• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG : Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG : Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA

PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG

(Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

WULAN PURNAMA SARI 0901280

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA

PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG

(Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung)

Oleh

Wulan Purnama Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Wulan Purnama Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA

PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG

(Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung)

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing,

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PELAYANAN PRIMA TERHADAP PENCITRAAN PADA BAGIAN PELAYANAN TEKNIK (YANTEK) PT PLN (PERSERO)

AREA PELAYANAN DAN JARINGAN BANDUNG (Penelitian pada Pelanggan PT PLN (Persero) UPJ Kopo

Kelurahan Margahayu Tengah RT 03 RW 15)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Drs. Alit Sarino, M.Si. NIP. 195612111988031001

Penguji II

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. NIP. 197406272001121001

Penguji III

(5)

BERITA ACARA

Skripsi ini diajukan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Susunan Panitia :

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001 Penguji : 1. Drs. Alit Sarino, M.Si.

NIP. 195612111988031001 2. Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. NIP. 197406272001121001 3. Adman, M.Pd.

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan Prima PT. PLN (Persero) pada bagian Area Pelayanan Jaringan (APJ) Kota

Bandung”, sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak sesuai dengan etika penulisan yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Penulis,

(7)

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA

PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG

(Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung) Oleh:

Wulan Purnama Sari 0901280

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. Janah Sojanah, M.Si

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai kinerja pegawai dalam memberikan kualitas pelayanan prima. Inti kajian dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam memberikan kualitas pelayanan prima yaitu sistem remunerasi. Berdasarkan hal itu, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima.

Penelitian ini terdiri atas dua Variabel yaitu Sistem Remunerasi (Variabel X) yang teridiri dari indikator; memadai, keadilan, seimbang biaya efektif, terjamin, perangsang kerja, dan dapat diterima. Kemudian Kualitas Pelayanan Prima (Variabel Y) yang terdiri dari indikator; reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti langsung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PLN (Persero) Bandung unit pelayanan.

Berdasarkan hasil penelitian, Sistem Remunerasi pada PT. PLN (Persero) berada pada kategori baik. Skor tertinggi berada pada indikator biaya efektif dan skor terendah berada pada indikator perangsang kerja. Sementara itu untuk Kualitas Pelayanan Prima pada PT. PLN (Persero) Bandung juga masuk dalam kategori baik. Skor tertinggi berada pada indikator jaminan dan skor terendah berada pada indikator bukti langsung. Dari keseluruhan didapat Sistem Remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan Prima di PT. PLN (Persero) APJ Kota Bandung.

(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF REMUNERATION SYSTEM TOWARD QUALITY OF EXCELLENT SERVICE AT PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN

JARINGAN (APJ) BANDUNG

(Study of Employee Perceptions PT. PLN APJ Bandung)

By:

Wulan Purnama Sari 0901280

This Script is guided by: Dr. Janah Sojanah, M.Si

The issues study in this research is the employee performance in giving the quality of excellent service. The core study in this research is focused on one of the factors that affect the performance of employees in delivering excellent service quality in the remuneration system. Based on it, the purpose of this research is to find out the influence of a system that is the remuneration against the quality of excellent service.

This research consists of the two Variable there are Remuneration System (Variable X) which the indicator are; addequate, equitable, balance pay, cost effective, secure, incentive providing dan acceptable. And than for Excellent Service Quality (Variable Y) which the indicator are; reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible.

The methods used in this research is explanatory survey methods. The technique of the collection of data by way of spreading poll, who analyzed the use of regression simple. Respondents in this research is employees of PT. PLN tangible or intangible. Of a whole obtained a system of remuneration influential positive and significantly to the quality of excellent service in PT. PLN (Persero) APJ Bandung.

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Permasalahan…...1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah………...13

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………...14

1.4. Kegunaan Penelitian ...15

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 16

2.1. Kajian Pustaka………...16

2.1.1 Konsep Sistem Remunerasi…………...16

2.1.2 Konsep Kualitas Pelayanan Prima………...28

2.1.3 Pengaruh Sistem Remunerasi Kualitas Pelayanan Prima………...39

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu ...40

2.3. Kerangka Pemikiran ...41

2.4. Hipotesis………...51

BAB III OBJEK, METODE, DAN DESAIN PENELITIAN ... ...53

3.1Objek Penelitian………...53

3.2Metode Penelitian………...53

3.3Operasional Penelitian………...54

3.3.1 Operasional Variabel Sistem Remunerasi………...54

3.3.2 Operasional Variabel Kualitas Pelayanan Prima ...56

3.4Jenis Dan Sumber Data…………...58

(10)

3.5.1 Populasi...58

3.5.2 Sampel…...59

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………...60

3.6Teknik Pengumpulan Data…...61

3.7Pengujian Instrumen Penelitian………...63

3.7.1 Uji Validitas………...63

3.7.2 Uji Reliabilitas………...66

3.8Uji Persyaratan Teknik Analisis Data………...67

3.8.1 Uji Normalitas………...68

3.8.2 Uji Homogenitas………...70

3.8.3 Uji Linieritas………...71

3.9Teknik Analisis Data………...73

3.9.1 Analisis Deskriptif………...74

3.9.2 Analisis Inferensial………...76

3.10Hipotesis……...76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……...81

4.1 Hasil Penelitian……...81

4.1.1 Karakteristik Responden……...81

4.1.2 Gambaran Hasil Penelitian……...83

4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data……...103

4.2 Pembahasan...110

4.2.1 Gambaran Sistem Remunerasi...110

4.2.2 Gambaran Kualitas Pelayanan Prima……...116

4.2.3 Pengaruh Sistem Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan Prima……123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……...126

5.1Kesimpulan………...126

5.2Saran…...127

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan sekarang ini baik instansi pemerintahan atau swasta sedang

melakukan pengembangan-pengembangan dalam melayani masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya. Berkembangnya zaman diikuti dengan peliknya

permasalahan yang terjadi dewasa ini mendorong perusahaan/ instansi pemerintah

meningkatkan kualitas dalam pemberian pelayanan. Bagi suatu perusahaan,

pelanggan (masyarakat) merupakan modal utama yang sangat berpengaruh.

Pemerintahan maupun swasta sedang melakukan gerakan-gerakan yang

merujuk pada peningkatan kualitas pelayanan. Cara yang dilakukan diantaranya

terfokus pada kinerja pegawai. Berbagai kegiatan program mulai dari pelatihan

sampai dengan pemberian balas jasa juga dilakukan untuk mencapai pelayanan

yang berkualitas.

Permasalahan yang sering terjadi dalam sektor pelayanan publik yaitu

kurangnya transparansi serta masih adanya tebang pilih antar pemberi kepada

penerima layanan. Hal ini tentu dapat mengurangi kualitas pelayanan di instansi

tersebut. Sehingga akan berpengaruh pada profitabilitas dan pencitraan nama

instansi terkait.

Penulis tertarik pada permasalahan mengenai pelayanan publik yang ada

pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan

(12)

sebagai objek penelitian. Berdasarkan dari hasil observasi melalui media

elektronik diantaranya mengenai polemik-polemik yang terjadi khususnya dalam

pelayanan ditemukan pelayanan pada PT. PLN (Persero) masih belum

memuaskan.

Menurut Kandar Karnawan, pelayanan sektor ketenagalistrikan selama 10

tahun terakhir menempati peringkat tertinggi sebagai komoditas yang dikeluhkan

oleh masyarakat konsumen (Hedi Ardia, 2 Januari 2013|15:05

wib|www.bisnis-jabar.com). Permasalahan ini terjadi karena persoalan-persoalan yang tidak pernah

tuntas oleh pihak PLN berkaitan dengan kualitas produk, sumber daya manusia

(SDM), proses bisnis dan sarana prasarana.

Selain itu peneliti melakukan observasi ke tempat objek penelitian untuk

melihat langsung sistem pelayanan yang ada di PLN Kota Bandung. Peneliti

melihat seorang pelanggan yang melakukan pengaduan mengenai kelebihan

tagihan litsrik. Masalah ini disebabkan oleh kesalahan pegawai (biller) dalam

mencatat meteran. Ini menjadikan anggapan penulis bahwa pelayanan di PT. PLN

(Persero) belum memuaskan.

PT. PLN (persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang sektor kelistrikan.

Adapun bentuk pelayanan yang terdapat di PT. PLN diantaranya; Pasang baru,

Tambah daya, Ubah daya, Pencatatan Meter, Gangguan, dan lain-lain.

Semaraknya pembangunan pada bidang industri, bisnis, penerangan jalan,

(13)

0 5000 10000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT TOTAL PELANGGAN LPB 2012

sebab itu, PT. PLN (Persero) sebagai Bandan Usaha Milik Negara (BUMN) harus

menambah pasokan listrik untuk melayani kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

Tabel 1.1

Jumlah Pelanggan per Kelompok Pelanggan Tahun 2008-2011

Th Rumah

Tangga Industri Bisnis Sosial

Gdg. Pemerintah

Penerangan Jalan Umum

2008 36.025.071 47.536 1.716.046 838.129 103.821 113.483

2009 37.099.830 47.900 1.879.429 861.067 114.971 114.488

2010 39.324.520 48.675 1.912.150 909.312 113.676 127.054

2011 42.577.542 50.635 2.049.361 963.766 120.246 133.865 Sumber : Data Statistik PT. PLN(Persero) 2012

Melihat tabel 1.1 pelanggan listrik yang terbanyak terdapat pada kelompok

rumah tangga sebanyak 42.577.542 pelanggan ditahun 2011. Hal ini

menggambarkan pemasokan listrik kepada kebutuhan masyarakat tinggi sehingga

banyak hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan pasokan listrik.

PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Bandung sediri pelanggan

yang ingin pasang baru pada tahun 2012 selalu bertambah. Hal ini dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut:

Sumber: PT. PLN (Persero) APJ Bandung 2012

Gambar 1.1 menggambarkan pelanggan yang ingin memasang listrik baru

terus meningkat. Terutama pada bulan Februari 2012 mencapai 6.000 pelanggan.

Gambar 1.1

(14)

Ini merupakan pekerjaan untuk pihak PLN dalam melayani kebutuhan pelanggan

agar terpenuhi.

Bertambahnya pelanggan mendorong PLN membentuk pelayanan prima.

Meskipun dalam pelayanannya sudah menggunakan sistem call center, akan tetapi

pelayanan dalam bentuk kinerja karyawan masih diperlukan. Mengingat berbagai

macam jenis dan tipe pelanggan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Nina Rahmayanty (2012:18) bahwa

“Pelayanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu

mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisten dan

akurat (handal)”.

Berdasarkan keputusan MENPAN nomor 63 Tahun 2004 menyatakan

hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat

yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

masyarakat. Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan,

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan diantaranya; 1)

transparansi, 2) akuntabilitas, 3) kondisional, 4) partisipatif, 5) kesamaan hak, 6)

keseimbangan hak dan kewajiban. (Sedarmayanti, 2012:124).

Kurangnya pelayanan PLN yang dirasakan masyarakat selama ini, salah

satunya dilihat masih sering terjadinya gangguan aliran listrik, yang menyebabkan

para pengguna listrik umumnya bagi unit usaha kecil mengalami kerugian dan

menghambat aktivitas yang dilakukan masyarakat. Gangguan-gangguan yang

terjadi diantaranya pemadaman, MCB rusak, los kontak, dan lainnya, baik

(15)

terjadinya bencana alam. Berikut rekapitulasi gangguan yang terjadi ditahun 2012

di PT. PLN (Persero) APJ Bandung.

Tabel 1.2

Data Rekap Gangguan Tahun 2012 Januari s.d Desember

Sumber : PT. PLN(Persero) APJ Bandung

Tabel 1.2 merupakan data rekap gangguan yang diadukan pelanggan pada

tahun 2012. Ini menggambarkan pelayanan prima yang diberikan belum optimal.

Terlihat pada tabel diatas jumlah pengaduan selama satu tahun paling banyak

yang diadukan kategori lain-lain. Seperti, pemadaman listrik yang terjadi terlalu

lama. Pada kategori pengaduan MCB rusak merupakan pengaduan terendah.

Untuk menangani gangguan tersebut pihak PLN melihat langsung ke

lokasi setelah adanya pengaduan dari masyarakat. Kemudian dilihat apakah hal itu

masuk dalam wewenang PLN atau bukan. PLN hanya berwenang di bagian

ekstern saja seperti pemasangan dari tiang sampai dengan pemasangan MCB.

Sedangkan instalasi yang masuk kedalam rumah sudah termasuk kedalam

(16)

Pungutan liar yang dilakukan atas nama PLN kepada konsumen masih

suka terjadi. Fenomena tersebut didapat penulis dari berbagai sumber media

tentang pemberitaan pungutan liar yang dilakukan pegawai PLN. Sehingga hal ini

menyorotkan pihak PLN untuk mengambil tindakan tegas kepada pegawai yang

melakukan hal tersebut. Tindakan tegas yang dilakukan pihak PLN terhadap

pelaku tindakan pemungutan liar mulai dari peringatan sampai dengan pemecatan

pegawai.

Hasil dari wawancara penulis kepada salah satu staf bagian pelayanan Heri

Sutiana (Februari, 2013), mengungkapkan jika ada pegawai PLN yang melakukan

tindakan diluar prosedur kerja maka langkah pertama ialah pemberian peringatan.

Dilihat seberapa besar kesalahannya dengan melalui sidang, apabila terbukti

bersalah maka pegawai tersebut dikeluarkan.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka PT. PLN (Persero) bertekad

untuk memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada masyarakat.

Sesuai dengan misi PLN diantaranya yaitu menjalankan bisnis kelistrikan dan

bidang lain yang terkait, pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

Kaitannya dengan pelayanan berarti memberikan kesan kepuasan pada

masyarakat yaitu dengan meningkatkan kinerja pegawai sebagai sumber daya

manusia (SDM). Kinerja pegawai harus lebih ditingkatkan lagi guna mencapai

tujuan yang diharapkan perusahaan. Pegawai harus pandai dalam memberikan

(17)

berkualitas merupakan tombak untuk menunjukan bahwa pemberi layanan

berpihak pada kesejahteraan masyarakat.

Tabel 1.3

Data Pegawai PT. PLN (Persero) Kota Bandung (Bagian Unit Pelayanan)

No Bagian/ Unit Kerja Pegawai Jumlah

1 APJ Bandung 18 Orang

2 UPJ Bandung Utara 18 Orang 3 UPJ Bandung Timur 15 Orang 4 UPJ Cijawura 16 Orang 5 UPJ Ujung Berung 18 Orang

6 UPJ Kopo 16 Orang

7 UPJ Prima Priangan 15 Orang 8 UPJ Bandung Barat 17 Orang 9 UPJ Bandung Selatan 18 Orang

Jumlah 151 Oramg

Sumber : Unit SDM PT. PLN (Persero) APJ kota Bandung

Memberikan pelayanan publik terdapat prinsip yang tertuang pada

keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 diantaranya; 1) kesederhanaan, 2)

kejelasan, 3) kepastian waktu, 4) akurasi, 5) keamanan, 6) tanggung jawab, 7)

kelengkapan sarana dan prasarana, 8) kemudahan akses, 9) kedisiplinan,

kesopanan dan keramahan, dan 10) kenyamanan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan prima yaitu

dengan memotivasi pegawai dengan cara pemberian remunerasi atau imbalan

balas jasa. Dengan harapan pegawai termotivasi dalam bekerja dan dapat

meningkatkan kinerjanya sehingga tujuan daripada perusahaan dapat tercapai.

Sesuai dengan yang ditulis Tony Wijaya dalam bukunya (2011: 35-43).

Ada delapan langkah dalam meningkatkan kapabilitas layanan pelanggan,

(18)

pelanggan, 3) Menetapkan sasaran layanan, 4) Memperoleh komitmen internal

dan pimpinan puncak sampai yang paling bawah, 5) Menetapkan harapan

pelanggan, 6) Menetapkan insfrastruktur layanan, dan 7) Mengembangkan para

karyawan (seleksi & pelatihan, dukungan, imbalan).

Kata remunerasi lebih dikenal didalam konteks perusahaan. Dimana

remunerasi ini merupakan balas jasa perusahaan kepada pegawai atas kontribusi

yang diberikan. Pemberian remunerasi ini ditentukan berdasarkan pada penilaian

kinerja yang telah diatur dalam undang-undang.

Menurut Hari Antonio De Pora (2011:3) bahwa, “Remunerasi diartikan

sebagai suatu bentuk tindakan balas jasa atau imbalan yang diterima karyawan

dari pengusaha atas prestasi yang diberikan pekerja dalam mewujudkan tujuan

perusahaan”.

Bukan hanya memberikan remunerasi saja, tetapi perlu diperhatikan juga

sistem pemberian remunerasi tersebut. J. Long (1998:8) mengungkapkan dalam

bukunya Eshtywaty (2003:27) sistem remunerasi adalah bagian (parsial) dari

sistem penghargaan yang hanya berkaitan dengan bagian ekonomi, namun

demikian sejak adanya keyakinan bahwa perilaku individual dipengaruhi oleh

sistem dalam spektrum yang lebih luas maka sistem remunerasi tidak dapat

terpisahkan dari keseluruhan sistem penghargaan yang disediakan oleh organisasi.

Sejalan dengan pendapat Malayu S.P Hasibuan (2001:142)

mengemukakan bahwa :

(19)

karena di satu sisi imbalan akan mempengaruhi perilaku serta sikap kerja karyawan sesuai dengan keinginan organisasi agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.

Landasan hukum yang meperkuat sistem remunerasi ialah UU No.

43/1999 tentang perubahan atas UU No. 8/1974 tentang pokok-pokok

kepegawaian. Serta UU No. 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih

dan bebas dari KKN. Serta KEPMEN NAKERTRANS no.:KEP. 49/MEN/2004

tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.

PT. PLN (Persero) sendiri sudah menggunakan sistem remunerasi

berdasarkan keputusan Direksi PT. PLN (Persero) nomor: 007.K/DIR/2008 dan

perubahannya tentang Sistem Remunerasi Pegawai, merupakan konversi dari

unsur-unsur penghasilan yang terdiri atas gaji dasar, tunjangan dasar, tunjangan

daerah dan tunjangan jabatan.

Salah satu bentuk penerapan sistem remunerasi di PT. PLN (Persero)

Bandung yaitu reward yang diberikan kepada karyawan yang kinerjanya bagus

serta unit-unit yang telah mencapai atau melebihi target. Remunerasi yang

diberikan dalam bentuk uang maupun barang.

Heri Sutiana (Februari, 2013) mengatakan bahwa penerapan remunerasi di

bagian pelayanan salah satunya yaitu dengan memberikan reward kepada

unit-unit pelayanan yang ada di Bandung apabila kinerjanya baik. Nilai remunerasi itu

sendiri dilihat dan disesuaikan berdasarkan peringkat yang diperoleh dari

masing-masing unit yang diakumulasikan selama satu tahun.

Untuk mendapatkan remunerasi ini pegawai atau unit dinilai berdasarkan

(20)

ketepatan, keramahan, kedisiplinan. Sedangkan untuk unit kecapaian terget yang

telah ditentukan oleh pusat atau disebut juga dengan kontrak kerja. Berikut

gambaran bentuk ketentuan pusat dalam menargetkan kinerja.

Tabel 1.4

Target Kinerja PT. PLN (Persero) Area Bandung Tahun 2012

Proses Bisnis Internal 25

1 Susut distribusi tanpa I4 8 5,38

2 Perputaran material 4 5,39

3 Gangguan penyulang per 100 Kms 5 8,00

4 Ratio kerusakan trafo distribusi 5 0,20

5 Enterprise asset management 3 2,00

SDM 14

1 Human capital readiness 7 3,4

2 Organization capital readiness 7 3,4

Keuangan dan Pasar 23

1 Opex non-feul 6 36,50

2 Umur piutang (PAL+TS+PRR) 8 4,13

3 Penyerapan distribusi investasi APLN 6 132,059,152

4 Pengadaan kendaraan listrik 4 100,00

JUMLAH 100

Sumber : PT. PLN (persero) APJ Bandung

Adapun prosedur pemberian remunerasi berupa reward, PLN

memberikannya satu tahun sekali. Apabila suatu pegawai atau unit dapat

mencapai target (lihat tabel 1.4) yang ditentukan maka remunerasi diberikan

kepada unit yang paling tinggi tingkatannya. Berikut data pemberian remunerasi

(21)

Tabel 1.5

Data Kinerja Unit Tahun 2011

Sumber : bagian pelayanan PT. PLN (Persero) APJ Bandung

Tabel 1.5 menggambarkan unit-unit yang mendapatkan reward pada tahun

2011, unit Bandung Timur memperoleh peringkat pertama dengan nilai 98,83.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan prosedur sistem remunerasi

dalam bentuk reward ini yaitu bagian pusat (APJ) memberikan target kepada

masing-masing unit, kemudian unit menyetujui target yang telah ditentukan atau

disebutnya dengan kontrak kerja. Masing-masing unit tersebut bekerja untuk

mencapai target yang telah disepakati. Dimana kinerjanya dapat dilihat oleh pusat

secara otomatis. Setelah satu tahun maka kinerja masing-masing unit

diakumulasikan untuk menentukan peringkat, dari peringkat tertinggi hingga

terendah.

Salah satu tujuan dari sistem remunerasi yaitu untuk mewujudkan PLN

bersih dari suap, korupsi, dan gratifikasi yang berakibat pada penurunan citra

perusahaan. Dengan sistem remunerasi yang lebih baik berharap dapat

meningkatkan kinerja pegawainya.

Berdasarkan paparan diatas melihat permasalahan pelayanan BUMN salah

satunya PT. PLN (Persero) APJ Bandung, maka perlu dilakukan suatu penelitian

No Unit Nilai Peringkat

1 Bandung Timur 98,83 1

2 Prima Priangan 98,82 2 3 Bandung Selatan 98,70 3

4 Ujung Berung 97,36 4

5 Bandung Barat 97,34 5

6 Kopo 97,21 6

7 Bandung Utara 93,78 7

(22)

mengenai pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan. Hal ini

menarik penulis untuk meneliti yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul : Pengaruh Sistem Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan Prima

pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Kota Bandung.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kajian penelitian ini memfokuskan pada kualitas pelayanan PT. PLN

(Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Kota Bandung. Aspek tersebut diduga

mempunyai pengaruh untuk membangun organisasi yang lebih baik. Oleh sebab

itu diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu dalam meningkatkan

pelayanan-pelayanan yang ada di PLN.

Banyak faktor-faktor yang menentukan kualitas pelayanan yaitu reliability,

responsiveness, competence, courtesy, komunikasi, kredibilitas, keamanan,

pengertian akan kebutuhan konsumen. Berdasarkan hasil kajian secara empirik

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, diantaranya

dengan meningkatkan kinerja pegawai salah satu cara memberikan remunerasi

(kompensasi) untuk memotivasinya. Sehingga diduga yang paling berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan yaitu dengan memperhatikan sistem remunerasi

(sistem penggajian). Oleh karena itu, masalah mengenai kualitas pelayanan dalam

penelitian ini akan dikaji dalam perspektif penerapan sistem remunerasi yang

dirasakan pegawai.

Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadikan inti permasalahan

(23)

pengimplementasian sistem remunerasi. Dalam hal ini penulis membatasi sistem

remunerasi disini yaitu berupa gaji dan reward yang diberikan kepada karyawan

yang telah mencapai target dalam kontrak kerja. Secara rinci indentifikasi masalah

ini dibatasi oleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kualitas sistem remunerasi di kantor PT. PLN (Persero)

APJ Bandung?

2. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan prima di kantor PT. PLN (Persero)

APJ Bandung?

3. Adakah pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima di

kantor PT. PLN (Persero) APJ Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh

sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima PT. PLN (Persero) APJ

Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambil data, mengolah, dan

menganalisis kemudian menarik kesimpulan yang berdasarkan atas hasil analisis

dan teori yang dikemukakan para ahli yang menguasai bidangnya. Selain itu,

setiap peneliti mempunyai tujuan yang dapat mengarahkan penelitian yang sedang

dilaksanakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kualitas sistem remunerasi di kantor

(24)

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kualitas pelayanan prima di kantor

PT. PLN (Persero) APJ Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas

pelayanan prima di kantor PT. PLN (Persero) APJ Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Apabila dari tujuan yang telah dikemukakan diatas tercapai, penelitian ini

akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan secara teoritis dan

kegunaan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dalam disiplin ilmu administrasi

perkantoran khususnya. Selain itu, diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan prima yang ditimbulkan

oleh sistem remunerasi.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

positif dalam membenahi sistem remunerasi untuk meningkatkan kualitas

pelayanan prima.

2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai

pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti lainnya yang

(25)

3. Untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana pada

jurusan Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi

(26)

BAB III

OBJEK, METODE DAN DESAIN PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penulis memilih PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area

Bandung beralamat jalan Soekarno Hatta No. 436 Bandung sebagai objek

penelitian. PT. PLN (Persero) salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak di bidang kelistrikan. Penelitian ini terdapat dua variabel yang

terdiri variabel bebas (independent variable) yaitu Sistem Remunerasi (variabel

X) dan variabel terikat (dependent variable) yaitu Kualitas Pelayanan Prima

(variabel Y).

Pelaksanaan penelitian dimulai dari Februari 2013 sampai dengan

penelitian selesai. Subjek dalam penelitian ini karyawan PT. PLN pada bagian

pelayanan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah hal penting yang dilakukan dalam kegiatan

penelitian untuk mengarahkan penelitian itu sendiri. Sehingga dengan penggunaan

metode yang tepat, tujuan dari penelitian akan tercapai.

Senada dengan yang dikemukakan Sugiyono (2012:1) bahwa ”Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini ialah metode penelitian

(27)

antar variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Uep Tatang Sotani

dan Sambas Ali Muhidin (2011:7), mengatakan :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan acara atau pengambilan keputusan.

Dengan penggunaan metode survei, penulis melakukan pengamatan untuk

memperoleh gambaran dari masing-masing variabel. Dimana kedua variabel itu

terdiri dari sistem remunerasi dan kualitas pelayanan prima. Dari kedua variabel

tersebut penulis dapat melihat gambaran apakah sistem remunerasi berpengaruh

dengan kualitas pelayanan prima pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan

Jaringan Kota Bandung.

3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel digunakan untuk menentukan macam data yang akan

dianalisis variabel-variabel penelitian terhadap dimensinya sampai pada

indikatornya, sehingga dapat mengetahui hubungan masing-masing variabel. Uep

Tatang Sotani dan Sambas Ali Muhidin (2011:86) mengungkapkan, ”Variabel

adalah karakteristik yang akan diobservasikan dari satuan pengamatan”.

Pembahasan dalam peneletian ini yaitu variabel sistem remunerasi (independent

variable) dan variabel kualitas pelayanan prima (dependent variable).

3.3.1 Operasional Variabel Sistem Remunerasi

Sistem remunerasi mempunyai pengertian berupa prosedur pemberian

balas jasa atau imbalan dari kontribusi yang telah diberikan kepada pegawai dari

(28)

mencakup semua bentuk balas jasa yang diterima oleh pegawai, baik itu berupa

uang atau barang, yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung dan

bersifat rutin atau tidak rutin, imbalan yang diberikan secara langsung seperti gaji,

tunjangan, bonus, fasilitas dan berbagai jenis bantuan seperti pemberian santunan.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Sistem Remunerasi

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

(29)

Tingkat kemampuan

3.3.2 Operasional Variabel Kualitas Pelayanan Prima

Kualitas pelayanan prima adalah dimana pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan sesuai dengan standar minimal pelayanan maupun melebihi pelayanan

yang dirasakan pelanggan, serta berdasarkan indikator pelayanan seperti,

reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti langsung sehingga pelanggan

merasakan kepuasan yang diterimanya.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kualitas Pelayanan Prima

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

 Tingkat keakuratan sistem pencatatan

2

 Tingkat ketepatan waktu pelayanan/ pemberi jasa

(30)

Fandy Tjiptono (2001:34)  Tingkat kesesuaian jasa yang

 Tingkat kecepatan dan keefisienan pelayanan

6

 Tingkat kesediaan karyawan untuk sedia membantu/

 Tingkat kemampuan petugas untuk memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan

9

 Tingkat keramahan dan kesopanan karyawan dalam

 Tingkat personal dari karyawan kepada pelanggan

 Tingkat kenyamanan dan kebersihan ruang kantor pelayanan

16

 Tingkat kerapihan dan kesopanan penampilan karyawan

17

 Tingkat ketersediaan sarana informasi dan sarana komunikasi

(31)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2010:172), mendefinisikan sumber data penelitian

adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian dapat

diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber data penelitian ini

akan berguna sebagai informasi pelengkap atau informasi tambahan yang

diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang. Sumber data tersebut terdiri atas:

1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian adalah pegawai PT. PLN Area Pelayanan dan Jaringan Kota

Bandung

2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang subjeknya tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian, yang menjadi sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari luar responden

penelitian yang sifatnya mendukung, seperti dokumen-dokumen dan

laporan-laporan yang ada di PT PLN (Persero) APJ Kota Bandung.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Sugiyono (2012:80), mengemukakan “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang menjadi kuantitas dan

karakteristis tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Uep Tatang Sotani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131), mengemukakan

(32)

memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian

atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Jadi dapat dikatakan populasi adalah keseluruhan elemen yang memiliki

karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek/subjek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini penulis mengambil pegawai PT. PLN (persero) APJ kota

Bandung yang berada pada bagian operasional unit pelayanan berjumlah 151

karyawan.

Tabel 3.3 Populasi Penelitiaan

No Bagian/ Unit Kerja Jumlah Pegawai

1 APJ Bandung 18 Orang

2 UPJ Bandung Utara 18 Orang 3 UPJ Bandung Timur 15 Orang

4 UPJ Cijawura 16 Orang

5 UPJ Ujung Berung 18 Orang

6 UPJ Kopo 16 Orang

7 UPJ Prima Priangan 15 Orang 8 UPJ Bandung Barat 17 Orang 9 UPJ Bandung Selatan 18 Orang

Jumlah 151 Orang

Sumber : Unit SDM PT PLN (Persero) APJ kota Bandung

Penelitian ini tidak semua yang diteliti sehingga diambil sebagian dari

semua anggota populasi dengan catatan objek yang sebagian diambil dapat

mewakili bagian yang akan diteliti.

3.5.2 Sampel

(33)

Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:62) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”.

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) mengatakan bahwa, ”Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Populasi yang besar dan mengingat keterbatasan penulis maka peneliti akan menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel

Data yang diperoleh dari responden sebagai anggota populasi penelitian akan diambil sampelnya berdasarkan teknik sampling probabilitas dengan cara sampling acak sederhana yaitu sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:140). Untuk menentukan sampel dari populasi yang ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah responden. Agar memudahkan proses penelitian maka ukuran sampel dihitung berdasarkan formulasi dari Taro Yamane dalam Riduwan (2010:249) yaitu sebagai berikut :

Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

d = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

= = 60,16 = 60 responden

(34)

orang ini akan disebar dalam 9 bagian/unit kerja, dengan menghitung proporsi setiap bagian dengan rumus:

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:79)

Dimana : ni = ukuran sampel pada stratum ke i N = ukuran populasi

N = ukuran sampel keseluruhan Ni = ukuran populasi pada stratum ke i

Tabel 3.4

Penyebaran Proporsi Sampel No Bagian/ Unit Kerja Jumlah

Pegawai Perhitungan

Sampel

1 APJ Bandung 18 18/151 x 60 7

2 UPJ Bandung Utara 18 18/151 x 60 7

3 UPJ Bandung Timur 15 15/151 x 60 6

4 UPJ Cijawura 16 16/151 x 60 6

5 UPJ Ujung Berung 18 18/151 x 60 7

6 UPJ Kopo 16 16/151 x 60 6

7 UPJ Prima Priangan 15 15/151 x 60 6

8 UPJ Bandung Barat 17 17/151 x 60 7

9 UPJ Bandung Selatan 18 18/151 x 60 7

Jumlah 151 60

Sumber : Hasil dari pengolahan data

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan

informasi atau keterangan mengenai suatu objek penelitian. Tujuan untuk teknik

pengumpulan data adalah untuk memperoleh ukuran tentang pengaruh sistem

remunerasi terhadap kualitas pelayanan. Data yang digunakan adalah data primer

(35)

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber

primer atau sumber sekunder. Dalam pelaksanaan pegumpulan data tersebut dapat

dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian yang disebut dengan istilah teknik pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian yang digunakan adalah :

1. Wawancara, Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak

sumber yang terdapat pada objek penelitian dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah penulis persiapkan.

2. Observasi, Penulis melakukan observasi pada penelitian ini yaitu dengan

meneliti langsung pegawai yang sedang melayani pelanggan. Observasi

pertama dilakukan di kantor UPJ Bandung Utara yaitu dengan

memperhatikan bagaimana pegawai PLN melayani pelanggan yang sedang

melakukan pengaduan mengenai kelebihan pembayaran. Obesrvasi kedua,

penulis meneliti pegawai yang melakukan Sarling (Pemasaran Keliling) di

kecamatan Hegarmana.

3. Angket, Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan dan menarik

kembali pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh pegawai. Bentuk angket

yang disebarkan adalah angket tertutup dimana pernyataan-pernyataan yang

dibuat tidak memerlukan penjelasan, responden langsung memilih alternatif

jawaban yang telah disediakan misalnya dengan tanda checklist (√) pada

jawaban.

4. Studi Dokumentasi, yaitu kegiatan pengambilan sumber data dari PT. PLN

(36)

5. Studi Kepustakaan, Studi yang dilakukan penulis dalam mengumpulkan data

melalui buku-buku, internet, dan penelitian terdahulu yang relevan sehingga

memudahkan dalam pemecahan masalah.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam melakukan pengujian instrumen penelitian menggunakan validitas

dan realibilitas instrumen. Suatu instrumen yang baik harus memenuhi

persyaratan yaitu valid dan reliabilitas. Valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mengukur data itu valid. Reliabel berarti apabila instrumen digunakan

kembali untuk mengukur objek yang sama, maka data yang dihasilkan akan sama.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Uep dan Sambas (2011:116), untuk mengetahui validitasnya,

peneliti kemudian menyebarkan instrumen tersebut kepada responden yang bukan

responden sesungguhnya. Setelah diisi oleh responden dan terkumpul kembali,

selanjutnya peneliti menentukan validitasnya berdasarkan formula tertentu

diantaranya koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu :

(UepTatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:116)

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Jumlah responden

X : Nomer item ke i

(37)

X2 : Kuadrat skor item ke i

∑X2

: Kuadrat skor item ke i

∑Y : Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y2 : Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑Y2

: Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap respoden

∑XY : Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap

responden.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali

Muhidin, 2011:117):

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db = n – 2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya yaitu jika :

 rhitung > rtabel = valid, sebaliknya  rhitung < rtabel = tidak valid

Penulis melakukan uji coba angket kepada 20 responden diluar dari

(38)

PLN (Persero) APJ Bekasi pada UPJ Lemah Abang. Bulir angket dari

masing-masing varibel terdapat 18 bulir pernyataan.

Untuk perhitungan uji validitas penulis menggunakan Microsoft Office

Excel sebagai alat bantu. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada

rtabel dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05 dengan dk = n – k – 2 (dk =

20-1-1=18) = 0,444. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid dan

sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil

rekapitulasi perhitungan uji validitas variabel X (Sistem Remunerasi).

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Validitas Sistem Remunerasi

No r hitung r tabel Keterangan

Sumber : Hasil uji coba angket

(39)

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Validitas Kualitas Pelayanan Prima

No r hitung r tabel Keterangan

Sumber : Hasil uji coba angket

Perhitungan validitas pada kedua variabel, bulir angket yang tidak valid tidak digunakan/dibuang. Maka untuk penelitian pada respoden sebenarnya menggunakan bulir angket yang dinyatakan valid saja. Hal ini tidak mengurangi maksud dari penelitian ini.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instumen bertujuan untuk mengetahui konsistensi dan

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Menurut Uep Tatang Sotani dan Sambas Ali Muhidin (2011:123), “Uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen

(40)

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini

adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dalam bukunya Ating Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:48), sebagai berikut:

Dimana rumus varians sebagai berikut:

 

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

2

i

 = Jumlah varians bulir

2

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur

reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Uep Tatang Sontani dan

Sambas Ali Muhidin, 2011:124):

1. Menyebar instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

(41)

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db = n–2).

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan menilai tabel r. Kriterianya :

 Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel  Jika r11hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

Untuk melakukan uji reliabilitas penulis menggunakan Microsoft Office

Excel dan alpha yang telah dipaparkan sebelumnya, dimana jika rhitung > rtabel maka item tersebut reliabel, begitu sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tidak reliabel.

Hasil perhitungan uji reliabiltas yang dibantu dengan mennggunakan bantuan Microsoft Excel sebagai berikut :

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel rhitung rtabel Keterangan

1. Sistem Remunerasi 0,9239 0.444 Reliabel

2. Kualitas pelayanan prima 0,9203 0.444 Reliabel

Sumber : Hasil Uji Coba Angket

3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Normalitas

Menurut Ating Somantri dan Sambas (2006:289), “Pengujian normalitas

dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting

diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan

dipergunakan”. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode Liliefors test.

Kelebihan Liliefors test menurut Harun Al Rasyid dalam Ating Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:289) adalah penggunaan/ perhitungannya yang

(42)

Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors test menurut Ating

Somantri dan Sambas (2006:289) adalah sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data yang sama.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada table z. 6. Menghitung theoretical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas

data.

Tabel 3.8

Tabel Distribusi Pembantu untuk Uji Normalitas Data

X F Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber: Ating Somantri dan Sambas (2006:290)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumuatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi emprik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Kolom 5 : Nilai Z, formula,

(43)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif uas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion

dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai

selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D

hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara .

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi

normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel

memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah uji

Burlett. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung X2> nilai tabel,

maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya

diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

χ2

= (ln10)[B – (Σ db. LogSi2)]

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan:

(44)

dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan

Nilai X2hitung < nilai X2tabel, H0 diterima (homogen) Nilai X2hitung ≥ nilai X2tabel, H0 ditolak (tidak homogen) 3.8.3 Uji Linieritas

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:246), model

regresi linier sederhana : Ῡ = a + bX, dimana : Ῡ adalah variabel tak bebas (nilai

duga), X adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi intersap (α), b adalah

penduga bagi koefisien regresi (β), dan α, β adalah parameter yang nilainya tidak

diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel.

Uji linieritas ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat secara linier. Menurut Ating Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:296), “Pemeriksaan kelinieran dilakukan melalui

pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa

(45)

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JKReg[a] =

 

n Y 2 

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:

JKReg[b\a] =

  

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = Y JKReg[b\a] JKReg[a]

2  

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:

RJKReg[a] = JKReg[a]

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:

RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes)

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes–JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = k2

(46)

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = n k JKE

12.Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

Fhitung = E TC RJK RJK

13.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan

rumus: Ftabel = F (1-α) (db TC, db) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

14.Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel

15.Membuat kesimpulan.

 Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.

 Jika Fhitung≥ Ftabel makadata dinyatakan tidak berpola liniser.

3.9 Teknik Analisis Data

Menurut Uep dan Sambas (2011:158), analisis data adalah: “Upaya

mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data

tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Teknik analisis data dalam

penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik

analisis data inferensial.

Tujuan dilakukannya analisis data yaitu (a) mendeskripsikan data, dan (b)

membuat penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik

populasi yang berdasarkan sampel data yang diperoleh (statistik).

(47)

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 .... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. 3.9.1 Analisis deskriptif

Uep Tatang Sotani dan Sambas Ali Muhidin (2011:58) menuturkan

bahwa:

(48)

tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Teknik analisis deskriptif akan digunakan oleh penulis karena untuk

menjawab rumusan masalah No.1 dan No.2, yakni untuk mengetahui gambaran

Sistem Remunerasi dan Kualitas Pelayanan Prima PT. PLN (Persero) kota

Bandung.

Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:234) penelitian deskriptif

tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan

apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

Dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median

atau modus. Penggunaan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang

didapat dari responden dapat mempermudah dalam mendeskripsikan variabel

penelitian. Untuk mengetahui arak rentang pada interval pertama sampai dengan

interval kelima digunakan rumus:

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 – 1 = 4

Lebar interval = rentang interval/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

(49)

Tabel 3.10

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak baik Sangat tidak baik

1,8 – 2,5 Tidak baik Tidak baik

2,6 – 3,3 Cukup baik Cukup baik

3,4 – 4,1 Baik Baik

4,2 – 5 Sangat Baik Sangat Baik

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert Skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala interval seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval.

3.9.2 Analisis inferensial

Sementara itu, teknik analisis data inferensial akan digunakan oleh penulis

untuk menjawab rumusan masalah No. 3. Maka teknik yang akan penulis gunakan

dalam penelitian ini adalah analisis parametris karena data yang digunakan data

interval.

Dalam menguji hipotesisnya digunakan analisis regresi yang dilakukan

untuk memperdiksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Penelitian ini, hipotesis yang sudah dirumuskan akan diuji dengan statistik

parametris, dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.

3.10 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji hipotesis. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:78), “Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang

(50)

untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametik analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Model regresi linier sederhana :

ŷ = a + bx

Dimana : ŷ : variabel tak bebas (nilai duga)

a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

dan

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi dalam bukunya Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:246) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh positif sistem remunerasi terhadap

kualitas pelayanan prima

: β ≠ 0 : Terdapat pengaruh positif sistem remunerasi terhadap kualitas

pelayanan prima

2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji

F, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

(51)

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan

rumus:

g. Menghitung F, dengan rumus :

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F > Ftabel, maka tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima.

5. Membuat kesimpulan.

(52)

Tabel 3.11 Analisis of Varians

Sumber Variasi Dk JK KT F

Total N ∑Y2 - -

Koefisien (a) 1 JK(a) RJK(a)

Regresi (b/a) 1 JK(b/a) RJK(b/a) =S

2 reg

Sisa N-2 JKres RJKres =S

2 res

Penelitian ini menggunakan korelasi product moment dalam mencari

koefisien korelasi. Ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variabel yang memiliki skala pengukuran interval. Koefisien korelasi product moment diperoleh dengan rumus :

(Ating Somantri & Sambas Ali M, 2006:231)

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: - 1 < r < + 1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.

 Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = - 1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak

(53)

Tabel 3.12

Batas-batas Nilai r (korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

(54)
(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh sistem remunerasi terhadap kualitas pelayanan prima di PT. PLN (Persero) Kota Bandung dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1) Gambaran mengenai pengimplementasian sistem remunerasi yang ditunjukan dari hasil penelitian didapatkan bahwa sistem remunerasi di PT. PLN (Persero) Kota Bandung, secara keseluruhan berada pada kategori baik. Dimana skor rata-rata dari jawaban responden tertinggi berada pada indikator biaya yang efektif (cost effective), dan untuk skor rata-rata yang terendah berada pada indikator perangsang kerja, dimana indikator keseluruhan dari sistem remunerasi yaitu memadai (addequate), keadilan (equitable), keseimbangan (balance pay), biaya yang efektif (cost effective), terjamin (secure), perangsang kerja (incentive providing), dan dapat diterima (acceptable).

(56)

yaitu reliabilitas (reliability), daya tanggap (responsivness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti langsung (tangible).

3) Hasil uji hipotesis yang dilakukan menghasilkan bahwa sistem remunerasi mempunyai pengaruh terhadap kualitas pelayanan prima. Artinya jika pengimplementasian sistem remunerasi berjalan dengan baik dan sesuai maka tingkat kinerja pegawai dalam kualitas pelayanan prima baik, begitu juga sebaliknya apabila pengimplementasian sistem remunerasi buruk maka kinerja pegawai dalam kualitas pelayanan prima rendah. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel sistem remunerasi menjadi suatu yang penting dalam mewujudkan kinerja pegawai dalam meningkatkan kualitas pelayanan prima.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata tiap indikator, saran yang dapat diberikan peneliti mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut maka saran yang dikemukakan adalah:

(57)

2) Pada varibel Kualitas Pelayanan Prima, diperoleh bahwa kualitas pelayanan prima memiliki kategori baik. Tetapi, dari keseluruhan indikator skor rata-rata terendah berada pada indikator bukti langsung (tangible). Oleh sebab itu, perlu dilakukan peningkatan khususnya pada program SARLING (Pemasaran Keliling) yang sudah mulai dilakukan yang dilakukan sekali dalam sepekan menjadi setiap hari. Dengan menentukan pos-pos yang dianggap terjangkau oleh pelanggan.

3) Sistem remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan prima. Mengingat sistem remunerasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan prima, maka penulis merekomendasikan agar PT. PLN (Pelayanan) Kota Bandung harus tetap menjaga dan meningkatkan sistem remunerasi dengan pengimplementasiannya yang benar dan tepat demi meningkatkan kinerja pegawai dalam meningkatkan kualitas pelayanan prima. Sehingga komitmen perusahaan dalam menegakan bersih dari korupsi benar-benar terealisasi.

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah Pelanggan per Kelompok Pelanggan
Tabel 1.2 Data Rekap Gangguan Tahun 2012
Tabel 1.3 Data Pegawai PT. PLN (Persero) Kota Bandung
Tabel 1.4 Target Kinerja PT. PLN (Persero) Area Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terlepas dari pendapat peneliti, pada penulisan proposal skripsi yang merupakan salah satu kategori dari karya ilmiah, sudah seharusnya para peneliti (mahasiswa) memperhatikan

Siswa dapat menyebutkan ibu kota negara-negara tetangga 11 40 Siswa dapat mengidentifikasi keadaan sosial Indonesia dan negara-. negara

1) Rancang strategi untuk menarik perhatian sehingga siswa dapat memahami informasi yang disajikan. Misalnya dalam modul informasi/ materi penting diberi ilustrasi

Kegagalan struktur spesimen kontrol terjadi pada daerah sambungan, perkuatan beton ekspansi planar pada satu sisi sampai ukuran setengah tinggi akan

[r]

Dari sekian wajib pajak Orang Pribadi yang baru terdaftar tersebut mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi di tahun 2009 menarik untuk

Untuk melakukan penyeleksian objek, dilakukan dengan menggunakan Arrow Tool yang terdapat dalam Tools Box, kemudian tinggal di klik fill atau stroke dari objekyang akan

Arahan pengembangan komoditas unggulan pertaniannya yaitu mengembangkan kegiatan penanganan primer (pasca panen) yang ditujukan sebagai penyediaan bahan baku yang