• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA: Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA: Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA

(Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung)

DISERTASI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Doktor Program Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

oleh

TUTI SUARTINI

0907796

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN DISERTASI

TUTI SUARTINI

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA

(Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung)

disetujui dan disahkan oleh panitia disertasi: Promotor

Prof. Dr. H. Mukhidin, S.T., M.Pd.

NIP. 1953111011980021001 KoPromotor

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, MSIE. NIP. 195512041981031002

Anggota

Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.Pd., M.T. NIP. 195508261981011001

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan

(3)

Tini Suartini, 2014

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Disertasi ini berjudul : “Model Implementasi Pembelajaran di Laboratorium SMK Berstandar ISO 9001:2008 pada Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video dalam Implikasi Bidang Teknologi dan Rekayasa.” (Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung)

Teknologi dan rekayasa saat ini, berkembang begitu cepatnya pada bidang komunikasi audio video. Penelitian ini adalah penelitian field of inquiry dengan menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) melalui metoda deskripsi dan interpretasi penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pengolahan data menggunakan teknik analisis IQA. Tujuannya adalah untuk menghasilkan model desain implementasi dalam upaya optimalisasi kegiatan pembelajaran di laboratorium SMK pada kegiatan pembelajaran kompetensi keahlian teknik audio video berdasarkan standar proses pembelajaran dalam implikasi perkembangan teknologi dan rekayasa. Penelitian ini dilakukan melalui kajian fenomena apa yang terjadi dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang telah memiliki kualifikasi ISO 9001:2008 yaitu SMK Negeri 4 dan SMK Negeri 6 di kota Bandung pada kompetensi keahlian teknik audio video. Dari hasil penelitian berdasarkan pengolahan data menggunakan teknik analisis IQA terhadap affinitas (kedekatan) fokus komponen implementasi pembelajaran dalam standar proses pembelajaran Permen No.47 Tahun 2007 sebagai jaminan mutu penerapan ISO 9001:2008 yang di eksplorasi diperoleh model implementasi pembelajaran di laboratorium secara optimal yang terdiri dari 11 langkah implementasi pembelajaran laboratorium SMK teori dan praktek berbeda dan 10 langkah dalam implementasi pembelajaran di laboratorium SMK teori dan praktek terintegrasi. Model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK merupakan kompetensi keahlian berdasarkan orientasi kegiatan pembelajaran teori dan praktek dalam kualifikasi dari kondisi laboratorium SMK yang belum dapat dikatakan memadai untuk pembelajaran sesuai kompetensi keahlian teknik audio video. Jaminan model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK dalam standar ISO 9001:2008 perlu disertai adanya desain laboratorium standar ISO/ IEC 17025 video dan adanya pusat trainning center kerjasama SMK, industri dan LPTK untuk meningkatkan kualifikasi dari tingkat kejuruan rendah menjadi tingkat kejuruan kompleks.

(4)

Tini Suartini, 2014

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Title of Dissertation: “Learning Implementation Model in Audio Video Competency Technical Skills at the ISO 9001-2008 Standard Vocational Laboratory on the Implications of Technology and Engineering “Case Study on The SMK Audio Video Engineering Skills Program in Bandung”

Technology and engineering are growing so fast nowadays, including in the field of audio and video communication. The study in this dissertation examines the optimization of learning in the vocational schools, through the implementation of learning in the laboratory. This research is a field of inquiry by using Research and Development (R&D) method of approach to the description and interpretation of qualitative and quatitative research using analytical techniques IQA. The goal is to find the optimization of exploratory learning in laboratory activities conducted by the readiness to provide the learning activity of audio-video techniques. The techniques are expected to go in accordance with the learning standards that can anticipate the rapid changes in technology and engineering. The research was conducted by studying the phenomenon of what is going on the activities of the learning process in schools that already have qualified ISO 9001:2008. This research was conducted at SMK Negeri 4, and SMK Negeri 6 in Bandung at an audio engineering competencies video. From the results of the study by using data processing techniques to the analysis IQA affinity component in the implementation of standards of learning in the learning process at the ministerial regulation number 47 in 2007 as a quality assurance on the application of ISO 9001:2008 of exploration on the implementation model of learning obtained in the laboratory optimally consisting of 11 steps of different implementation of teory and practice vocational learning lab and the expertise gained 10 steps in the implementation of vocational learning in laboratory-based integrated teory and practice. Learning implementation model in a vocational laboratory skills competency based orientation learning activities theory and practice in vocational qualifications of laboratory conditions that can not be said to be adequate for learning appropriate video audio engineering competence. Guarantee of learning in the laboratory model of the implementation of the ISO 9001:2008 standard vocational necessary laboratory accompanied by design standards ISO / IEC 17025 and the presence of video trainning center collaboration vocational centers, industrial and LPTKs to increase the level of vocational qualifications from the lower to the level of vocational complex, vocational schools, audio video engineering.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Model Pembelajaran di Laboratorium ... 10

1. Landasan Filosofis ... 17

2. Landasan Pedagogik ... 23

3. Landasan Psikologis ... 27

4. Landasan Sosial ... 29

5. Landasan Yuridis ... 32

B. Model Implementasi Pembelajaran di Laboratorium ... 35

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran ... 42

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran di Laboratorium ... 45

3. Tahap Penilaian Pembelajaran di Laboratorium ... 54

C. Program Keahlian Teknik Audio Video ... 57

D. Penjaminan Mutu Pembelajaran di Laboratorium ... 69

(6)

F. Kerangka Pemikiran ... 82

G. Premis-Premis Penelitian ... 85

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 86

A. Pendekatan Penelitian ... 86

B. Prosedur Penelitian ... 88

C. Teknik Pengumpulan Data ... 95

D. Validasi Data ... 98

E. Teknik Analisis Data ... 102

F. Sumber Data ... 106

G. Teknik Pengambilan Sampel, Lokasi, dan Tempat Penelitian ... 107

H. Instrumen Penelitian ... 109

I. Perencanaan Logistik ... 111

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 112

A. Hasil Penelitian ... 112

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran di Laboratorium SMK ... 112

2. Desain Awal Model Implementasi Pembelajaran di Laboratorium SMK ... 113

2.1Perencanaan Pembelajaran ... 116

2.2Pelaksanaan Pembelajaran ... 124

2.3Penilaian Pembelajaran ... 154

B. Desain Model Implementasi Pembelajaran di Laboratorium SMK ... 160

1. Grup Fokus SMK Negeri 4 Bandung ... 162

2. Grup Fokus SMK Negeri 6 Bandung ... 165

C. Pengujian Model Implementasi Pembelajaran di Laboratorium ... 169

1. Persepsi Peserta Didik ... 173

(7)

E. Pembahasan ... 183

1. Analisis Tahap Perencanaan Pembelajaran di laboratorium SMK ... 184

2. Analisis Tahap Pelaksanaan Pembelajaran di Laboratorium SMK ... 189

3. Analisis Tahap Penilaian Pembelajaran di Laboratorium SMK ... 190

F. Temuan Penelitian ... 191

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 197

A. Kesimpulan ... 197

B. Rekomendasi ... 199

DAFTAR PUSTAKA ... 200

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kategori Ruangan Laboratorium Mapping Sekolah di Jawa Barat ... 5

Tabel 1.2. Kategori Ruang Praktek di Jawa Barat ... 5

Tabel 2.1. Elemen-elemen Kunci dalam Pembelajaran Suistanability ... 28

Tabel 2.2. Tingkat Kualifikasi Metoda Pembelajaran Praktik Inkuiri Sains ... 44

Tabel 2..3 Perimbangan Teori dan Praktek pada Bidang Kejuruan ... 69

Tabel 2.4. Komponen Manajemen Ruang Pembelajaran ... 75

Tabel 3.1. Implementasi model Pembelajaran di Laboratorium ... 97

Tabel 3.2. Interview Protocol Kedekatan Group Fokus IQA ...106

Tabel 3.3. Daftar SMK Negeri Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Jawa Barat ...109

Tabel 3.4. Lokasi Sampel Penelitian ...110

Tabel 3.5. Instrumen Fokus Penelitian ...111

Tabel 4.1. Kompetensi Kejuruan Teknik Audio Video ...118

Tabel 4.2. Pengorganisasian Bahan Pelajaran pada Silabus di SMK Negeri 4 Bandung ...126

Tabel 4.3. Implementasi Model Pembelajaran di Laboratorium di SMK Negeri 4 Bandung ...128

Tabel 4.4. Data Penilaian Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Laboratorium ...132

Tabel 4.5. Sarana Pembelajaran di SMKN 4 Bandung pada Program ...134

Tabel 4.6. Daftar Inventaris Peralatan Gudang ... 135

Tabel 4.7. Daftar Alat-Alat Tangan untuk Merakit dan Memasang Pesawat Elektronika pada KompetensiKeahlian Teknik Audio Video ...136

Tabel 4.8. Daftar Untuk Menginstalasi Pesawat-Pesawat Untuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video ...137

Tabel 4.9 Alat-Alat Ukur Untuk Memahami Sinyal Audio Video di SMK Negeri 4 ...139

(9)

Tabel 4.11. Sarana Pembelajaran pada Program Kompetensi Keahlian

Teknik Audio Video SMK Negeri 6 ...144

Tabel 4.12. Data Penilaian Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMKN 6 Bandung ...148

Tabel 4.13. Pengorganisasian Bahan Pembelajaran pada Silabus di SMK N 6 Bandung ...150

Tabel 4.14. Penilaian Hasil Uji Kompetensi Keahlian di SMK Negeri 4 Bandung ...154

Tabel 4.15. Deskripsi Penilaian Hasil Kegiatan Pembelajaran di laboratorium SMK Negeri 6 Bandung ...156

Tabel 4.16. Penilaian Hasil Uji Kompetensi Keahlian di SMK Negeri 6 Bandung ...158

Tabel 4.17. Perhitungan Nilai Praktek ...159

Tabel 4.18. Kedekatan Sejumlah Fokus Penelitian SMKN 4 ...162

Tabel 4.19. Kedekatan Sejumlah Fokus Penelitian SMKN 6 ...166

Tabel 4.20. Tanggapan Peserta Didik terhadap Kegiatan Pembelajaran di Laboratorium SMK ...173

Tabel 4.21. Data Angket Siswa ...176

Tabel 4.22. One-Sample Test untuk Implemetasi Pembelajaran di Laboratorium ...176

Tabel 4.23. Deskripsi Pemilihan Implementasi Tujuan Pembelajaran di SMK ...179

Tabel 4.24. Implementasi Pembelajaran di Laboratorium SMK dalam Implikasi Bidang Teknologi dan Rekayasa ...180

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia dewasa ini menghadapi tantangan berat

dalam menghadapi perkembangan teknologi dan rekayasa, termasuk program

keahlian Teknik Audio Video. Permasalahannya adalah program pembelajaran di

sekolah kejuruan selalu tertinggal dibanding dengan perkembangan teknologi dan

rekayasa yang berkembang terutama di masyarakat industri dan dunia usaha.

Karena itu, membutuhkan bentuk pembelajaran yang tidak cukup hanya didesain

dalam ruangan belajar yang berbentuk ruang kelas untuk pembelajaran

pengetahuan dan ruang praktek yang hanya untuk latihan, tetapi harus dapat

digunakan untuk memperoleh pengalaman belajar melalui eksperimen yang

mendekatkan peserta didik dengan tuntutan dunia kerja yang akan dihadapi oleh

peserta didik. Implementasi standar sarana prasarana dalam Permen No. 40 Tahun

2008 untuk program keahlian Teknik Audio Video saat ini dihadapkan pada

perubahan teknologi dari analog ke digital yang memerlukan redesain sarana

prasarana dan perubahan orientasi dari standar proses pembelajaran teori dan

praktek di bengkel ke orientasi teori dan praktek di laboratorium.

Kualitas lulusan SMK dalam kompetensi keahlian Teknik Audio Video

yang dibutuhkan dunia kerja/industri mengalami persaingan ketat dengan

pemberlakuan kesepakatan Asean Free Labour Association (AFLA). Sehingga

(11)

sesuai rencana Dirjen Pembinaan SMK yang akan meningkatkan 400 SMK

menjadi berstandar internasional pada tahun 2020. Hal ini tentunya perlu disertai

adanya pengembangan implementasi pembelajaran di laboratorium untuk

menjamin pengendalian mutu pembelajaran di SMK agar dapat menghadapi

tuntutan perubahan teknologi baik untuk teknologi lokal, nasional, maupun

global. Hal ini sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan (SNP) No.

19 Tahun 2005 bahwa “proses kegiatan pendidikan untuk mewujudkan pasal 36

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 harus memperhatikan tuntutan dunia kerja,

perkembangan teknologi dan seni, dan dinamika perkembangan global.”

Permasalahan dalam program keahlian Teknik Audio Video saat ini adalah

masih rendahnya kualitas pendidikan dan kesulitan sekolah untuk memenuhi

kompetensi lulusan SMK dalam menghadapi kompetensi abad 21 dalam

perkembangan teknologi dan rekayasa, terutama dalam pengetahuan dan kualitas

produk lulusan SMK memenuhi tuntutan dunia kerja. Implementasi pembelajaran

yang tertuang dalam kurikulum KTSP 2006 dimana perbandingan kegiatan

praktek dengan teori adalah 70% berbanding 30%, meskipun dalam beberapa

kasus angka perbandingan itu pelaksanaannya bisa menjadi 60% berbanding 40%.

Hal ini menunjukkan perlu adanya fleksibilitas dalam perbadingan kegiatan

proses pembelajaran teori dan praktek pada program keahlian Teknik Audio Video

agar proses pembelajaran dapat menghadapi atau sejalan dengan perubahan

teknologi digital Audio Video yang berkembang.

Ukuran adanya kualitas proses pembelajaran untuk menghadapi

(12)

9001:2008 dalam pembelajaran di laboratorium masih dapat dikatakan menjadi

tidak cukup memadai untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang

sangat pesat, karena yang menjadi ukuran bermutu pada sekolah yang diberikan

oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) adalah nilai dari kualitas implementasi 8

standar nasional pendidikan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP)

(Permendiknas No. 13 Tahun 2009). SNP ini tertuang pada Permen No. 19 Th

2005 yang memuat standar isi, proses, dan kompetensi lulusan (pasal 35 ayat 1).

Demikian pula dalam manajemen dari ISO 1901:2008 merupakan sekolah standar

adanaya jaminan mutu implementasi pelayanan dalam implementasi pembelajaran

yang berkualitas sesuai SNP. Sedangkan jaminan adanya pelayanan di

laboratorium adalah ISO/IEC 17025 yang merupakan standar mutu manajemen

laboratorium. Sehingga untuk menghadapi implikasi teknologi dan rekayasa yang

berkembang di dunia industri dan usaha, maka pembelajaran masih menghadapi

kendala dalam memenuhi standar sarana prasarana dalam hal laboratorium audio

video yang sesuai dengan kompetensi keahlian Teknik Audio Video yang ada di

dunia industri dan dunia usaha.

Pembelajaran yang efektif adalah suatu proses pendidikan yang dapat

menghadapi perubahan teknologi. Salah satu bentuk aktivitas implementasi

pembelajaran berbasis laboratorium telah dilakukan oleh John Dewey pada tahun

1903 yang mendirikan sekolah-sekolah laboratorium yang kemudian dikenal

dengan nama sekolah Dewey (Pontoh, 2009:v). Sekolah menjadi laboratorium

untuk berbagai teori dan praktek pendidikan baru. Sehingga, implementasi

(13)

upaya memenuhi tuntutan kualitas pembelajaran. Model implementasi

pembelajaran di laboratorium dapat menghasilkan tenaga kerja terdidik atau

peserta didik yang berkualitas dalam suatu kompetensi keahlian. Dalam definisi

pendidikan vokasi dan kejuruan sebagai suatu jenis pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan

tertentu. Menurut Murnomo (2010:78) bahwa “untuk mencapai tujuan

pembelajaran adalah menyusun kurikulum kegiatan belajar mengajar yang harus

lebih didominasi oleh kegiatan praktik, baik praktikum yang dilakukan di

laboratorium, bengkel, kebun percobaan, maupun ruang studio.”

Implementasi pembelajaran di laboratorium SMK, berdasarkan

kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan adalah implementasi pembelajaran di

SMK yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan rekayasa di dunia usaha

dan industri. Namun, dalam pelaksanaannya peserta didik masih belum mendapat

pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan di industri dan di dunia

usaha. Hal ini diperoleh dari hasil observasi peneliti sebagai dosen tetap dan

pembimbing mahasiswa pada Program Latihan Profesi (PLP). Permasalahan

pembelajaran di SMK yang sering menjadi kendala bagi guru pamong dan

mahasiswa yang melakukan program PLP adalah bagaimana agar kegiatan

pembelajaran dapat sesuai dengan kondisi fasilitas sarana prasarana yang ada di

SMK? Bagaimana menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik? Dan bagaimana mengembangkan materi ajar pada

kurikulum agar dapat mengatasi kesenjangan dengan dunia usaha serta industri

(14)

sangat terkait dengan tidak jelasnya pengembangan fasilitas pembelajaran di

laboratorium yang tidak didesain untuk program keahlian Teknik Audio Video di

SMK. Gambaran kondisi sarana prasarana ini, untuk pembelajaran program

keahlian di SMK di Jawa Barat yang didesain dengan kategori ruangan

laboratorium hanya untuk bidang sains seperti pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kategori Ruangan Laboratorium berdasakan Mapping Sekolah di Jawa Barat

No. Nama Ruangan

Semua

Rusak Rusak Berat Rusak Ringan

Jml Luas (m2) Jml Luas

disebut ruangan praktek seperti pada tabel 1.2.

Tabel 1.2. Kategori Ruang Praktek di Jawa Barat

No. Kategori Ruang Nama Ruangan Jml Luas

1. Ruang Praktek Teknik Audio-Video 3 183 2. Ruang Praktek Teknik Elektronika Industri 9 665 3. Ruang Praktek Teknik Elektronika Komunikasi 10 661 4. Ruang Praktek Teknik Informatika Komersial 3 609 5. Ruang Praktek Teknik Instalasi Listrik 5 348 6. Ruang Prakviek Teknik Listrik Industri 4 360 7. Ruang Praktek Teknik Listrik Jaringan 1 79

(15)

Berdasarkan tabel 1.1 dan 1.2, istilah kategori ruangan laboratorium dan

kategori ruangan praktek tentunya akan membedakan kualitas kondisi

kelengkapan, manajemen pengelolaan ruangan dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran. Ruangan praktek untuk program keahlian Teknik Audio

Video yang ada pada mapping hanya berjumlah 3 (tiga) ruang praktek yang

digunakan untuk pembelajaran pembelajaran praktikum. Seiring dengan program

keahlian Teknik Audio Video yang dihadapkan pada perubahan teknologi dari

analog ke digital, maka peneliti melakukan kajian untuk menemukan model

implementasi pembelajaran di laboratorium di SMK terkait dengan pentingnya

peranan pembelajaran di laboratorium pada pendidikan di SMK.

Permasalahan tersebut sangat penting, karena dalam penjaminan mutu

suatu produksi, adalah adanya laboratorium pendidikan, yang bukan hanya

sekedar ruang praktek. Fasilitas pembelajaran melalui optimalisasi peran

laboratorium dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pengalaman belajar

melalui eksperimen dan latihan. Hal ini seperti dikemukan oleh Rahayuningsih

(2005:14) yang mengatakan bahwa “pembelajaran di laboratorium sering

dijumpai kebiasaan negatif yang dilakukan siswa, pelaksanaan kegiatan tidak

sebanding dengan fungsi praktikum terhadap jumlah waktu yang dikerjakan pada

kegiatan pembelajaran di laboratorium.” Hal ini tentunya tidak seharusnya terjadi,

karena adanya pembelajaran di laboratorium adalah untuk meningkatkan

kemampuan koginitif, afektif, dan psikomotor.

Dengan permasalahan pembelajaran laboratorium yang telah ada

(16)

teknologi dan rekayasa pada dunia industri dan usaha di masyarakat. Maka fokus

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah untuk mengetahui gambaran

mengenai implementasi pembelajaran di laboratorium SMK dalam melaksanakan

standar proses pendidikan sebagai upaya dalam menghasilkan kompetensi lulusan

sesuai dengan yang diharapkan oleh dunia kerja dan industri.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian permasalahan di atas, maka pembelajaran di laboratorium yang

menjadi kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran di laboratorium SMK masih belum

menggambarkan standar pembelajaran laboratorium yang berorientasi pada

dunia kerja di bidang teknologi kejuruan.

2. Pelaksanaan pembelajaran di laboratorium SMK masih belum dapat mengikuti

perkembangan teknologi.

3. Kualitas lulusan pendidikan kejuruan di SMK yang berstandar ISO 9001:2008

masih belum menunjukkan performa kecakapan atau kemampuan kerja yang

sesuai dengan tuntutan dunia usaha atau industri.

C. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Adapun permasalahan di atas yang menjadi fokus penelitian ini adalah

melakukan eksplorasi untuk menghasilkan “Model Optimalisasi Implementasi

Pembelajaran Laboratorium di SMK pada Kompetensi Keahlian Teknik Audio

(17)

1. Bagaimanakah model implementasi penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) ?

2. Bagaimanakah model implementasi tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

di laboratorium ?

3. Bagaimanakah model implementasi evaluasi pembelajaran di laboratorium

untuk menentukan kriteria penilaian pada peserta didik ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK

ini terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi dan rekayasa pada bidang

Teknik audio video yang perlu adanya model kedudukan dan fungsi kegiatan

pembelajaran di laboratorium untuk dapat menghadapi perkembangan teknologi.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi sebagai

upaya mengembangan komponen-komponen pembelajaran dalam desain model :

1. Implementasi perencanaan pembelajaran di laboratorium untuk program

kompetensi keahlian Teknik Audio Video di SMK dalam menghadapi

tantangan perkembangan teknologi.

2. Untuk menentukan orientasi pelaksanaan pembelajaran berbasis laboratorium

dalam model pembelajaran untuk menghadapi perkembangan teknologi.

3. Untuk mengetahui sejauhmana penilaian terhadap hasil kegiatan pembelajaran

(18)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan untuk menemukan kedudukan dan fungsi

laboratorium di SMK yang berstandar ISO 9001:2008 model pembelajaran pada

program kompetensi keahlian Teknik Audio Video dalam implikasi teknologi dan

rakayasa.

2. Manfaat Praktis

a. Dalam upaya untuk memberikan kejelasan komponen dalam implementasi

pembelajaran di laboratorium yang harus ditingkatkan oleh sekolah, guru, civitas

sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik.

b. Memberikan sumbangan informasi tentang desain model implementasi

pelaksanaan pembelajaran di laboratorium, dan untuk memberikan

fleksibilitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium dalam

menghadapi perubahan teknologi dan rekayasa.

c. Sebagai alat untuk mengukur ketercapaian hasil pembelajaran terhadap

implikasi penilaian kemampuan peserta didik, sebagai upaya untuk

meningkatkan kegiatan pembelajaran di laboratoium agar dapat menghasilkan

produk lulusan yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian dan pengembangan

(R&D) untuk menyempurnakan program pengembangan pembelajaran yang dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan tujuan penelitian untuk mengatasi permasalahan

isi program pendidikan kejuruan yang selalu berada di langkah belakang, bahkan

cepat usang (out of date) dibanding dengan perkembangan dan kebutuhan dunia

usaha atau dunia industri, maka menjadi penting adanya model pembelajaran yang

yang dapat menghadapi hal tersebut. Tantangan adanya Asean Free Labour

Association (AFLA), maka lulusan SMK menghadapi persaingan penguasaan

kompetensi keahlian yang harus relevan dengan yang dibutuhkan dunia

kerja/industri. Dalam metode pendekatan penelitian Reseach and Development

(R&D) yang digunakan adalah untuk dapat menjadi penghubung atau

memutuskan kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan dengan

penggunaan beberapa metode, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan

eksperimental.

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) untuk

menghasilkan model implementasi di laboratorium menggunakan penelitian field

of inquiry dengan pendekatan kualitatif interpretif atau kuantitatif verifikasional.

Penelitian dilakukan berdasarkan evaluasi dan review terhadap model

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK yang telah diterapkan sesuai

(20)

mengacu pada Hasan, (2010: 225) bahwa “implementasi merupakan penerapan

sistem, dokumentasi yang telah dirancang dan dibuat oleh perusahaan/sekolah.”

Dalam pendekatan penelitian dan pengembangan dilakukan dengan

pendekatan interpretif untuk menganalisis bagaimana fenomena realita

implementasi laboratorium di SMK sebagai sarana dan fasilitas pembelajaran.

Penelitian interpretif ini tidak menempatkan objektivitas sebagai hal terpenting

seperti yang dikemukan oleh Efferin et al. (2004;9) bahwa “demi memperoleh

pemahaman mendalam, maka subjektivitas para pelaku harus digali sedalam

mungkin, hal ini memungkinkan terjadinya tradeoff antara objektivitas.

Pendekatan interpretif berasal dari filsafat Jerman yang menitikberatkan pada

peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman di dalam ilmu sosial.

Dalam penelitian awal digunakan metode deskriptif, untuk menghimpun

data tentang kondisi yang ada, mencakup (1) kondisi produk-produk yang sudah

ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang akan

dikembangkan; (2) kondisi pihak pengguna guru dan peserta didik; (3) kondisi

faktor pendukung dan penghambat mencakup unsur manusia, sarana, dan

prasarana, biaya pengelolaan, dan lingkungan. Sedangkan untuk mengevaluasi uji

coba pengembangan digunakan metode evaluatif suatu model implementasi

pembelajaran. Model yang dikembangkan melalui uji coba berdasarkan hasil

evaluasi proses aktivitas kegiatan pembelajaran pada SMK.

Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari model yang

dihasilkan. Dalam eksperimen pengukuran dilakukan dengan menggunakan

(21)

Pembelajaran di laboratorium menunjukkan adanya ilmu pengetahuan sebagai

penggerak pembelajaran untuk menguasai suatu kompetensi keahlian dengan

menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,

menalar, mampu menuntun peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberi tahu

(discovery learning), mampu menekankan pembelajaran melalui eksperimen dan

latihan, sehingga pengetahuan, keterampilan, berfikir logis, sistematis, dan kreatif

menjadi suatu kompetensi keahlian yang sesuai kualifikasi tenaga kerja yang

dibutuhkan di dunia industri dan dunia usaha.

Pemilihan model paradigma yang digunakan pada penelitian dan

pengembangan adanya pendekatan kualitatif berdasarkan Mc.Millan & Schumacer

(2001:109) yang mengatakan: “bahwa pendekatan kualitatif ada dengan asumsi

multi plurealities yang secara sosial dibangun melalui persepsi individu dan

kolektif pada saat melihat situasi yang sama.” Selain dengan metoda pendekatan

deskripsi interpretasi maka untuk mengetahui implementasi pembelajaran di

laboratorium SMK dengan menggunakan data-data hasil penilaian hasil evaluasi

pembelajaran yang diperoleh di lapangan secara kuantitatif.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur pendekatan ini memfokuskan pada sifat subjektif dari social

world untuk mengembangkan kerangka berpikir objek permasalahan tentang

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK. Kedalaman temuan dari

kerangka berfikir dipelajarinya dengan menggunakan bagan alur penelitian dan

pengembangan yang menggunakan langkah-langkah umum menurut Borg & Gall

(22)

Gambar 3.1 Paradigma Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

Model Implementasi Pembelajaran Laboratorium di SMK

Tahap Pengembangan

Ya

Tidak

Tahap Pendahuluan Tahap Pengujian

(23)

Penjelasan dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan model

implementasi pembelajaran di laboratorium pada gambar 3.1. di atas digunakan

berdasarkan desain penelitian dengan epistemologi meliputi obyektivisme,

kontruktivisme, dan subyektivisme. Hal ini berdasarkan pengertian epistemonologi

yang dikemukan Barnadib (1986: 6) bahwa “epistemologi memberikan landasan,

pemikiran mengenai kurikulum.” Kurikulum ini diimplementasikan ke dalam

kegiatan pembelajaran. Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos

berarti pikiran, kata atau teori. Hal pemilihan epistemologi ini dibutuhkan seperti

yang dikemukan oleh Crotty (1998:8) menyatakan bahwa "epistemologi adalah

cara pemahaman dan menjelaskan bagaimana kita tahu apa yang kita ketahui.”

Adapun penjelasan langkah-langkah pada gambar 3.1 dimaksud adalah:

a. Tahap Pendahuluan

Dalam tahap pendahuluan merupakan research an information

collecting yang dilakukan melalui observasi, kajian pustaka untuk merumuskan

tujuan penelitian kedalam rumusan teori model pembelajaran laboratorium

sebagai landasan empiris seperti berikut:

1. Tinjauan Lapangan

Pada tahap ini adalah melakukan pengumpulan informasi untuk

mendapatkan tentang apa yang penting untuk ditemukan, atau orientasi dan

peninjauan penjaminan mutu implementasi pembelajaran di laboratorium SMK

dengan melakukan ke laboratorium dan kelas di SMK. Penelitian awal ini

dianalisis guna memperoleh informasi awal kegiatan pembelajaran di

(24)

pengambilan data melalui observasi dengan melihat kondisi riil di lapangan

mengenai kondisi lingkungan sekolah, kelas, dan ruang, alat dan bahan di

laboratorium.

2. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka adalah melakukan penelaahan landasan filsafat,

padegogik, psikologi, sosial, yurudis tentang fungsi dan peranan pembelajaran di

laboratorium dalam pendidikan kejuruan khususnya di SMK. Model implementasi

pembelajaran merupakan rumusan urutan pola tahapan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian dalam aktivitas proses pembelajaran laboratorium

SMK. Dalam tahap ini dilakukan untuk merumuskan tujuan khusus yang ingin

dicapai dalam model implementasi pembelajaran di laboratorium. Dalam metode

untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk membahas konsep makna dan

membahas konsep realita. Adapun faktor-faktor yang ditampilkan dalam

penelitian kegiatan pembelajaran di laboratorium ini meliputi resources (guru),

sikap (disposisi atau attitude) peserta didik, dan manajemen laboratorium di

sekolah dalam standar proses pembelajaran Permen No.41 Th 2007.

3. Standar Penjaminan Mutu Pembelajaran

Tujuan penelitian ini adalah going exploring yang melibatkan in‐depth and

caseoriented study berdasarkan eksplorasi tentang model implementasi

pembelajaran laboratorium secara spesifik tentang peranan guru di SMK dalam

implementasi perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pembelajaran laboratorium di SMK yang berstandar ISO 9001:2008 yang

(25)

yang dimaksudkan adalah mengembangkan model implementasi pembelajaran di

laboratorium berdasarkan eksplorasi implementasi pembelajaran di laboratorium

dalam terpenuhinya alat, bahan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.

Pendekatan saintifik (mengamati, menelaah, dan menalar) merupakan pendekatan

pembelajaran di laboratorium yang memerlukan desain ruangan laboratorium

yang lengkap sesuai kompetensi keahalian yang akan dicapai peserta didik.

Aktivitas di laboratorium dapat menuntun peserta didik dalam model

pembelajaran discovery learning menekankan pada kemampuan eksperimen dan

latihan bagi peserta didik di SMK dalam memahami pengetahuan, keterampil

dan kemampuan berfikir logis, sistematis, dan kreatif dalam ruang lingkup

program keahlian Teknik Audio Video.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dimaksud adalah untuk memperoleh prelimanary

tentang model pembelajaran di SMK melalui kajian literatur tentang teori

pembelajaran pendidikan kejuruan, kajian empiris pembelajaran dalam fungsi dan

kedudukan laboratorium pada Permen No.41 Tahun 2007. Sedangkan Permen

No.40 Tahun 2008 untuk standar prasarana ruang praktek untuk program keahlian

Teknik Audio Video, dan Permen No.3 Tahun 2010 tentang laboratoriium yang di

verifikasi melalui kondisi riil di lapangan dengan cara pengambilan data melalui

wawancara, dokumen, observasi, dan angket. Sumber-sumber yang ada, alternatif

apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai menemukan model

implemetasi pembelajaran di laboratoriu SMK. Pengumpilan data dilakukan

(26)

laboratorium yang akan dicapai dari program dan rumusan tujuan program

pendidikan SMK dalam salah satu 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yaitu

standar proses pembelajaran di SMK melalui Permen No.41 Tahun 2007.

b. Tahap Pengembangan

Pada tahap pengembangan ini adalah mendesain awal format

pengembangan produk awal adalah untuk menentukan fokus penelitian tentang

model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK yang meliputi:

1. Tahap Planning

Dalam tahap ini adalah menyusun rencana komponen pembelajaran yang

aktivitas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi yang tersusun dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran di laboratorium SMK. Tahap perencanaan

melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap implementasi Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaram (RPP) di SMK dalam proses kegiatan pembelajaran.

Sedangkan evaluasi adalah keputusan guru dalam melakukan penilaian terhadap

peserta didik tentang apa hasil yang tidak dicapai, apa yang dilakukan setelah

melaksnnakan pembelajaran praktek dan teori di laboratorium.

2. Tahap Develop Preleminary Form of Product

Pada tahap pengembangan ini merupakan bentuk format awal model

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK sebagai bentuk model yang

akan dihasilkan. Hal-hal yang dilakukan adalah mengklasifikasikan standar

kompetensi, dasar kompentensi, dan kompentensi kejuruan yang memiliki

karakteristik materi yang memerlukan model pembelajaran di laboratorium,

(27)

sarana prasarana laboratorium pembelajaran untuk program keahlian Teknik

Audio Video di SMK.

c. Tahap Pengujian

Dilakukan pada dua sekolah yang melibatkan SMK pada program keahlian

Teknik Audio Video untuk melalui data hasil wawancara, observasi dan angket

dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan kedekatan group focus : System

Influence Diagram (SID) yang meliputi :

1. Revisi produk

Dilakukan berdasarkan hasil validasi data tentang deskripsi model

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK. Hasil validasi data lapangan

tersebut diperoleh melalui informasi kualitatif dan kuantitatif tentang program

yang dikembangkan dalam model implementasi pembelajaran di laboratorium

SMK. Validasi dilakukan dengan melakukan justifikasi dari tenaga ahli,

pembimbing yang berpengalaman untuk menilai model pembelajaran. Dalam

Sugiyono (2012:302) bahwa “validasi produk dapat dilakukan dengan cara

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk

menilai produk baru yang dirancang.”

2. Desiminasi dan implementasi

Yaitu dengan mengecek temuan desain model implementasi pembelajaran

di laboratorium dan menyusun laporan akhir dan menyampaian hasil

pengembangan program model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK

dalam bentuk program software yang dapat digunakan dalam mengembangkan

(28)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan

untuk mendapatkan informasi awal yang diperlukan sesuai dengan fokus

penelitian pada SMK yang memiliki standar ISO 9001:2008. Pengumpulan data

meliputi dokumen, wawancara, observasi, angket, pada guru, siswa, pimpinan

sekolah, dan personal laboratorium sebagai bagian yang terlibat dalam suatu

proses pembelajaran.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan Interactive Qualitative Analysis (IRQ) untuk kajian dan penelaahan

catatan, laporan, arsip dan peristiwa yang terekam sesuai fokus penelitian dan

analisis dokumen. Peneliti melakukan hubungan langsung dengan sampel yang

telah dipilih melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi/kepustakaan dan

adanya peer observer untuk menilai kegiatan pembelajaran.

1. Observasi

Dalam observasi untuk menentukan fokus penelitian ini, peneliti

mengamati dan mencatat kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran

laboratorium di SMK sebagai sumber data. Sedangkan jenis observasi yang

digunakan observasi partisifatif dengan langkah-langkah yang dilakukan secara

pasif, moderat, aktif, dan lengkap dan untuk melakukan penilaian terhadap

kegiatan proses pembelajaran dan peer observer sebagai rekan peneliti yang

digunakan untuk mengamati guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

(29)

di SMK menggunakan indikator pendekatan atau strategi gaya mengajar menurut

Al-Shauili (2001:45) seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Implementasi Model Pembelajaran Di Laboratorium (Descriptors of laboratory instructional style)

Model Pembelajaran Deskrispsi

Outcomes Pendekatan Prosedur

Ekspositori Ditentukan Deduktif Mengingat

Inquiri Underdetermined Induktif Siswa memecahkan masalah

Discovery Predetermined Induktif Mengingat

Problem –based Predetermined Dedutif Siswa memecahkan

masalah.

U.Chem.Ed. 2001.5

2. Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2012:231) dikatakan bahwa

“a meeting of two persons to exchange information and idea throught question

and responses, resulting in communication and joint construction of meaning

about a topic.

Wawancara pertama sebelum penelitian dilaksanakan adalah studi

pendahuluan tentang implementasi ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 12. Untuk

selanjutnya dilakukan pada SMK Negeri 4, 6, di Kota Bandung pada SKKD

Teknologi dan Rekayasa yang telah memiliki standar ISO 9001:2008.

Langkah-langkah wawancara yang digunakan pada penelitian ini meliputi

hal-hal antara lain:

1. Penetapan obyek yang akan diwawancara peranan guru, personal

laboratorium, dan pimpinan sekolah dalam implementasi pembelajaran di

(30)

2. Penetapan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

adalah SKKD teknologi berbasis elektronika.

3. Interview porotocol : mengawali dan membuka alur wawancara.

4. Inteviews : melakukan wawancara dengan mengkonfirmasi ikhtisar hasil

wawancara dengan melakukan System Influency Diagram (SID) dengan :

focus group interview, interview to interview dan Acrosss constituencies.

5. Menuliskan hasil wawancara pada catatan lapangan (field note).

6. Mengindetifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang untuk mendapatkan

informasi-informasi implementasi pembelajaran di laboratorium yang dapat

dilaksanakan di sekolah yang meliputi:

 Implementasi pembelajaran praktek di sekolah.

 Peranan guru dalam pembelajaran di laboratorium.

 Kesiapan rencana pelaksanaan pembelajaran praktek dan teori.

 Kondisi sarana laboratorium untuk pembelajaran praktek dan teori.

3. Dokumentasi

Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung kredibilitas

data, diantaranya hasil wawancara, observasi, dan angket. Dalam dokumen

menurut

Bogdan (dalam Sugiyono, 2012:240). “In most tradition of qualitative

research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first

person narrative produced by an individual which describes his ar her own

actions, experience.” Maka dokumen-dokumen yang akan digunakan pada

(31)

penelitian tentang laboratorium tentang standar penjaminan mutu ISO 9001:2008

di SMK .

Dokumentasi implementasi pembelajaran di laboratorium meliputi:

dokumen Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), modul dan jobsheet

untuk pembelajaran di laboratorium, ketersedian alat dan bahan yang diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran.

2. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini sebagai alat persepsi

kredibilitas data wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diimplementasikan

pada pembelajaran laboratorium. Angket yang digunakan adalah tanggapan siswa

terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

laboratorium.

D. Validitas Data

1. Kriteria data

Validasi data untuk menetapkan keabsahan data pemeriksaan dilakukan

pengecekan data berdasarkan kriteria yang dikemukan oleh Maleong (2004:

173) yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).

Kredibilitas dalam penerapan kriterium keabsahan yang diajukan untuk

memperoleh data implementasi pembelajaran di laboratorium dimaksud untuk

mengusahakan agar hasil penelitian dapat dicapai kebenarannya oleh peneliti

untuk kenyataan ganda yang sedang diteliti atau kepercayaan penemuan yang

(32)

Transferability melihat sampai sejauhmana hasil penelitian implementasi

pembelajaran di laboratorium dapat digunakan dalam situasi yang lain. Kriteria

yang digunakan untuk memenuhi kriteria dilakukan dalam konteks (setting)

kegiatan pelaksanaan pembelajaran di SMK yang dapat ditransfer ke dalam

model implemetasi pembelajaran yang memiliki tipologi yang sama.

Dependenbilitas (dependability) digunakan untuk menilai ketelitian terhadap

kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan

data, dan pengintepretasian.

Teknik yang digunakan adalah dependability audit dengan meminta

dependent dan independent auditor untuk mereview aktivitas peneliti.

Konfirmabilitas (confirmability) untuk menilai mutu optimalisasi implementasi

pembelajaran di laboratorium SMK dan untuk menilai kualitas pembelajaran di

SMK, dengan tekanan pertanyaan apakah data akivitas guru dan tanggapan

siswa merupakan informasi interpretasi yang didukung oleh materi pembelajaran

yang dapat dilaksanakan ada dalam audit trail pada standar kompetensi dalam

kurikulum pembelajaran di SMK.

2. Teknik pemeriksaan data

Teknik pemeriksaan data yang digunakan untuk mencapai kredibilitas

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK. Metoda triangulasi yang

digunakan dalam penelitian adalah untuk mengecek: (1) derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data dan (2)

pengecekan derajat kepercayaan dengan beberapa sumber data dengan metode

(33)

kembali derajat kepercayaan data. Teori dimaksud adalah fakta tertentu tidak

dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan hanya satu informasi, tetapi harus

ada pebanding lain dilakukan melalui :

(1) Triangulasi, ada empat cara menurut Patton (2000:103) dalam melaksanakan

triangulasi yaitu memanfaatkan sumber, metoda, penyidik dan teori.

Gabungan teknik pengumpulan data seperti gambar 3.2.

Gambar 3.2 Triangulasi Data

Sumber yang diperoleh pada gambar 3.2 untuk mengecek keabsahan

diproses melalui kegiatan : (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan

hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum

dengan apa yang dikatakan secara khusus; (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang

waktu; (4) membandingkan dan persfektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang biasa; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi

dokumen yang berkaitan. Fase-fase penentuan dilakukan kan dalam tiga fase yaitu :

3. Pertama Tahap orientasi dengan mendapatkan informasi tentang apa yang

penting untuk ditemukan, atau orientasi dan peninjauan.

Wawancara Angket Dokumentasi

/Observasi

(34)

4. Kedua, tahap eksplorasi dengan menemukan sesuatu secara eksplorasi

terfokus.

5. Tahap ketiga, tahap member check dengan mengecek temuan menurut

prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir.

Data yang digunakan berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan

personil sekolah, siswa dan mahasiswa yang melakukan Pratek Latihan Profesi

(PLP), selanjutnya diberikan angket kepada siswa dan dilakukan verifikasi dengan

data dokumentasi/observasi.

(1) Member check dalam proses kegiatan penelitian dilakukan melalui kolaboratif

peneliti, peneliti mitra, dan siswa berdasarkan data atau informasi yang

diperoleh melalui observasi, wawancara, dan angket.

(2) Pengecekan anggota (member checking) adalah pengecekan sumber utama

dalam proses pengumpulan data.

(3) Pengecekan atas kecukupan referensial (referencial adequacy checks),

refential adequacy adalah menampung data dan menyesuaikan tugas dan

kritik tertulis untuk keperluan evaluasi.

(4) Analisis kasus negatif (negative case analysis).

Negatif case analysis teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan contoh dan

kasus yang tidak sesuai dengan pola kecenderungan informasi yang telah

dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembandingan.

(35)

(6) Persistencce observation ketelitian/ketekunan dalam pengamatan akan

menghasilkan kedalaman data yang diinginkan sehingga didapat data yang

dibutuhkan.

(7) Perpanjangan kehadiran peneliti/pengamat (prolonged engagement), teknik ini

untuk mendapatkan data penelitian yang kredibel untuk digunakan sebagai

interprestasi data tentang faktor yang memilki keterkaitan dalam implementasi

pembelajaran di laboratorium.

E. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini menggunakan format teknik analisis Interactive Qualitative

Analysis (Northcutt, 2004:45). Model implementasi pembelajaran di SMK di

interpretasikan melalui informasi yang muncul. Teknik analisis data ini meliputi :

1. Tahap pengembangan model implementasi pembelajaran di laboratorium

Setelah mampu memahami pengalaman partisipan, peneliti membaca

kembali transkrip hasil wawancara, memilih pernyataan-pernyataan dalam naskah

tranksrip yang signifikan dan sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya

memilih kata kunci pada pernyataan yang telah dipilih dengan cara memberikan

garis penanda. Menguraikan arti yang ada dalam pernyataan-pernyataan signifikan

dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium dalam pencapaian kompetensi

lulusan SMK. Dengan kata kunci yang dapat untuk mengidentifikasi

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kumpulan-kumpulan makna yang

terumuskan ke dalam aspek-aspek pembelajaran di laboratorium dari seluruh

(36)

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan untuk mencari persamaan diantara

kategori tersebut.

Pada tahap perencanaan adalah memverifikasi data yang diperoleh dari

melalui observasi, wawancara, dan dokumen dengan pedoman prosedur

penyusunan RPP berdasarkan Permen No.41 Tahun 2007 dan Materi bahan ajar

pada Spektrum Permen No. 19 Tahun 2008. Data hasil wawancara yang muncul

di lapangan selanjutnya dilakuan analisis data melalui pada tahapan alur

prosedur seperti pada gambar 3.3.

(37)

Gambar 3.3 merupakan desaian tahap perencanaan untuk menghasilakan

pola hubunganan kedekatan komponen pembelajaran yang akan dimapping sesuai

data yang muncul dalam model IRQ untuk mengungkapkan Sistem Influency

Diagram (SID) dalam kegiatan model implementasi pembelajaran di laboratorium

yang dilaksanakan guru, personil sekolah, dan peserta didik. Komponen dalam

kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan sekolah merupakan realitas

di lapangan sebagai sebagai dalam memecahkan masalah-masalah untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran di laboratorium SMK. Adapun

langkah-langkah analisis data kualitatif digunakan meliputi :

a) Mendeskripsikan fenomena yang diteliti. Peneliti mencoba memahami

fenomena gambaran konsep pembelajaran di laboratorium dengan cara

memperkaya informasi melalui studi literatur dan dokumen kurikulum yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

b) Mengumpulkan deskripsi fenomena melalui pendapat atau pernyataan

partisipan guru dan mahasiswa calon guru SMK, siswa SMK, dan personal

sekolah. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dan menuliskannya

dalam bentuk naskah transkrip untuk dapat mendeskripsikan gambaran konsep

implementasi pembelajaran di laboratorium yang dapat di implementasikan di

SMK.

c) Membaca seluruh deskripsi fenomena yang telah disampaikan oleh semua

partisipan.

d) Membaca kembali transkrip hasil wawancara dan mengutip

(38)

Tahap pelaksanaan adalah gambaran fenomena kegiatan pembelajaran

yang dapat dilaksanakan secara optimal di SMK berdasarkan sejumlah komponen

pedomam wawancara (protocol interview) dan dilakukan berdasarkan Miles dan

Huberman (1994: 12) bahwa “tahapan penelitian kualitatif meliputi : 1)

pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan 4) pengambilan

keputusan dan verifikasi.”

2. Tahap Pengujian

Pengolahan data Interractive Quality Analysis adalah untuk mempertajam

dan menjelaskan makna affinitas (kedekatan) komponen-komponen dalam

kegiatan model implementasi pembelajaran di laboratorium. Pada tahap pengujian

peneliti dilakukan analisis data berdasarkan Interview Protocol terhadap dua

grup fokus kedekatan komponen pembelajaran yang diperoleh dari di SMK

Negeri 4 dan SMK Negeri 6 Bandung, seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interview Protocol Kedekatan Group Fokus

SMK Negeri 4 SMK Negeri 6 Keterangan

Kedekatan grup fokus

7. Kompetensi Keahlian 8. Refleksi

(39)

Pada tahap pengujian pada tabel 3.2 dilakukan deskripsi

komponen-komponen tersebut di atas menjadi sebuah deskripsi dalam bentuk hasil

penelitian yang digunakan untuk melakukan pengujian berdasarkan deskripsi data

kuantitatif tentang implementasi pembelajaran di SMK. System Influency

Diagram (SID) untuk mendapatkan gambaran hasil observasi, yang kemudian

digunakan untuk pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh merupakan

suatu siklus yang memiliki kedekatan (affinitas) sehingga diperoleh suatu diagram

model hubungan kedekatan atau pola implementasi grup kedekatan komponen

dalam proses implementasi pembelajaran di laboratorium SMK. Pada tahap

pengujian ini merupakan validasi deskripsi hasil penelitian. Peneliti menemui

partisipan untuk pengumpulan data kembali kepada partisipan dan membacakan

kisi-kisi hasil analisis penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

gambaran model implementasi pembelajaran di laboratorium yang diperoleh

sebagai hasil penelitian sesuai dengan keadaan yang dialami partisipan sebagai

revisi produk untuk ditambahkan ke dalam deskripsi akhir.

F. Sumber Data

Sumber data diperoleh melalui pengambilan data dilakukan berdasarkan

keterkaitan dengan obyek atau subyek peneliti yang memenuhi syarat-syarat

tertentu terkait dengan masalah penelitian implementasi pembelajaran di

laboratorium. Hal ini seperti yang dikemukan oleh Lexi Maleong (2001: 112)

bahwa “sumber data adalah kata-kata, tindakan selebihnya adalah data tambahan

dokumen dan lain-lain.” Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini

(40)

1. Data primer yaitu data yang diambil dari lokasi atau lapangan yaitu :

a. Dokumen Kurikulum KTSP 2006 yang digunakan oleh SMK sebagai

pedoman untuk menyusun silabus yang telah dilaksanakan di SMK hingga

tahun 2012.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru mata pelajaran produktif

program keahlian Teknologi dan Rekayasa pada sekolah yang telah

bersertifikat ISO 9001:2008.

c. Aktivitas implementasi pembelajaran guru dan peserta didik

d. Penilaian pembelajaran yang digunakan di sekolah.

2. Data sekunder yaitu data yang digunakan peneliti dari sumber kepustakaan

dan media perantara yaitu dokumen, jurnal, dan peraturan pemerintah tentang

standar nasional pendidikan.

G. Teknik Pengambilan Sampel, Lokasi, dan Tempat Penelitian

Penetapan sampel dari populasi penelitian terkait dengan sumber

berdasarkan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah peneliti dan

memenuhi syarat-syarat tertentu berkait dengan masalah penelitian.

Populasi SMK di wilayah Jawa Barat digunakan untuk deskripsi dalam

penelitian awal dilakukan dengan menggunakan sampel purposive pada SMK

Negeri kompetensi keahlian Teknik Audio Video pada program keahlian teknik

elektronika dalam bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa yang telah berstandar

ISO 9001:2008. Berdasarkan SMK Negeri yang menyelenggarakan kompetensi

keahlian Teknik Audio Video yang berakreditasi A pada data pokok Direktorat

(41)

Tabel 3.3.Daftar SMK Negeri Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Jawa Barat

Tabel 3.3. Kompetensi Teknik Audio Video tersebut diatas dari total

jumlah SMK yang mencapai 1663 SMK Negeri dan Swasta yang berbeda

penyelenggaraan. Berdasarkan fokus penelitian untuk mengeksplorasi model

implementasi pembelajaran di laboratorium SMK, maka sampel yang digunakan

untuk eksplorasi adalah studi kasus pada dua SMK di kota Bandung yaitu SMK

Negeri 4 dan SMK Negeri 6 kota Bandung yang menyelenggarakan program

NO NAMA

SEKOLAH STATUS ALAMAT TELP

1 SMK NEGERI 1 CARIU

Negeri Jl. Babakan Raden No. 807 Cariu, Babakan Raden, Cariu Kabupaten Bogor, Cariu, Kab. Bogor 16840

(021)89961013

2 SMK NEGERI 7 BALEENDAH

Negeri Siliwangi Km 15, Manggahang, Bale Endah, Kab. Bandung 40375

(022)85936539

3 SMK NEGERI 2 GARUT

Negeri Suherman No. 90 Po.Box 103 Tarogong Kaler, Jati, Tarogong Kaler, Kab. Garut 44151

(0262)233141

4 SMK NEGERI 1 MAJA

Negeri Jl. Pasukan Sindang Kasih, Maja Selatan, Maja, Kab. Majalengka 45461

(0233)282480

5 SMK NEGERI 1 SUMEDANG

Negeri Mayor Abdurakhman No. 209, Situ, Sumedang Utara, Kab. Sumedang 45323

(0261)202056

6 SMK NEGERI 1 PURWAKARTA

Negeri Jl. Raya Industri Km.4 Purwakarta, Babakan Cikao, Babakancikao, Kab. Purwakarta 41151

(0264)200163

7 SMK NEGERI 3 KARAWANG

Negeri Perumahan Griya Kondang Asri, Kondang Jaya, Karawang Timur, Kab. Karawang 41371

(0267)8166055

8 SMK NEGERI 1 SETU

Negeri Jl. Mt Haryono No. 71a Setu Kabupaten Bekasi, Ciledug, Setu, Kab. Bekasi 17320

(021)82611193

9 SMK NEGERI 2 BOGOR

Negeri Jl. Pangeran Sogiri No. 404 Tanah Baru Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor Utara, Kota Bogor 16154

(0251)8652085

10 SMK NEGERI 4 BANDUNG

Negeri Jl. Kliningan No.6, Buah Batu, Turangga, Lengkong, Kota Bandung 40264

(022)7303736

11 SMK NEGERI 6 BANDUNG

Negeri Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Cisaranten Kidul, Gedebage, Kota Bandung 40295

(022)7563293

12 SMK NEGERI 2 DEPOK

Negeri Jl. Abdul Wahab Pintu 2 Telaga Golf, Sawangan Lama, Sawangan, Kota Depok 16511

(0251)8601593

13 SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

Negeri Jl. Noenoeng Tisnasaputra Tasikmalaya, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya 46115

(42)

keahlian Teknik Audio Video, karena SMK telah memiliki standar ISO

9001:2008. Bidang Teknik Audio Video adalah salah satu bidang dalam implikasi

bidang teknologi dan rekayasa berkembang sangat pesat dengan adanya konversi

dari teknologi analog ke teknologi digital.

Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling (tidak

menggunakan prinsip random), tetapi secara sampling aksidental. Teknik

pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara

tidak sengaja bertemu di lokasi penelitian dengan peneliti di SMK dengan

pertimbangan purposive sampling. Subyek penelitian dengan sampel purposive

sampling yang dimaksud adalah SMK Negeri pada kompetensi keahlian Teknik

Audio Video sebagai dua SMK Negeri telah memiliki standar ISO 9001:2008 dan

memiliki model pembelajaran di laboratorium yang berbeda, dimana SMK Negeri

4 sebelumnya untuk pembelajaran praktek dilakukan di BLPT yang berlokasi

seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Lokasi Sampel Penelitian

NO NAMA SEKOLAH STATUS ALAMAT TELP

Berdasarkan pedoman penelitian pendekatan kualitatif instrumen

penelitian adalah peneliti. Pengumpulan data tentang implementasi pembelajaran

(43)

peneliti sebagai instruktur program PLPG serta sebagai pembimbing program

PLP. Instrumen model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK yang

dikembangkan berdasarkan instrumen fokus penelitian seperti pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Instrumen Fokus Penelitian

No. Faktor-faktor Penelitian

Instrumen Indikator Sumber

data

dokumentasi 1. Merencanakan dan mengadakan alat

dideskripsikan dalam penelitian dan peran peneliti sebagai instrumen dalam

perspektif nilai, disiplin, strategi, metodologi, cek internal untuk mengamati

indikator yang dilaksanakan dalamTeknik pengumpulan data pada penelitian ini,

(44)

penelitian Pengembangan faktor-faktor penelitian ditempuh melalui beberapa cara

antara lain : (a) mendefinisikan secara operasional setiap gejala atau fenomena

yang diteliti; (b) menyusun indikator gejala atau fenomena; (c) menyusun

pedoman instrumen; (d) mengembangkan; dan (e) menggunakan instrumen

sebagai alat untuk menjaring data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

I. Perencanaan Logistik.

Perencanaan perlengkapan (logistik) dalam penelitian kualitatif dapat

dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:

a) Mempertimbangkan kebutuhan logistik awal secara keseluruhan sebelum

pelaksanaan proyek;

b) Menyiapkan logistik untuk kunjungan lapangan sebelum, berada di lapangan;

c) Mengelola logistik untuk sewaktu di lapangan;

d) Mengidentifikasi logistik untuk kegiatan-kegiatan setelah kunjungan

lapangan; dan

(45)

Tini Suartini, 2014

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksplorasi model implementasi pembelajaran di

laboratorium SMK dipolakan dalam dua model yaitu : Model implementasi di

laboratorium SMK Negeri 4 Kota Bandung dengan 11 langkah komponen

pembelajaran untuk pencapaian pembelajaran teori dan praktek yang berbeda

tujuan pembelajaran dan model implementasi pembelajaran di laboratorium SMK

Negeri 6 dengan 10 langkah komponen pembelajaran di laboratorium untuk tujuan

pembelajaran teori dan praktek secara terintegrasi.

Dengan memberikan nilai parameter terhadap kedua model implementasi

pembelajaran di laboaratorium sesuai kapabilitas sekolah diperoleh kesimpulan

bahwa :

1. Model penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMK dapat

ditentukan berdasarkan orientasi laboratorium yang ada sesuai kemampuan

fasilitas di sekolah dan acuan yang dituntut oleh kurikulum.

2. Model implementasi tahap pelaksanaan pembelajaran di laboratorium yang

dilaksanakan di sekolah yang dikembangkan berdasarkan standar proses

pembelajaran Permen No. 41 Tahun 2007 adalah model implementasi

pembelajaran di laboratorium yang dapat digunakan untuk menganalis tahap

pelaksanaan pembelajaran di SMK dalam proses pembelajaran

(46)

Tini Suartini, 2014

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA a. Model implementasi pembelajaran praktek, implementasi teori, dan

kompentensi keahlian berorientasi kondisi kesiapan laboratorium, alat dan

bahan.

b. Model implementasi tahap pelaksanaan pembelajaran terintegrasi teori

dan praktek berorientasi kualifikasi tingkat kejuruan yang akan dicapai

dalam proses kegiatan pembelajaran.

3. Model ini digunakan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimum (KKM)

adalah implementasi evaluasi pembelajaran model mastery learning.

Sehingga seluruh peserta didik dapat lulus dengan nilai teori, praktek, dan

uji kompetensi sangat baik dengan nilai rata-rata di atas KKM telah

ditentukan oleh sekolah.

Berdasarkan kesimpulan di atas kualifikasi tingkat kejuruan dari hasil

kegiatan pembelajaran dan kompetensi keahlian menunjukkan kualifikasi tingkat

kejuruan rendah, sesuai dengan standar kompetensi kejuruan dalam kurikulum

spektrum KTSP Tahun 2009, sedangkan dalam kompetensi keahlian teknik audio

video dalam implikasi bidang teknologi dan rekayasa memerlukan kualifikasi

tingkat kejuruan kompleks. Walaupun demikia, berdasarkan persepsi perserta didik

memberikan tanggapan positif terhadap aktivitas implementasi pembelajaran di

laboratorium, sedangakan berdasarkan persepsi ekspetasi guru dan pihak sekolah

terhadap peralatan dan bahan mengatakan belum memadai untuk menghadapi tuntutan

(47)

Tini Suartini, 2014

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA

B. Rekomendasi

Dari kesimpulan hasil penelitian merekomendasikan model implementasi di

laboratorium dapat menjadi model fleksibilitas untuk dapat meningkatkan kualifikasi

tingkat kejuruan rendah ke kualifikasi tingkat kejuruan kompleks . Dengan melalui

indentifikasi indikator pembelajaran di laboratorium orientasi untuk kegiatan

pembelajaran terintegrasi teori dan praktek maka penting adanya desain

laboratorium kompetensi keahlian di SMK untuk mengatasi kesenjangan

Tenologi di SMK dengan dunia industri/usaha, Sedangkan untuk mengikuti

perkembangan teknologi dan rekayasa di dunia usaha dan industri perlu kembali

adanya training center untuk menjiad pusat pelatihan kerjasama SMK, Industri,

dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk membangun tenaga

kerja yang memiliki kompetensi keahlian yang dibutuhkan sesuai kebutuhan

steakholder. Sehingga model implementasi pembelajaran di laboratorium dapat

dilaksanakan melalui adanya :

1. Model implementasi perencanaan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

kompetensi keahlian beorientasi laboratorium dapat fleksibel mengikuti

perkembangan dunia industri/usaha dapat dilaksanakan di sekolah

2. Model implementasi tahap pelaksanaan pembelajaran di laboratorium dapat

Gambar

Tabel 1.2. Kategori Ruang Praktek di Jawa Barat
Gambar 3.1 Paradigma  Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan          Model Implementasi Pembelajaran Laboratorium di SMK
Gambar 3.2 Triangulasi Data
Gambar 3.3  Desain Teknik Analisis Data
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengukur daya saing industri pariwisata dapat menggunakan variabel daya saing dengan menggunakan kedelapan indikator diantaranya Human Tourism Indicator (HTI),

PENERAPAN PEND EKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A PEMBELAJARAN IPA KONSEP PENGGOLONGAN D AN D AUR HID UP HEWAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Untuk mengukur daya saing industri pariwisata dapat menggunakan variabel daya saing dengan menggunakan kedelapan indikator diantaranya Human Tourism Indicator (HTI),

PENERAPAN PEND EKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A PEMBELAJARAN IPA KONSEP PENGGOLONGAN D AN D AUR HID UP HEWAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

200!, Evaluasi Kinerja Terminal Terboyo Semarang, Tugas Akhir, Jurusan Teknik sipil. Fakultas Teknik Sipil

Selain itu harga dan tempat juga memiliki kaitan dengan kepuasan, karena harga dan tempat merupakan suatu titik penentu pertemuan terhadap produk yang ditawarkan, selain

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan – Untuk Menaikkan Pangsa Pasar , Jakarta: Rineka Cipta.. Sumarni

Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang siswa yang belajar melalui PBM berdasarkan kemampuan awal matematis (KAM) siswa, yaitu untuk KAM