• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.I/15/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.I/15/2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put. 40296/PP/M.I/15/2012

Jenis Pajak : PPh Badan

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Penghasilan Neto Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2008 sebesar Rp 2.200.564.242,00 yang terdiri atas:

1. Koreksi atas Peredaran Usaha

Rp 23.231.879,00 2. Koreksi atas

Harga Pokok Penjualan

Rp 19.062.529,00

3. Koreksi atas Biaya Usaha Lainnya

Rp 1.058.468.271,00 Rp 2.200.762.679,00

(terdapat selisih sebesar Rp 198.437,00) yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

1. Koreksi atas Peredaran Usaha sebesar Rp 923.231.879,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan fakta dan ketentuan terkait, Terbanding berpendapat bahwa seharusnya atas kedua pembelian impor tersebut di atas masih dicatat sebagai transaksi pembelian impor Pemohon Banding dan seharusnya belum/tidak dicatat sebagai transaksi pembelian impor PT YYY Indonesia sebagai surviving company karena secara hukum penggabungan antara Pemohon Banding dengan PT YYY Indonesia terjadi pada tanggal akta penggabungan dibuat yaitu pada tanggal 05 Mei 2008. Oleh karena itu, Terbanding berpendapat bahwa kedua transaksi pembelian impor tersebut merupakan milik Pemohon Banding karena terjadi sebelum tanggal akta penggabungan.

Hal ini juga diperkuat bahwa atas PPN Impor yang berkaitan dengan pembelian sebesar Rp 186.945.918,00 sesuai PIB tanggal 19 Mei 2008 telah dikreditkan di SPT Masa PPN Pemohon Banding sebagaimana dijelaskan Pemohon Banding dalam surat keberatannya;

Menurut Pemohon Banding : bahwa kalaupun Pemeriksa melakukan koreksi negatif pembelian impor Pemohon Banding, koreksi positif atas penjualan BCCI seharusnya menggunakan nilai yang sama dengan nilai koreksi pembelian impor. Adapun pendapat Pemohon Banding yang tidak menyetujui koreksi positif;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding pembelian sejumlah Rp186.945.918,00 dengan PIB tertanggal 19 Maret 2008 dan pembelian sejumlah Rp 452.949.765,00 dengan PIB tertanggal 30 April 2008 merupakan transaksi pembelian yang terjadi sebelum terjadinya penggabungan/merger yaitu pada tanggal 05 Mei 2008. Oleh karena itu, Terbanding berpendapat bahwa kedua transaksi pembelian impor tersebut merupakan milik Pemohon Banding karena terjadi sebelum tanggal akta penggabungan dengan menghitung adanya penjualan ke YYY Indonesia sebagai surviving company dengan menggunakan rumus perhitungan (100% + rasio laba kotor) X total pembelian impor sebesar 44,28 % atau menjadi (100% + 44.28%)x Rp 639.895.683 = sebesar Rp.

923.231.879;

bahwa menurut Pemohon Banding koreksi positif yang menggunakan gross up adalah sangat tidak berdasar karena apabila dianggap telah terjadi pengalihan maka pengalihan tersebut adalah antara Pemohon Banding ke YYY Indonesia dimana barang tersebut dialihkan untuk diolah lagi di YYY Indonesia (barang yang dialihkan berupa raw material) sehingga tidak tepat apabila menggunakan profit margin Pemohon Banding.

Profit margin Pemohon Banding adalah atas penjualan barang jadi yang dilakukan ke pemakai (end user) sedangkan pengalihan ke YYY Indonesia adalah pengalihan raw material untuk diproses lagi oleh YYY Indonesia sebelum dijual ke end user. Dari sini terlihat, bahwa pendekatan pemeriksa yang menggunakan perhitungan gross up atas deemed pengalihan barang raw material dari Pemohon Banding ke YYY Indonesia adalah sangat tidak tepat.

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan Majelis berpendapat bahwa tidak terdapat bukti penjualan Pemohon Banding yang berasal dari pembelian sejumlah Rp186.945.918,00 dengan PIB tertanggal 19 Maret 2008 dan pembelian sejumlah Rp 452.949.765,00 dengan PIB tertanggal 30 April 2008;

bahwa atas 2 PIB tersebut dicatat di akun Advanced Temporary yang merupakan bagian asset yang diserahkan YYY Indonesia sebagai surviving company, dengan demikian atas 2 PIB bukan merupakan penjualan ke YYY Indonesia sebagai surviving company;

bahwa dengan demikian Majelis berpendirian bahwa koreksi Terbanding sebesar Rp.

923.231.879 dengan melakukan gross up perhitungan (100% + rasio laba kotor) X total pembelian impor, tidak dapat dipertahankan;

2. Koreksi atas HPP sebesar Rp 219.062.529,00

Menurut Terbanding : bahwa dengan demikian Terbanding mengusulkan untuk menolak alasan banding Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi positif saldo akhir persediaan akhir barang jadi sebesar Rp 117.830.179,00;

Menurut Pemohon Banding : bahwa untuk itu Pemohon Banding menyertakan invoice, delivery order, persetujuan ekspor, PEB, Bill of Lading sebagai bukti pendukung, dengan demikian, berdasarkan penjelasan Pemohon Banding di atas, sudah seharusnya koreksi atas persediaan akhir ini dibatalkan karena tidak berdasar;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Majelis : Atas koreksi persediaan awal bahan baku sebesar Rp 741.142.125,00

bahwa koreksi persediaan awal sebesar Rp. 741.142.125,00 menurut Terbanding karena pada akun Goods To Receive (GTR) SH acc. Number 112150001 tidak ditemukan adanya persediaan awal sebesar Rp 741.142.125,00, Pemohon Banding tidak memberikan audit adjustment selama dilakukan pemeriksaan meskipun Pemeriksa telah berulang kali meminta secara lisan kepada konsultan yang ditunjuk Pemohon Banding.

Pada saat pembahasan Pemohon Banding memberikan tanggapan bahwa koreksi sebesar Rp 741.142.125,00 tersebut merupakan audit adjustment per 31 Desember 2007. Namun audit adjustment yang disampaikan Pemohon Banding dalam tanggapannya tidak disertakan dokumen pendukung seperti purchase order, faktur pembelian, bukti kas/bank, FIB, B/L, kartu stok, dan kertas kerja auditor yang dapat meyakinkan pemeriksa bahwa adjustment audit tersebut telah sesuai dengan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu koreksi dipertahankan sesuai dengan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP);

bahwa menurut Terbanding akan terjadi double pembebanan atas COGS tahun 2008 bilamana persediaan awal GTR tahun 2008 disesuaikan menjadi Rp 741.142.125,00 dari semula menurut Trial Balance sebesar NIHIL di lain pihak pembelian bahan baku tahun 2008 atas kelima purchase order yang disesuaikan menjadi persediaan akhir GTR tahun 2007 atau persediaan awal tahun 2008 sudah atau tetap diperhitungkan sebagai pembelian tahun 2008 oleh Pemohon Banding dan tidak dilakukan koreksi positif oleh Pemeriksa;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa dengan dilakukannya jurnal balik GTR maka tidak terjadi dobel pencatatan pembelian, sehingga nilai pembelian yang telah Pemohon Banding laporkan dalam SPT PPH Badan Tahun 2008 sudah tepat demikian juga dengan nilai harga pokok penjualan;

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan dapat diuraikan sebagai berikut :

bahwa Pemohon Banding melakukan pencatatan dalam pembukuan tahun 2008 atas pembelian yang dilakukan tahun 2007, oleh Kantor Akuntan Publik pembukuan tersebut dibetulkan dengan melakukan jurnal balik mengurangkan Harga Pokok Penjualan tahun 2008, namun mengakibatkan penambahan persediaan akhir tahun 2007;

bahwa jurnal adjustment tersebut tidak akan mengakibatkan double pembebanan di Harga Pokok Penjualan Tahun 2008;

bahwa angka yang dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT PPh Badan Tahun 2008 telah menyesuaikan dengan audit adjusment yang ada dalam audit report;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas maka koreksi yang dilakukan oleh Terbanding dengan melihat trial balance persediaan awal tanpa mempertimbangkan audit adjusment tidak benar;

bahwa dengan demikian koreksi Terbanding sebesar Rp. 741.142.125,- tidak dapat dipertahankan

Atas koreksi negatif pembelian sebesar Rp 639.909.776

bahwa menurut Terbanding alasan koreksi sama seperti pada koreksi positif peredaran usaha yang berasal dari gross up pembelian bahan baku impor yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding sebesar Rp 639.895.683,00 yang merupakan pembelian dengan PIB tertanggal 19 Maret 2008 dan pembelian sejumlah Rp 452.949.765,00 merupakan pembelian dengan PIB tertanggal 30 April 2008 (sehingga jumlah keduanya sebesar Rp 639.895.683,00) merupakan transaksi pembelian yang terjadi sebelum terjadinya penggabungan/merger, oleh karena itu pembelian impor tersebut merupakan milik Pemohon Banding karena terjadi sebelum tanggal akta penggabungan (tanggal 5 Mei 2008);

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi dari Terbanding. Tidak seharusnya ada koreksi negatif dalam akun pembelian ini. Pemohon Banding telah melaporkan keseluruhan transaksi pembelian impor raw material dalam akun pembelian;

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan Majelis berpendapat karena koreksi positif peredaran usaha tidak dipertahankan, maka koreksi negatif pembelian yang berasal dari koreksi positif peredaran usaha juga tidak dapat dipertahankan;

bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka Majelis berkesimpulan koreksi negatif pembelian sebesar Rp. 639.909.776,- tidak dapat dipertahankan;

Atas koreksi positif persediaan akhir sebesar Rp 117.830.179,00

bahwa menurut Terbanding alasan koreksi karena pada pada akun FG Admixture for Construction AS acc. Number 212120001 kurang dilaporkan persediaan akhir sebesar Rp 117.830.179,00,00. Pemohon Banding tidak memberikan audit adjustment selama dilakukan pemeriksaan meskipun Pemeriksa telah berulang kali meminta secara lisan kepada konsultan yang ditunjuk Pemohon Banding. Pada saat pembahasan Pemohon Banding memberikan tanggapan bahwa koreksi sebesar Rp 117.830.179,00 tersebut merupakan adjustment Pemohon Banding per 30 April 2008 yang belum sempat dimasukkan ke dalam sistem sehingga adjustment tersebut dilakukan oleh auditor.

Namun audit adjustment yang disampaikan Pemohon Banding dalam tanggapannya tidak disertakan dokumen pendukung seperti purchase order, faktur pembelian, bukti kas/bank, PIB, B/L, kartu stok, dan kertas kerja auditor yang dapat meyakinkan pemeriksa bahwa adjustment audit tersebut telah sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Oleh karena itu koreksi dipertahankan sesuai dengan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP);

bahwa oleh karena itu, Terbanding berpendapat bahwa tidak ada dokumen pendukung yang dapat meyakinkan bahwa audit adjustment yang dilakukan auditor telah sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dengan demikian saldo akhir persediaan akun FG Admixture for Construction AS acc. Number 212120001 adalah sesuai saldo trial balance yang diserahkan Pemohon Banding saat pemeriksaan yaitu kurang dilaporkan

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Terbanding : bahwa dengan demikian Terbanding berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa biaya royalty tersebut sah sebagai biaya secara formal maupun material. Sehingga koreksi Pemeriksa atas biaya royalty sudah tepat dan dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding : bahwa berdasarkan P3B Jerman-Indonesia pasal 12, istilah "Royalti" dalam pasal ini berarti setiap jenis pembayaran yang diterima sebagai imbalan untuk penggunaan atau hak untuk menggunakan setiap hak cipta kesusasteraan, kesenian atau kerja ilmiah, termasuk film sinematografi, patent, merk dagang, pola atau model, perencanaan, rumus rahasia atau cara pengolahan atau untuk penggunaan atau hak untuk menggunakan alat- alat perlengkapan industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan atau untuk informasi mengenai pengalaman di bidang industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menurut Majelis : bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyatakan pada saat pemeriksaan alasan koreksi Terbanding adalah piden, pada saat keberatan alasan koreksi Terbanding adalah biaya tidak wajar, kenyataannya sesuai agreement bentuk royalti adalah atas Intellectual Property Rights (IPR) dan know-how sebagaimana tertuang dalam perjanjian royalti hal. 3 angka II. License on IPR and Know-How dengan Corte, besarnya biaya royalty 4% dari net sales dan berhubungan dengan kegiatan usaha Pemohon, pembayaran sebesar 4% adalah wajar dikarenakan Corte mempunyai lisensi agreement dengan third party sebesar 5%;

bahwa Terbanding mengatakan koreksi pada awal pemeriksaan adalah pembayaran ke Corte tidak diyakini sebagai royalty dikarenakan tidak ada pembuktian hak paten sampai dengan laporan pemeriksaan dibuat, pada saat keberatan tidak ada perubahan alasan, dari dokumen yang disampaikan Pemohon Banding disimpulkan tidak diketahui kepemilikan IP sebenarnya karena ada beberapa paten yang tidak dimiliki oleh Corte tapi oleh entitas lain, penelaah keberatan tidak menemukan adanya invoice dari Corte, dalam perjanjian ada trade mark, technical know how, patent namun tidak dapat dibuktikan siapa pemilik sebenarnya dari royalty tersebut;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan dari invoice yang diterbitkan Corte ke Pemohon Banding besarnya royalty yang dibayarkan adalah 4,5 % dari net sales, Pemohon Banding memiliki bukti pembayaran royalty ke Corte;

bahwa Pemohon Banding tidak sependapat dengan Terbanding yang menganggap pembayaran tersebut atas piden atau pembayaran tidak wajar, dengan data yang ada seharusnya Terbanding tidak melakukan koreksi;

bahwa menurut Terbanding bukti bayar royalti belum ditunjukkan ke Terbanding;

bahwa menurut Pemohon Banding sudah menyerahkan dokumen berupa bukti bayar royalti ke pemeriksa tertanggal 13 Oktober 2010;

bahwa Terbanding mengatakan Pemohon Banding hanya menyerahkan copy Credit Note tertanggal 31 Maret 2008 yang menurut Pemohon Banding adalah merupakan invoice. Pemohon Banding tidak dapat menyerahkan invoice yang diterbitkan oleh CORTE (padahal dalam surat keberatannya Pemohon Banding menjelaskan bahwa invoice diterima Pemohon Banding dari CORTE), jurnal voucher pembayaran, bukti kas/bank, SSP PPN Jasa Luar Negeri dan rincian obyek PPN Jasa Luar Negeri;

bahwa Terbanding mengatakan dari data tersebut pemeriksa dan peneliti keberatan tidak dapat meyakini pembayaran royalti itu kepada pemilik yang sebenarnya, dalam perjanjian banyak sekali patent yang dipakai, ada 2 list yang baru resmi patentnya, dalam perjanjian tahun 2007 pembayaran royalty sebesar 4% dari net sales namun kenyataannya persentese royalty yang dibayarkan 4,5% dari net sales;

bahwa menurut Pemohon Banding sudah lajim apabila pembayaran dengan related party menagih dengan menggunakan credit note, dalam hal ini credit note diterbitkan oleh Corte bukan bank penerima pembayaran;

bahwa Majelis menanyakan Pemohon Banding kenapa besaran persentase yang ditagihkan Corte ke Pemohon Banding 4,5 % sementara di perjanjian royalty besarannya 4 %, apakah Pemohon Banding tidak meneliti kebenaran besaran tagihan royalty yang diterbitkan Corte;

bahwa Pemohon Banding mengatakan meneliti dulu sebelum dilakukan pembayaran, namun pada saat munculnya credit note yang disengketakan ini memang tidak diteliti, karena pada saat itu perusahaan merger dan karyawan berganti, sehingga jumlah royalti yang dibayarkan 4.5 % dari net sales;

bahwa Terbanding mengatakan ada beberapa patent yang dimiliki oleh MBT Holding AG dan BBB Co. Ltd;

bahwa Pemohon Banding mengatakan agreement royalty Pemohon Banding dengan Corte, Corte melakukan pembelian patent dari MBT Holding AG dan BBB Co. Ltd;

bahwa Majelis menanyakan Terbanding alasan utama tidak bisa dibiayakan apa;

bahwa Terbanding mengatakan beneficial owner sebenarnya diragukan, pembayaran ke Corte dengan banyak patent;

bahwa Majelis menanyakan Pemohon Banding credit note diterbitkan oleh siapa;

bahwa Pemohon Banding mengatakan credit note diterbitkan oleh Corte, secara substance sama dengan invoice, dengan adanya credit note akan dicatat oleh Pemohon Banding sebagai hutang sehingga fungsinya sama dengan invoice;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan membawa dokumen berupa : - Agreement Patent und Know How Lizenzvertrag;

- Daftar barang yang diproduksi dan dasar perhitungan royalty;

- Biaya lisensi oleh Dr MMM, Pengacara, Munchen dan Oswald Rohrer;

- Informasi internet atas trade mark Concresive

- Sertifikat Merek dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual atas Merek Rheplus, Wabo, Watson Bowman Acme, X-Cel;

bahwa berdasarakan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan Majelis berpendapat bahwa Corte adalah beneficial owner yang sebenarnya atas trade mark, technical know how dan patent terkait dengan pembayaran yang dilakukan Pemohon Banding;

bahwa dalam agreement disebutkan besaran royalty yang dibayarkan adalah 4% dari net sales namun nyatanya yang ditagih Corte sebesar 4,5% dari net sales sehingga jumlah royalty yang dapat dibiayakan Pemohon Banding adalah sebesar 4 % : 4.5 % x Rp.

1.058.468.271 = Rp. 940.860.685;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas maka koreksi Terbanding sebesar Rp.

117.607.586 (Rp. 1.058.468.271 – Rp. 940.860.685,-) tetap dipertahankan, dan koreksi sebesar Rp. 940.860.685 tidak dapat dipertahankan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menimbang : bahwa oleh karena atas jumlah PPh Badan yang masih harus /(lebih) dibayar yang disengketakan oleh Pemohon sebesar Rp 660.228.785,00, dibatalkan sebagian koreksi oleh Majelis, maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding;

Mengingat : Undang.undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang.undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Mengabulkan sebagian Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-1112/WPJ.07/2010 tanggal 02 November 2010 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan nomor : 00001/406/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Tahun Pajak 2008 atas nama : PT XXX sehingga perhitungan PPh Tahun Pajak 2008 yang masih harus (lebih) dibayar menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Kena Pajak

Rp. 2.765.329.556,00 Pajak Terhutang Rp. 812.098.700,00 Kredit Pajak (Rp. 1.457.886.090.00) Jumlah Pajak yang

kurang (lebih) dibayar

(Rp. 645.787.390,00)

Sanksi Administrasi Rp. 0,00 Jumlah yang masih

harus (lebih) dibayar

(Rp. 645.787.390,00)

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Majelis : bahwa koreksi penjualan lokal adalah berdasarkan penghitungan kembali atas harga jual per quantity sesuai dengan Meeting of Memorandum antara Pemohon Banding dengan

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Pajak Masukan Masa Pajak November 2012 sebesar Rp9.385.381,00 (merupakan bagian dari

bahwa dari hasil pemeriksaan Majelis atas data yang ada di dalam berkas banding diperoleh petunjuk bahwa penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen pada

bahwa karena tidak ada bukti pendukung yang dapat meyakinkan Majelis mengenai kebenaran jumlah Peredaran Usaha Tahun Pajak 2007 yang telah dilaporkan Pemohon Banding pada SPT

bahwa koreksi persediaan awal barang dagangan sebesar Rp 191.580.620,00 berdasarkan penghitungan dari kartu stock Pemohon Banding yang menurut Pemohon Banding adalah barang milik

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar