Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-40606/PP/M.I/16/2012
Jenis Pajak : PPN
Tahun Pajak : 2008
Pokok Sengketa : bahwa ysng menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak atas Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp47.721.010.848,00 yang tidak dapat disetujui oleh Pemohon Banding;
No Jenis Sengketa Objek Pajak Pertambahan Nilai
Nilai Sengketa (Rp) 1 Penyerahan yang PPN-
nya Harus Dipungut Sendiri, yang terdiri dari : 1.1. Penyerahan tidak dilaporkan Rp 44.459.339.718,00
1.2. Discount Penjualan yg tdk dicantumkan dlm FP Rp 3.261.671.130,00
47.721.010.848,00
Nilai Sengketa terbukti sampai dengan Surat Banding
47.721.010.848,00
Koreksi Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya Harus Dipungut Sendiri sebesar Rp47.721.010.848,00, yang terdiri dari :
1. Penyerahan Tidak Dilaporkan sebesar Rp 44.459.339.718,00;
Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hal tersebut di atas Penelaah tidak dapat mempertimbangkan keberatan Pemohon Banding terhadap objek PPN Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 disebabkan penyerahan/peredaran usaha yang memang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPN sebesar Rp44.459.339.718,00 dan mengingat hasil penelitian keberatan sebagaimana tersebut di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa koreksi tersebut sudah tepat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dengan demikian diusulkan untuk menolak keberatan Pemohon Banding dan koreksi objek PPN Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 disebabkan penyerahan/ peredaran usaha yang memang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPN tetap dipertahankan sebesar Rp44.459.339.718,00;
Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding mengajukan banding terhadap koreksi yang dipertahankan Peneliti Keberatan atas penyerahan yang dianggap belum dilaporkan sebesar Rp 44.459.339.718,00 tanpa memperhitungkan Faktur Pajak Masukan sah yang telah dilaporkan Perusahaan. Hal tersebut terutama disebabkan karena Pemeriksa dan Peneliti Keberatan hanya mengakui SPT PPN Masa Pajak Nopember 2008 Pembetulan Ke-1 sebagai dasar dilakukannya pemeriksaan dan penelitian keberatan, dan tidak memperhitungkan keseluruhan informasi yang telah dilaporkan Perusahaan dalam SPT PPN Masa Pajak Nopember 2008 Normal;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Pendapat Majelis : bahwa Terbanding melakukan Koreksi Objek Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 atas Penyerahan yang belum dilaporkan dalam SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp44.459.339.718,00;
bahwa koreksi dilakukan Terbanding berdasarkan Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, yang menyatakan :
“Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, atau huruf f, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang dan Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha”;
bahwa Terbanding melakukan koreksi tersebut berdasarkan SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Nopember 2008 pada tanggal 20 April 2009 yang diterima Kantor Pelayanan Pajak PMA Tiga dengan BPS Nomor : S-00012756/PPN1107/WPJ.07/KP.0403/2009 tanggal 20 April 2009 dimana nilai penyerahan yang dilaporkan adalah Rp10.608.773.341,00, yang terdiri dari :
Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri
Rp 8.572.825.207,00
Penyerahan yang PPN-nya dipungut Pemungut PPN
Rp 2.035.948.134,00
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena Terbanding hanya mengakui SPT PPN Masa Pajak Nopember 2008 Pembetulan Ke-1 sebagai dasar dilakukannya pemeriksaan dan penelitian keberatan, dan tidak memperhitungkan keseluruhan informasi yang telah dilaporkan Perusahaan dalam SPT PPN Masa Pajak Nopember 2008 Normal;
bahwa Pemohon Banding melaporkan SPT PPN Masa Nopember 2008 Normal ke KPP PMA Tiga yang diterima dengan Bukti Penerimaan Surat Nomor S- 00043471/PPN1107/WPJ.07/KP.0403/2008 tanggal 19 Desember 2008, dimana nilai penyerahan yang dilaporkan adalah Rp44.459.339.718,00, yang terdiri dari :
Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri
Rp 44.459.339.718,00
Penyerahan yang PPN-nya dipungut Pemungut PPN
Rp 0,00
bahwa Pemohon Banding mengakui bahwa dalam proses pembetulan SPT tersebut terjadi kekhilafan dimana keseluruhan transaksi (Pajak Keluaran dan Pajak Masukan) yang sebelumnya telah dilaporkan dalam SPT Normal sebesar Rp44.459.339.718,00, tidak dilaporkan kembali dalam SPT Pembetulan Ke-1;
bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan bahwa pada saat Pemohon Banding membetulkan SPT maka nilai yang dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Pembetulan tersebut adalah SPT yang benar, oleh karena itu pada saat pemeriksaan Terbanding menggunakan SPT Pembetulan sebagai dasar menerbitkan Surat Ketetapan Pajak;
bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan bahwa dalam menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Terbanding hanya melihat SPT Pembetulan kemudian dilakukan equalisasi dengan Peredaran Usaha di Pajak Penghasilan Badan dan ditemukan adanya kurang lapor sebesar Rp44.459.339.718,00;
bahwa Majelis dalam persidangan menyatakan bahwa SPT Pembetulan seharusnya mencakup juga isi dari SPT Normal;
bahwa SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Nopember 2008 tanggal 20 April 2009 hanya mencantumkan nilai penyerahan sebesar Rp10.608.773.341,00 yang merupakan tambahan dari SPT Normal;
bahwa Terbanding menerbitkan Surat Ketetapan Pajak berdasarkan SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Nopember 2008 pada tanggal 20 April 2009 yang diterima Kantor Pelayanan Pajak PMA Tiga dengan BPS Nomor : S- 00012756/PPN1107/WPJ.07/KP.0403/2009 tanggal 20 April 2009;
bahwa Majelis dalam persidangan menyatakan bahwa SPT yang digunakan dalam menerbitkan Surat Ketetapan Pajak adalah SPT yang terdekat waktunya dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak, dan karena SPT yang terdekat waktunya dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak adalah SPT Pembetulan, maka tindakan Terbanding menggunakan SPT Pembetulan sebagai dasar dalam menerbitkan Surat Ketetapan Pajak sudah benar;
bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan setuju bahwa SPT yang seharusnya digunakan dalam penerbitan Surat Ketetapan Pajak adalah SPT Pembetulan, hanya saja Pemohon Banding mohon agar Terbanding tetap memperhitungkan SPT Normal dalam menerbitkan Surat Ketetapan Pajak, karena adanya kesalahan pada SPT Pembetulan;
bahwa Pasal 1 huruf g Undang-undang Ketentuan Umum Tatacara Perpajakan, menyatakan : “Surat Pemberitahuan Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu saat”;
bahwa Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Ketentuan Umum Tatacara Perpajakan menyatakan : “Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan atas kemauan sendiri dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu dua tahun sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan”
bahwa Majelis berpendapat bahwa sesuai azas self assessment maka nilai yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT adalah nilai yang benar menurut Pemohon Banding, oleh karena itu nilai yang dilaporkan Pemohon Banding pada saat Pemohon Banding melakukan Pembetulan SPT adalah nilai yang dapat digunakan melakukan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
bahwa berdasarkan uraian diatas, Majelis berpendapat Koreksi Objek Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 atas Penyerahan yang belum dilaporkan dalam SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp44.459.339.718,00 yang dilakukan Terbanding telah benar dan tetap dipertahankan;
2. Discount Penjualan yang tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak sebesar Rp 3.261.671.130,00;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Terbanding : bahwa tidak diserahkannya data/dokumen Pemohon Banding dalam proses keberatan merupakan kesalahan yang fatal mengingat data/dokumen yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya apalaqi dokumen yang nyata-nyata tidak pernah diserahkan oleh Pemohon Banding dalam proses keberatan;
Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding mengajukan Banding terhadap koreksi yang dipertahankan Peneliti Keberatan dengan tidak memperhitungkan penyesuaian harga yang tercatat dalam pembukuan Pemohon Banding dalam menentukan Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai dengan alasan tidak dicantumkan dalam faktur pajak;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak KPP Penanaman Modal Asing Tiga Nomor : LAP-155/PL/WPJ.07/KP.0400/1.4/2010 tanggal 26 April 2010 diketahui bahwa Pemeriksa melakukan koreksi atas objek PPN Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 disebabkan discount penjualan yang tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak Keluaran sebesar Rp3.261.671.130,00 sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 angka 18 dan Pasal 13 ayat (5) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 yang menegaskan : “Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potonqan harqa vanq dicantumkan dalam Faktur Pajak dan Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat antara lain Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan Potongan Harga”;
bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 1 angka 18 dan Pasal 13 ayat (5) huruf c Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 maka discount penjualan/potongan harga yang tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak adalah bukan merupakan pengurangan dari harga jual sehingga koreksi yang dilakukan oleh pemeriksa KPP Penanaman Modal Asing Tiga atas Discount Penjualan/Potongan Harga yang tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak menjadi Peredaran Usaha/Objek PPN Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 sebesar Rp3.261.671.130,00 adalah telah benar sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena harga yang dibayarkan customer adalah nilai transaksi sebenarnya sebagaimana tertera dalam dokumen penjualan (Perjanjian, Purchase Order, Invoice, Faktur Pajak) yang merupakan harga kesepakatan kedua belah pihak (Pemohon Banding dan Customer);
bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa dalam penetapan harga jual barang kepada customer, Pemohon Banding mempunyai harga dasar (base price) yang merupakan acuan bagi tim penjualan dalam menetapkan harga penawaran ke konsumen, namun dalam prakteknya penjualan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Penjual dan Pembeli selama harga tersebut memang masih dalam batasan yang telah ditentukan Pemohon Banding;
bahwa sesuai hasil pemeriksaan terhadap Koreksi Penyerahan Tidak Dilaporkan sebesar Rp44.459.339.718,00 diatas, Majelis telah memutuskan bahwa Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya harus Dipungut Sendiri cfm SPT/Pemohon Banding adalah sebesar Rp.53.032.164.925,00;
bahwa berdasarkan penelitian Majelis diketahui bahwa Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya harus Dipungut Sendiri cfm Pemeriksa sebesar Rp56.293.836.055,00 merupakan harga dasar (Base Price) sedangkan Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya harus Dipungut Sendiri cfm SPT/Pemohon Banding sebesar Rp.53.032.164.925,00 adalah harga sesuai dokumen penjualan (Perjanjian, Purchase Order, Invoice, Faktur Pajak);
bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan Terbanding berdasarkan base price tanpa memperhitungkan penyesuaian harga yang tercatat dalam pembukuan perusahaan adalah tidak tepat karena pada dasarnya pos penyesuaian harga dalam pembukuan Pemohon Banding semata-mata hanya untuk kepentingan kontrol dan laporan internal perusahaan;
bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa Base Price ditetapkan oleh pihak Manajemen Perusahaan secara berkala sesuai dengan kondisi pasar serta fluktuasi biaya bahan baku dan biaya produksi dan tidak dipublikasikan secara umum baik ke konsumen maupun ke distributor, hanya bersifat sebagai informasi untuk kepentingan internal;
bahwa dalam proses keberatan, Terbanding telah mengirimkan permintaan data, namun Pemohon Banding tidak meminjamkan data dan memberikan keterangan yang diminta surat permintaan data tersebut, sehingga Terbanding tidak dapat meyakini argumentasi Pemohon Banding dalam surat keberatan karena tidak didukung dengan data- data/dokumen yang mendasari Pemohon Banding dalam alasan keberatannya;
bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan bahwa koreksi berasal dari equalisasi omzet Pajak Penghasilan Badan dengan DPP Pajak Pertambahan Nilai, dimana ada penjualan yang menurut Pemohon Banding adalah discount tetapi dalam Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai dan Faktur Pajak tidak tercantum keterangan discount, sehingga Terbanding mengambil Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan angka penjualan yang ada di SPT Pajak Penghasilan Badan;
bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa walaupun dalam sistim pembukuan terdapat harga yang disebut sebagai base price yang merupakan acuan bagi tim penjualan dalam menetapkan harga penawaran ke konsumen, harga yang tertera dalam invoice dan faktur pajak adalah tetap berdasarkan harga jual yang telah disepakati oleh Pemohon Banding dan customer, base price hanya digunakan dalam sistim pembukuan sebagai bagian dari internal control dan kebijakan akuntansi perusahaan;
bahwa Pemohon Banding dalam persidangan mengatakan kejadiannya yang sebenarnya adalah pada saat penjualan adalah ada harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli, harga itulah yang tertera dalam invoice dan faktur pajak, namun dalam sistim ada base price, selisih yang lebih tinggi antara base harga dengan harga yang disepakati diakui sebagai diskon di Pajak Penghasilan Badan, dimana akunting treatmentnya penjualan sebesar base price, sedangkan selisihnya sebagai discount pengurang penjualan, namun Faktur Pajak dan invoice yang diterbitkan adalah sebesar harga yang disepakati, pencatatan base harga ini adalah untuk kepentingan management;
bahwa Terbanding mengatakan apabila hanya control management seharusnya selisih angka tersebut tidak dicantumkan di Laporan Keuangan;
bahwa Pemohon Banding mengatakan bahwa secara sistim atau teknik pembukuan kenyataannya seperti itu, tetapi faktanya yang ditagih kepada pembeli adalah sejumlah yang tertera dalam invoice dan faktur pajak yaitu sebesar harga yang telah disepakati;
bahwa Majelis menanyakan Pemohon Banding bagaimana akunting treatment dalam pembukuan Pemohon Banding;
bahwa Pemohon Banding mengatakan apabila base sales 100, harga yang disepakati adalah 95, maka selisihnya sebesar 5 dicatat sebagai dengan jurnal;
AR 95 Sales 100 Discount 5
bahwa nilai tercantum dalam invoice dan faktur pajak adalah 95 dan itulah yang merupakan piutang;
bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dipungut sendiri oleh Pemohon Banding adalah sebesar 10% dari jumlah yang sebenarnya yang tertera dalam invoice dan faktur pajak;
bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding objek PPN Dalam Negeri Masa Pajak Nopember 2008 disebabkan Discount penjualan yang tidak dicantumkan dalam Faktur Pajak Keluaran sebesar Rp3.261.671.130,00, tidak dapat dipertahankan;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menimbang : bahwa oleh karena atas jumlah PPN yang masih harus dibayar yang disengketakan oleh Pemohon sebesar Rp 6.394.615.493,00, dikabulkan sebagian oleh Majelis, maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
Memutuskan : Mengabulkan sebagian Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-884/WPJ.07/2011 tanggal 18 April 2011 mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor: 00211/207/08/056/10 tanggal 29 April 2010 Masa Pajak Nopember 2008, atas nama PT. XXX, sehingga perhitungan PPN Masa Pajak Nopember 2008 sebagai berikut:
DPP PPN Rp. 55.068.113.059,00 Pajak Keluaran Rp. 5.303.216.493,00 Jumlah Pajak yang
dapat diperhitungkan
(Rp. 857.282.491,00) PPN yang
kurang/(lebih) dibayar
(Rp 4.445.934.001,00) Dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya
Rp. 0,00 PPN yang kurang
dibayar
Rp 4.445.934.001,00 Sanksi Administrasi :
Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP
Rp. 1.511.617.560,00
Jumlah yang masih harus dibayar
Rp. 5.957.551.561,00