• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.II/16/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.II/16/2006"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 07914/PP/M.II/16/2006 Pemohon Banding : PT. ABC

Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Masa Pajak

Masa Pajak : Februari sampai dengan Desember 2002

Pokok Sengketa : bahwa yang terbukti menjadi nilai sengketa dalam perkara banding ini adalah koreksi positip Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak Pebruari s.d Desember 2002 sebesar Rp 5.597.025.976,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding yang terdiri dari : a. Penjualan belum dilaporkan

berdasarkan analisa arus barang

Rp. 685.941.204,00 b. Penyerahan kantor pusat ke

cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang belum dibuat faktur pajak

Rp. 1.298.978.728,00

c. Penyerahan kantor pusat ke cabang Pontianak dan Balikpapan yang belum dibuat faktur pajak

Rp. 2.821.006.044,00

d. Penyerahan kantor pusat ke

cabang Mataram Rp. 791.100.000,00

e. Jumlah Rp. 5.597.025.976,00

Koreksi Penjualan belum dilaporkan berdasarkan analisa arus barang Rp.685.941.204,00 Menurut Terbanding : bahwa koreksi penjualan belum dilaporkan berdasarkan analisa arus barang sebesar Rp

685.941.204,00 merupakan penjualan semen Padang yang belum dilaporkan Pemohon Banding;

bahwa setelah melakukan penelitian atas bukti-bukti pendukung yang diperlihatkan Pemohon Banding dalam sidang tanggal 16 Pebruari 2006, yang terdiri dari buku persediaan, kartu stock dan Laporan Keuangan, serta penelitian atas Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak tahun 2001 dan Uraian Pemandangan Keberatan atas SKPKB PPh Badan tahun 2002 atas nama Pemohon Banding, Terbanding menyatakan bahwa data yang ada telah sesuai dengan laporan Pemohon Banding, dengan demikian seharusnya tidak perlu dilakukan koreksi penjualan berdasarkan analisa arus barang ;

Menurut Pemohon Banding : bahwa dasar Terbanding melakukan koreksi tersebut adalah sangat keliru. Karena Terbanding hanya berdasarkan analisa laporan arus barang dan perkiraan Terbanding tanpa memperhatikan bukti-bukti pendukung seperti kartu stock. Adapun persediaan tersebut sudah dilaporkan dalam laporan keuangan;

bahwa dalam sidang Pemohon Banding memperlihatkan bukti2 pendukung antara lain buku persediaan, kartu stock, laporan keuangan.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

bahwa koreksi penjualan yang belum dilaporkan berdasarkan analisa arus barang sebesar Rp 685.941.204,00 berasal dari selisih persediaan awal Semen Padang sebanyak 39.386 zak dan koreksi negatif persediaan akhir Semen Padang 635 zak. Total selisih 38.662 zak.

Berdasarkan KKP B-2 tentang HPP diketahui bahwa tidak ada koreksi pada persediaan awal dan persediaan akhir yang digunakan untuk menghitung PPh Badan oleh Pemeriksa. Dalam UPK SKPKB PPh Badan tahun 2002 yang dibuat Peneliti Keberatan diketahui bahwa hasil dari pengujian silang antara hasil pemeriksaan Tahun 2001, buku persediaan, kartu stock dan Laporan Keuangan Pemohon Banding diketahui bahwa data yang ada telah sesuai dengan laporan Pemohon Banding , sehingga koreksi persediaan awal sebesar Rp 685.941.204,00 seharusnya tidak perlu dilakukan ;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data-data yang dikemukakan kedua belah pihak serta keterangan tersebut diatas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti yang mendukung alasan Pemohon Banding, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi penjualan yang belum dilaporkan berdasarkan analisa arus barang sebesar Rp 685.941.204,00 tidak dapat dipertahankan;

Koreksi Penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang belum dibuat faktur pajak Rp.1.298.978.728,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang belum dibuat faktur pajak sebesar Rp 1.298.978.728,00 merupakan penyerahan semen dari kantor pusat kekantor cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang tidak dibuat Faktur Pajaknya sedangkan menurut Terbanding, penyerahan tersebut harus dibuatkan Faktur Pajak karena merupakan penyerahan yang terutang PPN;

Menurut Pemohon Banding : bahwa koreksi penyerahan kena pajak masing-masing sebesar Rp. 1.298.978.728,00, Rp.

2.821.006.044,00, Rp. 791.100.000,00. Koreksi ini terjadi karena menurut Fiskus belum dibuatkan Faktur Pajak pendapat tersebut sangatlah keliru dan merugikan Pemohon Banding.

Oleh karena jumlah tersebut telah Pemohon Banding buatkan faktur dan telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN Kantor Pusat. Karena pada saat itu agen penjualan didaerah-daerah belum dikukuhkan sebagai PKP, sehingga seluruh penyerahan pada saat itu dilaporkan dalam SPT PPN dalam tahun 2002 pada KPP Simokerto;

(3)

Menurut Majelis : bahwa pada sidang tanggal 16 Februari 2006 Terbanding telah melakukan penelitian atas bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding berupa Faktur Pajak, Faktur Penjualan, SPT Masa PPN bersama-sama dengan Pemohon Banding serta dibandingkan dengan Kertas Kerja Pemeriksaan Terbanding, diperoleh hasil sebagai berikut :

bahwa koreksi penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang belum dibuat faktur pajak sebesar Rp 1.298.978.728,00, setelah dilakukan rekonsiliasi terhadap Faktur Pajak, KKP, Faktur Penjualan diketahui bahwa penjualan tersebut adalah penjualan langsung dari kantor pusat Surabaya ke konsumen di Mataram, Sumbawa dan Bima tidak melalui kantor perwakilan dikota-kota tersebut;

bahwa penjualan tersebut adalah penjualan untuk bulan Januari s.d Mei 2002, sedangkan cabang-cabang yang lain mulai beroperasi sejak bulan Juni 2002;

bahwa semua sampel yang diperiksa menunjukkan bahwa semua penjualan tersebut telah dibuat Faktur Pajak. Dengan demikian maka seharusnya koreksi DPP PPN sebesar Rp.1.298.978.728,00 tidak perlu dilakukan ;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data-data yang dikemukakan kedua belah pihak serta keterangan tersebut diatas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti yang mendukung alasan Pemohon Banding, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan Terbanding atas penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram, Bima dan Sumbawa yang belum dibuat Faktur Pajak sebesar Rp 1.298.978.728,00 tidak dapat dipertahankan;

Koreksi Penyerahan kantor pusat ke cabang Pontianak dan Balikpapan yang belum dibuat faktur pajak Rp.2.821.006.044,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi penyerahan kantor pusat ke cabang Pontianak dan Balikpapan yang belum dibuat faktur pajak sebesar Rp 2.821.006.044,00 merupakan penyerahan semen dari kantor pusat kekantor cabang Pontianak dan Balikpapan yang tidak dibuat Faktur Pajaknya sedangkan menurut Terbanding, penyerahan tersebut harus dibuatkan Faktur Pajak karena merupakan penyerahan yang terutang PPN;

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi yang dilakukan oleh Terbanding karena atas jumlah tersebut telah Pemohon Banding buat Faktur Pajaknya dan telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN Kantor Pusat, karena pada saat itu agen penjualan didaerah-daerah tersebut belum dikukuhkan sebagai PKP, sehingga seluruh penyerahan pada saat itu dilaporkan dalam SPT PPN dalam tahun 2002 pada Kantor Pelayanan Pajak Simokerto;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

:

bahwa koreksi penyerahan kantor pusat ke cabang Pontianak dan Balikpapan yang belum dibuat faktur pajak sebesar Rp 2.821.006.044,00, setelah dilakukan rekonsiliasi terhadap Faktur Pajak, KKP, Faktur Penjualan diketahui bahwa penjualan tersebut adalah penjualan langsung dari kantor pusat Surabaya ke konsumen di Pontianak dan Balikpapan tidak melalui kantor perwakilan dikota-kota tersebut;

bahwa semua sampel yang diperiksa menunjukkan bahwa semua penjualan tersebut telah dibuat Faktur Pajak. Dengan demikian maka seharusnya koreksi DPP PPN sebesar 2.821.006.044,00 tidak perlu dilakukan ;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data-data yang dikemukakan kedua belah pihak serta keterangan tersebut diatas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti yang mendukung alasan Pemohon Banding, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan Terbanding atas penyerahan kantor pusat ke cabang Pontianak dan Balikpapan yang belum dibuat Faktur Pajak sebesar Rp 2.821.006.044,00 tidak dapat dipertahankan;

Koreksi Penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram Rp.791.100.000,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram sebesar Rp 791.100.000,00 terdiri dari bulan Juli sebesar Rp 528.525.000,00 dan bulan Agustus sebesar Rp 262.575.000,00 yang belum dibuat Faktur Pajaknya;

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi yang dilakukan oleh Terbanding karena atas jumlah tersebut telah Pemohon Banding buat Faktur Pajaknya dan telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN Kantor Pusat, karena pada saat itu agen penjualan didaerah-daerah tersebut belum dikukuhkan sebagai PKP, sehingga seluruh penyerahan pada saat itu dilaporkan dalam SPT PPN dalam tahun 2002 pada Kantor Pelayanan Pajak Simokerto;

(5)

Menurut Majelis : bahwa pada sidang tanggal 16 Februari 2006 Terbanding telah melakukan penelitian atas bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding berupa Faktur Pajak, Faktur Penjualan, SPT Masa PPN bersama-sama dengan Pemohon Banding serta dibandingkan dengan Kertas Kerja Pemeriksaan Terbanding, diperoleh hasil sebagai berikut :

bahwa penjualan semen ke Mataram yang belum dilaporkan sebesar Rp 791.100.000,00 setelah dilakukan penelitian atas SPT Masa PPN, Faktur Pajak dan KKP dapat disimpulkan bahwa atas penjualan ke Mataram sebesar Rp 791.100.000,00 yang dikoreksi oleh Terbanding, telah dibuat Faktur Pajak dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN dengan rincian sebagai berikut :

TANGGAL No. Faktur Pajak DPP PPN

(Rp)

01 Juli 2002 16 Juli 2002 25 Juli 2002 29 Juli 2002 31 Juli 2002 02 Agustus 2002 31 Agustus 2002

DRLVE-616- 0008817 DRLVE-616- 0008842 DRLVE-616- 0008863 DRLVE-616- 0008882 DRLVE-616- 0008891 DRLVE-616- 0008897 DRLVE-616- 0008857

105.975.000 105.300.000 106.650.000 104.962.500 105.637.500 152.212.500 110.362.500

791.100.000

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data-data yang dikemukakan kedua belah pihak serta keterangan tersebut diatas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti yang mendukung alasan Pemohon Banding, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan Terbanding atas penyerahan kantor pusat ke cabang Mataram yang belum dibuat Faktur Pajak sebesar Rp.791.100.000,00 tidak dapat dipertahankan;

bahwa dalam perkara banding ini juga terdapat sengketa mengenai koreksi Pajak Masukan yaitu :

a. Pajak Masukan atas pembelian truk dengan faktur pajak tahun 2001 sebesar Rp 268.409.091,00,

b. Pajak Masukan atas pembelian truk yang oleh Pemohon Banding tidak dilaporkan baik dalam pembukuan maupun pada SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2002 sebesar Rp 148.863.637,00;

Menurut Terbanding : bahwa dari penelitian ulang atas pembukuan Pemohon Banding serta Faktur Pajak Masukan atas pembelian truk nomor CWCXK-091-3000053 tanggal 11 Juli 2002 dengan DPP sebesar Rp.1.488.636.363,00 diketahui bahwa truk dimaksud tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam Laporan Keuangannya sebagai aktiva milik perusahaan;

bahwa sedangkan untuk Faktur Pajak Masukan tahun 2001 sebesar Rp.268.409.091,00 yang baru dilaporkan pada tahun 2002 tetap tidak dapat dikreditkan karena telah melampaui tiga bulan sejak bulan penerbitannya;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Pemohon Banding ;

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding, Pajak Masukan tahun 2002 sejumlah Rp 148.863.637,00 dikoreksi karena barang yang bersangkutan berupa mobil truck oleh Pemohon Banding tidak dicatat dalam pembukuan sebagai aktiva dan Pemohon Banding tidak dapat memperlihatkan perjanjian leasing yang menyangkut pengadaan barang dimaksud;

bahwa dalam sidang Pemohon Banding memperlihatkan bukti-bukti sebagai berikut :

1. Perjanjian kredit nomor : 070/BU-II/CBC/SBY/01 tanggal 5 September 2001 dengan Bank Niaga ;

2. Faktur Pajak Standar, invoice dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor yang terkait;

3. Rekening Koran dan Bukti angsuran pembayaran kredit kepada Bank Niaga;

4. Contoh pertinggal DO pengiriman semen ;

bahwa berdasarkan penelitian dalam persidangan dan pemeriksaan atas data-data yang terdapat dalam berkas banding, diketahui bahwa Pemohon Banding mendapat kredit dari Bank Niaga untuk membeli mobil truck ;

bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Pemohon Banding berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor serta arsip DO pengiriman semen, dapat diketahui bahwa mobil truck yang dimaksud adalah milik Pemohon Banding dan benar dipergunakan dalam usahanya sehingga berdasar hal tersebut sesuai ketentuan Pasal 9 Undang-undang No. 9 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 18 Tahun 2000, Pajak Masukan atas pembelian mobil truck tersebut dapat dikreditkan, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi Pajak Masukan sebesar Rp.148.863.637,00 tidak dapat dipertahankan;

bahwa Pajak Masukan atas pembelian mobil truk dengan faktur pajak tahun 2001 sebesar Rp 268.409.091,00, yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN bulan Februari 2002, berdasar bukti yang diperlihatkan Pemohon Banding diketahui bahwa Faktur Pajak Masukan tersebut masing-masing tertanggal 7 Juni 2001 sebesar Rp 60.272.727,00 , tertanggal 16 Juli 2001 sebesar Rp 30.136.364,00, tertanggal 16 Juli 2001 sebesar Rp 60.272.727,00 dan tertanggal 11 Desember 2001 sebesar Rp 117.727.273,00;

bahwa karena pengkreditan dalam masa pajak yang tidak sama sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (9) Undang-undang No. 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- undang No. 18 Tahun 2000 diperkenankan sepanjang tidak melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan, maka Faktur Pajak Masukan tertanggal 11 Desember 2001 masih dapat diterima untuk dikreditkan dalam Masa Pajak Februari 2002, dengan demikian maka Majelis berpendapat koreksi Faktur Pajak Masukan sejumlah Rp.117.727.273,00 tidak dapat dipertahankan, sedangkan sejumlah Rp 150.681.818,00 tetap dipertahankan;

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas bukti-bukti pendukung yang disampaikan Pemohon Banding, data dan fakta dalam persidangan, menurut Majelis terdapat kesesuaian data

bahwa dari pembayaran yang diterima Pemohon Banding dari konsumen nilainya adalah sebesar harga jual dikurangi dengan potongan harga (harga netto

bahwa menurut Terbanding dalam persidangan untuk koreksi Provision for Employee Benefit pada saat uji bukti Pemohon Banding menunjukkan rekonsiliasi bahwa atas pencatatan sejumlah

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

bahwa berdasar hasil pemeriksaan dan pembuktian tersebut Majelis berkesimpulan tidak terdapat penjelasan dan bukti yang cukup mengenai koreksi Penghasilan Dari Luar Usaha berupa

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa Pemohon Banding belum melakukan Penghitungan Kembali atas Pajak Masukan Masa Pajak Januari 2006 s/d Maret 2006

2 Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.39906/ PP/M.XI/25/2012 tanggal 30 Agustus 2012,

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah