KE LUAR SK / KD / IND
SUMBER
HUKUM MENDEL
Gregor Johann Mendel (1822) merupakan orang pertama yang menunjukkan bahwa pewarisan ciri (sifat) tidaklah membingungkan, tetapi mempunyai pola yang bisa
diprediksi. Ia memberikan dasar-dasar yang menjadi landasan dalam pewarisan sifat pada makhluk hidup. Percobaan hibridisasi kacang ercis (Pisum sativum), yaitu persilangan jenis kacang ercis dengan varietas
berbeda dan kemampuan analisis statistik, membuatnya berkesimpulan dan dikenal sebagai hukum-hukum
Kedua hukum hasil percobaan Mendel ini didukung oleh hal-hal berikut :
Kemampuan Mendel menggunakan ilmu matematika
dalam mengolah hasil-hasil penelitiannya secara kuantitatif.
Kemampuan Mendel memilih ciri-ciri yang akan diteliti
dari tanaman percobaannya. yaitu mempunyai
perbedaan sifat yang kontras yaitu tinggi tanaman (tinggi-rendah), warna bungs (putlh-merah), warna kulit biji (merah-kuning), bentuk biji(bulat-keriput), sulur daun (di setiap daun di ujung)
Hibrid maupun keturunan hibrid tidak mengalami
Persilangan Kacang Ercis (Pisum Sativum) yang
dilakukan Mendel
Warna Bunga
Posisi Bunga
Warna Biji
Bentuk Biji
Bentuk Polong
Warna Polong
Mendel melakukan persilangan sepasang sifat
Yang berbeda untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya. Saat menyilangkan tanaman berbatang tinggi dengan berbatang pendek, diperoleh keturunan pada
generasi 1
(Filial 1 = F1) ternyata berbatang panjang semua. Tanaman yang berbatang panjang dari F1 ini disilangkan sesamanya sehingga pada F2 akan dihasilkan keturunan dengan perbandingan
tanaman berbatang panjang : berbatang pendek = 3 :1
Percobaan ini diulang-ulang dengan pasangan sifat-sifat lainnya seperti warna biji, bentuk biji, permukaan biji, dan letak bunga. Kesimpulannya ternyata pada F2 tetap sama yaitu 3 : 1
Bunga Ungu Susunan genetik : Gamet :
Generasi F1 Penampakan : Susunan genetik : Gamet :
Generasi F2
Warna bunga ungu
ditentukan gen-gen yang berpasangan (genotip) yaitu PP, Pp, dan genotip pp untuk sifat putih. Proses
pembentukan gamet dari
individu bergenotip PP akan mengalami pemisahan
membentuk gamet yang mempunyai gen P. Individu yang bergenotip Pp akan memisah membentuk gemet yang mempunyai gen P dan p, sedangkan individu yang bergenotip pp akan berpisah membentuk gamet yang
Diagram penyilangan tersebut membuktikan berlakunya Hukum Mendel I, yang menyatakan bahwa pada saat
Pembentukan gamet, induvidu makhluk hidup terjadi pemisahan gen secara bebas
Hukum Mendel I secara lengkap isinya sebagai berikut :
1. Setiap sel tubuh mempunyai pasangan gen. 2. Pada peristiwa meiosis terjadi pemisahan
pasangan gen secara bebas.
Pemisahan gen secara bebas
•Test cross adalah persilangan antara individu yang akan dicek dengan individu yang mempunyai sifat homozigot
resesif. Jika hasilnya 100% mempunyai fenotip sesuai dengan yang dikendalikan oleh gen dominan, maka genotip individu yang dites bersifat homozigot. Apabila hasilnya 50%
fenotipnya sesuai dengan yang dikendalikan oleh gen dominan dan 50% fenotipnya sesuai dengan yang
dikendalikan oleh gen resesif, maka genotip Individu yang dites bersifat heterozigot.
Persilangan monohibrid tidak selalu dihasilkan keturunan dengan sifat dominan dan resesif saja. Pada jenis tumbuhan dan hewan terdapat hasil persilangan
monohibrid yang menghasilkan sifat antara (intermediet).
Intermediet adalah gen dominan yang tidak mampu menutupi ekspresi alel resesif secara sempurna.
Intermediet sering disebut semidominan atau kodominan. Pada tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) ada
yang berbunga merah dan ada yang berwarna putih. Jika R = gen untuk warna bunga merah, r = gen untuk warna
bunga putih, persilangan antara bunga pukul empat
Pewarisan sifat dengan
Mendel membuat percabaan dengan menyilangkan tanamam kapri yang berbiji bulat kuning dengan kapri yang berbiji keriput hijau Ternyata, semua tanaman F1 (dihibrid) mempunyai ciri yang sama semuanya, yaitu berbiji bulat kuning. Mendel mengambil kesimpulan bahwa anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak
saling mempengaruhi) ketika berlangsung meiosis selarna
pembentukan gamet-gamet. Prinsip ini yang kernudian dirumuskan sebagai Hum II Mendel : “The law of independent assortment of
ganes” (Hukum pengelompokan gen secara bebas).
Jika gen Y pembawa sifat biji kuning, gen y pembawa sifat biji hijau, gen R pembawa sifat biji bulat, dan gen r pembawa sifat biji kisut,
maka gen Y mengelompok dengan R, terdapat dalam gamet YR, gen Y mengelompok dengan r, terdapat dalam gamet Yr, gen y
Penggabungan secara bebas dari gamet saat
perkawinan pada hukum
Rasio fenotip dari persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda mempunyai perbandingan fenotip
kuning built : hijau built : kuning keriput : hijau keriput = 9 : 3 : 3 : 1 dan didapatkan perbandingan genotip
YYRR : YYrr : YYRr : YyRR : YyRr : Yyrr : yyRR : yyrr = 1 : 1 : 2 : 2 : 4 : 2 : 2 : 1 : 1
Perkawinan dengan jumlah sifat yang berbeda-beda dapat dirumuskan jumlah macam gamet, jumlah macam kemungkinan genotip dan fenotip pada F2 dan perbandingan fenotip seperti pada tabel berikut :
Jumlah
Sifat Beda Jumlah Macam Gamet
Jumlah Macam Kemungkinan
Genotip F2
Kemungkinan
Fenotip F2 Perbandingan Fenotip
Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
• Menjelaskan hipotesa yang diajukan Mendel tentang pewarisan sifat