• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KELAS II MATARAM

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-Nya, Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2015 telah berhasil disusun.

Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 merupakan kegiatan yang bertahap dan berkesinambungan dari tahun sebelumnya dan juga akan terus dilanjutkan mengacu pada tugas pokok dan fungsi dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di masa yang akan datang.

Laporan Kinerja adalah salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Pertanggungjawaban ini meliputi seluruh pertanggungjawaban terhadap pengelolaan sumber daya yang menjadi kewenangan instansi terkait, termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram yang merupakan satuan kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Semoga Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan evaluasi, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan demi peningkatan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di tahun mendatang.

Mataram, 11 Januari 2016

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram

dr. I Wayan Diantika NIP 196404141990101001

(3)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM TAHUN 2015

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2015, disusun berdasarkan Renstra / Rencana Aksi Tahun 2015 - 2019, yang dijabarkan dalam program utama Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan 6 (enam) kegiatan yaitu : 1. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra.

2. Pengendaalian Penyakit Bersumber Binatang 3. Pengendalian Penyakit Menular Langsung.

4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

5. Penyehatan Lingkungan

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

Secara umum, pencapaian kinerja output fisik pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2015 telah mencapai hasil yang cukup memuaskan yaitu rata-rata 100% dengan penggunaan anggaran/ realisasi keuangan sebesar 91,14%. Apabila dibandingkan dengan tingkat penyerapan anggaran tahun 2014 maka tingkat penyerapan anggaran tahun 2015 mengalami penurunan tingkat serapan anggaran sebesar 3,7%, dimana penyerapan anggaran tahun 2014 sebesar 94,84%.

Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada tahun berikutnya, diharapkan para Pelaksana Program melakukan evaluasi dan meningkatkan mutu perencanaan, lebih mencurahkan konsentrasinya terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, koordinasi rutin, peningkatan jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor serta kegiatan yang terarah dan berkesinambungan.

(4)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

RINGKASAN EKSEKUTIF ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Maksud dan Tujuan ……… 2

C. Tugas Pokok dan Fungsi ……….. 3

D. Struktur Organisasi ……… 4

E. Sumber Daya Manusia ……… 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………. 6

A. Rencana Aksi Kegiatan………... 7

B. Rencana Kinerja Tahunan ……… 14

C. Perjanjian Kinerja ……… 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……… 18

A. Capaian Kinerja Organisasi ………. 18

B. Realisasi Anggaran ……… 30

BAB IV PENUTUP ………. 35

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran I. Rencana Kinerja Tahunan 2015 2. Lampiran II. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan Pelaporan Kinerja merupakan sesuatu hal yang wajib dilaksanakan oleh semua instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang dimiliki para penyelenggara negara kepada seluruh rakyat Indonesia berdasarkan pada rencana strategis atau rencana kerja unit organisasi.

Perjanjian kinerja adalah lembar/ dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan

(6)

2

Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selanjutnya Menteri Kesehatan mengamanahkan bahwa Renstra Kementerian Kesehatan harus dijabarkan dalam Rencana Aksi Program Unit Eselon I.

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Program Indonesia dituangkan dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

2. Meningkatnya pengendalian penyakit;

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta 6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sementara itu pilar jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 melalui Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal PP dan PL menyusun Rencana Aksi Program PP dan PL tahun 2015 – 2019 yang merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PP dan PL termasuk langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan yang harus dipertangungjawabkan oleh

(7)

3

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 yang sudah direvisi menjadi Permenkes 2348 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan maka KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP Kelas II Mataram mempunyai fungsi : 1) Pelaksanaan kekarantinaan;

2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan;

3) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

4) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;

5) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;

6) Pelaksanaan sentra/ simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;

7) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

8) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

9) Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;

10) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

11) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

12) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

13) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

(8)

4

14) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans

kesehatan pelabuhan

15) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

16) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

D. STRUKTUR ORGANISASI

E. SUMBER DAYA MANUSIA

Keadaan Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sampai dengan Tanggal 31 Desember 2015, jumlah pegawai 88 (Delapan puluh delapan) orang dengan rincian sebagai berikut:

1. Menurut Jabatan :

a. Jabatan Struktural = 5 orang b. Jabatan Fungsional Umum = 82 orang c. Jabatan Fungsional Tertentu = 1 orang 2. Menurut Golongan:

a. Golongan I = 2 orang

b. Golongan II = 40 orang

c. Golongan III = 44 orang

d. Golongan IV = 2 orang

3. Menurut Pendidikan:

a. SLTP = 2 orang

b. SLTA = 8 orang

c. D1 Kesehatan = 2 orang KEPALA KANTOR

dr. I Wayan Diantika

KASI PRL Hari Gunawan,SKM,MM

KASI UKLW Hartono,SKM KASI PKSE

Junaidi,S.Sos.,MM

KASUBAG TATA USAHA Herman Nugraha,SKM,MM

(9)

5

d. D3 = 45 orang

e. S1 = 25 orang

f. S2 = 6 orang

Jenis dan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan kekuatan Sumber Daya Manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram. Dengan proporsi SDM yang ada, dirasakan perlu peningkatan kualitas, terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan kegiatan di Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram. Selain melalui peningkatan jenjang pendidikan formal, peningkatan kualitas SDM tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan, workshop, seminar dan sebagainya.

Disamping itu, kuantitas SDM perlu ditambah lagi mengingat beban kerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan cukup berat dengan sembilan wilayah kerja yang melayani pelabuhan/ bandara yang beroperasi selama 24 jam.

(10)

6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram tahun 2015, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian kesehatan dan target masing masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram telah menyusun rencana aksi kegiatan tahun 2015 – 2019, dan diharapkan dapat dicapai pada kurun waktu tersebut, termasuk di dalamnya visi, misi, tujuan, dan sasaran serta cara mencapai tujuan organisasi melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan (Permenkes RI No. 356/ 2008).

Tabel 1. Matrik Kinerja Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram 2015-2019 No Program/Kegiatan

Prioritas Sasaran Indikator

Target Rencana 2015 - 2019 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk melakukan cegah tangkal penyakit di pelabuhan

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

65 70 75 80 90 Persentase alat angkut

sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

80 85 90 95 100 Persentase pelabuhan/

bandara/ PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

100 100 100 100 100

Persentase pelabuhan/

bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100 100 100 100 100

Persentase pelabuhan/

bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

30 40 60 80 100

(11)

7

No Program/Kegiatan

Prioritas Sasaran Indikator

Target Rencana 2015 - 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Persentase sarana air

minum yang dilakukan pengawasan

30 35 40 45 50 Persentase tempat-

tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

50 52 54 56 58

Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

8 14 20 26 32

Persentase pelabuhan/

bandara/ PLBD sehat sebesar 100%

100 100 100 100 100 Persentase satker

Program PP dan PL yang memperoleh penilaian Sakip dengan hasil minimal AA

35 40 55 70 85

Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar

50 55 60 64 69

A. Rencana Aksi Kegiatan

Sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2015 – 2019, pelaksanaan kegiatan masih mengacu pada satu program pokok yakni program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang mana kegiatannya ada 6 (enam) yaitu Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Penyehatan Lingkungan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tugas teknis lainnya Sekretariat Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2015 - 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, diharapkan dapat tercapai upaya kesehatan yang berkesinambungan dalam pelaksanaan upaya pengendalian faktor resiko kesehatan untuk dapat melakukan cegah tangkal penyakit di wilayah Provinsi Nusa Tanggara Barat pada khususnya dan ke wilayah Indonesia pada umumnya. Disamping itu juga, diharapkan penyusunan dan pelaksanaan kegiatan/ anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dapat dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta sejalan dengan rencana strategis Kementerian kesehatan sebagai berikut :

(12)

8

1. Visi

Visi Kementerian Kesehatan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Sedangkan visi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dalam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Berkeadilan.

Maka Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah “ Prima dalam Pengawasan dan Pelayanan di Pintu Masuk Negara tahun 2016”

2. Misi

Untuk mencapai visi tersebut diatas, dimana Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan misi, yaitu :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

Mengacu pada misi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, maka Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah :

a. Melaksanakan surveilans epidemiologi terhadap keadaan yang dapat menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat di pelabuhan dan bandara b. Melaksanakan tindakan karantina terhadap penyakit potensial wabah di

pelabuhan dan bandara

c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan berkelanjutan untuk menciptakan bandara dan pelabuhan yang sehat

d. Memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka deteksi dini penyakit di pelabuhan dan bandara

e. Memberika pelayanan iminisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit f. Mewujudkan pegawai yang profesional, disiplin dan memiliki etos kerja yang

tinggi

(13)

9

3. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang digunakan untuk mewujudkan Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah merujuk pada nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, sebagai berikut :

a. Pro rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.

b. Inklusif

Semua kegiatan dalam program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena semua mempnyai peran yang penting. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang melipti lintas sector, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

c. Responsif

Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dengan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda sehingga diperlukan penangan yang berbeda pula.

d. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.

e. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

4. Tujuan

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:

a. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;

b. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

(14)

10

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).

Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:

a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.

c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

d. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:

a. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%.

b. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00.

5. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam Rencana Aksi Program PP dan PL merupakan sasaran strategis dalam Renstra Kemenkes yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen PP dan PL. Sasaran tersebut adalah meningkatnya pengendalian penyakit pada akhir tahun 2019 yang ditandai dengan:

a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi sebesar 95 %.

b. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebanyak 300 kab/kota

c. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1 persen sebanyak 75 kab/kota

d. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi e. Menurunnya Prevalensi TB menjadi 245 per 100.000 penduduk f. Menurunnya Prevalensi HIV menjadi <0,5 %

g. Meningkatnya Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.

(15)

11

h. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

tertentu sebesar 40%.

i. Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

j. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

k. Meningkatnya Surveilans berbasis laboratorium sebesar 50 %

l. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

6. Cara Pencapaian Tujuan Dan Sasaran

Terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan untuk menjawab isu strategis dan mencapai sasaran serta tujuan. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, maka strategi dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dilakukan dengan:

a. Memperbaiki manajemen program

Manajemen program merupakan bagian penting bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal PP & PL dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Adapun strategi yang dijalankan dalam upaya memperbaiki manajemen program adalah:

 Menyusun rencana kerja secara sistematis dan berkelanjutan yang dibagi berdasarkan skala waktu, yakni rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.

 Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan masing-masing standar prosedur operasional sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan.

b. Meningkatkan kualitas SDM

Peningkatan kualitas SDM dilakukan guna meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat.

Adapun upaya yang dilakukan meliputi:

 Analisis kebutuhan tenaga, melalui analisis kebutuhan tenaga secara komprehensif akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga baik dari segi jumlah maupun jenis tenaga yang sesuai.

(16)

12

 Mengefektifkan pembinaan ke wilayah kerja

 Memberikan kesempatan bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan formal, informal dan diklat-diklat teknis / kursus, serta pendidikan penjenjangan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

 Mengadakan pertemuan untuk mengatasi kendala yang timbul dan mengupayakan agar kendala yang sama tidak terjadi kembali.

c. Melengkapi sarana dan prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program. Adapun yang dilakukan oleh KKP Kelas II Mataram adalah melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis, dan sarana penunjang berupa komputer, radio komunikasi (marine radio), serta peralatan lain pendukung kegiatan. Termasuk pengadaan gedung untuk kegiatan perkantoran di wilayah kerja.

d. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi

Upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi merupakan langkah terdepan dalam melaksanakan cegah tangkal penyakit menular potensial wabah (PHEIC). Lemahnya upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi akan berdampak luas pada upaya kesehatan yang lain. Upaya pengendalian karantina yang dilakukan adalah meningkatkan pengawasan lalu lintas barang (OMKABA) dan alat angkut (kapal dan pesawat) serta pengamatan ABK dan penumpang sebagai upaya penemuan dan tata laksana penderita. Selain pengawasan tersebut, penindakan terhadap pelanggaran alat angkut / OMKABA juga dilakukan. Seluruh upaya pengawasan dan penindakan pelanggaran ini dilaksanakan sesuai prosedur tanpa menghambat perjalanan orang/ barang/ alat angkut. Sedangkan surveilans epidemiologi juga dilakukan terhadap alat angkut/

barang/ orang. Surveilans epidemiologi yang dilakukan akan menjadi bahan pengambilan keputusan dan perencanaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Selain itu meningkatkan kemampuan petugas KKP di bidang kekarantinaan juga perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kekarantinaan.

e. Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah

Peningkatan mutu upaya kesehatan dan lintas wilayah perlu dilakukan dan ditingkatkan di masa yang akan datang.

Langkah yang akan dilakukan adalah :

 Terlaksananya pengawasan kesehatan nahkoda, anak buah kapal, penjamah makanan, dan kesehatan kerja di pelabuhan/ bandara.

(17)

13

 Terlaksananya pengawasan persediaan obat/ P3K di kapal/ pesawat.

 Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional (ICV).

 Terlaksananya pengangkutan orang sakit dan jenazah.

 Terlaksananya pelayanan kesehatan matra dan kesehatan haji

 Terlaksananya pelayanan kesehatan terbatas, rujukan, dan gawat darurat medis

f. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan

 Terlaksananya pengawasan sanitasi lingkungan,

 Terlaksananya pengendalian vektor dan binatang penular penyakit

g. Mengadakan koordinasi, kemitraan, dan jejaring kerja, kajian dan pengembangan teknologi.

Upaya untuk mempercepat pancapaian program akan dilakukan dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Koordinasi lintas program dilaksanakan setiap bulan sekali sedangkan lintas sektor dilaksanakan pada saat pertemuan rutin yang diadakan di Administrator Pelabuhan (Adpel) dan Administrator Bandara (Adban). Disamping itu akan dilaksanakan kemitraan, jejaring kerja, kajian dan pengembangan teknologi dengan lintas program dan lintas sektor di pelabuhan/ bandara di Provinsi NTB, Dinkes kab/ kota/ prop maupun dengan institusi kesehatan lainnya guna menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang.

h. Melaksanakan Promosi Kesehatan

Promosi ini dilakukan melalui mengadakan penyuluhan tentang kesehatan pada masyarakat pelabuhan dan bandara, pembuatan brosur dan leaflet, melaksanakan pertemuan dan jejaring lintas sektor, melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa serta pihak lain yang berkepentingan.

i. Memperkuat Instalasi

Untuk mendukung tugas pokok, KKP Kelas II Mataram akan memperkuat instalasi yang ada. Adapun langkah yang dilakukan antara lain memperkuat :

 Instalasi laboratorium dilakukan dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium, sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas.

 Instalasi rawat jalan, dilakukan dengan peningkatan layanan unit gawat darurat 24 jam di pelabuhan / bandara yang beropersi 24 jam, peningkatan kompetensi dokter dan perawat

(18)

14

 Instalansi Chamber Hyperbarik dengan mengoptimalkan peralatan serta SDM yang ada dan mensosialisasikan lebih luas tentang pelayanan chamber hyperbarik

B. Rencana Kinerja Tahunan

Berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan omkaba serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi diwilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Kesehatan Pelabuhan menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan kekarantinaan

2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali.

5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia.

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional.

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.

8. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (Omkaba) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan Omkaba impor.

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan tehnologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

(19)

15

13. Pelaksaanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan

dan lintas batas darat negara.

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan surveilans kesehatan pelabuhan.

15. Pelaksanaan pelatihan tehnis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram perlu membuat perencanaan tahunan yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

RKT merupakan penjabaran atau turunan dari dokumen perencanaan jangka menengah yaitu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Rencana Kinerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram tertuang dalam semua kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015.

Indikator Kinerja semua kegiatan dalam Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tertuang dalam output – output sebagai berikut :

Tabel 2. Target Indikator Kinerja berdasarkan output kegiatan Tahun 2015

No Keluaran / Output Target

I Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra 1 Tenaga terlatih bidang surveilans, karantina dan

kesehatan matra

5 Orang

2 Kendaraan khusus 1 Unit

3 Dokumen penunjang program karantina kesehatan dan kesehatan pelabuhan

1 Dokumen

4 Upaya pengendalian faktor risiko PHEIC di pintu masuk negara

7 Laporan

5 Certificate of pratique 60 Dokumen

6 Dokumen SSCC 20 Dokumen

7 Dokumen SSCEC 400 Dokumen

8 Dokumen rujukan orang sakit 36 Dokumen

9 Dokumen kesehatan pesawat 120 Dokumen

10 Pelayanan kesehatan haji embarkasi dalam kota 24 Hari 11 Pelayanan kesehatan haji debarkasi dalam kota 24 Hari 12 Pelayanan kesehatan haji diterminal dalam kota 24 Hari

II Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

(20)

16

13 Alat Kesehatan 4 Unit

14 Luas wilayah bebas vektor Pes 9 Hektar

15 Luas wilayah bebas vektor DBD 18 Hektar

16 Luas wilayah bebas vektor Malaria 9 Hektar 17 Luas wilayah bebas vektor Diare 9 Hektar 18 Laporan P2B2 di pelabuhan/ bandara 1 Laporan

III Pengendalian Penyakit Menular Langsung

19 Laporan pengendalian kasus HIV pd orang dewasa 1 Laporan IV Pengendalian Penyakit Tidak Menular

20 Surveilans epidemiologi PPTM 1 Lokasi

21 Komunikasi, informasi dan edukasi 1 Laporan

V Penyehatan Lingkungan

22 Dokumen pelaks. hygiene sanitasi pangan siap saji 1 Dokumen

23 Dokumen evaluasi dan pelaporan 1 Dokumen

24 Tenaga terlatih kesling pada situasi keadaan tertentu 24 Orang

25 Dokumen pelaksanaan TTU 2 Dokumen

26 Peralatan pengawasan kualitas air minum 3 Unit 27 Dokumen pelaksanan pengawasan kualitas air 9 Dokumen

VI Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis PPPL

28 Dokumen perencanaan dan anggaran 1 Dokumen

29 Dokumen evaluasi dan pelaporan 1 Dokumen

30 Pengembangan/pemeliharaan situs/website/internet 1 Dokumen

31 Laporan keuangan 12 Laporan

32 Juklak pengelolaan APBN 1 Dokumen

33 Laporan aset negara (BMN) 2 Dokumen

34 Layanan adminstrasi kepegawaian 6 Dokumen

35 Analisis pengkajian pengembangan organisasi 10 Dokumen

36 Kendaraan khusus 1 Unit

37 Layanan perkantoran 12 Bulan

38 Peralatan dan fasilitas perkantoran 61 Unit

39 Gedung / bangunan 400 M2

C. Perjanjian Kinerja

Indikator-indikator, target dan pagu anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2015 yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

(21)

17

Tabel 3. Target dan Realisasi Indikator Kinerja KKP Kelas II Mataram

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Terkendalinya Seluruh Kondisi Potensial untuk Melakukan Cegah Tangkal Penyakit di Pelabuhan

1 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 65 2 Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan 80

3 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melakukan

pengendalian vector terpadu 100

4 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 100 5 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan

kegiatan skrining penyakit tidak menular 30 6 Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 30 7 Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

kesehatan 50

8 Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang

memenuhi syarat kesehatan 8

9 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD sehat 100 10 Persentase satker Program PP dan PL yang memperoleh

penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA 35 11 Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/

prasarananya untuk memenuhi standar 50

(22)

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/ kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak- pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah:

“Terkendalinya Seluruh Kondisi Potensial untuk Melakukan Cegah Tangkal Penyakit di Pelabuhan.”

Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, terdapat 11 (sebelas) indikator kinerja yaitu:

1.

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

2.

Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

3.

Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melakukan pengendalian vector terpadu

4.

Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini

penyakit menular langsung

5.

Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

6.

Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

7.

Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

8.

Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

9.

Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD sehat

(23)

19 10.

Persentase satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil

minimal AA

11.

Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/ prasarananya untuk memenuhi standar

Besaran target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Target dan Realisasi Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas II Mataram Tahun 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi

Terkendalinya Seluruh Kondisi Potensial untuk Melakukan Cegah Tangkal Penyakit di Pelabuhan

1 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang

direspon 65 65

2 Persentase alat angkut sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan 80 80

3 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang

melakukan pengendalian vector terpadu 100 100 4 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang

melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100 100

5 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

30 30

6 Persentase sarana air minum yang dilakukan

pengawasan 30 30

7 Persentase tempat-tempat umum yang

memenuhi syarat kesehatan 50 50

8 Persentase tempat pengelolaan makanan

(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 8 8 9 Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD sehat 100 100 10 Persentase satker Program PP dan PL yang

memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA

35 35

11 Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/ prasarananya untuk memenuhi standar

50 50

Dilihat dari capaian masing-masing indikator untuk tahun 2015 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

Beberapa kegiatan untuk mendukung indicator ini dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

(24)

20

Jenis Kegiatan Realisasi

2013 2014 2015 Jumlah wilayah kerja yang melakukan surveilans

faktor risiko penyakit pada alat angkut 9 9 9

Jumlah pertemuan jejaring surveilans

epidemiologi yang dilaksanakan 1 1 1

Persentase Calon Jemaah Haji yang dilakukan

pemeriksaan 100 100 100

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kesiapsiagaan faktor risiko kesehatan pada arus mudik dan even-even khusus

7 7 7

Persentase rapid health assessment kejadian

bencana dan KLB yang dilaksanakan 100 100 100

Persentase pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit menular pada pelayanan balai pengobatan

100 100 100

Jumlah dokumen ICV diterbitkan 3.747 4.654 4.934 Jumlah surat izin angkut orang sakit di terbitkan 1.001 1.012 7.002 Jumlah surat izin angkut jenazah di terbitkan 41 51 61 Jumlah surat keterangan layak terbang

diterbitkan

816 962 934

Jumlah surat keterangan sehat yang diterbitkan 265 364 714

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon adalah kegiatan surveilans factor risiko penyakit di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram, merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan setiap tahun. Target indicator ini pada Tahun 2015 sama dengan target pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 – 2019 yaitu sebanyak 65%.

Masalah yang yang sering dihadapi pada indicator ini adalah minimnya personil dilapangan baik kuantitas maupun kualitas, kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam pengurusan perijinan kesehatan dan belum maksimalnya sistem informasi surveilans epidemiologi. Usulan pemecahan masalahnya adalah pelaksanaan sosialisasi secara rutin dan terus menerus kepada masyarakat pemakai jasa pelabuhan/ bandara, peningkatan kapasitas SDM dan sebagainya.

2. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Merupakan kegiatan pemeriksaan alat angkut terhadap kelengkapan syarat- syarat kekarantinaan atau undang-undang kekarantinaan yang harus dipenuhi.

Berikut realisasi pengawasan/ penerbitan dokumen alat angkut periode 2013-2015 sebagai berikut :

(25)

21

No Dokumen Penerbitan Dokumen

2013 2014 2015

1 Jumlah dokumen COP yang diterbitkan

96 57 90

2 Jumlah dokumen PHQC yang diterbitkan

35.010 38.574 40.775

3 Jumlah dokumen SSCC 11 6 6

4 Jumlah dokumen SSCEC yang diterbitkan

454 433 431

5 Jumlah dokumen Health Book yang diterbitkan

617 828 790

6 Jumlah dokumen Gendec yang diperiksa

473 1.003 1.079

Upaya pelayanan penerbitan dokumen kekarantinaan untuk alat angkut di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan setiap tahun. Target kegiatan ini Tahun 2015 adalah 80% alat angkut terlayani dilakukan pengawasan/ penerbitan dokumen kesehatan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Target ini sama dengan target pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015-2019.

Masalah yang yang sering dihadapi pada indicator ini adalah masih kurangnya pemahaman agen pelayaran terhadap pentingnya dokumen kekarantinaan sebagai instrumen dalam rangka pengawasan PHEIC, disamping juga ada penerimaan negara dari penerbitan dokumen kesehatan ini sehingga harus betul-betul diperhatikan mekanisme penagihan dan penyetorannya ke kas negara.

Usulan pemecahan masalahnya adalah pelaksanaan sosialisasi secara rutin dan terus menerus kepada agen pelayaran mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan alat angkut sesuai standar kekarantinaan dan secara intens meningkatkan pengawasan terhadap petugas pelaksana penagihan dan penyetoran PNBP ke Kas Negara.

3. Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melakukan pengendalian vector terpadu

Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melakukan pengendalian vector terpadu merupakan gambaran angka bebas vector penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index < 1) dilingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat.

Target Indikator ini adalah 100% area perimeter pelabuhan dan bandara wilayah kerja KKP Mataram bebas dari vector penular penyakit.

(26)

22

Realisasi kegiatan pengendalian vector pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015

Luas wilayah bebas vector pes (ha) 9 9 9

Luas wilayah bebas vector DBD (ha) 18 18 18

Luas wilayah bebas vector Malaria (ha) 9 9 9

Luas wilayah bebas vector diare (ha) 9 9 9

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pencapaian indicator ini sesuai dengan perencanaan yang disusun, namun masih ada permasalahan dalam pelaksanaannya yaitu :

a. Bahan dan Alat survey vector yang masih kurang b. Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas c. Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan Adapun usulan pemecahan masalah adalah :

a. Pengadaan bahan dan alat survey vector untuk melengkapi peralatan yang sudah ada.

b. Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL, workshop dan sebagainya.

c. Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan dan bandara.

4. Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

Merupakan kegiatan untuk mengetahui faktor resiko penyakit menular langsung dan penyakit potensial wabah di pintu masuk negara Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram.

Capaian indicator di tahun 2015 adalah 9 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram atau 100% dari target.

Adapun target kegiatannya adalah :

1. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan pengendalian Tuberculosis sebanyak 2 wilayah kerja

2. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan VCT HIV AIDS sebanyak 2 wilayah kerja

(27)

23

3. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit Ispa

sebanyak 9 wilayah kerja

4. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan pengendalian diare dan infeksi saluran pencernaan sebanyak 9 wilayah kerja

5. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan pengendalian kusta dan frambusia sebanyak 1 wilayah kerja

Dari target tersebut diatas, pencapaiannya dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan pengendalian Tuberculosis 2 2 2

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan VCT HIV AIDS 2 2 2

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini penyakit Ispa 9 9 9

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan pengendalian diare dan infeksi saluran pencernaan

9 9 9

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan pengendalian kusta dan frambusia 1 1 1

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pencapaian dalam 3 tahun terakhir rata-rata 100%.

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target adalah :

a. Belum lengkapnya sarana prasarana dalam upaya mendeteksi factor resiko penyakit menular dan penyakit potensial PHEIC

b. Kemampuan/ kompetensi SDM yang masih belum merata disemua wilayah kerja, disamping juga secara kuantitas masih kurang.

Usulan pemecahan masalah adalah :

a. Melengkapi sarana prasarana untuk deteksi factor resiko penyakit menular dan potensial wabah

b. Penambahan kuantitas dan kualitas SDM KKP melalui pengadaan pegawai dan penyertaan pada seminar, workshop, pelatihan dan sebagainya.

5. Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

(28)

24

Merupakan kegiatan skrining factor risiko penyakit tidak menular diwilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Mataram.

Target kegiatan ini pada Tahun 2015 adalah :

1. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 2 wilayah kerja

2. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit diabetes mellitus dan penyakit metabolic sebanyak 2 wilayah kerja

3. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit kanker sebanyak 1 wilayah kerja

4. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit kronis dan degenerative sebanyak 2 wilayah kerja

5. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan pelayanan penanganan kecelakaan dan tindak kekerasan sebanyak 9 wilayah kerja

6. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan program kawasan tanpa rokok sebanyak 9 wilayah kerja

Capaian indicator Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular di tahun 2015 sebanyak 6 kegiatan atau 100% dari target.

Berikut ini capaian kegiatan dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan skrining penyakit jantung dan pembuluh darah

2 2 2

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit diabetes melitus dan penyakit metabolik

2 2 2

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan skrining penyakit kanker 1 1 1

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

kegiatan skrining penyakit kronis dan degeneratif 2 2 2 Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

pelayanan penanganan kecelakaan dan tindak kekerasan

9 9 9

Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan

program kawasan tanpa rokok 9 9 9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian setiap tahunnya adalah 100% dari target yang ditetapkan. Hal ini selaras dengan target indicator Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak

(29)

25

menular pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 – 2019, dimana targetnya juga 100%.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah dalam pencegahan penyakit tidak menular

b. Kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk memeriksakan dirinya ke sarana pelayanan kesehatan terdekat

Adapun usulan pemecahan masalah pada kasus tersebut diatas adalah :

a. Secara rutin melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat diwilayah kerja masing-masing dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular.

b. Secara aktif melakukan skrining factor risiko penyakit tidak menular disemua wilayah kerja.

6. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan.

Merupakan pemeriksaan terhadap kualitas air minum Pelabuhan/ Bandara/

Pos Lintas Batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.

Pengawasan kualitas air minum dilakukan setiap bulan dan pengambilan sampel dilakukan setiap 3 bulan sekali pada air kemasan yang di konsumsi dipelabuhan dan bandara. Target indicator persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan di tahun 2015 sebanyak 30%.

Target ini sama dengan target indicator pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015-2019.

Berikut ini capaian indicator persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah sarana air minum yang diperiksa 368 379 426 Jumlah sarana air minum yang memenuhi syarat

kesehatan

303 306 410

Jumlah sertifikat air minum yang diterbitkan 134 42 102

(30)

26

Masalah yang dihadapi dilapangan adalah minimnya peralatan dan bahan pemeriksaan kualitas air minum serta kemampuan dan sumber daya manusia yang masih terbatas.

Usulan pemecahan masalah adalah dengan pengadaan peralatan dan bahan pemeriksaan kualitas air minum yang memadai setiap tahunnya dan peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan, workshop dan sebagainya.

7. Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

Tempat – tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan aktifitas/ kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus. Sedangkan pengawasan sanitasi TTU adalah suatu upaya untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya TTU sehingga dapat mengakibatkan timbulnya penularan penyakit.

Pengawasan dilaksanakan pada seluruh tempat – tempat umum yang ada di pelabuhan/ bandara yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas II Mataram, hasil penilaian dianalisa apakah tempat – tempat umum tersebut tergolong dalam ketegori TTU sehat atau tidak.

Untuk tahun 2015, kebijakan terkait dengan pengawasan tempat – tempat umum ini adalah 50 % TTU yang ada di wilayah pelabuhan/ bandara termasuk dalam kategori TTU sehat. Target ini sama dengan target yang ditetapkan pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015- 2019.

Berikut ini capaian indicator persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015

Jumlah TTU yang diperiksa 123 1.644 1.844

Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan 107 1.428 1.788

Masalah yang dihadapi selama ini adalah :

a. Para pengelola TTU belum mengetahui/ memiliki kesadaran akan pentingnya upaya pengawasan sanitasi TTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.

b. Adanya sikap keberatan dari pengusaha/ pengelola untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang disarankan karena terkait dengan pembiayaan.

c. Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas

(31)

27

d. Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan

Usulan pemecahan masalah adalah :

a. Melakukan pengawasan dan penyuluhan terhadap pengelola/ pemilik tempat - tempat umum di wilayah pelabuhan/ bandara secara berkala.

b. Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL

c. Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan dan bandara.

8. Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

Merupakan suatu kegiatan pemeriksaan terhadap kesehatan tempat penyajian makanan/ minuman yang ada di dalam lingkungan pelabuhan/ bandara meliputi sanitasi tempat pengolahan dan penyajian makanan, kesehatan makanan/

minuman yang disajikan serta kesehatan penjamah makanan.

Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan menggunakan Form Pemeriksaan TPM dengan sasaran seluruh TPM yang ada di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Hasil penilaian dari masing masing TPM dianalisa dan ditentukan termasuk dalam kategori TPM memenuhi syarat atau tidak.

Kebijakan yang telah ditetapkan adalah TPM yang ada di pelabuhan/ bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram 8 % memenuhi syarat kesehatan dan 100 % makanan/ minuman yang disediakan di TPM bebas dari kontaminasi bakteri dan kontaminasi lain yang mengganggu kesehatan. Target ini sama dengan target pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019.

Berikut ini capaian indicator persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015

Jumlah TPM yang diperiksa 114 1.330 1.325

Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan 98 1.012 1.168 Jumlah sertifikat laik sehat TPM yang diterbitkan 20 30 26

Permasalahan yang dihadapi selama ini adalah :

a. Bahan dan Alat pemeriksaan makanan dan minuman masih kurang b. Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas

c. Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan

(32)

28

Usulan pemecahan masalah adalah :

a. Pengadaan bahan dan alat pemeriksaan sampel mak/min

b. Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL c. Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan

9. Persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD sehat.

Pelabuhan Sehat adalah suatu kawasan pelabuhan/ bandara/ lintas batas darat yang bersih, aman, dan sehat sehingga dapat dinyatakan bebas dari media/

tempat penularan penyakit menular dan penyakit potensial wabah lainnya.

Pengawasan dilaksanakan di seluruh pelabuhan/ bandara yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas II Mataram, hasil penilaian dianalisa apakah pelabuhan/ bandara tersebut telah menjadi kawasan sehat.

Target indicator persentase pelabuhan/ bandara/ PLBD sehat adalah 100%

pelabuhan/ bandara/ PLBD. Target ini selaras dengan target pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 – 2019 yaitu 100%.

Capaian indicator ini pada 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah pelabuhan/ bandara yang sudah

terbentuk Forum Pelabuhan Sehat 7 7 7

Jumlah pelabuhan/ bandara yang menerapkan

prinsip Pelabuhan Sehat 2 2 2

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian masih jauh dibawah target yang ditentukan yaitu 100%. Hal ini disebabkan karena untuk mewujudkan suatu pelabuhan yang sehat dibutuhkan kerjasama lintas sector terkait baik instansi pemerintah, maupun swasta serta masyarakat sekitar pelabuhan secara terpadu dan berkesinambungan.

Upaya yang telah dilakukan adalah pembentukan forum pelabuhan sehat di beberapa pelabuhan yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas II Mataram.

Masalah yang dihadapi selama ini adalah forum pelabuhan sehat yang sudah terbentuk belum sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan. Beberapa kelompok kerja yang ada belum melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya.

Usulan pemecahan masalahnya adalah lebih intens lagi melakukan koordinasi dengan pokja – pokja yang tergabung dalam Forum Pelabuhan Sehat untuk mengetahui perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan.

(33)

29

10. Persentase satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP

dengan hasil minimal AA

Penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja maupun penilaiannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tehnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penilaian SAKIP berdasarkan pada pencapaian indicator-indikator kinerja kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perjanjian kinerja.

Adapun capaian indicator ini pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah dokumen perencanaan disusun sesuai

standar 1 1 1

Jumlah dokumen pelaporan disusun sesuai

standar 3 3 3

Jumlah dokumen kepegawaian disusun sesuai

standar 4 4 4

Jumlah laporan keuangan dan BMN yang

disusun sesuai ketentuan 12 12 12

Hasil penilaian SAKIP dalam 2 (dua) tahun terakhir adalah 96,06 pada tahun 2013 dan 96,71 pada tahun 2014.

Dari dua tahun tersebut dapat dilihat bahwa hasil penilaian ada peningkatan dari tahun sebelumnya, namun demikian untuk tahun 2015 diharapkan lebih baik lagi karena ada banyak factor yang bisa mempengaruhi hasil penilaian SAKIP diantaranya adalah :

1. Harus ada kesesuaian tujuan antara laporan kinerja dengan tujuan/ sasaran dalam perjanjian kinerja, indicator kinerja dan sebagainya.

2. Indikator kinerja dengan indicator kinerja utama telah cukup mengukur tujuan/

sasaran.

3. Telah terdapat perbandingan data kinerja dengan tahun lalu, standar nasional dan sebagainya yang bermanfaat.

11. Persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/ prasarananya untuk memenuhi standar

Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Ketentuan tentang

(34)

30

persyaratan/ standarisasi sarana dan prasarana di lingkungan kantor kesehatan pelabuhan diatur dalam Kepmenkes No.1314 Tahun 2010 tentang standarisasi sumber daya manusia, sarana dan prasarana di lingkungan kantor kesehatan pelabuhan. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan dengan semakin meningkatnya peran Kantor Kesehatan Pelabuhan di pintu masuk negara, harusnya diikuti pula dengan penyesuaian pada Kepmenkes No.1314 Tahun 2010 yang saat ini sudah tidak sesuai lagi.

Target indicator persentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana/ prasarananya untuk memenuhi standar pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah sebanyak 50%. Target ini sama dengan target pada indicator yang sama pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019.

Adapun pencapaian kegiatan penunjang indicator ini pada 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pencapaian

2013 2014 2015 Jumlah Alat Kesehatan penunjang tupoksi yang

diadakan (Unit) 66 11 6

Jumlah peralatan pendukung perkantoran yang

diadakan (Unit) 124 103 61

Jumlah asset tanah dan gedung bangunan yang

diadakan (M2) 900 400 400

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya selalu ada peningkatan sarana/ prasarana di Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram.

Kondisi ini tentunya akan terus demikian, seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan tugas dan beban kerja di pintu masuk pelabuhan dan bandara di semua wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Kedepan diharapkan ada revisi Kepmenkes No.1314 Tahun 2010 tentang Standarisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan yang sudah tidak sesuai lagi dengan beban kerja KKP saat ini.

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram didukung oleh sumber daya anggaran yang berasal dari APBN dan PNBP. Sesuai DIPA Tahun 2015, anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalah sebesar Rp.9.719.130.000. Pada Bulan Agustus 2015 ada efisiensi belanja perjalanan dinas (Akun 524) sehingga pagu DIPA

(35)

31

berkurang menjadi Rp. 9.621.797.000 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp.8.769.379.717 atau 91,14%.

Adapun Rincian Anggaran per Kegiatan adalah sebagai berikut :

Jenis Kegiatan Pagu Realisasi %

Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina

dan Kesehatan Matra 1,734,999,000 1,581,505,621 91.15

Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 325,950,000 226,327,127 69.44 Pengendalian Penyakit Menular Langsung 85,460,000 71,907,755 84.14 Pengendalian Penyakit Tidak Menular 510,200,000 427,716,100 83.83

Penyehatan Lingkungan 392,242,000 356,047,400 90.77

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Pada Program PPPL 6,572,946,000 6,105,875,714 92.89

Realisasi anggaran belanja per kegiatan pada Tahun 2015 dapat juga dilihat pada grafik dibawah ini :

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa serapan tertinggi ada pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tehnis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yaitu sebesar 92,89%. Hal ini bisa dimaklumi mengingat pagu terbesar pada kegiatan ini adalah layanan perkantoran berupa gaji dan operasional perkantoran. Sedangkan serapan terendah ada pada Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang sebesar 69,44%.

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000

Pembinaan Simkarkesma

P2B2 P2ML PPTM PL Dukungan

Manajemen Pagu Realisasi

Gambar

Tabel 1. Matrik Kinerja Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram 2015-2019  No  Program/Kegiatan
Tabel 2.  Target Indikator Kinerja berdasarkan output kegiatan Tahun 2015
Tabel 4. Target dan Realisasi Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas II Mataram Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 49.. Untuk dapat menjawab tantangan tersebut dan meningkatkan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sesuai tupoksi dan tujuan yang ingin dicapai

Kerangka kelembagaan disusun dalam bentuk desain organisasi berdasarkan regulasi pemerintah, perkembangan dan tantangan lingkungan strategis di bidang pembangunan

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya

Pertama : Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2020-2024 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin merupakan Dokumen perencanaan Program Pencegahan dan

Dilema yang ditimbulkan oleh pembuatan bahan bakar dari kelapa sawit adalah bahwa bahan bakar tersebut dapat mengurangi polusi udara, sedangkan lahan yang dibutuhkan sangat besar,

Iur biaya akan memberatkan peserta Askes penderita DM tipe 2 disertai dengan komplikasi, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor- faktor yang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) secara tegas menetapkan bahwa hanya WNI yang dapat memiliki hak milik atas

Berdasarkan hasil uji t tanpa multimedia lebih kecil dari t tabel, sedangkan dengan multimedia hasil uji t diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel, berarti ada