• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar belakang penelitian

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan teknologi informasi yang berlangsung cepat. Pilihan pertama para pengguna menggunakan internet untuk memperoleh informasi adalah waktu yang memudahkan langsung untuk mendapatkan dokumen yang diinginkan . Indonesia menempati urutan ke empat, negara dengan pengguna internet terbanyak yaitu mencapai 5,1 % dari populasi pengguna internet di negara-negara Asia (Internet World Statistic, 2014). Hal tersebut menyebabkan adanya perubahan gaya hidup, baik dalam masyarakat maupun dunia bisnis.

Dengan adanya internet sebuah perusahaan dapat dengan mudah memiliki situs atau website yang berisi tentang perkenalan dan informasi mengenai perusahaan tersebut kepada masyarakat. Informasi yang ada di dalamnya dapat berupa lini usaha perusahaan atau informasi penting lainnya. Perusahaan dapat mendeskripsikan produk dan jasa yang dijualnya beserta keunggulan masing-masing. Tidak hanya itu perusahaan juga dapat mengungkapkan informasi keuangan mereka melalui web. Meskipun banyak perusahaan yang sudah menggunakan website sebagai sarana komunikasi, tetapi tidak berarti bahwa keberadaan website perusahaan ini memiliki kuantitas dan kualitas yang terstandarisasi antar perusahaan. Pengembangan pelaporan keuangan berbasis internet dewasa ini dianggap sebagai perkembangan praktik akuntansi

(2)

pengungkapan yang ada meskipun perkembangan praktik ini tidak didasari dengan standarisasi pengungkapan informasi keuangan dengan media internet. (Almilia, 2008). Dengan menempatkan informasi di halaman web perusahaan, pengguna memiliki akses mudah ke informasi keuangan dan dapat mencari informasi, download, dan bahkan membandingkan dan menganalisa data dengan biaya rendah dan tepat waktu. Di sisi lain, perusahaan miliki peluang lebih besar untuk memperbaharui informasi mereka secara kontinyu dengan biaya rendah.

Perkembangan di Indonesia menunjukkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu sarana atau media informasi penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. . Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor maupun para supplier. Dengan adanya penerbitan laporan keuangan dapat diperoleh berbagai macam informasi tentang kinerja perusahaan maupun aktivitas perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembutan keputusan ekonomi (IAI, 2009).

Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas suatu laporan keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan elemen yang paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi. Untuk mencapai ketepatan waktu diperlukan informasi yang cepat dan akurat agar informasi yang dibutuhkan pengguna laporan keuangan dapat tersedia tepat waktu (Kusrinanti et al., 2012). Oleh karena itu, informasi akan menjadi bermafaat jika disampaikan tepat waktu kepada pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, laporan akan

(3)

berkurang manfaatnya jika laporan tersebut tidak tepat waktu (IAI, 2009). Laporan keuangan yang tidak tepat waktu akan menghilangkan nilai guna untuk memprediksi bagi pengguna laporan keuangan.

Di Indonesia ketepatan waktu laporan keuangan telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang peraturan pasar modal. Tahun 2012, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM Nomor: Kep-431/BL/2012 yang isinya mewajibkan bagi setia emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling lama 4 bulan setelah tahun buku berakhir. Dan dalam keputusan tersebut juga dijelaskan bahwa laporan tahunan wajib dimuat dalam laman (website) emiten atau perusahaan publik bersamaan dengan disampaikan laporan tahunan tersebut kepada Bapepam dan LK. Namun, fakta di Indonesia menunjukkan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan setiap tahunnya masih terus terjadi meskipun Bapepam telah memberikan sanksi nyata kepada perusahaan-perusahaan yang melanggar peraturan. Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh BEI, pada tahun 2012 terdapat 12 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2012. Periode tahun 2013, meningkat menjadi 17 perusahaan yang terlambat per 31 Desember 2013 dan pada tahun 2014 jumlah perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya pada periode 31 Maret 2014 yaitu 4 perusahaan.

Perkembangan tingkat penggunaan internet ini menjadi trend bagi perusahaan untuk melaksanakan corporate internet reporting (CIR). Corporate

(4)

Internet Reporting adalah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan melalui internet yang disajikan dalam website perusahaan. Atau penyajian pelaporan informasi keuangan perusahaan melalui media internet. Pelaporan keuangan perusahaan melalui situs perusahaan menjadi metode baru untuk penyebaran informasi keuangan. Ashbaugh et al (1999) dalam Kusrinanti (2012). Hal ini dilakukan karena berbagai fitur berita dan informasi keuangan akan sangat mudah dijangkau oleh siapa pun, kapan pun dan dimana pun, tanpa adanya hambatan geografis .

Corporate internet reporting ini mendukung program di Indonesia mengenai paper-lessreporting. Adanya CIR juga mendukung transparansi kondisi perusahaan di mata publik. Untuk melakukan pengembangan dibidang Teknologi Informasi (TI) tentu memerlukan biaya yang besar dan bersifat jangka panjang. Oleh sebab itu struktur pendanaan dan performance perusahaan secara menyeluruh mempengaruhi penggunaan dan pengembangan program tersebut. (Sari, 2010).

Penelitian mengenai Corporate internet reporting sudah banyak dilakukan. Ezat dan El-Masry (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan internet perusahaan (CIR) pada perusahaan Mesir yang terdaftar di Cairo dan Alexandria Stock Exchange (CASE) pada tahun 2006. Mereka meneliti hubungan antara corporate governance, karakteristik perusahaan dan ketepatan waktu dari Corporate Internet Reporting (CIR). Sebanyak 37 perusahaan menerapkan CIR. Mereka menemukan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, struktur kepemilikan, aktivitas pelayanan, komposisi dewan, dan ukuran dewan berhubungan positif dengan ketepatan waktu CIR.

(5)

Di Indonesia penelitian mengenai Corporate Internet Reporting telah dilakukan oleh Chariri dan Lestari (2005). Chariri dan Lestari (2005) meneliti praktik CIR dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel yang diambil sebanyak 270 perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap CIR. Sedangkan faktor-faktor lain seperti jenis industri dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap CIR. Namun menurut penelitian Sari (2011), profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di internet.

Sari (2011) menguji pengaruh antara ketepatan waktu dengan atribut struktur corporate governance dan karakteristik perusahaan di website pada perusahaan pemanufakturan Indonesia yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, sedangkan likuiditas, leverage, ukuran perusahaan dan struktur pemilik (manajerial, asing dan masyarakat) tidak berpengaruh berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut berbeda dengan penelitian (Kusrinanti,2012) yang dari hasil penelitiannya terdapat hasil yang signifikan dari ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Internet Reporting. Selain itu juga pada penelitian yang dilakukan oleh Anne (2013) menunjukkan bahwa levegare berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Internet Reporting.

(6)

Berdasarkan fenomena di atas serta penelitian sebelumnya masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut guna mengetahui temuan jika ditetapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dengan menambahkan variabel penelitian dan menggunakan periode waktu yang belum pernah diteliti sehingga penelitian ini akan memberikan temuan empiris yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap ketepatan waktu CIR . Untuk melengkapi penelitian yang sudah ada mengenai ketepatan waktu laporan keuangan di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendukung penelitian tersebut. Peneliatian ini menggunakan variable ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, serta audit delay.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini menambahkan variabel audit delay. Kedua, populasi, waktu dan sampel yang digunakan yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membahas masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

(7)

B. Rumusan masalah penelitian

Sesuai latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate internet reporting ?

b. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate internet reporting ?

c. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate internet reporting ?

d. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate internet reporting ?

e. Apakah audit delay berpengaruh terhadap tingkat Corporate internet reporting ?

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengkaji pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting

2. Mengkaji pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting

3. Mengkaji pengaruh likuiditas terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting

(8)

4. Mengkaji pengaruh kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting

5. Mengkaji pengaruh audit delay terhadap tingkat corporate internet reporting

2. Kontribusi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan informasi dan memberikan kontribusi serta memberi perbendaharaan berupa tulisan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan ketepatan waktu corporate internet reporting.

2. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor faktor yang mempengaruhi dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet (Corporate Internet Reporting) dan sekaligus mengevaluasi praktik pelaporan keuangan melalui internet yang telah atau belum diterapkan oleh perusahaan go public sehingga dapat memacu perusahaan go public untuk melakukan pelaporan keuangan lebih baik lagi kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

framework one will be able to display and manage products, customize products, create wish.. lists, make recommendations to customers based on previous purchases,

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-2/W2, 2015 Joint International Geoinformation Conference 2015, 28–30 October 2015,

Kepala Dinas sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-2/W2, 2015 Joint International Geoinformation Conference 2015, 28–30 October 2015,

Dari apa yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, tentang kondisi Internal dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Barat kemudian bagaimana

The Bentong-Raub Suture Zone (BRSZ) of peninsular Malaysia was selected as case study to evaluate the capability of the Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar

Dilantik menjadi Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada 13

Co., Ltd harus mempunyai tanggung jawab terhadap para karyawannya yaitu dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), APD itu sendiri terdiri dari : Alat pelindung kepala (Safety