TINJAUAN YURIDIS AKTA KELAHIRAN ANAK YANG BELUM TERDAFTAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN
2013 TENTANG ADMNISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
ALSYA AZHARI NIM : 140200026
DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2018
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ALSYA AZHARI
NIM : 140200026
Departemen : Hukum Administrasi Negara
Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS AKTA KELAHIRAN ANAK YANG BELUM TERDAFTAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG ADMNISTRASI
KEPENDUDUKAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
Dengan ini menyatakan:
1. Bahwa Skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak merupakan ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak mana pun
Medan, April 2018 Penulis
ALSYA AZHARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T atas segala berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul skripsi ini adalah “Tinjauan Yuridis Akta Kelahiran Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa”
Terselesaikannya penulisan skripsi ini juga tidak terhindar dari adanya bantuan serta dukungan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini, penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting,S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr.O.K.Saidin,S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Puspa Melati Hasibuan,S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr.Jelly Leviza,S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. IbuDr.Agusmidah,S.H.,M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara.
6. Ibu ErnaHerlinda,S.H.,M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum Administrasi Negara, sekaligus sebagai Pembimbing II penulis yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bpak HEMAT TARIGAN,S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan banyak petunjuk serta bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Amsali Putra Sembiring, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat kepada penulis selama perkuliahan.
9. Kepada Seluruh Dosen di FakultasHukumUniversitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik.
11. Seluruh Pegawai di Kantor Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan data.
12. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, ayahanda Al-Azhari,S.E dan Ibunda Marlina yang telah mendidik anaknya untuk menjadi orang yang berhasil, dan juga tiada hentinya mencari rezki dari terbit fajar hingga terbenam matahari untuk menafkahi keluarga dan membiayai pendidikan penulis hingga saat ini terimakasih atas do’a nya yang tiada henti.
13. Kepadateman–temansegrupMostePotente (Indra Sakti Ginting, Ridwan Lubis, Annisa Herwina, Amsari Ramadan) yang sudah sangat membantu penulis meluangkan waktu memberikan kesan candatawa serta bantuan sebagai teman yang tidak ternilai harganya, Untuk Muhammad Ari Juliardisalah satu seseorang yang telah mendampingi penulis hingga akhir perkuliahan ini. Dan kepadateman–teman segrup Werewolf (Syadzwina, Adelina, Caca, Dian, Indra Sakti, Melviany, Natasha, Amsari, Ridwan, Ruth Rohani, Laura Silaban) yang sudah menjadi teman terbaikku
14. Terima kasih kepada Keluarga Besar Grup A Fakultas Hukum Usu Angkatan 2014 dan Keluarga Besar IMAHARA USU 2014
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang menaruh perhatian demi kesempurnaan skripsi ini dan juga penulis berharap bahwa dengan penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Medan, Maret 2018 Penulis,
ALSYAAZHARI
ABSTRAK Alsya Azhari*
Hemat Tarigan**
Erna Herlinda***
Dalam Pasal 27 UU No 24Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan bahwa setiap kelahiran anak wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi penyelenggara setempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 hari sejak peristiwa kelahiran terjadi. Masyarakat Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa memiliki kesadaran hukum yang sangat rendah terhadap kepemilikan akta kelahiran adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan pencatatan kelahiran menurut UU 24 Tahun 2013, bagaimana pelaksanaan pembuatan akta kelahiran anak yang belum terdaftar di Desa Bangun Rejo, dan bagaimana peran pemerintah dalam pembuatan akta kelahiran.
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu dengan mengumpulkan data-data studi kepustakaan dan meninjau ke lapangan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan skripsi. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan dan regulasi yang berkaitan dengan masalah hukum yang diteliti. Analisis data di lakukan secara kualitatif.
Peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan antara lain perkawinan, kelahiran, pengakuan/pengesahan anak, perceraian, kematian dan ganti nama. Tujuan dan manfaat akta kelahiran erat kaitannya dengan kebutuhan administrasi dasar yang harus dipenuhi setiap orang.
Landasan hukum pencatatan kelahiran anak yaitu UU No 24 Tahun 2013, Peraturan Presiden RI No 25 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2012.
Dalam Pembuatan akta kelahiran anak yang belum terdaftar yang dilakukan oleh Kantor Kepala Desa Bangun Rejo yaitu melakukan proses pendataan kepada masyarakat dan mengajukan nya ke Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil dengan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan. Adapun hambatan dalam pembuatan akta kelahiran di Desa Bangun Rejo yaitu kurangnya pegawai yang profesional sehingga masyarakat enggan untuk mengurusnya. Upaya yang dilakukan pemerintahan dalam pencatatan kelahiran yaitu mengadakan pertemuan kepada masyarakat sebulan sekali dengan pegawai dan selalu memberikan biaya
“gratis” kepada masyarakat.Pelayanan akta kelahiran sekarang ini memerlukan jiwa kepemimpinan agar masyarakat mau memenuhi kelengkapan administrasi kependudukan.
Kata kunci: Akta Kelahiran, Penduduk, Administrasi Kependudukan.
*Mahasiswa Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum USU
*** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum USU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
ABSTRAK ...v
DAFTAR ISI...vi
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang ...1
B. Perumusan Masalah ...6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7
D. Keaslian Penulisan ...8
E. Tinjauan Kepustakaan ...10
F. Metode Penelitian ...20
G. Sistematika Penulisan...22
BAB II PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN...24
A. Peristiwa Hukum Dalam Kehidupan Manusia Yang Perlu Dilakukan Pencatatan ...24
B. Tujuan dan Manfaat Pencatatan Kelahiran Anak ...31
C. Landasan Hukum Pencatatan Kelahiran Anak ...33
BAB III PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK YANG BELUM TERDAFTAR DI DESA BANGUN REJO ...40
A. Gambaran Umum Desa Bangun Rejo...40
B. Prosedur Pendaftaran Pencatatan Kelahiran ...45
C. Hambatan Dalam Pembuatan Akta Kelahiran di Desa Bangun
Rejo ...55
BAB IV PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ...58
A. Upaya Pemerintah Dalam Pembuatan Akta Kelahiran ...58
B. Pengawasan Pemerintah Dalam Pencatatan Kelahiran ...62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...65
A. Kesimpulan ...65
B. Saran ...66
DAFTAR PUSTAKA ...68 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, hubungan hukumantara orang tua dengan anak terlihat secara jelas dalam suatu kewajiban orang tua terhadap anak untuk memberikan penghidupannya sampai si anak memiliki kemampuan untuk mencari nafkah sendiri, misalnya sudah bekerja. Adakalanya anak dibiayai oleh orang tuanya walaupun sudah berumah tangga misalnya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.Hal ini tergantung kepada kondisi orang tua masing-masing anak. Sebaliknya adakalanya si anak sudah dibebani kewajiban untuk mencari nafkah hidupnya sejak tamat Sekolah Dasar dan bahkan membantu orang tuanya untuk mengurangi beban kehidupan mereka.1
Perlindungan terhadap anak, merupakan hak asasi yang harus diperolehanak. Sehubungan dengan hal ini, Pasal 27 ayat (1)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pernyataan dari Pasal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan kedudukan didalam hukum dan pemerintahan bagi semua warga negara, baik wanita, pria, dewasa dan anak- anak untuk mendapat perlindungan hukum.2
1 Tan Kamello, Syarifah Lisa, Hukum Orang dan Keluarga, (Medan, USU Press, 2015), hal.66.
2 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan,(Bandung:Rfika Adiatma,2014),hal.13.
Di negara Indonesia kedudukan anak menjadi bagian utama dalam sendi kehidupan keluarga, agama, bangsa, dan negara baik dalam menumbuh kembangkan inteligensi anak maupun mental spiritual. Hal ini dilandasi dengan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia sendiri yang memiliki sistem hukum yang berasal dari sendi-sendi hukum adat dan ras.3
Anak merupakan generasi penerus dari suatu bangsa dan negara. Maka sudah selayaknya anak mendapatkan perhatian dan perlindungan baik dari orangtuanya maupun dari negara. Perlindungan tersebut diberikan tidak hanya pada bidang pendidikan tetapi juga dalam hal kepastian hukum yang diberikan melalui identitas dirinya. Oleh karena itu negara memberikan perlindungan bagi penentuan pemenuhan hak identitas diri anak, baik anak sah maupun anak luar kawin. Tetapi dalam pelaksanaannya pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, hal tersebut tidak sepenuhnya terlaksana, khususnya dalam hal jaminan akta kelahiran gratis, masih sangat jauh dari harapan. Selain itu ada beberapa hal lagi yang menyebabkan kendala atau halangan dalam pelaksanaan pencatatan dan pembuatan Akta Kelahiran yakni: asumsi masyarakat akan birokrasi yang berbelitdalam mengurus dokumen kependudukan dan catatan sipil, biaya yangmahal, jarak instansi pelaksana yang cukup jauh dan memakan biaya yang ekstra.4
Hukum menyadari penting dan perlunya seseorang memiliki bukti tertulis dalam menentukan status orang tersebut atas kejadian-kejadian atau peristiwa- peristiwa yang selalu ada dalam perjalanan hidup manusia antara lain pertama,
3 Alfabeta, Pendidikan Anak Berkonflik Hukum, (Bandung, Alfabeta, 2017), hal.18.
4 Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007), hal.38.
saat kelahiran; kedua, saat perkawinan, dan ketiga, saat kematian. Ketiga perbuatan hukum tersebut wajib memiliki bukti yang ditunjukkan dengan adanya suatu akta yang disebut dengan akta catatan sipil. Pencatatan sipil adalah suatu lembaga hukum yang mengadakan pendaftaran, pencatatan serta pembukuan yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya untuk memberikan ketertiban dan kepastian hukum atas peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian seseorang.5
Identitas anak yang diperoleh melalui akta kelahiran merupakan salah satu hak sipil anak menurut Konvensi Hak-Hak Anak. Hak anak ini semakin dikuatkan dengan pembuatan akta kelahiran yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dan untuk mendapatkan akta kelahiran atau surat-surat lainnya mengenai
Pencatatan kelahiran merupakan hal yang sangat penting bagi orang yang bersangkutan maupun negara, karena dengan adanya pencatatan kelahiran yang teratur maka berbagai persoalan dapat diselesaikan misalnya dapat diketahui jumlah pertambahan penduduk. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan masalah kependudukan.
Dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Tertib Administrasi Kependudukan, bahwa setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran, dimaksud disini adalah pencatatan dilakukan langsung oleh orangtua dari si anak yang baru lahir di tempat dimana anak tersebut dilahirkan.
5 Tan Kamelo, Syarifah Lisa, Op. Cit.,hal.25-26.
pertambahan penduduk, maka penduduk tersebut harus melaporkan peristiwa kelahiran atau perpindahannya ke Lembaga Pencatatan Sipil.6
Sampai saat ini masih banyakanak Indonesia yang identitasnya belum tercatat dalam akta kelahiran, secara de jure keberadaannya dianggap tidak ada oleh negara. Hal ini mengakibatkan banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari manipulasi identitas anak. Semakin tidak jelas identitas seorang anak , maka semakin mudah terjadi ekploitasi terhadap anak seperti anak menjadi korban perdagangan bayi dan anak, tenaga kerja dan kekerasan. Oleh karenanya di harapkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia jangan takut dan enggan untuk mendaftarkan segera kelahiran anaknya, untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak dan mencegah munculnya segala bentuk eksploitasi bagi anak, beban tugas kepada pemerintah tidaklah mudah dan harus melibatkan semua pihak oleh Arti penting dari kepemilikan akta kelahiran yakni: menjadi bukti bahwa negara mengakui akta identitas seseorang yang menjadi warganya, sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk menyusun anggaran nasional dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan perlindungan anak, merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya, mencegah pemalsuan umur, perkawinan dibawah umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, karena anak secara yuridis berhak untuk mendapatkan perlindungan, kesehatan, pendidikan, pemukiman, dan hak-hak lainnya sebagai warga negara.
6 Abu H. Ahmadi dan Kelany H.D, Kependudukan di Indonesia dan Berbagai Aspeknya, (Semarang, Mutiara Permata Widya),hal 4-5.
karenanya harus ada kerja sama dan koordinasi yang sinergi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi anak-anak di Indonesia. Dalam pengurusan akte kelahiran sudah ditetapkan prosedur pengurusan, namun masih banyak berbagai keluhan masyarakat terhadap penyelenggaran pelayanan pengurusan akte kelahiran.7
Fungsi akta kelahiran untuk negara yaitu mengetahui data anak secara akurat di Indonesia untuk kepentingan perencanaan dan guna menyusun data Akta kelahiran akan ikut menentukan nasib kita di kemudian hari.
Misalnya, jika mencari kerja perlu melampirkan akta kelahiran, apabila meneruskan sekolah perlu melampirkan akta kelahiran. Namun masalahnya, tidak setiap orang memiliki akta kelahiran di Indonesia apa lagi di daerah terpencil misalnya di desa-desa. Undang-Undang Dasar NRI1945 Pasal 28 ayat 2 jelas sekali menyatakan setiap anak mempunyai hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kemudian di dalam berbagai Undang-Undang (UU) di bawah UUD diantaranyaUndang-Undang tentang perlindungan Anak jelas menyatakan akta kelahiran menjadi hak anak dan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya.
Masih banyak orangtua yang belum memahami tentang pentingnya akta kelahiran. Di dalam Undang-Undang No 23 tahun 2006 yang sekarang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan di dalamnya mengatur lebih lanjut tentang pemberian akta kelahiran.
7 Wahyudi Kumorotomo, Op,.Cit.,hal.39.
statistik negara yang dapat menggambarkan demografi, kecenderungan dan karakteristik penduduk serta arah perubahan sosial yang terjadi, bagi mereka yang lewat 60 hari s/d 1 tahun masih dapat membuat akta kelahiran asal disetujui oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Masyarakat Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa memiliki kesadaran hukum yang sangat rendah terhadap kepemilikan akta kelahiran, hal ini terdapat beberapa anggota keluarga yang tidak memiliki akta kelahiran, padahal akta kelahiran adalah akta yang sangat penting dimiliki setiap anak yang menjadi warga negara Indonesia. Banyaknya masyarakat yang belum memiliki akte kelahiran disebabkan kurangpahamnya masyarakat terhadap pentingnya akta kelahiran dalam kehiduoan berbangsa dan bernegara, rendahnya kesadaran masyarakat mengurus akta kelahiran juga karena pandangan masyarakat bahwa akta kelahiran hanya sebagai syarat administratif saja yaitu syarat untuk anak masuk sekolah dan melamar kerja. Alasan lain disebabkan karena selama ini mengurus akta kelahiran memerlukan proses yang panjang serta biaya yang tinggi dari para pihak tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul tentang : “Tinjauan Yuridis Akta Kelahiran Anak Yang BelumTerdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa.”
B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaturan pencatatan kelahiran bagi anak menurut Undang- Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan?
2. Bagaimana pelaksanaanpembuatan akta kelahiran anak yang belum terdaftar di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa ?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam pembuatanakta kelahiran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaturan pencatatan kelahiran bagi anak menurut Undang-Undang 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan akta kelahiran anak di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa.
c. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pembuatan akta kelahiran.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak, yaitu diantaranya sebagi berikut :
1) Kegunaan Bagi Peneliti
Untuk menambah cakrawala ilmu hukum, khususnya mengenai hukum tentang proses pembuatan akta kelahiran terhadap anak yang belum mempunyai akta kelahiran. Selain itu juga sebagai gambaran praktis bagi peneliti pun dapat mengetahui akta kelahiran bagi anak yang belum mendaftar di Kecamatan Tanjung Morawa.
2) Kegunaan Teoritis
Kegunaan Teoritis dalam peneilitian ini memberi manfaat akademis khususnya yang membutuhkan informasi tentang pencatatan kelahiran anak yang belum terdaftar di Desa Bangun Rejo, dan menambah ilmu pengetahuan khususnya hukum administrasi kependudukan yang berkaitan dengan pencatatan kelahiran anak. Juga diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat serta dapat menjadi acuan untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi.
3) Kegunaan Praktis
Hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa maupun aparatur Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai suatu badan pertimbangan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan dan pengurusan akta kelahirandan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyrakat sehingga masyarakat mengetahui bagaimana cara mendapatkan akta bagi mereka yang belum mempunyai akta kelahiran.
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul skripsiini mengenai “Tinjauan Yuridis Akta Kelahiran Anak yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa” merupakan hasil pemikiran yang ide dan penulisannya murni hasil karya penulis sepenuhnya ditambah dengan literatur-literatur lain baik dari buku-buku perpustakaan serta melakukan riset ke Desa Bangun Rejo guna memperoleh data- data yang dapat mendu kung skripsi ini.
Setelah dilakukan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tidak ditemukannya judul ataupun pemasalahan yang sama. Adapun kemiripan mengenai judul yang disusun oleh:
1. DEWI MAHRANI Fakultas Hukum USU Departemen Hukum Keperdataan Program Kekhususan Perdata Bw yaitu:
Akibat Hukum Keterlambatan Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006Tentang Admnistrasi Kependudukan (Studi di Catatan Sipil Padang Sidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan), dengan permasalahan:
1. Prosedur pembuatan akta kelahiran bagi anak yang terlambat mendaftarkan akta kelahirannya pada catatan sipil PadangSidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan
2. Faktor penghambat dalam prosedur pembuatan akta kelahiran pada Catatan Sipil PadangSidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Upaya yang dilakukan pihak Catatan Sipil PadangSidimpuan mencegah dan menyelesaikan keterlambatan mendaftarkan akta kelahiran studi PadangSidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan menurut Undang-Undang No.
23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
2. IGNASIA TINAMBUNAN Fakultas Hukum USU Departemen Hukum Administrasi Negara yaitu:
Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Dairi dalam rangka pelaksanaan Administrasi Kependudukan menurut Undang-Undang No.23 tahun 2006 ditinjau dari Hukum Administrasi Negara, dengan permasalahan:
1. Kebijakan Hukum Pemerintah dalam Pencatatan Kelahiran
2. Peraturan Serta Mekanisme Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Dairi 3. Upaya Hukum Pemerintah Dairi dalam Pencatatan Kelahiran.
Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha Penulis sendiri dengan adanya bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing penulis tanpa adanya unsur penipuan, penjiplakan, atau hal-hal yang dapat merugikan pihak tertentu. Dan untuk itu Penulis dapat mempertanggung jawabkan atas semua isi yang terdapat di dalam penulisan skripsi ini dan keaslian penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan judul yaitu
“Tinjauan Yuridis Akta Kelahiran Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa”. Sebelum melanjutkan penulisan, terlebih dahulu memberikan beberapa penjelasan dan pengertian umum mengenai judul skripsi ini.`
1. Penduduk
Penduduk adalah orang atau sekelompok orang yang tinggal di suatu tempat. Adapun yang dimaskud penduduk Indonesia adalah orang-orang yang menetap di Indonesia. Dilihat dari jumlah penduduk yang demikian banyaknya, Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan dan dampak kelahiran di masyarakat.
Pertambahan penduduk yang terus menerus itu, memang banyak menjadi beban bila tidak diimbangi dengan penduduk yang berkualitas, dan penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia kurang efektif. Akibat penduduk yang berlebih mengakibatkan tingkat kelahiran di indonesia semakin meningkat.8
2. Akta Kelahiran
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi serta penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis serta mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras, juga seimbang.9 Terlebih dalam pemenuhan haknya, seorang anak tidak dapat melakukannya sendiri disebabkan kemampuan dan pengalamannya yang masih terbatas, khusus orang tua memegang peranan penting dalam memenuhi hak-hak anak.10
Untuk mewujudkan Kabupaten/Kota layak Anak, salah satunya setiap anak memiliki akta kelahiran. Hanya selembar kertas, sudah dipastikan anak tersebut terabaikan dalam segala hal, seperti tidak dapat bersekolah, tidak dapat pelayanan imigrasi, dan lain sebagainya. Intinya, akta kelahiran sangat berguna sebagai awal pengakuan Negara terhadap warga Negaranya. Kementerian Dalam Negeri yang berwenang menerbitkan kata Kelahiran sebagaimana perintah Undang-Undang 24
8 Bachan Mustafa, Sistem Administrasi Negara Indonesia (Citra Aditya Baktoi, Bandung, 2001), hal.6
9R.Wiyono, Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia,(Yogyakarta, Nusa Bookstore Wonknies, 2016), hal.2.
10 M. Nasir Djamil, Anak Bukan untuk di Hukum,(Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hal.12.
Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, telah memberi kemudahan bagi orang tua untuk mengurus akta kelahiran anak. Dinas Catatan Sipil membuka layanan langsung melalui Mobil Keliling. Meskipun demikian, sampai target waktu sesuai dengan rencana strategi kementerian dalam Negeri, setiap anak Indonesia memiliki akta kelahiran, masih banyak anak belum memiliki akta kelahiran.
Sebagaimana pemikiran Aristoteles yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial atau disebut dengan istilah “Zoon Pilitikon” , dimana manusia tidak akan bisa hidup secara individual dan cenderung hidup berserikat dam bersosialisasi, begitu pula seorang anak (termasuk anak luar kawin) yang akan hidup bersosialisasi dengan lingkungan nya, maka untuk kebutuhan tersebut seorang anak memerlukan identitas diri yang dengan adanya akta kelahiran.
Anak luar kawin seperti halnya anak sah, berhak mendapatkan hak-hak yang sama dimata hukum. Sebagai contoh adalah hak memperoleh identitas diri sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa: Ayat (1) “identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya”: Ayat (2) “identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam Akta Kelahiran”. Anak luar kawin juga mencerminkan adanya suatu kepastian Hukum atas Kepemilikan Dokumen.11
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras,
11Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jilid 1, PT Toko Gunung Agung, Jakarta, 1996,hal.1.
golongan, kelamin, etnik, budaya dan bangsa, status hukum anak urutan kelahiran amak, dan kondisi fisik dan mental.
Kepemilikan akta kelahiran menjadi sangat penting karena akta kelahiranlah yang membuat seorang anak membuktikan bahwa suatu peristiwa hukum yang di alami seorang itu benar telah terjadi, karena didalam suatu akta kelahiran sudah termuat keterangan yang menyatakan telah terjadinya suatu peristiwa hukum yang memuat pada hari, tanggal, bulan, tahun, tempat tertentu atas nama seseorang.
Dan akta kelahiran juga sangat penting dalam proses pembangunan nasional karena dapat memberikan manfaat bagi individu maupun pemerintah.12
Salah satu penyebab belum semua anak memiliki akta kelahiran, karena orangtua belum serius menjadi ayah dan ibu dari anak mereka. Selain itu sosialisasi pentingnya memiliki akta kelahiran belum menyentuh semua ayah dan ibu.13
Pencatatan kelahiran merupakan hal yang sangat penting bagi orang yang bersangkutan maupun bagi negara, karena dengan adanya pencatatan kelahiran yang teratur maka dapat diketahui persentase pertambahan penduduk setiap tahunnya, hal ini akan membantu pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan yang berhubungan dengan masalah kependudukan. Penduduk di satu pihak merupakan modal dasar pembangunan. Namun apabila pertumbuhan penduduk juga pencetu sasaran pembangunan. Dengan kata lain penduduk berlangsung tanpa kendali dan tanpa dibarengi dengan perkembangan teknologi dan
12 Salim HS,S.H., M.S Pengantar Hukum Perdata Tertulis, (Sinar Grafika, Jakarta, 2011),hal.50
13http://www.ykai.net/index.php?view=article&id=886:masih-banyak-anakbelum- memiliki-akta-kelahiran, diakses tanggal 19 Maret 2018
pengelolahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, maka yang terjadi bukan perkembanga Negara yang maju, justru akan menimbulkan masalah lain seperti kemiskinan dan tingkat kriminalitas yang meningkat.
Ada tiga alasan mengapa pencatatan kelahiran itu penting, yaitu sebagai berikut :
1. Pencatatan kelahiran adalah pengakuan formal meneganai keberadaan seorang anak, secara individual terhadap Negara dalam hukum.
2. Pencatatan kelahiran adalah elemen penting dari perencanaan nasional untuk anak-anak, memberikan dasar demografis agar strategi yang efektif dapat dibentuk.
3. Pencatatan kelahiran adalah untuk mengamankan hak anak lain, misalanya identifikasi anak sesudah berperang, anak ditelantarkan atau diculik, agar anak dapat mengetahui orang tuanya (khususnya jika lahir diluar nikah), sehingga mereka mendapatk akses pada sarana atau prasarana dalam perlindungan negara dalam batas usia hukum (misalnya : pekerjaan, dan dalam sistem peradilan anak)serta mengurangi atau kemungkinan penjualan bayi atau pembunuhan bayi.14
Demikian pula dengan peristiwa kelahiran seorang, peristiwa kelahiran itu pula mempunyai bukti yang tertulis dan otentik karena untuk membuktikan identitas seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita lihat akta kelahirannya yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang yang mengeluarkan akta
14 Daly Emi, “Kajian Impelmentasi Peraturan Perundang-undangan dalam Hal Pembuatan Akta Kelahiran” laporam penelitian, Depok 1999, hal.2.
tersebut.15
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akta kelahiran memuat secara lengkap dan cermat tentang berbagai hal yang harus ditulis dalam akta tersebut dan akta kelahiran erupakan akta otentik dimana akta tersebut dibuat oleh pejabat yang berwenang, dalam hal ini adalah pegawai catatan sipil. Apabila pristiwa kelahiran itu telah lampau waktu untuk didaftarkan, maka untuk dilakukan pencatatan atau pendaftaran perlu ada surat penetapan dari hakim pengadilan.
Akta kelahiran dapat dijadikan jati diri atau alat membuktikan diri atas pemiliknya sebab dalam suatu akta kelahiran tersebut akan dicantumkan dengan jelas tentang hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran serta ditegaskan nama orangtua yang melahirkan oleh karena itu, akta kelahiran dapat membuktikan bahwa orang tersebut telah mencapai umur tertentu untuk dapat melakukan suatu perbuatan hukum tertentu, misalnya perkawinan. Selain itu adapun kegunaanya sampai sekarang ini disamping untuk administrasi penduduk.
16
3. Administrasi Kependudukan
Adminstrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangun sektor lain.17
15 Victor M.Situmorang,Cormentyna Sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil di Indonesia (Sinar Grafika, Jakarta), hal.40.
16 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia,(Citra Aditya Bakti, Bandung 2000), hal.50.
17 Undang-Undang No 24 Tahun 2013, Administrasi Kependudukan Buku ke 3 Pasal 1.
Pengaturan tentang Admministrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar Negri.
Peraturan perundang-undangan mengenai administasri kependudukan yang tertib dan tidak diskriminatif sehingga diperlukan pengaturan secara menyeluruh untuk menjadi pegangan bagi semua penyelenggara negara yang berhubungan dengan kependudukan, maka dari itu, dibentuk undang-undang tentang Administasi Kependudukan.
Dalam dinamika pembangunan, tidak terlepas dari permsalahan dan kendala-kendala yang terjadi ketika proses perkembangan zaman. Masalah kependudukan yang sering dihadapi tidak terlepas kaitannya dengan kondisi tertib administrasi kependudukan, baik dalam konteks pendaftaran maupun pencatatannya dalam rangaka memberikan status kepastian hukum keperdataan kepada setiap orang.18
1. Memenuhi hak asasi setiap orang di bidang administarsi kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan publik yang profesional:
Adminstrasi Kependudukan diarahkan untuk:
2. Meningkatkan kesadaran penduduk akan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan;
3. Memenuhi data statistik secara nasional mengenai peristiwa kependudukan dan peristiwa penting;
18Ibid
4. Mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan secara nasional, regional, serta lokal; dan
5. Mendukung pembangunan sistem adiministrasi kependudukan.
Pemerintahan telah menggunakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan sebagai peraturan yang menjadi pegangan bagi semua penyelenggaraan negara yang berhubungan dengan kependudukan karena peraturan perundang-undangan yang sudah ada dianggap tidak sesuailagi dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang tertib dan tidak diskrimimatif. Dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan mengenai sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sistem informasi Administrasi Kependudukan ialah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan instasi pelaksana sebagai satu kesatuan.19
Pengelolaan informasi administrasi kependudukan dilakukan oleh Menteri melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Denga adanya SIAK ini diharapkan mampu memberikan informasi yang menunjang administrasi kependudukan, yang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi tuntutanmasyarakat atas pelayanan kependudukan profesional. . Undang-undang tentang Administrasi Kependudukan ini memuat pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi di bidang administrasi penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
19Ibid
NIK adalah identitas penduduk Indonesia dan merupakan kunci sukses dan melakukan verifikasi dan validasi data jati diri seseorang guna mendukung pelayanan publik dibidang administrasi kependudukan. Pemerintah daerah adalah sub sistem pemerintahan pusat. Pemberian kewenangan kepada unit-unit atau satuan pemerintah yang lebih rendah dan lebih kecil merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dan tidak dapat di hindari.20
Dalam mengatur organisasi perangkat-perangkat di daerah harus ada konsepsi yang satu, utuh dan berwawasan nasional. Pemerintah pusat memberi wewenang kepada daerah untuk mengatur wilayah daerahnya, kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertanahan keamanan, peradilan, moneter, dan fiscal, agama serta kewenangan dibidang lain. Kewenangan pemerintah diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewenangan yang diserahkan.21
Dahulu banyak orang yang berpendapat, bahwa lembaga catatan sipil berada dibawah Departemen Kehakiman mengingat lembaga ini mengatur masalah-masalah keluarga yang menyangkut kepentingan perseorangan yang mempunyai catatan sipil ini. Akan tetapi Departemen kehakiman tidak meyakininya. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, lebih memperjelas status hukum lembaga catatan
20 Afan Gaffar, dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Pustaka pelajar, Yogyakarta), hal.21.
21 Deddy Supriady, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Derah, (PT.SU, Jakarta), hal.11.
sipil di Indonesia, sebab dalam Undang-undang Administrasi Kependudukan didalamnya mengatur secara lengkap tentang catatan sipil.
Adapun kewajiban dan tanggung jawab penyelenggaraan urusan pencatatan sipil yang dilakukan oleh gubernur mempunyai kewenangan yaitu pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dan kewajiban tanggung jawab penyelenggaraan pencatatan sipil diselenggarakan pemerintah kabupaten/kota dilakukan oleh bupati/walikota dengan kewenangan membentuk instansi pelaksana yang tugas dan fungsinya dibidang administrasi pendudukkan, instansi pelaksanaan berkewajiban:
1. Mendaftar peristiwa kependudukan dan mencatat peristiwa penting;
2. Memberikan pelayanan sama dan profesional kepada setiap penduduk atas pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting;
3. Menerbitkan dokumen kependudukan;
4. Mendokumentasikan hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;
5. Menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas peristiwa kependudukan dan peristiwa penting;
6. Melakukan vervikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh penduduk dalam pelayanan penduduk dan catatan sipil.22
22 Abu H. Ahmadi dan Kelany H.D, Op. Cit., hal 11.
F. Metode Penelitian
Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat. Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permaslahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan.23
1. Sifat Penelitian
Adapun metode penelitian digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut;
Dalam penelitian ini yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif, menurut Soerjono Soekanto adalah suatu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur- literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.24
2. Data dan Sumber
23 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-XVI,2010), hal.35.
24Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta, Rajawali Pers, 2001), hal.13- 14.
Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yang meliputi wawancara terhadap narasumber. Data sekunder diperoleh dari:
a. Bahan Hukum Primer, yaitu semua data-data berupa dokumen peraturan yang bersifat mengikat, asli dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu berupa bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini yang digunakan adalah Studi Lapangan (field research) dan Penelitian Kepustakaan (library research). Studi Lapangan
(field research) yaitu satu cara memperoleh data dengan langsung kelapangan yang menjadi objek penelitian, yaitu Kantor Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa. Studi lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat primer, dimana data tersebut diperoleh dengan cara wawancara terhadap informan. Sedangkan penelitian Kepustakaan (libraryresearch) adalah melakukan penelitian
terhadap berbagai sumber bacaan, yaknibuku, pendapat sarjana, artikel, dan internet yang berhubungan dengan penelitian skripsi ini.
4. Analisis Data
Berdasarkan hal ini untuk menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan, maka penulis menggunakan teknik analisis data adalah kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan-keadaan dariobjek yang diteliti dilapangan. Kemudian terhadap permasalahan yang timbul akan ditinjau dan dianalisis secara mendalam dengan didasarkan pada teori-teori kepustakaan dan peraturan perundang-undangan sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir yang ditarik secara komprehensif.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar tidak terjadinya kesamaan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi lagi ke dalam beberapa sub-sub bab.
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Bab ini berisikan tentang peristiwa penting dalam kehidupan manusia yang memerlukan pencatatan, tujuan dan manfaat pencatatan kelahiran dan landasan hukum pencatatan kelahiran.
BAB III PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK YANG BELUM TERDAFTAR DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
Bab ini berisikan tentang gambaran umum tentang Desa Bangun Rejo, prosedur pencatatan kelahiran, dan hambatan dalam pembuatan akta kelahiran.
BAB IV PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN AKTA
KELAHIRAN
Bab ini berisikan tentang upaya pemerintah dalam pembuatan akta kelahiran dan pengawasan pemerintah dalam pembuatan akta kelahiran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi, dimana dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari penulis.
BAB II
PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
A. Peristiwa Hukum Dalam Kehidupan Manusia Yang Perlu Dilakukan Pencatatan
Tingkat kesadaran hukum masyarakat Indonesia saat ini dirasakan kian meningkat, sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang sedang terjadi di segala bidang yang membawa akibat sangat jauh khususnya dalam rangka modernisasi strata sosial.25
Di Indonesia dikenal adanya suatu Lembaga Catatan Sipil yang diusahakan oleh Pemerintah. Lembaga catatan Sipil ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari Lembaga Catatan Sipil pada zaman Belanda yang dikenal dengan nama “Burgerlijke Stand” atau yang dikenal dengan singkatan B.S. dan mengandung arti suatu lembaga yang ditugaskan untuk memelihara daftar-daftar atau catatan-catatan guna pembuktia status atau peristiwa-peristiwa penting bagi para warga negara seperti kelahiran, perkawinan, kematian.26
Pada umumnya kedudukan hukum seseorang dimulai pada saat ia dilahirkan dan akan berakhir dengan kematian bagi dirinya. Sedangkan peristiwa kelahiran sampai dengan kematian seseorang, akan membawa akibat-akibat hukum yang sangat penting tidak saja untuk yang bersangkutan sendiri, akan tetapi juga untuk bekas istri atau bekas suami dan anak-anak mereka. Dan untuk
25 Victor M.Situmorang,Cormentyna Sitanggang, Op. Cit.,hal.1.
26 Subekti, R. Tjitrosoeidibio, Kamus Hukum, (Jakarta, Pradnya Paramita,2001),hal.22.
itu Lembaga Catatan Sipil bertujuan untuk memungkinkan pencatatan yang selengkap-lengkapnya dan oleh karenanya memberikan kepastian sebesar- besarnnya tentang kejadian peristiwa tadi.
Apabila diteliti lebih lanjut, maka peristiwa-peristiwa dalam keluarga didaftarkan pada Catatan Sipil dan mempunyai aspek hukum adalah
1. Perkawinan
Telah menjadi kodratnya bahwa setiap umat manusia di dunia ini yang berlainan jenis harus hidup bersama, maka kedua jenis insan tersebut wajar dan layak melangsungkan perkawinannya untuk hidup bersama membentuk suatu keluarga yang bahagia yang bertujuan mengumpulkan dan mengembangkan keturunannya agar kehidupan manusia tersebut tidak terputus dan dapat lestari dan berkesinambungan.
Mengenai hal ini dapat dilihat dari rumsan pengertian perkawinan yang diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang berbunyi:
“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.27
Adapun penacatatan perkawinan dimaksud untuk menjadikan peristiwa perkawinan itu menjadi jelas, baik bagi yang bersangkutan, maupun bagi orang Dari rumusan pengertian perkawinan tersebut diatas jelaslah bahwa perkawinan itu tidak hanya merupakan ikatan lahir atau batin melainkan ikatan kedua-duanya.
27Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 1
lain dan masyrakat, hal ini dapat dibaca dalam suatu surat yang bersifat resmi dan termuat pula dalam daftar khusus yang disediakan untuk itu, sehingga sewaktu- waktu dapat digunakan di mana perlu, terutama sebagi alat bukti tertulis yang autentik.
Dengan adanya surat bukti itu dapatlah dibenarkan atau dicegah suatu perbuatan yang lain. Mengenai kedudukan berbagai ketentuan dalam berbagai peraturan yang telah ada itu terhadap ketentuan-ketentuan pasal 3 sampai dengan pasal 9 peraturan pelaksanaan dalam penjelasan Pasal 2 ayat (3) dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan khusus yang menyangkut tata cara pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk sedangkan mereka yang tidak beragama islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan pada Kantor Catatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam berbagi perundang-undangan mengenai pencatatan.
Mengenai kedudukan berbagai ketentuan dalam peraturan yang telah ada itu terhadap ketentuan-ketentuan pasal 3 sampai dengan pasal 9 Peraturan Pelaksanaan dalam penjelasan ayat 3 pasal 2 dikatakan bahwa ketentuan- ketentuan khusus yang menyangkut tata cara pencatatan yang diatur dalam berbagai peraturan “Pelengkap” bagi pasal 3 sampai dengan pasal 9 Peraturan Pelaksanaan.
Kemudian dalam penjelasan Peraturan Pelaksanaan pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 dinyatakan bahwa pencatatan dilakukan hanya oleh dua instansi, yakni:
1. Pegawai Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk
2. Kantor Catatan Sipil atau Instanis/Pejabat yang membantunya.
2. Kelahiran
Agar kelangsungan hidup manusai itu dapat lestari dan berkesinambungan, maka manusia itu harus membentuk keluarga dengan terlebih dahulu melangsungkan/mengadakan perkawinan. Kemudian bagi keluarga yang baru dibentuk itu akan dimungkinkan kelahiran anak yang diharapkan sebagai akibat perkawinan mereka dan kemudian anak yang lahir inilah yang disebut sebagai penerus generasi dari orang tuanya. Akan tetapi dalam hal kewarisan acapkali terjadi hal-hal yang sangat merumitkan ahli waris yang sebenarnya, karena adanya pihak ketiga yang ingin menyampingkan ahli waris sebenarnya.
Demikian pula dengan peristiwa kelahiran seseorang, peristiwa kelahiran itu perlu mempunyai bukti yang tertulis dan autentik, karena untuk membuktikan identitas seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita lihat dari akta kelahirannya yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenangyang mengeluarkan akta tersebut.28
Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepala instansi pelaksana setempat paling lambat 60 hari sejak kelahiran.29 Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (1)yang melampaui batas waktu 60 hari sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitan Akta Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat.30
Apabila kita lihat di negara Indonesia, maka yang berhak mengeluarkan akta kelahiran adalah Lembaga Catatan Sipil, hal ini dapat kita lihat bahwa salah
28Victor M.Situmorang,Cormentyna Sitanggang, Op. Cit., hal.39-40.
29Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun 2006 Tentang Administasi Kependudukan Pasal 27 ayat (1)
30 Victor M.Situmorang,Cormentyna Sitanggang, Loc.,Cit
satu fungsi Kantor Camat Sipil adalah menyelenggarakan Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran ini terdapat dalam Pasal 5 ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983. Setelah ditetapkannya Keputusan Presiden tersebut maka setiap peristiwa kelahiran yang ada di tengah-tengah keluarga hendaknya perlu didaftarkan ke Catatan Sipil guna untuk mendapatkan akta kelahiran. Hal ini supaya kedudukan hukum dan status sesorang itu dapat dilihat sewaktu-waktu kebenarannya.
Disamping hal tersebut diatas, maka akta kelahiran dapat pula dijadikan jatidiri/membuktikan dirinya bahwa ia adalah ahli waris yang sah dari seorang pewaris.
3. Pengakuan/Pengesahan Anak
Ada juga suatu perkawinan di mana wanita itu tidak hamil terlebih dahalu karena sesuatu hal, maka berlaku ketentuanm bahwa apabila seorang anak dilahirkan sebelum lewat 180 hari, setelah hari pernikahan orang tuanya, maka orang tuanya berhak menyangkal sahnya anak itu, jika ayahnya sudah mengetahui bahwa istrinya mengandung sebelum pernikahan dilangsungkan atau jika ia hadir pada waktu dibuatnya surat kelahiran tersebut turut ditandatangani olehnya maka dalam hal tersebut si Ayah dianggap telah menerima dan mengakui anak yang hadir itu sebagi anaknya sendiri. Meskipun terhadap anak yang lahir itu telah mendapat pengakuan dari ayah dan ibunyam akan tetapi status anak itu belum dapat dikatakan anak itu anak sah.
Dengan demikian, agar supaya terhadap anak yang dilahirkanoleh ibunya dan mendapat pengakuan dari ayahnya maka peristiwa pengakuan anak itu sangat
penting sekali mendapat pengesahan dari suatu lembaga yang berwenang yang merupakan langkah lebih lanjut dari pengakuan kedua orang tuanya tadi.31
4. Perceraian
Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama, tetapi belum sah menurut hukum negara.Jika anak yang diakui tersebut, telah mendapat pengesahan, maka status atau kedudukan anak tersebut menjadi sama (tidak berbeda) dengan anak sah dalam segala hal.
Dalam hal Akta Pengakuan Anak ataupun Akta Pengesahan ini pada prinsipnya lebih ditunjukkan untuk maksud menciptakan hubungan hukum perdata antara anak yang diakui dengan si pengaku. Sedangkan Akta Pengesahan Anak adalah semacam pernyataan bahwa anak tersebut setelah disahkan menjadi anak yang sah, dalam penegrtian hukum perdata.
Suatu hal yang sangat menyedihkan dalam membina keluarga adalah perceraian, apalagi didalam suatu perkawinan itu telah pula menghasilkan buah hati yang masih kecil-kecil yang sangat membutuhkan kasih sayang dan perlindungan dari kedua orang tuanya, akan tetapi ternyata harus menjadi korban kesengsaraan akibat kedua orang tuanya, yang gagal membina rumah tangga sehingga keluarga suami-istri itu di telan kehancuran dengan perceraian.
Dalam Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 39 ditentukan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak
31Ibid.,hal 42.
suami-istri tersebut. Jika permohonan perceraian tersebut diputus dan dikabulkan oleh Hakim Pengadilan, maka pengadilan membuat surat keterangan tentang terjadinya perceraian tersebut. Selanjutnya surat keterangan itu dikirimkan kepada pegawai pencatat di tempat perceraian itu terjadi untuk diadakan pencatatan perceraian.
5. Kematian
Suatu peristiwa yang tidak dapat dihindari setiap manusai adalah kematian, karena kematian adalah suatu peristiwa yang datangnya di luar kekuasaan manusia.
Hal ini perlu dilakukan karena sangat berguna untuk mengetahui siapa- siapa yang sebenarnya menjadi ahli waris dari almarhum (pewaris) demikian pula terhadap janda yang ditinggalkannya. Kedudukan hukum dari si janda (istri) dapat lebih positif apabila didukung dengan sebuah bukti yang tertulis dan autentik yang berupa akta yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga yang ditunjuk oleh negara, serta mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan dan menerbitkan akta kematian tersebut. Karena akta keatian menerangkan secara tegas nama suami/istr yang ditinggalkan oleh simati.
6. Ganti Nama
Seringkali terjadi juga dalam praktek di mana seseorang itu mengganti namanya, baik bagi WNI asli maupun WNI keturuna. Dalam hal ini, terdapat perbedaan sedikit mengenai prosedur untuk mengubah atau mengganti nama antara WNIasli dengan WNI keturunan atau non pribumi:
1. Warga Negara Indonesia Asli
2. Warga Negara Indonesia Keturunan
3. Prosedur Ganti Nama Berdasarkan Kepres Nomor 127/U/Kep/12/1968.32 B. Tujuan dan Manfaat Pencatatan Kelahiran Anak
Sebagai salah satu sistem pencatatan yang ada pada sebuah negara, pencatatan kelahiran bersifat universal pada dasarnya merupakan pengakuan negara atas status keperdataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih konkrit, pencatatan kelahiran memberikan pengakuan hukum dari negara terhadap identitas, silsilah dan kewarganegaraan seseorang, yang diwujudkan melalui dokumen pencatatan kelahiran, yaitu akta kelahiran.
Kelahiran merupakan kehadiran anggota keluarga baru yang harus segara dilaporkan. Kepemilikan Akta Kelahiran merupakan wujud pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab orangtua terhadap anak.
Meskipun akta kelahiran merupakan dokumen yang sangat penting, namun masih banyak masyrakat yang enggan menguruskannya secara cepat. Mereka sering menunda pengurusannya karena malas, tidak mau mengurusnya sama sekali. Padahalidealnya, pembuatan akta kelahiran dilaporkan dengan cepat, sehingga mendukungupaya pencatatan kependudukan secara akurat, sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013.
Mengapa setiap orang harus memiliki akta kelahiran, akta kelahiran mempunyai banyak manfaat antara lain:
1. Sebagai wujud pengakuan negara mengenai status individu, status perdata, dan status kewarganegaraan seseorang
2. Sebagai dokumen/bukti sah mengenai identitas seseorang
32 Victor M.Situmorang,Cormentyna Sitanggang, Op. Cit.,hal.35-48
3. Sebagai bahan ruukan penetapan identitas dalam dokumen lain, misalnya ijazah
4. Masuk sekolah TK sampai perguruan tinggi
5. Melamar pekerjaan, termasuk menjadi anggota TNI dan POLRI 6. Pembuatan KTP, KK, dan NIK
7. Pembuatan SIM 8. Pembuatan pasport
9. Pengurusan tunjangan keluarga 10. Pengurusan warisa
11. Pengurusan beasiswa
12. Pengurusan pensiun bagi pegawai 13. Melaksanakan pencatatan perkawinan 14. Melaksanakan ibadah haji
15. Pengurusan kematian 16. Pengurusan perceraian 17. Pengurusan pengakuan anak
18. Pengurusan pengangkatan anak/adopsi
Begitu besarnya manfaat akta kelahiran, hampir setiap ursan membutuhkan Akta Kelahiran. Akta Kelahiran ini bisa dikatakan sebagai kebutuhan administrasi dasar yang harus dipenuhi setiap orang.
Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 27, bahwa setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana (Dinas Kpendudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kota) ditempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 hari sejak kelahiran.33
33https://www.bankjim.com/2016/09/manfaat-dan-kegunaan-akta-kelahiran.html, 2 Mei 2018
C. Landasan Hukum Pencatatan Kelahiran Anak
1. Pencatatan Kelahiran Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan. Dalam konteks administrasi kependudukan di Indonesia yang biasa disebut dengan singkatan Adminduk telah diatur dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Admnistrasi Kependudukan. Ruang lingkup administrasi kependudukan meliputi tiga komponen yaitu:
1) Kegiatan penataan dan penerbitan dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftarn penduduk
2) Kegiatan penataan dan penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pencatatan sipil
3) Kegiatan penataan dan penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.34
Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.35Pelapor kelahiran sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 ayat (1) yang melampui batas waktu 60 ( enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitanAkta Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan Kepala Instansi Pelaksana Setempat.36
34 Miftah Thoha, Defenisi-Defenisi Ilmu Administrasi Negara, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005), hal.27
35 Undang-undang No 24 Tahun 2013, Loc.,Cit
36Ibid., Pasal 32 ayat (1)
Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tauanya. Didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemerikasaan dari Kepolisian.37 Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh Instansi Pelaksana.38
Adapun didalam Undang-Undang 24 Tahun 2013 membahas pencatatan kelahiran diluar Wilayah Republik Indonesia. Kelahiran warga negara Indonesia wajib dicatatkan pada Instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia.39 Apabila negara yang dimaskud dalam ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan kepada pada Perwakilan Republik Indonesia.40 Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaskud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Indonesia.41
Peningkatan pelayanan Administrasi Kependudukan sejalan dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak dikreminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan yang menyeluruh untuk
Administrasi Kependudukan Pasal 28 ayat (1)mengatasi permasalahan kependudukan,
37 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 28 ayat (1)
38Ibid., Pasal 28 ayat (2)
39Ibid., Pasal 29 ayat (1)
40Ibid., Pasal 29 ayat (2)
41Ibid., Pasal 29 ayat (4)
perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan.42
2. Pencatatan Kelahiran Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008
Di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Administrasi kependudukan, menegaskan setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.43
1. Pejabat Penacatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
Sedangkan untuk kelahiran mati dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak lahir mati. Pembatasan jangka waktu pelaporan ini akan menentukan jenis akta kelahiran yang dikeluarkan dan prosedur pembuatannya.
Misalkan untuk pencatatan kelahiran yang melampui batas 1 (satu) tahun dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negri.
Adapun Persyaratan untuk memperoleh kelahiran bagi anak menerut Peraturan Presiden yaitu:
44Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat Keterangan kelahiran dengan menunjukkan persyaratan.45
2. Penacatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang
42 Eric Tampubolon 2006, Tinjauan terhadap Aturan Pencatatan Sipil dalam Undang- Undang Administrasi Kependudukan Indonesia, http//jodisantoso.blogspot.com. (diakses tanggal 22 Mei 2018)
43 Undang-undang No 24 Tahun 2013, Loc.,Cit
44Ibid., Pasal 27 ayat (2)
45 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil Pasal 53
tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian.46
3. Pencatatan peristiwa kelahiran dilakukan dengan memperhatikan:
a. Tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara Indonesia b. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara
Indonesia
c. Tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing d. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing e. Orang Asing pemegang Izin kunjungandan;
f. Anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya.47
4. Pencatatan kelahiran penduduk Warga Negara Indonesia dilakukan dengan memenuhi syarat berupa:
a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran b. Nama dan Identitas saksi kelahiran
c. KK orangtua d. KTP orangtua dan;
e. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orangtua.48
5. Formulir Surat Keterangan Kelahiran ditanda tangani oleh pemohon dan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah. Kepala Desa/Lurah berkewajiban meneruskan Formulir Surat Keterangan kelahiran kepada UPTD Instansi Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi pelaksana/UPTD Instansi Pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan
46 Undang-undang No 23 Tahun 2006, Loc.,Cit.
47 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008, Op.,Cit Pasal 51 ayat (2)
48 Ibid., Pasal 52 ayat (1)
Kutipan Akta Kelahiran dan menyampaikan kepada Kepala Desa/Lurah atau kepada pemohon.49
6. Pencatatan kelahiran penduduk Warga Negara Indonesia dilakukan dengan tata cara:
a. Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat Keterangan kelahiran dengan menyerahkan surat kelahrian dari dokter/bidan/penolong kelahiran dan menunjukkan KTP ibu atau bapaknya kepada Instansi Pelaksana.
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.50
7. Pencatatan kelahiran anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya dilakukan dengan tata cara:
a. Pelapor/pemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran dengan menyertakan Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian.
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.51
3. Pencatatan Kelahiran Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012.
Di Indonesia termasuk salah satu dari 20 negara yang cakupan pencatatan kelahirannya paling rendah, dan keadaan di daerah pedesaan lebih buruk daripada
49Ibid.,Pasal 53
50Ibid.,Pasal 54
51Ibid., Pasal 58
di perkotaan. Kesenjangan ini termasuk yang tertinggi di dunia. Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan pencatatan kelahiran, mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencatatan kelahiran, biaya yang tinggi untuk pencatatan, prosedur yang sulit, serta kurangnya akses terhadap pelayanan pencatatan yang biasanya berada di tingkat kabupaten/kota.52Di dalam isi Pasal 37 Perda Kabupaten Deli Serdang Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya ke Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK) kecamatan dan/atau dinas dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.53
d. perlindungan atas data pribadi.
Setiap penduduk pendatang dan tamu berhak mendapatkan pelayanan yang sama dalam :
a. pendaftaran penduduk dan dan pencatatan sipil
b. informasi tentang tata cara dan syarat-syarat Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
c. dokumen Kependudukan;
54
Akta kelahiran sendiri dicatat di Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan.
Akta kelahiran juga mempunyai arti penting bagi diri seorang anak, tentang kepastian hukum si anak itu sendiri. Kelahiran peristiwa hukum yang sangat
52http://hakikibutterfly.blogspot.co.id/2012/05/akte-kelahiran.html
53Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Retrebusi Jasa Umum Pasal 37.
54Ibid., Pasal 38
berarti bagi manusia. Hukum harus memfasilitasi karena berhubungan dengan perlindungan hak pada setiap diri individu. Hal ini berkaitan bahwa hukum mempunyai fungsi yang ideal untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, tentang penyelenggaraan akta kelahiran dimasukkan dalam kegiatan sipil.55
55Miftah Thoha, Op.,Cit.hal 32