• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA : Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I tahun Pelajaran 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA : Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I tahun Pelajaran 201"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. 059/S/PGSD-DM/Jan/2013

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHERS)PADA TOPIK ALAT

INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas VI Semester I tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Fenty Fitriani Eff.

1107031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT

INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

Oleh

Fenty Fitriani Effendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Fenty Fitriani Effendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )

Oleh,

Fenty Fitriani Effendi.

1107031

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Drs. Nana Jumhana, M.Pd.

NIP. 19590508 198403 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd.

NIP. 19580305 198403 1 002

Diketahui oleh :

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd.

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model

Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada Topik Alat

Indra Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

(Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Pagadean Kelas IV Semester I Tahun

Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Subang Kabupaten Subang” ini sepenuhnya

karya sendiri.

Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang

lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang

sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko

apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Bandung, Desember 2012

Yang membuat pernyataan

(5)
(6)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Subang Kabupaten Subang )

Oleh Fenty Fitriani E

NIM 1107031

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil nilai ulangan IPA pada topik Alat indra manusia di Kelas IV. Hasil yang diperoleh rata-rata nilai 65,42. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 6 orang dari 24 siswa berarti yang telah tuntas di atas KKM 25 %.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan secara umum penelitian ini “ Bagaimana meningkatkan Hasil belajar siswa pada topik alat indra manusia pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together)” .

Tujuan penelitian adalah mengungkap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran NHT(Numbered Heads Together.)

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang mengadopsi model PTK Kemmis Mc Targgart dengan dua siklus , yang pada siklusnya terdiri dari dua tindakan..

Pada penerapannya Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT Menggunakan 4 Fase atau tahapan Fase 1 Penomoran Fase 2 mengajukan pertanyaan, Fase 3 berfikir bersama, Fase 4 Menjawab pertanyaan.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa. Yang telah memberi Rahmat, dan Karunia, serta atas ijin dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “PenerapanModel Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

Pada Topik Alat Indra Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa (Penelitian Tindakan Kelas Di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), di Fakultas Ilmu Pendidika (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati dan bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, Desember 2012

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis serta bimbingan yang

penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, sejumlah orang dengan tulus hati telah

memberikan dukungan dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Pendidikan Bandung dan juga selaku Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan saran dan kritik dan bimbingan yang berharga selama

penulisan skripsi ini.

3. Bapak Sandi Budi Iriawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGSD yang telah

membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini.

4. Ibu Dra. NR Ipung Puspitasari, selaku Kepala Sekolah SDN Pagadean yang

telah memberikan fasilitas dan tempat dalam pelaksanaan penelitan tindakan

(9)

5. Ibu dan Bapak guru SDN Pagadean yang telah memberikan bantuan moril

maupun materil yang sangat berharga sekali selama penulis melakukan

penelitian.

6. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah dengan rela mendidik, membesarkan dan mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang serta do’a yang tak

pernah henti yang dipanjatkan untukku. Semoga Allah mengabulkan segala do’a dan cita-citanya.

7. Untuk Kakak dan Adikku yang tercinta yang telah memberi dorongan dan

semangat untuk menjalani perkuliahan.

8. Untuk suamiku tercinta Drs. Kusnadi, M.M.Pd, terima kasih yang

sebesar-besarnya karena selama ini telah menjadi pemberi semangat terbesar setiap

saat dalam menjalani perkuliahan ataupun dalam penyusunan skripsi ini

sehingga skripsi ini dapat terwujud.

9. Untuk anaku yang tercinta Triska Hurul Aini dan Aufa Azfar Mauladi,

terima kasih karena hadirmu telah memberi semangat dalam menjalani

semua tugas dan aktifitas, semoga engkau menjadi anak yang soleh dan

dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari kedua orang tuamu serta

menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan dapat mengamalkan ilmu

yang kamu dapatkan kepada sesama.

10. Ibu dan Bapak mertua yang selalu memberikan dukungan serta do’anya

kepada penulis.

11. Bu Diana, Bu Lilih, Bu Ika,Bu Intan, Bu Desi,serta teman seperjuangan

(10)

menyelesaikan perkuliahan ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang turut berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Anak-anakku kelas IV SDN Pagadean , terima kasih atas bantuan dan kerja

samanya dalam melaksanakan penelitian ini.

13. Serta seluruh pihak yang turut andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua

pihak yang secara ikhlas memberikan bantuan kepada penulis, Amin.

Bandung , Desember 2012

(11)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH . ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Hasil Belajar ... 12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 14

B. Model Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 15

(12)

2. Unsur-unsur Cooperative learning ... 17

3. Karakteristik/ciri-ciri model Cooperative learning ... 19

4. Tujuan Cooperative learning ... 20

5. Manfaat Cooperative learning ... 21

6. Kelebihan dan kekurangan Cooperative learning ... 21

7. Prosedur Cooperative learning... 22

8. Pengertian Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 24

9. Tujuan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 25

10. Manfaat Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26

11. Kebaikan dan kelemahan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26

12. Langkah-langkah Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 27

C. Pembelajaran IPA di SD ... 29

1. Pengertian Pembelajaran IPA di SD ... 29

2. Karakteristik Pembelajaran IPA di SD ... 30

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... 31

(13)

1. Perencanaan atau Planing ... 46

2. Pelaksanaan Tindakan atau Acting ... 48

3. Observasi ... 49

4. Refleksi atau Reflecting ... 50

E. Instrument Penelitian ... 51

F. Tehnik Pengolahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 57

1. Deskripsi siklus I ... 57

a. Perencanaan tindakan siklus I ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan ... 57

c. Observasi tindakan Siklus I ... 59

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 64

2. Deskripsi siklus II ... 65

a. Perencanaan tindakan siklus II ... 65

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 66

c. Observasi tindakan Siklus II ... 68

d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 72

B. Pembahasan ... 74

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 79

B. Rekomendasi ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Kategori nilai rata-rata siswa ... 54

2. Tabel 3.2 Kategori perolehan Prosentase KKM Siswa ... 55

3. Tabel 4.1 Nilai siswa siklus I ... 60

4. Tabel 4.2Hasil penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 61

5. Tabel 4.3 Nilai siswa Siklus II ... 68

6. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 79

(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mata ... 35

2. Gambar 2.2 Telinga ... 37

3. Gambar 2.3 Hidung ... 79

4. Gambar 2.4 Lidah ... 39

5. Gambar 3.1 Diagram alur PTK Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 45

6. Gambar 4.1 Nilai Siswa Siklus I ... 60

7. Gambar 4.2 Nilai Siswa Siklus II ... 69

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kita mengacu kepada tujuan pendidikan yang dituangkan dalam

Undang-undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4

yang berbunyi sebagai berikut :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”

Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas yang memiliki peranan penting

adalah orang yang mampu mendidik, karena melalui proses pendidikan manusia

bisa mencapai kesempurnaan dalam hidup, sebagaimana Menurut Udin Syaefudin Sa’ud,(2005 : 5) mengatakan bahwa:

“Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental emosional, moral dan keimanan dan ketaqwaan manusia.”

Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran pendidik sangat penting karena

bisa mempengaruhi dan mengubah perkembangan mental, pertumbuhan fisik,

moral manusia dan juga peningkatan keimanan kepada Tuhan yang maha esa.

Untuk mencapai semua itu pendidik harus mampu memberikan layanan terhadap

siswa serta mampu mengemas metode serta menggunakan model pembelajaran

(17)

2

karakteristik siswa dalam pembelajaran meruapakan modal utama penyampaian

bahan pelajaran dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar di

sekolah Dasar penting sekali memperhatikan karakteristik materi pelajaran

dihubungkan dengan tahap-tahap perkembangan anak seusia 6-12 tahun, serta

metode atau model pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga

selama proses belajar mengajar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan

enjoy dan tidak membosankan, dengan pembelajaran yang menarik siswa akan

bersemangat untuk belajar baik itu dalam lingkungan sekolah maupun diluar

sekolah.

Untuk pendidik yang mengajarkan materi pelajaran IPA di sekolah Dasar

penting sekali mengetahui karakteristik pelajaran IPA, dimana IPA merupakan

suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan Alam, dengan mahluk hidup temasuk

juga manusia sebagai objek dari pelajaran IPA. manusia yang memiliki organ

tubuh yang sempurna, memiliki alat indra yang lengkap, jika seorang pendidik

bisa menyajikan dengan memperhatikan semua aspek yang penting termasuk

karakteristik materi akan mudah diterima oleh siswa, contoh dari materi pelajaran

alat indra setelah meraka tahu dan mamahami tentang alat indra mereka akan

bisa untuk menjaga, memelihara dan menggunakan alat indra sesuai dengan

fungsinya serta pada akhirnya siswa akan merasa bersyukur kepada Tuhan yang

maha Esa yang telah memberikan alat indra.

Melihat pada suatu kenyataan yang terjadi dilapangan masih banyak sekali

(18)

3

mereka mengajar hanya menggugurkan suatu kewajiban, hanya mentrafer ilmu

pengetahuan, tidak memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek social

budaya , etika dan yang lainnya. Metode yang diberikan monoton hanya ceramah

dan ceramah, tidak berpikir kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang

lebih menarik.

Seperti halnya yang terjadi di Kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan

Subang, Kabupaten Subang untuk materi pelajaran IPA tentang Alat Indra

manusia nilainya relative rendah, padahal materi itu tergolong materi yang mudah

karena materi ini untuk media pembelajaran dimiliki oleh siswa sendiri. Pada

kenyataanya hasil yang diperoleh oleh siswa kelas IV SD Negeri Pagadean pada

semester 1 Pada Mata Pelajaran tentang alat Indra Manusia dari jumlah 24 orang

siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 6 orang, kalau kita

presentasikan hanya 25% yang memperoleh nilai diatas KKM, adapun KKM yang

telah ditetapkan adalah 70. Dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan untuk materi

alat indra manusia ini adalah 65,42. Jadi hasil yang diperoleh baik secara

individual maupun secara klasikal tergolong rendah.

Peneliti mencoba menelaah secara kilas balik mengapa nilai untuk materi

alat indra manusia tergolong rendah, setelah ditelaah ternyata metode yang

digunakan konvensional yaitu ceramah, dimana guru hanya memberikan

pengetahuan kepada siswa secara searah, guru terus yang ceramah tanpa

memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir, siswa hanya diam, duduk

mendengarkan materi, dan mencatat . Proses pembelajaran seperti ini tentunya

(19)

4

siswa. Dan ternyata hasil yang diperolehnyapun sesuai dengan pelayanan yang

diberikan kepada siswa. Karena menurut teori bahwa dengan melihat saja orang

akan cepet lupa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk

mengadakan inovasi dalam pembelajaran, dengan menggunakan model

pembelajara yang aktif, kraeatif dan menyenangkan . pada kesempatan ini peneliti

akan mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative learning Tipe NHT

(Numbered Heads Togethers) dengan harapan dengan menggunakan model ini

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Alat indra manusia menjadi

meningkat, baik secara pengetahuan, keterampilan maupun dalam sikap dan

tingkah laku.

Dari latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

pada Topik Alat Indra Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV smester I SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan secara

umum dari penelitian ini adalah “ Bagaimana meningkatkan Hasil belajar siswa

pada topik alat indra manusia pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri

Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan menerapkan Model

Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) .

Dari rumusan secara umum diatas, dapat diuraikan menjadi sub-sub

(20)

5

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan model Cooperative Learning Tipe

NHT (Numbered Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD

Negeri Pagadean Kecamatan Subang?

2. Bagaimana penerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered

Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Topik Alat

Indra Manusia Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean

Kecamatan Subang.

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada Topik Alat Indra

Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean setelah

menerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads

Togethers).

C. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered

Heads Togethers) pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata pelajaran IPA dapat

meningkatkan Hasil Belajar Siswa di kelas IV di SD Negeri Pagadean tahun

pelajaran 2012-2013.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemasalahan diatas, tujuan secara umum dari penelitian ini

adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas Pembelajaran IPA Di SD

Pagadean melalui penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (numbered

Heads Together). .

(21)

6

1. Mengungkap perencanaan penerapan Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA

tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean

2. Mengungkap pelaksanaan penerapan Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA tentang

Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean

3. Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean melalui

penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered

Heads Togethers) .

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini dimaksudkan dapat mengatasi beberapa permasalahan yang

telah dikemukakan. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi :

1. Siswa

a.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

b. Pendidikan IPA akan lebih baik dan bermakna bagi siswa sesuai dengan

tuntutan dari tujuan mata pelajaran IPA.

2. Guru

a. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan

(22)

7

b. Memberi kemampuan baru dalam upaya Peningkatan kualitas mengajar

khususnya Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar.

3. Sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers).

b. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam meraih prestasi di sekolah sesuai

dengan visi dan misi.

c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas.

F. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahpahaman mengenai

penelitian ini, maka perlu di berikan penjelasan-penjelasan tentang Istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasan istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian :

1. Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

Tehnik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Head Together)

yang dikembangkan Spencer Kagan (1992) dalam Anita Lie (2002 : 59)

menyatakan bahwa :

Tehnik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Siswa lebih banyak terlibat dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pejalajaran tersebut.

Tahapan dalam Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads

Togethers) adalah sebagai berikut

(23)

8

(2) Pemberian Pertanyaan ,

(3) berpikir bersama,

(4) menjawab pertanyaan.

Menurut UU RI no 28 tahun 2003 tentang pembelajaran yaitu : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 tahun 2006

tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2008:154)

Pembelajara IPA mempelajari tentang:

“Hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta pemeliharanaanya. dengan mendeskripsikan antara struktur alat indra dengan fungsinya serta menerapkan cara memelihara kesehatan alat indra"

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah hasil upaya siswa setalah proses belajar

selesai melalui evaluasi dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol setelah .

Hal ini sesuai dengan pendapat (Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )

“Hasil Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”

Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1985:41) bahwa hasil

belajar adalah suatu prestasi yang digunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu

tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa

(24)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada Penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Himawan et al, (2007 : 79) “ Penelitian Tindakan Kelas dapat di definisikan

sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional”.

Menurut John Elliot, penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi

sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot,

1982). Sedangkan menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo

Hardjodipuro, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah suatu

bentuk refleksi diri yang dibentuk oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala

sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki

rasionalitas dan kebenaran.

Menurut Romiati (2006-25) dikatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat dengan melaksanakan tindakan

yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa didik. Hal tersebut diatas sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Kasbolah (1999-15) bahwa penelitian tindakan kelas adalah

(25)

42

kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, hal tersebut sependapat yang dikemukakan Wadani et al (2004: 14)

bahwa Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa didik menjadi meningkat.

Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas mempunyai peranan yang sangat

penting. Dalam penelitian tersebut guru terlibat langsung dalam setiap proses

pembelajaran maupun dalam setiap tindakan kelas. Dengan demikian guru

memiliki dua peran yaitu sebagai peneliti, sebagai pelaksana dan juga sebagai

objek yang diteliti. Hal tersebut sesuai dengan bentuk PTK yang dikemukakan

oleh Oja dan Smulyan (Kasbolah, 1999 : 22) bahwa guru sebagai peneliti

memiliki cirri yang penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam

proses Penelitian Tindakan Kelas.

Guru sebagai pelaksana Tindakan Kelas hendaknya mengetahui dan

memahami karakteristik PTK. Ada beberapa karakteristik khusus dalam PTK

menurut Gunawan (2008-9) diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti dalam PTK adalah “mikro” yang dibatasi oleh dinding

dinding kelas

2. Bertujuan untuk memperbaiki PBM yang bersifat untuk “mengevaluasi diri”

3. PTK merupakan penelitian terapan untuk memecahkan masalah-masalah

(26)

43

4. PTK bersifat siklus artinya perencanaan pengajaran dan pelaksanaan

pembelajaran dapat ditindak lanjuti dengan pengamatan dan upaya

memperbaikinya.

5. PTK berorientasi pada daya serap dan taraf materi pengajaran

Berdasarkan karakteristik diatas maka yang pertama kali menyusun PTK

berangkat dari permasalah yang muncul dalam ruangan kelas yang dihadapi oleh

guru, karena guru tersebut telah mengetahui dan mengenal situasi pembelajaran

di dalam kelasnya, serta permasalahan yang terdapat di dalam kelasnya. Dari

permasalahan tersebut dibuktikan dengan fakta yang realita yaitu hasil evaluasi

yang diperoleh siswa sehingga pada karakteristik yang ke dua guru berusaha

untuk memperbaiki proses pembelajarannya.

Untuk memperbaiki proses pembelajaran diperlukan kajian-kajian atau

penelaahan untuk memecahkan masalah tersebut. Pertama pengkajian

karakteristik materi pada mata pelajaran, yang kedua adalah model tindakan apa

yang cocok untuk mengatasi materi tersebut. Baru pada tahap selanjutnya

mengadakan pelaksanaan atau tindakan kelas.

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini rangcangan yang akan dilaksanakan adalah model

PTK spiral yang mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan

Mc Taggart di dalam Penelitian tersebut memiliki 2 siklus yang terdiri atas empat

komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2)

aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di

(27)

44

Menurut Kemmis dan Mc Taggart penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan moment-moment dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Menyimak pendapat Kemmis dan Taggart diatas, bahwa pelaksanaan

siklus tidak hanya dilaksanakan satu kali atau dua kali tetapi sampai beberapa kali

sampai dengan tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan siklus mengacu

pada perencanaan (planning), Tindakan (action), observasi (observasion), dan

refleksi (reflection).

Dalam setiap siklus terdapat (1) Perencanaan (planning) yaitu rencana

tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan

membantu guru dalam penggunaan Model Cooperative Learning Tipe NHT

(Numbered Heads Together) pada mata pelajaran IPA di kelas IV, Pelaksanaan

tindakan (action) adalah tindakan yang akan dilaksanakan guru dalam

meningkatkan aktivitas siswa. (3) observasi () adalah kegiatan mengamati hasil

dan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung (4) Refleksi

(reflection) adalah guru mengkaji, menelaah, melihat, dan mempertimbangkan

proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar. Setelah

mengetahui hasil refleksi guru melakukan perbaikan terhadap rencana berikutnya

atau dalam siklus berikutnya hal ini terus berulang tidak hanya sampai dengan

dua siklus tetapi sampai beberapa siklus yang terpenting adanya suatu perbaikan

dan peningkatan terus di setiap siklusnya sampai dengan tujuan yang diharapkan

(28)

45

Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penelitian yang akan kita

laksanakan dapat melihat atau mengacu pada bagan spiral Penelitian Tindakan

Kelas yang dikemukakan Oleh Kemmis dan Taggart (Hermawan et al 2002 :

235) berikut ini.

Gambar 3.1

Alur PTK menurut : Kemmis dan Mc Taggart

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Observasi awal

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Observasi

Tindakan Perencanaan

Refleksi

Hasil Observasi SIKLUS I

(29)

46

Lokasi penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pagadean

Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Sekolah tersebut

terletaknya di daerah Pekauman dan dekat dengan Pertokoan, tepatnya di Jalan H.

Agus Salim No. 1 Subang.

Waktu pelaksanaan dalam Penelitian ini yaitu pada semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013 dengan melalui dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada

tanggal 24 November 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30

November 2012.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pagadean dengan

Jumlah siswa 24 orang.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

mengacu pada alur PTK yang dibuat oleh Kemmis dan Taggart dengan

melaksanakan kegiatan yang berbentuk siklus. Tiap siklus terdiri dari empat

tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi

(observation), dan refleksi (reflection). Dari keempat tahapan dalam siklus itu

merupakan suatu system yang saling berhubungan antara satu dengan yang

lainnya

Prosedur penelitian tindakan Kelas yang peneliti lakukan adalah

implementasi atau Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered

Heads Togethers) pada topik alat Indra Manusia mata Pelajaran IPA di kelas IV

pada semester I adalah sebagai berikut :

(30)

47

Pada tahap perencanaan Peneliti menelaah kurikulum, Silabus mata

pelajaran IPA kelas IV semester I yang sudah ada pada KTSP yang

diterbitkan oleh BNSP. Merencanakan topik yang akan dibahas kebetulan

sesuai dengan waktu penelitian yang pas adalah Topik Alat Indra manusia,

selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

materi alat indra manusia dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) , menyiapkan

media berupa gambar dan buku penunjang lainnya, yang berkaitan dengan

topik Alat Indra Manusia, menetapkan focus observasi dan aspek yang

diamati dituangkan dalam lembar observasi atau lembar pengamatan untuk

siswa maupun guru, menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya,

peneliti membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen dari jenis

kelamin, tingkat kemampuan prestasi siswa. Pembentukan kelompok untuk

mempermudah pelaksanaan kerja siswa dalam menyelesaikan lembar tugas

kelompok. Melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan tindakan

perbaikan, tujuan pembelajaran, yang kita inginkan dapat tercapai.

Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar alat indra manusia,

membuat nomor di kepala dari lembar kertas untuk tiap siswa. membuat

panduan wawancara siswa, membuat soal evaluasi dan kunci jawaban,

membuat Lembar Kerja Siswa dan petunjuk kegiatan,

Penentuan personil observer yang dilibatkan dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini, observer adalah teman sejawat yang sudah pernah membuat PTK,

(31)

48

dalam penggalian sumber yang akurat dan meminta masukan-masukan dalam

penelitian ini.

2. Pelaksanaan Tindakan atau acting

Pada tahap ini peneliti terutama guru adalah melakukan

tindakan-tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program

yang menjadi tugas sehari-hari( kasihani kasbolah,1998/1999) sehingga

dengan demikian setelah disepakati rancangan yang berhasil dirumuskan oleh

tim peneliti pada tahap perencanaan tindakan, maka rancangan rumusan

scenario tindakan yang telah disepakati dalam tahap persiapan dan

perencanaan tadi dicoba untuk dilaksanakan oleh guru didalam kelas karena

pada hakekatnya tahapan ini adalah pelaksanaan rencana tindakan yang

dikembangkan pada tahap perencanaan ( Depdikbud, 1999:34).

Pada tahap ini peneliti/guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam

bentuk RPP dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning

Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) . Tahap-tahap pelaksanaan dalam

model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads

Togethers) adalah sebagai berikut :

(32)

49

Dalam fase ini Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 – 5 orang.

Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor yang berbeda-beda,

sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum. Dengan tingkat kesulitan

yang berbeda pula.

Fase 3 berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban dari

masing-masing pertanyaan.

Fase 4 Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengangkat tangan kanan dan berdiri kemudian menjawab pertanyaan

untuk seluruh kelas kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban

tersebut.

Untuk membantu tim peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan guru di dalam kelas, daftar cek sebagai alat bantu dalam

pengamatan pelaksanaan tindakan tadi akan disiapkan. Setiap temuan hasil

pengamatan akan didokumentasikan dan dicatat sesuai dengan butir-butir

yang ada dalam daftar cek yang telah disiapkan tersebut. Bila timbul hal-hal

yang tidak tercantum dalam rencana tindakan sebelunya maka guru dapat

(33)

50

mengamati akan mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam daftar cek yang

telah disiapkan. Disepakati pula bahwa selama dalam kegiatan penelitian

siswa diupayakan belajar seperti biasa dan kehadiran tim peneliti tidak

mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

3. Observasi

Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap

pelaksanaan tindakan.observasi secara lebih operasional adalah semua

kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari

proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu atau pun

sampingannya ( Kasihani Kasbolah, 1998/1999). Fungsi diadakannya

observasi adalah: (1) untuk mengetehuikesesuaian pelaksanaan tindakan

dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya;(2) untuk

mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung

dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diingini ( kasihani

kasbolah,1998/1999:91-92).

Dalam tahap ini dilaksanakan obeservasi dengan menggunakan lembar

observasi dan mengevaluasi apa saja yang menjadi kendala dalam

pelaksanaan perbaikan.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selain oleh peneliti.

Meliputi pengisian instrument penelitian, pengumpulan data nilai ulangan

siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun

langkah-langkah perbaikan.

(34)

51

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan

analisis-sintetis, interprestasi,dan eksplanasi penjelasan) terhadap semua informasi

yang diperoleh sehingga dengan demikian data yang tercatat maupun yang

tidak tercatat tetapi sempat terekam oleh tim peneliti dikonfirmasikan dan di

analisis serta dievaluasi untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan tersebut telah dapat tercapai atau belum agar

tim peneliti mendapatkan kejelasan tindakan baru yang akan dilakukannya

kemudian. Kegiatan refleksi, merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal

tertentu untuk kemudian dilanjutkan membuat perencanaan baru untuk

melakukan tindakan baru. Penyempurnaan penyempurnaan kearah perbaikan

tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan kedalam rencana tindakan

baru.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini berupa instrumen tes dan non tes adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang akan digunakan terdiri dari lembar kerja siswa dan

lembar evaluasi belajar (ulangan harian) dalam bentuk pilihan ganda.

2. Instumen Non Tes

Instrumen Non Tes yang akan digunakan terdiri dari lembar observasi

guru dan lembar observasi siswa serta wawancara

(35)

52

1. Tehnik Pengolahan data Hasil Observasi

a. Reduksi Data

menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang

diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. klasifikasi data

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II

dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktivisas

guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak harapkan

terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan

untuk mempermudah data-data kemudian diklasifikasikan sesuai

dengan jenis datanya misalnya

1) Data tentang aktivitas siswa

2) Data tentang aktivitas guru

3) Data tentang hasil belajar

c. Display data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk

narasi, uraian atau dalam bentuk tabel juga grafik

d. Interpretasi Data

menafsirkan data-data yang sudah di display baik data dalam

bentuk tabel atau dalam bentuk grafik.

e. Refleksi

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah

(36)

53

kelemahan apa yang harus ditingkat, kemudian kekuatan dan

kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan

bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut kemudian ditingkatkan

pada tindakan berikutnya.

2. Tehnik Pengolahan Data Hasil Tes

a. Scoring

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa uraian berjumlah

4 soal. Setiap Soal mempunyai bobot skor 25 apabila siswa menjawab

dengan benar sehingga skor maksimum yang dapat diperoleh adalah

100. Skor setiap siswa yang diperoleh ditentukan dengan menghitung

jumlah skor yang diperoleh untuk setiap jawaban benar dengan rumus

Jumlah jawaban benar

Nilai = x 100% Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

Untuk mendapatkan nilai individu Siswa dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

Nilai = Jumlah skor x 100 Skor maksimal

Sedangkan untuk menghitung rata-rata post tes adalah :

X = X1 N

(37)

54

X = rata-rata

Σ = jumlah seluruh skor

N = jumlah subjek

Setelah pengolahan data selesai data tersebut di konversikan

kedalam table dan grafik. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil

analisis data akan digunakan untuk menarik kesimpulan dalam

laporan

3. Analisis Data Hasil Tes

Kriteria penilaian pada post tes siklus I dan siklus II adalah

berupa pilihan ganda yang berjumlah 10. Dimana setiap soal

mempunyai bobot 1. Karena skor maksimum yang diharapkan 100,

maka hasil jawaban yang benar dikalikan dengan angka 10.

Sedangkan untuk nilai kelompok hasil dari pengisian LKS diberi skor

maksimal 100 .

Untuk nilai hasil Lembar Kerja Siswa dan hasil tes siswa bisa

dikelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut

Tabel 3. 1

Kategori nilai rata-rata siswa

No Rentang nilai Katagori

1 90 – 100 Sangat baik

2 70 – 89 Baik

(38)

55

4 30 – 49 Kurang

5 0 – 29 Kurang Sekali

Sedangkan untuk prosentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori

sebagai berikut :

Tabel 3. 2

Kategori Perolehan prosentase KKM Siswa

No Prosentase Katagori

1 70% - 100 Tuntas

(39)

79

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dan hasil

temuan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA dalam topik Alat Indra Manusia kelas IV

SDN Pagadean kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan

menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads

together) terlihat dengan baik dengan indikator yang ingin dicapai (1)

siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi indra manusia. (2)siswa

mampu mendeskripsikan mekanisme indra manusia dalam menanggapi

rangsang. (3) siswa mampu mendeskripsikan kelainan yang terjadi

padaindra manusia serta cara memelihara kesehatanindra manusia.

2. Pada Pelaksanaan pembelajarann IPA dengan topi alat Indera Manusia

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe NHT

(numbered heads together) siswa banyak yang terlibat aktif dalam proses

pembelajaran pada fase pertama siswa mengikuti dan menerima

pembagian kelompok dengan lapang dada, tidak memilih sesuka hatinya,

pada fase kedua mereka menerima pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

sesuai bagiannya tanpa saling berebut memilih pertanyaan yang mudah,

pada fase ketiga siswa aktif mengerjakan soal yang diberikan dengan

(40)

80

mampu mau bertanya pada yang lebih mampu. Pada fase ini siswa terjadi

saling interaksi dan terjadi komunikasi, saling membantu sesama teman.

Pada fase ke empat siswa mampu dan mau tampil kedepan dengan berani,

percaya diri siswa menjadi lebih meningkat, wawasan mereka bertambah.

3. Hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA topik alat indra

manusia setelah menggunakan model cooperative learning tipe NHT

(numbered heads together) mengalami peningkatan setiap siklusnya hal

ini terlihat hasil siklus I siswa mencapai rata-rata dari nilai post test yaitu

rata-rata 71,25 dan pada siklus II mencapai rata-rata 80,42 peningkatan

nilai rata-rata pada siklus II dapat dikatakan cukup tinggi . Dengan KKM

yang telah ditentukan adalah 70. Pada siklus I hasil rata-rata nilai

kelompok adalah 77,5 Pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Hasil

penilaian kelompok dapat dikatakann juga cukup tinggi.

B. Rekomendasi

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode Cooperative Learning

tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan hasil belajar, oleh

karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian Penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat

meningkatkan atau memberikan kontribusi untuk sekolah, atas dasar itu

sekolah agar memberikan dorongan dan memfasilitasi pengembangan dari

(41)

81

dengan karakter materi pelajaran, waktu dan juga situasi dan kondisi

sehingga hasil yang akan diperoleh akan mencapai hasil yang baik.

2. Bagi guru, dengan mengunakan metode Cooperative Learning tipe NHT

(numbered heads together), ternyata hasil belajar siswa meningkat. Saran

peneliti bahwa sebagai guru agar lebih banyak lagi metode yang

diterapkan dalam pembelajaran sehingga kita tidak selalu menggunakan

pembelajaran yang sifatnya monoton atau menjenuhkan.

3. Bagi peneliti lainya bahwa penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan

kajian untuk pengembangan penelitian selanjutkan agar lebih menarik dan

(42)

82

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi S. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta ; Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional (2006), kurukulum KTSP Kelas IV SD Jakarta ; Depdiknas.

Depdiknas (2005), Pedoman penulisan Karya Ilmiah (laporan, Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Djamarah, Syaipul Bahri (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT Rineka Cipta.

Harijanto (2004) Sains, Jakarta; Penerbit Erlangga

Hermawan, et al (20070 Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar Bandung : UPI Press.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

I.S Joni, (2009) Pembelajaran Cooperative Yogyakarta, Penerbit Pristaka Pelajar.

Kasbolah, K (1999) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Malang; Depdikbud

Lie, Anita (2002) Cooperative Learning, Jakarta PT Grasindo

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Primsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Karya.

(43)

83

Rositawati, S dan Muharam, Aris (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta, Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sagala, Syaeful, (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Penerbit Alfabeda.

Saodih, Nana, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slavin, Robert E (2008) Cooperative learning Riset, teori dan praktik Bandung Media nusa.

Sutaro, Nono, (2004) Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta : Penerbit, Universitas Terbuka Depdiknas.

Suhartini, Dwi (2009) Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remajarosda Karya.

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK menurut : Kemmis dan Mc Taggart
Tabel  3. 1
Tabel  3. 2

Referensi

Dokumen terkait

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Perancangan dan simulasi Cycloconverter sebagai pengendali kecepatan motor induksi satu fasa berbasis mikrokontroller AT 89S52.. Universitas Pendidikan Indonesia |

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida sebagai Bahan Pengisi dalam Produk Lateks Karet Alam : Pengaruh Waktu Vulkanisasi.. Doi, Lay-Theng Lee,

Meliputi teori- teori dasar yang berkaitan dengan penelitian yang mengemukankan penjelasan mengenai aluminium, sifat-sifat aluminium, paduan aluminium, besi,

sahabat MQ/ PT Kereta Api Daerah Operasi Daop V Purwokerto Jawa Tengah/ telah menyiapkan kereta tambahan / untuk mengangkut arus balik ke Jakarta/ pada ahad mendatang//

[r]