksperimen dan komperatif memerlukan sampel sebanyak 15 hingga 30 responden pada setiap kelompok. Sehingga, jumlah responden yang digunakan untuk pilot test yaitu berjumlah 30 responden, dimana penyebaran kuesioner menggunakan aplikasi google form. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap seseorang yang dipilih memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Bernard 2000). Sehingga, responden yang digunakan dalam penelitian ini sendiri yaitu pemilik atau pemimpin pada UMKM berbasis industri kreatif.
5. Uji Validitas dan Realibilitas Pilot test
Sebuah kuesioner atau instrumen penelitian dikatakan baik berdasarkan validitas dan realibilitasnya. Uji validitas bertujuan untuk membuktikan apakah kuesioner mampu mengukur apa yang
29
seharusnya diukur (Mustakim, Anggraeni, and Sirajuddin 2017). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pearson correlation, dimana kuesioner dianggap valid jika rtabel < rhitung
(Risma 2017). Sedangkan, uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen sebagai alat pengukur data yang digunakan. Tingkat reliabilitas yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa terdapat kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab konstruk-konstruk pertanyaan (Risma 2017).
Pengujian reliabilitas menggunakan uji Cronbach’s Alpha karena intrumen kuesioner memiliki jawaban benar lebih dari 1 (Adamson and Prion 2013). Suatu kuesioner dianggap reliable jika nilai Cronbach Alpha (∝) semua data memiliki nilai Cronbach Alpha >
0.06 (Munusamy, Chelliah, and Mun 2010). Untuk menguji validitas dan realibilitas dari kuesioner digunakan software SPSS.
6. Penyebaran Kuesioner (Field Test)
Kuesioner yang sudah terbukti valid dan reliable disebar ke responden. UMKM yang dijadikan objek penelitian merupakan UMKM berbasis industri kreatif, seperti sektor kuliner, kerajinan, fashion, musik, dan sebagainya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap seseorang yang dipilih memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Bernard 2000). Sehingga, responden yang digunakan dalam penelitian ini sendiri yaitu pemilik atau pemimpin pada UMKM berbasis industri kreatif. Selain itu, UMKM yang dipilih yaitu UMKM dengan kriteria jumlah karyawan minimal 5 orang atau UMKM dengan penghasilan ≥ Rp 60.000.000, dan memiliki minimal 5 tahun masa operasional dengan pertimbangan UMKM tersebut sudah pernah mengalami beberapa perubahan akibat ketidakpastian lingkungan, pasar, dan teknologi, dan berhasil mengatasi ketidakpastian itu (Kusumastuti, Safitri, and Khafian 2016). Jenis penelitian yang dilakukan yaitu explaratory research dengan
30
pendekatan metode kuantitatif karena bertujuan untuk mengembangkan teori yang sudah ada dan menganalisisnya menggunakan statistik. Ukuran sampel yang menggunakan analisis partial least square (PLS) cenderung memiliki sampel yang kecil.
Ukuran sampel yang digunakan pada PLS berkisar antara 30 sampai dengan 100 kasus. Penentuan jumlah sampel ini menggunakan rumus Hair. Menurut Hair (2017), rumus Hair digunakan jika ukuran populasi yang digunakan belum diketahui secara pasti. Selain itu, ukuran sampel yang disarankan, yaitu mengikuti aturan 10 kali variabel laten (Joe F. Hair Jr. et al. 2017). Sehingga jumlah responden minimal yang diperlukan, yaitu 10 observasi dikalikan dengan jumlah variable atau 10 x 6 = 60 responden. Pembuatan dan penyebaran kuesioner menggunakan google form.
7. Pengolahan menggunakan PLS-SEM
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan partial least square – structural equation model (PLS-SEM). PLS-SEM merupakan pendekatan kausal-prediktif untuk SEM yang menekankan prediksi dalam memperkirakan model statistik yang strukturnya dirancang untuk memberikan penjelasan kausal (Joseph F. Hair et al. 2019). Teknik analisis menggunakan PLS-SEM pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan uji measurement model atau yang disebut menguji validitas dan realibilitas konstruk dari masing-masing indikator, dan tahap dua yaitu melakukan uji struktural model yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel yang diukur dengan uji t dari PLS itu sendiri. Struktural atau inner model ini dapat diukur berdasarkan nilai R-square model yang menunjukkan seberapa besar pengaruh antar variabel dalam model. Selanjutnya yaitu estimasi koefisien jalur yang merupakan nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural yang diperoleh melalui prosedur bootstrapping. PLS-SEM tidak menganggap bahwa data
31
berdistribusi secara normal, sehingga menerapkan bootstrapping nonparametrik (Efron and Tibshirani 1993; Davison and Hinkley 1997). Prosedur bootsrap ini dilakukan dengan menciptakan sampel dalam jumlah besar, yang dilakukan dengan menggambar kasus secara acak dengan penggantian dari sampel asli. Setiap sampel bootstrap harus memiliki jumlah kasus yang sama dengan sampel asli (Joe F. Hair, Ringle, and Sarstedt 2011). Sampel yang dihasilkan melalui bootstrap memungkinkan perkiraan koefisien dalam PLS- SEM untuk diuji signifikansinya (Henseler, Ringle, and Sinkovics 2009). Nilai yang dianggap signifikan yaitu jika nilai t > 1,96 dengan significance level 5% atau > 1,65 dengan significance level 10%
untuk masing-masing hubungan jalurnya (Rifai 2015).
3.2.3 Tahap Kesimpulan
Tahap kesimpulan merupakan tahapan akhir dalam penelitian. Tahapan ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan sebagai acuan pengembangan penelitian selanjutnya.