UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA
KELAS IV SD NEGERI 106821 BANDAR BARU KEC. SIBOLANGIT T.A 2012/2013
SKRIPSI
OLEH:
PRANSISKUS SEMBIRING NIM. 081211910009
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa dan ungkapan rasa syukur
atas segala rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada
Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A
2012/2013,” dengan baik dan tepat waktu sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Selama penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami berbagai kesulitan,
oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam menulis skripsi, dan
penulis menyadari tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bimbingan, saran,
dan bantuan dari ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak melakukan bimbingan, dukungan,
motivasi, dan pengarahan demi selesainya skripsi ini, serta banyak meluangkan
waktu dalam membimbing penulis mulai dari awal sampai akhir penyusunan
skripsi ini.
Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada,
kedua orang tua penulis yang telah tiada namun senantiasa ada dihati dan
menuntun setiap langkah penulis yaitu Alm. Ayahanda Pikir Sembiring Meliala
dan Alm. Ibunda Mina br Kemit tercinta atas restunya yang telah menjadikan saya
berhasil dalam mengarungi kehidupan sebagi mahasiswa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, Ms selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman
Simare-mare, MS selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Nasrun, Ms
selaku Pembantu Dekan III FIP Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan PPSD,
Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan PPSD,
Bapak Drs. Akden Simanjuntak, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD, dan
Bapak Drs. Demu Karo-karo, M.Pd selaku sekretaris Program Studi PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi serta banyak
meluangkan waktu dalam membimbing penulis.
6. Bapak Drs. Khairul Anwar, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, dan Bapak Drs.
Ramli Sitorus, M.Ed selaku dosen penyelaras/penguji yang telah banyak
memberikan saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Waja Gurusinga, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 106821 Bandar
Baru, Kec. Sibolangit, Ibu Rosa Depari, S.Pd, wali kelas IV selaku mitra
kolaborasi dan seluruh guru-guru SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.
Sibolangit yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama
8. Buat abang dan kakak tersayang Julianus Sembiring Meliala, Bahtra Inganta
Barus dan Rustiani br Sembiring Meliala, yang telah banyak memberikan
dukungan, perhatian dan doa kepada penulis selama menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Medan.
9. Buat sahabat-sahabatku, Helmi Iskandar Lubis, Sariadi, Muhammad Fadly, dan
Eduardo L Tobing serta teman-teman khususnya kelas B.Reg-08 PPSD FIP
Universitas Negeri Medan, terimakasih atas dukungan kalian selama ini.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang namanya tidak tercantum dalam
ucapan ini, semoga kebaikan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Tuhan
Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
apabila terdapat kesalahan dalam bentuk bahasa penyampaian, tekhnik penulisan
dan masih kurangnya nilai ilmiahnya, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sebagai seorang
mahasiswa. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca
memberikan masukan berupa kritik dan saran membangun yang bertujuan untuk
membantu kesempurnaan/perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua, dan penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Desember 2012
Penulis
ABSTRAK
PRANSISKUS SEMBIRING, NIM. 081211910009, “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A 2012/2013”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2013.
Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong kurang, karena siswa jarang mengajukan pendapat maupun menanyakan materi yang kurang dipahaminya dari apa yang dijelaskan guru. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas adalah mata pelajaran IPA.
Penelitian di SD Negeri 106821 ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit sebanyak satu kelas yang berjumlah 35 orang siswa terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 26 orang siswa perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi penerapan metode eksperimen dan lembar observasi keaktifan belajar IPA siswa.
Hasil temuan penelitian persentasi hasil keaktifan belajar siswa berdasarkan pengamatan observer pada tindakan siklus I pertemuan I yaitu 71,52% (cukup aktif), siklus I pertemua II yaitu 72,30% (cukup aktif), sedangkan persentasi hasil keaktifan belajar siswa pada tindakan siklus II pertemuan I yaitu 82,30% (aktif), siklus II pertemuan II yaitu 84,01% (aktif).
Hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan siklus I pertemuan I yaitu 68,75% (kurang baik), dan tindakan siklus I pertemuan II yaitu 78,12% (cukup baik), sedangkan hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan siklus II pertemuan I yaitu 87,5% (baik) dan tindakan siklus II pertemuan II yaitu 93,75% (sangat baik).
i
2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 19
2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA ... 20
2.1.5. Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan ... 22
2.1.5.1 Akar ... 22
2.1.5.2 Batang ... 24
2.1.5.3 Daun ... 26
2.1.6 Hakikat Metode Eksperimen ... 27
2.1.5.1 Pengertian Metode Eksperimen ... 27
2.1.5.2 Kebaikan Metode Eksperimen ... 29
2.1.5.3 Kekurangan Metode Eksperimen ... 30
ii
2.2 Kerangka Konseptual ... 32
2.3 Hipotesis penelitian ... 33
BAB Ill METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Subjek Penelitian ... 34
3.3 Defenisi Operasional Variabel penelitian ... 34
3.4 Desain Penelitian ... 35
Siklus I ... 36
Siklus II ... 41
3.5 Alat Pengumpulan Data ... 46
3.5.1 Lembar Observasi ... 46
3.6 Teknik Analisis Data ... 48
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Data Hasil Tindakan Siklus I ... 51
4.1.2 Data Hasil Tindakan Siklus II ... 64
4.2 Pembahasan ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 80
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 50
Tabel. 4.1 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan I ... 54
Tabel. 4.2 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan II ... 56
Tabel. 4.3 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 57
Tabel. 4.4 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 60
Tabel. 4.5 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan I ... 67
Tabel. 4.6 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan II ... 68
Tabel. 4.7 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 34
Gambar. 4.1 Perbandingan Penerapan Metode Eksperimen Siklus I... 57
Gambar. 4.2 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 60
Gambar. 4.3 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 62
Gambar. 4.4 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 62
Gambar. 4.5 Perbandingan Penerapan Metode Eksperimen Siklus II ... 70
Gambar. 4.6 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 72
Gambar. 4.7 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 83
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 90
Lampiran 3 Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan I ... 97
Lampiran 4 Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan II ... 98
Lampiran 5 Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan I ... 99
Lampiran 6 Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan II ... 100
Lampiran 7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan I ... 101
Lampiran 8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan II ... 103
Lampiran 9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan I ... 105
Lampiran 10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan II ... 107
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa ... 109
Lampiran 12 Daftar Nama Kelompok Siswa ... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Salah satu lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mengembangkan
segala potensi yang dimiliki oleh siswa, demikian juga dengan Sekolah Dasar.
Pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing siswa dengan optimal, akan
meningkatkan taraf kehidupannya kelak. Untuk itu perlu diperhatikan atau
diupayakan semua komponen-komponen dalam proses belajar mengajar agar
saling mendukung sehingga tercapai hasil belajar yang baik.
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu
komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.
Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan
sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu, guru tidak boleh
hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,
bahan, dan evalusi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen belajar
2
Walaupun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan
keterlibatan secara aktif orang yang belajar, kenyataannya masih menunjukkan
kecendrungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya
kecendrungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam
proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru
daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta sikap
yang mereka butuhkan. Apabila kondisi proses pembelajaran yang
memaksimalkan peran dan keterlibatan guru serta meminimalkan peran dan
keterlibatan siswa terjadi pada pendidikan dasar, termasuk pada sekolah dasar
akan mengakibatkan sulit tercapainya tujuan pendidikan dasar yakni meletakkan
dasar yang dapat dipakai sebagai batu loncatan untuk menggapai pendidikan yang
lebih tinggi, disamping kemampuan dan kemauan untuk belajar terus menerus
sepanjang hayatnya.
Faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Memang pada kegiatan di
masa-masa lalu banyak interaksi belajar mengajar yang berjalan secara searah.
Dalam hal ini fungsi dan peran guru menjadi sangat dominan, di lain pihak siswa
hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan
gurunya. Ini menjadikan kondisi yang tidak proporsional dan guru sangat aktif,
tetapi sebaliknya siswa menjadi pasif dan tidak kreatif. Bahkan kadang-kadang
masih ada anggapan yang keliru yang memandang siswa sebagai objek. Sehingga
siswa kurang dapat mengembangkan potensinya. Pandangan dan kegiatan
interaksi belajar mengajar semacam ini tidak benar. Sebab dalam konsep belajar
3
manusia yang pokok dan sentral, bukan unsur pendukung atau tambahan. Yang
penting dalam interaksi belajar mengajar adalah guru sebagai pengajar tidak
mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta
memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi
dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar. Diharapkan potensi siswa dapat
sedikit demi sedikit berkembang menjadi komponen penalaran yang bermoral,
manusia-manusia aktif dan kreatif yang beriman.
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara siswa dan guru.
Siswa perlu dididik untuk menjalankan program dan mencapai tujuan belajar.
Salah satu tugas pendidik/guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat membuat keadaan siswa menjadi senantiasa belajar dengan baik dan
bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam
pencapaian prestasi belajar yang optimal, karena siswa melakukan dan mengalami
sendiri aktivitas pembelajaran tersebut. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil
apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan
berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengisi dan merubah
perilaku siswa kearah penguasaan kompetensi yang lebih baik, dengan kata lain
guru berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar (SD) sangat
penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang
konsep pengetahuan alam disekitarnya. Pada tingkat sekolah dasar siswa
4
dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi. IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang berhubungan
dengan kehidupan dan lingkungan sekitar dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam. Pembelajaran IPA dikelas sangat membutuhkan keaktifan siswa selama
proses pembelajaran. Pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman langsung
bagi siswa dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Dari wawancara yang sebelumnya telah dilakukan pada tanggal 23 April
2012 terhadap guru di SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit, diperoleh
informasi bahwa keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA lebih rendah
dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil observasi selama ini diperoleh 55% siswa yang tuntas
belajar dan 45% siswa yang tidak tuntas dalam belajar yang dilaksanakan pada
pretes. Hal ini disebabkan karena kurangnya keaktifan siswa selama proses belajar
mengajar yang berlangsung di dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru
menyebabkan siswa pasif dan lebih banyak diam selama mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini tentunya berdampak pada semangat, perhatian dan antusias
siswa yang semakin menurun selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Guru dalam pembelajaran IPA lebih sering menggunakan metode ceramah
dan pemberian tugas tanpa memvariasikan bermacam-macam metode mengajar
5
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Pembelajaran IPA
akan lebih menyenangkan atau lebih bermakna, apabila dalam pembelajaran
tersebut divariasikan bermacam-macam metode serta menggunakan metode
pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi siswa, bukan hanya keaktifan pada guru sebagai pendidik.
Karena metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa dapat
membuat siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran.
Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong
kurang, karena siswa jarang mengajukan pendapat maupun menanyakan materi
yang kurang dipahaminya dari apa yang dijelaskan guru. Jika dilihat dari mata
pelajaran yang dipelajari yaitu sains/IPA seharusnya menuntut siswa untuk terlibat
secara aktif, sehingga pembelajaran IPA tersebut lebih bermakna dan jauh lebih
lama melekat di ingatan siswa.
Namun pada kenyataannya siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru
daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap
yang mereka butuhkan dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru
menugaskan siswa mengerjakan tugas-tugas tanpa adanya praktek secara langsung
yang melibatkan siswa secara aktif dengan penyertaan bimbingan dan arahan dari
guru yang bersangkutan.
Guru hanyalah merangsang keaktifan belajar siswa dengan jalan
menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa itu sendiri. Metode
yang diharapkan tepat dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperimen.
6
berlangsung di dalam kelas siswa belajar dan berbuat secara langsung tentang apa
yang akan dipelajarinya melalui materi yang disampaikan oleh guru. Melalui
pelaksanaan metode eksperimen siswa melakukan berbagai aktivitas yang
menyenangkan yang tentunya mampu merangsang munculnya keaktifan belajar
seperti mengamati bagian-bagian akar, batang, dan daun tumbuhan, mengamati
dan membedakan macam-macam akar, batang dan daun tumbuhan, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain melalui penggunaan metode eksperimen siswa
berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembangkan kecakapannya.
Uraian di atas menjelaskan bahwa penerapan metode eksperimen dapat
menentukan peningkatan keaktifan belajar siswa, prediksi ini dapat dilakukan
dengan melaksanakan penelitian yang berjudul:
“
Upaya Meningkatkan KeaktifanBelajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A 2012/2013”
.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan keaktifan belajar siswa:
1. Proses belajar mengajar dalam kelas didominasi oleh guru
2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran hanya metode
ceramah dan pemberian tugas
3. Siswa jarang mengajukan pendapat maupun pertanyaan terhadap
7
4. Siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang
mereka butuhkan
5. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat diketahui
bahwa keaktifan belajar itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan metode eksperimen dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur
dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.
Sibolangit.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah: apakah melalui penggunaan metode eksperimen dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur
dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.
Sibolangit?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui penggunaan metode
8
Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri
106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit.
1.6 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dari pelaksanaan penelitian ini adalah
dapat berguna bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
khususnya pada penggunaan metode eksperimen dan hasil belajar.
B. Manfaat Praktis
Selain manfaat teoritis penelitian ini juga memiliki manfaat praktis,
yaitu:
1. Bagi siswa,
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan belajar
dalam meningkatkan keaktifan belajar IPA.
b. Memberdayakan siswa untuk berlatih kerja sama dan tanggung
jawab serta melatih siswa untuk bertanya dan menyampaikan
pendapat.
2. Bagi guru,
a. Menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu pengajaran IPA
dengan pengajaran yang lebik aktif, kreatif dan menyenangkan.
9 3. Bagi sekolah,
a. Memberikan sumbangan pemikiran tentang metode pelajaran
eksperimen sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
b. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas
dalam pembelajaran di sekolah
4. Bagi peneliti lain
a. Untuk melihat kesesuaian metode eksperimen dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa
b. Dapat digunakan sebagai bekal peneliti untuk mengajar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,
diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Pada tindakan siklus I pertemuan I, hasil pengamatan keaktifan belajar
siswa yaitu dari 35 siswa terdapat 4 orang siswa (11,43%) yang keaktifan
belajarnya sangat aktif, 6 orang siswa (17,14%) yang keaktifan belajarnya
tergolong aktif, 8 orang siswa (22,86%) keaktifan belajarnya cukup aktif,
namun 17 orang siswa (48,57%) yang keaktifan belajarnya kurang aktif
dan pada siklus I pertemuan II terdapat 5 orang siswa (14,29%) yang
keaktifan belajarnya sangat aktif, 7 orang siswa (20%) yang keaktifan
belajarnya tergolong aktif, 9 orang siswa (25,71%) yang keaktifan
belajarnya cukup aktif, namun 14 orang siswa (40%) yang keaktifan
belajarnya kurang aktif. Sedangkan hasil pengamatan keaktifan belajar
siswa pada siklus II pertemuan I yaitu dari 35 siswa terdapat 9 orang siswa
(25,71%) yang keaktifan belajarnya sangat aktif, 15 orang siswa (42,86%)
yang keaktifan belajarnya aktif dan 4 orang siswa (11,43%) yang keaktifan
belajarnya cukup aktif, dan 7 orang siswa (20%) yang keaktifan belajarnya
masih tergolong kurang aktif. Sedangkan hasil pengamatan pada siklus II
pertemuan II terdapat 10 orang siswa (28,57%) yang keaktifan belajarnya
6 orang siswa (17,14%) yang keaktifan belajarnya cukup aktif, hanya 3
orang siswa (8,57%) yang keaktifan belajarnya tergolong kurang aktif.
2. Hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen
tindakan siklus I pertemuan I yaitu 68,75% (kurang baik), dan tindakan
siklus I pertemuan II yaitu 78,12% (cukup baik), sedangkan hasil
pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan
siklus II pertemuan I yaitu 87,5% (baik) dan tindakan siklus II pertemuan
II yaitu 93,75% (sangat baik). Dengan demikian tampak jelas adanya
peningkatan persentasi penerapan metode eksperimen pada tindakan siklus
I sampai tindakan siklus II.
3. Penggunaan metode eksperimen terbukti dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan struktur dan fungsi
bagian tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.
Sibolangit T.A. 2012/2013
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi siswa khususnya siswa kelas IV di SD Negeri 106821 Bandar Baru
Kec. Sibolangit diharapkan untuk lebih meningkatkan keaktifan belajarnya
selama proses belajar mengajar di kelas, dan disarankan untuk tetap
bersemangat dalam belajar.
2. Bagi guru diharapkan untuk dapat menciptakan kondisi belajar yang
dalam proses pembelajaran, dan disarankan untuk dapat merancang suatu
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk aktif
dalam belajar salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen.
3. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih
memberikan perhatian terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar melalui penyediaan sumber belajar maupun media pembelajaran
yang tepat yang disesuaikan dengan materi dan metode sehingga guru
dapat menjalankan tugas mengajarnya dengan baik.
4. Bagi institusi maupun lembaga pendidikan termasuk UNIMED,
diharapkan untuk memberikan pelatihan-pelatihan bagi para mahasiswa
calon guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat yang
digunakan selama proses belajar mengajar seperti metode eksperimen
yang relevan dengan materi yang diajarkan, sehingga pada saat terjun ke
dunia kerja (jadi guru), para mahasiswa sudah memiliki bekal untuk