Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG
JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG
KOMODITAS INTERNAL REGIONAL
(Studi Kasus Barang Komoditas hasil perkebunan Internal- Regional Provinsi Jawa Tengah) Juang Akbardin1
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung Email : akbardien@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi wilayah mendorong perkembangan sistem supply – demand kebutuhan barang komoditas disuatu wilayah. Barang komoditas hasil perkebunan wilayah internal- regional mempunyai konstribusi yang besar terhadap industri manufaktur dan turunannya. Barang komoditas hasil perkebunan memerlukan waktu distribusi yang efisien sesuai dengan sistem jaringan jalan dan moda yang melayaninya. Sistem jaringan jalan yang terbagun mendorong dalam perilaku pemilihan rute berdasarkan parameter tingkat pelayanan jalan dengan sistem jaringan jalan yang dominan digunakan oleh lalu lintas jalan raya dalam distribusi pergerakannya. Pembebanan lalu lintas (Trip Assigment) sistem jaringan jalan berdasarkan produksi bangkitan pergerakan zona penghasil barang komoditas hasil perkebunan berdasarkan input – output barang komoditas internal – regional Provinsi Jawa Tengah. Dengan distribusi sebaran pergerakan barang komoditas hasil perkebunan yang menggunakan sistem jaringan jalan yang dominan digunakan lalu lintas, memungkinkan alternatif perubahan perutean sistem jaringan jalan dari disstribusi hasil perkebunan diwilayah internal – regional. Metode All or nothing digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi sistem jaringan jalan dengan moda yang dominan mengangkut adalah kendaraan barang dengan kapasitas angkut 6-8 ton. Pembebanan sistem jaringan jalan akan untuk mengidentifikasi kondisi tingkat pelayanan dan derajat kejenuhan jalan pada ruas – ruas jalan yang digunakan dalam pergerakan distribusi volume lalu lintas dari pengangkut hasil – hasil perkebunan di internal – regional Provinsi Jawa Tengah. Sehingga kemampuan infrastruktur jalan raya yang berkelanjutan dapat dikelola untuk mendukung sistem distribusi transportasi barang nasional dengan mengetahui kecepatan rata-rata jaringan dari produksi barang komoditas hasil perkebuanan.
Kata kunci : Pembebanan Jaringan Jalan, Transportasi Barang,Internal –Regional
1. PENDAHULUAN
Tujuan penelitian :
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah memodelkan sistem pembebanan jaringan jalan berdasarkan bangkitan pergerakan produksi komoditas hasil – hasil perkebunan di Jawa Tengah, dengan tujuna spesifik yaitu :
1. Pemodelan bangkitan pergerakan komoditas hasil – hasil perkebunan di Provinsi Jawa Tengah
2. Menganalisa dan mengestimasi hasil model bangkitan pergerakan komoditas hasil – hasil perkebunan Provinsi Jawa Tengah
3. Pemodelan pembebanan jaringan jalan di Jawa Tengah berdasarkan bangkitan pergerakan zona – zona produksi komoditas hasil – hasil perkebunan
4. Menganalisa kecepatan pergerakan sistem jaringan akibat pembebanan volume lalu lintas yang dilayani.pada system jaringan jalan di Provinsi Jawa Tengah
Batasan masalah
Untuk lebih mengarahkan dan mempertajam dalam penelitian ini, batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Kendaraan yang menjadi volume pemebebanan adalah jenis kendaraan yang dominan digunakan dalam pelayanan pengangkutan hasil – hasil perkebunan yaitu jenis kendraan 6.A atau kendraan truk 6 ton 2. Metode pembebanan yang digunakan berdasarkan model transportasi berdasarkan volume lalu lintas dari
hasil bangkitan pergerakan dengan metode newton rapson
3. Komoditas sampel perkebunan yaitu perkebunan teh di Jawa Tengah. 4. Simulasi pembebanan di modelkan dengan dibantu software saturn Lokasi penenlitian
Gambar 1. Peta Jaringan Jalan Jawa Tengah
2. KAJIAN PUSTAKA
Gambar. 2. Bangkitan dan Tarikan pergerakan Arus meninggalkan zona i
i
Arus memasuki zona d
Model bangkitan -tarikan pergerakan
Salah satu pendekatan untuk perencanaan transportasi dalam model perencanaan transportasi empat tahap adalah bangkitan lalu lintas (Trip Generation). Bangkitan dan tarikan pergerakan terlihat secara diagram pada gambar 2, (Wells, 1975), (dalam Tamin, 2000). Model Trip Generation pada umumnya memperkirakan jumlah perjalanan untuk setiap maksud perjalanan berdasarkan karakteristik tata guna lahan dan karakteristik sosio ekonomi pada setiap zona.
Model transportasi
Pemodelan transportasi merupakan proses penyebaran matriks asal tujuan pada suatu jaringan jalan sehingga menghasilkan arus lalulintas pada tahun rencana.
Matrik Asal Tujuan (MAT) merupakan data yang paling k o mp o n e n u t a m a y a n g digunakan dalam perencanaan dan pemodelan sistem transportasi,
Trip assignment
Pembebanan lalulintas (tripassignment) adalah suatu proses dimana permintaan perjalanan (yang d idapat dari tahap distribusi) dibebankan ke jaringan jalan. Tujuan trip assignment adalah untuk mendapatkan arus di ruas jalan dan/atau total perjalanan di dalam jaringan yang ditinjau.
Kecepatan arus
FV = (FV0+FVW) x FVSF x FVCS (1)
Dengan :
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati
FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak kereb penghalang FVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
Kapasitas Jalan
C = C0 x FCW x .FCSP x .FCSF x .FCCS (2) C = Kapasitas (smp/jam)
C0 = Kapasitas dasar (smp/jam) FCSP = Faktor penyesuaian distribusi FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSF = Faktor penyesuaian gangguan samping FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota Metode pemilihan rute
Pada tahap pembebanan rute, beberapa prinsip digunakan untuk membebankan Matriks Asal Tujuan pada jaringan jalan yang akhirnya menghasilkan informasi arus lalulintas pada setiap ruas jalan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan rute pada saat kita melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, biaya (bahanbakar dan lainnya), kemacetan dan antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya (jalan tol, arteri), pemandangan, kelengkapan rambu dan marka jalan, serta kebiasaan. Tidaklah praktis memodel semua faktor sehingga harus digunakan beberapa asumsi atau pendekatan. Klasifikasi model pemilihan rute berdasarkan asumsi yang melatarbelakanginya.
Model All or Nothing
Pemodelan Transportasi berdasarkan Arus Lalu Lintas
Total arus
V
ˆ
pada ruas jalan tertentu merupakan penjumlahan pergerakan antar zona didalam daerah kajian yang menggunakan ruas jalan tersebut, ditunjukkan pada persamaan (3).…(3) Komoditas yang bergerak antar zona didalam daerah kajian tersebut diwakili oleh suatu model kebutuhan akan transportasi dengan Model Gravity Opportunity (GO). Dengan total pergeraan Tid dengan zona asal i dan zona
tujuan d untuk semua tujuan pergerakan komoditas ditunjukkan persamaan (4)
…(4) Dengan komoditas yang bergerak dari zona I ke zona d ditunjukkan pada persamaan (5)
…(5)
Dengan memasukan persamaan (5) ke persamaan (3) persamaan dasar untuk model penaksiran kebutuhan akan transportasi dengan data arus lalu lintas ditunjukkan pada persamaan (6)
…(6)
Model Keseimbangan Wardrop
Konsep dasar analisis keseimbangan untuk jaringan jalan pertama kali dikemukakan oleh Wardrop (1952), yang dikenal sebagai prinsip Keseimbangan Wardrop, yang menyatakan bahwa : Dalam kondisi keseimbangan arus lalu lintas akan merekayasa dirinya sendiri dalam jaringan yang macet sedemikian rupa hingga tidak ada pengendara baru yang akan dapat mengurangi biaya perjalanannya dengan mengganti ke rute lainnya. Dengan kata lain dalam kondisi keseimbangan, semua rute yang dipilih mempunyai biaya yang sama, sementara rute yang tidak dipilih mempunyai biaya yang sama atau lebih besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem tersebut telah mencapai kondisi keseimbangan menurut pandangan pengguna
Kriteria konvergensi
Terdapat tiga tipe dasar kriteria konvergensi pada prosedur pembebanan batasan kapasitas, yaitu:
a. Dengan melihat perbedaan antara arus atau biaya ruas pada setiap pengulangan yang berturutan. Dengan perbedaan ini dapat dilihat apakah proses pengulangan selanjutnya akan menghasilkan perubahan yang berarti bagi arus atau biaya tersebut. Jika tidak, konvergensi dianggap sudah tercapai.
b. Dengan mengukur perbedaan antara asumsi hubungan biaya−arus pada saat awal pembebanan dengan hubungan biaya−arus pada saat akhir pembebanan.
c. Melihat potensi perbaikan yang dihasilkan apabila dilakukan proses pengulangan berikutnya.
Berdasarkan tiga tipe dasar tersebut, Van Vliet (dalam Tamin, 2) mengusulkan kriteria konvergensi pada pembebanan keseimbangan δ yang sering digunakan untuk melihat seberapa dekat solusi terhadap kondisi keseimbangan:
(7) Dengan :
Cidr− Cid adalah selisih biaya pada rute tertentu dan biaya minimum untuk pasangan (i,d). Biaya ini dihitung setelah pengulangan selesai dan total pergerakan didapatkan untuk setiap ruas jalan. Karena itu, δ adalah nilai yang dihasilkan oleh selisih antara biaya rute optimal dan biaya rute tidak-optimal.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan pada penelitian Studi Pembebanan Sistem Jaringan Jalan Transportasi Barang Jalan Raya Berdasarkan Distribusi Pergerakan Barang Komoditas Internal Regional dengan studi kasus Barang Komoditas hasil perkebunan Internal- Regional Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi faktor –faktor pada masing – masing zona yang memerlukan banyak data, informasi yang sangat komplek dan untuk keakuratannya perlu pendekatan variable penentu dalam penelitian ini yaitu :
Penentuan variabel model bangkitan hasil perkebunan Variabel Dependen
Y1 = Oi = Bangkitan Pergerakan Komoditas hasil perkebunan Variabel Independen
X1 = Vaiabel bebas penduduk X2 = Vaiabel bebas PDRB
X3 = Variabel bebas barang berdasarkan IO zona hasil perkebunan di Jawa Tengah X4 = Variabel bebas panjang jalan nasional di Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah X5 = Variabel bebas panjang jalan propinsi di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X6 = Variabel bebas panjang jalan kabupaten di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X7 = Variabel bebas kondisi jalan baik di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X8 = Variabel bebas kondisi jalan sedang di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X9 = Variabel bebas kondisi jalan rusak di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X10 = Variabel bebas kondisi jalan rusak berat di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X11 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah X12 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang dengan kepemilikan status perseorangan X13 = Variabel bebas jumlah kendaraan barang dengan kepemilikan status perusahaan b0 = konstatanta
Uji model
UJi Determinasi
…(8)
Kalibrasi Model Gravity
Kalibrasi Model Gravity Metode Regresi Linier dengan fungsi hambatan eksponential negative Metode kalibrasi dengan analisa regresi linear untuk mencari parameter model dilakukan melalui tahapan pada persamaan berikut,:
(9)
Dengan Trasnformasi linier maka : loge Tid = Yi dan Cid = Xi
Diagram Kalibrasi Newton Raphson
Gambar 3. Diagram Alir Pemodelan Mulai
Menentukan Oi dan Dd
Nilai awal parameter β
Menghitung Fungsi Hambatan
2 id id id 2 F F F : ;
(eksponential negatif, pangkat, tanner)
Menghitung : Faktor Penyeimbang (BF)
2 2 i d i i i d 2 2 A B A A A ; B ; ; ; ;
(sesuai dengan fungsi hambatan yang digunakan)
Menghitung 2 id id id 2 T T f T ; ; ; f ;
(sesuai dengan metode penaksiran)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemodelan bangkitan Pergerakan Komoditas Hasil Perkebunan Teh di Jawa Tengah
Pemodelan bangkitan pergerakan hasil perkebunan the dijawa tengah di modelkan dengan model regresi linier berganda dengan hasil model ditunjukkan pada persamaan (11) :
Yi = 3.91 + 0.871 X1 + 0.0928 X2 - 0.0023 X3 + 0.0208 X4 + 0.0201 X5 + 0.019 X6 + 0.0187 X7 - 0.0479 X8 - 0.0106 X9 - 0.0215 X10 (11)
Dengan uji normal litas model regresi linier berganda yang ditunjukkan pada gambar
Gambar 4. Uji Normalitas Model Regresi berganda pada Model bangkitan Hasil Perkebunan
Berdasarkan hasil bangkitan pergerakan tersebut selanjutnya diestimasi model berdasarkan data masing masing zona yang mempunyai produksi hasil perkebunan teh di Jawa Tengah. Simulasi pemodelan dilakukan dengan metode komputasi dengan hasil yang ditunjukkan pada gambar (5)
0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 RESI2 Pe rc en t Mean -3.85723E-15 StDev 0.1677 N 35 KS 0.122 P-Value >0,150
Probability Plot of RESI2
Pemodelan pembebanan jaringan Jalan di Jawa Tengah
Berdasarkan data jaringan jalan di Jawa Tengah di peroleh kapasitas Jalan yang berada di Jawa Tengah berdasarkan lebar jalan atau ruang milik jalan sesuai dengan tipe jalan.
Tabel 1. Kapasitas Jalan yang ada di Jawa Tengah
Sumber
: Analisa
Data 2017
Simulasi Pembebanan Jaringan Jalan berdasarkan bangkitan pergerakan barang komoditas hasil perkebunan digunakan dengan bantuan software Saturn. Bangkitan barang komoditas diangkut dengan kendaraan truk kapasitas 6- 8 ton pada lalu lintas yang direncanakan ditunjukkan pada gambar (6)
Gambar 6. Simulasi Pembebanan Jaringan Jalan di Jawa Tengah berdasarkan Model Bangkitan Hasil Perkebunan
Berdasarkan pemodelan pembebanan sistem jaringan berdasarkan produksi bangkitan pergerakan komoditas hasil perkebunan the menunjukkan bahwa zona – zona penghasil produksi perkebunan the berkecenderungan menggunakan jalur – jalur utama antar zona untuk menentukan pemilihan rute pergerakan lalu lintasnya dengan ditunjukkan pada jaringan yang mempunyai kepadatan yang cukup pada ruas – ruas yang dilayani. Dengan hasil pembebanan jaringan yang diakibatkan volume produksi bangkitan pergerakan komoditas hasil perkebunan diperoleh kecepatan rata –rata jaringan 30 km/ jam . Dari model yang dihasilkan selanjutnya divalidasi model yang dihasilkan dengan data traffic counting yang dilakukan dengan pendekatan data sekunder untuk menguji keakuaratan model. Validasi model yang dilakukan dengan berdasarkan data IRMS 2016 yang divalidasi dari amsing – masing zona. Hasil validasi pemodelan pembebanan jarinngan berdasarkan produksi komoditas hasil perkebunan ditunjukkan pada gambar. (7)
Gambar 7. Validasi Model Pembebanan Jaringan Jalan di Jawa Tengah berdasarkan Model Bangkitan Hasil Perkebunan
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pembahasan dari penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
1. Produksi bangkitan pergerakan komoditas hasil perkebunan mempunyai kontribusi pergerakan lalu lintas jalan raya .
2. Volume lalu lintas yang diakibatkan karena bangkitan pergerakan produksi komoditas hasil perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan dalam pembebanan jaringan jalan dengan.
3. Kecepatan volume lalu lintas jaringan jalan akibat pembebanan volume pergerakan komoditas hasil perkebunan menyebabkan kecepatan rata- rata jaringan 30 km/jam
Sehingga pengembangan sistem jaringan jalan berdasarkan lokasi pengembangan zona – zona produksi yang berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah memerlukan pengembangan kapasitas jalan dan jalur jalur baru ubtuk efektitas dan efiseiensi jalur distribusi yang lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Akbardin J., Parikesit, D. Riyanto, B. Mulyono. A.T. (2016) Modeling Study of Generating-Trip Transportation in the Border Zone Area Based on Conditions of Transportation’s Infrastructure: A Case Study in the Central Java Province-Indonesia
Edward, K. Morlok (1991). Pengantar teknik dan perencanaan Transportasi, cetakan ke empat, Erlangga, Jakarta – Indonesia.
Friesz, T.L.,J. Gottfried and E.K. Morlok (1986). A Sequential shipper-carrier Network Model for predicting Freight Flows, Transportation Science, 20 (1), pp. 80-91
Ghozali, Imam (2001) Aplikasi Analisis Multivariate dengan IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro , Semarang
Holguin-Veras, J. and Thorson, E (2000) Trip length Distributions in Commodity-based and Trip-Based Freight Demand Modelling, Transportation Research Record 1707, pp37-48
Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Tamin Z. Ofyar (2000), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi kedua, ITB Bandung.