• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.VII.A/19/2017. Tahun Pajak : 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.VII.A/19/2017. Tahun Pajak : 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put- 85972/PP/M.VII.A/19/2017

Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa banding dalam perkara banding ini adalah penetapan tarif atas PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, berupa importasi Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB), negara asal China yang diberitahukan masuk klasifikasi pos 1 s.d 5, dan 20 s.d. 30 pos tarif 6402.99.90.00 dengan BM 0% (ACFTA) dan kemudian oleh Terbanding ditetapkan masuk klasifikasi pos 1 s.d 5, dan 20 s.d. 30 pos tarif 6401.99.00.00 dengan BM 15% (ACFTA), sehingga Pemohon Banding diharuskan membayar kekurangan pembayaran berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar Rp119.933.000,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Menurut Terbanding : bahwa didalam persidangan Terbanding menyerahkan Penjelasan tertulis pengganti Surat Uraian Banding Nomor: SR-67/KPU.01/BD.10/2017 tanggal 04 Mei 2017 hal Penjelasan tertulis pengganti Surat Uraian Banding (KEP- 4391/KPU.01/2016), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagi berikut:

bahwa Terbanding dengan ini mengajukan Penjelasan Tertulis Pengganti atas permohonan banding yang diajukan oleh Pemohon Banding, terhadap Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagai berikut:

bahwa permasalahan;

bahwa Pemohon Banding mengajukan banding terhadap KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016 melalui Surat Nomor 008/QPS/SK/2016 tanggal 3 Oktober 2016, dengan uraian alasan yang intinya yaitu:

bahwa Pemohon banding telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan tarif bea masuk prefensi ACFTA dalam PIB nomor 204814 tanggal 18 Mei 2016 yang dilaksanakan telah sesuai dengan peraturan kepabeanan di Indonesia;

bahwa Terbanding menerbitkan KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016 dengan alasan bahwa hasil identifikasi barang pada Pos 1,2,3,4,5, 20 sampai dengan Pos 30 yaitu diidentifikasikan sebagai alas kaki yang terbuat dari bahan plastik dengan bagian atas tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu, (bagian atas dan sol menyatu / unseparated) dibuat melalui proses injection molding, dengan bentuk tidak menutupi mata kaki, maka tepat diklasifikasikan ke dalam pos tarif 6401.99.00.00. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.011/2012 Tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam Rangka Asean-China Free Trade Area (ACFTA), untuk Pos Tarif 6401.99.00.00 dikenakan pembebanan bea masuk sebesar 15% (lima belas persen);

bahwa Terbanding akan menguraikan penjelasan dan bantahan terhadap dalil-dalil Pemohon Banding yang menjadi alasan untuk mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Pajak sebagaimana dinyatakan dalam surat bading dimaksud secara lebih terperinci sebagaimana tersebut di bawah ini;

Kronologis, Fakta, dan Data Hukum Terkait Sengketa;

bahwa Pemohon Banding melakukan importasi dengan pemberitahuan sbb.:

a. Jenis Barang : 32 JENIS BARANG POS1 (MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC OUTSOLE : PVC)…dst;

b. Jumlah Barang : 1.534 CT /NW 13.241,700 Kg;

c. Negara Asal : China (CN);

d. Pemasok : FUZHOU TUNONG INDUSTRIAL CO.,LTD;

e. Nilai Pabean

(CIF) : USD75.895,64.

bahwa berdasarkan penelitian, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penetapan dengan data sebagai berikut:

Pos Jenis Barang PIB Penetapan

Pos Tarif BM Pos Tarif BM

1 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 2 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA)

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(2)

3 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 4 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 5 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 20 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC)

6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 21 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 22 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 23 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 24 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 25 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 26 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 27 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 28 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 29 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA) 30 MEN SHOES : 832-9011 COLOR : NAVY (UPPER : PVC

OUTSOLE : PVC) 6402.99.90.00 0% (ACFTA) 6401.99.00.00 15%

(ACFTA)

bahwa Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-8/BC/2015 menerbitkan Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP), yang mewajibkan Pemohon Banding untuk melunasi tagihan berupa Bea Masuk, PDRI dan denda sebesar Rp.119.933.000,00 (seratus sembilan belas juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu rupiah);

bahwa atas penerbitan SPTNP tersebut, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan Surat Nomor: 007/QPS/SK/VI/2016 tanggal 30 Juni 2016;

bahwa importir mengajukan keberatan dengan alasan sebagaimana diuraikan pada surat pengajuan keberatan nomor 007/QPS/SK/VI/2016 tanggal 30 Juni 2016;

bahwa menindaklanjuti permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon Banding, setelah meneliti fakta-fakta dan alat bukti yang ada, Terbanding memutuskan menolak permohonan keberatan tersebut dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana dinyatakan dalam KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016, yang intinya menetapkan klasifikasi terhadap barang impor pada Pos 1 s.d. 5, Pos 20 s.d. 30yang diberitahukan dengan PIB nomor 204814 tanggal 18 Mei 2016 ke dalam pos tarif 6401.99.00.00 dengan pembebanan bea masuk sebesar 15% (ACFTA);

bahwa Penelitian Klasifikasi

bahwa berdasarkan Ketentuan Umum Untuk Menginterpretasi Harmonized System (KUMHS) 1 dan 3 (a) adalah sebagai berikut:

1. Judul dari Bagian, Bab dan Sub-bab dimaksudkan hanya untuk mempermudah referensi saja;

untuk keperluan hukum, klasifikasi harus ditentukan berdasarkan uraian yang terdapat dalam pos dan berbagai Catatan Bagian atau Bab yang berkaitan serta berdasarkan ketentuan berikut ini, asalkan pos atau Catatan tersebut tidak menentukan lain.

3. Apabila dengan menerapkan Ketentuan 2 (b) atau untuk berbagai alasan lain, barang yang dengan pertimbangan awal dapat diklasifikasikan dalam dua pos atau lebih, maka klasifikasinya harus diberlakukan sebagai berikut:

(a) Pos yang memberikan uraian yang paling spesifik, harus lebih diutamakan dari pos yang memberikan uraian yang lebih umum. Namun demikian, apabila dua pos atau lebih yang masing-masing pos hanya merujuk kepada bagian dari bahan atau zat yang terkandung dalam barang campuran atau barang komposisi atau hanya merujuk kepada bagian dari barang dalam set yang disiapkan untuk penjualan eceran, maka pos tersebut harus dianggap setara sepanjang berkaitan dengan barang tersebut, walaupun salah satu dari pos

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(3)

tersebut memberikan uraian barang yang lebih lengkap atau lebih tepat.

bahwa Kajian Pos Pemberitahuan untuk Pos 1,2,3,4,5, 20 sampai dengan Pos 30 (6402.99.90.00) a. Berdasarkan uraian BTKI 2012, Bagian XII termasuk ”Alas kaki, tutup kepala, payung, payung

panas, tongkat jalan, tongkat duduk, cambuk, pecut dan bagiannya; bulu unggas olahan dan barang dibuat daripadanya; bunga artifisial; barang dari rambut manusia”

b. Berdasarkan uraian BTKI 2012, Bab 64 meliputi “Alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya;

bagian dari barang tersebut”;

c. Berdasarkan BTKI 2012, sub pos 64.02 meliputi “Alas kaki lainnya dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastik”;

d. Bahwa berdasarkan uraian sub Pos 6402.99 dijelaskan bahwa barang yang masuk dalam pos ini adalah “lain-lain”, termasuk alas kaki lainnya, tidak menutup mata kaki;

e. Importir memberitahukan jenis barang impor tersebut pada Pos 12 dan Pos 16 ke dalam pos tarif 6402.99.90.00 termasuk ”alas kaki lainnya dengan sol luardan bagian atas dari karet atau plastik, tidak menutup mata kaki, termasuk lain-lain, tidak dilengkapi logam pelindung jari”.

f. Berdasarkan catatan (B) UMUM bab 64 dinyatakan bahwa alas kaki yang tercakup dalam bab ini dapat terdiri dari berbagai bahan (karet, kulit, plastik, kayu, gabus, tekstil termasuk bulu kempa ataupun non-tenunan, kulit binatang, bahan rajutan, dan lain-lain) ... Dalam batasan yang disebutkan dalam bab ini, bahan tersebut merupakan bahan utama dari sol luar dan dari bagian atas yang menentukan pengklasifikasian pada pos No. 64.01 hingga 64.05;

g. Berdasarkan uraian tersebut, perlu diketahui mengenai pengertian “sol luar” dan “bagian atas”

sebagaimana dimaksud dalam catatan (C) dan (D) UMUM Bab 64, sebagai berikut:

(C) Istilah “sol luar” sebagaimana yang digunakan pada pos No.64.01 sampai dengan 64.05 berarti bagian dari alas kaki (selain dari tumit yang dipasangkan) yang saat digunakan, menyentuh permukaan lantai. Bahan utama sol luar untuk tujuan pengklasifikasian harus dianggap sebagai material yang memiliki daerah permukaan terbesar yang menyentuh permukaan lantai.…

(D) Untuk tujuan pengklasifikasian alas kaki pada bab ini, bahan utama pada bagian atas juga perlu dipertimbangkan. Yang dimaksud dengan bagian atas adalah bagian sepatu atau boot yang terletak di atas sol…..

h. BerdasarkanExplanatory Notesto the HSheading 64.02 dijelaskan sebagaimana kutipan berikut:

Pos ini meliputi alas kaki dengan sol luar dan bagian atasnya terbuat dari karet, selain yang disebutkan pada pos No. 64.01.

i. Berdasarkan uraian di atas, maka yang termasuk dalam pos 64.02 ialah alas kaki dengan sol luar dan bagian atasnya dipasang atau dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu;

j. Adapun alas kaki yang dimaksud pada pos 64.01 ialah alas kaki tahan air dengan sol luar dan bagian atasnya terbuat dari karet atau plastik, bagian atasnya tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu;

k. Bahwa berdasarkan hasil identifikasi barang, kedapatan bahwa barang yang dipermasalahkan merupakan alas kaki dengan bagian atas tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu, melainkan bagian atas dan sol menyatu (unseparated) dengan proses injection molding, sehingga tidak dapat diklasifikasikan pada pos 64.02.

l. Hal ini diperjelas dengan surat Direktur Teknis Kepabeanan mengenai Penjelasan Identifikasi terkait pos 64.01 dan 64.02 sebagai berikut:

1. Bahwa pada dasarnya pos 64.01 dan pos 64.02 adalah klasifikasi untuk alas kaki yang terbuat dari plastik atau karet.

2. Berdasarkan Explanatory Notes to the HS (EN) untuk pengklasifikasian pos 64.01 dan 64.02 dapat dibedakan berdasarkan cara pembuatan alas kaki tersebut, yaitu:

- Alas kaki dari berbagai jenis (sandal, sepatu, boot, terompah, dll) dengan proses pembuatan bagian atasnya dipasang pada sol dan dirakit dengan cara press moulding, injection moulding, slush moulding, rotational casting, dip moulding, assembly by vulcanising, bonding and vulcanising, high frequency welding, cementing atau proses semacam itu diklasifikasikan pada pos 64.01.

- Sedangkan alas kaki dari berbagai jenis (sandal, sepatu, boot, terompah, dll) dengan proses pembuatan bagian atasnya dipasang pada sol dan dirakit dengan cara stitching, riveting, nailing, screwing, plugging, atau proses semacam itu, diklasifikasikan pada pos 64.02.

3. Dengan kata lain, bahwa sepanjang alas kaki tersebut terbuat dari karet atau plastik dan proses pembuatannya tidak dengan cara dijahit, dikeling, disekrup atau ditusuk maka alas kaki tersebut diklasifikasikan pada pos 64.01 sebagai waterproof footwear.

4. Bila alas kaki tersebut memenuhi kriteria bahan yaitu dari karet atau plastik serta memenuhi kriteria proses pengerjaannya yaitu di molding atau dengan cara tidak dijahit/ dipaku sehingga air tidak merembes / menembus pori-pori bahan alas kaki tersebut diklasifikasikan pada pos 64.01 sebagai waterproof footwear;

m. Berdasarkan uraian di atas maka barang impor tersebut tidak tepat dimasukkan ke dalam pos tarif 6402.99.90.00;

Menurut Pemohon : bahwa sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016, Nomor Sengketa Pajak: 19-107818-2016, dan jumlah tagihan BM, PDRI, dan DA : Rp.119.933.000,00 (seratus sembilan belas juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), pada intinya dapat Pemohon Banding sampaikan sebagai

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(4)

berikut:

Pemohon Bandinh melakukan importasi dengan PIB No. 204814 tanggal 18 Mei 2016, dengan data sebagai berikut:

a Jenis barang Men Shoes (32 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) b Jumlah barang 1534CT/NW:17,511.70 Kg

c Negara asal China

d Pos Tarif 6402.99.90.00 e Nilai Pabean CIF USD75,895.640 Penelitian dan kesimpulan Terbanding,

Bahwa berdasarkan penelitian, yang menjadi permasalahan adalah Penetapan Tambah Bayar berdasarkan Klasifikasi

Penetapan Klasifikasi:

Bahwa berdasarkan hasil identifikasi barang disimpulkan barang impor pada PIB No. 184828 tanggal 04 Mei 2016 pada pos 1 s.d. 8, Pos 12 s.d. 17 adalah sepatu pria yang terbuat dari bahan plastik Polyvinyl Chloride (PVC) dengan bagian atas tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu, (bagian atas dan sol menyatu/unseperated) dibuat melalui proses injection moulding , dengan tidak menutupi mata kaki , lebih tepat diklasifikasikan ke dalam pos tariff 6401.99.00.00

Bantahan/tanggapan Pemohon Banding, Masalah Klasifikasi,

Bahwa PT.QPS adalah importer dengan status penjaluran Merah (MM) maka atas importasi dengan PIB nomor 204814 tanggal 18 Mei 2016 dilakukan pemeriksaan fisik barang.

Berdasarkan catatan 1 KUMHS BTKI 2012 , judul dari Bagian, Bab, dan Sub-bab dimaksudkan hanya untuk mempermudah referensi saja; untuk keperluan hokum, klasifikasi harus ditentukan berdasarkan uraian yang terdapat dalam pos dan berbagai Catatan Bagian atau Bab yang berkaitan serta berdasarkan catatan ketentuan berikut ini , asalkan pos atau catatan tersebut tidak menentukan lain.

Berdasarkan Ketentuan Umum untuk Menginterpretasikan Harmonized System (KUMHS) 3 (a) dinyatakan :

Apabila dengan menerapkan Ketentuan 2 (b) atau berbagai alasan lain, barang yang dengan pertimbangan awal dapat diklasifikasikan dalam dua pos atau lebih , maka klasifikasinya harus diberlakukan sbagai berikut:

(a) Pos yang memberikan uraian yang paling spesifik , harus lebih diutamakan dari pos yang memberikan uraian yang lebih umum.

(b) … dst.

Bahwa berdasarkan CATATAN PENJELASAN UNTUK HARMONIZE SYSTEM BUKU III BAB 64-84 Menyatakan hal-hal sebagai berikut :

64.02 - ALAS KAKI LAINNYA DENGAN SOL LUAR DAN BAGIAN ATASNYA DARI KARET ATAU PLASTIK

- Alas kaki lainnya 6402.91 - - Menutupi mata kaki 6402,99 - - Lain-lain

Pos ini meliputi alas kaki dengan sol luar dan bagian atasnya dari karet dst …………..

Pos ini antara lain mencakup : (a) Sepatu ski….

(b) Bakiak….

(c) Selop…

(d) Sendal yang terdiri dari tali yang melintangi kura-kura kaki serta sandal yang terbuat dan counter atau heelstrap yang dipasang ke sol dengan proses bagai manapun.

Bahwa pada dasarnya pos 64.01 dan pos 64.02 adalah klasifikasi untuk alas kaki yang terbuat dati plastic atau karet.

BTKI 2012 Bab 64 “Alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya; bagian dari barang tersebut;”

Pos 64.02 “Alas kaki lainnya dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastic.”

Sub pos 6402.90 “Alas kaki lainnya.”

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(5)

Sub pos 6402.99 “Lain lain.”

Pos Tarif 6402.99.90.00 adalah termasuk “Alas kaki lainnya , dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastic , tidak menutupi mata kaki , termasuk lain lain , tidak dilengkapi logam pelindung jari”;

Tidak masuk pada

Pos 64.01 “Alas kaki tahan air dengan sol luar dan bagian atasnya terbuat dari karet atau plastic…dst

Berdasarkan teks bahasa Inggrisnya,“Alas kaki tahan air” adalah Waterproof footwear, sedangkan barang yang Pemohon Banding impor adalah alas kaki lainnya (alas kaki tdak tahan air , non water proof).

berkaitan dengan perkara aquo bersama ini Pemohon Banding sampaikan ringkasan dari putusan Mahkamah Agung sebagai berikut :

Menurut” Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia” : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT 312/B/PK/PJK/2016:

Klasifikasi Pos Tarif

` Pertimbangan Hukum, dst……..

a. Bahwa alasan-alasan permohonan Peninjauan Kembali dapat dibenarkan, karena dalil- dalil yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali dapat menggugurkan fakta-fakta dan melemahkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan serta pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Pajak, karena untuk penetapan klasifikasi pos tarif dan tarif Bea Masuk atas suatu jenis barang, tata caranya adalah dengan :

1. Menetapkan identifikasi jenis barang yang diimpor oleh Pemohon Banding sekarang Pemohon Peninjauan Kembali sebagai tersebut di antaranya PIB, Invoice, Bill of Lading, Form E.Sedangkan dalam PIB Nomor : 059020 tanggal 13-02-2013 berupa Non Waterproof Children, Youth, and Adult Plastic, Shoes dan lain-lain. (7 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) pos 4.5.6 dan 7 berarti dalam pengklasifikasian pos tarif menggunakan Buku Tarif Kepabean Indonesia (BTKI) 2012, yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2012 yaitu : Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 213/PMK.011/2011 tanggal 14 Desember 2011 tentang "Penetapan Sistem Klasifikasl Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor”.

2. Bahwa barang yang menjadi perkara a quo berupa Non Waterproof Children, Youth, and Adult Plastic, Shoes dll . (7 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) pos 4,5,6,dan 7, tersebut diimpor dari China dengan fasilitas tarif Bea Masuk Asean- China Free Trade Area, sehingga diberlakukan tarif Bea Masuk Asean-China Free Trade Area (AC-FTA) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.011/2012 tanggal 10 Juli 2012 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Asean-China Free Trade Area (AC-FTA).

3. Bahwa identifikasi jenis barang dalam PIB berupa Non Waterproof Children, Youth, and Adult Plastic, Shoes dll (7jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) pos 4,5,6 dan 7, Invoice, Packing list, Certificate of Origin/Form.E dibuktikan telah sesuai dengan seluruh dokumen. Lagi pula pabrik yang membuatnya menyatakan bahan Footwears yang diimpor adalah barang tahan air adalah bahwa kedua bagian telapak dan sebagian dari atas, cukup untuk memberikan perlindungan tahan air untuk kaki, dimasukkan komponen tahan air yang mungkin dibuat dari karet atau TPR/Plastik. Barang ini meliputi alas kaki tahan air dikombinasikan dengan atasan yang terbuat dari tekstil atau bahan lain. dst…….

4. Bahwa dengan demikian, barang yang diimpor oleh Pemohon Banding sekarang Pemohon Peninjauan Kembali dalam PIB Nomor : 059020, tanggal 13 -02-2013 adalah Non Waterproof Children, Youth, and Adult Plastic, Shoes dll. (7 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) pos 4.5.6 dan 7 atau Sandal, atau jenis sandal jepit untuk anak-anak, sandal untuk anak muda dan sandal untuk orang dewasa, dengan bahan terbuat dari plastik yang bagian atas (Upper) dan bagian bawah (Sole) yang dicetak dengan cara olnjection Moulding, dengan tidak dijahit, dikeling, dipaku sekrup, ditusuk atau proses semacam itu;

5. Bahwa pengertian "waterproof" tidak didapatkan pada Explanatory Notes, yang ada hanya pengertian proses pemasangan/penyabungan bagian sol dan bagian atas sepatu. Hal ini dirujuk dari pengertian "waterproof" pada pos 64.01 pada halaman XII-6401-1 dari Explanatory Notes, Fifth Edition, Volume 3, dinyatakan pada alinea kedua sebagai berikut : " This heading cover waterproof footwear with both the outer soles and the uppers (see General Explanatory Notes, paragraphs @ and (D), of rubber (as defined in Note 1 to Chapter 40), plastics or textile material with an external layer of rubber or plastic being visible to the naked eye (see Note 3 (a) to this Chapter), provided the upers are neither fixed to the sole nor assembled by the processes named in the heading':

6. Bahwa syarat jenis barang alas kaki yang terbuat dari karet atau plastik masuk pos 64.01 adalah (a) bagian atas dan sol terbuat dari plastik atau karet, dan (b) waterproof: dan (c) proses pembuatannya bagian atas Uppers dan sole tidak digabungkan/dihubungkan/dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup,

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(6)

ditusuk atau dengan cara semacam itu.

7. Bahwa selanjutnya pos 64.02 digunakan untuk menampung jenis barang "Alas kaki lainnya" dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastik, dengan demikian pos 64.02 digunakan untuk menampung jenis alas kaki dengan syarat : (a) selain yang waterproof; (b) yang cara penggabungan bagian atas (upper) dan bagian sole (sole) dilakukan sebaliknya dari yang masuk pos 64.01, yaitu dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, dlsekrup, ditusuk atau dengan cara semacam itu. Dst……

12. Bahwa dengan Explanatory Notes, untuk pos 64.02 tersebut di atas, maka sandal jepit dan sandal yang diimpor Pemohon Banding sekarang Pemohon Peninjauan Kembali dapat masuk pos 64.02, karena pada bab 64, pos yang paling tepat untuk sandal jepit dan sandal adalah pos 64.02.

13. Bahwa menurut Ketentuan Umum Mengintrepretasi Harmonized System Nomor 3 huruf c, yang salah satu metode utama untuk mendapatkan pos tarif pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, yang menyatakan Apabila barang tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan referensi 3(a) atau 3(b), maka barang tersebut harus diklasifikasikan dalam pos tarif terakhir berdasarkan urutan penomorannya diantara pos tarif yang mempunyai pertimbangan yang setara. Dst…..

15. Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas maka Majelis Hakim Agung menyimpulkan terhadap barang yang diimpor oleh Pemohon Banding sekarang Pemohon Peninjauan Kembali dalam PIB Nomor : 059020 tanggal 13-02- 2013 berupa Non Waterproof Children, Youth, and Adult Plastic, Shoes dll (7 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) pos 4.5.6 dan 7 adalah buatan China yang mendapatkan fasilitas tarif Bea Masuk berdasarkan Asean-China Free Trade Area (AC-FTA) yang dibuktikan dengan Certificate of Origin berupa Form E Nomor E134432002010011 tanggal 01 Februari 2013 , sehingga tarif Bea Masuknya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.011/2012 tanggal 10 Juli 2012 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Asean-China Free Trade Area (AC-FTA) masuk pos tarif 6402.99.90.00 dan menurut Lampiran Peraturan Menteri tersebut pada Nomor Urut 5271 dikenakan Bea Masuk 0% (Nol Persen).

Oleh karenanya koreksi Terbanding (sekarang Termohon Peninjauan Kembali) tidak di pertahankan karena dalam perkara a quo tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dst….

`

MENGADILI,

Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dst……

Kesimpulan

1. Alas kaki (footwear), tersusun oleh 2 bagian utama, yaitu:

Sol luar (outer sole), adalah bagian alas kaki, bila dipakai, bersinggungan langsung dengan tanah.Bagian atas (upper), adalah bagian alas kaki yang terletak di atas sol.Dalam hal sukar ditemukan batas antara bagian outer sole dan bagian upper, sebagai contoh footwear dari bahan plastik produk proses moulding (cetak), maka upper adalah bagian alas kaki yang melindungi kaki bagian samping dan atas kaki.

[Explanatory Notes Bab 64 Umum (C) dan (D)] .dst..

1. Bahwa berdasarkan Ketentuan Umum untuk Menginterpretasikan Harmonized System (KUMHS) 3 dinyatakan :

Apabila dengan menerapkan Ketentuan 2 (b) atau berbagai alasan lain, barang yang dengan pertimbangan awal dapat diklasifikasikan dalam dua pos atau lebih , maka klasifikasinya harus diberlakukan sebagai berikut:

(a) Pos yang memberikan uraian yang paling spesifik, harus lebih diutamakan dari pos yang memberikan uraian yang lebih umum.

(b) …dst.

(c) …dst.

2. Identifikasi Barang

Menurut Terbanding Alas kaki TAHAN AIR dengan bagian atas terbuat dari bahan plastik (PVC) dengan cara di jahit,dikeling,dipaku,disekrup,ditusuk atau diproses semacam itudengan bentuk menutupi jarikaki dan dan tidak menutupi mata kaki.

Menurut Pemohon Banding Alas kaki TIDAK TAHAN AIR TAHAN AIR dengan bagian atas terbuat dari bahan plastik (PVC) dengan cara di jahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau diproses semacam itudengan bentuk menutupi jarikaki dan dan tidak menutupi mata kaki

Menurut hemat kami bahwa alas kaki tahan air (waterproof footwear) adalah alas

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(7)

kaki kedap air yang baik bagian sol maupun bagian atasnya dapat melindungi terhadap masuknya air atau cairan lainnya, apabila dipakai/dikenakan pada kaki dapat melindungi masuknya air atau atau cairan lainnya sehingga kaki tidak basah.

Bahwa barang impor kami berupa Ladies Sandal (jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB) apabila dipakai/dikenakan masih memungkinkan masuknya air atau cairan lainnya ke dalam kaki baik melalui lubang lubang maupun bagian atasnya

Bahwa berdasarkan Catatan Penjelasan Untuk Harmonize System Buku III BAB 64-84 Menyatakan hal-hal sebagai berikut :

64.02 Alas kaki lainnya dengan sol luar dan bagian Atasnya dari karet atau plastik

- Alas kaki lainnya:

6402.91 -- Menutupi mata kaki 6402,99 -- Lain-lain

Pos ini meliputi alas kaki dengan sol luar dan bagian atasnya dari karet dst…

Pos ini antara lain mencakup :

(d) Sendal yang terdiri dari tali yang melintangi kura-kura kaki serta sandal yang terbuat dan counter atau heelstrap yang dipasang ke sol dengan proses bagaimanapun.

2. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas menurut hemat Pemohon Banding , barang yang Pemohon Banding impor berupa Plastic Footwears telah tepat diklasifikasikan pada pos tariff 6402.99.90.00 (BM ACFTA 0%).

3. Bahwa untuk jenis barang yang sama Men Shoes (32 jenis barang sesuai lembar lanjutan PIB), telah banyak yang mendapat keputusan diterima sesuai dengan pemberitahuan HS 6402.99.90.00 penetapan HS 6402.99.90.00 (diterima).

4. Menurut” Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia” : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT 312/B/PK/PJK/2016:

Jenis barang a quo telah mendapat putusan hukum tetap. Dan barang tersebut diklasifikasikan dalam HS 6402.99.90.00

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai Keputusan Nomor: KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016 dimana atas importasi Pemohon Banding berupa Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) dengan PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016 yang diberitahukan pada pos tarif 6402.99.90.00 dengan pembebanan tarif bea masuk 0% (ACFTA) dan ditetapkan oleh Terbanding pada pos tarif 6401.99.00.00 dengan pembebanan bea masuk 15% (ACFTA);

bahwa untuk memeriksa kebenaran tarif (klasifikasi dan pembebanan) atas importasi yang diberitahukan dalam PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, Majelis menggunakan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI 2012) yang diterbitkan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

bahwa Majelis melakukan pemeriksaan mulai dari Identifikasi Barang, Klasifikasi Barang Impor dan Pembebanan Tarif Bea Masuk;

Identifikasi Barang

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, jenis barang yang diimpor adalah Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB);

bahwa Terbanding mengidentifikasi barang impor merupakan sepatu pria yang terbuat dari bahan plastik dengan bagian atas tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu, (bagian atas dan sol menyatu / unseparated) dibuat melalui proses injection molding, dengan bentuk tidak menutupi mata kaki;

bahwa menurut Pemohon Banding barang impor yang diimpor berupa Men Shoes apabila dipakai/dikenakan masih memungkinkan masuknya air atau cairan lainnya ke dalam kaki baik melalui lubang lubang maupun bagian atasnya, sehingga tidak tahan air;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis dari foto barang diketahui secara kasat mata bahwa barang impor adalah alas kaki berupa sepatu pria dengan bagian terbuat bahan plastik (PVC) dan tidak menutupi mata kaki, sehingga air dari atas dapat masuk kedalam sepatu;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(8)

bahwa berdasarkan pemeriksaan di atas Majelis berkesimpulan bahwa barang yang diimpor Pemohon Banding dengan PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, yaitu Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) diidentifikasikan alas kaki berupa sepatu pria dengan bagian terbuat bahan plastik (PVC) dan tidak menutupi mata kaki, sehingga air dari atas dapat masuk kedalam sepatu;

Klasifikasi Barang Impor

bahwa berdasarkan Catatan 1 Ketentuan Umum untuk Menginterpretasikan Harmonized System (KUMHS) dinyatakan bahwa “Judul dari Bagian, Bab dan Sub-bab dimaksudkan hanya untuk mempermudah referensi saja; untuk keperluan hukum, klasifikasi harus ditentukan berdasarkan uraian yang terdapat dalam pos dan berbagai Catatan Bagian atau Bab yang berkaitan serta berdasarkan catatan ketentuan berikut ini, asalkan pos atau catatan tersebut tidak menentukan lain”;

bahwa berdasarkan Catatan 3 (a) KUMHS, menyatakan: “Pos yang memberikan uraian yang paling spesifik, harus lebih diutamakan dari pos yang memberikan uraian yang lebih umum. Namun demikian, apabila dua pos atau lebih yang masing-masing pos hanya merujuk kepada bagian dari bahan atau zat yang terkandung dalam barang campuran atau barang komposisi atau hanya merujuk kepada bagian dari barang dalam set yang disiapkan untuk penjualan eceran, maka pos tersebut harus dianggap setara sepanjang berkaitan dengan barang tersebut, walaupun salah satu dari pos tersebut memberikan uraian barang yang lebih lengkap atau lebih tepat”.

bahwa sistematika pos 6402 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012:

6402 Alas kaki lainnya dengan sol luar dan bagian atasnya dari karet atau plastik 6402.1 - alas kaki olah raga

6402.20.00.00 - alas kaki dengan tali pengikat atau tali kulit diatasnya dirakit pada sol dengan alat penusuk

6402.9 - alas kaki lainnya 6402.91.00.00 -- menutupi mata kaki;

6402.99. -- lain-lain

6402.99.10.00 --- dilengkapi logam pelindung kaki;

6402.99.90.00 --- lain-lain;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dapat Majelis simpulkan bahwa barang yang diimpor Pemohon Banding dengan PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, yaitu Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) diidentifikasikan alas kaki berupa sepatu pria dengan bagian terbuat bahan plastik (PVC) dan tidak menutupi mata kaki, diklasifikasikan ke dalam pos tarif 6402.99.90.00;

bahwa berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.011/2012 Tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam Rangka Asean-China Free Trade Area (ACFTA), untuk Pos Tarif 6402.99.90.00 dikenakan pembebanan bea masuk sebesar 0%;

Menimbang : bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis berkesimpulan mengabulkan Banding Pemohon Banding dan menetapkan klasifikasi tarif barang impor berupa Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB), yang diimpor Pemohon Banding dengan PIB Nomor: 204814 tanggal 18 Mei 2016, diklasifikasikan ke dalam pos tarif 6402.99.90.00, dengan pembebanan tarif bea masuk sebesar 0% (ACFTA) dan membatalkan Keputusan Terbanding Nomor: KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016;

bahwa terhadap putusan Pengadilan Pajak tersebut diatas, satu orang Hakim Anggota Pengadilan Pajak Majelis VIIA nama: Wahyu Tri Mulyo, SE menyatakan pendapat yang berbeda (dissenting opinion) atas pemeriksaan materi sengketa banding sebagai berikut:

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bukti yang disampaikan Terbanding dan Pemohon Banding dalam persidangan, Hakim Dissenting mengidentifikasi barang impor Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) adalah Plastic Footwears sebagai alas kaki dengan sol luar (outer soles) dan bagian atas (uppers) terbuat dari plastik, bagian atasnya (uppers) dipasang atau dirakit pada sol dengan cara moulding;

Klasifikasi Pos Tarif

bahwa Catatan 1 Ketentuan Umum untuk Menginterpretasikan Harmonized System (KUMHS) menyatakan: “Judul dari Bagian, Bab dan Sub-bab dimaksudkan hanya untuk mempermudah referensi saja; untuk keperluan hukum, klasifikasi harus ditentukan berdasarkan uraian yang terdapat dalam pos dan berbagai Catatan Bagian atau Bab yang berkaitan serta berdasarkan catatan ketentuan berikut ini, asalkan pos atau catatan tersebut tidak menentukan lain”;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(9)

bahwa berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, Sistematika Bab 64 Alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya; bagian dari barang tersebut, adalah sebagai berikut :

64.01 Alas kaki tahan air dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau dari plastik, bagian atasnya tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu.

64.02 Alas kaki lainnya dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastik.

64.03 Alas kaki dengan sol luar dari karet, plastik, kulit samak atau kulit komposisi dan bagian atas sepatu dari kulit samak.

64.04 Alas kaki dengan sol luar dari karet, plastik, kulit samak atau kulit komposisi dan bagian atasnya dari bahan tekstil.

64.05 Alas kaki lainnya.

64.06 Bagian dari alas kaki (termasuk bagian atas dipasang sol maupun tidak selain sol luar); sol dalam yang dapat dilepas, bantalan tumit dan barang semacam itu; pelindung kaki,

pembalut kaki dan barang semacam itu, serta bagiannya.

bahwa pengertian sol luar (outer sole) dan bagian atas (upper) pada alas kaki dijelaskan dalam Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 pada halaman XII-64-3 pada huruf C dan D sebagai berikut:

(C) The term " outer sole " as used in headings 64.01 to 64.05 means that part of the footwear (other than an attached heel) which, when in use, is in contact with the ground. The constituent material of the outer sole for purposes of classification shall be taken to be the material having the greatest surface area in contact with the ground. In determining the constituent material of the outer sole, no account should be taken of attached accessories or reinforcements which partly cover the sole (see Note 4 (b) to this Chapter). These accessories or reinforcements include spikes, bars, nails, protectors or similar attachments (including a thin layer of textile flocking e.g., for creating a design) or a detachable textile material, applied to but not embedded in the sole).

In the case of footwear made in a single piece (e.g, clogs) without applied soles, no separate outer sole is required; such footwear is classiffied with reference to the constituent material of its lower surface

(D) For the purposes of the classification of footwear in this Chapter, the constituent material of the uppers must also be taken into account. The upper is the art of the shoe or boot above the sole.

However, in certain footwear with plastic moulded soles or in shoes of the American Indian moccasin type, a single piece o material is used to form the sole and either the whole or art of the upper, thus making it difficult to identify the demarcation between the outer sole and the upper. In such cases, the upper shall be considered to be that portion of the shoe which covers the sides and to of the foot. The size of the uppers varies very much between different types of footwear, from those covering the foot an the whole leg, including the thigh (for example, fishermen's boots), to those which consist simply of straps or thongs (for example, sandals).

If the upper consists of two or more materials, classification is determined by the constituent material which has the greatest external surface area, no account being taken of accessories or reinforcements such as ankle patches, rotective or ornaments strips or edging, other ornamentation (e.g., tassels, pompons or raid), buckles, tabs, eyelet stays, laces or slide fasteners. The constituent material of any lining has no effect on classification.

bahwa berdasarkan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 pada halaman XII-64-3 di atas, Alas kaki (footwear), tersusun oleh 2 bagian utama, yaitu:

- Sol luar (outer sole), adalah bagian alas kaki, bila dipakai, bersinggungan langsung dengan tanah.

- Bagian atas (upper), adalah bagian alas kaki yang terletak di atas sol.

bahwa dalam hal sulit ditemukan batas antara bagian outer sole dan bagian upper, sebagai contoh footwear dari bahan plastik produk proses moulding (cetak), maka upper adalah bagian alas kaki yang melindungi kaki bagian samping dan atas kaki.

bahwa berdasarkan sistematika Bab 64 dan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 pada bagian General, Pos 64.01 sampai dengan Pos 64.05 dibedakan berdasarkan bahan penyusun outer sole dan upper..

· Pos 64.01 dan 64.02, klasifikasi untuk alas kaki dengan outer sole dan upper terbuat dari bahan karet atau plastik;

· Pos 64.03, klasifikasi untuk alas kaki dengan outer sole terbuat dari karet, plastik, kulit atau kulit komposisi, sedang bagian upper terbuat dari bahan kulit.

· Pos 64.04, klasifikasi untuk alas kaki dengan outer sole terbuat dari karet, plastik, kulit atau kulit komposisi, sedang bagian upper terbuat dari bahan tekstil.

· Pos 64.05, klasifikasi untuk alas kaki dengan outer sole atau upper terbuat dari bahan kombinasi atau bahan yang tidak diatur dalam Pos 64.01 s/d pos 64.04.

Sebagai contoh : Alas kaki dengan outer sole terbuat dari karet atau plastik, sedang upper terbuat dari bahan selain karet, plastik, kulit atau tekstil..

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(10)

bahwa dari Sistematika Bab 64 sebagaimana uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk alas kaki dengan sol luar (outer soles) dan bagian atas (uppers) yang terbuat dari karet atau plastik dimasukkan dalam dua pos yaitu pos 64.01 dan 64.02;

bahwa berdasarkan Catatan 1 KUMHS, dari uraian yang terdapat pada pos 64.01 dan 64.02, Hakim Dissenting berkesimpulan bahwa alas kaki dengan sol luar (outer soles) dan bagian atas (uppers) yang terbuat dari karet atau plastik dimasukkan pada:

· pos 64.01 apabila bagian atasnya tidak dipasang atau tidak dirakit pada sol dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu (the uppers of which are neither fixed to the sole nor assembled by stitching, riveting, nailing, screwing, plugging or similar processes.);

· pos 64.02 apabila proses pemasangan atau perakitan bagian atasnya pada sol, dipasang atau dirakit dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu;

bahwa Hakim Dissenting menterjemahkan “the uppers of which are neither fixed to the sole nor assembled by” dengan “bagian atas tidak dipasang atau tidak dirakit pada sol dengan cara”, bukan

“bagian atasnya tidak dipasang pada sol dan tidak dirakit dengan cara” sebagaimana uraian dalam Bahasa Indonesia pada BTKI 2012;

bahwa penjelasan tentang Pos 64.01 berdasarkan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 halaman XII-6401-1 dan XII-6401-2 menyatakan bahwa:

This heading covers waterprooffootwear with both the Outer soles and the uppers (see General Explanatory Note, paragraphs (C) and (D)), of rubber (as defined in Note 1 to Chapter 40), plastics or textile material with an external layer of rubber or plastics being visible to the naked eye (see Note 3 (a) to this Chapter), provided the uppers are neither fixed to the sole nor assembled by the processes named in the heading.

The heading includes footwear constructed to protect against penetration by water or other liquids and would include, inter alia, certain snow-boots, galoshes, overshoes and ski-boots.

Footwear remains in this heading even if it is made partly of one and partly of another of the specified materials (e.g., the soles may be of rubber and the uppers of woven fabric with an external layer of plastics being visible to the naked eye; for the purpose of this provision no account should be taken of any resulting change of colour).

The heading covers, inter alia, footwear obtained by any of the processes described below (1) Press moulding

In this process, a core, sometimes covered by a textile "sock " which later forms the lining of the article, is placed in a mould with either preforms or granules.

The mould is closed and placed between the platens of a press, which are heated to a high temperature.

Under the influence of the heat, the preforms or granules acquire a certain degree of viscosity and completely fill the space between the core and the walls of the mould; the excess material escapes through vents. The material then vulcanises (rubber) or gels (polyvinyl chloride).

When the moulding process is complete, the shoe is taken out of the mould and the core is removed.

(2) Injection moulding

This process is similar to press moulding, except that the preforms or granules used in the press moulding process are replaced by a rubber-based or poly(vinyl chloride)-based mix, preheated to give it the viscosity required for injection into the mould.

(3) Slush moulding

In this process, poly(vinyl chloride) or polystyrene.paste is injected into a mould to form a complete coating which gels, excess material escaping through vents

(4) Rotational casting

This process is similar to slush moulding, except that the coating is formed by rotating the paste in a closed mould.

(5) Dip moulding

In this process, a hot mould is dipped into the paste (this process is rarely used in the footwear industry).

(6) Assembly by vulcanizing

In this process, the raw material (usually rubber or thermoplastics) is prepared with sulphur powder and passed through a press to produce a flat sheet. The sheet is cut (and sometimes calendered) into the shape of the various parts of the Outer sole and upper (i.e., vamps, quarters, counters, toe pieces, etc.). The parts are slightly heated to make the material tacky and are then assembled on a last, the shape of which conforms to the shape of the footwear. The assembled footwear is pressed against the last, so that the parts adhere to one another, and then vulcanised. Footwear obtained by this process is known in the trade as " built-up footwear ".

(7) Bonding and vulcanizing

This process is used for moulding and vulcanising an Outer sole and heel of rubber on a preassembled upperin one operation. The sole is firmly bonded to the upper with cement which hardens during vulcanisation.

(8) High frequency welding

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(11)

In this process, materials are bonded by heat and pressure, without the use of cement.

(9) Cementing

In this process, soles which have been previously moulded or cut from a sheet are stuck to the uppers with an adhesive; pressure is applied, and the article is left to dry. Although pressure may be applied at a raised temperature, the material used for the sole is in its final form before the sole is stuck to the upper, and its physical qualities are in no way modified by this operation.

bahwa berdasarkan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 untuk pengklasifikasian pos 64.01 dan 64.02 dapat dibedakan berdasarkan cara pembuatan alas kaki tersebut, yaitu:”Alas kaki dari berbagai jenis (sandal, sepatu, boot, terompah, dan lain lain) dengan proses pembuatan bagian atasnya dipasang atau dirakit pada sol dengan cara press moulding, injection moulding, slush moulding, rotational casting, dip moulding, assembly by vulcanising, bonding and vulcanising, high frequency welding, cementing atau proses semacam itu diklasifikasikan pada pos 64.01.”

bahwa dalam Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 untuk pos 64.01 tidak disebutkan secara jelas definisi waterproof, namun diterangkan bahwa pos 64.01 meliputi alas kaki yang dibuat/dikonstruksi untuk menahan penetrasi air atau cairan lainnya, dimana Outer sole dan upper terbuat dari bahan karet atau plastik dengan proses pembuatan bagian atasnya dipasang atau dirakit pada sol dengan cara press moulding, injection moulding, slush moulding, rotational casting, dip moulding, assembly by vulcanising, bonding and vulcanising, high frequency welding, cementing atau proses semacam itu;

bahwa dengan demikian, berdasarkan hal tersebut diatas yang dimaksud dengan waterprooffootwear adalah bila alas kaki tersebut terbuat dari bahan yang dapat menahan penetrasi air (dalam hal ini dari plastik atau karet) dan proses pemasangan atau perakitan antara sol dan bagian atasnya dengan cara press moulding, injection moulding, slush moulding, rotational casting, dip moulding, assembly by vulcanising, bonding and vulcanising, high frequency welding, cementing atau proses semacam itu atau dengan cara tidak dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu sehingga air tidak merembes/menembus pori-pori alas kaki tersebut diklasifikasikan pada pos 64.01 sebagai waterprooffootwear.

bahwa penjelasan Pos 64.02 berdasarkan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 halaman XII- 6402-1 menyatakan:

This heading covers footwear with Outer soles and uppers of rubber or plastics, other than those of heading 64.01.

Footwear remains in this heading even if it is made partly of one and partly of another of the specified materials (e.g., the soles may be of rubber and the uppers of woven fabric with an external layer of plastics being visible to the naked eye; for the purpose of this provision no account should be taken of any resulting change of colour).

The heading covers, inter alia :

(a) Ski-boots consisting of several moulded parts hinged on rivets or similar devices;

(b) Clogs without quarter or counter, the uppers of which are produced in one piece usually attached to the base or platform by riveting;

(c) Slippers or mules without quarter or counter, the uppers of which, being produced in one piece or assembled other than by stitching, are attached to the sole by stitching;

(d) Sandals consisting of straps across the instep and of counter or heelstrap attached to the sole by any process;

(e) Thong-type sandals in which the thongs are attached to the sole by plugs which lock into holes in the sole;

(f) Non-waterprooffootwear produced in one piece (for example, bathing slippers).

bahwa berdasarkan Explanatory Notes to HS Fifth Edition 2012 halaman XII-6402-1 untuk pengklasifikasian pos 64.01 dan 64.02 dapat dibedakan berdasarkan cara pembuatan alas kaki tersebut, yaitu: “...Sedangkan alas kaki dari berbagai jenis (sandal, sepatu, boot, terompah, dan lain- lain) dengan proses pembuatan bagian atasnya dipasang atau dirakit pada sol dengan cara dijahit, dikeling, dipaku, disekrup, ditusuk atau proses semacam itu (stitching, riveting, nailing, screwing, plugging, or similar processes), diklasifikasikan pada pos 64.02.”

bahwa berdasarkan uraian di atas, Hakim Dissenting berpendapat bahwa barang impor Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB) adalah “Plastic Footwears” yang diidentifikasikan sebagai alas kaki dengan sol luar (outer soles) dan bagian atas (uppers) terbuat dari plastik, bagian atasnya (uppers) dipasang atau dirakit pada sol dengan cara moulding diklasifikasikan ke dalam pos tarif 6401.99.00.00 (lain-lain);

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan sebagaimana telah

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(12)

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-4391/KPU.01/2016 tanggal 26 Agustus 2016, tentang Penetapan atas Keberatan terhadap Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP) Nomor: SPTNP- 005564/NOTUL/KPU-TP/BD.02/2016 tanggal 23 Mei 2016, atas nama: PT XXX, dan menetapkan menetapkan klasifikasi pos tarif atas PIB Nomor:

204814 tanggal 18 Mei 2016, jenis barang Men Shoes (pos 1- 5 dan 20-30 sesuai dengan lembar lanjutan PIB), diklasifikasikan ke dalam pos tarif 6402.99.90.00, dengan pembebanan tarif bea masuk sebesar 0% (ACFTA), sehingga tagihan bea masuk dan pajak dalam rangka impor adalah Nihil;

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah Majelis yang dicukupkan pada hari Selasa, tanggal 9 Mei 2017, berdasarkan Musyawarah Majelis VIIA Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Hadi Rudjito, S.H.

Sudirman S., S.H., M.H.

: sebagai Hakim Ketua, : sebagai Hakim Anggota Wahyu Tri Mulyo, S.E. : sebagai Hakim Anggota, Yosephine Riane E.R., S.H., M.H. : sebagai Panitera Pengganti,

Dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupun Terbanding.

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding telah membuat Faktur Pajak Faktur Pajak atas selisih harga jual dan Nilai Jual Obyek Pajak dengan

Bahwa pada surat tanggapan butir 8 dinyatakan "Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan mempertimbangkan data yang obyektif dan terukur (harga pasar) untuk

bahwa Majelis berpendapat, karena keahlian dan know how tersebut diperoleh xx Holding BV melalui pengalamannya dibidang industri dimana untuk dapat memberikan informasi mengenai

bahwa terkait dengan alasan dalam surat permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar Penggugat yang menyatakan bahwa penyerahan yang dipungut

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.20359/PP/M.XII/16/2009 tanggal 4 Nopember

2 Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.39906/ PP/M.XI/25/2012 tanggal 30 Agustus 2012,

bahwa berdasarkan penelitian Majelis terhadap berkas Gugatan, diketahui bahwa dalam menerbitkan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP- 101/WPJ.02/BD.0602/2010 tanggal 22 Februari