• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59777/PP/M.IVA/16/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59777/PP/M.IVA/16/2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59777/PP/M.IVA/16/2015

Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2010

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap 3 (tiga) Koreksi Terbanding sebesar Rp685.143.200,00, Pemohon Banding hanya banding atas 2 (dua) Koreksi, sebagai berikut :

1.1. Penyerahan CPO

2.2. Penyerahan Minyak Kotor

Rp 572.135.000,00 Rp 44.769.200,00

1.

Koreksi Positif atas Penyerahan CPO sebesar Rp572.135.000,00

Menurut Terbanding

: bahwa menurut Terbanding berdasarkan dokumen-dokumen yaltu Buku Catatan Trading, Catatan/Daftar Pengolahan Minyak Crude Palm Oil, Catatan/daftar Stock CPO Trading, Buku/Daftar Penjualan Minyak CPO, Pemohon Banding melakukan penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang PPN-nya harus dipungut sendiri yaitu minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Penyerahan barang kena pajak tersebut tidak dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Masa PPN;

Menurut Pemohon Banding

: bahwa didalam pengajuan Surat Keberatan Pemohon Banding Nomor 010/AMS-EXT/IX/2012 tanggal 4 September 2012 sudah Pemohon Banding jelaskan bahwa tidak ada Penjualan/Penyerahan CPO kepada beberapa pembeli sebagaimana yang dimaksud oleh KPP Pratama Kisaran yang terdapat di dalam kertas kerja pemeriksa dari hasil pemeriksaan SPT PPN Masa November 2010 sebesar Rp572.135.000,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa dalam surat banding, Pemohon Banding menyampaikan bahwa tidak ada penyerahan sebagaimana dimaksud oleh Terbanding, melainkan pemindahan stock CPO dari pabrik ke tangki timbun;

bahwa atas koreksi Penyerahan Crude Palm Oil (CPO), Pemohon Banding menyampaikan alasan bahwa penyerahan sebenarnya adalah pengiriman CPO ke Tangki Timbun di Medan dan bahwa atas sebagian penyerahan juga telah dilaporkan dalam Faktur Pajak. Sebagai bukti pendukung, Pemohon Banding telah menyerahkan bukti dokumen berupa Surat Pengantar Barang (SPB) dan Kartu Stock CPO yang menurut Pemohon Banding mendukung alasan keberatan Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan keterangan dan data pada saat proses keberatan, Pemohon Banding menyatakan bahwa pihak yang memindahkan CPO tersebut adalah CV ABC;

bahwa untuk menyelesaikan sengketa sebesar Rp.572.135.000,00 Majelis memberi kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan uji bukti kebenaran material, sebagai berikut : bahwa sesuai Berita Acara Uji Bukti, menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut :

bahwa transaksi dengan CV ABC adalah penggunaan jasa angkutan. Dimana Pemohon Banding menggunakan jasa CV ABC untuk mengangkut CPO ke DEF untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan lebih lanjut ini diperlukan karena mempunyai keasaman yang tinggi;

bahwa sesuai Berita Acara Uji Bukti, menurut Terbanding adalah sebagai berikut :

1. Koreksi Terbanding berdasarkan Buku Trading yang terkemuka keterangan didalamnya adanya penjualan CPO yang ditujukan kepada CV ABC Medan dan hal ini diperkuat dengan Surat Pengantar Barang CPO;

2. Argumentasi Pemohon Banding yang menyatakan penyerahan ke CV ABCMedan dalam rangka penimbunan untuk proses pengolahan lebih lanjut untuk menurunkan kadar keasaman CPO tidak dapat dibuktikan dengan laporan proses penurunan kadar keasaman. Sesuai dengan referensi akademisi (WWW.ESP.OR.ID), CPO tidak diproses lebih lanjut karena CPO adalah hasil akhir untuk end user dengan kadar Asam Lemak Bebas kurang dari 5 %;

3. Argumentasi Pemohon Banding terkait dengan pembayaran jasa angkutan tidak dapat dibuktikan karena perjanjian dan bukti potong PPh Pasal 23 tidak ada dan pembayaran yang dilakukan tidak dapat ditrasir di buku kas keluar (hal ini tidak disanggah di proses keberatan );

bahwa pada saat pembahasan Berita Acara Uji Bukti antara lain dapat diketahui data sebagai berikut : bahwa CV ABC yang menurut Pemohon Banding sebagai Pengusaha Jasa Angkutan adalah merupakan Adik dari Pemilik PT XXX;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa CPO dibawa ke pemilik tangki Timbun,DEF, adalah Ibu dari Pemilik PT XXX;

bahwa PT XXX terdaftar di KPP Kisaran sedangkan DEF, pemilik tangki timbun, dimana CPO tersebut diserahkan terletak di KPP Medan;

bahwa sesuai Pasal 1A ayat (1) huruf f Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN antara lain disebutkan bahwa yang termasuk pengertian penyerahan barang kena pajak adalah penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan atau penyerahan barang kena pajak antar cabang ; bahwa berdasarkan hal-hal di atas, dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :

bahwa Koreksi Terbanding disebabkan karena terdapat Penyerahan Barang Kena Pajak berupa CPO yang tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding sebesar Rp572.135.000,00;

bahwa menurut Terbanding CPO sebesar Rp572.135.000,00 diserahkan kepada CV ABC;

bahwa menurut Pemohon Banding, barang tersebut diserahkan kepada DEF di Medan sedangkan CV ABC adalah Pengusaha Jasa Angkut CPO;

bahwa untuk menyelesaikan sengketa tersebut Majelis memberi kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan Uji Bukti Kebenaran Material;

bahwa menurut Pemohon Banding dalam uji bukti bahwa transaksi dengan CV ABC adalah penggunaan jasa angkutan. Dimana Pemohon Banding menggunakan jasa CV ABC untuk mengangkut CPO ke DEF untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan lebih lanjut ini diperlukan karena mempunyai keasaman yang tinggi;

bahwa Pemohon Banding tidak membayar Jasa Angkutan karena Pemilik Jasa angkutan adalah adik dari Pemilik PT XXX;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa Pemilik tangki timbun,DEF, adalah Ibu dari Sdr.GHI, Pemilik PT XXX;

bahwa PT XXX terdaftar di KPP Kisaran sedangkan DEF, pemilik tangki timbun, dimana CPO tersebut diserahkan terletak di KPP Medan;

bahwa sesuai bukti pengantar barang, bahwa tertulis tujuan pengiriman barang antara lain adalah CV ABC;

bahwa sesuai Pasal 1A ayat (1) huruf f Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN bahwa penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan atau penyerahan barang kena pajak antar cabang termasuk dalam pengertian Penyerahan Kena Pajak;

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, menurut Majelis nilai sebesar Rp572.135.000,00 adalah termasuk Penyerahan Barang Kena Pajak, dengan demikian Koreksi Terbanding sebesar Rp572.135.000,00 tetap dipertahankan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

2. Koreksi Positif atas Penyerahan Minyak Kotor sebesar Rp44.769.200,00

Menurut

Terbanding

: Bahwa koreksi berdasarkan Daftar Penjualan Minyak Kotor (Miko), Pemohon Banding melakukan penyerahan barang kena pajak didalam daerah pabean yang PPN-nya harus dipungut sendiri yaitu Minyak Kotor (MIKO). Penyerahan Barang Kena Pajak tersebut tidak dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Masa PPN.

Menurut Pemohon Banding

: bahwa atas penjualan yang dilakukan oleh oknum karyawan ini bukan merupakan bagian dari penjualan Pemohon Banding, hal ini akan Pemohon Banding buktikan di persidangan. bahwa dari penjelasan tersebut diatas, maka Koreksi Terbanding atas DPP Penyerahan Minyak Kotor (MIKO) sebesar Rp44.769.200,00 Pemohon Banding tolak;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : bahwa DPP atas Penyerahan minyak kotor menurut Terbanding sebesar Rp.44.769.200,00 sedangkan menurut Pemohon Banding sebesar Rp.nihil sehingga terdapat Koreksi Terbanding sebesar Rp.44.769.200,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

bahwa sesuai Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan Nomor BA-098/WPJ.26/BD.0601/2012 tanggal 19 November 2012, diketahui bahwa harga Minyak Kotor diambil Terbanding dari harga penjualan CPO pada tanggal Faktur Pajak yang berdekatan dengan tanggal transaksi penjualan Minyak Kotor;

bahwa menurut Pemohon Banding adalah tidak sesuai dengan kenyataan jika harga Minyak Kotor (MIKO)/ kg disamakan dengan harga CPO/kg sebagaimana ditetapkan oleh Tim Pemeriksa;

bahwa menurut Pemohon Banding Tim Pemeriksa telah menetapkan harga minyak kotor dengan berdasarkan asumsi belaka karena tidak disertai dengan data-data harga yang berlaku;

bahwa sesuai Berita Acara Pembahasan sengketa Perpajakan Nomor : BA-106/WPJ.26/BD.0601/2012 tanggal 3 Desember 2012, Pemohon Banding menyampaikan bahwa Harga MIKO Rp.2.500,00 adalah harga pasaran hasil klarifikasi harga ke pihak yang biasa membeli MIKO (dalam hal ini pabrik sabun);

bahwa DPP atas Minyak Kotor menurut Terbanding dan Pemohon Banding jika disandingkan adalah sebagai berikut :

No Uraian Menurut

Pemohon Banding

Menurut Terbanding

Koreksi

1 Kuantum 5,420 5,420 -

2 Harga per Kg 2,500 8,260 5,760

3 DPP 13,550,000 44,769,200 31,219,200

bahwa dalam surat keberatan, Pemohon Banding mengakui adanya transaksi penjualan Minyak Kotor tetapi mengajukan keberatan atas harga Minyak Kotor yang ditetapkan oleh Terbanding;

bahwa Pemohon banding mengetahui adanya penyerahan MIKO yang belum dilaporkan dari pemeriksa, tetapi tidak ada data/ dokumen penjualan, dikarenakan administrasi Wajib Pajak yang belum tertib ; bahwa Arus kas tidak dapat dibuktikan karena penjualan dilakukan oleh Manajer Pabrik pada waktu itu tanpa laporan kepada Direktur";

bahwa untuk menyelesaikan sengketa tersebut Majelis memberi kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan Uji Bukti Kebenaran Material;

bahwa menurut Berita Acara uji bukti kebenaran material menurut Pemohon Banding :

bahwa Terbanding menggunakan harga Miko yang berlaku pada saat itu, sama dengan harga CPO;

bahwa menurut Pemohon Banding, Miko adalah limbah dimana harga jualnya tidak sama dengan CPO, Limbah tersebut mempunyai nilai ekonomis namun nilai ekonomis antara CPO dengan limbahnya adalah hal yang berbeda;

bahwa menurut Berita Acara uji bukti kebenaran material menurut Terbanding :

Pemohon Banding tidak dapat memberikan bukti argumentasinya terkait harga Miko per kg;

Pemohon Banding mengakui adanya nilai ekonomis dari Miko;

Terbanding menyampaikan ulasan akademisi harga Miko per kg dalam persidangan banding;

Substansi Koreksi tetap dipertahankan.

bahwa pada saat persidangan, Terbanding menyampaikan data yang diambil dari email : [email protected] mobile phone : 0XXX.XX.XX.XXXX;

bahwa menurut Email XXX @ yahoo.com tersebut, harga Miko memiliki ffa 17% hingga 40 % harga di pasaran berkisar antara Rp3.500,00 sd Rp4.000,00 per kg;

bahwa pada saat persidangan Pemohon Banding menyatakan setuju bahwa harga Miko per kg adalah sebesar Rp3.500,00 karena barang tersebut dijual oleh Manajer Pabrik di pabrik kelapa sawit;

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, mengingat harga Miko menurut data dari Terbanding adalah berkisar antara Rp3.500,00 sd Rp4.000,00 per kg dan Pemohon Banding tidak keberatan dengan harga Rp3.500,00, maka Majelis berpendapat bahwa harga Miko yang menjadi sengketa adalah Rp3.500,00 per kg, dengan demikian Koreksi Terbanding sebesar Rp44.769.200,00 menurut Majelis menjadi Koreksi yang Tetap Dipertahankan sebesar 5.420 kg x Rp3.500,00 = Rp18.970.000,00 sedangkan Koreksi yang Tidak Dapat Dipertahankan sebesar Rp25.799.200,00;

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Koreksi Terbanding sebesar Rp685.143.200,00 menurut Majelis menjadi : Koreksi Terbanding yang Tidak Dapat Dipertahankan sebesar Rp25.799.200,00 dan Koreksi Terbanding yang Tetap Dipertahankan sebesar Rp659.344.000,00 dengan perincian sebagai berikut :

No DPP Koreksi

Terbanding

Koreksi Terbanding Tidak Dapat Dipertahankan

Koreksi Terbanding

Tetap Dipertahankan

-

1 Penyerahan CPO 572,135,000 - 572,135,000

2 Penyerahan Minyak Kotor

44,769,200 25,799,200 18,970,000

3 Penyerahan Inti Sawit

68,239,000 - 68,239,000

Jumlah 685,143,200 25,799,200 659,344,000

bahwa dengan adanya Koreksi Terbanding yang Tidak dapat Dipertahankan sebesar Rp25.799.200,00, maka PPN yang masih harus dibayar dihitung kembali menjadi, sebagai berikut :

No Uraian Menurut Terbanding Koreksi Terbanding Tidak Dapat Dipertahankan

Menurut Majelis

1 DPP atas Ekspor 7,886,514,500 - 7,886,514,500

2 DPP atas Penyerahan yang DPPnya harus dipungut sendiri

685,143,200 25,799,200 659,344,000

3 DPP atas Penyerahan yang PPN nya tidak dipungut

6,675,435,600 - 6,675,435,600

4 DPP atas Penyerahan yang dibebaskan dari Pengenaan PPN

25,833,600 - 25,833,600

5 Jumlah Seluruh Penyerahan

15,272,926,900 25,799,200 15,247,127,700

6 Pajak Keluaran 68,514,320 2,579,920 65,934,400

7 Pajak Masukan 38,036,474 - 38,036,474

8 Jumlah Perhitungan PPN Kurang/(Lebih) bayar

30,477,846 2,579,920 27,897,926

9 Kelebihan Dikompensasikan

38,036,474 - 38,036,474

10 PPN Kurang / (Lebih) dibayar

68,514,320 2,579,920 65,934,400

11 Sanksi Administrasi 49,618,055 980,369 48,637,686

1.Bunga Pasal 13 (2) = 38

%

11,581,581 980,369 10,601,212

2.Kenaikan Pasal 13 (3) 38,036,474 - 38,036,474

12 Jumlah PPN yang masih harus dibayar

118,132,375 3,560,289 114,572,086

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa menggenai Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kelebihan pajak yang sudah dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa atas hasil Pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;

Menimbang : bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding, sehingga DPP PPN atas penyerahan yang dipungut sendiri dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

DPP PPN menurut Terbanding Koreksi yang tidak dapat dipertahankan DPP PPN menurut Majelis

Rp 685.143.200,00 Rp 25.799.200,00 Rp 659.344.000,00

Mengingat :Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Memutuskan Menyatakan mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-239/WPJ.26/2013 tanggal 2 Agustus 2013, tentang keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak November 2010 Nomor:00034/207/10/115/12 tanggal 22 Juni 2012 sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-10006/WPJ.26/KP.0203/2012 tanggal 17 Desember 2012, atas nama : PT XXX, dan pajaknya dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak

- Penyerahan Ekspor Rp 7.886.514.500,00 - Penyerahan yang PPN harus

dipungut

Rp 659.344.000,00 - Penyerahan yang PPN nya

tidak dipungut

Rp 6.675.435.600,00 - Penyerahan yang dibebaskan Rp 25.833.600,00

Jumlah seluruh penyerahan Rp 15.247.127.700,00

Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri

Rp 65.934.400,00 Pajak Masukan yang dapat

diperhitungkan

Rp 38.036.474,00 Jumlah Perhitungan PPN

Kurang/ (Lebih) Bayar

Rp 27.897.926,00 Kompensasi ke Masa Pajak

berikutnya

Rp 38.036.474,00 Jumlah PPN yang kurang

dibayar

Rp 65.934.400,00 Saksi Administrasi :

- Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp 10.601.212,00

- Pasal 13 ayat (3) UU KUP Rp 38.036.474,00

PPN yang masih kurang/ (lebih) dibayar

Rp 114.572.086,00

Demikian diputus di Jakarta pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 berdasarkan musyawarah Majelis IVA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Drs. QWE, M.M. --- RTY, S.H., M.Sc. --- Drs. ASD --- FGH SH.,M.Kn ---

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera

Pengganti,

Putusan Nomor : Put-59777/PP/M.IVA/16/2015 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2015 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Drs. QWE, M.M. --- JKL, S.H. --- RTY, S.H., M.Sc. --- FGH SH.,M.Kn ---

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding serta tidak dihadiri oleh Terbanding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa ternyata bukti-bukti tersebut (termasuk yang asli) oleh Terbanding belum dikembalikan kepada Pemohon Banding, dan Majelis meminta kepada Terbanding untuk memberikan

bahwa menanggapi bukti-bukti terkait, Terbanding dalam uji bukti menyatakan bahwa atas dokumen yang disampaikan oleh Pemohon Banding yang berkaitan dengan Pajak Masukan senilai

Menurut Pemohon : bahwa beban bunga pinjaman dari Rabo Bank tidak diakui oleh Terbanding dengan alasan karena Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti tanda terima

bahwa menurut Terbanding berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dan butir dalam agreement tersebut di atas maka menurut Terbanding pengertian Technical Fee tersebut termasuk

bahwa melihat bukti-bukti, dokumen, dan fakta-fakta hukum dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa banding Pemohon Banding atas koreksi Terbanding berupa Pajak Masukan

Menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan untuk

menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan bahwa

bahwa berdasarkan penjelasan Terbanding, pihak Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding agar keseluruhan Objek PPh Pasal 21 dikelompokkan atau dipetakan mana