• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEDAGANG TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEDAGANG TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Rima Putri Lestari. 3103121068. Pengaruh Pedagang Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Bandar Klippa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(6)

KATA PENGANTAR

Sujud syukur dan Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Pedagang Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan”. Tidak lupa penulis mengucapkan Shalawat dan Salam atas Junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna baik isi, tehnik penulisan, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun material. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

(7)

materi selama penulis mengikuti perkuliahan sampai dengan selesainya skripsi ini. Terimakasih juga buat Abangda Yofan Yolanda Saputra SE atas kasih sayang, motivasi dan dukungan moril kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 4. Bapak dan Ibu pembatu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

5. Ibunda Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan saran dan masukan membangun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini serta bantuan sehingga penulis dapat dengan cepat menyelesaikan pnelitian ini.

6. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji penulis.

7. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Penguji Ahli penulis atas saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

10. Terimakasih kepada sahabat sekaligus orang tersayang terkasih dan tercinta Uti, Arinda, Rina, Indri, Ade, Ragil, Iqbal dan Ferry atas limpahan kasih sayang, perhatian, motivasi dan materi. Terimakasih selalu sabar mendampingi penulis dalam segala hal.

11. Teman seperjuangan penulis Kelas A – Reguler 2010 ada Agustinus, Aina, Ayu, Berkat, Boy, Candra, Dora, Dedi, Dilla, Eliya, Indah, Febri, Maria, Fatwa, Nelly, Tono, Muslim, Muna, Sugi, Susi, Naumi, Juliar, Hestiya, Norma dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih penulis ucapkan atas kebersamaan selama ini. 12. Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak memberikan

dukungan dan masukkan selama proses perkuliahan.

13. Seluruh abang / kakak stambuk Pendidikan Sejarah, terimakasih atas segala arahan, dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. 14. Kawan-kawan PPL SMA NEGERI 2 Perbaungan Reni, Kiki, Arfan dan

Ijal. Terimakasih atas segala kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis.

15. Kepada Kakak dan Abang di PUSSIS, kak Nur, Bang Madan, Bang Ronggur. Terimakasih untuk segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

(9)

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Konseptual ... 7

1. Pengaruh Pedagang... 7

2. Pendapatan Masyarakat ... 9

3. Konsep Perkembangan Desa. ... 10

B. Kerangka Berpikir ... 15

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 16

A. Metode Penelitian ... 16

B. Sumber Data... 17

C. Populasi dan Sample ... 18

D. Lokasi Penelitian ... 19

E. Teknik Pengumpulan Data ... 19

F. Teknik Analisa Data ... 20

(11)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 22

1. Keadaan Geografis ... 22

2. Admininstrasi dan Pemerintahan... 23

B. Latar belakang munculnya pedagang desa Bandar Klippa ... 26

1. Latar belakang Desa Bandar Klippa ... 26

2. Latar Belakang Munculnya Pedagang Desa Bandar Klippa ... 28

C. Perkembangan Perekonomian Pedagang di Desa Bandar Klippa ... 31

D. Pengaruh Pedagang Terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Bandar Klippa 35 1. Pendapatan Pedagang Masyarakat desa Bandar Klippa ... 35

2. Pengaruh Pendapatan Pedagang Terhadap Masyarakat Desa Bandar Klippa ... 41

E. Pekembangan Desa Bandar Klippa ... 44

1. Keadaan Penduduk Bandar Klippa ... 45

2. Mata Pencaharian Penduduk ... 49

3. Sarana Pendidikan di desa Bandar Klippa ... 52

4. Perekonomian di Desa Bandar Klippa ... 54

5. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Bandar Klippa ... 56

F. Perkembangan Pedagang Di Simpang Pasar 7 Desa Bandar Klippa Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Desa ... 58

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

PEDOMAN WAWANCARA

DATA SAMPEL

PETA DESA BANDAR KLIPPA

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor informal adalah usaha ekonomi yang pembentukan dan operasionalnya

tidak melalui bentuk – bentuk perizinan/peraturan tertentu. Sektor informal juga

dapat diartikan sebagai unit usaha kecil yang melakukan kegiatan produksi dan

distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi

mereka yang terlibat unit tersebut bekerja dengan keterbatasan, baik modal, fisik,

tenaga, maupun keahlian (http://id.wiktionary.org/wiki/sektor_informal). Wujud

kegiatan dan fisik serta profesi dari sektor ini beraneka ragam termasuk pedagang.

Sektor informal muncul akibat persaingan pasar yang tidak fair dan rata bahkan

bersifat kapitalistik. Sektor informal pertama kali di dokumentasikan tahun

1970-an d1970-an segera menjadi program di Interntional Labour Org1970-anisation (ILO).

Awalnya sektor informal dianggap ilegal, berbahaya bagi persaingan bisnis legal.

Kemudian di yakini bahwa sektor informal memberi sumbangan besar bagi

ekonomi kota.

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sudah berlangsung

sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi

(14)

perdagangan. Pedagang adalah pakar penempatan waktu, pedagang akan membeli

dan menjual aset serta menghasilkan uang dari penyebarannya (Hamilton, Roger

2008:57). Secara ringkas pedagang adalah orang yang melakukan proses tukar

menukar.

Sebagaimana dikota – kota besar lainnya, kota Medan merupakan kota

perdagangan yang wajar apabila para pedagang melakukan kompensasi positif

dengan memilih bekerja di sektor informal, salah satu sektor informal banyak

diminati para pedagang yaitu perdagangan kaki lima.

Istilah pedagang kaki lima pertama kali dikenal zaman kolonial Belanda

tepatnya pada saat Gubernur Jendral Standford Rafles berkuasa. Ia mengeluarkan

peraturan yang mengharuskan pedagang informal untuk membuat jarak 1,2 meter

atau 5 kaki dari bangunan formal yang ada di pusat kota. Peraturan ini

diberlakukan untuk melancarkan jalur pejalan kaki dan memberik kesempatan

kepada pedagang informal untuk berdagang (Salmina, 2004). Dahulu namanya

adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal

jika menurut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.

Pada saat ini istilah pedagang kaki lima bukan lagi ditujukan kepada pedagang

informal yang berada 5 kaki dari suatu bangunan formal tetapi telah meluas

pengertiannya menjadi istilah untuk menyatakan seluruh pedagang yang berjualan

(15)

Kelompok pedagang kaki lima sebagai bagian dari kelompok usaha kecil

adalah kelompok usaha yang tak terpisahkan dari aset pembangunan nasional

yang berbasis kerakyatan, jelas merupakan bagian integral dunia usaha nasional

yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis.

Pedagang kaki lima sebagai bagian dari usaha sektor informal memiliki

potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja terutama bagi tenaga

kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untuk

berkeja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki.

Di kota Medan terdapat suatu kawasan yang digunakan oleh para pedagang

kaki lima untuk memajukan usahanya. Kawasan tersebut berada di daerah

simpang jodoh desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan. Simpang Jodoh

merupakan salah satu daerah yang terkenal akan perdagangan kulinernya yakni

kuliner rujak. Simpang Jodoh terletak disisi kiri gudang eks perkebunan PTPN IX.

Aktivitas pedagang rujak sudah dimulai tahun 1950-an, saat itu tempat ini juga

menjadi tempat pertemuan janda dan duda yang tinggal di daerah perkebunan.

Kegiatan ini berlanjut hingga tahun 1980-an meskipun pelakunya bukan janda dan

duda lagi tapi gadis dan lajang.

Seiring dengan berjalannya waktu, serta ditambah dengan perkembangan

desa yang semakin hari terasa semakin pesat daerah simpang jodoh mulai semakin

ramai penduduk, yang juga meningkatkan aktifitas perdagangan yang semulanya

(16)

makan/minuman. Hal ini juga mempengaruhi peningkatan pendapatan dari

pedagang di desa Bandar Klippa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Pedagang Terhadap Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan suatu

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Latar belakang munculnya pedagang di desa Bandar Klippa

2. Faktor terbentuknya kawasan ekonomi bagi para pedagang di desa Bandar

Klippa

3. Perkembangan perekonomian pedagang di desa Bandar Klippa

4. Perkembangan desa Bandar Klippa.

5. Peningkatan pendapatan masyarakat di desa Bandar Klippa.

(17)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini dibatasi pada

“Pengaruh pedagang terhadap peningkatan pendapatan masyarakat desa Bandar

Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan”.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah munculnya pedagang di desa Bandar Klippa?

2. Bagaimana perkembangan perekonomian pedagang di desa Bandar

Klippa?

3. Bagaimana pengaruh pedagang terhadap pendapatan masyarakat di desa

Bandar Klippa?

4. Bagaimana perkembangan desa Bandar Klippa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya pedagang di desa Bandar

Klippa

2. Untuk mengetahui perkembangan perekonomian pedagang di desa Bandar

(18)

3. Untuk mengetahui pengaruh pedagang terhadap pendapatan masyarakat di

desa Bandar Klippa

4. Untuk mengetahui perkembangan desa Bandar Klippa

F. Manfaat Penelitian

1. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca,

khususnya bagi masyarakat di sekitar desa Bandar Klippa.

2. Sebagai bahan perbandingan bagi pihak yang akan melakukan penelitian

yang sama pada waktu dan lokasi yang berbeda.

3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian – uraian yang dikemukakan pada bab – bab terdahulu,

maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pedagang di desa Bandar klippa di mulai sejak tahun 1950-an, pada masa itu

kawasan simpang jodoh masih merupakan area perkebunan PTPN IX.

Aktivitas pedagang rujak dimulai pada saat itu, tempat ini juga menjadi

tempat pertemuan janda dan duda yang tinggal di daerah perkebunan.

Kegiatan ini berlanjut hingga tahun 1980-an meskipun pelakunya bukan janda

dan duda lagi tapi gadis dan lajang. Seiring dengan berjalannya waktu, serta

ditambah dengan perkembangan desa yang semakin hari terasa semakin pesat

daerah simpang jodoh mulai semakin ramai penduduk, yang juga

meningkatkan aktifitas perdagangan yang semulanya hanya perdagangan

rujak menjadi penjual pakaian, handphone, sepatu, makan/minuman.

2. Perkembangan perekonomian para pedagang disimpang pasar 7 desa Bandar

Klippa yang dipelopori oleh pedagang rujak yang memunculkan pedagang –

pedagang lainnya seperti pedagang pakaian, sepatu, handphone dan makanan

minuman mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Pedagang rujak yang

awalnya masih berjumlah hanya beberapa orang saja ,kini telah berkembang

(20)

ditambah lagi dengan jumlah pedagang lainnya seperti pedagang baju, sepatu,

handphone, makanan minuman yang tidak sedikit. Sehingga menjadikan

kawasan ini sebagai pusat dari kegiatan ekonomi desa Bandar Klippa.

Ramainya aktivitas perekonomian dikawasan simpang pasar 7 desa Bandar

Klippa membuat penduduk atau masyarakat yang bermukim didesa Bandar

Klippa yang awalnya tidak berprofesi sebagai pedagang merubah atau beralih

profesi sebagai pedagang. aktivitas ekonomi yang terjadi dikawasan simpang

pasar 7 desa Bandar Klippa mampu menarik masyarakat atau warga disekitar

kawasan ini berpindah profesi menjadi pedagang dengan penghasilan yang

lebih menguntungkan.

3. Semakin menjanjikannya pekerjaan sebagai pedagang di daerah Simpang

Pasar 7 Desa Bandar Klippa dan semakin banyaknya penduduk sekitar yang

mengganti pekerjaan lamanya dengan menjadi pedagang tentu merubah

pendapatan perkapita masyarakat desa Bandar Klippa itu sendiri. Perubahan

ekonomi yang terjadi pada masyarakat di desa Bandar Klippa sebagai dampak

dari perubahan mata pencarian masyarakatnya dan mempegaruhi tingkat

kemakmuran penduduk desa Bandar Klippa. Dengan pendapatan yang tinggi

oleh pedagang yang mempengaruhi tingkat kemakmuran dan sosial mereka.

4. Dalam kesehariannya para pedagang di kawasan simpang pasar 7 desa

Bandar Klippa, tidak memberikan kontribusi apa pun ke pemerintahan desa

Bandar klippa, hal ini diperkuat dari hasil wawancarapeneliti dengan bapak

Kepala Desa Bandar Klippa. Beliau menyatakan bahwa para pedagang

(21)

Namun dengan adanya pedagang dikawasan simpang jodoh ini membuat

kawasan ini menjadi semakin ramai di kunjungi masyarakat. Dengan

meningkatnya jumlah pedagang di kasawan desa Bandar klippa mampu

memberikan lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa desa Bandar

klippa masuk dalam kategori desa berkembang yakni dengan menurunnya

tingkat pengangguran pada kawasan ini.

5. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat dari lapangan, secara

keseluruhan pedagang di Simpang Pasar 7 tidak memberikan pengaruh

apapun kepada masayarakat maupun pemerintah Desa Bandar Klippa. Hal

ini disebabkan karena para pedagang tersebut berasal dari masyarakat

setempat dan keuntungan tersebut juga kembali kepada mereka. Jadi

pengaruhnya kembali ke individu para pedagang, karena para pedagang

Simpang Pasar 7 tidak memberikan sama sekali kontribusi seperti pajak atau

kutipan wajib yang diberikan kepada pemerintah baik desa ataupun kota.

B. Saran

1. Perlunya peran pemerintah dalam menyediakan lahan tetap dan lahan yang

lebih tertata sehingga dapat mengurangi kemacetan.

2. Kepada instansi-instansi lainnya jangan melakukan pemungutan yang tidak

sesuai dengan yang didapat oleh para pedagang pakaian bekas. Hargai setiap

orang yang memiliki pekerjaan dan haknya masing – masing.

3. Perlunya peran pedagang dalam berpartisipasi dalam pembangunan desa

(22)

4. Kepada para pembaca diharapkan agar dapat mempelajari keadaan pedagang

Referensi

Dokumen terkait

TINGKAT PELAKSANA PT PLN (PERSERO) Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Manajemen Risiko PT PLN (Persero) atas dasar permintaan PT PLN (Persero) untuk memelihara dan

Setelah selama sebulan transaksi-transaksi yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk cabang Jakarta Cikampek akan dilakukan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank

fee audit merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi karena tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit

Selain itu, dalam penelitian ini memungkinkan dosen mengunggah materi maupun soal dan sebagainya secara utuh dengan pengaturan bahwa materi-materi tersebut dapat

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun Laporan Praktek Kerja dan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

Alasan informan bersalin di rumah karena kenyamanan dan kebiasaan keluarga yang sudah berlangsung, merasa kurang nyaman dan tidak praktis melahirkan di fasilitas

“Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor, Risiko Audit, Stress Kerja dan Perubahan Wewenang Tehadap Motivasi Auditor”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk menentukan elemen komunikasi dalaman yang mempengaruhi tahap kepuasan kerja dalam kalangan staf UniMAP.. Hasil kajian