• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA: Studi Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI SMAN Labschool UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA: Studi Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI SMAN Labschool UPI Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI SMAN Labschool UPI Bandung)

SKRIPSI

Disusun Untuu Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Jurusan Kuriuulum dan Teunologi Pendidiuan

Disusun Oleh :

Yoga Yulianto 1005760

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Yoga Yulianto (1005760).EfektifitasPenerapan Model PembelajaranAktifTipeDebatterhadapPeningkatanKemampuanBerpikirKritisSiswa

Skripsi.Program StudiTeknologiPendidikan, JurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan,Tahun 2014.

Masalahpokokdalampenelitianiniadalah,bagaimanaefektifitaspenerapan model pembelajaranaktiftipedebatterhadappeningkatankemampuanberpikirkritissiska?.

Metode yang digunakandalam penelitian ini adalahkuasieksperimendengandesainpenelitian yang digunakanadalahOne Group Time Series Design.Populasi yang diangkatdalampenelitianiniadalahseluruhsiskakelas XI SMAN Labschooi UPI Bandung.Teknikpenarikansampel yang digunakandalampenelitianiniadalahteknikpurposive sampiing, dengankelas XI.1 yang dijadikansebagaisampelpenelitiandenganjumlahsiskasebanyak 30 orang.Instrumen yang digunakandalampenelitianiniadalahjenistesbentukuraian non objektif.

Berdasarkanperolehan data

daripenelitianujikemampuanberpikirkritissiska,secaraumumdapatdisimpulkanbahkapenerapan model

pembelajaranaktiftipedebatefektifterhadappeningkatankemampuanberpikirkritissiskapadamatape lajaran PKN kelas XI SMA Labschool UPI Bandung.Secarakhusus, kesimpulandalam

penelitianini adalahpenerapan model

(3)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

YogaYulianto.ImplementationEffectivenessof Active LearningModelDebate Type onCritical ThinkingStudentUpgrades.

Thesis.Educational TechnologyStudies Program, Department ofCurriculumandEducational Technology, 2014.

The main probleminthisresearchis, hokeffective implementation ofactivelearning modeldebate type to increasestudents' criticalthinking skills?.

The method usedinthis studykasa quasi-experimentalresearch kith research designusedis theOneGroupTime SeriesDesign. Populationraised inthis study kere allstudents of classXISMANLabschoolUPI Bandung. The sampling techniqueusedin this studykas purposive sampling technique,kithXI.1classis used as thesamplekiththe number of studentsas many as30 people. The instrumentusedinthis studyisnon-objective testin narrative form.

(4)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ATSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TATEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

TAT I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan kenelitian ... 4

D.Manfaat kenelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

TAT II KAJIAN TEORITIS A.Konsep Belajar ... 7

1. kengertian Belajar ... 7

2. Karakteristik Belajar ... 8

3. krinsip Belajar ... 9

B.Konsep kembelajaran ... 11

1. kengertian kembelajaran ... 11

2. Komponen kembelajaran ... 12

C.Konsep Model kembelajaran ... 15

1. kengertian Model kembelajaran ... 15

2. Dasar kertimbangan kemilihan Model kembelajaran ... 15

3. Ciri-ciri Model kembelajaran ... 16

D.Konsep Model kembelajaran Aktif ... 17

1. kengertian Model kembelajaran Aktif ... 17

(5)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Jenis-jenis Metode dari Model kembelajaran Aktif ... 19

E. Konsep Model kembelajaran Aktif Tipe Debat ... 19

1. kengertian Debat ... 19

2. kengertian Debat dalam kembelajaran ... 20

3. kenerapan Model kembelajaran Aktif Tipe Debat ... 20

F. Kemampuan Berpikir Kritis ... 21

1. kengertian Berpikir ... 21

2. kengertian Berpikir Kritis ... 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis ... 23

4. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 24

G.Konsep Model kembelajaran Aktif Tipe Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ... 26

G.Asumsi ... 28

H.Hipotesis ... 29

TAT III METODE PENELITIAN A.Metode kenelitian ... 31

B.Desain kenelitian ... 31

C.Variabel kenelitian ... 32

D.kopulasi dan Sampel kenelitian ... 33

E. Teknik kengumpulan Data ... 33

F. Instrumen kenelitian ... 34

G.Teknik Analisis Data ... 37

H.krosedur kenelitian ... 41

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN A.Deskripsi Hasil kenelitian ... 44

B.kengolahan Data Hasil kenelitian ... 51

1. Uji Normalitas Seri 1 ... 51

2. Uji Normalitas Seri 2 ... 53

(6)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji Hipotesis ... 55

C.kembahasan Hasil kenelitian ... 62

1. kembahasan Hipotesis Umum ... 62

2. kembahasan Hipotesis Khusus ... 66

TAT V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBIB

PENDAHULUANB

A.LatarBBelakangBMasalahB

Dunia kini telah memasuki abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu aspek yang kini berkembang pesat secara signifikan. Salah satunya, perkembangan tersebut memiliki dampak pada derasnya arus informasi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Di satu sisi, terdapat sisi positif yang dapat kita petik, yakni kemudahan akses terhadap sebuah informasi dapat memperkaya wawasan, sehingga banyak hal yang dapat kita ketahui dengan cepat. Di sisi lainnya, tidak seluruh informasi yang beredar tersebut valid dan bermanfaat, oleh karenanya kemudahan akses informasi tersebut perlu diikuti oleh kemampuan berpikir kritis yang harus dimiliki oleh siapapun, agar dapat memilah segala bentuk informasi yang beredar. Kelemahan dalam aspek berpikir kritis, pada kemungkinan terburuk yang akan terjadi, yakni berkonsekuensi pada penyesatan opini publik, karena ketidakmampuan dalam memilah informasi yang beredar.

Kemudahan akses informasi serta dampaknya terhadap pembentukan opini publik merupakan salah satu landasan sosiologis yang dijadikan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum pendidikan nasional. Tak terkecuali dengan kebijakan baru pemerintah, yakni pengesahan kurikulum 2013 yang mulai diterapkan per Mei 2013, salah satu mandatnya yakni membekali siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis agar dapat menentukan sikap secara objektif dan bijak terhadap berbagai fenomena sosial yang terjadi, serta dapat memilah sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai referensi untuk mengetahui kondisi objektif dari fenomena sosial tersebut dan menanggapinya dengan sikap yang tepat.

(8)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi sesuatu yang harus diperhatikan dalam setiap penyusunan desain pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak boleh terlepas dari hakikat dan tujuan utama dari keberadaan suatu mata pelajaran, yang kesemua aspek yang termaktub dalam tujuan mata pelajaran tersebut akan kehilangan esensi tanpa pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa yang terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Untuk jenjang pendidikan SMA dalam perspektif kajian psikologi perkembangan masuk ke dalam kategori remaja. Adapun remaja sendiri menurut Santrock dalam Yusuf (2012), berada pada kisaran antara 12/13 tahun hingga 19/20 tahun. Sangat penting bagi siswa pada jenjang SMA untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.

Antara teori dan praktek di lapangan ternyata saat ini masih mengalami ketimpangan, terdapat permasalahan yang ditemui dalam model pembelajaran yang diterapkan di sekolah saat ini. Berdasarkan pengamatan di lapangan, yakni dengan melakukan observasi di SMA Labschool UPI Bandung, saat ini pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan menggunakan pendekatan ekspositori-ceramah. Siswa diposisikan secara pasif dan hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru.

(9)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dikarenakan pembelajaran tidak dirancang untuk memberikan alokasi untuk siswa melakukan simulasi mengenai studi kasus tertentu yang berkaitan dengan konsep yang dipahaminya. Ketiga, siswa kurang mampu mengemukakan pendapat secara sistematis secara lisan berkaitan dengan konsep yang dipahaminya. Hal ini dikarenakan peran guru dalam pembelajaran terlalu dominan dan kurang memberikan kesempatan yang proporsional kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Keempat, siswa memahami konsep namun kurang dapat menentukan sikap secara bijak kala menghadapi permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan konsep yang dipahaminya. Hal ini dikarenakan pembelajaran tidak dirancang agar siswa memiliki kesempatan untuk menyatakan berbeda pendapat, berdebat, dan mengambil keputusan yang terbaik dengan rekan sebayanya.

Fokus dari permasalahan pembelajaran yang kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berdasarkan argumentasi yang telah dikemukakan, akan mengerucut pada upaya perbaikan yang selayaknya diawali dari dimunculkannya inovasi dalam model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mel Silberman, seorang profesor di bidang kajian psikologi instruksional, telah meneliti dan menemukan model pembelajaran aktif dengan total 101 tipe pengembangannya. Salah satu dari 101 tipe model pembelajaran aktif tersebut yakni model pembelajaran aktif tipe debat (dalam Silberman, 2009: 291).

(10)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proporsional, 4) memberikan kesempatan pada siswa untuk menyatakan berbeda pendapat, berdebat dan mengambil keputusan yang terbaik dengan rekan sebayanya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dipandang perlu untuk menguji efektifitas model pembelajaran aktif tipe debat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B.RumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah secara umum yang diangkat yakni: “bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa?”

Adapun rumusan masalah secara khusus yang menjadi turunannya, yakni: 1. Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa aspek analisis? 2. Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa aspek evaluasi? 3. Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa aspek mencipta? B

C.TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menguji efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun secara khususnya, tujuan dari penelitian ini adalah:

(11)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menguji efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa aspek evaluasi.

3. Menguji efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa mencipta.

B

D.ManfaatBPenelitianB

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Secara teoritis

Melengkapi kajian teoritis yang berkaitan dengan model pembelajaran aktif tipe debatdalam pembelajaran serta membuka kemungkinan untuk adanya penelitian lebih lanjut mengenai objek kajian serupa.

2. Secara praktis

a. Bagi guru: hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penggunaan model pembelajaran berbasis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa b. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya

sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam aspek kemampuan berpikir kritis.

B

E.DefinisiBOperasionalB

1. Model pembelajaran aktif tipe debat adalah model pembelajaran yang diset untuk perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik dalam kelas-bukan hanya orang-orang yang terlibat, dimana kelas dibagi atas dua kelompok besar yang berbeda pendapat dalam membahas suatu topik pembelajaran.B

(12)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencipta. Menurut Bloom, berpikir kritis memiliki arti yang sama dengan berpikir tingkat tinggi, terutama aspek evaluasi (dalam Filsaime, 2008:74). Berikut merupakan deskripsi dari pengertian aspek analisis, evaluasi dan mencipta:B

a. Menganalisis: kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian tertentu sehingga struktur kesatuan tersebut dapat dipahami dengan baik

b. Mengevaluasi: kemampuan untuk memberikan penilaian berdasarkan kriteria tertentu

c. Mencipta: kemampuan untuk menempatkan bagian-bagian tertentu kedalam sebuah struktur, hingga setiap bagian tersebut memiliki keterkaitan dan menghasilkan sebuah struktur yang baik.

Berikut merupakan tabel dari indikator kemampuan berpikir kritis aspek analisis, evaluasi dan mencipta berdasarkan taksonomi Bloom:

TabelB1.1B

IndikatorKemampuanBerpikirKritisB

Variabel Aspek Indikator Instrumen

KemampuanB

berpikirBkritisB Menganalisis Membedakan Mengorganisasi Mengatribusikan

Tes

Mengevaluasi Memeriksa Mengkritik Mencipta Merumuskan

Merencanakan Mengonstruksi (dalam Imam, dkk., 2013:36-37)

(13)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBIIIB

METODOLOMIBPENELITIANB

A.MetodeBPenelitianB

Menurut Sugiyono (2011:3), yang dimaksud dengan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Syaodih (2005: 207), disebut sebagai kuasi eksperimen, dikarenakan bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni, atau biasa disebut pula dengan eksperimen semu.

Adapun alasan peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen, adalah pertama, peneliti ingin menguji coba efektifitas tindakan yang diberikan terhadap subjek kelompok penelitian tertentu, yakni menguji coba efektifitas penerapan model pembelajaran aktif tipe debat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI. Kedua, subjek kelompok yang akan diteliti tidak dipilih secara random, melainkan dipilih berdasarkan kelas dengan rata-rata jumlah siswa yang dapat mewakili populasi. Ketiga, peneliti hanya mengambil fokus penelitian pada kelas eksperimen yang akan diteliti tanpa kelas kontrol.

B.DesainBPenelitianB

(14)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Time Series Design, yang tidak dipilih secara acak dan tanpa kelas

pembanding, hanya kelas eksperimen.Dalam desain ini kelompok yang

digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random (dalam Sugiyono, 2014:114). Sebelum diberi tindakan kelas eksperimen terlebih dahulu diberikan

sebanyak 3 kali pre test, lalu tindakan dan setelahnya diberi 3 kali post test.

Adapun secara tabel digambarkan sebagai berikut: TabelB3.1B

DesainBpenelitianBOne Group Time Series DesignB

B

Keterangan:

O

1

O

2

O

3 = Nilai pre test sebelum tindakan

X

= Tindakan dengan menggunakan model pembelajaran aktif

tipe debat

O

4

O

5

O

6 = Nilai post test setelah diberi tindakan

C.VariabelBPenelitianB

Menurut Arikunto (2006:118), variabel merupakan objek penelitian, ataupun sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian yang mengujicobakan tingkat pengaruh dari suatu tindakan, maka lazimnya terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas diposisikan sebagai variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat diposisikan sebagai variabel yang dipengaruhi.

Adapun dalam penelitian ini, yang dijadikan variabel bebas adalah model pembelajaran aktif tipe debat, sedangkan yang dijadikan sebagai variabel terikat adalah kemampuan berpikir kritis siswa, yang secara spesifik terbagi ke dalam 3 sub, yakni aspek analisis, evaluasi dan mencipta.Hubungan diantara kedua variabel tersebut, tergambar dalam bagan berikut:

(15)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TabelB3.2B

HubunganAntarVariabelPenelitianB

D.PopulasiBdanBSampelBPenelitianB

Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan dari subjek penelitian.Populasi yang diangkat dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI SMAN Labschool UPI Bandung.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, oleh karena desain penelitian yang digunakan adalah one group time series design, dimana sampel tidak dapat dipilih secara random. Menurut Sugiyono (2011:85), teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan.Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah salah satu kelas dari kelas XI.1 yang berjumlah sekitar 30 orang.

E.TeknikBPengumpulanBDataB

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Wawancara

Menurut Zainal (2011:158) tujuan digunakannya wawancara adalah:

a. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu

hal atau situasi dan kondisi tertentu.

(16)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang

tertentu.

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi dari guru mengenai model pembelajaran yang biasa diterapkan di kelas.

2. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dala situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (dalam Arifin, 2011:153). Observasi digunakan untuk menilai penampilan guru dalam pembelajaran agar berkesesuaian dengan sintaks model pembelajaran aktif tipe debat.

3. Tes

Tes yang digunakan adalah bentuk uraian. Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya (dalam Arifin, 2011:125). Adapun secara lebih spesifiknya, tes yang dirancang berupa instrumen bentuk uraian non-objektif (BUNO) yang mengukur kemampuan berpikir kritis, ditujukan pada siswa yang menjadi sampel penelitian. BUNO digunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat kompleks, seperti kemampuan menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal dan menilai arti atau makna suatu ide (dalam Arifin 2011:127). Kemampuan berpikir kritis dapat dikategorikan sebagai hasil belajar yang kompleks berdasarkan pengertian ini.

F. InstrumenBPenelitianB

(17)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji validitas

Valid berarti shahih atau layak dipercaya. Validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Reksoatmodjo, 2007: 193). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi dan validitas isi.

Validitas konstruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli mengenai instrumen yang disusun. Para ahli akan memberikan keputusan, apakah instrumen dapat digunakan langsung tanpa perbaikan, ada perbaikan atau dirombak secara total (dalam Sugiyono, 2006:139).

Validitas isi adalah uji validitas dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Validitas isi dilakukan dengan cara menyusun tes berdasarkan kurikulum yang berlaku, atau secara lebih spesifik mengacu pada kompetensi dasar pokok bahasan (dalam Sugiyono, 2006:143).

Dalammelakukanujivaliditaskonstruksidanisi, penelitimelakukanexpert

judgement,

yaknimemintapendapatdaridosenahliJurusanKurikulumdanTeknologiPendidika

nuntukmenelaahinstrumen yang dikembangkan.Aspek-aspek yang

ditelaaholehdosenahli, meliputiaspekmateri,

konstruksisoaldanbahasadariinstrumen. 2. Uji reliabilitas

Menurut Sugiyono (2006), yang dimaksud dengan reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan metode Cronbach Dlpha, karena penskoran dalam instrumen

yang dikembangkan berbentuk skala.

Adapun rumus statistika yang digunakan dalam metode Cronbach Dlpha,

(18)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan hasilnya, maka untuk menafsirkan koefisien reliabilitasnya, berpedoman pada penggolongan sebagai berikut:

 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : Tinggi

 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Cukup

 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Agak rendah

 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah

 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : Sangat rendah

Untukuji reliabilitas dalampenelitianini, diujicobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yakni kelas XI saintek 2 SMAN Labschool UPI Bandung, dengan total siswa sejumlah 19 orang.

Untukmempermudahpengolahan data hasilujireliabilitas,

penelitimenggunakanbantuan aplikasi SPSS 16 for

gindogsuntukmenghitungtingkatreliabilitasinstrumendenganmetodeCronbach

Dlpha.Setelahdikalkulasi, diperoleh data sebagai berikut: TabelB3.3B

HasilUjiReliabilitasInstrumenB Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(19)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai reliabilitas yang didapatkan adalahsebesar 0.922. Untuk mengetahui apakah instrumen penelitiandapat

dinyatakan reliabel atau tidak, maka nilai rhitung perludibandingkan dengan

rtabel,dalamhalinidengan tarafsignifikansi 5% dan nilai Nadalah24,

makanilairtabeladalah 0.404. Apabila hasil rhitung > rtabel,maka instrumen

penelitian dapat dinyatakan reliabel.Hasil perhitungan menunjukkanbahwa rhitug

(0.922) > rtabel (0.404), maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel dan dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data. B

M.TeknikBAnalisisBDataB

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Analisis data dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan analisis statistika. Menurut Sulistyo (dalamMaemunah, 2012: 64) statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari cara mengumpulkan, mengelola, menghitung, menganalisa dan juga menarik kesimpulan data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal atau untuk memeriksa keabsahan sampel. Hasil data dari uji normalitas diperlukan sebagai prasyarat untuk menentukan uji statistik hipotesis yang tepat. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan

menggunakan program pengolah data SPSS 16 (Statistical Product andService

Solution) dengan uji normalitas kolmogorov smirnov. Adapun secara manual,

berikut merupakan rumus dari uji normalitas kolmogorov smirnov:

Keterangan :

(20)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal

FT = Probabilitas komulatif normal

FS = Probabilitas komulatif empiris

FT = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung

dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z.

(StatistikakudalamWijaya, 2012: 75)

Uji persyaratan analisis menggunkaan uji normalitas data dengan

rumusKolmogorov-Smirnov, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) langkah pertama adalah menetukan rata-rata data

b) langkah berikutnya adalah menghitung standart defiasi

c) Menentukan nilai z untuk tiap-tiap variabel, dengan rumus:

z = x - µ

S

dimana: B

X = Skor data variabel yang akan diuji normalitasnyaB

μ = Nilai rata-rataB

S = Standar deviasiB

d) Menentukan probabilitas komulatif normal (FT) untuk masing-masing nilai

z berdasarkan tabel z, jika nilai z minus, maka 0,5 dikurangi (-) luas wilayah pada tabel z dan jika nilai z positif, maka 0,5 ditambah (+) luas nilai z pada table z.

e) Menentukan probabilitas komulatif empiris (FS)

f) Mencari selirih antara probabilitas komulatif normal (FT) dengan

Menentukan probabilitas komulatif empiris (FS).

g) Mencari nilai selisih terbesar, yang merupakan nilai K-S hitung.

h) Membandingkan antara K-S hitung dengan K-S tabel, dengan kriteria:

- Jika K-S hitung > K-S tabel berarti data tidak normal

(21)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (dalamWijaya, 2012: 76)

2. Uji Hipotesis

Untuk menentukan metode uji hipotesis yang tepat, perlu menyesuaikan dengan data yang didapat, apakah berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang didapat tidak berdistribusi normal, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kedua data yang saling berhubungan. Adapun yang dibandingkan pada uji

hipotesis ini adalah gain skor pos-test dan pre-test dari kelompok eksperimen.

Adapun statistik ujinya seperti yang tertera di bawah ini:

B

Keterangan:

N = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda T

= jumlah ranking dari nilai selisih yng negatif

(apabila banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif)*

= jumlah ranking dari nilai selisih yang positif

(apabila banyaknya selisih yang negatif lebih banyak dari banyaknya selisih positif)*

(Bimo, 2011)

Kriteria pengujian hipotesisnya, yakni:

 Jika didapat nilai signifikansi < 0,05 , maka H0 ditolak.

(22)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila data yang didapat berdistribusi normal, dapat menggunakan uji t satukelompok. Uji t satukelompokdigunakan untuk mengetahui pengaruh hasil pre-test sebelum diberikan perlakuan dan hasil post-test sesudah diberi perlakuan.

Adapunstatistik ujinya seperti yang tertera di bawah ini:

Kriteria pengujian hipotesisnya, yakni:

 Jika nilai -ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

 Jika nilai –thitung ≤ ttabel ≤ +thitung maka H1 diterima dan H0 ditolak

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Hipotesis Nol

Tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

 Hipotesis Kerja

(23)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan untuk hipotesis khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis pertama

 Hipotesis Nol

Tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek analisis setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

 Hipotesis Kerja

Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek analisis setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

b. Hipotesis kedua

 Hipotesis Nol

Tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek evaluasi setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

 Hipotesis Kerja

Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek evaluasi setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

c. Hipotesis ketiga`

 Hipotesis Nol

Tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek mencipta setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

 Hipotesis Kerja

Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis aspek mencipta setelah diterapkan model pembelajaran aktif tipe debat.

H.ProsedurBPenelitianB

Penelitian ini dalam pelaksanaanya melalui 3 tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis. Berikut merupakan deskripsi dari ketiga tahapan tersebut:

1. Tahap Perencanaan

(24)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Studi Pendahuluan, mengidentifikasi permasalahan, merumuskan

masalah dan menentukan tujuan penelitian.

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam merencanakan penelitian. Pada tahap ini dikaji secara mendalam mengenai masalah awal yang teridentifikasi, lalu diturunkan kedalam sebuah rumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk dilanjutkan pada tahap penyusunan proposal penelitian.

b. Kajian literatur dan diskusi dengan dosen ahli

Tahapan ini dilakukan untuk mematangkan konsep-konsep yang akan digunakan dalam penelitian dan meminta masukan-masukan dari pihak dosen ahli, agar pada kegiatan penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

c. Menyusun proposal penelitian

Tahapan ini, merekap hasil studi pendahuluan untuk disusun dan dipaparkan secara utuh mengenai konsep penelitian, yang ditulis dalam proposal penelitian.

d. Menyusun instrumen

Seluruh instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen pembimbing, sebelum diujicobakan dan direvisi.

e. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

f. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak-pihak terkait

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan yakni menentukan sampel penelitian yang akan diteliti dan memberikan perlakuan pada sampel penelitian. Adapun langkah-langkah dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:

a. Menentukan sampel penelitian

b. Memberikan penjelasan kepada guru mengenai RPP untuk penerapan

model pembelajaran aktif tipe debat di kelas eksperimen

c. Memberikan kesempatan pada guru untuk mensimulasikan terlebih

(25)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran aktif tipe debat di kelas eksperimen

e. Melakukan refleksi terhadap hasil penerapan model pembelajaran aktif

tipe debat dan memberikan tes uraian objektif pada siswa.

3. Tahap Analisis

Tahapan ini peneliti mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian didiskusikan dengan dosen pembimbing, setelah itu data dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan penelitian. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan analisis:

a. Mengkonsultasikan data hasil penelitian kepada dosen pembimbing

b. Menarik kesimpulan

(26)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBVB

SIMPULANBDANBSARANB

A.SimpulanB

Mengacupadahasilpenelitiandananalisis data yang dilakukan,

makadapatditarikkesimpulanbahwapenerapan model

pembelajaranaktiftipedebatefektifterhadappeningkatankemampuanberpikirkritissis wapadamatapelajaran PKN kelas XI SMA Labschool UPI Bandung.

Adapunkesimpulansecaraspesifikdaripenelitianini, yaknisebagaiberikut:

1. Penerapanmodel

pembelajaranaktiftipedebatefektifterhadappeningkatankemampuanberpikirkritis aspekanalisis(C4) siswapadamatapelajaran PKN kelas XI SMA Labschool UPI Bandung.Dalamujihipotesisdidapatnilai t hitungsebesar 12,412, sedangkannilai t tabeldengandk = 29 adalah 1,699, makanilaithitung>ttabel(12,412 > 1,699).

Mengacupadakriteria, jikanilaithitung<ttabel, H0diterimadanpadakeadaan lain H0

ditolak, makadengannya H1 diterima.

2. Penerapan model

pembelajaranaktiftipedebatefektifterhadappeningkatankemampuanberpikirkritis aspekevaluasi (C5)siswapadamatapelajaran PKN kelas XI SMA Labschool UPI Bandung.Dalamujihipotesisdidapatnilai t hitungsebesar 12,412, sedangkannilai t tabeldengandk = 29 adalah 1,699, makanilaithitung>ttabel(12,412 > 1,699).

Mengacupadakriteria, jikanilaithitung<ttabel, H0diterimadanpadakeadaan lain H0

ditolak, makadengannya H1 diterima.

3. Penerapan model

(27)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPI Bandung.Dalamujihipotesisdidapatnilait hitungsebesar 10,262,

sedangkannilai t tabeldengandk = 29 adalah 1,699,

makanilaithitung>ttabel(10,262> 1,699). Mengacupadakriteria, jikanilaithitung<ttabel, H0diterimadanpadakeadaan lain H0 ditolak, makadengannya H1 diterima.

Makasesuaidengansimpulan di atas, penerapan model

pembelajaranaktiftipedebatefektifterhadappeningkatankemampuanberpikirkritisasp ekanalisis (C4), evaluasi (C5), danmencipta (C6) siswapadamatapelajaran PKN kelas XI SMA Labschool UPI Bandung.

B.SaranB

Adapun saran daripenelitimengacupadarangkaianpenelitian yang

telahdilakukanadalah:

1. BagiGuru

Hasilpenelitianinidiharapkandapatdigunakanoleh guru untukpenerapan model pembelajaranberbasispeningkatankemampuanberpikirkritissiswa.

2. BagiPihakSekolah

Hasilpenelitianinidiharapkandapatdigunakanolehsekolahsebagaiupayauntukmen ingkatkanhasilbelajarsiswa, khususnyadalamaspekkemampuanberpikirkritis.

3. BagiJurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan

Hasilpenelitianinidiharapkandapatdijadikankajianteoritis yang

berkaitandenganmodelpembelajaranaktifsertamembukakemungkinanuntukadan yapenelitianlebihlanjutmengenaiobjekkajianserupa.

4. BagiPenelitiSelanjutnya

(28)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daliman. (2011). Penerapan Metode Active Debate Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Seminar Sejarah Di Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNY. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah UNY. Tidak Diterbitkan.

Dimyati, dkk.(2006). BelajardanPembelajaran. Bandung: RinekaCipta.

Ennis, Robert. (2001). Critical Thinking Assessment.College of Education The Ohio State University.

Filsaime, Dennis K. (2008). MenguakRahasiaBerpikirKritisdanKreatiS.Jakarta: PrestasiPustaka Raya.

Fisher, Alec. (2009). BerpikirKritis: SuatuPengantar(Terjemahan). Jakarta: PenerbitErlangga.

Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghirardini, Beatrice. (2011). E-Learning Methodologies: A Guide Sor Designing

and Developing E-Learning Courses. Rome: Food and Agriculture

Organization of the United Nations.

Gunawan, Imam. (2013). Taksonomi Bloom, RevisiRanahKognitiS:

KerangkaLandasanuntukPembelajaran, PengajarandanPenilaian. Jurnal Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun.TidakDiterbitkan.

Hergenhahn, dkk. (2009). Theories OS Learning (Terjemahan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Indrawati, Henny. (_____).

MeningkatkanKeterampilanBerpikirKritisMahasiswamelaluiImplementasi Model Controversial Issues pada Mata KuliahEkonomiSumberdayaManusia

Dan Alam.JurnalJurusanPendidikanEkonomi FEB Universitas

Riau.TidakDiterbitkan.

Ismienar, Swesty, dkk. (2009). PengantarBerpikir

(29)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intel Teach Program. (2007). RubrikdanPanduanPenilaian.(Online).Tersedia: www.intel.co.id. (1 September 2014).

Maemunah, Mira. (2012). Penggunaan Media

PembelajaranBerbasisKomputerModelSimulasiuntukMeningkatkan Proses

BerpikirKreatiSSiswa.SkripsiJurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.TidakDiterbitkan.

Muhtadi, Ali. (_____). Model Pembelajaran “Active Learning”

denganMetodeKelompokuntukMeningkatkanKualitas Proses Pembelajaran di

PerguruanTinggi. JurnalJurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan FIP

UNY.TidakDiterbitkan.

Munthe, Bermawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nurchabibah. (2011). KeeSektiSan Metode Debat AktiS dalam Pembelajaran Diskusi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun. Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY. Tidak Diterbitkan.

Nurhasanah, Sufiah. (2010). Pengaruh Pendekatan Reciprocal Teaching

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pelajaran Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak Diterbitkan.

Patmawati, Herti. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak Diterbitkan.

Reksoatmodjo, Tedjo. (2006). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Restiyani, Devi. (2012). PengaruhPenerapan Model

PembelajaranKooperatiSTipeNumbered Head Together (NHT)

terhadapPeningkatanKemampuanBerpikirKritisMatematikPesertaDidik.Jurnal

Program StudiPendidikanMatematika FKIP

UniversitasSiliwangi.TidakDiterbitkan.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran: MengembangkanProSesionalitas

(30)

Yoga Yulianto,2014

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Silberman, Mel. (2009). 101 Active Learning For Any Subject (Terjemahan). Jakarta: YayasanPendidikanMadani.

Sugiyono. (2011). MetodePenelitianPendidikan: PendekatanKuantitatiS,

KualitatiSdan R & D. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi, dkk. (2006). KurikulumdanPembelajaran. Bandung: Tim

DosenJurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan FIP UPI.

Stein, Barry, dkk. (2003). Assessing Critical Thinking Skills. Tennessee Technological University.

Takwin, Bagus. (1997). HubunganantaraBerpikirKritisdenganSituasi

Accountable danNilai.JurnalFakultasPsikologiUniversitas

Indonesia.TidakDiterbitkan.

Widowati, Asri. (2009). Pengembangan Critical Thinking melalui Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Sains. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA UNY. Tidak Diterbitkan.

Wijaya, Agus. (2012). ESektivitas Penggunaan Media IT Essential Virtual Desktop Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ranah KognitiS Pada Mata Pelajaran Merakit Personal Komputer.SkripsiJurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.TidakDiterbitkan.

Gambar

TabelB3.3B

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Organisasi,(Jakarta: Erlangga tahun 1980), hal.9.. Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah

Prinsip kerja ikhlas mengajarkan kepada kita untuk tidak selalu terpaku pada hasilnya dan lebih menitik beratkan pada prosesnya, kerja ikhlas mampu mengangkat

Ventrikel jantung: dibagi menjadi dua, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang merupakan dua ruangan besar pada jantung dengan otot yang lebih tebal daripada atrium.Bagian

Database adalah sebuah objek yang kompleks untuk menyimpan informasi yang terstruktur, yang di organisir dan disimpan dalam suatu cara yang mengizinkan pemakainya

3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa lulusan sekolah menengah yang mempunyai prestasi akademik terbaik di seluruh Indonesia untuk dapat mengikuti

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Jika terjadi gangguan didaerah kerja Relai Diferensial, maka arus dari kedua sisinya akan saling menjumlah (Id&amp;#8800;0) kemudian Relai Diferensial akan bekerja memberikan

Model pembelajaran ini sendiri merupakan suatu bentuk dari rangkaian pendekatan, strategi, metode, teknik dan juga taktik Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai