• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1106656 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1106656 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Kesanggupan seseorang dalam membaca atau menangkap makna yang tersirat dari yang tersurat serta mengarahkan pada lambang-lambang tertulis degan lafal dan nada yang tepat tidak sama atau berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan ini tergantung kepada kemampuan seseorang untuk menangkap, memahami, serta mengungkapkan apa yang dinyatakan lambang-lambang tertulis. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan tentang penggunaan metode yang sesuai dengan karakteristik anak agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan membaca seorang anak, salah satunya adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, keterampilan membaca yang dimiliki anak tunagrahita dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan juga sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Pada kenyataanya, anak tunagrahita mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya sehingga perkembangan bahasanya juga terhambat. Hambatan tersebut ditunjukkan dengan tidak seiramanya antara perkembangan bahasa dengan usia kalendernya (cronolical age), tetapi lebih seirama dengan usia mentalnya (mental age).

(2)

AAMD (dalam Astati, 2011, hlm. 14) mendefinisikan tunagrahita sebagai berikut :

Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or adaptive behavior and manifested during the developmental period. Artinya, ketunagrahitaan mencacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.

Berdasarkan pengertian diatas maka anak tunagrahita mengalami hambatan intelegensi yaitu dibawah rata-rata anak pada umumnya sehingga berdampak pada hasil akademik yang meliputi menulis, membaca dan berhitung. Selain itu, anak tunagrahita juga mengalami hambatan pada prilaku adaptif yang meliputi kemampuan menolong diri, kemampuan mengurus diri, keterampilan sosial dan komunikasi.

Salah satu klasifikasi anak tunagrahita adalah anak tunagrahita ringan, mereka memiliki rentang IQ 50-70 yang berakibat pada terbatasnya pencapaian usia mental mereka. Kemampuan dan kecerdasan maksimal anak tunagrahita ringan setaraf dengan anak usia 12 tahun. Jika melihat pada tahapan kognitif anak pada umumnya menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980, hlm 45) menyatakan bahwa “Usia 12 tahun adalah tahap konkrit operasional yaitu penalaran anak mulai menyerupai penalaran orang dewasa, namun masih terbatas pada realitas konkret”.

(3)

papan tulis atau di buku catatan siswa. Kemudian guru membacakannya diikuti oleh siswa. Dalam hal ini guru sekaligus peneliti ingin agar belajar membaca anak tunagrahita ringan termotivasi dengan baik.

Melihat kesulitan membaca siswa tersebut, maka peneliti ingin membantu siswa agar dapat membaca kata lebih mudah, dengan cara peneliti mengupayakan bagaimana caranya agar kemampuan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan dapat meningkat.

Untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan, guru biasanya menggunakan media gambar sebagai alat dalam mengajar membaca permulaan dengan tujuan menarik minat siswa untuk belajar membaca dan untuk mengurangi hambatan yang dialami siswa dalam membaca.

Banyak yang menjadi kendala bagi anak tunagrahita ringan dalam hal membaca permulaan khususnya kelas dua SDLB diantaranya:

1. Terbatasnya kemampuan atau daya ingat anak tunagrhita ringan sehingga akan mempengaruhi kemampuan membaca.

2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran akibatnya anak cepat bosan dan kurang menarik minat siswa dalam membaca.

3. Metode mengajar yang digunakan guru kurang tepat.

Hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam membaca masih rendah yakni masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Indonesia kelas II belum tercapai karena nilai semua siswa masih di bawah KKM. Hasil belajar saat evaluasi yaitu siswa AL mendapat nilai 65, siswa DW mendapat nilai 60 dan siswa UL mendapat nilai 60.

(4)

Untuk meningkatkan membaca permulaan anak tunagrahita ringan melalui media kartu kata bergambar guru sekaligus peneliti melakukan refleksi agar hasil belajar siswa meningkat. Menurut Wardhani dkk (2007, hlm. 1.6) untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri , misalnya dengan mengajukan pertanyaan berikut:

a. Apakah penjelasan saya terlampau cepat?

b. Apakah saya sudah memberi contoh yang memadai?

c. Apakah saya sudah memberi kesempatan bertanya kepada siswa?

d. Apakah saya sudah memberi yang memadai? e. Apakah latihan siswa sudah saya komentari?

f. Apakah bahasa yang saya gunakan dapat dipahami siswa?

Dari pertanyaan tersebut, guru akan dapat memperkirakan penyebab dari masalah yang dihadapi. Berdasarkan penyebab tersebut guru akan mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengatasi hambatan yang dialami oleh siswa, maka peneliti berusaha menerapkan media kartu kata bergambar untuk mempermudah membaca permulaan anak tunagrahita ringan. Media kartu kata bergambar yang akan digunakan untuk membantu anak tunagrahita ringan kelas II SDLB Al-Ma,rifah Cirebon dalam membaca permulaan dan membangkitkan motivasi belajar adalah media kartu kata bergambar. Media kartu bergambar adalah media berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata-kata dimana guru membimbing siswa sesuai kemampuan siswa serta dapat memotivasi siswa dan konsentrasi dalam belajar siswa.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh saudara Suharjo menunjukan bahwa penelitian dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan prestasi belajar dan meningkatkan keterampilan anak tunagrahita ringan.

(5)

permulaan anak tunagrahita ringan melalui media kartu kata bergambar di kelas II SDLB Al-Ma’rifah Cirebon.

B.Sasaran Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini subjek yang akan dijadikan sasaran penelitian tindakan kelas yaitu siswa tunagrahita ringan kelas II yang terdiri dari 3 siswa yaitu dua siswi perempuan dan satu siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan di SLB AL-Ma’rifah Cirebon.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar peneliti memilih siswa kelas II C di SLB AL-Ma’rifah Cirebon. Sebagai subjek penelitian, antara lain :

1. Pada saat menemukan permasalahan pembelajaran tersebut, peneliti sedang bertugas mengajar bahasa Indonesia di kelas. sehingga peneliti memahami permasalahan yang ada di dalam kelas.

2. Adanya kesesuaian antara kurikulum dengan materi pelajaran yang dijadikan sebagai sasaran dari penelitian.

3. Mendapat dukungan dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru - guru SLB Al-Ma’rifah Cirebon.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut : ”Apakah penggunaan media kartu kata

bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan di kelas II SLB AL-Ma’rifah Cirebon?

D.Hipotesis Tindakan (Cara Pemecahan Masalah)

Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam tiga siklus, setiap siklus direncanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui tiga siklus tersebut dapat diamati meningkatkan membaca permulaan anak tunagrahita ringan melalui kartu kata bergambar. Dengan demikian, dapat

(6)

Efektifitas penggunaan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan

kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan di kelas II

SDLB AL-Ma’rifah Cirebon?”

E.Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

1. Tujuan Umum

Untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat dalam proses pembelajaran penggunaan media kartu kata dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas II SDLB AL-Ma’rifah Cirebon

2. Tujuan Khusus

Untuk memperoleh gambaran apakah siswa tunagrahita ringan mengetahui akan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar.

F. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Meningkatkan perhatian, minat, mempermudah menyerap materi dan mendorong siswa tunagrahita ringan aktif dalam pembelajaran membaca

2. Bagi Guru

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan melatih peneliti sekaligus guru kelas dalam memecahkan permasalahan dan meningkatkan pembelajaran serta mencari strategi pembelajaran membaca permulaan yang tepat.

3. Bagi Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dalam meningkatkan Intensitas Latihan Gerak, dan Kemampuan Gerak Dasar. Sudjana, Nana, (1994), Dasar-Dasar

[r]

Urea  serta  pupuk  SP‐36  dan  zeolit  diberikan . sebelum tanam sebagai perlakuan, sedangkan 

Secara umum faktor penyebab kesalahan siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal tes matematika model PISA konten quantity adalah siswa mengalami

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga dan kurs Dollar terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Makalah pada Seminar HimpunannSarjana Pendidikan IPA Indonesia, di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI Bandung tanggal 1-2 Agustus 2003.. “Encouraging Generic Skills in Science

Bagan Kerja BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)... Statistic

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA DI KEBUN RAYA BOGOR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu