1
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kepuasan seseorang atau suatu kelompok, memiliki tujuan yang berbeda dalam pemenuhannya. Pariwisata memiliki daya tarik dan nilai tersendiri, baik itu dari pesona destinasinya ataupun dari wisata makanannya. Menurut Sulastiyono bila pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak atau nyata (tangible produk) dan yang tidak tampak (intangible produk) (Sulastiyono, 2004, hal. 3). Seiring berjalannya waktu, pariwisata semakin berkembang secara luas. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya perubahan-perubahan yang signifikan pada pola aktivitas manusia sehingga menyebabkan mobilitas setiap individu atau kelompok semakin meningkat. Keinginan yang semakin meningkat dan selera yang berubah rubah membuat perubahan dalam berbagai aspek.
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang menjadi sorotan bukan hanya keuntungan dari beberapa aspek saja seperti devisa negara, peningkatan wisatawan, peluang lapangan pekerjaan dan lain-lain. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah mengenai kualitas sumber daya manusia pariwisatanya itu sendiri. Meningkatnya aspek pariwisata di Indonesia menjadikan aspek sumber daya manusia ini menjadi sorotan yang penting sebelum aspek aspek yang lain terpenuhi.
Maka dari itu, langkah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata salah satunya yaitu melalui lembaga pendidikan dari berbagai jenjang. Setiap individu haruslah mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik, karena pada dasarnya kualitas akan dididapatkan melalui sebuah bekal pendidikan yang baik pula. Dapat kita ambil contoh pada lembaga pendidikan menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pariwisata yang didalamnya terdapat berbagai bidang keahlian. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia pariwisata yang memiliki kompetensi yang baik.
Bahkan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sedang berupaya membangun 200 sekolah menengah kejuruan (SMK) khusus yang akan dimulai dibangun tahun ini. SMK ini terbagi atas SMK maritim, pariwisata, infrastruktur, dan pertanian. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang pariwisata. Seperti yang dikutip dari laman Anies Baswedan, dia mengatakan, ratusan SMK akan dibangun untuk menopang rencana program pembangunan pemerintah. Karena itu, Kemendikbud akan melakukan penyesuaian kembali beberapa bidang studi di SMK sembari merencanakan bagaimana cara menambah tenaga pengajar di SMK yang akan dibangun secara spesifik ini, khususnya SMK maritim, pariwisata, infrastruktur, dan pertanian (aniesbaswedan.com, 2015). Hal ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya di bidang pariwisata melalui lembaga pendidikan kejururuan untuk menopang pembangunan negara di masa yang akan datang.
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi siswa siap bekerja dalam bidangnya untuk menjadi profesional yang mandiri. Penulis mengambil satu contoh objek yaitu SMKN 3 Kota Cimahi, merupakan SMK pariwisata yang mempunyai beberapa jurusan dengan program keahlian. Diantaranya terdapat program keahlian Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Busana Butik, Multimedia serta Administrasi Perkantoran. Mereka diarahkan untuk menjadi seorang professional dalam bidangnya serta diarahkan untuk siap bekerja dengan modal keahlian khusus.
Dari beberapa jurusan yang tersedia, beberapa diantaranya terdapat jurusan yang erat kaitannya dengan dunia pariwisata yaitu program keahlian akomodasi perhotelan dan jasa boga. Dalam pembahasan awal disebutkan bahwa kekayaan wisata kuliner atau gastronomi menjadi suatu hal yang mahal dan memiliki daya tarik sendiri. Program keahlian tata boga merupakan salah satu jurusan yang berkonsentrasi pada pengolahan makanan, baik itu dalam ruang lingkup proses dan juga hasil hingga penyajian. Oleh karena itu, banyak aspek yang diajarkan dalam jurusan program keahlian tata boga ini. Selain diajarkan mengenai resep, mata pelajaran umum, teori gastronomi dan lain-lain, siswa diajarkan pula mengenai prinsip teori higiene. Dan tentunya membahas mengenai sikap bersih sang penjamah (personal hygiene).
Hygiene merupakan sebuah bahasan yang terbilang kompleks, sesuatu yang bersentuhan dengan banyak hal khususnya dalam penanganan makanan dan juga minuman. Dalam industri pariwisata khususnya bidang gastronomi, sering dibahas mengenai istilah ini, baik itu di bidang hotel, restoran, katering dan juga dibidang usaha jasa boga lainnya. Ketika berbicara makanan, maka implementasi dari higiene tersebut adalah bagaimana cara seseorang mengolah makanan tersebut dan lingkungan kerja seperti apa yang mendukung terciptanya suasana kerja yang mendukung proses produksi sehingga dapat menghasilkan hidangan yang aman dan layak untuk dikonsumsi.
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesehatan diri dan juga sikap ketika proses pengolahan makanan yaitu saat akan, sedang dan telah dilakukan. Sehingga hal tersebut bisa mencegah terjadinya suatu hal yang merugikan,
Hygiene adalah usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh faktor lingkungan (Fathonah, 2005, hal. 1). Ketika membahas mengenai pengolahan makanan, maka kita berbicara mengenai aturan dan juga proses yang harus dilakukan. Tentunya semua itu berhubungan dengan prinsip higiene dalam pengolahan makanan. Sebuah pondasi dibutuhkan untuk merealisasikan hal tersebut, maka dari itu diperlukan pengetahuan untuk menunjang pondasi tersebut.
Dalam pengolahan makanan perlu diperhatikan berbagai aspek diantaranya tempat produksi, lingkungan, alat yang digunakan, pejamah makanan, hingga bahan baku yang digunakan. Hal tersebut penting, karena dengan adanya aspek tersebut maka akan membantu terealisasinya pondasi yang akan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan juga hasil makanan yang baik untuk dikonsumsi.
Sebelum proses mengolah makanan, tentu saja hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah si penjamah makanan, dimana dia akan melakukan kontak langsung dengan bahan makanan. Maka disinilah bagaimana
personal hygiene yaitu sikap bersih si penjamah makanan perlu diperhatikan dengan baik. Kompetensi seorang juru masak yaitu pengaplikasian personal hygiene dengan benar. Karena disini si penjamah atau juru masak akan berhubungan langsung dengan produksi dan penyajian. Hal ini merupakan bentuk implementasi dari pemahaman higiene itu sendiri.
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kita terawang dan telaah, etika ini jika diterapkan dengan baik pada anak sekolah menengah tentunya akan berdampak besar. Diantaranya :
a. Membentuk karakter siswa yang disiplin
b. Mengajarkan siswa bagaimana pentingnya etika penjamah sebelum menangani makanan yang baik dengan prinsip higiene perorangan. Sehingga hal tersebut bisa menjadi sebuah acuan, bekal dan nilai yang baik ketika siswa terjun ke industri nyata (pariwisata).
c. Siswa lebih menghargai apa arti dari sebuah proses, proses yang baik akan menghasilkan dampak yang baik begitupun sebaliknya.
d. Meningkatkan kredibilitas. Ketika siswa, jurusan dan pihak sekolah menjaga kualitas setiap program keahlian khususnya program keahlian tata boga. Maka secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas jurusan dan juga sekolah yang bersangkutan.
Pada dasarnya suatu penelitian merupakan suatu bentuk pemikiran yang akan dikembangkan dan kemudian akan mengungkap sebuah masalah. Suatu masalah timbul akibat adanya sebuah pertanyaan. Sebelum melakukan penelitian tentunya harus ada masalah dan juga objek penelitian yang diangkat. Maka dilakukanlah proses pra penelitian untuk mengetahui keadaan tempat penelitian secara real. Sehingga kita dapat menyimpulkan sebuah permasalah yang kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah hasil penelitian yang sebenarnya dengan berbagai data yang mendukung. Penelitian yang saya lakukan adalah mengenai personal hygiene dalam proses praktikum siswa SMK tata boga di Kota Cimahi. Didapatkan beberapa informasi yang menjadi sebuah landasan dari sebuah hipotesis.
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebersihan pribadi siswa ketika praktikum. Pra Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Februari 2016 terhadap siswa kelas X Tasa boga1 sebanyak 38 responden siswa. Berikut merupakan persentase hasil pra penelitiannya :
Gambar 1.1 Hasil Pra Penelitian Siswa SMK Kelas X
Sumber : Data diolah Februari 2016
Diagram diatas menunjukan hasil pra penelitian terhadap siswa kelas X SMK Tata Boga didapatkan bahwa 26 siswa dari 38 siswa tercatat sudah cukup dalam segi pengetahuan personal hygiene, jika diakumulasi dalam persentase yaitu sebesar 68% siswa terbilang cukup dari segi pengetahuan, sedangkan didapatkan bahwa 12 siswa dari 38 siswa tercatat kurang baik dalam segi pengetahuan personal hygiene, jika diakumulasi dalam persentase yaitu sebesar 32% siswa terbilang kurang baik dari segi pengetahuan. Sedangkan dari kategori baik tidak ditemukan dalam hasil pre test yaitu sebesar 0%. Sementara dari aspek tindakan sederhana terhadap aplikasi personal hygiene nya sendiri seperti hal nya mencuci tangan sebelum praktek dan saat-saat diperlukan, memakai penutup kepala ketika praktikum, aspek tersebut merupakan aspek yang dominan dan sering ditinggalkan dibandingkan dengan aspek personal hygiene yang lain. Dari aspek diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 siswa dari 38 responden yang tidak memakai penutup kepala ketika praktikum, jika di persentasekan sekitar 66% siswa tidak melakukan hal tersebut. Sedangkan terdapat 30 siswa dari 38 responden yang tidak mencuci tangan pada saat-saat yang diperlukan, jika di persentasekan sekitar 79% siswa tidak melakukan hal tersebut
32%
68% 0%
Hasil Pre Test
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai personal hygiene ini. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki kualitas dan mencapai kompetensi yang dituju salah satunya yaitu melalui peningkatan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan kejuruan program keahlian tata boga dalam upayanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata di bidang gastronomi. Dari uraian di atas penulis ingin mengetahui sejauh mana para siswa mampu mengaplikasikan personal hygiene
yang telah mereka pelajari didalam kelas kedalam sebuah aplikasi praktikum, maka dari itu penulis mengambil judul dalam penelitian ini “Pengaruh Pembelajaran Personal Hygiene Terhadap Pemahaman Siswa Dalam Proses
Praktikum Siswa SMK Jurusan Tata Boga”.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang peneltian ini, maka penulis merumuskan beberapa masalah, diantaranya adalah:
a. Bagaimana pembelajaran tentang personal hygiene pada siswa SMKN 3 Cimahi ?
b. Bagaimana tingkat pemahaman kognitif, afektif, dan konatif dari personal hygiene siswa SMKN 3 Cimahi ?
c.
Bagaimana pengaruh pembelajaran personal hygiene berpengaruh pada pemahaman kognitif, afektif, dan konatif siswa SMKN 3 Cimahi?1.3Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah :
a. Mengetahui bagaimana pembelajaran tentang personal hygiene pada siswa SMKN 3 Cimahi.
b. Mengetahui bagaimana tingkat pemahaman kognitif, afektif, dan konatif dari
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran personal hygiene
berpengaruh pada pemahaman kognitif, afektif, dan konatif siswa SMKN 3 Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat dan kegunaan dalam penelitian ini, diantaranya :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan sumber informasi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang membahas mengenai personal hygiene pada siswa SMK Program Keahlian Tata Boga.
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah terhadap penerapan hygiene dan sanitasi saat praktikum siswa Tata Boga agar kedepannya lebih baik. Sehingga dapat mencetak lulusan terbaik dan unggul dalam bidangnya dan menjadi mapan dalam dunia kerja.