Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-117489.19/2017/PP/M.IXB Tahun 2018
Jenis Pajak : Bea Masuk
Tahun Pajak : 2017
Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan, terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah penetapan pembebanan tarif bea masuk atas impor SBR 1712, Negara asal Korea, yang diberitahukan oleh Pemohon Banding dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor: 172904 tanggal 20 April 2017 dengan pembebanan tarif bea masuk AK-FTA sebesar 0%, dan ditetapkan oleh Terbanding menjadi tarif bea masuk MFN sebesar 5%, sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar Rp 32.582.000 yang tidak disetujui Pemohon Banding;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Terbanding : bahwa sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 dan Penjelasan Tertulis dengan Surat Nomor: SR-249/KPU.01/BD.10/2017 tanggal 30 Mei 2017, Terbanding pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
bahwa berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa atas importasi Pemohon Banding dalam pengangkutannya terdapat proses transit di Shanghai (China), Ningbo (China), Hongkong, tetapi Pemohon Banding tidak melampirkan Through Bill of Lading dan dokumen pendukung sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan direct consignment;
bahwa berdasarkan Article 5, Agreement On Trade In Goods Under The Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Among The Governments of the Member Countries of The Association Of Southeast Asian Nations And The Republic Of Korea, ketentuan asal barang (ROO) dan prosedur operasional sertifikasi (OCP) dijelaskan pada Annex 3, sebagaimana kutipan sebagai berikut:
ARTICLE 5 Rules of Origin
The Rules of Origin and the Operational Certification Procedures applicable to the goods covered under this Agreement are set out in Annex 3 and its Appendices.
bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional, tentang ketentuan mengenai kriteria pengiriman Iangsung, sebagai berikut:
BAB II
KETENTUAN ASAL BARANG (RULES OF ORIGIN) Pasal 3
(1) Untuk dapat menggunakan Tarif Preferensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, barang yang diimpor harus memenuhi Ketentuan Asal Barang (Rules Of Origin).
(2) Ketentuan Asal Barang (Rules Of Origin) sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. kriteria asal barang;
b. kriteria pengiriman Iangsung; dan c. ketentuan prosedural.
bahwa berdasarkan Rule 9 pada Annex 3 The Rules of Origin for AKFTA jo. Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional, disebutkan ketentuan terkait pengiriman langsung (direct consigment), sebagaimana kutipan berikut ini:
Pasal 5
Kriteria pengiriman langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b meliputi:
a. barang impor dikirim langsung melalui Negara Anggota yang menerbitkan SKA ke dalam daerah pabean, atau
b. barang impor dikirim dari Negara Anggota yang menerbitkan SKA melalui Negara lain (transit atau transhipment) dengan ketentuan:
1. barang impor tersebut tidak terjadi proses pengolahan di negara transit selama melakukan transit/transhipment, kecuali proses bongkar muat, penyimpanan, atau proses lain yang ditujukan untuk menjaga kualitas dan/atau keamanan barang;
2. barang impor tersebut tidak ada proses jual beli atau kegiatan komersial di negara transit; dan
3. transit/transhipment dilakukan semata-mata karena perimbangan geografis, ekonomis, dan keperluan logistik.
bahwa berdasarkan Rule 15 pada Annex 3 The Rules of Origin for AKFTA disebutkan bahwa klaim atas tarif preferensi dalam rangka AKFTA hanya diberikan apabila importasi memenuhi ketentuan pada prosedur operasional sertifikasi (OCP), sebagaimana kutipan sebagai berikut:
Rule 15 Certificate of Origin
A claim that products shall be accepted as eligible for preferential tariff shall be supported by a Certificate of Origin issued by a competent authority designated by the exporting Party and notified to the all other Parties in accordance with the Operational Certification Procedures, as set out in Appendix 1.
bahwa berdasarkan Rule 19 pada Apendix 1 OCP for The Rules of Origin for AKFTA jo Lampiran Ill huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional, untuk memenuhi ketentuan mengenai kriteria pengiriman langsung, importir harus menyerahkan dokumen-dokumen yang membuktikan bahwa barang impor telah memenuhi kriteria pengiriman langsung, sebagaimana kutipan berikut ini:
Lampiran III
B. Kriteria Pengiriman Langsung
Pengiriman barang impor melalui transit atau transhipment di satu atau lebih Negara antara memenuhi kriteria pengiriman langsung apabila dibuktikan dengan dokumen sebagai berikut:
1. Through Bill of Lading atau dokumen pengangkutan lainnya yang diterbitkan di negara pengekspor dan menunjukkan keseluruhan rute perjalanan dari negara pengekspor, termasuk kegiatan transit atau transhipment, sampai ke daerah pabean;
2. Form AK yang diterbitkan oleh instansi Penerbit SKA di negara pengekspor;
3. Copy invoice asli dari barang tersebut; dan
4. Dokumen pendukung lainnya yang membuktikan pemenuhan ketentuan Pasal 5 huruf b Peraturan Menteri ini.
bahwa berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional, untuk memenuhi ketentuan mengenai kriteria pengiriman langsung, importir harus menyerahkan dokumen-dokumen yang membuktikan bahwa barang impor telah memenuhi kriteria pengiriman langsung, sebagaimana kutipan berikut ini:
Pasal 10
1. Untuk memenuhi ketentuan mengenai kriteria pengiriman langsung melalui negara lain (transit atau transhipment) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, importir harus menyerahkan dokumen-dokumen yang membuktikan bahwa barang yang diimpor telah memenuhi kriteria pengiriman langsung kepada Pejabat Bea dan Cukai.
2. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi dengan dokumen dari instansi kepabeanan negara transit yang menyatakan bahwa barang tersebut tidak mengalami proses apapun kecuali proses bongkar dan must, penyimpanan, atau proses lainnya yang ditujukan untuk menjaga kualitas dan/atau keamanan barang.
bahwa berdasarkan penelitian di atas dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
(1) bahwa importasi Pemohon Banding dalam pengangkutannya terdapat proses transit di Shanghai (China), Ningbo (China), Hongkong, (indirect consignment);
(2) bahwa Pemohon Banding tidak melampiran Through Bill of Lading yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang dan diterbitkan oleh negara pengekspor dan dokumen pendukung lain yang menyatakan bahwa barang impor yang dipermasalahkan benar diangkut dari Korea dan membuktikan bahwa kegiatan transit sesuai ketentuan pada Rule 9 ROO of AKFTA jo d. Pasal 5 PMK No.
205/PMK.04/2015 sebagaimana dipersyaratkan pada Rule 19 Revised OCP for the ROO of AKFTA jo. Lampiran 3 huruf B PMK No. 205/PMK.04/2015;
bahwa berdasarkan uraian di atas, terhadap importasi yang diberitahukan dalam PIB nomor 172904 tanggal 20 April 2017 tidak dapat diberikan tarif preferensi BM dalam rangka Skema AKFTA, sehingga diberlakukan tarif yang berlaku umum (MFN).
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan penetapan Terbanding dalam keputusan keberatan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017, dan dalam Penjelasan Tertulis dengan Surat Nomor: 96/SRT-TU/VII/2018 tanggal 09 Juli 2018 pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
bahwa berdasarkan SPTNP-009180/NOTUL/KPU-TP/BD.02/2017 tanggal 09 Mei 2017, terhadap importasi di atas yang dipermasalahkan adalah besarnya tarif bea masuk atas barang impor yang mendapat Preferensi tarif berdasarkan Fasilitas AK-FTA (Asean Korea Free Trade Area), atas pemenuhan ketentuan pengiriman langsung (Direct Consignment);
bahwa berdasarkan penelitian PIB nomor 172904 tanggal 20 April 2017 impor barang SBR 1712 sebagaimana dimaksud berasal dari Korea menggunakan fasilitas Form AK Nomor:
K001-17-0252716 tanggal 04 April 2017 yang telah diterbitkan dan ditandatangani oleh Pejabat berwenang di Korea;
bahwa untuk barang SBR 1712 adalah benar-benar dari negara Korea dan kapal mengalami Transit. Di China dan Hongkong barang Pemohon Banding benar-benar tidak dibuka dan kemudian diangkut menggunakan kapal Bomar Hamburg ke Jakarta, Indonesia. Ada Certificate of Non-Manipulation serta Manifest. Menurut Pemohon Banding seharusnya Pemohon Banding diberikan tarif prefensi atas Form AK yang berlaku tersebut;
bahwa menurut Pemohon Banding dalam peraturan hukum mengikat khususnya yang mengatur tentang AK-FTA seperti PMK 118/PMK.011/2012 jadi Menurut Pemohon Banding tidak ada satupun pelanggaran yang dilakukan pemohon banding atas Peraturan Menteri Keuangan tersebut di atas;
bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding menetapkan Keputusan ini tidak mendasar, oleh karena itu melalui Majelis yang memutus dan memeriksa perkara ini dapat membatalkan KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017, karena menurut Pemohon Banding Form AK yang ada sudah benar dan sah.
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 dimana atas importasi Pemohon Banding dengan PIB Nomor: 172904 tanggal 20 April 2017, jenis barang SBR 1712, ditetapkan oleh Terbanding tidak mendapatkan preferensi tarif dalam rangka skema ASEAN-Korea Free Trade (AK-FTA) dan dikenakan pembebanan tarif bea masuk MFN sebesar 5%, dikarenakan tidak memenuhi ketentuan direct consignment, sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar Rp 32.582.000;
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan penetapan Terbanding dalam keputusan keberatan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 dan pada pokoknya mengemukakan alasan bahwa pemenuhan untuk mendapatkan tarif bea masuk barang dalam rangka Skema ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), Form AK Nomor: K001-17- 0252716 tanggal 04 April 2017 telah Pemohon Banding beritahukan pada Pemberitahuan Impor Barang (PIB) nomor pendaftaran 172904 tanggal 20 April 2017 telah sesuai dengan peraturan yang berlaku;
bahwa Pemohon Banding melakukan importasi SBR 1712 dengan PIB Nomor: 172904 tanggal 20 April 2017 menggunakan preferensi tarif ASEAN-Korea Free Trade Area (AK- FTA) dengan melampirkan Form AK Nomor: K001-17-0252716 tanggal 04 April 2017;
bahwa Terbanding menolak memberikan tarif preferensi dalam rangka AK-FTA karena meragukan Form AK Nomor: K001-17-0252716 tanggal 04 April 2017, dan Terbanding melakukan retroactive check (konfirmasi) kepada Korea Customs Service dengan surat nomor: S-3901/KPU.01/2017 tanggal 06 Juli 2017 perihal Confirmation on Certificate of Origin;
bahwa Korea Customs Service dengan surat Nomor: KCS-E-17-062201 tanggal 13 Oktober 2017 mengirimkan hasil konfirmasi kepada Terbanding atas surat Terbanding Nomor: S- 3901/KPU.01/2017 tanggal 06 Juli 2017, dan antara lain menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. bahwa menurut Rule 19 Appendix 1 ASEAN-Korea Free Trade Agreement, B/L diterbitkan di bawah kondisi bahwa forwarder pertama bertanggung jawab atas keseluruhan rute pengangkutan;
2. bahwa walaupun kapal melalui setidakny satu dari China, Hongkong, Vietnam, Thailand dan Singapore, dikonfirmasikan bahwa tidak ada proses unloading dan reloading terkait dengan Rule 9 Annex 3 dalam Korea-ASEAN Free Trade Agreement. Oleh karenanya, barang-barang yang perifikasi memenuhi persyaratan direct consignment;
3. bahwa SKA diterbitkan secara patut dan secara sah oleh the Korea Chamber of Commerce dan Industry (KCCI), otoritas penerbit SKA di Korea;
bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 24/PMK.010/2017 tanggal 27 Februari 2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-Korea Free Trade Area, antara lain disebutkan bahwa:
Pasal 1
(1) Menetapkan tarif bea masuk atas impor barang dari negara negara-negara anggota ASEAN dan Republik Korea dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
(1) Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud pada Pasal 1, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area yang lebih rendah dari tarif bea masuk yang berlaku secara umum, hanya diberlakukan terhadap barang impor yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (Form AK) yang telah ditandatangani oleh pejabat berwenang di negara-negara bersangkutan dan telah memenuhi ketentuan asal barang sesuai perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Area;
b. Importir, pengusaha tempat penimbunan berikat, dan pengusaha pusat logistik berikat wajib mencantumkan nomor referensi Surat Keterangan Asal (Form AK) sebagaimana dimaksud pada huruf a dan kode fasilitas 55 pada pemberitahuan pabean impor;
c. Lembar asli dari Surat Keterangan Asal (Form AK) dalam rangka ASEAN- Korea Free Trade Area sebagaimana dimaksud pada huruf a, wajib disampaikan oleh:
1. importir, pada saat pengajuan dokumen pemberitahuan pabean impor sebagaimana dimaksud pada huruf b di kantor pabean pelabuhan pemasukan;
2. pengusaha tempat penimbunan berikat, paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Pemberitahuan Impor Barang untuk ditimbun di tempat penimbunan berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen; dan
3. pengusaha pusat logistik berikat, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Impor untuk ditimbun di pusat logistik berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen.
d. Dalam hal tarif bea masuk yang berlaku secara umum lebih rendah dari tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area sebagaimana tercantum dalam Lampiran, tarif yang berlaku adalah tarif bea masuk yang berlaku secara umum;
bahwa pada saat mengajukan PIB, Pemohon Banding telah melampirkan Form AK Nomor:
K001-17-0252716 tanggal 04 April 2017 yang telah ditandatangani oleh Pejabat berwenang di Korea;
bahwa berdasarkan Bill of Lading Nomor: KMTCDSN0255088 tanggal 31 Maret 2017, barang impor dikirim dari Daesan, Korea menuju Jakarta menggunakan kapal Sinokor Qingdao 0290S, dengan kontainer nomor TEMU5753825 dan no. segel KF763210, sebanyak 15 Box dengan total berat kotor 19.680,00 Kgs;
bahwa berdasarkan Form AK, Invoice dan Packing List, diketahui Vessel’s name Sinokor Qingdao 0290S, jumlah kemasan barang 15 Box, dengan berat kotor 19.680,00 Kgs;
bahwa berdasarkan Inward Manifes BC 1.1 Nomor: 001628 tanggal 18 April 2017, diketahui bahwa barang impor sebanyak 15 Box dan berat kotor 19.680,00 Kgs dengan Bill of Lading Nomor: KMTCDSN0255088, kontainer nomor TEMU5753825 dan no. segel KF763210, diangkut dengan kapal Sinokor Qingdao 0290S;
bahwa berdasarkan SPPB Nomor: 172563/KPU.01/2017 tanggal 20 April 2017, diketahui bahwa barang impor dengan Bill of Lading Nomor: KMTCDSN0255088, kontainer nomor TEMU5753825, sebanyak 15 Box, berat kotor 19.680,00 Kgs, diangkut dengan kapal Sinokor Qingdao 0290S;
bahwa Certificate dari QWE Co., Ltd. antara lain menerangkan bahwa barang-barang dengan Bill of Lading Nomor: KMTCDSN0255088, diangkut dengan kapal Sinokor Qingdao 0290S, tidak ada kegiatan atau penanganan atas kontainer di China dan Hongkong. Nomor kontainer dan segel tetap sama terlepas dari adanya transshipment;
bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis menyimpulkan bahwa barang impor pada saat transit tidak diturunkan dari kapal dan tidak dibongkar dari dalam kontainer, dengan demikian Majelis menyimpulkan barang tersebut benar berasal dari Korea dan tidak mengalami proses apa pun selama transit;
bahwa menurut Majelis karena barang impor telah dilengkapi persyaratan preferensi tarif AKFTA berupa Surat Keterangan Asal (SKA) Form AK yang menjelaskan identitas barangnya, telah dicap/stempel, telah ditandatangani oleh Pejabat berwenang Korea, dan telah dikeluarkan dari Negara Korea serta berdasarkan surat konfirmasi dari Korea Customs Service bahwa Form AK Nomor: K001-17-0252716 tanggal 04 April 2017 adalah sah dan benar, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa Form AK tersebut adalah sah dan mempunyai hak untuk mendapat preferensi tarif bea masuk AK-FTA;
bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 24/PMK.010/2017 tanggal 27 Februari 2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-Korea Free Trade Area, apabila barang impor telah dilindungi/dilengkapi dengan SKA (Form AK) yang ditandatangani oleh Pejabat Berwenang dan disampaikan kepada Terbanding bersamaan dengan disampaikannya PIB diberikan tarif Bea Masuk sesuai dengan Tarif Bea Masuk AKFTA;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
menimbang : bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa barang impor berupa SBR 1712 yang diberitahukan dalam PIB Nomor: 172904 tanggal 20 April 2017 mendapatkan preferensi tarif dalam rangka skema ASEAN-Korea Free Trade Area (AK-FTA) sehingga pembebanan tarif bea masuk menjadi 0%, oleh karenanya permohonan banding Pemohon Banding dikabulkan seluruhnya dan penetapan Terbanding dalam Keputusan Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 dibatalkan, sehingga tagihannya menjadi nihil;
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait;
Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-5741/KPU.01/2017 tanggal 30 Agustus 2017 tentang Penetapan atas Keberatan Pemohon Banding terhadap SPTNP Nomor: SPTNP- 009180/NOTUL/KPUTP/BD.02/2017 tanggal 09 Mei 2017, atas nama: PT TU, dan menetapkan atas barang impor berupa SBR 1712 yang diberitahukan dalam PIB Nomor:
172904 tanggal 20 April 2017, dikenakan pembebanan tarif bea masuk AK-FTA sebesar 0%, sehingga bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang masih harus dibayar nihil;
Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan yang dicukupkan pada hari Kamis tanggal 12 Juli 2018 oleh Hakim Majelis IXB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis sebagai berikut:
Drs. ABC, M.M., M.H.
Drs. DEF, M.M.
Ir. GHI, M.Eng. , dengan dibantu oleh JKL, S.E.
sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota sebagai Panitera Pengganti,
Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Jumat tanggal 31 Agustus 2018, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Terbanding maupun Pemohon Banding;