• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUB BIDANG PEMELIHARAAN"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :

TANGGAL :

STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2010

(2)

DAFTAR ISI

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.301.01 ... 1 Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Turbin Uap. ... 1 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.302.01 ... 11

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Turbin Gas... 11 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.303.01 ... 21

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Turbin Air. ... 21 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.304.01 ... 31

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). ... 31 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.305.01 ... 41

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Pompa, Kompresor dan Fan. ... 41 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.306.01 ... 51

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Heat Exchanger. ... 51 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.307.01 ... 61

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Coal dan Ash Handling System. ... 61 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.308.01 ... 71

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Cooling Tower. ... 71 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.309.01 ... 81

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Mesin Diesel. ... 81 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.310.01 ... 91

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Mesin-Mesin Listrik. ... 91 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.311.01 ... 101

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Instalasi Listrik. ... 101 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.312.01 ... 111

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Peralatan Proteksi dan Meter Listrik. ... 111 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.313.01 ... 121

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Peralatan Kontrol dan Instrumen. ... 121 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.314.01 ... 131

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Alat Berat dan Tools. ... 131 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.315.01 ... 141

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

(3)

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.316.01 ... 151 Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Perlengkapan Bangunan Gedung dan Jalan Jembatan. ... 151 Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.317.01 ... 161

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan

Lingkungan. ... 161

(4)

STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.301.01

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Uap.

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Uap sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan bukti

yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.

1.1 Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases.

1.2 Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan.

1.3 Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi

dipastikan.

1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi.

1.4 Kecukupan bukti ditunjukkan untuk

memperlihatkan pencapaian secara

konsisten dari standar yang dispesifikasikan

1.5 Dokumen berupa biodata (riwayat diklat,

riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan

dll.). yang relevan dan sesuai dengan

standar kompetensi akan diverifikasi

dalam proses asesmen

(5)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Menetapkan

instrumen asesmen yang sesuai.

2.1 Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik.

2.2 Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases.

2.3 Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan.

2.4 Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian

3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.

3.1 Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi

3.2 Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi.

3.3 Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi.

3.4 Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan.

3.5 Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi.

4. Membuat perencanaan asesmen.

4.1 Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen.

4.2 Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen.

4.3 Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen.

4.4 Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan

guna memenuhi prinsip kecukupan,

reliabilitas, validitas dan bukti yang adil

sesuai prosedur asesmen.

(6)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 5. Mengorganisir

asesmen. 5.1 Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur.

5.2 Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan.

5.3 Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur.

5.4 Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen.

5.5 Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases.

6. Mengumpulkan

bukti. 6.1 Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen.

6.2 Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti.

6.3 Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai

dengan prosedur asesmen.

(7)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 7. Membuat

keputusan asesmen

7.1 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi:

7.1.1 Validitasnya.

7.1.2 Keasliannya.

7.1.3 Kecukupannya.

7.1.4 Kekiniannya.

7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan.

7.2 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu:

7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur.

7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.2.3 Mampu menanggulangi per- masalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen

7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur

7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.3 Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen.

8. Merekam hasil

asesmen 8.1 Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur.

8.2 Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan

akses terhadap rekaman asesmen hanya

dapat dilakukan oleh petugas yang

berwenang sesuai dengan prosedur.

(8)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 9. Memberikan

umpan balik kepada asesi

9.1 Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan.

9.2 Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi.

9.3 Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen.

9.4 Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.

10. Melaporkan pelaksanaan asesmen

10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.

1. Batasan Variabel

1.1 Sistem Asesmen dapat dikembangkan oleh:

1.1.1 Regulator Ketenagalistrikan.

1.1.2 Industri Ketenagalistrikan.

1.1.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan.

1.1.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan.

1.1.5 Atau kombinasi.

1.2 Sistem Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan:

1.2.1 Tujuan asesmen.

1.2.2 Persyaratan kompetensi asesor.

1.2.3 Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.

(9)

1.2.4 Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi.

1.2.5 Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi.

1.2.6 Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen.

1.2.7 Mekanisme penjamin mutu.

1.2.8 Pengaturan tentang verifikasi.

1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi:

1.3.1 Kemampuan komunikasi.

1.3.2 Latar belakang pendidikan.

1.3.3 Kemampuan fisik.

1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan.

1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases.

1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi:

1.4.1 Asesor kompetensi.

1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup:

1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen.

1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang:

a. Metode asesmen yang dipergunakan.

b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases.

c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten.

d. Jumlah asesor yang dibutuhkan.

e. Bukti yang dipersyaratkan.

f. Tempat atau lokasi asesmen.

g. Waktu asesmen.

h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji.

i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji.

j. Prosedur pelaporan.

k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan.

1.6 Prosedur pencatatan mencakup :

1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau

1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses

yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).

(10)

1.7 Pelaporan asesmen :

1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan.

1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi.

1.8 Instrumen asesmen mencakup:

1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi.

1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan.

1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan.

1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan

1.8.6 Standar kompetensi.

1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen.

Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.301.02 Memelihara Turbin Uap

dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Uap.

2. Panduan Penilaian

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang :

2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen.

2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.

2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan

maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan

pemerintah yang berlaku.

(11)

2.1.4 Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi.

2.1.5 Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya.

2.1.6 Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja.

2.1.7 Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan.

2.1.8 Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk :

a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen.

b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis.

c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi.

d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases.

e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis.

f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti.

g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya.

h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan.

i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen.

j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik.

k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi.

2.1.9 Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh:

a. Tujuan asesmen :

1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu.

2. Menentukan klasifikasi asesi.

(12)

3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang.

4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai.

b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja.

c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan

d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen.

2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup:

a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan

e. Materi asesmen

f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja

g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases.

Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen

2.4 Aspek penting

Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut :

a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen.

b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi

d. Persyaratan bukti kompetensi

e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan

f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi

g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan

pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas,

reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian

(13)

yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi

h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang

dipersyaratkan

j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya

k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang

l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa :

1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak.

2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin.

3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan.

m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten.

n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah

di dalam kompetensi yang asesi miliki.

(14)

STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.302.01

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Gas.

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Gas sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan bukti

yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.

1.1 Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases.

1.2 Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan.

1.3 Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi

dipastikan.

1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi.

1.4 Kecukupan bukti ditunjukkan untuk

memperlihatkan pencapaian secara

konsisten dari standar yang dispesifikasikan

1.5 Dokumen berupa biodata (riwayat diklat,

riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan

dll.). yang relevan dan sesuai dengan

standar kompetensi akan diverifikasi

dalam proses asesmen

(15)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Menetapkan

instrumen asesmen yang sesuai.

2.1 Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik.

2.2 Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases.

2.3 Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan.

2.4 Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian

3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.

3.1 Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi

3.2 Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi.

3.3 Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi.

3.4 Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan.

3.5 Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi.

4. Membuat perencanaan asesmen.

4.1 Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen.

4.2 Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen.

4.3 Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen.

4.4 Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan

guna memenuhi prinsip kecukupan,

reliabilitas, validitas dan bukti yang adil

sesuai prosedur asesmen.

(16)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 5. Mengorganisir

asesmen. 5.1 Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur.

5.2 Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan.

5.3 Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur.

5.4 Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen.

5.5 Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases.

6. Mengumpulkan

bukti. 6.1 Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen.

6.2 Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti.

6.3 Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai

dengan prosedur asesmen.

(17)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 7. Membuat

keputusan asesmen

7.1 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi:

7.1.1 Validitasnya.

7.1.2 Keasliannya.

7.1.3 Kecukupannya.

7.1.4 Kekiniannya.

7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan.

7.2 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu:

7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur.

7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.2.3 Mampu menanggulangi per- masalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen

7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur

7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.3 Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen.

8. Merekam hasil

asesmen 8.1 Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur.

8.2 Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan

akses terhadap rekaman asesmen hanya

dapat dilakukan oleh petugas yang

berwenang sesuai dengan prosedur.

(18)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 9. Memberikan

umpan balik kepada asesi

9.1 Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan.

9.2 Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi.

9.3 Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen.

9.4 Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.

10. Melaporkan pelaksanaan asesmen

10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.

1. Batasan Variabel

1.1 Sistem Asesmen dapat dikembangkan oleh:

1.1.1 Regulator Ketenagalistrikan.

1.1.2 Industri Ketenagalistrikan.

1.1.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan.

1.1.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan.

1.1.5 Atau kombinasi.

1.2 Sistem Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan:

1.2.1 Tujuan asesmen.

1.2.2 Persyaratan kompetensi asesor.

1.2.3 Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.

(19)

1.2.4 Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi.

1.2.5 Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi.

1.2.6 Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen.

1.2.7 Mekanisme penjamin mutu.

1.2.8 Pengaturan tentang verifikasi.

1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi:

1.3.1 Kemampuan komunikasi.

1.3.2 Latar belakang pendidikan.

1.3.3 Kemampuan fisik.

1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan.

1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases.

1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi:

1.4.1 Asesor kompetensi.

1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup:

1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen.

1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang:

a. Metode asesmen yang dipergunakan.

b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases.

c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten.

d. Jumlah asesor yang dibutuhkan.

e. Bukti yang dipersyaratkan.

f. Tempat atau lokasi asesmen.

g. Waktu asesmen.

h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji.

i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji.

j. Prosedur pelaporan.

k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan.

1.6 Prosedur pencatatan mencakup :

1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau

1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses

yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).

(20)

1.7 Pelaporan asesmen :

1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan.

1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi.

1.8 Instrumen asesmen mencakup:

1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi.

1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan.

1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan.

1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan

1.8.6 Standar kompetensi.

1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen.

Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.302.02 Memelihara Turbin Gas

dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Gas.

2. Panduan Penilaian

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang :

2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen.

2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.

2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan

maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan

pemerintah yang berlaku.

(21)

2.1.4 Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi.

2.1.5 Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya.

2.1.6 Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja.

2.1.7 Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan.

2.1.8 Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk :

a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen.

b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis.

c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi.

d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases.

e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis.

f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti.

g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya.

h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan.

i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen.

j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik.

k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi.

2.1.9 Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh:

a. Tujuan asesmen :

1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu.

2. Menentukan klasifikasi asesi.

(22)

3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang.

4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai.

b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja.

c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan

d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen.

2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup:

a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan

e. Materi asesmen

f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja

g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases.

Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen

2.4 Aspek penting

Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut :

a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen.

b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi

d. Persyaratan bukti kompetensi

e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan

f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi

g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan

pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas,

reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian

(23)

yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi

h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang

dipersyaratkan

j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya

k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang

l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa :

1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak.

2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin.

3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan.

m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten.

n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah

di dalam kompetensi yang asesi miliki.

(24)

STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.303.01

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Air.

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Air sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan bukti

yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.

1.1 Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases.

1.2 Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan.

1.3 Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi

dipastikan.

1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi.

1.4 Kecukupan bukti ditunjukkan untuk

memperlihatkan pencapaian secara

konsisten dari standar yang dispesifikasikan

1.5 Dokumen berupa biodata (riwayat diklat,

riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan

dll.). yang relevan dan sesuai dengan

standar kompetensi akan diverifikasi

dalam proses asesmen

(25)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Menetapkan

instrumen asesmen yang sesuai.

2.1 Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik.

2.2 Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases.

2.3 Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan.

2.4 Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian

3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.

3.1 Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi

3.2 Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi.

3.3 Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi.

3.4 Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan.

3.5 Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi.

4. Membuat perencanaan asesmen.

4.1 Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen.

4.2 Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen.

4.3 Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen.

4.4 Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan

guna memenuhi prinsip kecukupan,

reliabilitas, validitas dan bukti yang adil

sesuai prosedur asesmen.

(26)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 5. Mengorganisir

asesmen. 5.1 Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur.

5.2 Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan.

5.3 Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur.

5.4 Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen.

5.5 Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases.

6. Mengumpulkan

bukti. 6.1 Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen.

6.2 Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti.

6.3 Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai

dengan prosedur asesmen.

(27)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 7. Membuat

keputusan asesmen

7.1 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi:

7.1.1 Validitasnya.

7.1.2 Keasliannya.

7.1.3 Kecukupannya.

7.1.4 Kekiniannya.

7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan.

7.2 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu:

7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur.

7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.2.3 Mampu menanggulangi per- masalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen

7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur

7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.3 Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen.

8. Merekam hasil

asesmen 8.1 Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur.

8.2 Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan

akses terhadap rekaman asesmen hanya

dapat dilakukan oleh petugas yang

berwenang sesuai dengan prosedur.

(28)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 9. Memberikan

umpan balik kepada asesi

9.1 Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan.

9.2 Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi.

9.3 Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen.

9.4 Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.

10. Melaporkan pelaksanaan asesmen

10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.

1. Batasan Variabel

1.1 Sistem Asesmen dapat dikembangkan oleh:

1.1.1 Regulator Ketenagalistrikan.

1.1.2 Industri Ketenagalistrikan.

1.1.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan.

1.1.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan.

1.1.5 Atau kombinasi.

1.2 Sistem Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan:

1.2.1 Tujuan asesmen.

1.2.2 Persyaratan kompetensi asesor.

1.2.3 Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.

(29)

1.2.4 Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi.

1.2.5 Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi.

1.2.6 Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen.

1.2.7 Mekanisme penjamin mutu.

1.2.8 Pengaturan tentang verifikasi.

1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi:

1.3.1 Kemampuan komunikasi.

1.3.2 Latar belakang pendidikan.

1.3.3 Kemampuan fisik.

1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan.

1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases.

1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi:

1.4.1 Asesor kompetensi.

1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup:

1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen.

1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang:

a. Metode asesmen yang dipergunakan.

b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases.

c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten.

d. Jumlah asesor yang dibutuhkan.

e. Bukti yang dipersyaratkan.

f. Tempat atau lokasi asesmen.

g. Waktu asesmen.

h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji.

i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji.

j. Prosedur pelaporan.

k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan.

1.6 Prosedur pencatatan mencakup :

1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau

1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses

yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).

(30)

1.7 Pelaporan asesmen :

1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan.

1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi.

1.8 Instrumen asesmen mencakup:

1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi.

1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan.

1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan.

1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan

1.8.6 Standar kompetensi.

1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen.

Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.21.303.02 Memelihara Turbin Air

dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Air.

2. Panduan Penilaian

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang :

2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen.

2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.

2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan

maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan

pemerintah yang berlaku.

(31)

2.1.4 Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi.

2.1.5 Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya.

2.1.6 Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja.

2.1.7 Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan.

2.1.8 Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk :

a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen.

b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis.

c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi.

d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases.

e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis.

f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti.

g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya.

h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan.

i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen.

j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik.

k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi.

2.1.9 Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh:

a. Tujuan asesmen :

1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu.

2. Menentukan klasifikasi asesi.

(32)

3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang.

4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai.

b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja.

c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan

d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen.

2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup:

a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan

e. Materi asesmen

f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja

g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases.

Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen

2.4 Aspek penting

Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut :

a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen.

b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi

d. Persyaratan bukti kompetensi

e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan

f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi

g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan

pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas,

reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian

(33)

yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi

h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang

dipersyaratkan

j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya

k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang

l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa :

1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak.

2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin.

3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan.

m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten.

n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah

di dalam kompetensi yang asesi miliki.

(34)

STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : ASS.KTL.PH.20.304.01

Judul Unit : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG).

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan bukti

yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.

1.1 Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases.

1.2 Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan.

1.3 Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi

dipastikan.

1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi.

1.4 Kecukupan bukti ditunjukkan untuk

memperlihatkan pencapaian secara

konsisten dari standar yang dispesifikasikan

1.5 Dokumen berupa biodata (riwayat diklat,

riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan

dll.). yang relevan dan sesuai dengan

standar kompetensi akan diverifikasi

dalam proses asesmen

(35)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Menetapkan

instrumen asesmen yang sesuai.

2.1 Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik.

2.2 Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases.

2.3 Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan.

2.4 Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian

3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.

3.1 Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi

3.2 Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi.

3.3 Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi.

3.4 Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan.

3.5 Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi.

4. Membuat perencanaan asesmen.

4.1 Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen.

4.2 Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen.

4.3 Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen.

4.4 Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan

guna memenuhi prinsip kecukupan,

reliabilitas, validitas dan bukti yang adil

sesuai prosedur asesmen.

(36)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 5. Mengorganisir

asesmen. 5.1 Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur.

5.2 Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan.

5.3 Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur.

5.4 Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen.

5.5 Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases.

6. Mengumpulkan

bukti. 6.1 Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen.

6.2 Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti.

6.3 Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai

dengan prosedur asesmen.

(37)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 7. Membuat

keputusan asesmen

7.1 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi:

7.1.1 Validitasnya.

7.1.2 Keasliannya.

7.1.3 Kecukupannya.

7.1.4 Kekiniannya.

7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan.

7.2 Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu:

7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur.

7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.2.3 Mampu menanggulangi per- masalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen

7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur

7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur.

7.3 Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen.

8. Merekam hasil

asesmen 8.1 Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur.

8.2 Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan

akses terhadap rekaman asesmen hanya

dapat dilakukan oleh petugas yang

berwenang sesuai dengan prosedur.

(38)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 9. Memberikan

umpan balik kepada asesi

9.1 Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan.

9.2 Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi.

9.3 Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen.

9.4 Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.

10. Melaporkan pelaksanaan asesmen

10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur.

10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.

1. Batasan Variabel

1.1 Sistem Asesmen dapat dikembangkan oleh:

1.1.1 Regulator Ketenagalistrikan.

1.1.2 Industri Ketenagalistrikan.

1.1.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan.

1.1.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan.

1.1.5 Atau kombinasi.

1.2 Sistem Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan:

1.2.1 Tujuan asesmen.

1.2.2 Persyaratan kompetensi asesor.

1.2.3 Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.

(39)

1.2.4 Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi.

1.2.5 Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi.

1.2.6 Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen.

1.2.7 Mekanisme penjamin mutu.

1.2.8 Pengaturan tentang verifikasi.

1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi:

1.3.1 Kemampuan komunikasi.

1.3.2 Latar belakang pendidikan.

1.3.3 Kemampuan fisik.

1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan.

1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases.

1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi:

1.4.1 Asesor kompetensi.

1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup:

1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen.

1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang:

a. Metode asesmen yang dipergunakan.

b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases.

c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten.

d. Jumlah asesor yang dibutuhkan.

e. Bukti yang dipersyaratkan.

f. Tempat atau lokasi asesmen.

g. Waktu asesmen.

h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji.

i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji.

j. Prosedur pelaporan.

k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan.

1.6 Prosedur pencatatan mencakup :

1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau

1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses

yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).

(40)

1.7 Pelaporan asesmen :

1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan.

1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi.

1.8 Instrumen asesmen mencakup:

1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi.

1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan.

1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan.

1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan

1.8.6 Standar kompetensi.

1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen.

Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.304.02 Memelihara Boiler

1.9.2 KTL.PH.25.305.02 Memelihara Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG).

2. Panduan Penilaian

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang :

2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen.

2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab

etika termasuk didalamnya peraturan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan

kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang

relevan dengan konteks asesmen.

(41)

2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.

2.1.4 Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi.

2.1.5 Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya.

2.1.6 Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja.

2.1.7 Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan.

2.1.8 Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk :

a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen.

b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis.

c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi.

d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases.

e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis.

f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti.

g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya.

h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan.

i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen.

j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik.

k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi.

2.1.9 Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh:

Referensi

Dokumen terkait

dan/atau personel yang tersebar-sebar dalam rentang geografis yang luas, tentunya akan menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisasi yang hanya terpusat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Tunagrahita Untuk Mengentaskan Kemiskinan Di Desa

Parameter ini digunakan karena lebih sensitif dalam penentuan tingkat kematangan termal pada pertengahan hingga bahagian akhir dari generasi oil window, selain itu

Dari uraian di atas, pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah memberikan keuntungan kepada siswa, karena memberikan perlakuan yang positif sehingga

Alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 4. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan segmentasi, tahapan pengukuran fitur dan

[r]

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat)

Menrut Abdul Wahab Khallaf, Ijma’ dengan definisi tersebut tidak mungkin terjadi, Ijma’ akan mungkin terjadi apabila masalahnya diserahkan kepada pemerintah, karena