• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN

OPEL BLAZER DOHC LT

”PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT”

PROYEK AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif

Disusun Oleh : ALI MUSTOFA

I 8612051

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2015

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul ”PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT (PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

)

”. Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menemui beberapa kendala dan kesulitan dalam penyusunan laporan tersebut, tetapi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Budi Santoso, S.T., M.T. selaku ketua prodi D III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS.

2. Bapak Eko Prasetya Budiana, S.T., M.T. selaku pembimbing Proyek Akhir.

3. Seluruh teknisi Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS.

4. Teman- teman D III Teknik Mesin Otomotif angkatan 2012, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu- satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penyusunan laporan ini, maka segala kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca baik dari kalangan akademis maupun lainnya.

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

(5)

iv

ABSTRAKSI

ALI, 2015, “PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT (PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT)”, Proyek Akhir, Program Studi Diploma III Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sistem pendinginan mesin adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Sistem pendingin mesin pada mobil Opel Blazer DOHC LT memiliki kekurangan yaitu batas suhu atas yang terlalu tinggi (103°C) untuk daerah tropis. Pemasangan Digital Temperature Control DC 12 Volt digunakan untuk menyalakan kipas radiator yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Controller menerima sinyal dari sensor suhu yaitu thermistor yang diletakkan pada selang atas radiator. Hasil pemasangan temperature control DC 12 volt pada sistem pendingin berpengaruh pada suhu mesin yang menjadi lebih stabil (73°C-75°C) dan mesin tidak mengalami overheating.

Kata kunci : controller, kipas radiator, thermistor, kerja ideal, overheat.

(6)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAKSI iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 1

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Proyek Akhir 2

1.5 Manfaat Proyek Akhir 2

1.6 Metode Pemecahan Masalah 3

1.7 Sistematika Penulisan 3

BAB II DASAR TEORI 5

2.1 Sistim Pendingin Mesin 5

2.2 Fungsi Sistim Pendingin Mesin 5

2.3 Macam-Macam Sistim Pendingin Mesin 6

2.4 Sistem Pendingin Udara 6

2.4.1 Pendingin oleh Aliran Udara Secara Alamiah 7

2.4.2 Pendinginan oleh Tekanan Udara 7

2.5 Sistem Pendingin Oli 9

2.6 Sistem Pendingin Air 9

2.6.1 Sirkulasi Alamiah 9

2.6.2 Sirkulasi Dengan Tekanan 10

2.7 Komponen Sistem Pendingin 11

2.7.1 Radiator 11

2.7.2 Tutup Radiator 13

2.7.3 Pompa Air 15

2.7.4 Kipas Pendingin 16

2.7.5 Katup Temostat 18

2.7.6 Water Jacket 20

(7)

vi

2.8 Pemecahan Masalah Kerusakan (Trouble Shooting) 21

2.9 Temperature Control 23

2.9.1 Analog Temperature Control 23

2.9.2 Digital Temperature Control 23

2.10 Sensor Suhu 24

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 25

3.1 Perencanaan Pemasangan Temperature Control DC 12 Volt 25 3.1.1 Pengoperasian Awal Main Fan (Kipas Radiator) 26

3.1.2 Pelepasan Kipas Radiator 27

3.1.3 Perbaikan dan Penggantian Komponen Kipas 27 3.1.4 Instalasi Temperature Control DC 12 Volt 27 3.1.5 Pengoperasian Akhir Main Fan (Kipas Radiator) dan Temperature

Control DC 12 Volt 29

3.2 Gambar Komponen untuk Pengaplikasian Temperature Control DC 12

Volt pada Sistem Pendingin Mesin 31

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PEMBAHASAN 37

4.1 Pengoperasian Awal Kipas Radiator (Main Fan) 37 4.1.1 Pelepasan Kipaas Radiator dari Mobil 37 4.1.2 Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Kipas Radiator 39

4.2 Pembuatan Komponen Tambahan 43

4.2.1 Pembuatan Rangkaian Sensor 43

4.2.2 Pembuatan Tempat Rangkaian Sensor 48

4.2.3 Peletakan Sensor pada Hose Atas 51

4.2.4 Pembuatan Cover untuk Controller 52

4.3 Instalasi Temperature Control DC 12 Volt 53

4.3.1 Rangkaian pada Controller 54

4.3.2 Rangkaian Relay Kaki 5 54

4.3.3 Rangkaian Relay Kaki 4 55

4.4 Penyetelan Temperature Control DC 12 Volt 56 4.5 Pengoperasian Akhir Kipas Radiator (Main fan) Temperature Control

DC12 Volt 58

4.5.1 Pengujian Saat AC Menyala (Temperature Control Mati) 58 4.5.2 Pengujian Saat AC Mati (Temperature Control Menyala) 60

BAB V PENUTUP 64

5.1 Kesimpulan 64

5.2 Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gangguan, penyebab dan perbaikan pada sistem pendingin mesin 22 Tabel 4.1 Data suhu mesin (Air Conditioning hidup) pada dashboard 59 Tabel 4.2 Data suhu air pendingin (Air Conditioning mati) pada controller dan

suhu mesin pada panel dashboard 61

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pendinginan udara secara alamiah 7

Gambar 2.2 Kipas udara pada roda gila 8

Gambar 2.3 Kipas pada roda gila dengan pengarah aliran 8

Gambar 2.4 Oil cooler system 9

Gambar 2.5 Sirkulasi almiah (a) dan sirkulasi alamiah di mesin 10

Gambar 2.6 Sirkulasi dengan tekanan 11

Gambar 2.7 Konstruksi radiator 12

Gambar 2.8 Konstruksi tutup radiator 13

Gambar 2.9 Kerja katup pengatur tekanan (a) dan katup vakum (b) 14

Gambar 2.10 Radiator dengan tangki reservoir 14

Gambar 2.11 Konstruksi pompa air 15

Gambar 2.12 Penggerak kipas dengan motor listrik 17

Gambar 2.13 Cara kerja kipas pendingin listrik 17

Gambar 2.14 Termostat tipe wax 18

Gambar 2.15 Katup termostat padasaat suhu 80-90 °C 19

Gambar 2.16 Termostat dengan katup by pass 19

Gambar 2.17 Termostat dengan katup by pass pada saat dingin 20 Gambar 2.18 Termostat dengan katup by pass pada saat panas 20

Gambar 2.19 Water jacket 21

Gambar 2.20 Analog temperature control 23

Gambar 2.21 Diggital temperature control 24

Gambar 3.1 Diagram alir proses kerja instalasi temperature control 25 Gambar 3.2 Diagram alir proses pengoperasian awal main fan(kipas radiator) 26 Gambar 3.3 Rangkaian instalasi temperature control pada sistem pendingin mesin

mobil Opel Blazer DOHC LT 28

Gambar 3.4 Diagram alir proses pengoperasian akhir (AC hidup) 29 Gambar 3.5 Diagram alir proses pengoperasian akhir (AC mati) 30

Gambar 3.6 Temperature control DC 12 Volt 31

Gambar 3.7 Cover 31

Gambar 3.8 Sensor 32

Gambar 3.9 Nylon 32

Gambar 3.10 Mur dan baut 33

Gambar 3.11 Pipa galvanis 33

Gambar 3.12 Kabel 33

Gambar 3.13 Relay 5 kaki 34

Gambar 3.14 Relay 4 kaki 34

Gambar 3.15 Kipas 35

Gambar 3.16 Sensor, nylon, mur, dan baut 35

Gambar 3.17 Hasil dari rangkaian Sensor, nylon, mur, dan baut 36

Gambar 3.18 Rangakain sensor dan pipa galvanis 36

Gambar 3.19 Hasil rangakain sensor dan pipa galvanis 36

(10)

ix

Gambar 3.20 Hasil rangkaian controller dan cover 37

Gambar 4.1 Pelepasan socket kipas pendingin 39

Gambar 4.2 Pelepasan baut pemegang kipas pendingin 39

Gambar 4.3 Pelepasan kipas pendingin 40

Gambar 4.4 Pelepasan kipas pada bodi kipas 41

Gambar 4.5 Pelepasan sudu-sudu kipas 41

Gambar 4.6 Pelepasan motor kipas 42

Gambar 4.7 Plat pengunci bodi motor kipas 42

Gambar 4.8 Pelepasan rotor pemegang sudu kipas 43

Gambar 4.9 Kondisi sikat arang yang menipis 43

Gambar 4.10 Kondisi kipas pendingin setelah dilakukan perbaikan 44 Gambar 4.11 Sensor suhu (a), baut stainless M10 (b) 45

Gambar 4.12 Pengeboran (diameter 3 mm) 45

Gambar 4.13 Pengeboran (diameter 6,5 mm) 46

Gambar 4.14 Pembubutan nylon 46

Gambar 4.15 Proses memasukkan nylon ke dalam baut 47

Gambar 4.16 Hasil pemotongan nylon 47

Gambar 4.17 Proses pengeboran nylon 47

Gambar 4.18 Hasil dari proses pengeboran 48

Gambar 4.19 Pemberian lem pada sensor dan dalam baut 48

Gambar 4.20 Hasil rangkaian senor 49

Gambar 4.21 Pengukuran pipa 49

Gambar 4.22 Proses pemotongan 50

Gambar 4.23 Hasil pengelasan 50

Gambar 4.24 Hasil pembubutan stoper 50

Gambar 4.25 Proses pengeboran pipa 51

Gambar 4.26 Proses pengetapan 51

Gambar 4.27 Hasil pengetapan 52

Gambar 4.28 Pemotongan hose atas 52

Gambar 4.29 Pengencangan clamp 53

Gambar 4.30 Pemasangan hose atas 53

Gambar 4.31 Pembuatan pola pada plat aluminium 54

Gambar 4.32 Cover dan controller 54

Gambar 4.33 Pengencangan tutup cover 55

Gambar 4.34 Relay kaki 5 56

Gambar 4.35 terminal connector 56

Gambar 4.36 Relay kaki 4 57

Gambar 4.37 Pemasangan kabel (87) pada main fan 57

Gambar 4.38 Tombol-tombol pada controller 57

Gambar 4.39 Cooling, heating, mode setting 58

Gambar 4.40 Cooling mode setting 58

Gambar 4.41 Setting hysteresis 59

Gambar 4.42 Grafik perbandingan suhu pada controller dan dashboard 62

Gambar

Tabel 2.1 Gangguan, penyebab dan perbaikan pada sistem pendingin mesin 22 Tabel 4.1 Data suhu mesin (Air Conditioning hidup) pada dashboard 59 Tabel 4.2 Data  suhu  air  pendingin  (Air Conditioning mati)  pada controller dan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan analogi yang sama, jika data indikator yang diamati berada pada daerah normal dan memberikan signal tidak ada krisis, maka dalam 24 bulan kemudian terjadi krisis berarti

 Bank Indonesia juga akan tetap melakukan pengawasan dari sisi sistem pembayaran dan makroprudensial untuk mendapatkan keyakinan bahwa penyelesaian transaksi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Korporasi dapat dikenakan sebagai pelaku turut serta atau penyertaan terhadap perbuatan organ-organ yang ada didalamnya,

SAKRI SUTARDI,

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

penyedia perkhidmatan kewangan berkenaan Mengikut keperluan penyedia perkhidmatan kewangan berkenaan, atau berdasarkan peraturan semasa MKN SEKTOR PERKHIDMATAN KEWANGAN

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

a) Bahwa perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa diancam dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) bulan. b) Bahwa berdasarkan fakta–fakta yang