• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Ilmu Komputer

Oleh:

SUCI RAMADHANI PUTRI 1006239

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Suci Ramadhani Putri

1006239

SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTING (SAW)

TELAH DISETUJUI DAN DISAJIKAN OLEH

Pembimbing I,

ASEP WAHYUDIN, M.T.

NIP. 197112232006041001

Pembimbing II,

NOVI SOFIA FITRIASARI, M.T.

NIP. 197811042010122001

Mengetahui,

(3)

SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTING (SAW)

Oleh:

Suci Ramadhani Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komputer pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Suci Ramadhani Putri

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang

berjudul “SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Pada isinya tidak ada yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Bandung, Desember 2014

Pembuat pernyataan,

Suci Ramadhani Putri

(5)

SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIBE WEIGHTING (SAW)

Suci Ramadhani Putri (NIM 1006239), suci.ramadhani@student.upi.edu

ABSTRAK

Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota semakin banyak terjadi pada

saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan pembangunan berbagai fasilitas perkotaan yang

meliputi kegiatan industri, transportasi, yang mengubah konfigurasi alami lahan sebagai

bentukan lahan terbuka. Penyediaan RTH di kawasan perkotaan merupakan hal penting bagi

perkembangan suatu wilayah perkotaan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan data BAPPEDA Kota Bandung, hingga tahun 2011

tercatat luas RTH yang baru terpenuhi adalah sebesar 1.910,49 ha atau sekitar 11,43% dari

wilayah Kota Bandung yang memiliki luas 16.729,650 Ha. Keadaan tersebut jauh dari kondisi

ideal RTH suatu kota yaitu 30% dari luas wilayah kota. Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau

perkotaan di wilayah administratif Kota Bandung seluas 16.729,65 Ha dalam 30 kecamatan

dan 151 kelurahan ini diperlukan suatu kesatuan sistem informasi ruang terbuka hijau yang

berfungsi untuk menganalisis kondisi RTH Kota Bandung, mengolah data tekstual dan data

spasial terkait dengan RTH Kota Bandung dan menghasilkan sistem pengambilan keputusan

berupa rekomendasi potensi wilayah RTH sehingga dapat menampilkan visualisasi RTH berbasis

webGIS. Sistem rekomendasi potensi RTH ini memberikan informasi visual kondisi RTH secara

yang ada dan mudah diakses, sehingga memberikan kemudahan bagi instansi dalam

menindak-lanjutin masalah RTH di Kota Bandung. Penelitian ini menyajikan sebuah metode untuk

mendukung Sistem Rekomendasi yang dapat memberikan rekomendasi potensi lahan RTH Kota

Bandung secara lebih akurat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk

penentuan prioritas lahan berdasarkan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kualitas

(6)

perbandingan hasil rekomendasi sistem dan rekomendasi manual terhadap data lapangan

menunjukkan bahwa sistem ini dapat bekerja lebih baik.

Kata kunci: Sistem Rekomendasi, RTH, Simple Additive Weighting (SAW), WebGIS RECOMMENDATION SYSTEM OF LAND POTENTIAL RTH BANDUNG BASED

WEBGIS WITH SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD

Suci Ramadhani Putri (NIM 1006239), suci.ramadhani@student.upi.edu

ABSTRACT

The transfer function of the land as Green open spaces (RTH) of the more happening in the

present moment. This is in line with the demand of the development of urban amenities that

include industry, transportation, activities that change the natural configuration of the land as

some form of open land. The provision of RTH in urban areas is important for the development

of an urban area as mandated in the UU No. 26 of 2007 about the arrangement of the space.

Based on data of the BAPPEDA of Bandung city, until the year 2011 newly recorded extensive

RTH fulfilled is 1.910,49 ha or approximately 11,43% of the area of the city of Bandung, which

has an area of 16.729,650 Ha. The circumstances are far from ideal conditions RTH a town that

is 30% of the total area of the city. For the realization of urban green open space in the

administrative regions of Bandung city covering an area of 16.729,65 Ha in 30 districts and 151

subdistricts this needed a unified information system of open green space that serves for

analyzing condition RTH Bandung, textual data processing and spatial data related to RTH

Bandung and generating decision-making system in the form of recommendations for potential

areas of RTH so that it can display visualization of RTH-based webGIS. System

recommendations for potential RTH this provides visual information in RTH conditions existing

and readily accessible, so as to provide ease for agencies in cracking down on RTH’s problem in

(7)

decision making. The methods used in this research is a method of Simple Additive Weighting

(SAW) for the determination of priorities based on land by area, population, and quality of the

RTH region. Based on the results of research conducted with the proof based on comparison

results of recommendation systems and data against the field manual's recommendations shows

that the system can work better.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR TABEL ... viii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah...Error! Bookmark not defined.

1.2. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.3. Batasan Masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.4. Tujuan ...Error! Bookmark not defined.

1.5. Manfaat ...Error! Bookmark not defined.

1.6. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2.1. Sistematika Penulisan ...Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 SISTEM INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1 PENGERTIAN SISTEM ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2 KARAKTERISTIK SISTEM ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 PENGERTIAN INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.

2.1.4 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.

2.2 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) ...Error! Bookmark not defined.

2.2.1 PENGERTIAN SIG ...Error! Bookmark not defined.

2.2.2 KOMPONEN SIG...Error! Bookmark not defined.

(9)

2.2.4 SUB-SISTEM SIG ...Error! Bookmark not defined.

2.2.5 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB .. Error! Bookmark not defined.

2.2.6 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN WILAYAH ...Error! Bookmark not defined.

2.3 KONSEP DASAR DATABASE ...Error! Bookmark not defined.

2.4 PEMETAAN ...Error! Bookmark not defined.

2.5 MODEL PENGEMBANGAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

(SDLC) ...Error! Bookmark not defined.

2.6 ALAT ANALISIS DAN DESAINSISTEM INFORMASIError! Bookmark not defined.

2.6.1 DFD (Data Flow Diagram) ...Error! Bookmark not defined.

2.6.2 KAMUS DATA ...Error! Bookmark not defined.

2.6.3 Conceptual Data Model (CDM) ...Error! Bookmark not defined.

2.6.4 Physical Data Model (PDM) ...Error! Bookmark not defined.

2.7 TINJAUAN PERANGKAT LUNAK ...Error! Bookmark not defined.

2.7.1 ARCGIS ...Error! Bookmark not defined.

2.7.2 ALOV Map ...Error! Bookmark not defined.

2.7.3 PEMROGRAMAN PHP ...Error! Bookmark not defined.

2.7.4 MySQL ...Error! Bookmark not defined.

2.7.5 Macromedia Dreamwaver ...Error! Bookmark not defined.

2.8 RUANG TERBUKA HIJAU ...Error! Bookmark not defined.

2.8.1 DEFINISI DAN PENGERTIAN RTH ...Error! Bookmark not defined.

2.8.2 TIPOLOGI RTH ...Error! Bookmark not defined.

2.8.3 FUNGSI DAN MANFAAT RTH ...Error! Bookmark not defined.

2.8.4 TINJAUAN UMUM KEBIJAKAN TERKAIT PENGEMBANGAN RTH KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.

(10)

2.9 SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ...Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1. ALAT DAN BAHAN ...Error! Bookmark not defined.

3.1.1. Alat ...Error! Bookmark not defined.

3.1.2. Bahan ...Error! Bookmark not defined.

3.2. DESAIN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

3.3. METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

3.3.1. Studi Kepustakaan...Error! Bookmark not defined.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 PROFIL KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.

4.2 ANALISIS PERMASALAHAN...Error! Bookmark not defined.

4.3 PROSES PENGUMPULAN DATA ...Error! Bookmark not defined.

4.4. PENGOLAHAN DATA ...Error! Bookmark not defined.

4.5. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ...Error! Bookmark not defined.

4.5.1. Deskripsi Sistem ...Error! Bookmark not defined.

4.5.2. Desain Data Spasial ...Error! Bookmark not defined.

4.5.3. Implementasi Basis Data ...Error! Bookmark not defined.

4.5.4. Analisis Pengguna ...Error! Bookmark not defined.

4.5.5. Perancangan Antarmuka ...Error! Bookmark not defined.

4.5.6. Implementasi Antarmuka ...Error! Bookmark not defined.

4.5.7. Lingkungan Implementasi ...Error! Bookmark not defined.

4.6. MODEL SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG DENGAN MENERAPKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTING (SAW) ...Error! Bookmark not defined.

4.7. PENGOLAHAN DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE SAW . Error! Bookmark not defined.

(11)

4.9. HASIL PENGUJIAN ...Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ...Error! Bookmark not defined.

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipologi RTH ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Titik Sebaran Kualitas RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Menambahkan field pada atribut ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Menambahkan field luas wilayah pada atribut ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Memilih koordinat yang akan dipakai pada peta... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Memilih zona yang akan dipakai pada peta ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Peta telah memiliki sistem koordinat WGS 1984 UTM Zone 48S .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Menghitung luas_wilayah dalam bentuk polygon(1) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Menghitung luas_wilayah dalam bentuk polygon(2) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Hasil perhitungan luas wilayah dengan calculate geometry ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 Hasil perhitungan luas dengan calculate geometry pada atribut

penggunaan lahan ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.12 Menggabungkan field atribut kecamatan dengan atribut ruang terbuka hijau(1) ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.13 Menggabungkan field atribut kecamatan dengan atribut ruang terbuka hijau(2) ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.14 Hasil spasial join atribut kelurahan dengan atribut ruang terbuka hijau ...Error! Bookmark not defined.

(13)

Gambar 4.16 Table sorting untuk pengelompokan data ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.17 Pemilihan data berdasarkan atribut(1) ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.18 Pemilihan data berdasarkan atribut(2) ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.19 Pembuatan layer baru data hasil select atribut ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.20 Penggabungan atribut yang memiliki field yang samaError! Bookmark not defined.

Gambar 4.21 Hasil penggabungan atribut menggunakan tools merge ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.22 File pendukung Shp2MySQL ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.23 Proses konversi (*.shp) ke (*.sql) ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.24 Diagram alir perancangan basis data ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.25 Physical Data Model ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.26 Rancangan Antarmuka Halaman Utama .Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.27 Rancangan Antarmuka Halaman Login ..Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.28 Rancangan Antarmuka Halaman Input RTH ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.29 Rancangan Antarmuka Halaman Edit Data RTH.. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.30 Rancangan Antarmuka Halaman Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.31 Rancangan Antarmuka Halaman Grafik RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.32 Rancangan Antarmuka Halaman Pencarian RekapError! Bookmark not defined.

Gambar 4.33 Rancangan Antarmuka Halaman RTH Kecamatan Kota BandungError! Bookmark not defined.

(14)

Gambar 4.35 Antarmuka Halaman Login Admin ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.36 Antarmuka Halaman Input Data RTH Baru ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.37 Antarmuka Halaman Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.38 Antarmuka Halaman Tabel Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.39 Antarmuka Halaman Rekomendasi Prioritas Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.40 Antarmuka Halaman Statistik RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.41 Antarmuka Halaman Pencarian RTH Berdasarkan Kecamatan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.42 Antarmuka Halaman Informasi RTH Berdasarkan Kecamatan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.43 Antarmuka Halaman Laporan RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.44 Antarmuka Halaman Edit dan Hapus Data RTH .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.45 Antarmuka Halaman Edit Data RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.46 Model Sistem Rekomendasi Potensi Lahan RTH Kota Bandung Menggunakan Metode SAW ...Error! Bookmark not defined.

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan Penelitian Terkait Metode SAW dengan Penelitian Skripsi ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Terkait Metode SAW dengan Penelitian Skripsi ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Skala Nilai Kriteria Jumlah Penduduk ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Skala Nilai Kriteria Kualitas RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Tabel Sebaran Kualitas RTH Per Kecamatan Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kriteria Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Scoring Tiap Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Tabel Normalisasi ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Tabel Peta yang Di Overlay ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Tabel Data Atribut Spasial Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Tabel Atribut Data Spasial Kelurahan ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Tabel Atribut Data Spasial RTH ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Tabel Atribut Data Spasial Penggunaan Lahan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Perencanaan Pengujian PRogram ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Pengujian Program ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Manual ...Error! Bookmark not defined.

(16)
(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota

semakin banyak terjadi pada saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan

pembangunan berbagai fasilitas perkotaan yang meliputi kegiatan industri,

transportasi, yang mengubah konfigurasi alami lahan sebagai bentukan lahan

terbuka. Akibat kondisi tersebut berakibat menurunnya kualitas lingkungan

perkotaan seperti terjadinya banjir, tingginya polusi udara, dan permasalahan

lingkungan lainnya. RTH sangat penting untuk pemeliharaan fungsi

keseimbangan ekologis kota, selain itu dengan penataan RTH dapat

mengimplementasikan tata ruang dan kewilayahan secara terintegrasi dan

konsisten.

Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, secara khusus

Undang- Undang ini mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan

ruang terbuka hijau di perkotaan, yang proporsi luasnya ditetapkan minimal

30% dari luas wilayah kota, yang diisi dengan tanaman, baik yang tumbuh

secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Distribusi ruang terbuka hijau

publik disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hirarki pelayanan dengan

memperhatikan rencana struktur ruang dan pola ruang.

Berdasarkan data lapangan BAPPEDA Kota Bandung, hingga tahun 2011

tercatat luas RTH yang baru terpenuhi adalah sebesar 1.910,49 ha atau sekitar

11,43% dari wilayah Kota Bandung yang memiliki luas 16.729,650 Ha.

Keadaan tersebut jauh dari kondisi ideal RTH suatu kota yaitu 30% dari luas

(19)

sebaran yang merata di setiap wilayah dan juga belum memenuhi kebutuhan

berdasarkan jumlah penduduk di setiap wilayah. Lahan-lahan hijau dan

pepohonan di Kota Bandung kini banyak yang kehilangan fungsinya sebagai

penyejuk kota dan peredam pencemaran, dan berganti dengan

bangunan-bangunan komersial. Lingkungan Kota Bandung semakin memperhatinkan

dengan terjadinya masalah degradasi lingkungan Bandung yang masih

memiliki permasalahan utama yaitu sampah dan polusi yang kian meningkat.

Permasalahan ini diakibatkan karena kurangnya lahan RTH di sekitar wilayah

perkotaan yang tidak lagi memenuhi kebutuhan suatu wilayah.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum / RTH Wilayah Perkotaan, untuk

mendapatkan RTH yang fungsional dan estetik dalam suatu sistem perkotaan

maka luas RTH minimum, lokasi lahan kota yang potensial untuk RTH,

struktur dan pola, serta bentuk dan distribusinya harus menjadi pertimbangan

dalam membangun dan mengembangkannya. Luas RTH minimum dalam

suatu wilayah harus memenuhi tiga komponen diantaranya: 1) Kapasitas atau

daya dukung alami wilayah, 2) Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan,

dan bentuk pelayanan lainnya) dan 3) Arah dan tujuan pembangunan RTH.

Penyediaan RTH di kawasan perkotaan merupakan hal penting bagi

perkembangan suatu wilayah perkotaan sebagaimana yang diamanatkan dalam

UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Distribusi RTH kawasan

perkotaan dapat ditentukan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan

kualitas RTH wilayah. Salah satu tolok ukur penataan ruang yang mampu

memberikan kenyamanan, keasrian dan kesehatan bagi penghuni kota adalah

tersedianya alokasi RTH. RTH tersebut harus bisa mencukupi kebutuhan

lingkungan perkotaan dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.

Dalam pemenuhan RTH suatu wilayah harus memperhatikan faktor

(20)

dalam wilayah tersebut. Terkadang kapasitas/daya dukung suatu wilayah

sudah memenuhi, tetapi RTH di wilayah tersebut belum terpenuhi bahkan

belum ada. Hal tersebut menjadi kendala dalam pemenuhan RTH suatu

wilayah untuk mencapai RTH minimal suatu wilayah. Begitu juga dengan

RTH di Kota Bandung dimana harus terpenuhi 18,57% lagi dari luas Kota

Bandung yang memiliki faktor penghambat kapasitas suatu wilayah dan

kondisi fisik wilayah tersebut. Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau

perkotaan di wilayah administratif Kota Bandung seluas 16.729,65 Ha dalam

30 kecamatan dan 151 kelurahan ini diperlukan suatu kesatuan sistem

informasi ruang terbuka hijau. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan

melakukan kegiatan Identifikasi Potensi dan Perencanaan Lahan Ruang

Terbuka Hijau Kota Bandung, dengan ruang lingkup kegiatan mencakup

pemetaan dan pengecekan lahan ruang terbuka hijau eksisting beserta

lahan-lahan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka

hijau dalam upaya melengkapi dan memperinci masterplan ruang terbuka

hijau Kota Bandung yang telah disususun. Oleh karena itu dibutuhkan sistem

informasi yang berfungsi untuk menganalisis kondisi RTH Kota Bandung,

mengolah data tekstual dan data spasial terkait dengan RTH Kota Bandung

dan menghasilkan sistem pengambilan keputusan berupa rekomendasi potensi

wilayah RTH sehingga dapat menampilkan visualisasi RTH.

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis

geografis dan pemetaan, sehingga analisis RTH dapat dimanfaatkan untuk

keperluan analisis RTH Kota Bandung dan dapat digunakan untuk mengolah

data-data yang terhubung secara digital dan ditampilkan dalam bentuk

visualisasi peta RTH yang dapat diakses oleh Badan Perencanaan dan

Pembangunan (BAPPEDA) Kota Bandung, Dinas Pemakaman dan

(21)

perencanaan pengembangan wilayah RTH dengan memperhatikan faktor daya

dukung wilayah, jumlah penduduk dan RTH eksisting yang pada akhirnya

akan meningkatkan layanan ekologi RTH yang mampu mendukung

keberlanjutan lingkungan Kota Bandung.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam pengembangan RTH diperlukan

pengklasifikasian RTH dan rekomendasi wilayah potensi RTH berbasis web

menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan model Waterfall

Strategy Sequential yang memberikan informasi visual kondisi RTH secara

yang ada dan mudah diakses, sehingga memberikan kemudahan bagi instansi

dalam menindak-lanjutin masalah RTH di Kota Bandung. Oleh karena itu,

berdasarkan pertimbangan di atas maka penulis memilih judul: “Sistem

Rekomendasi Potensi Lahan RTH Kota Bandung Berbasis WebGIS

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang tersebut,

maka permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian ini adalah:

1. Bagaimana merancang model rekomendasi potensi lahan RTH Kota

Bandung?

2. Bagaimana menentukan parameter yang cocok digunakan pada Metode

Simple Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan

RTH?

3. Bagaimana implementasi parameter dengan Metode Simple Additive

Weighting untuk rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung

berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web?

1.3.Batasan Masalah

(22)

1. Data primer yang digunakan adalah data RTH tahun 2011 dan data

penggunaan lahan Kota Bandung tahun 2011.

2. Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung,

yaitu:

a. Batas administrasi Kota Bandung tahun 2011.

b. Data non spasial terkait RTH Kota Bandung.

c. Peta dasar Kota Bandung dalam ekstensi *.shp

d. Atribut: luas wilayah, jumlah penduduk, kualitas RTH dan kelas RTH.

1.4.Tujuan

Tujuan dibuatnya sistem ini adalah:

1. Merancang model rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung.

2. Menentukan parameter yang cocok digunakan pada Metode Simple

Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan

RTH.

3. Mengimplementasikan parameter dengan Metode Simple Additive

Weighting untuk rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung

berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web.

1.5.Manfaat

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang cara perancangan dan

pembuatan web GIS.

2. Mengetahui tata cara penggunaan perangkat lunak yang berbasiskan GIS Bagi

Instansi Terkait

a. Sebagai alat bantu dalam proses perencanaan wilayah Ruang Terbuka

(23)

b. Sebagai sarana untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan,

pengklasifikasian, analisis wilayah Ruang Terbuka Hijau suatu wilayah.

3. Bagi Universitas

a. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu Sistem

Informasi Geografis.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain yang

berminat mengkaji permasalahan atau topik yang sama.

1.6.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua

jenis metode, yaitu pengumpulan data dan metode pengembangan sistem, metode

penelitian terdiri atas:

1. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi di BAPPEDA Kota

Bandung , Badan Pencatatan Sipil (BPS) Kota Bandung dan dilakukan juga

studi kepustakaan untuk mengumpulkan data yang berasal dari

penelitian-penelitian terdahulu maupun dari buku, jurnal yang berhubungan dengan

teori-teori dalam penelitian.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan metode System Development Life Cycle dengan model

Waterfall.

2.1.Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan dibagi menjadi lima bab. Adapun isi

masing-masing bab adalah sebagai berikut:

(24)

Bab ini mengemukakan latar belakang penelitian, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang

masing-masing dijelaskan pada tiap bab.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang

digunakan sebagai landasan atau dari dasar penulisan ini.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian metode penelitian yang mencakup metode

pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang

digunakan dalam suatu Sistem Informasi Geografis.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem

informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang

dikembangkan.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada

bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran pengembangan

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan

dalam melakukan penelitian ini. Diantaranya mengenai alat dan bahan yang digunakan, desain

penelitian serta metode penelitian yang digunakan.

3.1.ALAT DAN BAHAN

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Seperangkat Personal Computer

b. Processor Intel Core i5

c. Harddisk 320 Gb

d. Memory 2 Gb

e. VGA Intel share 1 G

f. DDR 3

g. Monitor LCD 15,4 inch

2. Perangkat Lunak (Software)

a. Operating System Windows 7

b. Notepad ++

c. ArcGIS

d. Map ALOV

e. Power Designer

(26)

Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu:

1. Data Primer: data RTH Kota Bandung dan data penggunaan lahan Kota Bandung.

2. Data Sekunder meliputi batas administrasi Kota Bandung, data non spasial terkait

RTH Kota Bandung, dan Peta Kota Bandung.

3.2. DESAIN PENELITIAN

Untuk melakukan analisis RTH Kota Bandung maka dibuat diagram penelitian

(27)

Metode Penelitian

Studi Kepustakaan

Pengumpulan Data

Pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) Whiten, 2005

Studi Literatur Observasi Wawancara System Initation System Analysis System Design System Implementation Identifikasi Masalah Lingkup Sistem Tujuan

Gambaran Umum RTH

Analisa Sistem yang Akan Dibangun

Analisa Pemecahan

Masalah Rekomendasi Lahan RTH

Perancangan Proses

Perancangan Database

DFD

CDM & PDM

Kamus Data

Perancangan Tampilan (GUI)

Perancangan Antar Muka

Analisis Data Menggunakan Metode SAW (Simple

Additive Weighting )

Coding

Pengujian Perangkat Lunak

Metodologi Pengujian Black Box (Pressman,

(28)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.3.METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalah sebagai berikut:

3.3.1. Studi Kepustakaan

Penelitian ini didahului dengan studi literatur untuk mencari referensi dan pembahasan

yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat.

Adapun referensi tersebut meliputi:

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008.

2. Simple Additive Weighting (SAW)

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Literatur

Dalam metode ini, data sekunder diperoleh dari beberapa macam sumber bacaan

yang berkaitan dengan materi penulisan yang diperoleh dari perpustakaan dan internet

seperti buku, off print, jurnal, karya ilmiah dan sumber lain yang membahas tentang

konsep rekomendasi, analisis lahan RTH.

2. Observasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan penelitian di Dinas

Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung untuk mendapatkan gambaran, penjelasan

mengenai keadaan RTH Kota Bandung, untuk mengetahui variabel/faktor apa saja yang

dijadikan parameter dalam penentuan lokasi RTH dan juga mengumpulkan data primer

dan sekunder yang dibutuhkan mengenai RTH.

(29)

Selain itu penulis juga melakukan penelitian di Dinas Tata Ruang dan BAPPEDA

Kota Bandung untuk mengetahui struktur tata ruang dan lahan Kota Bandung dan juga

mengumpulkan data primer dan sekunder terkait RTH Bandung.

3.3.3. Pengembangan Perangkat Lunak

Pada pengembangan sistem, metode yang akan digunakan adalah Metode Waterfall

Strategy Sequential yang merupakan suatu pendekatan untuk menganalisa dan men-design suatu

sistem melalui siklus analisis tertentu sehingga sesuai dengan kebutuhan user sehingga sistem

dapat dikembangkan dengan baik.

Langkah-langkah dalam Waterfall Strategy Sequential dibagi menjadi 4 bagian (Whitten, 2005):

1. System Initiation

Pada tahapan ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membuat sistem

informasi spasial RTH yaitu:

a. Identifikasi masalah pada RTH

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan

lahan berpotensi RTH di Kota Bandung berdasarkan Permen PU No.5 Tahun 2008

mengenai penyediaan berdasarkan luas wilayah, kelas RTH, jumlah penduduk dan RTH

eksisting suatu wilayah.

b. Menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.

1. Sistem rekomendasi lahan potensi RTH dilakukan pada 30 kecamatan di Kota

Bandung.

2. Data spasial penggunaan lahan Kota Bandung yang digunakan tahun 2011

3. Data jumlah penduduk Kota per kecamatan Kota Bandung tahun 2011

4. Data jumlah RTH eksisting Kota Bandung tahun 2011

c. Menentukan tujuan pembangunan sistem dan untuk siapa sistem ini dibangun.

Tujuan pembangunan sistem adalah memberikan rekomendasi lahan potensi RTH

(30)

2. System Analysis

a. Gambaran umum RTH serta tata ruang dan lahan Kota Bandung

Berdasarkan hasil laporan lapangan BAPPEDA Kota Bandung tahun 2011 diketahui

bahwa RTH Kota Bandung masih jauh dari luas ideal RTH suatu kota yaitu 11,43% dari

30% luas suatu kota. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya pengalihan fungsi

lahan RTH menjadi bangunan komersial. Akibat kondisi ini banyak terjadi masalah

lingkungan yang diakibatkan karena kurangnya lahan RTH di sekitar wilayah perkotaan

yang tidak lagi memenuhi kebutuhan suatu wilayah.

b. Analisa sistem yang akan dibangun untuk merancang model rekomendasi RTH Kota

Bandung.

Sistem rekomendasi akan dibangun dengan menerapkan Metode Simple Additive

Weighting pada atribut-atribut yang digunakan dalam penentuan lahan RTH, selanjutnya

data spasial akan diolah dengan menggunakan ArcGIS dan ditampilkan berbasis webGIS

menggunakan ALOVMap.

c. Analisa pemecahan masalah RTH pada sistem yang berjalan.

Berdasarkan diagram penjabaran rekomendasi lahan RTH, analisa penentuan

rekomendasi wilayah RTH ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang dilakukan

dengan mengalikan antara jumlah penduduk suatu wilayah dengan standar luas RTH

yang telah ditentukan dalam Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka

[image:30.612.146.466.525.628.2]

Hijau di Kawasan Perkotaan PU No.5 Tahun 2008.

Tabel 3.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

No Unit Lingkungan

Tipe RTH Luas Minimal/ unit (m2)

Lokasi

1 250 jiwa Taman RT 250 Di tengah

lingkungan RT

(31)

No Unit Lingkungan

Tipe RTH Luas Minimal/ unit (m2)

Lokasi

kegiatan RW

3 30.000 jiwa Taman Kelurahan

9.000 Dikelompokkan dengan

sekolah/pusat kelurahan

4 120.000 jiwa Taman Kecamatan

24.000 Dikelompokkan dengan

sekolah/pusat kelurahan

Pemakaman disesuaikan tersebar

5 480.000 jiwa Taman Kota 144.000 Di pusat kota/wilayah

Hutan Kota Disesuaikan Di

dalam/kawasan pinggiran Untuk fungsi-fungsi tertentu

Disesuaikan Disesuaikan dengan kebutuhan

Rekomendasi penentuan lahan RTH dilakukan dengan analisis jumlah penduduk, luas

lahan yang tersedia dan RTH eksisting dengan metode SAW (Simple Additive Weighting).

Analisis jumlah penduduk, lahan tersedia dan RTH eksisting dilakukan dengan metode SAW

dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian luas lahan dan jumlah penduduk di suatu lokasi

dengan cara mengklasifikasikan lahan yang berpotensi RTH berdasarkan ketentuan penyediaan

(32)

dengan ketersediaan potensi lahan sehingga didapat lahan-lahan yang bisa dijadikan RTH

berdasarkan kelas yang telah ditentukan.

3. Desain System

a. Perancangan Proses

Perancangan proses merupakan gambaran untuk alur proses sistem baru yang diusulkan.

Perancangan proses dijelaskan dengan Data Flow Diagram (DFD)

b. Perancangan Database (CDM & CPM)

Pada tahapan ini merancang basis data dari sistem informasi spasial RTH, dengan

Conceptual Data Model (CDM) yang memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi

data yang menggambarkan secara detail struktur basis data pada sistem. Physical Data

Model (PDM) merupakan representasi fisik dari database yang akan dibuat dengan

mempertimbangkan DBMS yang akan digunakan dan memberi gambaran detail basis data

dalam bentuk fisik dan memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis

data yang digunakan sesungguhnya. Spesifikasi data dijelaskan dengan kamus data.

c. Perancangan Tampilan User (GUI)

Perancangan GUI dilakukan dengan menggunakan Macromedia Dreamwaver dan tools

bantuanlainnya

4. System Implementation

a. Coding

Pemrograman system menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Processor

(PHP) dengan menggunakan database mysql dan Macromedia Dreamweaver sebagai

editor untuk mendesign tampilan web nya yang telah ditentukan pada analisis sistem.

b. Pengujian Sistem

(33)
(34)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung

menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Model sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung ini dirancang dengan

menerapkan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada atribut-atribut yang

digunakan dalam penentuan lahan RTH, selanjutnya data spasial akan diolah dengan

menggunakan ArcGIS dan ditampilkan berbasis webGIS menggunakan ALOVMap.

2. Berdasarkan ketentuan Permen PU No.5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, parameter yang dapat

digunakan pada Metode Simple Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi

potensi lahan RTH antara lain jumlah penduduk, luas wilayah yang tersedia, RTH

eksisting dan kualitas RTH tiap kecamatan.

3. Pada penelitian ini Metode Simple Additive Weighting berhasil diterapkan pada

rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung dengan menggunakan parameter

penentuan lahan RTH dan sistem ini dapat memberikan hasil rekomendasi potensi lahan

RTH yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk

pembangunan RTH baru pada suatu wilayah. Sistem ini juga memberikan informasi

tentang sebaran potensi lahan RTH beserta atribut-atributnya berdasarkan Sistem

Informasi Geografis berbasis web dengan menggunakan metode pengembangan system

(35)

visualisasi data spasial RTH penulis melakukan proses pengolahan data dengan

menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak ALOVMap.

5.2 Saran

Saran penulis untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut:

1. Untuk pengolahan data dapat menggunakan perangkat lunak web GIS lain seperti

MapServer atau MapInfo sebagai pembanding hasil dari sistem yang telah penulis

lakukan.

2. Data spasial seperti data RTH dan data penggunaan lahan Kota Bandung yang digunakan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA Kota Bandung. (2011). Identifikasi Potensi dan Perencanaan Lahan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bandung Tahun 2011. Arsip

Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.

BAPPEDA Kota Bandung (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung

2011-2031. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008. Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.

Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop untuk Bidang Geodesi Dan

Geomatika. Bandung : Informatika Bandung.

GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul ArcGIS Tingkat Dasar.

http://www.scribd.com/doc/10410997/ModulArcGIS-Tingkat-Dasar.

Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014.

Lehurlawal, L Selvi. 2009. Analisis Spasial dan Preferensi Pemilik Lahan

Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan. USU

Repository © 2009.

Putri, Primaristianti. 2004. Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Ruang

Terbuka Hijau di Kota Bandung. Jurnal Lansekap Indonesia

(37)

Moniaga, Ingerid Lidia. 2008. Studi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado dengan

Pendekatan Sistem Dinamik. Program Studi Arsitektur Lansekap.

Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Aulia, Maharani. 2012. Metode Neraca Energi untuk Perhitungan Radiasi

Transmisi Menggunakan Data Citra Landsat ETM+

LIU, Song., LIU, Binyi., “Using GIS to Assess the Ecological-niche for Urban

Green Space Planning in Wuxi City”.

Weku, Winsy. 2013. Pendekatan Spasial Dalam Menentukan Wilayah Tanam

Kelapa Menggunakan Metode SAW. Jurusan Matematika FPMIPA

UNSRAT.

Lubis, Elvina. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Daerah

Pertanian Menggunakan Metode SAW. Program Studi Teknik Informatika

STMIK Budi Darma Medan.

Wisuda, Amanda Putri. 2012. Analisis Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan

Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Febrianti, Nur. 2014. Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta Berdasarkan Analisis

Spasial dan Spektral Data Landsat 8. Bidang Lingkungan dan Mitigasi

Bencana, Pusfatja-LAPAN.

Ankiq. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Lahan

Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang. Fakultas Perikanan

Universitas Padjajaran.

Prahasta, E. 2009. Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika).

Bandung: Penerbit Informatika.

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

(38)

Hanafi, M. 2011. SIG dan AHP Untuk Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan

Wilayah Industri dan Pemukiman Kota Medan. Medan: Universitas

Gambar

Tabel 3.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Christo Wirawan Sinaga: " PEMETAAN STATUS C-ORGANIK, NITROGEN DAN TEKSTUR TANAH DI KEBUN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN..

Jurnal Penelitian dan Evaluasi: Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Kontekstual di SLTP Negeri 25 Surabaya.. Yogyakarta:

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di MAN 2 Kota Bandung.. Universitas

Menurut kamu, jenis pembalut seperti apa yang sebaiknya digunakan pada..

Memberikan petunjuk kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Fakultas MIPA Universitas Diponegoro yang telah memasuki usia pensiun untuk mendapatkan Surat Keputusan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana.. Oleh:

Penelitian ini adalah survei deskriptif untuk mengetahui ada tidaknya zat pewarna buatan pada saus cabai bakso bakar dan zat pemanis buatan pada “ saus gejrot tahu

Pengajuan absen harian selain untuk memantau kedisiplinan pegawai juga untuk sebagai dasar dalam pengajuan uang makan yang menjadi hak setiap PNS4.