• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2016/PP/M.IXB Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2016/PP/M.IXB Tahun 2018"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-110777.19/2016/PP/M.IXB Tahun 2018

Jenis Pajak : Bea Masuk

Tahun Pajak : 2016

Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan, terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah penetapan pembebanan tarif PPN atas impor Frozen Shrimp, Negara asal Indonesia, yang diberitahukan oleh Pemohon Banding dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016 dengan pembebanan tarif PPN 10% (Bebas 100%), dan ditetapkan oleh Terbanding menjadi PPN 10% (Bayar 100%), sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 276.148.000 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai:

a. Pasal 1 ayat (1):

Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas impornya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai meliputi : ...,(b) barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran peraturan Pemerintah ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemenntah ini;

b. Pasal 3 ayat (2):

Pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, tanpa menggunakan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai.

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.010/2015 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk:

a. Pasal 2 ayat (1):

Atas impor Barapg Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

b. Pasal 2 ayat (2):

Menyimpang dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), atas impor sebagian Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah;

c. Pasal 2 ayat (3):

Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah: (o) barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama dengan kualitas pada saat diekspor;

d. Pasal 2 ayat (3a):

Fasilitas tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat diberikan terhadap Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf o, sepanjang pada saat ekspor Barang Kena Pajak dimaksud dinyatakan akan diimpor kembali.

bahwa pada Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang diajukan melalui KPPBC Tipe Madya Pabean B Makassar dan mendapatkan nomor pendaftaran 00XXXX tanggal 03 September 2016, jenis ekspor diberitahukan sebagai ekspor biasa dan tidak dicantumkan bahwa barang tersebut akan diimpor kembali;

bahwa Kepala KPPBC TMP B Makassar melakukan konfirmasi ke Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar melalui surat Nomor S-161/WBC.15/KPP.01/2016 tanggal 22 Februari 2016 hal Penegasan Pembebasan Dari Pungutan PPN Atas Barang Re-impor;

bahwa Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar melalui surat Nomor S1585/WPJ.15/KP.06/2016 tanggal 26 Februari 2016 menegaskan bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dan Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah peraturan pemerintah yang mengatur mengenai ketentuan impor barang yang bersifat strategis dan tidak mengatur kegiatan re-impor sehingga sepanjang kegiatan yang dimaksudkan oleh Wajib Pajak tidak sesuai dengan Pasal 2 huruf 3a Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.010/2015 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dan Pungutan Bea Masuk, maka atas kegiatan tersebut merupakan obyek pajak pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 106/PMK.04/2007 tentang Pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai atas Impor Kembali Barang yang Telah Diekspor, Pasal 2 ayat (1): Atas pemasukan barang-barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf a diberikan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain, Pasal 3 ayat (1):

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22: ..., d. Impor kembali (re-impor), yang meliputi barangbarang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terhadap re-impor Pemohon Banding ditetapkan ke dalam Pos Tarif 0306.17.1090, BM 5% (bebas 100%), PPN 10% (bayar 100%), dan PPh 2,5% (bebas 100%);

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Pemohon : bahwa atas barang yang diimpor oleh Pemohon Banding dengan PIB 00XXXX berupa Frozen Shrimp yang diklasifikasikan dalam pos tarif 0306.17.1020 tidak termasuk jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (tidak termasuk barang Bukan Barang Kena Pajak) namun termasuk barang yang bersifat strategis yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2001 tentang impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah terakhir dengan perubahan keempat, yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007, Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 Tentang Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa dengan demikian PIB 00XXXX sejumlah 1.050 karton dengan uraian barang Frozen Shrimp yang diklasifikasikan ke dalam pos tarif 0306.17.1020 dengan pembebanan tarif BM 5% (Bebas 100%), PPN 10% (Bebas 100%), PPh Pasal 22 2,5% (Bebas 100%) (tanpa pungutan bea masuk dan PDRI);

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai Keputusan Terbanding Nomor: KEP-268/WBC.15/2016 tanggal 22 Desember 2016 dimana atas importasi Pemohon Banding dengan PIB Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016, jenis barang Frozen Shrimp, ditetapkan oleh Terbanding dikenakan pembebanan tarif PPN 10% (Bayar 100%), sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 276.148.000;

bahwa menurut Terbanding, terhadap re-impor Pemohon Banding ditetapkan ke dalam pos tarif 0306.17.1090, BM 5% (Bebas 100%), PPN 10% (Bayar 100%), PPh Pasal 22 2,5%

(Bebas 100%) dengan alasan sebagai berikut:

1. bahwa pada Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang diajukan melalui KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak dan mendapatkan nomor pendaftaran 009612 tanggal 03 September 2016, jenis ekspor diberitahukan sebagai ekspor biasa dan tidak dicantumkan bahwa barang tersebut akan diimpor kembali;

2. bahwa Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Makassar melakukan konfirmasi ke Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar melalui surat Nomor S- 161/WBC.15/KPP.01/2016 tanggal 22 Februari 2016 hal Penegasan Pembebasan dari Pungutan PPN Atas Barang Re-impor;

3. bahwa Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar melalui surat Nomor S- 1585/WPJ.15/KP.06/2016 tanggal 26 Februari 2016 menegaskan bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah peraturan pemerintah yang mengatur mengenai ketentuan impor barang yang bersifat strategis dan tidak mengatur kegiatan re-impor, sehingga sepanjang kegiatan yang dimaksudkan oleh Wajib Pajak tidak sesuai dengan Pasal 2 huruf 3a Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.010/2015 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk, maka atas kegiatan tersebut merupakan obyek pajak pemungutan Pajak Pertambahan. Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan penetapan Terbanding dalam keputusan keberatan Nomor: KEP-268/WBC.15/2016 tanggal 22 Desember 2016 dan pada pokoknya mengemukakan halhal sebagai berikut:

1. bahwa atas barang yang diimpor oleh Pemohon Banding dengan PIB 00XXXX berupa Frozen Shrimp yang diklasifikasikan dalam pos tarif 0306.17.1020 tidak termasuk jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (tidak termasuk barang Bukan Barang Kena Pajak) namun termasuk barang yang bersifat strategis yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2001 tentang impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah terakhir dengan perubahan keempat, yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007, Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 Tentang Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

2. bahwa dengan demikian PIB 00XXXX sejumlah 1.050 karton dengan uraian barang Frozen Shrimp yang diklasifikasikan ke dalam pos tarif 0306.17.1020 dengan pembebanan tarif BM 5% (Bebas 100%), PPN 10% (Bebas 100%), PPh Pasal 22 2,5% (Bebas 100%) (tanpa pungutan bea masuk dan PDRI);

bahwa ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengatur antara lain sebagai berikut:

Pasal 1 ayat (1) huruf b, antara lain menjelaskan:

Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas impornya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai meliputi barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini;

Pasal 1 ayat (2) huruf b, antara lain menjelaskan:

Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai meliputi barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini;

Pasal 3 ayat (2)

Pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas impor dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h dan huruf i serta Pasal 1 ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,hurufi, huruf j dan huruf k, tanpa mengggunakan Surat Keterangan bebas Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 a quo, komoditi udang dalam kondisi segar, hidup ataupun dingin, beku, dengan atau tanpa kepala, adalah termasuk barang hasil kelautan dan perikanan yang bersifat strategis yang atas impor dan/atau penyerahannya dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai;

bahwa pada saat ekspor komoditi udang, Pemohon Banding memberitahukan dengan Pemberitahuan Ekspor Barang Nomor: 00XXXX tanggal 03 September 2016 dan pada saat reimpornya, Pemohon Banding memberitahukan dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016;

bahwa Surat dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar Nomor: S- 1383/WPJ.15/KP.06/2016 tanggal 12 Februari 2016 antara lain menyatakan bahwa komoditi udang termasuk barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan sehingga atas impornya dibebaskan dari pengenaan PPN tanpa menggunakan Surat Keterangan Bebas PPN;

bahwa Surat dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Nomor: S- 530/PJ.02/2016 tanggal 23 Juni 2016 antara lain menyatakan bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 9 dan Pasal 4 ayat (1) huruf b Undang-undang PPN, atas kegiatan impor kembali Barang Kena Pajak terutang PPN, namun mengingat impor kembali yang dilakukan oleh PT QWE merupakan impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis, maka atas impor tersebut dibebaskan dari pengenaan PPN;

bahwa Surat dari Direktorat Teknis Kepabeanan Nomor: S-717/BC.02/2017 tanggal 03 Agustus 2017 antara lain menyatakan bahwa barang PT QWE merupakan barang strategis yang dapat dibebaskan dari pengenaan PPN dengan catatan PT QWE tidak mendapatkan pengembalian atau pengkreditan PPN ketika ekspornya;

bahwa barang impor dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016, Majelis berpendapat bahwa jenis barang adalah Frozen Shrimp (udang dalam keadaan beku) dan merupakan barang reimpor karena negara asal barang adalah Indonesia;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat barang reimpor Frozen Shrimp, Negara asal Indonesia, memenuhi kriteria sebagai Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas impornya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menimbang : bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, Majelis berpendapat barang reimpor berupa Frozen Shrimp yang diberitahukan Pemohon Banding dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016 dikenakan pembebanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tarif 10% (Bebas 100%), oleh karenanya Majelis berkesimpulan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding dengan membatalkan Keputusan Nomor: KEP-268/WBC.15/2016 tanggal 22 Desember 2016, sehingga tagihan PPN-nya adalah nihil;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undangundang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-268/WBC.15/2016 tanggal 22 Desember 2016 tentang Penetapan atas Keberatan Pemohon Banding terhadap SPTNP Nomor:

000188/NTL/WBC.15/KPP.01/2016 tanggal 28 November 2016, atas nama: PT QWE, dan menetapkan atas barang reimpor berupa Frozen Shrimp yang diberitahukan dalam PIB Nomor: 00XXXX tanggal 28 November 2016, dikenakan pembebanan tarif PPN 10%

(Bebas 100%), sehingga Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang masih harus dibayar nihil;

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan yang dicukupkan pada hari Kamis tanggal 07 Desember 2017 oleh Hakim Majelis IXB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Drs. ABC, M.M., M.H.

Drs. DEF, M.M.

Ir. GHI, M.Eng.

dengan dibantu oleh JKL, S.E.

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2018, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, dan Pemohon Banding, dan tidak dihadiri oleh Terbanding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa ternyata bukti-bukti tersebut (termasuk yang asli) oleh Terbanding belum dikembalikan kepada Pemohon Banding, dan Majelis meminta kepada Terbanding untuk memberikan

: bahwa koreksi objek PPh Pasal 21 dilakukan oleh Terbanding berdasarkan ekualisasi dengan pos-pos biaya di PPh Badan yang memiliki kecenderungan sebagai objek PPh Pasal 21

bahwa dengan melaporkan transaksi Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak yang Digunggung Masa Pajak Mei 2016 sebesar Rp1.987.955.818,00 berarti Penggugat membuat Faktur Pajak

Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan, terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah penetapan klasifikasi atas barang impor One Lot of Excavator Parts,

bahwa Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar melalui surat Nomor S1585/WPJ.15/KP.06/2016 tanggal 26 Februari 2016 menegaskan bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

bahwa berdasarkan uraian di atas, Hakim Dissenting berpendapat bahwa barang impor Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) adalah “Plastic Footwears”

bahwa terkait alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa kaolin tidak termasuk barang yang atas penyerahannya terutang Pajak Pertambahan Nilai, Majelis berpendapat bahwa sengketa

bahwa Terbanding menetapkan nilai pabean menjadi sebesar CIF USD17,981.00, dengan Metode Pengulangan (Fallback) Nilai Transaksi Barang Serupa Yang Diterapkan Secara Fleksibel