• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembekuan Darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanisme Pembekuan Darah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Mekanisme Pembekuan Darah

Dika Ingriyana

102012377 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat Email: [email protected]

Abstrak

Dalam kehidupan sehari–hari, selalu saja ada kemungkinan rusak kesinambungan dinding pembuluh darah. Kecelakaan seperti luka tertusuk benda runcing, tersayat pisau dan sebagainya, dengan jelas memperlihatkan keluarnya darah sehingga selalu ada reaksi untuk menghentikannya. Apabila tidak diatasi, ada kemungkinan akan menyebabkan kehilangan darah dan terjadinya infeksi. Tetapi untuk luka yang kecil yang terkadang bahkan tidak kita sadari, jarang sekali dilakukan upaya untuk menegndalikan luka itu. Misalnya pada kasus luka kecil di saluran cerna akibat memakan sesuatu yang keras dan runcing, misalnya tertelan duri ikan. Bisa saja hal ini akan menimbulkan infeksi bila tidak ada kesadaran dari individu itu sendiri untuk mengatasinya. Untunglah di dalam tubuh setiap manusia mempunyai suatu mekanisme pengendalian pendarahan atau hemostasis dan pembekuan darah atau koagulasi. Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang menyebabkan pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera.

Kata Kunci : Hemostasis dan Koagulasi

Abstract

In everyday life, there's always the possibility of damaged blood vessel walls continuity.Accidents like sharp object punctured wounds, knife cuts and so on, clearly showing the discharge of blood so there is always a reaction to stop. If not fixed, it will likely cause blood loss and infection. But for small wounds that are sometimes not even aware, rarely made efforts to menegndalikan the wound. For example in the case of minor injuries in the gastrointestinal tract as a result of eating something hard and pointed, for example, swallowed a fish bone. It could be that this will lead to infection if there is no awareness of the individual's own to overcome. Fortunately, in every human body has a mechanism of control of bleeding, or hemostasis, and blood clotting or coagulation. Hemostasis and coagulation is a complex series of reactions that lead to control of bleeding through the formation of platelets and fibrin clot at the site of injury. Keywords: Hemostasis and Coagulation

(2)

Pendahuluan

Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung.Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena

pulmonalis.Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh.Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sirkulasi darah dan darah itu sendiri.

Pembahasan

1.1 Vaskularisasi Ekstremitas Superior A. Arteri

Vaskularisasi arteri pada daerah ekstremitas superior berasal dari

1. arteri Axilaris merupakan percabangan dari arteri Subclavicula. Arteri Axillaris bercabang menjadi arteri thoracoacromialis, a.thoracica interna, a.subscapularis, a.circumflexa humeri anterior, a. circumflexa humeri posterior. Arteri axilaris terbentangdari Costa prima 1 sampai batas inferior musculus pectoralis mayor pada region brakii berubah menjadi a. Brakialis.2

2. Arteri brakialis membuat percabangan menjadi a. profunda brachii : a. collateralis media dan radialis, a. collateralis ulnaris superior, a.collateralis inferior. A. brachialis berjalan melalui lengan atas bersama dengan n. medianus di dalam sulcus bicipitalis medialis untuk memasuki fossa cubitalis dari arah median dan di tempat inilah arteri menjadi dua, A. radialis dan A. ulnaris.2

3. A. radialis berjalan menurun di antara otot-ototo fleksor superficial dan profundus lengan bawah sampai ke pergelangan tangan. Bergerak melintasi fovea radialias lalu berjalan di antara dua capus musculi interoseus dorsalis I dan memasukin telapak tangan dan member suplai utama pada Arcus Palmaris profundus.2

4. A. ulnaris member cabang berupa A. interosseus communis dan berjalan bersama n. ulnaris kearah sendi pergelangan tangan melalui kanal ke telapak tangan. Di daerah ini a. ulnaris terus membentuk arcus Palmaris superfisialis.2

(3)

Sistem vena pada ekstremitas superior (superfisialis) terdiri dari dua kelompok bena besar yaitu Vena cephalica dan vena basilica. Diamna keduanya berasal dari vena subclavivula.2

1. Vena cephalica antebrakii, pada bagian dorsal ibu jari, mengumpulkan darah

dari jaringan vena dorsal tangna dan berjalan pada sisi ventral radial lengan bawah sampai Fossa cubitalis untuk bergabung bersama vena basilica melalui vena mediana cubiti. Pada lengan atas, vena cephalica berjalan di dalam sulcus bicipitalis lateralis dan bersatu di dalam trigonum clavipectorale dengan v. Axillaris.

2. Vena basilica antebrakii, mulai pada dorsum tangan sisi ulna dan berlanjut pada

sisi ventral ulna lengan bawah kemudian masuk ke vv. Brachiales. 3. System vena profunda, berjalan berdekatan system arteri.

C. Innervasi

Inervasi ekstremitas superior berasal dari Pleksus Brachialis, terbentuk dari C5-T1. Awalnya ramus anterior bersatu membentuk tiga trunkus yang kemudian tersusun kembali setinggi clavicula membentuk tiga fasikulus.1 Pleksus brakialis memiliki dua bagian topografi. Pars supraclavicularis yang terdiri dari trunkus dan saraf perifer yang berasal dari trunkus atau ramus anterior saraf spinalis (C5-T1). Pars infraclavicularis terdiri dari fasikulus. Saraf pada lengan merupakan percabangan dari saraf infraclavicularis. Saraf pada bahu merupakan cabang dari supraclavicularis. I. N. Axilaris (C5-C6) berasal dari fasikulus posterior

II. N. Musculocutaneus (C5, C6, C7) berasal dari fasikulus lateralis III. N. Radial (C5, C6, C7, C8, T1) berasal dari fasikulus posterior IV. N. ulnaris (C7, C8, T1) berasal dari fasikulus medialis

V. N. median (C5, C6, C7, C8, T1) berasal dari fasikulus medialis dan lateralis.

1.2 Pembekuan darah

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. 3,4

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:

(4)

1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos. 3,4

2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.

3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Tipe trombos :

1.Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang cepat[arteri]. 3,4

2.Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya. 3,4

3.Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil. Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan. 3,4

A. Faktor – faktor pembekuan darah

Dalam pembekuan darah ada 13 faktor yang berperan yaitu : 1. Faktor I

Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini

(5)

menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia. 3,4

2. Faktor II

Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia. 3,4

3. Faktor III

Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. 3,4

4. Faktor IV

Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.

5. Faktor V

Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.

6. Faktor VI

Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.

7. Faktor VII

Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.

(6)

Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.

9. Faktor IX

Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.

10. Faktor X

Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.

11. Faktor XI

Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.

12. Faktor XII

Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.

13. Faktor XIII

Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

(7)

B. Unsur – unsur dalam pembekuan darah

Adapun unsur unsur yang berperan dalam pembekuan darah yaitu :

1. Trombosit (keping-keping darah),yg sangat menentukan. Sel ini merupakan unsur terpenting di balik pembekuan darah. Dia berjalan2 diseluruh tubuh kita dalam aliran darah. Didalam trombosit ada Protein yang disebut faktor Von Willebrand yg bertugas memastikan, agar dalam perondaannya yang terus-menerus itu, trombosit ini tidak membiarkan tempat luka terlewati. Bila kulit tersayat, Trombosit/ keping darah akan berhenti.(jalannya terputus,lewat mana coba)Keping-keping yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat yang mengumpulkan keping-keping lain yang tak terhingga banyaknya di tempat yang sama. Sel-sel tersebut akhirnya menopang luka terbuka itu. 3,4

2. Trombin adalah protein lain yang membantu proses pembekuan darah. Zat ini hanya dihasilkan di tempat yang terluka. Jumlahnya tidak boleh melebihi atau pun kurang dari yang diperlukan, dan juga harus dimulai dan berakhir tepat pada waktu yang diperlukan. Lebih dari dua puluh jenis zat kimia tubuh yang disebut enzim berperan dalam pembentukan trombin. 3,4

3. Enzim-enzim tersebut dapat merangsang perbanyakan trombin maupun menghentikannya. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang begitu ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar ada luka sesungguhnya pada jaringan. Segera setelah enzim-enzim pembekuan darah tersebut mencapai jumlah yang memadai di dalam tubuh, Dalam waktu singkat sekumpulan serat membentuk jaring, was called fibrinogen yang terbuat dari protein-protein tadi. 3,4

C. Proses pembekuan darah ( koagulasi )

Bila terjadi luka trombosit akan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang membentuk benang-benang yang menjerat sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku. 3,4

1. Pembentukan Aktivator Protrombin:

Mekanisme ini dimulai bila terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan pada darah, pada setiap kejadian tersebut, mekanisme ini akan menyebabkan pembentukan aktivator protrombin. 3,4

Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan dihasilkan di hati dengan bantuan vitamin K (perubahan protrombin yang belum aktifmenjadi

(8)

trombin yang aktif dipercepat oleh ion kalsium (Ca)). Fibrinogen adalah protein yang larut dalam plasma darah. 3,4

Aktivator protrombin ini dibentuk melalui 2 cara, yaitu jalur ekstrinsik yang dimulai dengan terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan jalur intrinsik yang berawal di dalam darah itu sendiri. 3,4

A. Langkah-langkah jalur ekstrinsik

Pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X, yaitu ( Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan) yang dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor VII, yaitu (Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik), kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi. Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin3,4

.

B. Langkah-langkah jalur intrinsik

Pengaktifan faktor XII yaitu factor Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, yaitu factor Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi, kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, akan mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang maka langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan bergabung dengan faktor V dan trombosit untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktivator protrombin. 3,4

(9)

Setelah aktivator protrombin terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah maka dengan adanya ion Ca2+ dalam jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan perubahan protrombin menjadi trombin. Trombosit juga berperan dalam pengubahan protrombin menjadi trombin, karena banyak protrombin mula-mula melekat pada reseptor protrombin pada trombosit yang telah berikatan pada jaringan yang rusak. Pengikatan ini akan mempercepat pembentukan trombin dan protrombin yag terjadi dalam jaringan dimana pembekuan diperlukan. 3,4

Protrombin adalah protein plasma yang tidak stabil dan dengan mudah pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satu diantaranya trombin. Vitamin K juga sangat berperan dalam pembekuan darah karena kurangnya vitamin K akan menurunkan kadar protrombin sampai sedemikian rendahnya hingga timbul pendarahan. 3,4

3. Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin:

Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik yang bekerja terhadap fibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida yang berberat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen sehingga membentuk molekul fibrin monomer yang memiliki kemampuan untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin monomer yang lain. Dengan cara demikian, dalam beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi benang-benang fibrin yang panjang, sehingga terbentuk retikulum bekuan. 3,4

Namun benang-benang fibrin ini ikatannya tidak kuat dan mudah diceraiberaikan, maka dalam beberapa menit berikutnya akan terjadi proses yang akan memperkuat jalinan/ikatan tersebut. Proses ini melibatkan zat yang disebut faktor stabilisasi fibrin. Trombin yang tadi berperan dalam membentuk fibrin, juga mengaktifkan faktor stabilisasi fibrin yang kemudian akan membentuk ikatan kovalen antara molekul fibrin monomer, sehingga saling keterkaitan antara benang-benang fibrin yang berdekatan sehingga menambah kekuatan jaringan fibrin secara tiga dimensi. 3,4

Bekuan darah yang terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan dari segala arah dan menjerat sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin juga melekat pada pembuluh darah yang rusak; oleh karena itu bekuan darah

(10)

menempel pada lubang di pembuluh darah dan dengan demikian mencegah kebocoran darah. 3,4

Bila terjadi luka trombosit akan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang membentuk benang-benang yang menjerat sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku. 3,4

Pembuluh darah 1. Arteri

Arteri membawa darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh.Arteri terbesar disebut aorta.Aorta berasal dari ventrikel kiri jantung, pangkal aorta : aorta asenden ke arcus aorta lalu ke aorta desendens (aorta torakalis di rongga dada dan aorta abdominalis di rongga perut) lalu berakhir sebagai a. iliaca komunis sinistra dan dextra di rongga panggul.1

Arkus aorta mempunyai 3 cabang utama:

o Anonima ( bercabang: a. karotis komunis dextra dan a. subclavia dextra) o Carotis Comunis sinistra

o Subclavia sinistra

Setiap a. carotis komunis bercabang menjadi a. carotis eksterna (menuju ke leher, wajah, mulut dan rahang) dan a. carotis interna (ke otak).

Mikroskopik:

Setiap arteri memperlihatkan pola tata bentuk yang umum. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika:

a. Tunika intima yang terdiri atas selapis sel endotel di sebelah dalam, di luarnya diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis yang halus; dan yang paling luar (merupakan batas antara tunika intima dengan tunika berikutnya) berupa sabuk serat elastis yang disebut

(11)

membran/tunika elastika interna yang mungkin tidak terdapat pada pembuluh lain.1

b. Tunika media, terutama terdiri dari sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip di antara sel-sel otot polos.1

c. Tunika adventisia, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh (memanjang).

Berbatasan dengan tunika media mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang terlihat jelas. 1

Gambar 1. Dari kiri-kanan. Arteri besar , arteri sedang, arteri kecil Pembuluh arteri dapat digolongkan menjadi tiga golongan:

a. Arteriol, pembuluh darah arteri yang paling kecil

b. Arteri kecil sampai sedang, memunyai banyak unsur otot c. Arteri besar yang terutama terdiri atas serat elastin 2. Vena

Fungsi vena : mengembalikan darah ke jantung yang dilengkapi dengan katup. Darah di dalam vena bertekanan sepersepuluh dari tekanan arteri dan karena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri.Diameter lumen vena umumnya lebih besar daripada arteri, tetapi dindingnya jauh lebih tipis yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastinnya. Pembuluh vena digolongkan atas tiga golongan.1

Gambar 2. Dari kiri-kanan. Venula, vena kecil, vena besar.6

a. Venula

b. Vena kecil dan sedang c. Vena besar

(12)

Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada ekstremitas bawah

dilengkapi dengan katup yang mencegah aliran balik ke perifer. Katup ini berupa lipatan berbentuk bulan sabit atau kantung akibat lipatan tunika intima

setempat.Mereka biasanya terdapat berpasangan menonjol ke dalam lumen dengan tepi bebasnya menghadap ke arah jantung.Kedua permukaannya dilapisi endotel dan pada sisi yang menghadap aliran darah jaringan ikat subendotel mengandung jalinan serat elastin.1

Darah

Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.1

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, proteinpernapasan (respiratoryprotein)yangmengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.1

Komponen darah

Meskipun secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya darah terdiri dari bagian yang cair dan padat.Apabila diperiksa di bawah mikroskop, tampak banyak benda bundar kecil di dalamnya, yang dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah.Sel-sel darah merupakan bagian yang padat, sedangakan cairan tempat darah.Sel-sel-darah.Sel-sel ini berada merupakan bagian cair yang disebut plasma.Sel-sel darah membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh volume darah.1

1. Plasma

Plasma atau bagian cair darah adalah cairan jernih berwarna kekuningan. Komponen plasma :

(13)

 Air membentuk sekitar 90% volume plasma. Air dalam plasma berfungsi menyuplai air segar untuk mencuci sel-sel tubuh dan memperbaharui air yang terdapat di dalam sel-sel tersebut. 60% berat badan kita adalah air dan pada pria dengan berat badan 70 kg, hal itu berarti sekitar 46 lliter. Dari 46 liter tersebut, sekitar 29 liter terdapat di dalam sel (cairan intrasel) dan 17 liter terdapat di luar sel (cairan ekstrasel). Cairan ekstrasel terbagi atas cairan di dalam pembuluh darah (3 liter) dan cairan pencuci sel yang disebut cairan interstisial (14 liter).1

 Garam mineral mencakup garam-garam klorida, fosfat, dan karbonat dari natrium, kalium, dan kalsium. Keseimbangan akurat berbagai garam ini diperlukan untuk fungsi normal jaringan tubuh, dan terdapat sekitar 0,9% zat anorganik.garam-garam didalam plasma diperlukan untuk membentuk protoplasma dan berfungsi sebagai zat buffer (dapar) yang akan menetralisir asam atau basa ddi dalam tubuh dan mempertahankan pH normal darah.1

 Protein plasma : albumin, globulin, fibrinogen, protombin, dan heparin. Protein plasma membuat konsistensi darah lengket, yang disebut viskositas, yang diperlukan untuk mencegah cairan berlebihan menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan. Kelebihan cairan di dalam jaringan dikenal sebagai edema. Viskositas darah juga berperan mempertahankankan tekanan darah. Albumin dibentuk di hati, sedangkan globulin dihasilkan oleh sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Fibrinogen dan protombin diproduksi di dalam hati dan keduanya diperlukan untuk mekanisme pembekuan darah. Plasma tanpa fibrinogen disebut serum. Serum bisa ditemukan sebagai cairan kuning yang keluar dari luka setelah bekuan darah terbentuk. Heparin juga dihasilkan oleh hati dan berfungsi mencegah pembekuan di dalam pembuluh darah.1

 Zat-zat nutrisi dalam bentuk yang paling sederhana : glukosa, asam amino, asam lemak serta gliserol, diabsorpsi dari saluran cerna ke dalam darah. Mereka merupakan haril akhir metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.1

 Gas terlarut : oksigen, karbondioksida, dan nitrogen

 Sisa produk jaringan : urea, asam urat, dan kreatinin merupakan produk sisa metabolisme protein. Mereka diproduksi di dalam hati dan dibawa oleh darah untuk kemudian diekskresi oleh ginjal.1

(14)

 Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan tubuh, yang akan menyebabkan perubahan kimiawi pada zat-zat lain tanpa terlibat langsung dalam reaksi perubahan tersebut.1

2. Eritrosit atau sel darah merah

Gambar 3. Eritrosit atau sel darah merah

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 µm. Eritrosit terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas tinggi. Membrane ini elastic dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen.Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.1

Struktur kimia hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein,globin. Globin terdiri dari empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik, masing-masing membawa gugus hemnya. Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin berwarna merah terang. Hematokrit adalah presentase volume darah total yang mengandung

(15)

eritrosit. Hematokrit dapat bertambah atau berkurang bergantung pada jumlah eritrosit atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah seperti asupan cairan atau air yang hilang.1

Fungsi sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat.1

Pengaturan produksi sel darah merah diatur eritropoietin, suatu hormone glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal.Kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang akan mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah.1

3. Leukosit atau sel darah putih

Gambar 4. Leukosit atau sel darah putih

Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm3.Leukosit

berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus.Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah.Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membrane kapilar dan masuk ke dalam jaringan.Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan amuba).Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis negative)

(16)

sumber zat.Semua leukosit adalah fagisitik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit.1

Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nucleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit.1

Gambar 5. Jenis-jenis leukosit

Granulosit terbagi berdasarkan warna granula sitoplasmanya menjadi :

1. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 µm sampai 12µm. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai dijaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau agens penyebab cedera lainnya.1

2. Eusinofil mencapai 1 sampai 3% jumlah sel darah putih. Eusinofiil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nucleus berlobus 2, dan berdiameter 12 µm sampai 15 µm. eusinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamine yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung.1

3. Basofil mencapai kurangdari 1% jumlah leukosit. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknyatidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nucleus

(17)

besbentuk S. diameternya sekitar 12 µm sampai 15 µm. Basofil menyerupai fungsi sel mast.1

a. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma yaitu :

1. Limfosit mencapai 30%jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik. Limfosit mengandung nucleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5µm sampai 8 µm, ukuran terbesar 15 µm. limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasiya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.1

2. Monosit mencapai 3sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit adalah sel darah terbesar, diameternya rata-rata berukuran 12 µm sampai 18 µm. nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).1

4. Trombosit atau keping darah

Gambar 6. Trombosit.5

berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan

(18)

dalam sumsum tulang.Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membrane plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.1

Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan perbaikan pembuluh darah yang robek.1

Kesimpulan

Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri atas eritrosit(sel darah merah), leukosit(sel darah putih), dan trombosit(keping darah) yang terendam dalam plasma darah cair.Darah beredar dalam sistem vaskular, mengangkut oksigen dari paru-paru dan nutrien dari saluran cerna ke jaringan lain di seluruh tubuh. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang. Namun dalam pembentukannya dirangsang oleh hormon eritropoietin yang dihasilkan oleh ginjal..

Daftar Pustaka

1. Bloom, Fawcet. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC, 2002. Hal. 97-117. 2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004. Hal. 218-28. 3. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan

klinis. Jakarta: EGC, 2000. Hal. 86.

4. Sadikin, Mohamad. Biokimia Darah, Jakarta : Widya Medika; 2001 5. Diunduh dari:http://www.google.com/Trombosit/:Juni 15, 2016

Gambar

Gambar 1. Dari kiri-kanan. Arteri besar , arteri sedang, arteri kecil Pembuluh arteri dapat digolongkan menjadi tiga golongan:
Gambar 3. Eritrosit atau sel darah merah
Gambar 4. Leukosit atau sel darah putih
Gambar 5. Jenis-jenis leukosit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Ia juga menjelaskan upaya perbaikan sistem hukum yang telah dilakukan oleh Jepang untuk meminimalisasi terjadinya pencemaran lingkungan.. Langkah yang ditempuh Jepang, menurut

Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil penelitian yaitu lansia yang mengalami stres ringan dengan kejadian pra

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat