• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXECUTIVE SUMMARY. 1604/SEK/OT.01.2/11/2019 tanggal 15 Nopember 2019 tentang Penyampaian Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemertntah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EXECUTIVE SUMMARY. 1604/SEK/OT.01.2/11/2019 tanggal 15 Nopember 2019 tentang Penyampaian Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemertntah."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia

1604/SEK/OT.01.2/11/2019 tanggal 15 Nopember 2019 tentang Penyampaian Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemertntah.

Dengan adanya surat tersebut di atas, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya sebagai kawal depan Mahkamah Agung untuk memberikan pertanggungjawaban kinerjanya berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya 2019.

Penyusunan LKjIP pada intinya adalah untuk melaporkan hasil “Pencapaian Kinerja” selama tahun 2019 yang diukur dengan membandingkan “Rencana Kinerja”

tahun 2019 yang telah ditetapkan secara utuh mengacu pada “Rencana Strategis”

Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Tahun 2015-2019.

Untuk mewujudkan terlaksananya tugas pokok dan fungsi pada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya telah disusun dan ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis yang didukung dengan anggaran yang tertuang dalam 2 (dua) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dikelola oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Tahun 2019 dengan Pagu DIPA Badan Urusan Administrasi sebesar Rp. 9.452.306.000 (sembilan milyar empat ratus lima puluh dua juta tiga ratus enam ribu rupiah) dan Pagu DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN sebesar Rp. 72.150.000 (tujuh puluh dua juta seratus lima puluh rupiah).

Pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi akan diinformasikan sebagai laporan pencapaian hasil kinerja jajaran Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya selama tahun 2019. Adapun pengukuran pencapaian kinerja dengan melihat sasaran, indikator sasaran, target yang diinginkan, realisasi, dan pencapaian target. Setiap keberhasilan dan kegagalan capaian indikator sasaran, diberikan analisis tentang hambatan dan kendala serta penyebab belum tercapainya target yang diinginkan.

EXECUTIVE SUMMARY

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)

1 2

Daftar isi

3

BAB I PENDAHULUAN

5

BAB II PERENCANAAN KINERJA

12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

17

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

2. Membandingkan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan beberapa tahun terakhir

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi

4. Analisis Penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya 6. Analisis program / kegiatan yang menunjang

keberhasilan atau pun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

17 18 22

24

25

28 31

B. REALISASI ANGGARAN

34

BAB IV PENUTUP

36

(5)

LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja 2018;

2. Riviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2019;

3. Laporan Perkara Tahun 2018;

4. Laporan Perkara Tahun 2019;

5. Laporan Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2019;

6. Penunjukan TIM Penyusunan Dokumen SAKIP Tahun 2020;

7. Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu Tahun 2018;

8. Sertifikat Pembangunan Zona Integritasi Tahun 2019;

9. Plakat Pemberkasan Terbaik I Tahun 2019;

10. Piagam Penghargaan Terbaik V Penilaian Ketepatan Waktu dan Akuntabilitas

Penyampaian data LPJ Bendahara dan Rekonsiliasi Tahun 2019.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan reformasi birokrasi Mahkamah Agung membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di bidang administrasi, organisasi perencanaan dan keuangan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban yang mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, yaitu kewajiban untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) setiap tahun. Penyusunan LKjIP merupakan satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun, sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran dan juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya.

Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.

Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap.

Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

(7)

Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan, kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk melaporkan capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-asas Umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas, Untuk menciptakan

good govermance

diperlukan prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/Pemerintah.

Penyusunan Laporan Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya mengacu pada pelaksanaan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1604/SEK/OT.01.2/11/2019 tanggal 15 Nopember 2019 tentang Penyampaian Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemertntah.

(8)

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI 1. Kedudukan Pengadilan Tata Usaha Negara

Pengadilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan mengenai Sengketa Tata Usaha Negara sebagimana dimaksud Undang Undang Nomor 51 tahun 2009 perubahan kedua Undang Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara . Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya.

2. Tugas Pokok

Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun didaerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

3. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama.

b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan paninjauan kembali serta administrasi Pengadilan lainnya.

c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan TUN (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara).

Demi terwujudnya pelayanan yang prima kepada para pencari keadilan, Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP)

,

sebagai implementasi dari Undang-Undang No.25/2009 tentang

Pelayanan Publik

yang muatannya antara lain sebagai berikut :

(9)

1. Kejelasan proses kerja untuk setiap proses kerja

2. Kejelasan tugas, tanggung jawab, target dan pengukuran terhadap hasil kerja dari setiap posisi .

3. Kejelasan wewenang yang diberikan atau yang dimiliki oleh setiap posisi untuk mengambil keputusan .

4. Kejelasan resiko dan dampak yang akan muncul bila tugas dan tangung jawab tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya .

5. Tersedianya sistem pengelolaan organisasi .

6. Profesionalisme personel Pengadilan dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab utama harus memiliki keterampilan menggunakan sistem-sistem yang dibangun .

Kondisi-kondisi tersebut diatas secara bertahap akan membawa organisasi menjadi organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran

(right sizing)

yang menjadi salah satu tujuan Reformasi Birokrasi.

Dalam Standar Operasional (SOP) tersebut, telah diatur Standar Operasional Prosedur tentang:

1. Penerimaan Gugatan 2. Pendaftaran Gugatan

3. Penanganan Register Gugatan 4. Pemberitahuan Putusan Perkara 5. Penerimaan Perkara Permohonan 6. Pendaftaran Perkara Permohonan

7. Penanganan Register Perkara Permohonan

8. Layanan Pembebasan Biaya Perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama 9. Penerimaan Perkara Banding

10. Pendaftaran Perkara Banding

11. Penerimaan Memori Banding / Kontra Memori Banding 12. Pencabutan Perkara Banding

13. Pengiriman Berkas Perkara Banding 14. Penerimaan Perkara Kasasi

15. Pendaftaran Perkara Kasasi

16. Penerimaan Memori Kasasi / Kontra Memori Kasasi 17. Pencabutan Perkara Kasasi

18. Pengiriman Berkas Perkara Kasasi

19. Penerimaan Perkara Peninjauan Kembali 20. Pendaftaran Perkara Peninjauan Kembali

(10)

23. Pengiriman Berkas Peninjauan Kembali

24. Pemberitahuan Putusan Perkara Bnading / Kasasi / Peninjauan Kembali 25. Pengelolaan Surat Masuk Kepaniteraan Perkara

26. Pengelolaan Surat Keluar Kepaniteraan Perkara 27. Penerimaan Permohonan Eksekusi

28. Pendaftaran Permohonan Eksekusi 29. Penetapan Eksekusi

30. Penanganan Register Gugatan / Banding / Kasasi / Peninjauan Kembali 31. Pengelolaan Arsip Berkas Perkara Kepaniteraan Perkara

32. Penerimaan dan Pendaftaran Gugatan KIP 33. Pengembalian Sisa Panjar

34. Pengelolaan Publikasi Informasi Perkara

(11)

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) pada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya adalah sebagai berikut :

BAB I

Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II

Perencanaan Kinerja

Pada bab Ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja yang bersangkutan.

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab Ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini ;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir ;

3. Membandingkan realiasasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi ;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standart nasional (jika ada) ;

5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau pengingkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan ;

6. Analisis dan efisiensi penggunan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

(12)

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraiakan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

BAB IV

Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Lampiran

Perjanjian Kinerja (PK) Satker, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dilaporkan dan rencana kinerja tahun berikutnya, serta lain- lain yang dianggap perlu (penghargaan yang diterima satker).

(13)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Tahun 2015–2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundanganundangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi. Renstra ini digunakan setiap tahun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya.

Selanjutnya, untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015–2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015–2019.

1. VISI MISI

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya.

Adapun visi dari Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, adalah :

“TERWUJUDNYA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA YANG MODERN DAN BERWIBAWA”

Untuk mencapai visi tersebut, telah ditentukan Misi yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Melaksanakan hukum yang berkeadilan.

2. Melaksanakan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi yang berbasis teknologi informasi.

3. Melaksanakan tertib administrasi perkara dan administrasi umum berdasarkan prinsip-prinsip manajemen peradilan yang modern.

4. Menciptakan aparatur pengadilan yang berintegritas dan bertanggungjawab.

5. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.

(14)

2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan di tetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya. Adapun Tujuan yang hendak di capai Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan 4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan 4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

Sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan yaitu:

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara Surabaya adalah:

1. Pelaksanaan Penyelesaian Perkara Peradilan Tata Usaha Negara 2. Pelaksanaan Penyelesaian Perkara Prodeo

3. Pelaksanaan Pos Bantuan Hukum

2018

(15)

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2019

Rencana kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus Rencana kinerja antara lain adalah (1) untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen serta sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dan (2) untuk menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Adapun Rencana Kinerja Tahunan tahun 2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, sebagai berikut :

RENCANA KINERJA TAHUN 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 2 3 4

1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan tepat

waktu 90 %

c. Persentase penurunan sisa perkara 50 %

d. Persentase putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 %

• Kasasi 50 %

• Peninjauan Kembali 50 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas

terhadap layanan peradilan 90 %

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh

para pihak tepat waktu 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 %

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 0 % b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu

yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

100 %

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang Ditindaklanjuti

100 %

(16)

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, sebagai berikut:

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

100 % Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)

Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara

(TUN)

-

b. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan tepat waktu 90 % c. Persentase penurunan sisa

perkara 50 %

d. Persentase putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 %

• Kasasi 50 %

• Peninjauan Kembali 50 % e. Index responden pencari

keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 %

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)

Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara

(TUN)

-

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian

masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 %

(17)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

3. Meningkatnya Akses

Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 % Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)

Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara

(TUN)

Rp. 32.150.000

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

100 %

44. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang Ditindaklanjuti

100 % Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)

Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara

(TUN)

-

(18)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya merupakan pertanggung jawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang diperjanjikan tahun 2019.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi organisasi yang tertuang dalam rumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan / kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja secara garis besarnya adalah dimaksudkan untuk sebagai alat untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tahun 2019 merupakan pencapaian atas target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2019 yang merupakan rencana strategis tahun kelima dalam renstra 2015-2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya pada tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi pencapaian indikator kinerja dengan target, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum, terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai pada tahun 2019.

(19)

A.1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019

Target kinerja dan realisasi kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tahun 2019 dari masing -masing indikator yang sudah ditetapkan berikut analisisnya akan dibahas berikut ini:

PERBANDINGAN TARGET KINERJA DENGAN REALISASI KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

TAHUN 2019

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 2 3 4 5

1. Terwujudya Proses

Peradilan yang Pasti,

Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % 100 % b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

tepat waktu 90 % 78,72 %

c. Persentase penurunan sisa perkara 50 % -25,88 % d. Persentase putusan perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 % 32,62 %

• Kasasi 50 % 31,85 %

a. Peninjauan Kembali 50 % 44,86 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 % 81,16 %

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan

Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 % 100 %

3. 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 0 % 0 % b. Persentase pencari keadilan golongan

tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

100 % 100 %

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang Ditindaklanjuti

100 % 100 %

(20)

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

• Sisa Perkara Tahun 2018 = 85 Perkara

• Perkara Masuk Tahun 2019 = 211 Perkara

• Perkara Putus Tahun 2019 = 233 Perkara

• Sisa Perkara Tahun 2019 = 63 Perkara 85 Perkara x 100 % = 100 %

85 Perkara

b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu

• Sisa Perkara Tahun 2018 = 85 Perkara

• Perkara Masuk Tahun 2019 = 211 Perkara

• Perkara Putus Tahun 2019 = 233 Perkara

• Sisa Perkara Tahun 2019 = 63 Perkara 233 Perkara x 100 % = 78,72 %

85 + 211 Perkara

c. Persentase penurunan sisa perkara

• Sisa Perkara Tahun 2018 = 85 Perkara

• Perkara Masuk Tahun 2019 = 211 Perkara

• Perkara Putus Tahun 2019 = 233 Perkara

• Sisa Perkara Tahun 2019 = 63 Perkara 85-63 Perkara x 100 % = 25,88 %

85 Perkara

d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

• Banding

Perkara Putus Tahun 2019 = 233 Perkara

Perkara Banding = 106 + 51 Perkara

Perkara Tidak Banding = 76 Perkara 76 Perkara x 100 % = 32,62 %

233 Perkara

• Kasasi

Perkara Banding = 157 Perkara

Perkara Kasasi = 72 + 35 Perkara

Perkara Tidak Kasasi = 50 Perkara 50 Perkara x 100 % = 31,85 %

157 Perkara

• Peninjauan Kembali

Perkara Kasasi = 107 Perkara Perkara Peninjauan Kembali = 46 + 13 Perkara Perkara Tidak Peninjauan Kembali = 48 Perkara 48 Perkara x 100 % = 44,86 %

107 Perkara

(21)

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

• Nilai Indeks Kepuasan Pencari Keadilan diperoleh dari hasil konversi atas survei kepua

san

masyarakat yang dilakukan secara berkala terhadap pelayanan pengadilan di

Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya

. Survei dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Pada tahun 2019 Indikator Index Responden Pencari Keadilan yang Puas terhadap Layanan Peradilan ditargetkan sebesar 90 %.

• Pada tahun 2019 setelah dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat melalui penyebaran kuesioner kepada responden (para pencari keadilan) di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya terkait 10 (sepuluh) aspek layanan antara lain, (1) Fasilitas Pengadilan, (2) Pendaftaran, (3) Persidangan, (4) Pembuatan Salinan Putusan, (5) Pelayanan Informasi, (6) Pelayanan Pengaduan, (7) Pelayanan Persuratan, (8) Pengembalian Sisa Biaya Panjar, (9) Permohonan Eksekusi dan (10) Aparatur

Pengadilan, maka diperoleh hasil:

Sangat Puas : 37,68 % Puas : 43,48 % Cukup Puas : 15,60 % Kurang Puas : 3.24 %

Sehingga total angka Index Responden Pencari Keadilan yang Sangat Puas dan Puas terhadap Layanan Peradilan adalah sebesar 81.16 % seperti ditampilkan pada diagram berikut (data olahan Laporan Survei Kepuasan Masyarakat terlampir).

(22)

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 233 Perkara x 100 %= 100 %

233 Perkara

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

• Banding

157 Perkara x 100 % = 100 % 157 Perkara

• Kasasi

107 Perkara x 100 % = 100 % 107 Perkara

• Peninjauan Kembali

59 Perkara x 100 % = 100 % 59 Perkara

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

Perkara Sengketa Pemilu = 1 Perkara

1 Perkara x 100 % = 100 %

1 Perkara

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 Perkara x 100 %=

0%

0 Perkara

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)

22 Perkara x 100 %=

100%

22 Perkara

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan a. Persentase perkara Tata Usaha Negara yang ditindaklanjuti

Penetapan BHT = 56 Perkara

56 Perkara x 100 % =

100%

56 Perkara

(23)

A.2. Perbandingan antara realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018

Perbandingan antara realisasi kinerja dan capaian kinerja yang terjadi di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya mengalami kemajuan atau perkembangan menuju yang lebih baik.

Perkembangan realisasi kinerja dan capaian kinerja dapat kita lihat dari perbandingan antara tahun 2018 dan tahun 2019 sebagai berikut :

PERBANDINGAN REALISASI KINERJA DENGAN CAPAIAN KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

TAHUN 2018

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

100 % 100 % 100 %

b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan tepat waktu

90 % 71,28 % 79,20 %

c. Persentase penurunan sisa perkara 80 % +37, 10 % +46,38 % d. Persentase putusan perkara yang

tidak mengajukan upaya hukum:

• Banding 40 % 24,65 % 61,63 %

• Kasasi 40 % 45,28 % 113,20 %

b. Peninjauan Kembali 40 % 43,68 % 109,20 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 % 0 % 0%

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

90 % 100 % 111,11 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

95 % 100 % 105,26 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

0 % 0 % 0 %

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 % 0 % 0 %

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum

100 % 100 % 100 %

(24)

PERBANDINGAN REALISASI KINERJA DENGAN CAPAIAN KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

TAHUN 2019 NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100 % 100 % 100 %

b. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan tepat waktu 90 % 78,72 % 87,47 % c. Persentase penurunan sisa perkara 50 % -25,88 % -51.76 % d. Persentase putusan perkara yang

tidak mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 % 32,62 % 65.24 %

• Kasasi 50 % 31,85 % 63,70 %

c. Peninjauan Kembali 50 % 44,86 % 89,72 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap

layanan peradilan 90 % 81,16 % 90,18 %

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % 100 % 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang

diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 % 100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 % 100 % 100 %

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 % 0 % 0 %

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

100 % 100 % 100 %

4 Meningkatnya Kepatuhan

terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang

Ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

(25)

A.3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi

PERBANDINGAN REALISASI KINERJA DENGAN TARGET KINERJA JANGKA MENENGAH PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 2 3 4 5

1. Terwujudya Proses

Peradilan yang Pasti,

Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % 100 % b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan tepat

waktu 90 % 78,72 %

c. Persentase penurunan sisa perkara 50 % -25,88 % d. Persentase putusan perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 % 32,62 %

• Kasasi 50 % 31,85 %

b. Peninjauan Kembali 50 % 44,86 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 % 81,16 %

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 % 100 %

3. 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 0 % 0 % b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu

yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

100 % 100 %

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang Ditindaklanjuti

100 % 100 %

(26)

A.4. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Pengukuran Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tahun 2019 mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tertuang pada tabel diatas. Pada akhir tahun 2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya telah melaksanakan seluruh kegiatan.

Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang memiliki Indikator Kinerja pada tahun 2019. Hasil capaian kinerja dari 4 (empat) sasaran strategis tersebut dapat dijelaskan dalam analisis sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

Sasaran strategis pertama berupa terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel merupakan suatu wujud pelayanan perkara yang cepat dan menjadi kebutuhan masyarakat dalam hal ini para pencari keadilan untuk mendapatkan akses peradilan yang baik. Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 5 (lima) indikator kinerja dengan target dan realisasi yang terlihat pada tabel di bawah ini:

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100 % 100 % 100 %

b. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan tepat waktu 90 % 78,72 % 87,47 %

c. Persentase penurunan sisa perkara 50 % -25,88 % -51.76 % d. Persentase putusan perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 % 32,62 % 65.24 %

• Kasasi 50 % 31,85 % 63,70 %

d. Peninjauan Kembali 50 % 44,86 % 89,72 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 % 81,16 % 90,18 %

(27)

Analisis

a. Jumlah perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2019 sebanyak 296 Perkara, yang terdiri dari:

• Sisa Perkara yang diselesaikan pada tahun 2018 sebanyak 85 Perkara

• Perkara yang masuk tahun 2019 sebanyak 211 Perkara b. Perkara yang diputus pada tahun 2019 sebanyak 233 Perkara

c. Terdapat Penurunan Sisa Perkara pada tahun 2019 sebanyak 63 Perkara dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 85 Perkara

d. Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum pada tahun 2019 sebanyak 174 Perkara, dari Perkara Putus tahun 2019 sebanyak 233 Perkara

e.

Index Responden Pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan pada tahun 2019 sebesar 81.16 %

2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

Sasaran strategis kedua berupa peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 3 (tiga) indikator kinerja dengan target dan realisasi yang terlihat pada tabel di bawah ini:

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % 100 % 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 % 100 %

c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 % 100 % 100 %

Analisis

• Minutasi Perkara yang diselesaikan pada tahun 2019 sebanyak 233 Perkara, dari 211 Perkara yang Putus di tahun 2019;

• Perkara permohonan Banding, Kasasi dan PK pada tahun 2019 sebanyak 323 Perkara, dari Seluruh Putusan Perkara tahun 2019 sebanyak 233 Perkara;

(28)

Analisis

• Pada tahun 2019 tidak ada perkara prodeo yang masuk;

Pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) sebanyak 22 (dua puluh dua) perkara pada tahun 2019

.

4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Sasaran strategis keempat berupa meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja dengan target dan realisasi yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Analisis

Pada tahun 2019 perkara Tata Usaha Negara yang ditindaklanjuti dan Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) sebanyak 56 Perkara.

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

3. Meningkatnya Akses

Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 % 0 % 0 %

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum

(Posbakum)

100 % 100 % 100 %

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang

Ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

(29)

A.5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya terpenting dalam organisasi yang harus mendapat perhatian utama karena manusialah yang mampu menggerakan sumber daya lainnya sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya membutuhkan SDM yang handal dari segi kualitas, kemampuan dan profesionalisme yang dapat menjalankan tugasnya secara maksimal dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan sehingga terwujudlah tata kelola lembaga peradilan yang baik.

Sebagai lembaga pemerintahan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya didukung oleh SDM dari unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Sampai dengan 31 Desember 2019, jumlah Hakim dan ASN sebanyak 55 (lima puluh lima) orang dan PPNPN sebanyak 11 (sebelas) orang yang terdiri dari 9 (sembilan) orang PPNPN dengan anggaran DIPA dan 2 (dua) orang Tenaga Honorer dengan anggaran Non DIPA.

Dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada, maka dilakukan pengelompokkan berdasarkan kategori golongan / ruang, eselonisasi, dan jenjang pendidikan. Berdasarkan kategori golongan / ruang, pegawai sebanyak 55 (lima puluh lima) orang terdiri dari atas golongan I sebanyak 0 (nol) orang, golongan II sebanyak 1 (satu) orang, golongan III sebanyak 32 (tiga puuh dua) orang, dan golongan IV sebanyak 22 (dua puluh dua) orang.

DIAGRAM KATEGORI PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN / RUANG

(30)

Kategori pegawai berdasarkan eselonisasi adalah pejabat Eselon III sebanyak 2 (dua) orang yaitu Panitera dan Sekretaris. Eselon IV sebanyak 5 (lima) orang yaitu Panitera Muda Perkara, Panitera Muda Hukum, Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana serta Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknlogi Informasi dan Pelaporan. Panitera Pengganti sebanyak 21 (dua puluh satu) orang dan Juru Sita Pengganti sebanyak 1 (satu) orang.

DIAGRAM KATEGORI PEGAWAI BERDASARKAN ESELONISASI

Berdasarkan kategori jenjang pendidikan, pegawai yang berpendidikan Strata Tiga (S-3) sebanyak 1 (satu) orang, Strata Dua (S-2) sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, Strata Satu (S-1) sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, Diploma Tiga (D-3) sebanyak 0 (nol) orang, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 2 (dua) orang.

DIAGRAM KATEGORI PEGAWAI BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

Melihat pada paparan profil SDM Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya yang jumlah pegawainya hanya 55 (lima puluh lima) pegawai, maka menurut analisa kami masih kekurangan jumlah pegawai. Apalagi jumlah perkara setiap tahun meningkat dan sampai dengan akhir tahun 2019 sudah mencapai 296 (dua ratus sembilan puluh enam) perkara.

(31)

Menurut pola formasi pengadilan Tingkat Pertama yang terdapat dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 143/KMA/SK/VIII/2007 tentang memberlakukan Buku I maka Pengadilan Tingkat Pertama Kelas I.A terdiri dari maksimum 14 Majelis Hakim atau maksimum 24 orang Hakim termasuk Wakil ketua. Sedangkan, pada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya sampai dengan tahun 2019 hanya mempunyai 18 Hakim termasuk Ketua.

Formasi untuk Panitera Pengganti idealnya menurut KMA tersebut diatas bahwa setiap majelis hakim dibantu maksimum 4 orang Panitera Pengganti. Sementara Panitera Pengganti yang ada saat ini hanya 24 orang termasuk Panitera dan 2 orang Panitera Muda sehingga apabila dalam satu majelis 4 orang Panitera Pengganti dan maksimum 8 majelis hakim maka jumlah Panitera Pengganti yang harus ada pada Pengadilan Tingkat Pertama maksimal 32 Panitera Pengganti. Apabila yang tersedia saat ini hanya 24 orang maka pada Pengadilan

Tata Usaha Negara Surabaya masih terdapat kekurangan Panitera Pengganti sejumlah 8 Panitera Pengganti.

Formasi untuk Pelaksana / Staf hanya ada 5 orang Staf dan 3 CPNS, sedangkan untuk

jabatan Juru Sita Pengganti sebanyak 1 orang. Sementara untuk Pelaksana dibutuhkan 12 orang Staf yang terdiri dari 1 orang Kasir, 1 orang Bagian Pendaftaran, 1 orang Bagian

Register, 1 orang Bagian Meja Informasi, 4 orang Staf Sub Bagian Umum dan Keuangan, 2 orang Staf Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana serta 2 orang Staf Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan. Sementara untuk saat ini Pelaksana pada bagian tersebut diatas masih dilakukan rangkap tugas oleh Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti sehingga beban kerja Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti menjadi sangat berat karena selain melaksanakan tugas pokok sesuai jabatannya, masih diberikan tugas tambahan dalam pelayanan.

Oleh karena itu, mohon pertimbangan dari pimpinan Tingkat Banding, Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara dan pimpinan Mahkamah Agung RI untuk dapat merealisasikan

(32)

A.6 Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan / kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya telah mempunyai program atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk kurun waktu 1 (satu) tahun yaitu tahun 2019 dan untuk jangka menengah tahun 2015 – 2019.

Program atau kegiatan ini sangat menunjang sekali untuk keberhasilan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya di masa yang akan datang. Untuk mendukung pelaksanaan program yang telah ditetapkan pada tahun 2019, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya memiliki 2 (dua) sasaran strategis, yaitu (1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel dan (2) Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Berdasarkan uraian yang dijabarkan pada sub bab analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pada sasaran strategis pertama yaitu terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan 5 (lima) indikator kinerja.

Capaian kinerja untuk masing-masing indikator kinerja tersebut antara lain: (a) Sisa perkara yang diselesaikan sebesar 100%, (b) Sisa perkara yang diselesaikan tepat waktu sebesar 87,47%, (c) Penurunan sisa perkara sebesar 51.76%, (d) Putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding sebesar 65,24%, Kasasi sebesar 63,70%, Peninjauan Kembali sebesar 89,72% dan (e) Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan sebesar 90.18%. Perhitungan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

d. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100 % 100 % 100 %

e. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan tepat waktu 90 % 78,72 % 87,47 % e. Persentase penurunan sisa perkara 50 % -25,88 % -51.76 % f. Persentase putusan perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum:

• Banding 50 % 32,62 % 65.24 %

• Kasasi 50 % 31,85 % 63,70 %

e. Peninjauan Kembali 50 % 44,86 % 89,72 %

e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

90 % 81,16 % 90,18 %

(33)

Dengan mengacu pada perhitungan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja untuk sasaran strategis terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel menunjukkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dikarenakan capaian kinerja untuk masing-masing indikator telah berada di atas angka 50%. Hasil pencapaian ini harus terus ditingkatkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya di tahun-tahun mendatang demi terwujudnya pelayanan yang optimal kepada masyarakat pencari keadilan.

2. Pada sasaran strategis kedua yaitu peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja.

Capaian kinerja untuk masing-masing indikator kinerja tersebut antara lain:

(a) Salinan putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu sebesar 100%, (b) Berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali secara lengkap dan tepat waktu sebesar 100% dan (c) Putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus sebesar 100% Perhitungan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu

100 % 100 % 100 %

b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100 % 100 % 100 %

a. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 (satu) hari sejak diputus

100 % 100 % 100 %

Dengan mengacu pada perhitungan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja untuk sasaran strategis peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

(34)

3. Pada sasaran strategis ketiga yaitu meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja.

Capaian kinerja untuk masing-masing indikator kinerja tersebut antara lain:

(a) Perkara prodeo yang diselesaikan sebesar 0% dan (b) Pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) sebesar 100%. Perhitungan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

3. Meningkatnya Akses

Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

0 % 0 % 0 %

b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum

(Posbakum)

100 % 100 % 100 %

Dengan mengacu pada perhitungan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja untuk sasaran strategis meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan pada indikator kinerja pertama, yaitu perkara prodeo yang diselesaikan hasilnya belum optimal dikarenakan capaian kinerjanya masih sebesar 0%. Hal ini disebabkan tidak ada perkara prodeo yang mendaftar sama sekali ke Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dikarenakan jatah anggaran dari DIPA (05) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN yang sangat kecil, yaitu dalam satu tahun hanya ada anggaran untuk 1 (satu) perkara sebesar Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

Untuk meningkatkan pencapaian tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya melalui Pengadilan Tingkat Banding telah mengupayakan agar anggaran untuk perkara prodeo dapat ditambah di tahun-tahun berikutnya sehingga masyarakat yang kurang mampu dapat menggunakan jasa berperkara melalui prodeo secara optimal.

Sedangkan, pada indikator kinerja kedua, yaitu pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) telah memperoleh hasil yang maksimal dikarenakan capaian kinerja telah mencapai angka 100%. Hasil pencapaian yang sudah bagus ini akan terus dipertahankan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya demi terwujudnya pelayanan yang optimal kepada masyarakat pencari keadilan.

(35)

4. Pada sasaran strategis keempat yaitu meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan, pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja.

Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut yaitu (a) Putusan perkara Tata Usaha Negara yang ditindaklanjuti sebesar 100%. Perhitungan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

D e

Dengan mengacu pada perhitungan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja untuk sasaran strategis meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan telah memperoleh hasil yang maksimal dikarenakan capaian kinerja untuk indikatornya telah mencapai angka 100%. Hasil pencapaian yang sudah bagus ini akan terus dipertahankan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya demi terwujudnya pelayanan yang optimal kepada masyarakat pencari keadilan.

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta untuk mencapai target rencana kinerja juga ditentukan oleh penyediaan anggaran melalui DIPA tahun 2019 yang terdiri dari:

1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal.

2. DIPA (05) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN, meliputi Belanja Barang.

Pada awal tahun 2019, jumlah anggaran yang dikelola sesuai dengan DIPA No. SP DIPA- 005.01.2.526767/2019 tanggal 05 Desember 2018 adalah sebesar Rp 6.910.496.000 (enam milyar sembilan ratus sepuluh juta empat ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) dan DIPA No.

SP DIPA-005.05.2.526768/2019 tanggal 05 Desember 2018 sebesar Rp 72.150.000 (tujuh puluh NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6

4. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

a. Persentase putusan perkara Tata Usaha Negara yang

Ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

(36)

Program dan kegiatan yang ada pada rencana strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dilaksanakan dengan menggunakan anggaran pada DIPA (05) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN. Pagu dan realisasi anggaran DIPA (05) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN adalah sebagai berikut :

Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA (05) Ditjen Badilmiltun Tahun Anggaran 2019

NO. URAIAN PAGU REALISASI CAPAIAN (%)

1 Belanja Barang 72.150.000 39.196.541 54,33

JUMLAH 72.150.000 39.196.541 54,33

a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)

Pagu awal belanja barang dalam DIPA (05) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan TUN Tahun Anggaran 2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya sebesar Rp 72.150.000 (tujuh puluh dua juta seratus lima puluh ribu rupiah).

b. Pelaksanaan Anggaran

Dari pagu belanja barang DIPA (05) tahun 2019 yang terealisasi sebesar Rp 39.196.541 (tiga puluh sembilan juta seratus sembilan puluh enam ribu lima ratus empat puluh satu rupiah) atau sebesar 54,33 % dari total pagu yang tersedia. Total belanja barang yang telah terealisasi selama tahun anggaran 2019, dapat kita lihat dengan rincian sebagai berikut :

Realisasi Belanja Barang DIPA (05) Tahun Anggaran 2019

No. JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

1 Pelaksanaan Penyelesaian Perkara Peradilan TUN

40,000,000 14,597,251 36.49

2 Pelaksanaan Penyelesaian Perkara Prodeo

350,000 - 0.00

3 Pelaksanaan Pos Bantuan Hukum

31,800,000 24,599,290 77.36

JUMLAH 72,150,000 39,196,541 54.33

c. Sisa Anggaran Pelaksanaan

Berdasarkan pagu anggaran yang telah diterima dan anggaran yang telah terealisasi, tercatat total sisa anggaran dari pagu belanja barang sebesar Rp 32.953.459 (tiga puluh dua juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu empat ratus lima puluh sembilan rupiah) atau sebesar 45,67 % dari total pagu yang tersedia.

(37)

BAB IV P E N U T U P

A. KESIMPULAN

1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Tahun 2019 ini menyajikan berbagai capaian strategis baik yang mencapai target maupun yang belum mencapai target. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

2. Pelaksanaan tugas bidang administrasi perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dilaksanakan dengan tertib sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola Bindalmin, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki / disempurnakan, selain itu Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat para pencari keadilan, maka dalam melaksanakan tugasnya juga berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah didiskusikan dengan bagian terkait dengan analisa beban kerja.

3. Penyelesaian perkara pada tahun 2019 pada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya telah memenuhi target dan berhasil dengan baik, dari jumlah sisa perkara tahun 2018 sebanyak 85 perkara, dan Perkara Masuk tahun 2019 sebanyak 211 Perkara, maka jumlah sebanyak 296 perkara tersebut telah berhasil diselesaikan sebanyak 233 perkara sehingga sisa perkara pada

akhir tahun 2019 sebanyak 63 perkara. Sisa perkara tersebut bukan berarti kinerja tidak terpenuhi melainkan karena perkara tersebut masih berjalan dan belum melewati batas maksimal penyelesaian perkara sesuai SOP yaitu 5 (lima) bulan.

4. Dengan analisis capaian kinerja, keberhasilan dan kegagalan seperti yang telah diuraikan pada bab di atas, dan dengan gambaran capaian sasaran kinerja diharapkan dapat dijadikan rujukan dan renungan pada masa yang akan datang untuk memperbaiki susunan program dan sasaran yang akan dicapai. Akuntabilitas dan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya akan terlaksana apabila bidang-bidang dan sub-sub bagian serta komponen pendukungnya saling mengisi, terencana, terstruktur dan terprogram secara komprehensif.

5. LKjIP Tahun 2019 Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya ini menyampaikan adanya reviu Indikator Kinerja Utama yang disinergikan dengan reviu Renstra Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tahun 2015-2019 dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang

(38)

B. SARAN - SARAN

1. Perlunya penambahan pegawai yang memiliki keterampilan bidang Teknologi Informasi serta berkualitas dengan beban tugas Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya.

2. Meningkatkan alokasi dana anggaran DIPA untuk tahun anggaran selanjutnya, terutama anggaran untuk pelaksanaan penyelesaian perkara prodeo serta anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan program di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya.

3. Meningkatkan pelaksanaan Diklat Pegawai dan Bimbingan Teknis terhadap seluruh aparat Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya guna meningkatkan SDM yang profesional dan berintegritas tinggi.

C. PENUTUP

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya yang merupakan realisasi dari Program Kerja Tahun 2019.

Realisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya yang diuraikan dalam laporan ini adalah merupakan hasil kerja keras dari semua unsur yang terkait, mulai dari Pimpinan, para Hakim, Pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh Staf yang telah berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai target sesuai program kerja yang telah tersusun Kami menyadari masih ada beberapa sasaran strategis yang belum dapat diselesaikan sesuai dengan target yang diprogramkan. Akan tetapi, secara umum pelaksanaan tugas pokok menunjukkan angka cukup memuaskan, sebagaimana uraian dalam laporan ini.

(39)

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

PERIODE JANUARI s/d DESEMBER 2019

JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

TOTAL INDIKATOR

SURVEI

SANGAT PUAS 38.5 17.9 14.1 34.6 3.8 34.6 60.8 65 52.8 57 53.1 20 37.68

PUAS 47.4 70.5 49.4 12.8 56.2 52.3 31.5 13.8 43.1 53.1 26.2 65.4 43.48

CUKUP PUAS 7.7 11.5 29.5 42.3 38.5 10.8 4.6 4.6 6.9 10 0.8 20 15.60

KURANG PUAS 5 5 6 10 0.8 2.3 1.5 0 0 4.5 2.3 1.5 3.24

100.00 TOTAL SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA

BULAN INDIKATOR

SURVEI

50 60 70 80

15.60 % CUKUP PUAS

3.24 % KURANG PUAS

(50)
(51)
(52)

SERTIFIKAT AKREDITASI PENJAMINAN MUTU TAHUN 2018

(53)

SERTIFIKAT PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS TAHUN 2019

(54)

PLAKAT PEMBERKASAN TERBAIK 1 TAHUN 2019

(55)

PIAGAM PENGHARGAAN TERBAIK V

PENILAIAN KETEPATAN WAKTU DAN AKUNTABILITAS PENYAMPAIAN DATA LPJ BENDAHARA DAN REKONSILIASI

TAHUN 2019

Gambar

DIAGRAM KATEGORI PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN / RUANG
DIAGRAM KATEGORI PEGAWAI BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

Referensi

Dokumen terkait

3.1.1 Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Pengukuran realisasi kinerja tahun tahun 2018 dilakukan dengan membandingkan target yang telah ditetapkan

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2018 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari

No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2019 Realisasi 2019 Capaian Kinerja Kategori 5 Menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang tenteram,

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2019 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari sebanyak

Dalam proses pengukuran kinerja, yang perlu diperhatikan adalah membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2019 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Mukomuko Tahun 2020, dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi pencapaian

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2019 dengan membandingkan antara target dan realisasi pada 3 sasaran strategis dengan 3 indikator