• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 106821 BANDAR BARU KEC. SIBOLANGIT T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 106821 BANDAR BARU KEC. SIBOLANGIT T.A. 2012/2013."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA

KELAS IV SD NEGERI 106821 BANDAR BARU KEC. SIBOLANGIT T.A 2012/2013

SKRIPSI

OLEH:

PRANSISKUS SEMBIRING NIM. 081211910009

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa dan ungkapan rasa syukur

atas segala rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan

berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada

Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A

2012/2013,” dengan baik dan tepat waktu sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami berbagai kesulitan,

oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam menulis skripsi, dan

penulis menyadari tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bimbingan, saran,

dan bantuan dari ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak melakukan bimbingan, dukungan,

motivasi, dan pengarahan demi selesainya skripsi ini, serta banyak meluangkan

waktu dalam membimbing penulis mulai dari awal sampai akhir penyusunan

skripsi ini.

Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada,

kedua orang tua penulis yang telah tiada namun senantiasa ada dihati dan

menuntun setiap langkah penulis yaitu Alm. Ayahanda Pikir Sembiring Meliala

dan Alm. Ibunda Mina br Kemit tercinta atas restunya yang telah menjadikan saya

berhasil dalam mengarungi kehidupan sebagi mahasiswa.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

(6)

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, Ms selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman

Simare-mare, MS selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Nasrun, Ms

selaku Pembantu Dekan III FIP Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan PPSD,

Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan PPSD,

Bapak Drs. Akden Simanjuntak, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD, dan

Bapak Drs. Demu Karo-karo, M.Pd selaku sekretaris Program Studi PGSD FIP

Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi serta banyak

meluangkan waktu dalam membimbing penulis.

6. Bapak Drs. Khairul Anwar, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, dan Bapak Drs.

Ramli Sitorus, M.Ed selaku dosen penyelaras/penguji yang telah banyak

memberikan saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Waja Gurusinga, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 106821 Bandar

Baru, Kec. Sibolangit, Ibu Rosa Depari, S.Pd, wali kelas IV selaku mitra

kolaborasi dan seluruh guru-guru SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.

Sibolangit yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

(7)

8. Buat abang dan kakak tersayang Julianus Sembiring Meliala, Bahtra Inganta

Barus dan Rustiani br Sembiring Meliala, yang telah banyak memberikan

dukungan, perhatian dan doa kepada penulis selama menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Medan.

9. Buat sahabat-sahabatku, Helmi Iskandar Lubis, Sariadi, Muhammad Fadly, dan

Eduardo L Tobing serta teman-teman khususnya kelas B.Reg-08 PPSD FIP

Universitas Negeri Medan, terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik

secara langsung maupun tidak langsung, yang namanya tidak tercantum dalam

ucapan ini, semoga kebaikan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Tuhan

Yang Maha Kuasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

apabila terdapat kesalahan dalam bentuk bahasa penyampaian, tekhnik penulisan

dan masih kurangnya nilai ilmiahnya, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sebagai seorang

mahasiswa. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca

memberikan masukan berupa kritik dan saran membangun yang bertujuan untuk

membantu kesempurnaan/perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua, dan penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2012

Penulis

(8)

ABSTRAK

PRANSISKUS SEMBIRING, NIM. 081211910009, “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A 2012/2013”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2013.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong kurang, karena siswa jarang mengajukan pendapat maupun menanyakan materi yang kurang dipahaminya dari apa yang dijelaskan guru. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas adalah mata pelajaran IPA.

Penelitian di SD Negeri 106821 ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit sebanyak satu kelas yang berjumlah 35 orang siswa terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 26 orang siswa perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi penerapan metode eksperimen dan lembar observasi keaktifan belajar IPA siswa.

Hasil temuan penelitian persentasi hasil keaktifan belajar siswa berdasarkan pengamatan observer pada tindakan siklus I pertemuan I yaitu 71,52% (cukup aktif), siklus I pertemua II yaitu 72,30% (cukup aktif), sedangkan persentasi hasil keaktifan belajar siswa pada tindakan siklus II pertemuan I yaitu 82,30% (aktif), siklus II pertemuan II yaitu 84,01% (aktif).

Hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan siklus I pertemuan I yaitu 68,75% (kurang baik), dan tindakan siklus I pertemuan II yaitu 78,12% (cukup baik), sedangkan hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan siklus II pertemuan I yaitu 87,5% (baik) dan tindakan siklus II pertemuan II yaitu 93,75% (sangat baik).

(9)

i

2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 19

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA ... 20

2.1.5. Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan ... 22

2.1.5.1 Akar ... 22

2.1.5.2 Batang ... 24

2.1.5.3 Daun ... 26

2.1.6 Hakikat Metode Eksperimen ... 27

2.1.5.1 Pengertian Metode Eksperimen ... 27

2.1.5.2 Kebaikan Metode Eksperimen ... 29

2.1.5.3 Kekurangan Metode Eksperimen ... 30

(10)

ii

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

2.3 Hipotesis penelitian ... 33

BAB Ill METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Subjek Penelitian ... 34

3.3 Defenisi Operasional Variabel penelitian ... 34

3.4 Desain Penelitian ... 35

Siklus I ... 36

Siklus II ... 41

3.5 Alat Pengumpulan Data ... 46

3.5.1 Lembar Observasi ... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 48

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Data Hasil Tindakan Siklus I ... 51

4.1.2 Data Hasil Tindakan Siklus II ... 64

4.2 Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 50

Tabel. 4.1 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan I ... 54

Tabel. 4.2 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan II ... 56

Tabel. 4.3 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 57

Tabel. 4.4 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 60

Tabel. 4.5 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan I ... 67

Tabel. 4.6 Hasil Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan II ... 68

Tabel. 4.7 Nilai Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 70

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 34

Gambar. 4.1 Perbandingan Penerapan Metode Eksperimen Siklus I... 57

Gambar. 4.2 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 60

Gambar. 4.3 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 62

Gambar. 4.4 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 62

Gambar. 4.5 Perbandingan Penerapan Metode Eksperimen Siklus II ... 70

Gambar. 4.6 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 72

Gambar. 4.7 Histogram Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 74

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 83

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 90

Lampiran 3 Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan I ... 97

Lampiran 4 Penerapan Metode Eksperimen Siklus I Pertemuan II ... 98

Lampiran 5 Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan I ... 99

Lampiran 6 Penerapan Metode Eksperimen Siklus II Pertemuan II ... 100

Lampiran 7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan I ... 101

Lampiran 8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan II ... 103

Lampiran 9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan I ... 105

Lampiran 10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan II ... 107

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa ... 109

Lampiran 12 Daftar Nama Kelompok Siswa ... 110

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dalam proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya. Salah satu lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah

merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mengembangkan

segala potensi yang dimiliki oleh siswa, demikian juga dengan Sekolah Dasar.

Pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing siswa dengan optimal, akan

meningkatkan taraf kehidupannya kelak. Untuk itu perlu diperhatikan atau

diupayakan semua komponen-komponen dalam proses belajar mengajar agar

saling mendukung sehingga tercapai hasil belajar yang baik.

Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada

pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain

untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu

komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.

Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan

sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu, guru tidak boleh

hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,

bahan, dan evalusi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen belajar

(15)

2

Walaupun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan

keterlibatan secara aktif orang yang belajar, kenyataannya masih menunjukkan

kecendrungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya

kecendrungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam

proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru

daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta sikap

yang mereka butuhkan. Apabila kondisi proses pembelajaran yang

memaksimalkan peran dan keterlibatan guru serta meminimalkan peran dan

keterlibatan siswa terjadi pada pendidikan dasar, termasuk pada sekolah dasar

akan mengakibatkan sulit tercapainya tujuan pendidikan dasar yakni meletakkan

dasar yang dapat dipakai sebagai batu loncatan untuk menggapai pendidikan yang

lebih tinggi, disamping kemampuan dan kemauan untuk belajar terus menerus

sepanjang hayatnya.

Faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Memang pada kegiatan di

masa-masa lalu banyak interaksi belajar mengajar yang berjalan secara searah.

Dalam hal ini fungsi dan peran guru menjadi sangat dominan, di lain pihak siswa

hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan

gurunya. Ini menjadikan kondisi yang tidak proporsional dan guru sangat aktif,

tetapi sebaliknya siswa menjadi pasif dan tidak kreatif. Bahkan kadang-kadang

masih ada anggapan yang keliru yang memandang siswa sebagai objek. Sehingga

siswa kurang dapat mengembangkan potensinya. Pandangan dan kegiatan

interaksi belajar mengajar semacam ini tidak benar. Sebab dalam konsep belajar

(16)

3

manusia yang pokok dan sentral, bukan unsur pendukung atau tambahan. Yang

penting dalam interaksi belajar mengajar adalah guru sebagai pengajar tidak

mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta

memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi

dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar. Diharapkan potensi siswa dapat

sedikit demi sedikit berkembang menjadi komponen penalaran yang bermoral,

manusia-manusia aktif dan kreatif yang beriman.

Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara siswa dan guru.

Siswa perlu dididik untuk menjalankan program dan mencapai tujuan belajar.

Salah satu tugas pendidik/guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang

dapat membuat keadaan siswa menjadi senantiasa belajar dengan baik dan

bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam

pencapaian prestasi belajar yang optimal, karena siswa melakukan dan mengalami

sendiri aktivitas pembelajaran tersebut. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil

apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun

sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan

berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengisi dan merubah

perilaku siswa kearah penguasaan kompetensi yang lebih baik, dengan kata lain

guru berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar (SD) sangat

penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang

konsep pengetahuan alam disekitarnya. Pada tingkat sekolah dasar siswa

(17)

4

dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih

tinggi. IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang berhubungan

dengan kehidupan dan lingkungan sekitar dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam. Pembelajaran IPA dikelas sangat membutuhkan keaktifan siswa selama

proses pembelajaran. Pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman langsung

bagi siswa dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah.

Dari wawancara yang sebelumnya telah dilakukan pada tanggal 23 April

2012 terhadap guru di SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit, diperoleh

informasi bahwa keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA lebih rendah

dibandingkan mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil observasi selama ini diperoleh 55% siswa yang tuntas

belajar dan 45% siswa yang tidak tuntas dalam belajar yang dilaksanakan pada

pretes. Hal ini disebabkan karena kurangnya keaktifan siswa selama proses belajar

mengajar yang berlangsung di dalam kelas.

Kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru

menyebabkan siswa pasif dan lebih banyak diam selama mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini tentunya berdampak pada semangat, perhatian dan antusias

siswa yang semakin menurun selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Guru dalam pembelajaran IPA lebih sering menggunakan metode ceramah

dan pemberian tugas tanpa memvariasikan bermacam-macam metode mengajar

(18)

5

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Pembelajaran IPA

akan lebih menyenangkan atau lebih bermakna, apabila dalam pembelajaran

tersebut divariasikan bermacam-macam metode serta menggunakan metode

pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan bagi siswa, bukan hanya keaktifan pada guru sebagai pendidik.

Karena metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa dapat

membuat siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong

kurang, karena siswa jarang mengajukan pendapat maupun menanyakan materi

yang kurang dipahaminya dari apa yang dijelaskan guru. Jika dilihat dari mata

pelajaran yang dipelajari yaitu sains/IPA seharusnya menuntut siswa untuk terlibat

secara aktif, sehingga pembelajaran IPA tersebut lebih bermakna dan jauh lebih

lama melekat di ingatan siswa.

Namun pada kenyataannya siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru

daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap

yang mereka butuhkan dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru

menugaskan siswa mengerjakan tugas-tugas tanpa adanya praktek secara langsung

yang melibatkan siswa secara aktif dengan penyertaan bimbingan dan arahan dari

guru yang bersangkutan.

Guru hanyalah merangsang keaktifan belajar siswa dengan jalan

menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang

tepat, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa itu sendiri. Metode

yang diharapkan tepat dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperimen.

(19)

6

berlangsung di dalam kelas siswa belajar dan berbuat secara langsung tentang apa

yang akan dipelajarinya melalui materi yang disampaikan oleh guru. Melalui

pelaksanaan metode eksperimen siswa melakukan berbagai aktivitas yang

menyenangkan yang tentunya mampu merangsang munculnya keaktifan belajar

seperti mengamati bagian-bagian akar, batang, dan daun tumbuhan, mengamati

dan membedakan macam-macam akar, batang dan daun tumbuhan, dan lain

sebagainya. Dengan kata lain melalui penggunaan metode eksperimen siswa

berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat

mengembangkan kecakapannya.

Uraian di atas menjelaskan bahwa penerapan metode eksperimen dapat

menentukan peningkatan keaktifan belajar siswa, prediksi ini dapat dilakukan

dengan melaksanakan penelitian yang berjudul:

Upaya Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA

Kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit T.A 2012/2013”

.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan keaktifan belajar siswa:

1. Proses belajar mengajar dalam kelas didominasi oleh guru

2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran hanya metode

ceramah dan pemberian tugas

3. Siswa jarang mengajukan pendapat maupun pertanyaan terhadap

(20)

7

4. Siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan

menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang

mereka butuhkan

5. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat diketahui

bahwa keaktifan belajar itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun dalam

penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan metode eksperimen dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur

dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.

Sibolangit.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: apakah melalui penggunaan metode eksperimen dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur

dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.

Sibolangit?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui penggunaan metode

(21)

8

Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan di kelas IV SD Negeri

106821 Bandar Baru Kec. Sibolangit.

1.6 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari pelaksanaan penelitian ini adalah

dapat berguna bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

khususnya pada penggunaan metode eksperimen dan hasil belajar.

B. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis penelitian ini juga memiliki manfaat praktis,

yaitu:

1. Bagi siswa,

a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan belajar

dalam meningkatkan keaktifan belajar IPA.

b. Memberdayakan siswa untuk berlatih kerja sama dan tanggung

jawab serta melatih siswa untuk bertanya dan menyampaikan

pendapat.

2. Bagi guru,

a. Menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu pengajaran IPA

dengan pengajaran yang lebik aktif, kreatif dan menyenangkan.

(22)

9 3. Bagi sekolah,

a. Memberikan sumbangan pemikiran tentang metode pelajaran

eksperimen sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

b. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas

dalam pembelajaran di sekolah

4. Bagi peneliti lain

a. Untuk melihat kesesuaian metode eksperimen dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa

b. Dapat digunakan sebagai bekal peneliti untuk mengajar

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Pada tindakan siklus I pertemuan I, hasil pengamatan keaktifan belajar

siswa yaitu dari 35 siswa terdapat 4 orang siswa (11,43%) yang keaktifan

belajarnya sangat aktif, 6 orang siswa (17,14%) yang keaktifan belajarnya

tergolong aktif, 8 orang siswa (22,86%) keaktifan belajarnya cukup aktif,

namun 17 orang siswa (48,57%) yang keaktifan belajarnya kurang aktif

dan pada siklus I pertemuan II terdapat 5 orang siswa (14,29%) yang

keaktifan belajarnya sangat aktif, 7 orang siswa (20%) yang keaktifan

belajarnya tergolong aktif, 9 orang siswa (25,71%) yang keaktifan

belajarnya cukup aktif, namun 14 orang siswa (40%) yang keaktifan

belajarnya kurang aktif. Sedangkan hasil pengamatan keaktifan belajar

siswa pada siklus II pertemuan I yaitu dari 35 siswa terdapat 9 orang siswa

(25,71%) yang keaktifan belajarnya sangat aktif, 15 orang siswa (42,86%)

yang keaktifan belajarnya aktif dan 4 orang siswa (11,43%) yang keaktifan

belajarnya cukup aktif, dan 7 orang siswa (20%) yang keaktifan belajarnya

masih tergolong kurang aktif. Sedangkan hasil pengamatan pada siklus II

pertemuan II terdapat 10 orang siswa (28,57%) yang keaktifan belajarnya

(24)

6 orang siswa (17,14%) yang keaktifan belajarnya cukup aktif, hanya 3

orang siswa (8,57%) yang keaktifan belajarnya tergolong kurang aktif.

2. Hasil pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen

tindakan siklus I pertemuan I yaitu 68,75% (kurang baik), dan tindakan

siklus I pertemuan II yaitu 78,12% (cukup baik), sedangkan hasil

pengamatan guru kelas tentang penerapan metode eksperimen tindakan

siklus II pertemuan I yaitu 87,5% (baik) dan tindakan siklus II pertemuan

II yaitu 93,75% (sangat baik). Dengan demikian tampak jelas adanya

peningkatan persentasi penerapan metode eksperimen pada tindakan siklus

I sampai tindakan siklus II.

3. Penggunaan metode eksperimen terbukti dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan struktur dan fungsi

bagian tumbuhan di kelas IV SD Negeri 106821 Bandar Baru Kec.

Sibolangit T.A. 2012/2013

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi siswa khususnya siswa kelas IV di SD Negeri 106821 Bandar Baru

Kec. Sibolangit diharapkan untuk lebih meningkatkan keaktifan belajarnya

selama proses belajar mengajar di kelas, dan disarankan untuk tetap

bersemangat dalam belajar.

2. Bagi guru diharapkan untuk dapat menciptakan kondisi belajar yang

(25)

dalam proses pembelajaran, dan disarankan untuk dapat merancang suatu

metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk aktif

dalam belajar salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen.

3. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih

memberikan perhatian terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar melalui penyediaan sumber belajar maupun media pembelajaran

yang tepat yang disesuaikan dengan materi dan metode sehingga guru

dapat menjalankan tugas mengajarnya dengan baik.

4. Bagi institusi maupun lembaga pendidikan termasuk UNIMED,

diharapkan untuk memberikan pelatihan-pelatihan bagi para mahasiswa

calon guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat yang

digunakan selama proses belajar mengajar seperti metode eksperimen

yang relevan dengan materi yang diajarkan, sehingga pada saat terjun ke

dunia kerja (jadi guru), para mahasiswa sudah memiliki bekal untuk

Gambar

Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...............................................................
Gambar. 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ..................................................

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA.. DINAS PERINDUSTRIAN

[r]

Keuntungan dari penerapan cara tersebut dapat memutuskan daur hidup serangga yang biasa menyerang tanaman hortikultura.Secara keseluruhan hasil penelitian ini

Hasil penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen malaysia untuk menggunakan layanan Mobile Banking dan penelitian ini menemukan bahwa

Bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan

dapat dibuat dengan akta pelepasan atau penyerahan tanah hak pengelolaan oleh. notaris atau dengan surat pernyataan pelepasan atau penyerahan tanah

berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor tSBIREplH3ZlRp|2OLL tanggal 28 Maret zOLl-, terhitung mulai tanggal 30 Maret 2011telah nyata

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Residu Klorpirifos pada Tapak Bangunan Gedung yang Mendapat Aplikasi Pengendalian Rayap di Provinsi DKI Jakarta