Tim Dosen Kapita Selekta Bahan Alam FFS-UHAMKA
REFERENCES
Moharram HA, and Youssef MM, Methods for Determining the Antioxidant Activity: A Review, Alex. J. Fd. Sci. & Technol.
Vol. 11, No. 1, pp. 31-42, 2014
Pisoschi AM and Negulescu GP. Methods for Total Antioxidant Activity Determination: A Review, Biochem. and Analytical Biochemistry, 2011, 1:1
Md. Nur Alam, Nusrat Jahan Bristi, Md. Rafiquzzaman, Review on in vivo and in vitro methods evaluation of antioxidant activity, Saudi Pharmaceutical Journal (2013) 21, 143–
152.
Sudhakar Singh & R.P. Singh (2008) In Vitro Methods of Assay of Antioxidants: An Overview, Food Reviews International, 24:4, 392-415
ANTIOKSIDAN:
Donor elektron Umumnya BM kecil Mengikat radikal bebas Menghambat reaksi oksidasi
RADIKAL BEBAS:
Atom atau molekul dengan elektron yang tidak berpasangan, bersifat sangat tidak stabil.
Dapat bereaksi dengan protein, lipid, KH, DNA dll.
Menyebabkan terjadinya reaksi berantai menghasilkan radikal bebas yang baru.
REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS)
REACTIVE NITROGENSPECIES (RNS) Radikal:
-Anion superoksida (O2•−)
-Hidroksil (•OH)
- Alkoksil (RO•)
- Peroksil (ROO•)
-Hidroperoksil (HO2•)
Non Radikal - reaktif:
H2O2
Oksigen singlet
-Nitrit oksida (NO)
-Peroksi nitrat (ONOO)
-Nitrogen dioksida (NO2)
-Dinitrogen trioksida (N2O3)
RADIKAL KARBON RADIKAL SULFUR
JENIS
RADIKAL BEBAS
KAITAN STRESS OKSIDATIF DAN ANTIOKSIDAN
Antioksidan Radikal bebas >>
(reaktif) Stress Oksidatif
kanker, penyakit cardiovascular, neurodegeneratif,
Alzheimer, Parkinson, atherosclerosis,
penuaan, dll Kerusakan DNA,
kerusakan sel
Penggolongan antioksidan (berdasarkan fungsi)
PRIMER
Merupakan antioksidan pemutus rantai yang bereaksi dengan
radikal lipid dan membentuk senyawa yang lebih stabil atau senyawa non-radikal (donor hidrogen)
Contoh: enzim superoksida dismutase (SOD)
SEKUNDER
menghambat oksidasi lipid (mencegah kerja pro-oksidan) melalui berbagai mekanisme:
• pengkhelat ion logam transisi,
• Pengurangan oksigen,
• Transfer hidrogen ke antioksidan primer,
• menyerap radiasi UV,
• deaktivasi spesies reaktif.
Contoh: senyawa fenolik
Penggolongan antioksidan (berdasarkan asal senyawa)
ALAMI
Merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alam
Contoh: antioksidan mineral,
antioksidan vitamin and beberapa senyawa fitokimia, seperti:
senyawa fenolik, flavonoid,
katekin, karotenoid, β-carotene, lycopene, diterpene, black
pepper, thimi, garlic, curcumin dan turunannya.
SINTETIK
Merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesi reaksi kimia
Contoh: Butilhidroksianisol (BHA), butilhidroksitoluena (BHT), propil gallate (PG),
butilhidrokuinon tersier (TBHQ),
Antioksidan Enzymatic (endogenous)
• Diproduksi secara alami di dalam tubuh.
• Mencegah pembentukan radikal bebas yang baru
• Menonaktifkan radikal bebas yang sudah ada,
• Contoh:
- enzim superoksida
dismutase (SOD), katalase, glutation reduktase,
- kofaktor enzim
Antioksidan Non-enzymatic
• Banyak terdapat dalam berbagai sayuran dan buah
• Contoh: senyawa
polifenol (asam fenolat dan flavonoid), vitamins, carotenoids,
organosulfural and minerals
Penggolongan antioksidan (menurut Ratnam et al., 2006)
Muharram and Youssef, 2014)
METODE UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (IN VITRO)
METODE TRANSFER ATOM HIDROGEN
ROO• + AH/ArOH → ROOH +A•/ArO•
• Oxygen radical absorbance capacity (ORAC)
• Lipid peroxidation inhibition capacity (LPIC)
• Total radical trapping antioxidant parameter (TRAP)
• Scavenging of H2O2, radicals
• ABTS radical scavenging
• Β-carotene bleaching assay
METODE TRANSFER ELEKTRON
• Trolox equivalent
antioxidant capacity (TEAC) decolourization
• Ferric reducing antioxidant power (FRAP)
• DPPH free radical scavenging
• N,N-dimethyl-p-
phenylenediamine (DMPD)
• Copper (II) reduction capacity
1. METODE DPPH
DPPH* (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl): suatu radikal bebas, memiliki atom Nitrogen
dengan elektron tidak berpasangan, memiliki absorbansi kuat sekitar pada 520 nm.
Prinsip uji: dengan adanya senyawa antioksidan (mendonorkan H), DPPH
tereduksi, warna berubah dari ungu menjadi kuning. Serapan diukur pada 515-528 nm menggunakan spektrofotometer.
Aktivitas antiradical digambarkan dengan nilai IC50 (konsentrasi seyawa yang mampu menurunkan absorbansi DPPH sebesar 50%)
Keunggulan:
-mudah, -akurat, - sensitive,
- relative murah
- reproduksibiltasnya tinggi
Keterbatasan:
- DPPH* berinteraksi dgn radikal lain,
- sensitif terhadap basa Lewis dan pelarut,
- Menggunakan pelarut organik
2. METODE ABTS/TEAC
ABTS•+ adalah suatu kation radikal yg tidak ditemukan dalam tubuh manusia dan memiliki absorbansi pada 743 nm (warna hijau biru).
Prinsip Uji: antioksidan mereduksi ABTS•+ → ABTS (2,2’-azinobis-(3-
ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid), warna berubah dari hijau-biru menjadi tidak
berwarna. Serapan utama pada 415 nm dan serapan kedua max pada 660, 734, and 820 nm yg diukur dgn diode-array spectrophotometer
Pembanding/standar: Trolox (suatu antioksidan analog vitamin E yang larut dalam air
→ yang memberikan Hidrogen) sehingga dikenal jg dengan metode Trolox Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC).
ABTS dioksidasi oleh peroksida dan H2O2 atau Kalium persulfat atau Mangan dioksida (MnO2), menghasilkan ABTS•+ dengan absorbansi pada 743 nm.
Keunggulan: mudah, cepat, dapat dialkukan pada rentang pH yang luas, dpt digunakan utk pengujian antioksidan bersifat hidrofilik dan lipofilik Keterbatasan:interval waktu pengujian harus dimonitor ketat
3. METODE FRAP
(ferric reducing antioxidant power) Pereaksi:
Komplek ferric iron-TPTZ (2,3,5-triphenyl-1,3,4-triaza-2- azoniacyclopenta-1,4-diene chloride).
Prinsip Uji: antioksidan mereduksi kompleks ferric
tripyridyltriazine (Fe+3-TPTZ) menjadi kompleks ferrous (Fe+2- TPTZ) berwarna biru pada pH rendah, setelah 30 menit suhu 37
C serapan diukur pada 593 nm menggunakan diode-array spectrophotometer
Pembanding: Trolox (TEAC) atau asam askorbat (AEAC)[43 as
references.
4. METODE ORAC
(oxygen radical absorption capacity) Pereaksi:
2,2’-azobis-(2-amidino-propane) dihydrochloride (AAPH) sebagai generator radikal peroksi, pada suhu 37 C
Prinsip Uji: antioksidan menghambat proses
oksidasi β-phycoerythrin/fluorescein oleh ROS → penurunan fluoresensi yang diukur pada panjang gelombang eksitasi 485 nm dan panjang
gelombang emisi 520 nm
Standar/pembanding: Trolox
Banyak digunakan untuk sayuran dan buah, antioksidan yg bersifat hidrofilik
5. METODE PFRAP
(potassium ferricyanide reducing power)
K ferricyanida K ferrocyanida.
ferri ferrocyanide
(warna biru, panjang gelombang 700 nm)
FeCl3
6. METODE CUPRAC
(cupric ion reducing antioxidant capacity)
- Metode pengujian kemampuan antioksidan yang larut air dalam meredam radikal hidroksil - Pereaksi: bis(neocuproine)copper(II) chloride [Cu(II)-Nc]
- Standar: Trolox (mg/L ekstrak)
- Ekstrak+ CuSO4 dan neocuproine → Setelah 30 menit, peningkatan absorbansi diukur pada 450 nm menggunakan spektrometer
- Prinsip uji: Cu(II) Cu(I) antioksidan
2.4.57. METODE PHOSFOMOLIBDAT
Prinsip Uji: mengukur reduksi Mo (VI) menjadi Mo (V) (berwana hijau) oleh antioksidan pada pH asam
Pereaksi: Phosfomolibdat (asam sulfat, Na fosfat, amonium molibdat)
Prosedur: sampel + pereaksi → inkubasi suhu 95 °C, 90 min → biarkan dingin
→ serapan diukur pada 695 nm pada spektrofotometer Sampel dan blanko → dilakukan dengan metode sama
▪ Aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai : μg ekivalen dengan asam askorbat (AAE) per mL.
Keunggulan: murah, reproduksible, reaksi tidak terganggu olehpelarut organik
8. METODE FTC
(Ferric thiocyanate)
▪ Pereaksi: Campuran asam linoleat dan buffer fosfat
▪ Prosedur: sampel + pereaksi → inkubasi pada 40°C selama 96 jam (selama inkubasi (tiap12 jam) tambahkan amonium thiosianate dan FeCl2 dlm HCl) → setelah 3 menit terbentuk warna merah → absorbansi diukur pada 500 nm tiap 24 jam
with sample and without reagents was used as negative control.
9. METODE RP (Reducing Power)
Pereaksi:
Buffer Na phosphate dan K ferricyanide [K3Fe(CN)6] Prinsip uji: Antioksidan membentuk kompleks berwarna dgn
pereaksi. Absorbansi meningkat, aktivitas antioksidan meningkat.
Prosedur: sampel + Buffer Na phosphate dan K ferricyanide → inkubasi 50 C, 20 min → tambah Trichloro acetic acid 10% →
sentrifugasi pada 3000 rpm,10 min → Supernatan + ferric chlorida 0,1% → homogenkan → absorbansi diukur pada 700 nm
Dilakukan jg percobaan pd blanko
10. METODE LPIC
(Lipid Peroxidation Inhibitory Capacity)
Substrat: emulsi asam Linoleat (asam lemak tidak jenuh)
Prosedur: Sampel + Asam linoleat + Tween-20 dalam buffer fosfat → sonikasi → inkubasi 25 min pada 37 °C. Tiap 24 jam, sampel diambil + etanol + ferrous
chloride → homogenkan → tambahkan potassium thiocyanate solution →
absorbansi diukur pada 500 nm. Blanko terdiri dari emulsi asam linoleat dan buffer fosfat.
Sampel: dapat berupa ekstrak
11. METODE H2O2
(Hydrogen peroxide scavenging)
• H2O2 cepat terurai menjadi oksigen dan air dan menghasilkan radikal hidroksil (OH•) → menginisiasi peroksidasi lipid dan kerusakan DNA
• Pereaksi: H2O2 (40Mm) dlm buffer fosfat (pH 7,4)
• Prosedur: sampel + pereaksi → setelah 10 menit absorbansi diukur pada 560 nm dgn spektrofotometer UV.
• Percentage scavenged [H₂O₂] = 1- Abs (standard)/Abs (control) x100 Note: abs control (tanpa ekstrak); abs sampel (dengan ekstrak)
12. Nitric oxide scavenging activity
• Dalam larutan berair, Na nitroprusside terdekomposisi menghasilkan NO•. Pada kondisi aerobik, NO• bereaksi dengan oksigen menghasilkan nitrat dan nitrit.
• Pereaksi 1: Na nitroprusside dalam buffer fosfat
• Pereaksi 2: pereaksi Griess (asam sulfanilat + naphthylethylenediamine dichloride)
• Prosedur: sampel + pereaksi 1 → inkubasi pada 25 C → setelah 150 menit campur dengan pereaksi 2 → inkubasi 30 menit dan absorbansi diukur
pada 546 nm.
with sample and without reagents was used as negative control.
13. Peroxynitrite radical scavenging activity
• Peroxynitrite (ONOO•): suatu sitotoksikan
• Pereaksi: dihydroxyrhodamine 123 (DHR 123)
• Prosedur: aktivitas peredaman ONOO• dengan mengoksidasi DHR 123 yang diukur menggunakan fluorescence spectrophotometer dengan panjang gelombang eksitasi pada 485 nm dan emisi pada 530 nm, pada suhu ruang
with sample and without reagents was used as negative control.
14. DMPD (N,N-dimethyl-p-phenylene diamine dihydrochloride) method
Prinsip uji: ferric chloride dalam suasana asam mengubah DMPD → DMPD·+ (berwarna ungu). Dengan adanya antioksidan (pendonor atom H) mengubah DMPD·+ menjadi tidak berwarna. Serapan diukur pada 505 nm.
Sampel: Cocok untuk senyawa antioksidan hidrofilik Standar: Trolox
Keunggulan: stabilitas end point tinggi, waktu reaksi yang cepat, relative murah, praktis Keterbatasan: asam organic (misal asam sitrat) dapat berinteraksi pada pengujian ini, penurunan reproduksibilitas pada pengujian dengan antioksidan hidrofobik
15. β-carotene linoleic acid method/
conjugated diene assay
Prinsip uji: ROS mengoksidasi asam linoleat, produk yg terbentuk menginisiasi oksidasiβ-carotene yg akan menyebabkan perubahan warna. Adanya antioksidan akan menurunkan tingkat perubahan warna, yang diukur pada 434 nm.
Standar: vitamin C
Kelemahan: tidak cocok untuk uji antioksidan yg mengandung triasilgliserol, asam linoleat sbg substrat membentuk misel pada sistem berair.
METODE UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (IN VIVO)
1. Ferric reducing ability of plasma (FRAP)
• Pereaksi: FRAP reagent (TPTZ (2,4,6-tripyridyl-s-triazine) and FeCl2.6H2O)
• Prinsip: mengukur penurunan intensitas warna biru [Fe+2-TPTZ Tripyridyltriazine] pada 593 nm (kondisi pH rendah)
2. Reduced glutathione (GSH) estimation
• Pereaksi: Ellman’s reagent (5,5-dithiobis-2nitrobenzoic acid (0.1 mM) dan buffer fosfat dengan larutan Na. sitrat ➔ ukur pada 412 nm
3. Glutathione peroxidase (GSHPx) estimation
• absorbansi pada 340 nm pada interval 1 menit selama 5 menit. Aktivitas enzim GSHPx diekspresikan dalam bentuk mg protein
In Vivo models
4. Lipid peroxidation (LPO) assay
• dilakukan dgn mengukur malondialdehyde (MDA).
• tingkat peroksidasi lipid diekspresikan sebagai n mol dari thiobarbituric acid reactive substances (TBARS)/mg protein
5. Catalase (CAT)
• pengukuran pada 240 nm selama 1 menit dgn spectrophotometer.
• The molar extinction coefficient of H2O2 43.6 M/cm was used to determine the catalase activity.
• satu unit aktivitas setara dgn 1 mmol H2O2 yg terdegradasi per minute dan hasil dilaporkan sebagai units/mg protein
In Vivo models
6. Superoxide dismutase (SOD) method
• One unit of enzyme activity is 50% inhibition of the rate of autooxidation of pyrogallol as determined by change in absorbance/min at 420 nm.
• The activity of SOD is expressed as units/mg protein
7. Glutathione reductase (GR) assay
• The oxidation of 1 µM of NADPH/min under these conditions is used as a unit of glutathione reductase activity.
• The specific activity is expressed as units/mg protein
METODE POPULER
(Alam et al 2013)
TERIMAKASIH