• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. SD Negeri 26 Bandar Baru 1 Tahun Ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. SD Negeri 26 Bandar Baru 1 Tahun Ajaran"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu.

Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pem-bangunan pendidikan nasional ini adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”

Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Dunia Pendidikan kini dihadapkan pada suatu persoalan baru yaitu hadirnya wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang pertama kali terdeteksi muncul di cina tepatnya di kota Wuhan Tiongkok pada akhir tahun 2019, mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang dalam waktu yang relatif singkat. Hampir kurang lebih 200 negara di dunia terjangkit virus korona termasuk Indonesia.

Berbagai upayapun telah dikerahkan yang menguras energi bangsa dalam rangka pencegahan, pengobatan dan sebagainyapun telah dilakukan dalam memotong mata

(2)

rantai penyebaran virus corona, dari pembuatan regulasi kebijakan oleh pemerintah muali dari Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan masker, membiasakan cuci tangan dengan sabun di air mengalir/Hansanitizer, menjaga imunnnitas tubuh, jaga jarak (Psychal distancing), menghindari kerumunan banyak oarang dalam satu tempat (social distancing), Isolasi mandiri hingga lockdown di beberapa wilayah termasuk kota- kota besar di negera kita sudah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus korona.

Kehadiran pandemi Corona Virus Disease (Covid-2019), menyingkapkan sejumlah persoalan genting yang menghantui bangsa ini, meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan bangsa hingga melahirkan problem socio-cultural multi dimensi baik politik, sosial, budaya, ekonomi hingga ketahan mental baik fisik maupun sprirtual yang harus segera diatasi karena menyangkut keberlangsungan hidup dan kemandirian jati diri bangsa termasuk didalamnya layanan pendidikan pada sekolah secara khusus.

Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdampak penyebaran Covid-19. Selain itu di beberapa daerah di wilayah Indonesia terdapat juga yang terdampak musibah atau bencana lain walaupun bersifat lokal. Dalam kondisi apapun, negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu negara berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan pendidikan di sekolah. Menyadari letak geografis wilayah Indonesia sebagai daerah kepulauan dengan keadaan yang berbeda-beda, perlu dirumuskan regulasi yang dapat menjadi solusi agar kegiatan pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat apapun. Sebab Belajar tidak pernah mengenal kata berhenti, dalam kondisi apapaun tanpa menganal ruang dan waktu. Namun dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran.

Pada masa darurat Covid-19, sekolah telah menyiapkan sejumlah strategi dan program guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas serta kemampuan sekolah. Mulai menugaskan peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua hingga bentuk-bentuk lain yang membuat keberadaan peserta didik tetap terlayanan pada kebutuhan belajaranya sesuai dengan batas kemampuan yang ada. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Upaya-upaya tersebut dalam rangka mengoptimalkan layanan pendidikan di sekolah di masa darurat.

Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum semua sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online/daring (dalam jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala ditemukan antara lain; keterbatasan SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki peserta didik, kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota internet peserta didik yang disediakan orang tuanya, dan sebagainya. Selain itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat Covid-19 antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi dan kesiapan masing-masing sekolah.

Implementasi Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada Sekolah, terutama jenjang Sekolah Dasar menuntut adanya perubahan paradigma pada

(3)

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah, tetapi peserta didik dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang semula lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas, kini berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan peserta didik menjadi satu kesatuan yang saling mendukung, dengan prinsip bahwa semua kita adalah guru, semua kita adalah murid dan semua tempat adalah kelas, nampaknya menjadi oase ditengah dahaga akan prestasi anak bangsa.

Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian peserta didik. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada peserta didik, agar terwujud pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami kebosanan belajar dari rumah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat berjalan dengan baik dan optimal, maka SD Negeri 26 Bandar Baru telah menyusun Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, sebagai acuan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa darurat pada Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada SD Negeri 26 Bandar Baru ini disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dengan melibatkan unsur; guru, konselor, komite sekolah, Kepala Sekolah, praktisi pendidikan, pengawas pembina dan unsur stakeholder lainnya.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 1. Landasan Filosofis

Secara filosfis Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 yang dikembangkan pada SD Negeri 26 Bandar Baru dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kurikulum sekolah merupakan kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan sekolah;

b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran. Karenya kurikulum memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di sekolah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;

c. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism);

d. Negara menjamin seluruh lapisan masyarakat untuk mendapat layanan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, termasuk pada Masa Darurat Covid-19;

Dalam rangka menjamin terselenggaranya pendidikan dan pembelajaran di sekolah pada Masa Darurat Covid-19 perlu disusun Kurikulum Sekolah 2013

(4)

Masa Pandemi Covid-19 agar proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013

Secara Yuridis pengembangan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 pada SD Negeri 26 Bandar Baru antara lain :

1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

4. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Standar Nasional Pendidikan 5. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter

6. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti 7. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan 8. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

9. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses 10. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

12. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Dikdasmen

13. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Dikdasmen

14. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

15. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 16. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Dikdasmen

Permendikbud N0 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Pada Dikdasmen

17. Permendikbud No 195 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013

18. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013

19. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016 Tentang KI dan KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

20. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pada Satuan Pendidikan.

21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

22. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2021/2022 dan Tahun Akademik 2021/2022 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada masa darurat pandemi untuk mencapai tujuan pendidikan di dengan mempertimbangkan antara lain:

(5)

1. Pada masa darurat pandemi, seluruh peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua :

2. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan,dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun psikologi;

3. Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan, maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan.

Ada pun 14 prinsip itu adalah :

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

Pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan.

Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan peserta didik mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan bertanya.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber;

Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti informasi dari buku peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta didik dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu peserta didik memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

(6)

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

Mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan peserta didik.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

Di sini peserta didik belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang peserta didik harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat peserta didik melihat, meraba, merasa dengan panca indranya.

Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas peserta didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.

(7)

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat peserta didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.

11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.

Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk peserta didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan peserta didik untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak peserta didik tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta didik akan jomplang daripada peserta didik yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan kolaborasi, dan biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.

Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihanimplementasi Kurikulum 2013.

E. Konsep Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat pandemi. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh setiap satuan pendidikan sekolah. Mempertimbangkan kondisi darurat pandemi setiap daerah dan sekolah berbeda, maka implementasi

(8)

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 setiap satuan pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Dalam menyusun Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolahnya. Sekolah dapat melakukan modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya. Misalnya dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga mata pelajaran yang diajarkan, terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan sebagainya.

Pada masa darurat pandemi Covid-19, seluruh peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan ataupemantauan oleh guru dan orang tua.

Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, kedisiplinan, kemandirian dan aspek sosial lainnya.

Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19 hanya diterapkan pada masa darurat pandemi Covid-19. Bila kondisi sudah normal kembali, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya.

(9)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN VISI MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah

”Terwujudnya Siswa Yang Unggul, Berprestasi Dengan Dilandasi Iman dan Taqwa Serta Berbudaya Lingkungan”

C. Misi Sekolah

Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Menumbuh kembangkan pola berfikir dan stategi bertindak yang unggul serta berakhlakul karimah bagi warga sekolah.

2. Meningkatkan pembiasaan akhlak mulia melalui kegiatan keagamaan dan pembelajaran.

3. Meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik dalam berbagai kegiatan sehingga unggul disetiap kompetensi.

4. Mengengkan potensi akademik dan non akademik peserta didik secara periodik 5. Meningkatkan pelayanan kepada seluruh warga sekolah

6. Menimplementasikan sekolah berbudaya lingkungan dengan menciptakan sekolah yang bersih, rindang, aman, nyaman, sehat dan rapi.

D. Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.

1. Seluruh warga sekolah terutama pendidik dan tenaga kependidikan, memiliki pola berfikir unggul dan strategi yangn akhlakul karimah, khususnya dalam menyikapi keragaman karakteristik peserta didik.

2. Seluruh peserta didik dapat melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi.

3. Menjadi sekolah terunggul dalam bidang akademik (OSN) dan non akademik (Adiwiyata Tahun 2016), O2SN, baik tingkat local, regional, nasional, maupun global.

4. Pelayanan terhadap warga sekolah secara optimal, sehingga kenyamanan tercipta dengan baik antara hak dan kewajiban.

5. Terwujudnya sekolah berbudaya lingkungan yang bersih, sehat, aman rindang, dan tertata rapi.

6. Menjadi sekolah berbudaya lingkungan terbaik ditingkat Provinsi Aceh.

Motto : LISALATIP (Lihat Sampah Lansung Kutip)

(10)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten atau mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten atau mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu.

Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran, apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar.

Tabel 1

Struktur Kurikulum

No Mata Pelajaran

Kelompok A

Alokasi Waktu Belajar Perminggu

I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia

4 Matematika

5 Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial

74 75 76 78 78 78 78 78 78 77 76 76

78 79 76 77 80 83 77 78 82 76 77 80 79 80 82 79 80 80 Kelompok B

1 Seni Budaya dan Keterampilan

2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Muatan Lokal

1 Bahasa Aceh 2 Tahfiz / PBI Pengembangan Diri

77 78 80 80 80 82 78 78 80 80 80 83

76 76 76 78 78 77 78 77 77 77 78 77

(11)

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.

Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri 26 Bandar Baru antara lain Pramuka, Seni, Usaha Kesehatan Sekolah, Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dan Tahfiz.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut

B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum 2013 SD Negeri 26 Bandar Baru meliputi sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.

1. Mata Pelajaran

Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.

(12)

1. Pendidikan Agama Islam Tujuan :

a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

2. Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

3. Bahasa Indonesia Tujuan:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

4. Matematika Tujuan:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

(13)

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

5. Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memacahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

(14)

7. Seni Budaya dan Prakarya Tujuan:

a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.

b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.

c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.

d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan Tujuan:

a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

d. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

2. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara:

1. Identifikasi

a. Daya dukung dan potensi.

b. Bakat dan minat peserta didik.

(15)

2. Pemetaan

a. Jenis layanan pengembangan diri.

b. Petugas yang melayani.

c. Peserta didik yang dilayani

3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).

a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan ) b. Monitoring Pelaksanan

c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan dan akuntable)

Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan pengembangan diri. Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:

1. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri atas:

a. Pramuka

b. Unit Kesehatan Sekolah c. Seni

d. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) e. Tahfiz

2. Kegiatan Pembiasaan

Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:

a. Pembiasaan Rutin

Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD Negeri 26 Bandar Baru adalah sebagai berikut :

1) Sholat berjamaah

2) Upacara bendera setiap hari senin 3) Berdoa sebelum dan sesudah belajar

4) Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al Qur’an

5) Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas.

6) Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar 7) Membaca buku di perpustakaan.

b. Terprogram

Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah.

8 (delapan) Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat

(16)

1) Pekan Kreatifitas dan olahraga 2) Peringatan Hari Besar Nasional

3) Karyawisata, darmawisata, study tour 4) Pekan Olahraga antar kelas

5) Bina Olimpiade MIPA c. Spontan

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.

1) Membiasakan memberi salam.

2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.

3) Membiasakan antri.

4) Membiasakan membantu teman yang kena musibah.

5) Berdiskusi dengan baik dan benar.

6) Kerja bakti.

3. Kegiatan Keteladanan

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada peserta didiknya.

a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah

c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal e. Memberi contoh penampilan sederhana f. Menanamkan budaya membaca

g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah h. Memuji hasil kerja peserta didik yang baik.

4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI b. Peringatan Hari Pahlawan

c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional d. Upacara

e. Seminar Pendidikan

5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri

Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SD Negeri 26 Bandar Baru adalah keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ulangan dengan computer atau handphone atau kegiatan pembelajaran interaktif.

3. Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Negeri 26 Bandar Baru kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu.

Jam belajar SD Negeri 26 Bandar Baru adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik

(17)

aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.

Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Tabel 2 :

Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri 26 Bandar Baru

Kelas

1 2 3 4 5 6

Satu jam pembelajaran

tatap muka/menit

35 35 35 35 35 35

Jumlah jam pembelajaran

Per Minggu 30 32 34 36 36 36

Minggu Efektif persemester Tahun Ajaran

38 38 38 38 38 38

Waktu pembelajaran Per Tahun

1140 jam pembelajaran (39900 menit) 1216 jam pembelajaran

(41230 menit) 1292 jam pembelajaran

(42560 menit) 1368 jam pembelajaran

(47880 menit) 1368 jam pembelajaran

(47880 menit) 1368 jam pembelajaran

(47880 menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %.

Contoh perhitungan pemberian tugas.

4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.

Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.

Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis pengembangan yang di pilih.

4. Penilaian

Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

(18)

semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/sekolah.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 65%.

Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran.

Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.

Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake peserta didik, dan saran prasarana.

Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SD Negeri 26 Bandar Baru Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 3 :

Standar Hasil Belajar/SKBM

KOMPONEN KELAS dan KKM

KELOMPOK A I II III IV V VI

1. Pendidikan Agama 74 75 76 78 79 76

2. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan 78 78 78 77 80 83

3. Bahasa Indonesia 78 78 78 77 78 82

4. Matematika 77 76 76 76 77 80

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 79 80 82

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 79 80 80

KELOMPOK B I II III IV V VI

7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan MUATAN LOKAL

77 78 78 78

80 80 80 80

80 82 80 83

9. BAHASA ACEH 76 76 76 78 78 77

10. TAHFIZ 78 77 77 77 78 77

C. PENGEMBANGAN DIRI MINIMAL BAIK

(19)

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1) Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SD Negeri 26 Bandar Baru sebagai berikut :

1. Peserta didik sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua StandarKompetensi Dasar dan indikator.

2. Kehadiran peserta didik minimal 75%

3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

2) Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah:

1. Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.

2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarga negaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.

3. Persentasi kehadiran minimal 75%

4. Lulus Ujian Sekolah.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

1) Kurikulum untuk SD Negeri 26 Bandar Baru memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.

(20)

BAB IV

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Tabel 4 :

Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III

KOMPETENSI INTI KELAS I DAN KELAS II KOMPETENSI INTI KELAS III 1. Menerima dan menjalankan ajaran

agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

(21)

Tabel 5 :

Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI

KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan

ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar

1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.

Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

(22)

BAB V

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)

Kurikulum SD Negeri 26 Bandar Baru menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi berbagai mata pelajaran ke dalam tema.

Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas I, II, IV, V, dan VI pada Kurikulum 2013.

Tabel 6.

Tema-Tema di Sekolah Dasar

KELAS I KELAS IV

1. Diriku

2. Kegemaranku 3. Kegiatanku 4. Keluargaku 5. Pengalamanku

6. Lingkungan Bersih dan Sehat 7. Benda, Binatang dan Tanaman di

Sekitar

8. Peristiwa alam

1. Indahnya Kebersamaan 2. Selalu Berhemat Energi

3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup 4. Berbagai Pekerjaan.

5. Pahlawanku

6. Indahnya Negeriku 7. Cita-citaku

8. Tempat Tinggalku

9. Makanan Sehat dan Bergizi

(23)

1. Hidup Rukun

KELAS II KELAS V

1. Benda-benda di Lingkungan Sekitarku 2. Bermain di Lingkunganku

3. Tugasku Sehari-hari 4. Aku dan Sekolahku 5. Hidup Bersih dan Sehat 6. Air, Bumi, dan Matahari

7. Merawat Hewan dan Tumbuhan 8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

2. Peristiwa dalam Kehidupan 3. Kerukunan dalam bermasyarakat 4. Sehat itu Penting

5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan 7. Sejarah Peradaban Indonesia 8. Ekosistem

9. Lingkungan Sahabat Kita

KELAS III

1. Perkembangbiakan Hewan Dan Tumbuhan

2. Perkembangan Teknologi 3. Perubahan Di Alam 4. Peduli Lingkungan Sosial 5. Permainan Tradisional 6. Indahnya Persahabatan 7. Energi Dan Perubahanya 8. Bumi dan Alam Semesta

KELAS VI 1. Selamatkan Mahluk Hidup 2. Persatuan Dalam Perbedaan 3. Tokoh dan Penemuan 4. Globalisasi

5. Wirausaha

6. Menuju Masyarakat Sehat 7. Kepemimpinan

8. Bumiku

9. Menjelajah Angkasa Luar

B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)

Menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu :

1. Mengamati;

2. Menanya;

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan 5. Mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :

(24)

Tabel 7:

Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya Langkah

Pembelajaran Mengamati Menanya

Mengumpulkan informasi/

eksperimen

Mengasosiasikan/

mengolah informasi

Mengkomunikasik an

Kegiatan Belajar Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

 Melakukan eksperimen

 Membaca sumber lain selain buku teks

 Mengamati objek/

kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber

 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

 Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Kompetensi yang Dikembangkan Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

(25)

C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)

Dalam melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik yang di kembangkan

1. Penilaian Sikap a. Observasi b. Penilaian Diri

c. Penilaian Antarteman d. Jurnal Catatan Guru 2. Penilaian Pengetahuan

a. Tes Tulis b. Tes Lisan c. Penugasan

3. Penilaian Keterampilan a. Penilaian Kinerja b. Penilaian Proyek c. Penilaian Portofolio

(26)

BAB VI

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/sekolah mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/sekolah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:

a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari lbur sekolah/sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SD Negeri 26 Bandar Baru disusun dengan berpedoman kepada Keputusan Bersama Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Nomor: 420 / B-1 / 5209 / 2020 dan 159 Tahun 2020 tanggal 19 Mei 2020 tentang Kalender Pendidikan dan Hari Efektif, Hari Efektif

(27)

Fakultatif, dan Hari Libur Bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Aceh Tahun 2021/2022 maupun Kalender Pendidikan Lingkup Wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten yang disesuaikan dengan program sekolah.

Tabel 8:

Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II

Semester

II

Bulan Januari 2022 Februari 2022

Maret 2022 April 2022

Mei 2022 Juni 2022

Hari

Minggu Libur Efektif Jumlah

4 7 20 31

4 5 20 29

5 5 21 31

4 5 21 30

4 17 10 31

4 12 14 30

Jumlah 25 51 106 182

Semester Bulan Hari

I

Minggu

Juli 2021 5

Agustus 2021 4

September 2021 5

Oktober 2021 4

November 2021 4

Desember 2021 5

Jumlah 27

Libur 13

5 4 4 5 11 42

Efektif 13 22 21 23 21 15 115

Jumlah 31 31 30 31 30 31 184

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langusng untuk :. Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan jalan ruas

Pada 2 penelitian RCT yang mengikutsertakan 105 wanita infertil yang menderita endometriosis ringan sampai sedang, menunjukkan bahwa dengan terapi danazol, angka kehamilan

Haiqal berbekalkan sebuah manuskrip lama yang diterima daripada seorang gadis berbangsa Cina yang tidak dikenalinya telah pergi ke kampung halaman ayahnya, Abdullah Kayan..

Didalam persaingan jual beli suatu produk dari dalam maupun luar negeri sangatlah berat. Suatu merek yang baru start-up untuk dapat dikenali akan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat penyertaan dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Reservoir Karbonat: Diagenesa

Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil kelamin adalah kutil yang

Dari segi perbankan, penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank-bank kepada masyarakat akan mengandung risiko berupa tidak lancarnya dalam pembayaran yang telah

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir