• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 01

156

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Kupang

Kelas/ Semester : XI MIA/ Genap

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

(2)

Lampiran 01

157

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar 1.1 Menyadari adanya

keteraturan dari sifat hidrokarbon,

termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan

pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 1. Sistem koloid 2. Sifat koloid 3. Pembuatankoloi d 4. Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industry Mengamati (Observing)

1. Mencari informasi dari berbagai sumber dengan membaca, mendengar, mengmati tentang system koloid,sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mencari contoh-contoh koloid yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Menanya (Questioning)

1. Mengajukan pertanyaan yang Berkaitan dengan perbedaan larutan sejati, koloid dan suspense Sistem koloid yang

(3)

Lampiran 01

158

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar 2.1 Menunjukkan

perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

terdapat dalam kehidupan (kosmetik,farmasi,bahan

makanan dan lain-lain).

2. Mengapa piring yang kotor Karena minyak harus dicuci menggunakan sabun?

Mengumpulkan data (Eksperimenting)

1. Mendiskusikan hasil bacaan tentang system koloid,sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

2. Merancang percobaan pembuatan koloid dan mempresentasikan hasil Cara menggunak anpipet, menimbang, keaktifan,kerjasam a, komunikatif,tangg ungjawab,danpedu lilingkungan,dsb) Portofolio  Laporan percobaan

(4)

Lampiran 01

159

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar rancangan untuk menyamakan. Persepsi. 3. Melakukan percobaan pembuatan koloid.

4. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.

5. Mendiskusikan bahan/zatyang Berupa koloid dalam industry farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain.

Mengasosiasi (Associating)

1. Menganalisis dan menyimpulkan data

Percobaan.

2. Menghubungkan system koloid

dan pembuatan koloid

2.2 Menunjuk kanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktifserta bijaksana sebagai wujud kemampuan

(5)

Lampiran 01

160

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar dan membuat

keputusan

dengan sifat koloid.

3. Diskusi informasi tentang koloid liofob dan hidrofob.

Mengkomunikasikan (Communicating)

1. Mempresentasikan hasil rangkuman

tentang system koloid,sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

Lampiran 01

161

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar Dalam industry farmasi,

(7)

Lampiran 02a

162

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 0I)

Sekolah : SMA Negeri 6 Kupang Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Sistem Koloid Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

(8)

Lampiran 02a

163

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD pada KI-1 Indikator KD pada KI-1

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1.1 Mengagungkan kebesaran Tuhan YME menjalankan proses pembelajaran materi sistem koloid 1.1.2 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam proses pembelajaran kimia materi sistem koloid.

1.1.3 Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi kita melalui pembelajaran materi sistem koloid 1.1.4 Berdoa sebelum memulai kegiatan

pembelajaran.

1.1.5 Berdoa sesudah mengakhiri kegiatan pembelajaran.

1.1.6 Menunjukkan sikap berdoa yang baik.

1.1.7 Berdoa sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.

KD pada KI-2 Indikator KD pada KI-2

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

(9)

Lampiran 02a

164 terbuka, mampu membedakan

fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

dalam kegiatan pembelajaran tentang materi sistem koloid

2.1.2 Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan kuis dan menganalisis data selama diskusi dan eksperimen. 2.1.3 Menunjukkan perilaku ulet dalam

mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah. 2.1.4 Menunjukkan perilaku teliti dalam

mengolah dan menganalisis data. 2.1.5 Menunjukkan perilaku tanggung

jawab dalam diskusi kelompok, menjaga keselamatan alat-alat praktikum, dan mengerjakan laporan praktikum.

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.2.1 Menunjukkan perilaku kerja sama dengan cara saling membantu sesama teman dalam melakukan praktikum, diskusi untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan,dan presentasi. 2.2.2 Menunjukkan perilaku santun dalam

menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 2.2.3 Menunjukkan perilaku toleransi

dengan cara menerima masukan, kritik dan saran dari kelompok lain. 2.2.4 Menunjukkan perilaku peduli

(10)

Lampiran 02a

165

praktikum pada tempatnya, menggunakan bahan-bahan praktikum secukupnya, menjaga kebersihan ruang kelas dan laboratorium.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.3.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan masalah di awal hingga akhir dengan langkah-langkah yang benar.

KD pada KI-3 Indikator KD pada KI-3

3.15 Menganalisis peran koloid berdasarkan sifat – sifatnya dalam kehidupan sehari – hari

3.15.1 Menjelaskan sistem koloid

3.15.2 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid

3.15.3 Mengelompokan jenis – jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi

3.15.4 Mendeskripsikan peran koloid dalam kehidupan sehari – hari.

KD pada KI-4 Indikator KD pada KI-4

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

4.15.1 Melakukan percobaan tentang klasifikasi larutan dengan alat dan bahan sederhana yang mudah ditemukan.

(11)

Lampiran 02a

166

dengan baik dan teliti.

4.15.3 Bekerja sama dalam kelompok dalam menemukan jawaban atas pertanyaan pada LKPD yang diberikan

4.15.4 Menyimpulkan hasil percobaan tentang klasifikasi larutan.

C. Materi Pembelajaran

1. Larutan, suspensi, dan koloid

2. Jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispesi D. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Sintaks CTL Langkah pembelajaran Waktu

Pendahuluan Kegiatan pembelajaran pendahuluan Penyampaian materi pelajaran

 Guru menyampaikan salam pembuka

 Guru menyapa peserta didik dan menanamkan sikap religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan menyuruh salah satu peserta didik memimpin doa sebelum pembelajaran di mulai

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai wujud Kedisiplinan.

Asas Kontruktivisme:

 Guru menyampaikan topik dan sub topik

(12)

Lampiran 02a

167

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

 Guru memberikan pertanyaan untuk memancing peserta didik, coba sebutkan contoh

larutan dalam kehidupan sehari-hari yang kalian ketahui?

Asas bertanya (Questioning)  Guru menunjukkan beberapa

larutan untuk memancing peserta didik untuk bertanya :

Larutan itu apa ? larutan itu terbentuk dari fase apa dan fase apa ?

Inti Memancing

kinerja siswa

Asas permodelan (Modelling) :  Guru memberi penjelasan

singkat tentang pengertian larutan, suspensi dan koloid.  Guru mengorganisasikan siswa

dalam kelompok heterogen.  Guru membagikan bahan ajar

dan LKPD kepada kelompok.

65 Menit

Asas Inquiry (Penemuan):  Guru sebagai fasilitator

(13)

Lampiran 02a

168 Pemberian

umpan balik

yang dianjukan guru dengan cara melakukan eksperimen sederhana dan diskusi kelompok

.

Asas komunitas belajar

(Learning Community) :

 Peserta didik mencatat semua hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya.

 Peserta didik menyajikan hasil eksperimen dalam bentuk laporan sederhana.

Asas penilaian yang sebenarnya (Autentik) :

 Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik yang diutus kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen.

Asas bertanya (Qustioning):  Dengan mengacuh pada

kesimpulan peserta didik, melalui tanya jawab guru dan peserta didik membahas cara penyelesaian masalah yang tepat.

Asas reflection (Refleksi):

(14)

Lampiran 02a

169 diajarkan

 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik mengenai hal-hal yang belum dipahami peserta didik, serta kesan dan pesan

selama mengikuti

pembelajaran. Penutup Kegiatan

tindak lanjut

Asas penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

 Guru memberikan tugas rumah terkait materi yang di telah pelajari serta pembuatan laporan praktikum.

 Guru memberikan tugas baca kepada siswa untuk pembelajaran berikutnya.  Guru menanamkan sikap

religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran hari ini.

(15)

Lampiran 02a

170

E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian :

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen

1. Sikap aspek spiritual

- Observasi - Angket

- Lembar Observasi sikap spiritual

- Lembar angket diri sikap spiritual

2. Sikap aspek sosial

- Observasi - Angket

- Lembar Observasi sikap sosial

- Lembar angket diri sikap sosial

3. Pengetahuan - Tes tertulis - Penugasan - Soal kuis - Soal tugas - THB 4. Keterampilan Observasi - Lembar penilaian keterampilan - Lembar penilaian presentasi - Lembar penilaian portofolio

- Lembar penilaian proses

F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat : Alat praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 2. Bahan : Bahan praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 3. Sumber Belajar :

a. LKPD b. Tugas

(16)

Lampiran 02b

171

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP PERTEMUAN 02)

Sekolah : SMA Negeri 6 Kupang Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Sistem Koloid Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

(17)

Lampiran 02b

172

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD pada KI-1 Indikator KD pada KI-1

1.2 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1.8 Mengagungkan kebesaran Tuhan YME menjalankan proses pembelajaran materi sistem koloid 1.1.9 Bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam proses pembelajaran kimia materi sistem koloid.

1.1.10 Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi kita melalui pembelajaran materi sistem koloid 1.1.11 Berdoa sebelum memulai kegiatan

pembelajaran.

1.1.12 Berdoa sesudah mengakhiri kegiatan pembelajaran.

1.1.13 Menunjukkan sikap berdoa yang baik.

1.1.14 Berdoa sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.

KD pada KI-2 Indikator KD pada KI-2

2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

(18)

Lampiran 02b

173

terbuka, mampu

membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi sistem koloid

2.1.7 Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan kuis dan menganalisis data selama diskusi dan eksperimen.

2.1.8 Menunjukkan perilaku ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah. 2.1.9 Menunjukkan perilaku teliti dalam

mengolah dan menganalisis data. 2.1.10 Menunjukkan perilaku tanggung

jawab dalam diskusi kelompok, menjaga keselamatan alat-alat praktikum, dan mengerjakan laporan praktikum.

2.5 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.2.5 Menunjukkan perilaku kerja sama dengan cara saling membantu sesama teman dalam melakukan praktikum, diskusi untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan,dan presentasi.

2.2.6 Menunjukkan perilaku santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 2.2.7 Menunjukkan perilaku toleransi

(19)

Lampiran 02b

174

kritik dan saran dari kelompok lain. 2.2.8 Menunjukkan perilaku peduli lingkungan dalam melakukan praktikum dengan membuang limbah praktikum pada tempatnya, menggunakan bahan-bahan praktikum secukupnya, menjaga kebersihan ruang kelas dan laboratorium.

2.6 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.6.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan masalah di awal hingga akhir dengan langkah-langkah yang benar.

KD pada KI-3 Indikator KD pada KI-3

3.16 Menganalisis peran koloid berdasarkan sifat – sifatnya dalam kehidupan sehari – hari

3.15.1 Mendeskripsikan sifat – sifat koloid (efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi, Koagulasi, Dialisis, Koloid Pelindung, Elektroforesis, koloid liofob dan liofil)

3.15.2 Menganalisis peranan koloid dalam kehidupan sehari – hari

KD pada KI-4 Indikator KD pada KI-4

4.16 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis

(20)

Lampiran 02b

175

koloid dengan baik sesuai dengan teori.

4.15.7 Menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan pengamatan tentang sifat-sifat koloid.

C. Materi Pembelajaran  Sifat-sifat koloid

 Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari

D. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Sintaks CTL Langkah pembelajaran waktu

Pendahuluan Kegiatan pembelajaran pendahuluan Penyampaian materi pelajaran

 Guru menyampaikan salam pembuka

 Guru menyapa peserta didik dan menanamkan sikap religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan menyuruh salah satu peserta didik memimpin doa sebelum pembelajaran di mulai

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai wujud Kedisiplinan.

Asas Kontruktivisme :

 Guru menyampaikan topik dan sub topik

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

(21)

Lampiran 02b

176

didik bertanya dengan cara menunjukan cahaya yang masuk kedalam kelas melalui lubang ventilasi.

Asas bertanya (Questioning) : Peserta didik diharapkan untuk bertanya atau mengajuhkan pertanyaan : Mengapa dalam

berkas cahaya yang masuk terdapat butiran-butiran debu yang bergerak?

Inti Memancing

kinerja siswa

Asas permodelan (Modelling) :  Guru memberi penjelasan singkat

tentang sifat-sifat koloid.

 Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok heterogen.  Guru membagikan bahan ajar

dan LKPD kepada kelompok. Asas penemuan (Inquiry):  Guru sebagai fasilitator

(22)

Lampiran 02b

177

Asas komunitas belajar (Learning Community) :

 Peserta didik mencatat semua hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya.

(23)

Lampiran 02b

178 Pemberian

umpan balik

Asas penilaian yang sebenarnya (Autentik) :

 Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik yang diutus kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen.

Asas bertanya (Qustioning) :

 Dengan mengacuh pada kesimpulan peserta didik, melalui tanya jawab guru dan peserta didik membahas cara penyelesaian masalah yang tepat. Asas Refleksi (Reflection):

 Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dari materi yang diajarkan

 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik mengenai hal-hal yang belum dipahami peserta didik, serta kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. Penutup Kegiatan

tindak lanjut

Asas penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) :

 Guru memberikan tugas rumah terkait materi yang di telah pelajari serta pembuatan laporan praktikum.

(24)

Lampiran 02b

179

kepada siswa untuk pembelajaran berikutnya.

 Guru menanamkan sikap religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran hari ini.

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 2. Teknik Penilaian :

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen

1. Sikap aspek spiritual

- Observasi - Angket

- Lembar Observasi dan angket sikap spiritual 2. Sikap aspek social - Observasi - Angket - Lembar Observasi dan angket diri sikap sosial

(25)

Lampiran 02b

180 E. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat : Alat praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 2. Bahan : Bahan praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 3. Sumber Belajar :

a. LKPD b. Tugas

(26)

Lampiran 02c

181

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP PERTEMUAN 03)

Sekolah : SMA Negeri 6 Kupang Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Sistem Koloid Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

(27)

Lampiran 02c

182

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD pada KI-1 Indikator KD pada KI-1

1.3 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

1.1.15 Mengagungkan kebesaran Tuhan YME menjalankan proses pembelajaran materi sistem koloid 1.1.16 Bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam proses pembelajaran kimia materi sistem koloid.

1.1.17 Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi kita melalui pembelajaran materi sistem koloid 1.1.18 Berdoa sebelum memulai kegiatan

pembelajaran.

1.1.19 Berdoa sesudah mengakhiri kegiatan pembelajaran.

1.1.20 Menunjukkan sikap berdoa yang baik.

1.1.21 Berdoa sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.

KD pada KI-2 Indikator KD pada KI-2

2.7 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

(28)

Lampiran 02c

183

terbuka, mampu

membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi sistem koloid

2.1.12 Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan kuis dan menganalisis data selama diskusi dan eksperimen.

2.1.13 Menunjukkan perilaku ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah. 2.1.14 Menunjukkan perilaku teliti dalam

mengolah dan menganalisis data. 2.1.15 Menunjukkan perilaku tanggung

jawab dalam diskusi kelompok, menjaga keselamatan alat-alat praktikum, dan mengerjakan laporan praktikum.

2.8 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.2.9 Menunjukkan perilaku kerja sama dengan cara saling membantu sesama teman dalam melakukan praktikum, diskusi untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan,dan presentasi.

2.2.10 Menunjukkan perilaku santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 2.2.11 Menunjukkan perilaku toleransi

(29)

Lampiran 02c

184

kritik dan saran dari kelompok lain. 2.2.12 Menunjukkan perilaku peduli lingkungan dalam melakukan praktikum dengan membuang limbah praktikum pada tempatnya, menggunakan bahan-bahan praktikum secukupnya, menjaga kebersihan ruang kelas dan laboratorium.

2.9 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.9.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan masalah di awal hingga akhir dengan langkah-langkah yang benar.

KD pada KI-3 Indikator KD pada KI-3

3.17 Menganalisis peran koloid berdasarkan sifat – sifatnya dalam kehidupan sehari – hari

4.15.1 Menjelaskan cara pembuatan koloid

4.15.2 Menjelaskan contoh pembuatan koloid dala kehidupan sehari-hari

KD pada KI-4 Indikator KD pada KI-4

4.17 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

4.15.8 Melakukan eksperimen tentang pembuatan koloid dengan alat dan bahan sederhana.

(30)

Lampiran 02c

185

berdasarkan pengamatan tentang cara pembuatan koloid.

C. Materi Pembelajaran

 Pembuatan koloid dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

D. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Sintaks CTL Langkah pembelajaran Waktu

Pendahuluan Kegiatan pembelajaran pendahuluan Penyampaian materi pelajaran

 Guru menyampaikan salam pembuka

 Guru menyapa peserta didik dan menanamkan sikap religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan menyuruh salah satu peserta didik memimpin doa sebelum pembelajaran di mulai

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai wujud Kedisiplinan.

Asas Kontruktivisme :

 Guru menyampaikan topik dan sub topik

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Asas bertanya (Questioning) :  Guru memotivasi peserta didik

dengan bertanya: apakah kalian

pernah mengkonsumsi agar-agar atau jely ? apakah laian

(31)

Lampiran 02c

186

tahu cara membuatnya ?

Inti Memancing

kinerja siswa

Asas Permodelan :

 Guru memberi penjelasan singkat tentang cara pembuatan koloid  Guru mengorganisasikan siswa

dalam kelompok heterogen.  Guru membagikan bahan ajar

dan LKPD kepada kelompok.

65 Menit

Asas Inquiry (Penemuan):  Guru sebagai fasilitator

membimbing peserta didik berkerja dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang dianjukan guru dengan cara melakukan eksperimen sederhana dan diskusi kelompok.

Asas Learning Community (Komunitas Belajar) :

 Peserta didik mencatat semua hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya.

(32)

Lampiran 02c

187 Pemberian

umpan balik

Asas penilaian Autentik dan bertanya (Qustioning):

 Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik yang diutus kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen.

 Dengan mengacuh pada kesimpulan peserta didik, melalui tanya jawab guru dan peserta didik membahas cara penyelesaian masalah yang tepat. Asas Reflection (Refleksi):

 Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dari materi yang diajarkan

 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik mengenai hal-hal yang belum dipahami peserta didik, serta kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. Penutup Kegiatan

tindak lanjut

 Guru memberikan tugas rumah terkait materi yang di telah pelajari serta pembuatan laporan praktikum.

 Guru memberikan tugas baca kepada siswa untuk pembelajaran berikutnya.

(33)

Lampiran 02c

188

 Guru menanamkan sikap religius untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran hari ini.

E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 3. Teknik Penilaian :

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen

1. Sikap aspek spiritual

- Observasi - Angket

- Lembar Observasi dan angket sikap spiritual 2. Sikap aspek social - Observasi - Angket - Lembar Observasi dan angket diri sikap sosial

(34)

Lampiran 02c

189 F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat : Alat praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 2. Bahan : Bahan praktikum sesuai yang tercantum pada LKPD 3. Sumber Belajar :

a. LKPD b. Tugas

(35)

Lampiran 03a

190 A. Sistem Koloid

Sistem koloid adalah suatu campuran heterogen antara dua zat atau lebih di mana

partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase

(terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem

dispersi lainnya adalah larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata dalam medium pendispersinya Perbedaan antara larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi dapat dilihat pada Tabel 1.

Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium pendispersi bersifat kontinu.

(36)

Lampiran 03a

191 Tabel 1.1

Perbandingan sifat Larutan, Koloid dan Suspensi

No Larutan (Dispersi Molekuler) Koloid (Dispersi Koloid) Suspensi (Dispersi Kasar) 1. Homogen tedak dapat

dibedakan walaupun mengunakan mikroskop ultra

Secara mikroskopis bersifat homogen, tetapi bersifat heterogen jika diamati menggunakan mikroskop ultra

heterogen

2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar atau tebal) kurang dari 1 nm

Partikel berdimensi 1 nm sampai 100 nm

Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100nm

3. Satu fasa Dua fasa Dua fasa

4. Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil 5. Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring

kecuali dengan penyaringan ultra

Dapat disaring

contoh Larutan gula, larutan garam, larutan cuka, air laut, udara yang bersih dan bensin

Sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega dan mayones

Air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air dan campura minyak dengan air

Bentuk partikel larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 a. Partikel larutan. b. Partikel koloid. c. Partikel suspensi Contoh larutan, koloid dan suspensi dalam kehidupan sehari-hari:

(37)

Lampiran 03a

192

Contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan lain –lain.

1. Jenis-jenis koloid

Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Tetapi campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Koloid yang fase terdispersinya padat disebut sol, koloid yang fase terdispersinya cair disebut emulsi, sedangkan koloid yang fase terdispersinya gas di sebut buih.

Tabel 1.2 Jenis-Jenis Koloid Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama jenis Koloid Contoh Padat Cair Gas Padat Sol padat Emulsi padat Busa padat

Gelas berwarna, mutiara, Keju, mentega

Batu apung, karet busa, kerupuk Padat Cair Gas Cair Sol, gel Emulsi Busa

Cat, jeli,sol belerang, sol emas, tinta Susu dan santan

Buih sabun dan krim kocok Padat

Cair

Gas Aerosol padat Aerosol cair

Asap, debu di udara Awan dan kabut.

(Sumber : Sudarmo, 2006:226)

a. Aerosol

(38)

Lampiran 03a

193 b. Emulsi

Syarat emulsi adalah kedua jenis zat cair (fase pendispersi dan terdispersi) tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak). Emulsi terbentuk karena adanya emulgator (zat pengemulsi).

c. Buih

Seperti pada emulsi, untuk menstabilkan pembentukan buih, maka diperlukan zat pembuih, seperti sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih.

d. Gel

(39)

Lampiran 03b

194 B. Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Sifat penghamburan cahaya oleh sistem koloid ditemukan oleh seorang ahli fisika Inggris, John Tyndall (1820-1893). Oleh karena itu, sifat ini disebut efek Tyndall. Efek Tyndall merupakan salah satu hal yang membedakan antara larutan sejati dan sistem koloid.

Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh, tetapi beberapa larutan koloid tampak bening dan sukar dibedakan dari larutan sejati. Salah satu cara untuk mengenali sistem koloid adalah dengan cara menjatuhkan seberkas cahaya kepadanya. Larutan sejati meneruskan cahaya, sedangkan koloid menghamburkannya. Oleh karena itu berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati efek Tyndall ini antara lain:

a. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.

b. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap, berdebu. c. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari

yang berkabut.

(40)

Lampiran 03b

195

Gambar 1.2 Efek Tyndall (a) larutan (b) koloid

2. Gerak Brown

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus menerus dengan gerak patah-patah (zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris. Gerak Brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terus menerus yang diakibatkan karena ukuran partikel yang terdispersi relatif besar dibandingkan medium pendispersinya.

(41)

Lampiran 03b

196 3. Muatan Koloid dan elektroforesis

Partikel koloid dapat memiliki muatan karena adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Pada proses adsorpsi, partikel koloid mengadsorpsi partikel bermuatan dari medium pendispersinya. Sebagai contoh, sol Fe(OH)3 memiliki kemampuan mengadsorpsi kation dari

medium pendispersinya sehingga sol Fe(OH)3 bermuatan positif. Sedangkan

sol As2S3 memiliki kemampuan mengadsorpsi anion medium pendispersinya

sehingga sol As2S3 bermuatan negatif.

Gambar 1.4 a. Sol Fe(OH)3 bermuatan positif. b. Sol As2S3 bermuatan negatif.

(42)

Lampiran 03b

197 4. Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga apabila ada partikel yang menempel akan canderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif, maka koloid tersebut menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya. Muatan koloid merupakan faktor yang menstabilkan koloid, disamping gerak Brown. Karena partikel-partikel koloid bermuatan sejenis maka akan saling tolak menolak sehingga terhindar dari pengelompokan antar sesama partikel koloid itu (jika partikel koloid itu saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama kelamaan terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya akan mengendap).

Gambar 1.5 Proses adsorpsi 5. Koagulasi

(43)

Lampiran 03b

198

membentuk suatu gumpalan (flocculant). Dengan adanya gaya gravitasi, maka gumpalan itu akan mengendap. Proses penggumpalan dan pengendapan partikel koloid disebut koagulasi. Untuk menghilangkan muatan pertikel-partikel koloid itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanik atau kimiawi. Cara mekanik dapat dilakukan dengan pendinginan, pemanasan atau pengubahan tekanan, sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan penambahan koloid lain yang berbeda muatan atau elektrolit. Contoh proses koagulasi jika sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif ditambah sol As2S3 yang

bermuatan negatif, maka akan terjadi koagulasi.

Gambar 1.6.

Penambahan koloid dengan muatan yang berbeda akan mengakibatkan terjadinya koagulasi.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari: 1. Pembentukan Delta

(44)

Lampiran 03b

199

menetralkan sistem koloid pada air sungai sehingga terjadi koagulasi yang ditandai dengan terbentuknya delta.

2. Proses Penjernihan Air

Air mengandung partikel-partikel koloid tanah liat dan pasir yang bermuatan negatif. Agar diperoleh air bersih, maka partikelpartikel pengotor harus dinetralkan. Penambahan tawas, dapat memisahkan air dengan partikel-partikel pengotornya. Tawas mengandung ion Al3+ yang akan terhidrolisis membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif.

Al(OH)3 akan menggumpalkan partikel koloid lumpur sehingga terjadi

koagulasi. Selain tawas, bahan lain yang juga digunakan dalam proses pengolahan air bersih adalah pasir, kapur tohor, klorin, dan karbon aktif. Pasir berfungsi sebagai penyaring, klorin berfungsi sebagai desinfektan (membasmi hama), sedangkan kapur tohor digunakan untuk menaikan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang terjadi akibat penggunaan tawas. Karbon aktif digunakan jika tingkat kekeruhan air yang diproses terlalu tinggi.

3. Penggumpalan Darah

(45)

Lampiran 03b

200 4. Koloid Pelindung

Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Contoh: a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah

pembentukan kristal besar es atau gula.

b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.

c. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung.

5. Dialisis

(46)

Lampiran 03b

201

Gambar 1.7 Proses Dialisis

C. Koloid Liofil dan Liofob

Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase terdispersi terhadap medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi 2 yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium pendispersinya. Contoh sabun, detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil atau menolak medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan Fe(OH)3. Jika medium pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah

(47)

Lampiran 03b

202 Tabel 2.1

Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob.

SIFAT SOL LIOFIL SOL LIOFOB

Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan cara

mencampurkan fasa terdispersi dengan medium pendispersi

Tidak dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fasa terdispersi dengan medium pendispersi Muatan partikel Bermuatan kecil atau

sama sekali bermuatan

Bermuatan positif atau negatif Absorbsi medium pendispersi Mengadsorpsi medium pendispersi Tidak mengadsorpsi medium pendispersi Viskositas (kekentalan) Lebih besar daripada

medium pendispersi

Hampir sama dengan medium pendispersinya Koagulasi (penggumpalan) Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit

Efek tyndall Kurang jelas Tampak jelas Contoh Sabun, detergen dan kanji Dispersi emas dan

(48)

Lampiran 03c

203

D. Peranan Koloid Dalam Industri Makanan, Industri Bahan-Bahan Kimia, Industri Farmasi.

Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis industri Contoh aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan

perawatan tubuh

Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga

Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk

suntikan BAHAN AJAR PERTEMUAN

(49)

Lampiran 03c

204

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid : 1. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air

(50)

Lampiran 03c

205

menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang

bermuatan positif melalui reaksi:

Al(OH)3 + 3H+Al3+ + 3H2O

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari

partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.

4. Pembentukan delta di muara sungai

Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

5. Pengambilan endapan pengotor

(51)

Lampiran 03c

206 6. Mengurangi polusi udara

Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya. Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam).

7. Penggumpalan lateks

(52)

Lampiran 03c

207

merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.

Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.

8. Membantu pasien gagal ginjal

(53)

Lampiran 03c

208 9. Sebagai deodoran

Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat, endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.

10. Sebagai bahan makanan dan obat

Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul.

11. Sebagai bahan kosmetik

(54)

Lampiran 03c

209 12. Sebagai bahan pencuci

Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air. 13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup

Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur. Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.

14. Penggunaan Arang Aktif

(55)

Lampiran 03c

210 15. Perebusan Telur

Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut menggumpal.

16. Pembuatan Yoghurt

Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.

17. Pembuatan Tahu

Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.

E. Pembuatan Sistem Koloid

Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.

1. Cara Kondensasi

(56)

Lampiran 03c

211 a. Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan

oksidasi.

Contoh 1:

Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S)

dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke

dalam larutan SO2.

2 H2S(g) + SO2(aq) →2 H2O(l) + 3 S (koloid)

Contoh 2:

Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan

K2CO3 dan HCHO (formaldehida).

2 HAuCl4(aq)+ 6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) →2 Au(koloid) + 5

CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)

b. Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam

airmendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol

Fe(OH)3.

(57)

Lampiran 03c

212 c. Dekomposisi Rangkap

Contoh 1:

Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan

larutan H2S.

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) →As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

Contoh 2:

Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer.

AgNO3(aq) + HCl(aq) →AgCl(koloid) + HNO3(aq)

d. Penggantian Pelarut

Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.

Contoh:

Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.

2. Cara Dispersi

Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).

a. Cara Mekanik

(58)

Lampiran 03c

213

Contoh:

Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

b. Cara Peptisasi

Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar

atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan

endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

c. Cara Busur Bredig

(59)
(60)

Lampiran 04a

215 A. Judul praktikum :

Klasifikasi larutan sejati, suspensi, dan sistem koloid.

B. Tujuan :

Untuk mengklasifikasi campuran ke dalam larutan sejati, suspensi, dan sistem koloid.

C. Dasar Teori

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, di mana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nano meter sampai dengan mikrometer. Untuk memahami sistem koloid, kita akan membandingkan tiga jenis campuran berikut: campuran gula dengan air, campuran kopi dengan air dan campuran susu dengan air. Apabila kita campurkan gula dengan air ternyata gula larut dan diperoleh larutan gula.

(61)

Lampiran 04a

216

akan tetapi jika diamati secara mikroskopi dengan menggunakan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sitem dua fase.

D. Wacana

Perhatikan bacaan berikut:

Yohanes akan membuat 5 campuran yaitu susu-air, pasir-air, kopi-air, gula-air dan garam-gula-air. Setelah dicampur, Yohanes bingung karena ia tidak dapat lagi membedakan larutan diatas. Menurut kalian kenam jenis larutan tersebut tergolong larutan sejati, koloid atau suspensi.

(62)

Lampiran 04a

217 G. Alat dan Bahan :

1. Alat : a) Gelas kimia b) Batang pengaduk c) Kertas saring 2. Bahan : a) Air (H2O) b) Susu bubuk c) Garam d) Pasir e) Gula f) Kopi 3. Cara Kerja

a. Siapkan lima buah gelas kimia dan masing-masing diisi dengan air secukupnya

b. Masukkan susu, pasir, gula, kopi dan garam ke masing-masing gelas kimia

c. Kelima campuran diaduk sampai merata dan amati larut tidaknya zat yang dicampur. Saringlah ketiga campuran menggunakan kertas saring dan amatilah, apakah ada residu pada kertas saring.

d. Diamkan campuran-campuran tersebut.

e. Amati, apakah campuran tersebut bening atau keruh. catat hasil pengamatan,

4. Data Pengamatan

Jenis Campuran Kelarutan (Larut atau tidak)

Kestabilan (pisah atau tidak)

Residu (ada atau tidak) Susu dan Air

Garam dan Air

Tanah dan Air

(63)

Lampiran 04

217 H. Analisis Data hasil pengamatan

1. Dari beberapa campuran di atas, manakah yang termasuk larutan sejati, koloid, dan suspensi?

2. Jelaskan perbedaan antara larutan sejati, koloid dan suspensi!

(64)

Lampiran 04

218 A. Tujuan

Untuk mengklasifikasi larutan sejati, suspensi, dan sistem koloid.

B. Dasar Teori

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, di mana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nano meter sampai dengan mikrometer. Untuk memahami sistem koloid, kita akan membandingkan tiga jenis campuran berikut: campuran gula dengan air, campuran kopi dengan air dan campuran susu dengan air. Apabila kita campurkan gula dengan air ternyata gula larut dan diperoleh larutan gula.

(65)

Lampiran 04

219

tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sitem dua fase.

C. Wacana

Perhatikan bacaan berikut:

Yohanes akan membuat 5 campuran yaitu susu-air, pasir-air, kopi-air, gula-air dan garam-gula-air. Setelah dicampur, Yohanes bingung karena ia tidak dapat lagi membedakan larutan diatas. Menurut kalian kenam jenis larutan tersebut tergolong larutan sejati, koloid atau suspensi.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil campuran yang terjadi antara, susu dengan air, garam dengan air, gula dengan air, pasir dengan air dan kopi dengan air, serta manakah yang tergolong dalam koloid, suspensi dan larutan?

E. Hipotesis

(66)

Lampiran 04

220 F. Alat dan Bahan :

1. Alat : a) Gelas kimia b) Batang pengaduk c) Kertas saring 2. Bahan : a) Air (H2O) b) Susu bubuk c) Garam d) Pasir e) Gula f) Kopi 3. Cara Kerja

a. Menyiapkan lima buah gelas kimia dan masing-masing diisi dengan air secukupnya

b. Memasukkan susu, pasir, gula, kopi dan garam ke masing-masing gelas kimia

c. Kelima campuran diaduk sampai merata dan mengamati larut tidaknya zat yang dicampur. Menyaring ketiga campuran menggunakan kertas saring dan mengamati, apakah ada residu pada kertas saring.

d. Mendiamkan campuran-campuran tersebut.

(67)

Lampiran 04

221 4. Hasil Data Pengamatan

Jenis Campuran Kelarutan (larut atau tidak ) Kestabilan (memisah atau tidak) Residu (ada atau tidak )

Susu dan air Larut Stabil Tidak ada

residu

Garam dan air Larut Stabil Tidak ada

residu

Pasir dan air Tidak larut Tidak stabil Terdapat residu

Gula dan air Larut Stabil Tidak ada

residu

Kopi dan air Larut Tidak stabil Terdapat residu

G. Analisis data hasil pengamatan

1. Yang termasuk dalam

a. Larutan sejati : gula dan air, garam dan air b. Koloid : susu dan air

c. Suspensi : pasir dan air, kopi dan air 2. Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi

a. Larutan sejati, bersifat homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra dan ketika disaring tidak ada residu b. koloid, secara makroskopis bersifat homogen tetapi bersifat

heterogen jika diamati denga mikroskop ultra.

c. Suspensi bersifat heterogen dan ketika disaring terdapat residu. H. Kesimpulan

(68)
(69)

Lampiran 04b

223 A. Judul praktikum :

Sifat-sifat koloid (efek tyndall dan koagulasi) B. Tujuan

Untuk menganalisis sifat-sifat koloid (efek tyndall dan koagulasi) C. Dasar Teori

Pada umumnya koloid berwujud keruh, tetapi tidak selalu begitu. Beberapa “larutan” koloid tampak “bening” dan sukar dibedakan dari larutan sejati. Sol As2S3 akan sukar dibedakan dengan larutan K2CrO4 atau sol Fe(OH)3 akan sukar

dibedakan dengan larutan I2.

1) Efek Tyndall

Jika cahaya dilewatkan ke dalam sistem koloid, cahaya yang melewati sistem koloid tersebut terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini disebabkan oleh terjadinya efek Tyndall. Efek ini pertama kali diterangkan oleh John Tyndall, seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris. Efek Tyndall adalah efek penghamburan berkas sinar atau cahaya oleh partikel koloid. Hal ini bisa diamati apabila ke dalam gelas kimia yang diisi larutan koloid kemudian dari arah samping dilewatkan berkas cahaya dari lampu senter maka tampak hamburan cahaya dalam larutan koloid. Hal ini terjadi karena partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram.

2) Gerak Brown

(70)

Lampiran 04b

224 3) Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Hal ini disebabkan karena gaya tarik molekul pada permukaan adsorben (zat penyerap) yang menyebabkan koloid menjadi bermuatan. Jika penyerapan hanya terjadi di permukaan saja disebut adsorpsi, sedangkan jika penyerapan terjadi seluruh bagian disebut absorpsi

4) Koagulasi

Proses koagulasi banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya menggumpalnya susu yang basi, telur direbus, santan atau susu apabila dipanaskan, dan terbentuknya delta pada daerah pertemuan air sungai dan air laut. Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena rusaknya stabilitas sistem koloid atau disebabkan penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang besar dan menggumpal

5) Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Koloid tidaak dapat melewati membran semipermiabel, sedangkan larutan sejati dapat melewati membran semipermiabel. Prinsip ini digunakan untuk memisaahkan koloid dengan larutan sejati. Cara pemisahan ini disebut dialisis dan alat yang digunakan disebut dialisator. Tujuan dialisis adalah untuk menghindari koagulasi dari ion-ion pengganggu maka ion-ion itu harus dihilangkan. Misalnya, pada pembuatan sol Fe(OH)3 terdapat ion pengganggu Cl-.

D. Wacana

Perhatikan bacaan berikut :

(71)

Lampiran 04b

225

melintasi daerah berkabut tersebut nona medi bingung karena sorotan cahaya lampu mobil yang dikendarai terlihat semakin terang. Menurut kalian apa yang menyebabkan sorotan cahaya lampu mobil yang dikendarai nona medi semakin terang?

II. Nona membuat susu untuk adiknya tanpa sengaja nona Seli menyenggol sebotol cuka yang ada di sekitar meja sehingga beberapa tetes larutan cuka tersebut masuk ke dalam gelas yang berisi susu, beberapa detik kemudian nona Seli kaget karena susu tersebut menggumpal. Menurut kalian apa yang menyebabkan susu yang dibuat nona medi menggumpal?. E. Rumusan Masalah

. . . .(di isi oleh peserta didik). . . .. . . . . .

. . . . . .

F. Hipotesis

. . . (Diisi Peserta Didik) . . .

. . . . . .

(72)

Lampiran 04b 226 1. Alat a. Lampu senter b. Gelas kimia c. Batang pengaduk d. Silinder ukur e. Pipet f. Tebung reaksi 2. Bahan a. Susu b. Air garam c. Kopi d. Cuka e. Susu H. Prosedur Kerja a. Efek Tyndall

1) Siapkan 3 buah gelas kimia dan satu silinder ukur untuk mengisi larutan pada gelas kimia

2) Masukkan 10 mL campuran susu dan air ke dalam tabung reaksi

3) Ambil senter dan arahkan berkas sinarnya ke larutan yang terdapat dalam tabung reaksi. Kemudian beri latar kertas putih sebagai wadah pemantulan cahaya senter. Amati yang terjadi

4) Catat hasil pengamatan kalian.

(73)

Lampiran 04b

227 b. Koagulasi

1) Pengaruh penambahan asam a) Siapkan 1 buah gelas kimia b) Masukkan 50 ml air

c) Tambahkan 1 sendok susu bubuk dan aduk hingga terlarut sempurna d) Masukkan 2 ml campuran susu ke dalam tabung reaksi

e) Tambahkan 10 tetes cuka

f) Amati dan catatlah hasil pengamatan anda 2) Pengaruh suhu

a) Siapkan 1 buah tabung reaksi

b) Masukkan 1 sendok putih telur dan panaskan c) Amati dan catatlah hasil pengamatan anda. I. Data Pengamatan

a. Sifat efek tyndall

No Campuran Warna larutan

(bening atau keruh)

Menghamburkan cahaya atau tidak 1. Susu dan air

2. Air dan garam 3. Air dan kopi b. Koagulasi

No Larutan Menggumpal/tidak

(74)

Lampiran 04b

228 2. Putih telur yang dipanaskan J. Pertanyaan

1. Dari hasil pengamatan anda, jelaskan bagaimana sifat koloid terhadap cahaya!

2. Dari hasil pengamatan anda, jelaskan bagaimana sifat koloid terhadap penambahan asam dan sifat koloid terhadap suhu!

Gambar

Gambar 1.1 a. Partikel larutan. b. Partikel koloid. c. Partikel suspensi    Contoh larutan, koloid dan suspensi dalam kehidupan sehari-hari:
Tabel 1.2  Jenis-Jenis Koloid  Fase  Terdispersi  Fase  Pendispersi  Nama jenis Koloid  Contoh  Padat  Cair   Gas   Padat   Sol padat  Emulsi padat Busa padat
Gambar 1.2 Efek Tyndall (a) larutan (b) koloid  2.  Gerak Brown
Gambar 1.7 Proses Dialisis  C.  Koloid Liofil dan Liofob

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik diminta membuat rangkuman serta berlatih mengerjakan soal-soal mengenai pengertian dan penggolongan koloid.. Pertemuan

pemisahan akan mendapatkan lebih stabil komponen ringan ke dalam fase cair karena molekul hidrokarbon ringan yang terpisah secara flash akan dikeluarkan pada tekanan

Fermertasi yang diagitasi dimana zat yang tak larut dalam air tersuspensi dalam fase cair.. Fermentasi yang diagitasi dimana zat cair yang tak larut dalam air tersuspensi dalam

melalui percobaan Jenis Tagihan : o Tugas individu o Tugas kelompok o Ulangan Bentuk Instrumen : o Tes tertulis o Performans o Laporan tertulis 12 JP Sumber : o Buku

Buih sabun atau detergen merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair sehingga disebut buih. Limbah akibat detergen sulit diuraikan

pemisahan akan mendapatkan lebih stabil komponen ringan ke dalam fase cair karena molekul hidrokarbon ringan yang terpisah secara flash akan dikeluarkan pada tekanan

(untuk air conditioni ng/AC, lift, escalator , pompa dan conveyor) Portofolio terkait kemampuan dalam pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air

Penerapan model pembelajaran PjBL pada materi koloid yaitu pada proses pembuatan es krim, dimana es krim sebagai contoh pemanfaatan sifat koloid yaitu emulsi cair yang terdapat pada