• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-07652/PP/M.II/15/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-07652/PP/M.II/15/2006"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-07652/PP/M.II/15/2006 Pemohon Banding : PT ABC Indonesia

Jenis Pajak : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh Badan

Tahun Pajak : 2001

Pokok Sengketa : Koreksi positip Penghasilan Netto Tahun Pajak 2001 sebesar Rp.1.413.601.211,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding, yang terdiri dari :

1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar

Rp. 573.311.916,00 2. Koreksi atas selisih kurs

sebesar

Rp. 840.289.295,00 Rp. 1.413.601.211,00 1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp. 573.311.916,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2021

(2)

Menurut Terbanding : bahwa peneliti tidak menggunakan angka peredaran usaha yang dihitung berdasarkan penerimaan kas karena peredaran usaha Pemohon Banding di hitung berdasarkan presentase penyelesaian tiap-tiap proyek, yang ditentukan berdasarkan akumulasi biaya yang sudah dikeluarkan dalam penyelesaian suatu proyek. Penerimaan kas tidak menunjukkan seberapa jauh presentase penyelesaian dari suatu proyek karena sangat tergantung pada perjanjian dengan masing-masing klien dari masing-masing proyek.

Berdasarkan penelitian beberapa kontrak antara Pemohon Banding dengan kliennya menunjukkan adanya bermacam-macam jadwal pembeyaran dari nilai kontrak suatu proyek. Ada proyek yang belum dijalankan sama sekali (prosentase penyelesaian masih nol) tetapi sudah terdapat penerimaan kas sebagai down payment, tetapi ada juga proyek yang prosentase penyelesaiannya sudah tinggi tetapi penerimaan kasnya masih kecil;

Bahwa berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2001 dan 2000 yang telah diaudit oleh KAP DEF dengan opini wajar tanpa pengecualian, pada point 2c disebutkan bahwa “Profit on longterm contact is recognized using the percentage of completion method. Theprecentage of completion for each contract is determined based on the certificate issuedby the project engineer;”

bahwa berdasarkan progress report dan project evolution sheet yang dikeluarkan oleh project engineer diketahui bahwa penentuan nilai proyek yang diakui sebagai peredaran usaha untuk tahun 2001 adalah sebesar Rp.30.036.627.133,00;

bahwa dari jumlah tersebut ternyata terdapat koreksi dari KAP DEF, karena dalam penentuan presentase penyelesaian suatu proyek. Pemohon Banding memasukkan laba dan rugi selisih kurs kedalam komponen biaya proyek sehingga persentase penyelesaian suatu proyek ditetapkan terlalu besar atau kecil. Setelah laba dan rugi selesih kurs dikeluarkan dari komponen biaya proyek dan dilakukan penghitungan ulang atas prosentase penyelesaian proyek dimaksud maka peredaran usaha dari Pemohon Banding menjadi sebesar Rp.29.463.314.417,00;

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding, laba rugi kurs yang dikeluarkan dari biaya proyek oleh KAP DEF, merupakan selisih kurs yang timbul dari transaksi hedging (lindung nilai) yang terkait erat dengan penerimaan nilai mata uang di masa mendatang dari masing-masing proyek yang sedang berjalan. Namun demikian sampai saat uraian penelitian keberatan ditulis. Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan perhitungan laba/rugi selisih kurs yang timbul dari transaksi hedging tersebut, sehingga Peneliti tidak dapat memastikan apakah benar laba/rugi selisih kurs tersebut merupakan laba/rugi selisih kurs yang harus dikeluarkan dari komponen biaya proyek;

bahwa berdasarkan Laporan Keuangan tahun 2001 dan 2000 yang telah diaudit oleh KAP DEF dengan opini wajar tanpa pngecualian, pada point 21 (Related Party Transaction and balances) disebutkan bahwa “Management fee and royalty represent … and a 1.5% royalty of the company’s net turn over (i.e.,invoiced sales plus change in value of work inprogress less loss on debtors less commission cost) to the same shareholder pursuant to the Tehcnology Licensing Agreement dated 1 January 2000;”

bahwa berdasarkan Srat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 Masa Desember 2001 telah dilaporkan adanya pemotongan PPh Pasal 26 sebesar Rp.67.582.411,00 atas penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan (royalty sebesar Rp.450.549.407,00 oleh Pemohon Banding terhadap ABC Industries A/S;

bahwa berdasarkan perhitungan biaya royalty tahun 2001 yaitu sebesar Rp. 1.5% dari net turn over, jika jumlah royalty adalah sebesar Rp.450.549.407,00 maka jumlah net turnover adalah sebesar 100/1,5 x Rp.450.549.407,00 = Rp.30.036.627.133,00 jumlah iniadalah sama dengan jumlah peredaran usaha sebelum diaudit, yaitu sebelum laba dan rugiselisih kurs dikeluarkan dari biaya proyek. Berdasarkan penjelasan dari pemohon Bandingjumlah royalty yang dibayarkan tetap tidak berubah;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Peneliti mengusulkan untuk menggunakan angka peredaran usaha sebesar Rp.30.036.627.133,00 sehingga koreksi Pemeriksa atas peredaran usaha sebesar Rp.1.168.679.242,00 perlu dibatalkan

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2021

(3)

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding sependapat dengan Peneliti Keberatan, bahwa tidak seharusnya Pemeriksa menggunakan angka peredaran usaha yang dihitung berdasarkan penerimaan kas, karena peredaran usaha yang dihitung berdasarkan penerimaan kas, karena peredaran usaha Pemohon Banding dihitung berdasarkan persentase penyelesaian tiap-tiap proyek, yang ditentukan berdasarkan akumulasi biaya yang sudah dikeluarkan dalam penyesuaian suatu proyek;

bahwa penerimaan kas tidak menunjukkan seberapa jauh presentase penyelesaian dari suatu proyek, karena sangat bergantung pada perjanjian dengan masing-masing klien dari masing-masing proyek;

bahwa berdasarkan penelitian beberapa kontrak antara Pemohon Banding dengan kliennya menunjukkan adanya bermacam-macam jadwal pembayaran dari nilai kontrak suatu proyek;

bahwa ada proyek yang belum dijalankan sama sekali (persentase penyelesaian masih nol) tetapi sudah terdapat penerimaan kas sebagai down payment, tetapi ada juga proyek yang persentase penyelesaiannya sudah tinggi, tetapi penerimaan kasnya masih sangat kecil;

bahwa berdasarkan laporan keuangan tahun 2001 dan 2002 yang telah diaudit oleh KAP DEF dengan opini wajar tanpa pengecualian, pada point 2c disebutkan bahwa :

“profit on long term contract is recognizet using the percentage of completion method.

The percentage of completion for each contract is determined based on certificate issued by the project engineer”.

bahwa berdasarkan progress report dan project evaluation sheet yang dikeluarkan oleh project engineer diketahui, bahwa penentuan nilai project yang diakui sebagai peredaran usaha untuk tahun 2001 adalah sebesar Rp.30.036.627.133,00;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Peneliti mengusulkan untuk menggunakan angka peredaran usaha sebesar Rp 30.036.627.133,00 sehingga koreksi pemeriksaan atas peredaran usaha sebesar Rp 1.168.679.242,00 perlu dibatalkan;

bahwa Pemohon Banding setuju seluruhnya atas usul dari petugas Peneliti Keberatan tersebut;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2021

(4)

Menurut Majelis : bahwa Majelis memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding dan Terbanding untuk melakukan pemeriksaan dan rekonsiliasi terhadap bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding;

bahwa hasil pemeriksaan bukti-bukti dan rekonsiliasi antara Pemohon Banding dan terbanding adalah sebagai berikut :

bahwa dalam rekonsiliasi antara Pemohon Banding dan Terbanding adalah sebagai berikut:

bahwa dalam rekonsiliasi pemohon Banding memperlihatkan bukti-bukti berupa : - SPT Tahunan PPh Bandan,

- Account Statement, - Adjusment Audit, - Financial Statement, - Rekapitulasi per project - Commercial Invoice, - Purchase order, - Delivery note, - Faktur Pajak Standar, - General Ledger,

- Surat Perjanjian Borongan,

- Technology Licensing Agreement and Service Agreement;

bahwa beberapa adjustments terhadap peredaran usaha menurut Pemohon Banding adalah : bahwa berdasarkan bukti Adjusment Audit atas proyek-proyek sebesar Rp.

718.419.439,00, dan adjustment atas proyek yang belum dibukukan sebesar Rp.

145.106.858,00;

bahwa berdasarkan bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang ditunjukkan oleh Pemohon Banding, Terbanding dapat menerima kewajarannya berdasarkan sample dokumen yang disampaikan;

bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding berupa purchase order, commercial invoice, delivery note, faktur pajak, ledger dan surat perjanjian borongan dan keterangan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas peredaran usaha berasal dari hasil pengujian arus uang dibandingkan dengan omzet Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp. 573.311.916,00, tidak dapat dipertahankan;

2. Koreksi atas selisih kurs sebesar Rp. 840.289.295,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh KAP DEF, General Ledger. Perhitungan Laba (Rugi) selisih kurs, dan dokumen-dokumen pendukung diketahui bahwa didalam ledgernya Pemohon Banding telah membukukan Laba (account 40025) dan Rugi Selisih kurs (account 40525) masing-masing sebesar Rp.1.164.242.287,00 dan Rp.1.575.213.590,00;

bahwa setelahdiaudit oleh KAP DEF ternyata terdapat koreksi audit yaitu penambahan laba selisih kurs sebesar Rp.20.191.004,00 dan penambahan rugi selisih kurs sebesar Rp.2.663.653.707,00, sehingga setelah audit laba selisih kurs menjadi sebesar Rp.1.184.433.879,00 dan rugi selisih kurs menjadi sebesar Rp.4.238.867.297,00, koreksi sebesar Rp.20.191.004,00 dan Rp.2.663.653.707,00 tersebut berasal dari laba (rugi) selisih kurs yang sebelumnya dimasukkan ke dalam biaya proyek sehingga Peneliti tetap mengikuti perhitungan Pemeriksa;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2021

(5)

Menurut Pemohon : bahwa Terbanding mengadakan koreksi atas jumlah kerugian selisih kurs Rp.4.246.340.520,00 sebesar Rp.840.289.295,00 tanpa perincian yang jelas;

bahwa Peneliti masih mempertahankan hasil Pemeriksa, karena menurut Peneliti, sampai dengan saat ditulisnya uraian Penelitian keberatan, Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan rincian perhitungan selisih kurs tersebut diatas, sehingga Penelitimengikuti perhitungan Pemeriksa (koreksi tanpa memberikan perincian);

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan bukti-bukti dan rekonsiliasi antara Pemohon Banding dan Terbanding diketahui hal-hal sebagai berikut :

bahwa dalam rekonsiliasi Pemohon Banding memperlihatkan Pemohon Banding memperlihatkan bukti-bukti berupa :

- Voucher pengakuan selisih kurs, - Faktur Pajak Standar,

- Rekening Koran;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan tanggal 19 Januari 2006 telah menyampaikan rincian perhitungan selisih kurs sebesar Rp.840.289.295,00;

bahwa Terbanding setelah melakukan penelitian terhadap perhitungan selisih kurs yang disampaikan oleh Pemohon banding menyatakan bahwa pengakuan selisih kurs tidak didasarkan pada realisasi selisih kurs yang timbul pada saat pembayaran atau saat penyelesaian transaksi, tetapi ada juga yang timbul pada saat update invoice sehingga Terbanding meminta pemisahan selisih kurs pada realisasi;

bahwa dalam persidangan tanggal 19 Januari 2006 tersebut kepada Pemohon Banding telah diberi kesempatan untuk menyampaikan perhitungan selisih kurs yang terjadi pada saat realisasi;

bahwa Pemohon Banding telah menyampaikan perhitungan selisih kurs yang timbul saat pembayaran atau saat penyelesaian transaksi dan menurut Pemohon Banding perhitungan selisih kurs tersebut adalah sebesar Rp 772.319.522,00;

bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding berupa Voucher pengakuan selisih kurs, faktur pajak standar, rekening Koran dan keterangan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan, Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas selisih kurs sebesar Rp.840.289.295,00 yang tidak dapat dipertahankan adalah sebesar Rp 772.319.522,00 sedangkan sebesar Rp. 67.969.773,00, tetap dipertahankan;

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan terdapat cukup alas an untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2021

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding mengajukan banding atas koreksi Pajak Masukan sebesar Rp.24.896.961,00 dengan alasan Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa Pemohon Banding belum melakukan Penghitungan Kembali atas Pajak Masukan Masa Pajak Januari 2006 s/d Maret 2006

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding

bahwa berdasar hasil pemeriksaan dan pembuktian tersebut Majelis berkesimpulan tidak terdapat penjelasan dan bukti yang cukup mengenai koreksi Penghasilan Dari Luar Usaha berupa

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena Putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding