RINGKASAN
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada September 2011 sebanyak 1.421.400 orang (10,83 persen), angka ini berkurang sebanyak 59.900 orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret 2011 yang berjumlah 1.481.300 orang (11,33 persen).
Selama periode Maret – September 2011, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang sebanyak 20.900 orang dan di daerah perkotaan berkurang sebanyak 39.000 orang.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tidak terlalu jauh berbeda. Pada September 2011, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 11,53 persen dan di daerah perkotaan sebesar 10,10 persen.
Pada September 2011 garis kemiskinan Sumatera Utara secara total sebesar Rp263.209,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp288.023,- dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp239.208,- per kapita per bulan.
Pada periode Maret - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
No. 06/01/12/Th. XV, 2 Januari 2012
PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2011
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Sumatera Utara Maret - September 2011
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan September 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.421.400 orang atau sebesar 10,83 persen terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2011 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.481.300 orang atau 11,33 persen.
Dengan demikian, ada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 59.900 orang serta penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,50 point. Perkembangan tingkat kemiskinan mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2011, ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara Tahun 1999 – 2011
Tahun Jumlah
(ribu jiwa)
Persentase (%)
(1) (2) (3)
Februari 1999 1 972,7 16,74
Februari 2002 1 883,9 15,84
Februari 2003 1 889,4 15,89
Maret 2004 1 800,1 14,93
Juli 2005 1 840,2 14,68
Mei 2006 1 979,7 15,66
Maret 2007 1 768,4 13,90
Maret 2008 1 613,8 12,55
Maret 2009 1 499,7 11,51
Maret 2010 1 490,9 11,31
Maret 2011 1 481,3 11,33
September 2011 1 421,4 10,83
Sumber : Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Jumlah penduduk miskin Sumatera Utara yang berada di daerah perdesaan pada September 2011 sebanyak 769.300 orang dan di daerah perkotaan sebanyak 652.100 orang. Jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal pada masing-masing daerah tersebut, maka persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 11,53 persen, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 10,10 persen.
Tabel 2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara menurut Daerah Maret – September 2011
Daerah
Jumlah (ribu jiwa)
Persentase (%) Maret
2011
September 2011
Maret 2011
September 2011
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan 691,1 652,1 10,75 10,10
Perdesaan 790,2 769,3 11,89 11,53
Kota + Desa 1 481,3 1 421,4 11,33 10,83
Sumber : Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
2. Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang.
Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada September 2011 garis kemiskinan Sumatera Utara sebesar Rp263.209,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp288.023,- per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp239.208,- per kapita per bulan.
Dibanding Maret 2011, garis kemiskinan Sumatera Utara pada September 2011 naik 6,75 persen. Garis kemiskinan di perkotaan naik 6,00 persen dan garis kemiskinan di perdesaan naik 7,64 persen. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2011, perkembangan garis kemiskinan ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3.
Garis Kemiskinan Sumatera Utara Tahun 2004-2011 (Rp/Kapita/Bulan)
Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa
(1) (2) (3) (4)
Maret 2004 142 966 114 214 122 414
Juli 2005 175 152 117 578 143 095
Mei 2006 184 694 142 095 155 810
Maret 2007 205 379 154 827 178 132
Maret 2008 218 333 171 922 193 321
Maret 2009 234 712 189 306 210 241
Maret 2010 247 547 201 810 222 898
Maret 2011 271 713 222 226 246 560
September 2011 288 023 239 208 263 209
3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan yang menyangkut kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Tabel 4
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sumatera Utara, Maret - September 2011
Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa
(1) (2) (3) (4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Maret 2011 1,84 1,85 1,84
September 2011 1,35 2,24 1,80
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2011 0,53 0,49 0,51
September 2011 0,31 0,63 0,47
Sumber : Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Pada periode Maret - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,84 pada Maret 2011 menjadi 1,80 pada September 2011. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,51 menjadi 0,47 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di daerah perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Pada September 2011, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan hanya 1,35 sementara di perdesaan mencapai 2,24. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan untuk perkotaan hanya 0,31 sedangkan diperdesaan mencapai 0,63.
4. Penjelasan Teknis dan Sumber Data
a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori (kkalori) per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas yang meliputi padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, serta minyak dan lemak, dll.
d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2011 adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) September 2011. Jumlah sampel secara Nasional sebanyak 75.000 rumatangga dan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 4.740 rumahtangga. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditas Kebutuhan Dasar) yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditas pokok bukan makanan.
Medan, 2 Januari 2012 Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara
Drs. Suharno, MSc.
NIP 19550106 197703 1 002 Medan, 2 Januari 2012 Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara