No. 059/S/PGSD-DM/Jan/2013
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT
(NUMBERED HEADS TOGETHERS)PADA TOPIK ALAT
INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas VI Semester I tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Fenty Fitriani Eff.
1107031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT
(NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT
INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
Oleh
Fenty Fitriani Effendi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fenty Fitriani Effendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )
Oleh,
Fenty Fitriani Effendi.
1107031
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Drs. Nana Jumhana, M.Pd.
NIP. 19590508 198403 1 002
Pembimbing II
Drs. H. Dede Somarya, M.Pd.
NIP. 19580305 198403 1 002
Diketahui oleh :
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. H. Dede Somarya, M.Pd.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada Topik Alat
Indra Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
(Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Pagadean Kelas IV Semester I Tahun
Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Subang Kabupaten Subang” ini sepenuhnya
karya sendiri.
Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang
lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang
sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko
apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Bandung, Desember 2012
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Subang Kabupaten Subang )
Oleh Fenty Fitriani E
NIM 1107031
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil nilai ulangan IPA pada topik Alat indra manusia di Kelas IV. Hasil yang diperoleh rata-rata nilai 65,42. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 6 orang dari 24 siswa berarti yang telah tuntas di atas KKM 25 %.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan secara umum penelitian ini “ Bagaimana meningkatkan Hasil belajar siswa pada topik alat indra manusia pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together)” .
Tujuan penelitian adalah mengungkap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran NHT(Numbered Heads Together.)
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang mengadopsi model PTK Kemmis Mc Targgart dengan dua siklus , yang pada siklusnya terdiri dari dua tindakan..
Pada penerapannya Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT Menggunakan 4 Fase atau tahapan Fase 1 Penomoran Fase 2 mengajukan pertanyaan, Fase 3 berfikir bersama, Fase 4 Menjawab pertanyaan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa. Yang telah memberi Rahmat, dan Karunia, serta atas ijin dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “PenerapanModel Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)
Pada Topik Alat Indra Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa (Penelitian Tindakan Kelas Di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), di Fakultas Ilmu Pendidika (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati dan bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bandung, Desember 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis serta bimbingan yang
penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini, sejumlah orang dengan tulus hati telah
memberikan dukungan dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Bandung dan juga selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran dan kritik dan bimbingan yang berharga selama
penulisan skripsi ini.
3. Bapak Sandi Budi Iriawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGSD yang telah
membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi
ini.
4. Ibu Dra. NR Ipung Puspitasari, selaku Kepala Sekolah SDN Pagadean yang
telah memberikan fasilitas dan tempat dalam pelaksanaan penelitan tindakan
5. Ibu dan Bapak guru SDN Pagadean yang telah memberikan bantuan moril
maupun materil yang sangat berharga sekali selama penulis melakukan
penelitian.
6. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah dengan rela mendidik, membesarkan dan mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang serta do’a yang tak
pernah henti yang dipanjatkan untukku. Semoga Allah mengabulkan segala do’a dan cita-citanya.
7. Untuk Kakak dan Adikku yang tercinta yang telah memberi dorongan dan
semangat untuk menjalani perkuliahan.
8. Untuk suamiku tercinta Drs. Kusnadi, M.M.Pd, terima kasih yang
sebesar-besarnya karena selama ini telah menjadi pemberi semangat terbesar setiap
saat dalam menjalani perkuliahan ataupun dalam penyusunan skripsi ini
sehingga skripsi ini dapat terwujud.
9. Untuk anaku yang tercinta Triska Hurul Aini dan Aufa Azfar Mauladi,
terima kasih karena hadirmu telah memberi semangat dalam menjalani
semua tugas dan aktifitas, semoga engkau menjadi anak yang soleh dan
dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari kedua orang tuamu serta
menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan dapat mengamalkan ilmu
yang kamu dapatkan kepada sesama.
10. Ibu dan Bapak mertua yang selalu memberikan dukungan serta do’anya
kepada penulis.
11. Bu Diana, Bu Lilih, Bu Ika,Bu Intan, Bu Desi,serta teman seperjuangan
menyelesaikan perkuliahan ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang turut berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Anak-anakku kelas IV SDN Pagadean , terima kasih atas bantuan dan kerja
samanya dalam melaksanakan penelitian ini.
13. Serta seluruh pihak yang turut andil dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua
pihak yang secara ikhlas memberikan bantuan kepada penulis, Amin.
Bandung , Desember 2012
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH . ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Hipotesis Tindakan ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil belajar ... 9
1. Pengertian Belajar ... 9
2. Pengertian Hasil Belajar ... 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 14
B. Model Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 15
2. Unsur-unsur Cooperative learning ... 17
3. Karakteristik/ciri-ciri model Cooperative learning ... 19
4. Tujuan Cooperative learning ... 20
5. Manfaat Cooperative learning ... 21
6. Kelebihan dan kekurangan Cooperative learning ... 21
7. Prosedur Cooperative learning... 22
8. Pengertian Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 24
9. Tujuan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 25
10. Manfaat Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26
11. Kebaikan dan kelemahan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26
12. Langkah-langkah Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 27
C. Pembelajaran IPA di SD ... 29
1. Pengertian Pembelajaran IPA di SD ... 29
2. Karakteristik Pembelajaran IPA di SD ... 30
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... 31
1. Perencanaan atau Planing ... 46
2. Pelaksanaan Tindakan atau Acting ... 48
3. Observasi ... 49
4. Refleksi atau Reflecting ... 50
E. Instrument Penelitian ... 51
F. Tehnik Pengolahan Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 57
1. Deskripsi siklus I ... 57
a. Perencanaan tindakan siklus I ... 57
b. Pelaksanaan Tindakan ... 57
c. Observasi tindakan Siklus I ... 59
d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 64
2. Deskripsi siklus II ... 65
a. Perencanaan tindakan siklus II ... 65
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 66
c. Observasi tindakan Siklus II ... 68
d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 72
B. Pembahasan ... 74
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 79
B. Rekomendasi ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Kategori nilai rata-rata siswa ... 54
2. Tabel 3.2 Kategori perolehan Prosentase KKM Siswa ... 55
3. Tabel 4.1 Nilai siswa siklus I ... 60
4. Tabel 4.2Hasil penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 61
5. Tabel 4.3 Nilai siswa Siklus II ... 68
6. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 79
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Mata ... 35
2. Gambar 2.2 Telinga ... 37
3. Gambar 2.3 Hidung ... 79
4. Gambar 2.4 Lidah ... 39
5. Gambar 3.1 Diagram alur PTK Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 45
6. Gambar 4.1 Nilai Siswa Siklus I ... 60
7. Gambar 4.2 Nilai Siswa Siklus II ... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kita mengacu kepada tujuan pendidikan yang dituangkan dalam
Undang-undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4
yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas yang memiliki peranan penting
adalah orang yang mampu mendidik, karena melalui proses pendidikan manusia
bisa mencapai kesempurnaan dalam hidup, sebagaimana Menurut Udin Syaefudin Sa’ud,(2005 : 5) mengatakan bahwa:
“Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental emosional, moral dan keimanan dan ketaqwaan manusia.”
Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran pendidik sangat penting karena
bisa mempengaruhi dan mengubah perkembangan mental, pertumbuhan fisik,
moral manusia dan juga peningkatan keimanan kepada Tuhan yang maha esa.
Untuk mencapai semua itu pendidik harus mampu memberikan layanan terhadap
siswa serta mampu mengemas metode serta menggunakan model pembelajaran
2
karakteristik siswa dalam pembelajaran meruapakan modal utama penyampaian
bahan pelajaran dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar di
sekolah Dasar penting sekali memperhatikan karakteristik materi pelajaran
dihubungkan dengan tahap-tahap perkembangan anak seusia 6-12 tahun, serta
metode atau model pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga
selama proses belajar mengajar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan
enjoy dan tidak membosankan, dengan pembelajaran yang menarik siswa akan
bersemangat untuk belajar baik itu dalam lingkungan sekolah maupun diluar
sekolah.
Untuk pendidik yang mengajarkan materi pelajaran IPA di sekolah Dasar
penting sekali mengetahui karakteristik pelajaran IPA, dimana IPA merupakan
suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan Alam, dengan mahluk hidup temasuk
juga manusia sebagai objek dari pelajaran IPA. manusia yang memiliki organ
tubuh yang sempurna, memiliki alat indra yang lengkap, jika seorang pendidik
bisa menyajikan dengan memperhatikan semua aspek yang penting termasuk
karakteristik materi akan mudah diterima oleh siswa, contoh dari materi pelajaran
alat indra setelah meraka tahu dan mamahami tentang alat indra mereka akan
bisa untuk menjaga, memelihara dan menggunakan alat indra sesuai dengan
fungsinya serta pada akhirnya siswa akan merasa bersyukur kepada Tuhan yang
maha Esa yang telah memberikan alat indra.
Melihat pada suatu kenyataan yang terjadi dilapangan masih banyak sekali
3
mereka mengajar hanya menggugurkan suatu kewajiban, hanya mentrafer ilmu
pengetahuan, tidak memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek social
budaya , etika dan yang lainnya. Metode yang diberikan monoton hanya ceramah
dan ceramah, tidak berpikir kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang
lebih menarik.
Seperti halnya yang terjadi di Kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan
Subang, Kabupaten Subang untuk materi pelajaran IPA tentang Alat Indra
manusia nilainya relative rendah, padahal materi itu tergolong materi yang mudah
karena materi ini untuk media pembelajaran dimiliki oleh siswa sendiri. Pada
kenyataanya hasil yang diperoleh oleh siswa kelas IV SD Negeri Pagadean pada
semester 1 Pada Mata Pelajaran tentang alat Indra Manusia dari jumlah 24 orang
siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 6 orang, kalau kita
presentasikan hanya 25% yang memperoleh nilai diatas KKM, adapun KKM yang
telah ditetapkan adalah 70. Dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan untuk materi
alat indra manusia ini adalah 65,42. Jadi hasil yang diperoleh baik secara
individual maupun secara klasikal tergolong rendah.
Peneliti mencoba menelaah secara kilas balik mengapa nilai untuk materi
alat indra manusia tergolong rendah, setelah ditelaah ternyata metode yang
digunakan konvensional yaitu ceramah, dimana guru hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa secara searah, guru terus yang ceramah tanpa
memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir, siswa hanya diam, duduk
mendengarkan materi, dan mencatat . Proses pembelajaran seperti ini tentunya
4
siswa. Dan ternyata hasil yang diperolehnyapun sesuai dengan pelayanan yang
diberikan kepada siswa. Karena menurut teori bahwa dengan melihat saja orang
akan cepet lupa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk
mengadakan inovasi dalam pembelajaran, dengan menggunakan model
pembelajara yang aktif, kraeatif dan menyenangkan . pada kesempatan ini peneliti
akan mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative learning Tipe NHT
(Numbered Heads Togethers) dengan harapan dengan menggunakan model ini
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Alat indra manusia menjadi
meningkat, baik secara pengetahuan, keterampilan maupun dalam sikap dan
tingkah laku.
Dari latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)
pada Topik Alat Indra Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV smester I SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan secara
umum dari penelitian ini adalah “ Bagaimana meningkatkan Hasil belajar siswa
pada topik alat indra manusia pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri
Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan menerapkan Model
Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) .
Dari rumusan secara umum diatas, dapat diuraikan menjadi sub-sub
5
1. Bagaimanakah perencanaan penerapan model Cooperative Learning Tipe
NHT (Numbered Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD
Negeri Pagadean Kecamatan Subang?
2. Bagaimana penerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered
Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Topik Alat
Indra Manusia Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean
Kecamatan Subang.
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada Topik Alat Indra
Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean setelah
menerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads
Togethers).
C. Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered
Heads Togethers) pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan Hasil Belajar Siswa di kelas IV di SD Negeri Pagadean tahun
pelajaran 2012-2013.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemasalahan diatas, tujuan secara umum dari penelitian ini
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas Pembelajaran IPA Di SD
Pagadean melalui penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (numbered
Heads Together). .
6
1. Mengungkap perencanaan penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA
tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean
2. Mengungkap pelaksanaan penerapan Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA tentang
Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean
3. Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean melalui
penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered
Heads Togethers) .
E. Manfaat penelitian
Penelitian ini dimaksudkan dapat mengatasi beberapa permasalahan yang
telah dikemukakan. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1. Siswa
a.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)
b. Pendidikan IPA akan lebih baik dan bermakna bagi siswa sesuai dengan
tuntutan dari tujuan mata pelajaran IPA.
2. Guru
a. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan
7
b. Memberi kemampuan baru dalam upaya Peningkatan kualitas mengajar
khususnya Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar.
3. Sekolah
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers).
b. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam meraih prestasi di sekolah sesuai
dengan visi dan misi.
c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas.
F. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahpahaman mengenai
penelitian ini, maka perlu di berikan penjelasan-penjelasan tentang Istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasan istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian :
1. Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)
Tehnik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Head Together)
yang dikembangkan Spencer Kagan (1992) dalam Anita Lie (2002 : 59)
menyatakan bahwa :
Tehnik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Siswa lebih banyak terlibat dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pejalajaran tersebut.
Tahapan dalam Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads
Togethers) adalah sebagai berikut
8
(2) Pemberian Pertanyaan ,
(3) berpikir bersama,
(4) menjawab pertanyaan.
Menurut UU RI no 28 tahun 2003 tentang pembelajaran yaitu : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2008:154)
Pembelajara IPA mempelajari tentang:
“Hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta pemeliharanaanya. dengan mendeskripsikan antara struktur alat indra dengan fungsinya serta menerapkan cara memelihara kesehatan alat indra"
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa adalah hasil upaya siswa setalah proses belajar
selesai melalui evaluasi dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol setelah .
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )
“Hasil Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1985:41) bahwa hasil
belajar adalah suatu prestasi yang digunakan untuk menilai hasil-hasil
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu
tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada Penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Himawan et al, (2007 : 79) “ Penelitian Tindakan Kelas dapat di definisikan
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional”.
Menurut John Elliot, penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot,
1982). Sedangkan menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo
Hardjodipuro, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah suatu
bentuk refleksi diri yang dibentuk oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala
sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran.
Menurut Romiati (2006-25) dikatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat dengan melaksanakan tindakan
yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa didik. Hal tersebut diatas sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Kasbolah (1999-15) bahwa penelitian tindakan kelas adalah
42
kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, hal tersebut sependapat yang dikemukakan Wadani et al (2004: 14)
bahwa Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa didik menjadi meningkat.
Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas mempunyai peranan yang sangat
penting. Dalam penelitian tersebut guru terlibat langsung dalam setiap proses
pembelajaran maupun dalam setiap tindakan kelas. Dengan demikian guru
memiliki dua peran yaitu sebagai peneliti, sebagai pelaksana dan juga sebagai
objek yang diteliti. Hal tersebut sesuai dengan bentuk PTK yang dikemukakan
oleh Oja dan Smulyan (Kasbolah, 1999 : 22) bahwa guru sebagai peneliti
memiliki cirri yang penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam
proses Penelitian Tindakan Kelas.
Guru sebagai pelaksana Tindakan Kelas hendaknya mengetahui dan
memahami karakteristik PTK. Ada beberapa karakteristik khusus dalam PTK
menurut Gunawan (2008-9) diantaranya sebagai berikut:
1. Masalah yang diteliti dalam PTK adalah “mikro” yang dibatasi oleh dinding
dinding kelas
2. Bertujuan untuk memperbaiki PBM yang bersifat untuk “mengevaluasi diri”
3. PTK merupakan penelitian terapan untuk memecahkan masalah-masalah
43
4. PTK bersifat siklus artinya perencanaan pengajaran dan pelaksanaan
pembelajaran dapat ditindak lanjuti dengan pengamatan dan upaya
memperbaikinya.
5. PTK berorientasi pada daya serap dan taraf materi pengajaran
Berdasarkan karakteristik diatas maka yang pertama kali menyusun PTK
berangkat dari permasalah yang muncul dalam ruangan kelas yang dihadapi oleh
guru, karena guru tersebut telah mengetahui dan mengenal situasi pembelajaran
di dalam kelasnya, serta permasalahan yang terdapat di dalam kelasnya. Dari
permasalahan tersebut dibuktikan dengan fakta yang realita yaitu hasil evaluasi
yang diperoleh siswa sehingga pada karakteristik yang ke dua guru berusaha
untuk memperbaiki proses pembelajarannya.
Untuk memperbaiki proses pembelajaran diperlukan kajian-kajian atau
penelaahan untuk memecahkan masalah tersebut. Pertama pengkajian
karakteristik materi pada mata pelajaran, yang kedua adalah model tindakan apa
yang cocok untuk mengatasi materi tersebut. Baru pada tahap selanjutnya
mengadakan pelaksanaan atau tindakan kelas.
B. Model Penelitian
Dalam penelitian ini rangcangan yang akan dilaksanakan adalah model
PTK spiral yang mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan
Mc Taggart di dalam Penelitian tersebut memiliki 2 siklus yang terdiri atas empat
komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2)
aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di
44
Menurut Kemmis dan Mc Taggart penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan moment-moment dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Menyimak pendapat Kemmis dan Taggart diatas, bahwa pelaksanaan
siklus tidak hanya dilaksanakan satu kali atau dua kali tetapi sampai beberapa kali
sampai dengan tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan siklus mengacu
pada perencanaan (planning), Tindakan (action), observasi (observasion), dan
refleksi (reflection).
Dalam setiap siklus terdapat (1) Perencanaan (planning) yaitu rencana
tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan
membantu guru dalam penggunaan Model Cooperative Learning Tipe NHT
(Numbered Heads Together) pada mata pelajaran IPA di kelas IV, Pelaksanaan
tindakan (action) adalah tindakan yang akan dilaksanakan guru dalam
meningkatkan aktivitas siswa. (3) observasi () adalah kegiatan mengamati hasil
dan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung (4) Refleksi
(reflection) adalah guru mengkaji, menelaah, melihat, dan mempertimbangkan
proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar. Setelah
mengetahui hasil refleksi guru melakukan perbaikan terhadap rencana berikutnya
atau dalam siklus berikutnya hal ini terus berulang tidak hanya sampai dengan
dua siklus tetapi sampai beberapa siklus yang terpenting adanya suatu perbaikan
dan peningkatan terus di setiap siklusnya sampai dengan tujuan yang diharapkan
45
Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penelitian yang akan kita
laksanakan dapat melihat atau mengacu pada bagan spiral Penelitian Tindakan
Kelas yang dikemukakan Oleh Kemmis dan Taggart (Hermawan et al 2002 :
235) berikut ini.
Gambar 3.1
Alur PTK menurut : Kemmis dan Mc Taggart
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Observasi awal
Perencanaan
Tindakan Refleksi
Observasi
Tindakan Perencanaan
Refleksi
Hasil Observasi SIKLUS I
46
Lokasi penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pagadean
Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Sekolah tersebut
terletaknya di daerah Pekauman dan dekat dengan Pertokoan, tepatnya di Jalan H.
Agus Salim No. 1 Subang.
Waktu pelaksanaan dalam Penelitian ini yaitu pada semester 1 tahun
pelajaran 2012/2013 dengan melalui dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada
tanggal 24 November 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30
November 2012.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pagadean dengan
Jumlah siswa 24 orang.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada alur PTK yang dibuat oleh Kemmis dan Taggart dengan
melaksanakan kegiatan yang berbentuk siklus. Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Dari keempat tahapan dalam siklus itu
merupakan suatu system yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya
Prosedur penelitian tindakan Kelas yang peneliti lakukan adalah
implementasi atau Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered
Heads Togethers) pada topik alat Indra Manusia mata Pelajaran IPA di kelas IV
pada semester I adalah sebagai berikut :
47
Pada tahap perencanaan Peneliti menelaah kurikulum, Silabus mata
pelajaran IPA kelas IV semester I yang sudah ada pada KTSP yang
diterbitkan oleh BNSP. Merencanakan topik yang akan dibahas kebetulan
sesuai dengan waktu penelitian yang pas adalah Topik Alat Indra manusia,
selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
materi alat indra manusia dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) , menyiapkan
media berupa gambar dan buku penunjang lainnya, yang berkaitan dengan
topik Alat Indra Manusia, menetapkan focus observasi dan aspek yang
diamati dituangkan dalam lembar observasi atau lembar pengamatan untuk
siswa maupun guru, menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya,
peneliti membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen dari jenis
kelamin, tingkat kemampuan prestasi siswa. Pembentukan kelompok untuk
mempermudah pelaksanaan kerja siswa dalam menyelesaikan lembar tugas
kelompok. Melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan tindakan
perbaikan, tujuan pembelajaran, yang kita inginkan dapat tercapai.
Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar alat indra manusia,
membuat nomor di kepala dari lembar kertas untuk tiap siswa. membuat
panduan wawancara siswa, membuat soal evaluasi dan kunci jawaban,
membuat Lembar Kerja Siswa dan petunjuk kegiatan,
Penentuan personil observer yang dilibatkan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini, observer adalah teman sejawat yang sudah pernah membuat PTK,
48
dalam penggalian sumber yang akurat dan meminta masukan-masukan dalam
penelitian ini.
2. Pelaksanaan Tindakan atau acting
Pada tahap ini peneliti terutama guru adalah melakukan
tindakan-tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program
yang menjadi tugas sehari-hari( kasihani kasbolah,1998/1999) sehingga
dengan demikian setelah disepakati rancangan yang berhasil dirumuskan oleh
tim peneliti pada tahap perencanaan tindakan, maka rancangan rumusan
scenario tindakan yang telah disepakati dalam tahap persiapan dan
perencanaan tadi dicoba untuk dilaksanakan oleh guru didalam kelas karena
pada hakekatnya tahapan ini adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
dikembangkan pada tahap perencanaan ( Depdikbud, 1999:34).
Pada tahap ini peneliti/guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam
bentuk RPP dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning
Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) . Tahap-tahap pelaksanaan dalam
model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads
Togethers) adalah sebagai berikut :
49
Dalam fase ini Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 – 5 orang.
Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor yang berbeda-beda,
sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum. Dengan tingkat kesulitan
yang berbeda pula.
Fase 3 berfikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban dari
masing-masing pertanyaan.
Fase 4 Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengangkat tangan kanan dan berdiri kemudian menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban
tersebut.
Untuk membantu tim peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan guru di dalam kelas, daftar cek sebagai alat bantu dalam
pengamatan pelaksanaan tindakan tadi akan disiapkan. Setiap temuan hasil
pengamatan akan didokumentasikan dan dicatat sesuai dengan butir-butir
yang ada dalam daftar cek yang telah disiapkan tersebut. Bila timbul hal-hal
yang tidak tercantum dalam rencana tindakan sebelunya maka guru dapat
50
mengamati akan mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam daftar cek yang
telah disiapkan. Disepakati pula bahwa selama dalam kegiatan penelitian
siswa diupayakan belajar seperti biasa dan kehadiran tim peneliti tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.
3. Observasi
Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan.observasi secara lebih operasional adalah semua
kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari
proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu atau pun
sampingannya ( Kasihani Kasbolah, 1998/1999). Fungsi diadakannya
observasi adalah: (1) untuk mengetehuikesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya;(2) untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung
dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diingini ( kasihani
kasbolah,1998/1999:91-92).
Dalam tahap ini dilaksanakan obeservasi dengan menggunakan lembar
observasi dan mengevaluasi apa saja yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan perbaikan.
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selain oleh peneliti.
Meliputi pengisian instrument penelitian, pengumpulan data nilai ulangan
siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun
langkah-langkah perbaikan.
51
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan
analisis-sintetis, interprestasi,dan eksplanasi penjelasan) terhadap semua informasi
yang diperoleh sehingga dengan demikian data yang tercatat maupun yang
tidak tercatat tetapi sempat terekam oleh tim peneliti dikonfirmasikan dan di
analisis serta dievaluasi untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan tersebut telah dapat tercapai atau belum agar
tim peneliti mendapatkan kejelasan tindakan baru yang akan dilakukannya
kemudian. Kegiatan refleksi, merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal
tertentu untuk kemudian dilanjutkan membuat perencanaan baru untuk
melakukan tindakan baru. Penyempurnaan penyempurnaan kearah perbaikan
tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan kedalam rencana tindakan
baru.
E. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini berupa instrumen tes dan non tes adalah sebagai berikut :
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang akan digunakan terdiri dari lembar kerja siswa dan
lembar evaluasi belajar (ulangan harian) dalam bentuk pilihan ganda.
2. Instumen Non Tes
Instrumen Non Tes yang akan digunakan terdiri dari lembar observasi
guru dan lembar observasi siswa serta wawancara
52
1. Tehnik Pengolahan data Hasil Observasi
a. Reduksi Data
menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang
diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.
b. klasifikasi data
Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II
dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktivisas
guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak harapkan
terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan
untuk mempermudah data-data kemudian diklasifikasikan sesuai
dengan jenis datanya misalnya
1) Data tentang aktivitas siswa
2) Data tentang aktivitas guru
3) Data tentang hasil belajar
c. Display data
Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk
narasi, uraian atau dalam bentuk tabel juga grafik
d. Interpretasi Data
menafsirkan data-data yang sudah di display baik data dalam
bentuk tabel atau dalam bentuk grafik.
e. Refleksi
Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah
53
kelemahan apa yang harus ditingkat, kemudian kekuatan dan
kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan
bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut kemudian ditingkatkan
pada tindakan berikutnya.
2. Tehnik Pengolahan Data Hasil Tes
a. Scoring
Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa uraian berjumlah
4 soal. Setiap Soal mempunyai bobot skor 25 apabila siswa menjawab
dengan benar sehingga skor maksimum yang dapat diperoleh adalah
100. Skor setiap siswa yang diperoleh ditentukan dengan menghitung
jumlah skor yang diperoleh untuk setiap jawaban benar dengan rumus
Jumlah jawaban benar
Nilai = x 100% Jumlah seluruh soal
b. Menghitung rata-rata
Untuk mendapatkan nilai individu Siswa dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Nilai = Jumlah skor x 100 Skor maksimal
Sedangkan untuk menghitung rata-rata post tes adalah :
X = X1 N
54
X = rata-rata
Σ = jumlah seluruh skor
N = jumlah subjek
Setelah pengolahan data selesai data tersebut di konversikan
kedalam table dan grafik. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil
analisis data akan digunakan untuk menarik kesimpulan dalam
laporan
3. Analisis Data Hasil Tes
Kriteria penilaian pada post tes siklus I dan siklus II adalah
berupa pilihan ganda yang berjumlah 10. Dimana setiap soal
mempunyai bobot 1. Karena skor maksimum yang diharapkan 100,
maka hasil jawaban yang benar dikalikan dengan angka 10.
Sedangkan untuk nilai kelompok hasil dari pengisian LKS diberi skor
maksimal 100 .
Untuk nilai hasil Lembar Kerja Siswa dan hasil tes siswa bisa
dikelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut
Tabel 3. 1
Kategori nilai rata-rata siswa
No Rentang nilai Katagori
1 90 – 100 Sangat baik
2 70 – 89 Baik
55
4 30 – 49 Kurang
5 0 – 29 Kurang Sekali
Sedangkan untuk prosentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori
sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Kategori Perolehan prosentase KKM Siswa
No Prosentase Katagori
1 70% - 100 Tuntas
79
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dan hasil
temuan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perencanaan pembelajaran IPA dalam topik Alat Indra Manusia kelas IV
SDN Pagadean kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan
menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads
together) terlihat dengan baik dengan indikator yang ingin dicapai (1)
siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi indra manusia. (2)siswa
mampu mendeskripsikan mekanisme indra manusia dalam menanggapi
rangsang. (3) siswa mampu mendeskripsikan kelainan yang terjadi
padaindra manusia serta cara memelihara kesehatanindra manusia.
2. Pada Pelaksanaan pembelajarann IPA dengan topi alat Indera Manusia
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe NHT
(numbered heads together) siswa banyak yang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran pada fase pertama siswa mengikuti dan menerima
pembagian kelompok dengan lapang dada, tidak memilih sesuka hatinya,
pada fase kedua mereka menerima pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sesuai bagiannya tanpa saling berebut memilih pertanyaan yang mudah,
pada fase ketiga siswa aktif mengerjakan soal yang diberikan dengan
80
mampu mau bertanya pada yang lebih mampu. Pada fase ini siswa terjadi
saling interaksi dan terjadi komunikasi, saling membantu sesama teman.
Pada fase ke empat siswa mampu dan mau tampil kedepan dengan berani,
percaya diri siswa menjadi lebih meningkat, wawasan mereka bertambah.
3. Hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA topik alat indra
manusia setelah menggunakan model cooperative learning tipe NHT
(numbered heads together) mengalami peningkatan setiap siklusnya hal
ini terlihat hasil siklus I siswa mencapai rata-rata dari nilai post test yaitu
rata-rata 71,25 dan pada siklus II mencapai rata-rata 80,42 peningkatan
nilai rata-rata pada siklus II dapat dikatakan cukup tinggi . Dengan KKM
yang telah ditentukan adalah 70. Pada siklus I hasil rata-rata nilai
kelompok adalah 77,5 Pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Hasil
penilaian kelompok dapat dikatakann juga cukup tinggi.
B. Rekomendasi
Penelitian tindakan kelas menggunakan metode Cooperative Learning
tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan hasil belajar, oleh
karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian Penggunaan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat
meningkatkan atau memberikan kontribusi untuk sekolah, atas dasar itu
sekolah agar memberikan dorongan dan memfasilitasi pengembangan dari
81
dengan karakter materi pelajaran, waktu dan juga situasi dan kondisi
sehingga hasil yang akan diperoleh akan mencapai hasil yang baik.
2. Bagi guru, dengan mengunakan metode Cooperative Learning tipe NHT
(numbered heads together), ternyata hasil belajar siswa meningkat. Saran
peneliti bahwa sebagai guru agar lebih banyak lagi metode yang
diterapkan dalam pembelajaran sehingga kita tidak selalu menggunakan
pembelajaran yang sifatnya monoton atau menjenuhkan.
3. Bagi peneliti lainya bahwa penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan
kajian untuk pengembangan penelitian selanjutkan agar lebih menarik dan
82
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi S. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta ; Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional (2006), kurukulum KTSP Kelas IV SD Jakarta ; Depdiknas.
Depdiknas (2005), Pedoman penulisan Karya Ilmiah (laporan, Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Djamarah, Syaipul Bahri (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT Rineka Cipta.
Harijanto (2004) Sains, Jakarta; Penerbit Erlangga
Hermawan, et al (20070 Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar Bandung : UPI Press.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
I.S Joni, (2009) Pembelajaran Cooperative Yogyakarta, Penerbit Pristaka Pelajar.
Kasbolah, K (1999) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Malang; Depdikbud
Lie, Anita (2002) Cooperative Learning, Jakarta PT Grasindo
Purwanto, M. Ngalim. 1985. Primsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Karya.
83
Rositawati, S dan Muharam, Aris (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta, Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sagala, Syaeful, (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Penerbit Alfabeda.
Saodih, Nana, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slavin, Robert E (2008) Cooperative learning Riset, teori dan praktik Bandung Media nusa.
Sutaro, Nono, (2004) Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta : Penerbit, Universitas Terbuka Depdiknas.
Suhartini, Dwi (2009) Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remajarosda Karya.