• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, pengarang berusaha mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau mereka alami. Selain itu karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan menyangkut persoalan sosial dalam masyarakat, setelah mengalami pengendapan secara intensif dalam imajinasi pengarang, maka lahirlah pengalaman kehidupan sosial tersebut dalam bentuk karya sastra.

Dengan hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra.

Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis dan tercetak. Selain itu, karya sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek dan Werren, 1995: 3-4 ).

(2)

Sebagai hasil imajinatif, sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga guna menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Membicarakan yang memiliki sifat imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis (genre) sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang tergradasi akan nilai-nilai yang otentik adalah nilai-nilai yang mengorganisasikan dunia novel secara keseluruhan meskipun hanya secara implisit tidak eksplisit (Goldman dalam Faruk, 1994: 79).

Novel sebagai bentuk karya sastra merupakan jalan hidup yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh) (Siswantoro 2005:29). Novel merupakan prosa fiksi yang berisi tentang kehidupan tokohnya dari awal hingga akhir. Prosa fiksi menurut Aminudin (2002:66) yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Novel sendiri merupakan gambaran hidup tokoh yang menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang berbeda-beda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup. Dari segi kejiwaan, sastra bisa dipelajari dan ditelaah dengan menggunakan teori psikologi.

Manusia merupakan mahluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan pribadi. Kebutuhan-kebutuhan yang membawanya menjadi manusia yang beraktualisasi diri. Ketika manusia ingin mengaktualisasikan dirinya, kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah harus terpenuhi dahulu atau paling tetap diperhatikan.

(3)

Jadi, kalau ia lapar, ia harus berusaha mencari makan; Kalau ia merasa tidak aman, ia harus mencari perlindungan; kalau ia merasa terkucil dan kesepian, ia harus mencari teman.

Namun demikian, bukan berarti manusia yang dikatakan mampu mengaktualisasikan dirinya, ia adalah manusia sempurna. Banyak kelemahan yang dapat ditemui. Mereka sering didera perasaan cemas dan bersalah, merasa cuek dan pelupa, bahkan ada juga yang terlalu baik pada orang lain. Diantara mereka juga ada yang terlalu suntuk, selalu serius, dingin, dan sama sekali tidak memiliki rasa humor. Tetapi, ketika orang-orang yang berusaha mengaktualisasikan dirinya tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang yang berusaha mengaktualisasikan dirinya akan mengalami depresi, penderitaan, kekecewaan, kecurigaan, dan sinisme. Oleh karena itu, banyak ditemukan manusia yang berusaha selalu bertindak membuat pilihan dalam hidupnya menurut caranya yang terbaik, namun tidak sedikit dari mereka yang gagal. Kesulitan demikian merupakan tantangan bagi yang mengaktualisasikan dirinya.

Wujud aktualisasi diri berdasarkan indikator aktualisasi diri, menurut Poduska (2002 : 165) yaitu, yang pertama pada pertumbuhan yang mandek, yaitu depresi, cemas, takut, obsesi, tidak aman, tidak mampu, rasa bersalah, dan harapan. Kedua, pemeliharaan, yaitu frustasi, bimbang, ketergantungan, jengkel, sakit hati, marah, dan tidak puas. Ketiga, pertumbuhan sehat, yaitu perhatian, penghargaan, kepercayaan, merawat, dan pemenuhan.

Peneliti memilih novel Skandal karya Shusaku Endo, karena novel ini memiliki cerita yang tokoh utamanya mengalami proses aktualisasi diri. Dimana

(4)

tokoh utamanya adalah ”Suguro” yang berprofesi sebagai seorang pengarang yang mencapai kepuncakan dari karya-karyanya, dengan kepopulerannya sebagai seorang pengarang dia pun mengalami proses aktualisasi diri dengan pendekatan psikologi yang dialami tokoh Suguro dengan tiga indikator aktualisasi diri; Pertama, Pertumbuhan mandek, yaitu merasa takut, cemas dan tidak aman. Dengan bermula datang seorang wanita yang bernama Itoi, menghampirinya dalam pesta penganugerahan atas karya-karyanya, tokoh suguro mengalami masalah dalam kehidupannya. Nona Itoi mengaku mengenal Suguro dan mengatakan sering berkunjung kekawasan mesum di Shinjuku, Tokyo. Kedua, Pemeliharaan, yaitu Suguro merasa marah, suatu hari lukisan potret yang mirip dengan wajah Suguro pun dipamerkan di sebuah galeri murahan di sana. Suguro pun merasa jengkel terhadap reporter yang bernama Kobari, karena sebagai seorang pengarang yang beragama katolik, dan membuat sebuah novel yang selalu jauh dari kehidupan yang salah dan sex, Suguro dicurigai sebagai pengarang yang tidak sejati. Dan ada yang tidak percaya terhadap novel-novel Suguro, seorang reporter bernama Kobari mencoba mencari kebenaran si tokoh utama “Suguro”. Ketiga, Pertumbuhan sehat, yaitu Suguro merupakan sosok tokoh yang perhatian, sebagai orang yang murah hati dan menjadi penyelamat bagi tokoh yang benama Morita Mitsu seorang gadis yang bertemu dengannya di taman Shinjuku, ia memberikan pekerjaan kepada gadis itu, selain itu ia juga memiliki istri yang selalu ada disampingnya walaupun ia tidak sedekat nyonya Naruse, perempuan yang ia kenal di tempat pameran dimana ada potret dirinya yang misterius itu.

(5)

Dengan adanya wujud aktualisasi diri yang tergambar dari tokoh utama ”Suguro” seperti diatas. Penulis tertarik untuk menganalisis teks dengan kajian psikologi yang menunjukkan indikator wujud aktualisasi diri yang dominan dari tokoh Suguro dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo. Maka dari itu penulis memilih judul skripsi ini ” Aktualisasi Diri tokoh utama Suguro dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo”. Dengan harapan dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang wujud aktualisasi diri tokoh Suguro yang digambarkan Shusaku Endo dalam novel Skandal ini.

1.2 Perumusan Masalah

Novel “Skandal” karya Shusaku Endo menggambarkan kisah tokoh Suguro berprofesi sebagai seorang pengarang yang mencapai kepuncakan dari karya-karyanya, tetapi tetap mengaktualisasikan dirinya dengan kepopulerannya sebagai seorang pengarang.

Dalam wujud pengaktualisasi diri tokoh suguro dalam wujud Pertumbuhan yang mandek, yang terbagi dalam delapan indikator yaitu Suguro merasa takut, cemas, tidak aman, tidak mampu, rasa salah, obsesi, depresi dan harapan. Yaitu dengan bermula datang seorang wanita yang bernama Itoi menghampirinya dalam pesta penganugerahan atas karya-karyanya, tokoh suguro mengalami merasa tidak aman, cemas dan takut. Dan Suguro juga merasa bersalah, kepada istrinya karena tidak jujur untuk mengatakan apa yang telah terjadi pada dirinya. Suguro depresi karena begitu besar masalah yang ia hadapi dalam karirnya yaitu sebagai pengarang yang kawakan, serta Suguro memiliki obsesi untuk tetap menjadi seorang pengarang yang dikenang

(6)

masyarakat atau pembaca novelnya dan harapan Suguro, ia mati dengan tenang dan damai.

Selain itu perwujudan aktualisasi diri Suguro dalam wujud Pemeliharaan terbagi dalam tujuh indikator yaitu, jengkel, marah, frustasi, tidak puas, bimbang, sakit hati, dan ketergantungan, yaitu Suguro merasa jengkel, frustasi dan sakit hati, karena suatu hari lukisan potret wajahnya dipamerkan di sebuah galeri murahan di Shinjuku, oleh orang yang Suguro tidak kenal sama sekali. Dan Suguro selalu dibayang-bayangi oleh wartawan muda yang berambisi menghancurkan reputasinya. Dengan berbagai tuduhan yaitu Suguro sebagai pengarang pengecut,dan dangkal, serta sok suci. Selain itu juga Suguro merasa tidak puas jika tidak bertemu dengan orang yang telah membuat lukisan potret wajahnya itu.

Serta dalam perwujudan aktualisasi diri tokoh Suguro dalam wujud Pertumbuhan Sehat yang terbagi dalam lima indikator yaitu, perhatian, penghargaan, kepercayaan, merawat/caring, serta pemenuhan..Dengan masalah psikologis yang ditunjukkan dalam novel Skandal yaitu Suguro merupakan orang yang perhatian, sebagai orang yang murah hati dan menjadi penyelamat bagi tokoh yang benama Morita Mitsu seorang gadis yang bertemu dengannya di taman Shinjuku, ia memberikan pekerjaan kepada gadis itu. Serta Suguro mendapat penghargaan besar dalam hidupnya dari hasil-hasil karyanya yaitu novel yang ia tulis. Selain itu suguro adalah orang Jepang yang memiliki kepercayaan yaitu pada agama Khatolik, yang penganut agama Khatolik Di Jepang sangat sedikit yaitu hanya 1% dari seluruh penduduk Jepang

(7)

Perwujudan aktualisasi diri dari tokoh utama Suguro yang diungkapkan oleh Shusaku Endo dalam novel Skandal ini, sangat mendominasi alur cerita. Sehingga secara psikologis novel Skandal ini sangat menarik untuk dibahas, maka untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ini:

1) Bagaimana wujud aktualisasi diri tokoh utama Suguro berdasarkan indikator aktualisasi diri pada pertumbuhan mandek, pemeliharaan, dan pertumbuhan sehat, yang terkandung dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo?

2) Bagaimana segi psikologi tokoh utama Suguro dalam novel “Skandal” karya Shusaku Endo?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah serta mengena pada sasaran yang diinginkan, dan agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang wujud aktualisasi diri tokoh utama Suguro berdasarkan indikator-indikator aktualisasi diri lima indikator pada pertumbuhan mandek yaitu cemas, takut, tidak aman, harapan dan rasa bersalah, dan lima indikator pemeliharaan yaitu bimbang, jengkel, marah, frustasi, dan sakit hati. serta lima indikator pertumbuhan sehat, yaitu penghargaan, perhatian, pemenuhan, perawatan dan kepercayan yang terkandung dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo.

Untuk mendukung pembahasan tersebut, penulis juga menjelaskan defenisi aktualisasi diri, kebutuhan akan beraktualisasi diri, faktor penghambat dalam

(8)

beraktualisasi diri,ciri-ciri pengaktualisasi diri dan setting novel, serta menjelaskan sekilas tentang pengarang Shusaku Endo.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Pada umumnya karya sastra apabila ditinjau dari isi cerita terbatas dua bagian besar: yaitu karya sastra fiksi. Karya sastra fiksi menurut Aminuddin (2002:66) adalah sebuah karya sastra yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Dengan demikian karya sastra fiksi merupakan karya sastra naratif yang isinya tidak mengarah pada kebenaranya, karena tokoh, peristiwa, tempat, yang mendukung cerita seluruhnya bersifat imajiner. Karya sastra fiksi berupa novel, cerpen, roman, essai, dan cerita rakyat, dan lain-lain.

Menurut Suroto (1990:28), Novel adalah suatu karangan yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang karena dari kejadian itu terlahir konflik, suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka.

Menurut Antilan (2001:63), novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelegar kehidupan manusia agar dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa novel adalah rangkaian cerita kehidupan seseorang berbentuk prosa yang di dalamnya

(9)

mengisahkan kehidupan manusia dengan orang yang ada di sekelilingnya yang mengandung unsur watak, sifat, alur cerita, dan sifat setiap tokoh cerita.

Salah satu unsur instrinsik yang sangat berperan dalam suatu karya sastra fiksi adalah tokoh. Tokoh dalam sebuah karya sastra fiksi, merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi tokoh mempunyai posisi strategi sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dalam kutipan tersebut dapat diketahui bahwa antar seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca.

Masalah penokohan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat penting dan bahkan menentukan; karena tidak akan mungkin ada suatu karya sastra fiksi tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita baik tokoh utama maupun tokoh sampingan. Tokoh dan perwatakan tokoh mestinya merupakan suatu stuktur pula. Ia memiliki fiksi dan mental yang secara bersama-sama membentuk suatu totalitas perilaku yang bersangkutan. Segala tindakan dan perilaku merupakan jalan hubungan logis; suatu hubungan yang masuk akal, walaupun apa yang dikatakan masuk akal itu tafsiran yang relatif.

(10)

Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya fiksi mempunyai tokoh yakni tokoh utama yaitu orang yang mengambil bagian dalam sebagai besar peristiwa dalam cerita dan tokoh tambahan dimunculkan beberapa kali dalam cerita.

Dalam karya sastra fiksi seorang tokoh yang ditampilkan pengarang juga memiliki kondisi psikologis tertentu, kondisi psikologis tersebut dimasukkan pengarang sebagai unsurtambahan untuk menjelaskan karakteristik tokoh.

Menurut Dick Hartoko dan Rahmanto(1986:126),psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi.

Menurut Ratna (2004:343), secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung. Melalui pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat memahami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam kaitanya dengan psike.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra yaitu:

a. Memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis

b. Memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, dan

(11)

Didalam novel Skandal karya Shusaku endo dapat dilihat bahwa tokoh merasakan konflik yang begitu dalam. Ia harus menerima cobaan-cobaan dalam proses mengaktualisasikan dirinya.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan semiotika dan pendekatan psikologi dalam mengetahui aktualisasi tokoh utama Suguro dalam novel Skandal karya Shusaku Endo.

Menurut Pradopo dkk (2001:71), semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda, ilmu ini menganggap bahwa sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensasi-konvensasi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya, konvensi tanda, struktur karya sastra (karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal. Dengan pendekatan ini penulis dapat menginterpretasikan segala tanda yang merujuk kepada adanya indeksikal aktualisasi diri yang terdapat dalam novel Skandal karya Shusaku Endo. Setelah penulis mendapatkan tanda-tanda yang menunjukkan indeksikal aktualisasi diri, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologi.

Menurut Semi (1993:64), bahwa “Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang ingin memperlihatkan kejiwaan-pengarang sewaktu menciptakan karya sastra dan proses kejiwaan tokoh-tokoh yang ada dalam sastra”. Dan pendekatan psikologi sastra yang menekankan pada segi psikologis yang terdapat didalam suatu karya sastra.

(12)

Darmanto Yatma dalam Aminuddin (2002:95), mengatakan bahwa sastra sebagai “gejala kejiwaan” di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan demikian, karya satra (teks sastra) dapat di dekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini dapat diterima karena antara sastra dan psikologi memiliki hubungan lintas yang bersifat tak langsung dan fungsional.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat diketahui bahwa pendekatan psikologis sangatlah tepat digunakan untuk menganalisis wujud aktualisasi diri tokoh utama dalam novel. Pendekatan psikologi digunakan karena wujud aktualisasi diri tokoh utama, sangat berhubungan dengan tingkah laku dan kehidupan psikis seorang tokoh utama. Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis dapat mengetahui keadaan jiwa dalam proses aktulisasi diri tokoh utama Suguro dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo.

Aktualisasi diri tokoh dalam psikologi sastra terlihat di bagian aktualisasi diri pada tingkat dalam hierarki Abraham Maslow (Poduska, 2002:128). Tingkat yang paling rendah adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani; tingkat kedua, kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat keempat, kebutuhan harga diri; tingkat kelima dengan beraktualisasi diri.

Kebutuhan akan aktualisasi diri akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya telah terpenuhi. Maslow dalam Poduska dan Turman (2008:125) manandai kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan individu untuk menjadi orang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini individu berusaha menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segala potensi yang

(13)

dimilikinya. Contohnya adalah seseorang yang mempunyai potensi intelektual berusaha untuk menjadi ilmuwan.

Dalam proses aktualisasi diri, Poduska (2002:165) membagi wujud aktualisasi diri menjadi tiga indikator yaitu;

a. Pertumbuhan yang Mandek

1) Depresi

Seseorang dapat mengalami depresi jika dalam keadaan sedih, murung, kecewa, dan susah. Karena semangat yang rendah, seseorang bias menjadi patah semangat dan cenderung menarik diri dengan suatu perasaan putus asa yang menimbulkan penampilan yang melankolis.

2) Cemas

Sesorang dapat mengalami cemas, jika dalam keadaan kwatir, gamang. Adanya suatu perasaan kalut yang bertalian dengan suatu malapetaka yang akan terjadi (nyata atau hanya dalam pikiran). Indikasi jasmani seperti ketegangan, rasa takut, perubahan nafsu makan, dan tidak dapat tidur sering menyertai kecemasan. 3) Takut

Rasa takut dialami seseorang jika memperoleh kekwatiran, keragu-raguan, dan rasa gelisah yang sangat, sesorang menjadi lemah dan ingin menarik diri atau lari menghindar, dan merasa berbahaya, teror dan panik.

(14)

4) Obsesi

Seseorang yang mengalami obsesi, jika mengalami suatu perasaan yang terus menerus dihantui oleh pikiran-pikiran yang terus-menerus menguasai kesadaran.sering berjuang terhadap sesuatu dengan perasaan tidak berdaya dan ketidakmampuan untuk menolak dorongan-dorongan secara terus menerus memikirkan suatu masalah.

5) Tidak aman

Seseorang dapat mengalami perasaan tidak aman jika merasa tidak memiliki keyakinan diri menghadapi ketidakpastian dari situasi yang ada. Sesorang menemukan dirinya sendiri berhadapan dengan suatu dilema yang penuh resiko berbahaya terhadap kesejahteraannya. Ada suatu kecenderungan untuk bergantung kepada orang lain dan juga lebih bereaksi dari pada beraksi.

6) Tidak mampu

Seseorang memiliki suatu perasaan tidak mampu jika merasa tidak sanggup memenuhi suatu situasi. Merasa melihat diri sendiri sebagai orang yang tidak fit, janggal dan ceroboh, atau terbelakang dalam jiwa, jasmani, atau kepribadian.

7) Rasa bersalah

Seseorang merasa bersalah jika pikiran atau perilakunya tercela atau jahat. Mungkin merasa menyesal atau malu karena perilaku sendiri, dan mempunyai suatu keinginan untuk mengaku atau bertobat, sehingga bertindak menunjukkan penyesalan atau keinginan dihukum.

(15)

8) Harapan

Jika seseorang menganggap sesuatu menjadi benar dalam ketiadaan bukti, mengantisipasi cara seseorang bertingkah laku atau meramalkan hasil dari situasi yang mempunyai harapan. Hal ini didasarkan pada anggapan dimana dapat tumbuh untuk bergantung atau bersandar diri.

b. Pemeliharaan 1) Frustasi

Seseorang dapat merasa frustasi jika dalam keadaan kecewa dan tidak merasa puas dalam keadaan yang dirasakannya. Misalnya, merasa gagal melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Ketidakpuasan seperti ini sering disertai ketegangan dan rasa marah.

2) Bimbang

Seseorang yang bimbang cenderung ragu atau goyah saat melaksanakan suatu pilihan. Fluktuasi seperti ini sering karena kekacauan, kekaburan, atau keraguan pada sesuatu yang dapat dipercaya. Jika seseorang kurang rasa percaya diri, terus menerus mempertimbangkan seputar situasi, dan ragu mengenai hasil atau akibatnya, maka hal itu sering membuatnya tidak bertindak.

3) Ketergantungan

Ketergantungan terhadap seseorang, lembaga, atau gagasan ada dua bentuk; ketergantungan yang percaya dan ketergantungan yang parasit. Ketergantungan yang percaya timbul dengan keyakinan ddan kepercayaan terhadap sesuatu atau seseorang.

(16)

Ketergantungan yang parasit sering berdasarkan suatu kekurangpercayaan terhadap diri, ketidakmantapan, dan suatu perasaan tidak mampu dan lemah.

4) Jengkel

Seseorang merasa jengkel karena sesuatu yang menyinggung atau tidak sengaja menggusarkannya. Dalam setiap kejadian itu, kejengkelan adalah akibat dari ganguan-ganguan yang berlanjut.

5) Sakit hati

Jika seseorang tampaknya sengaja menghina, kasar, atau kurang ajar maka akan timbul sakit hati. Seseorang akan sakit hati pada setiap tindakan atau sindiran yang memandang rendah, mengejek, atau tidak menghargai.

6) Marah

Jika seseorang tersinggung, sakit hati atau jengkel betul oleh perilaku temannya, seseorang itu menjadi marah. Perilaku itu mengobarkan anda dengan kata-kata, atau jika cukup memuncak seseorang itu mungkin menyatakan marahnya secara fisik.

7) Tidak puas

Rasa tidak puas disebabkan adanya suatu hal yang dilakukan seseorang namun mengecewakan. Ada kekurangan suatu rasa pemenuhan yang tidak dihargai secara pantas.

c. Pertumbuhan Sehat 1) Perhatian

Jika seseorang tertarik pada sesuatu atau kepada orang lain sampai ketahap bahwa benar-benar menjadi masalah apa yang terjadi sesuatu atau orang lain itu,

(17)

maka seseorang tersebut dikatakan memberikan perhatian. Apa yang terjadi adalah berhubungan dengan seseorang tersebut karena akibatnya berkaitan dengan kebahagiaannya. Jika akibat itu secara potensial mengancam, maka akibat itu mungkin akan menjadikannya menjadi cemas atau sedih.

2) Penghargaan

Penghargaan terutama didasarkan atas pengenalan seseorang terhadap keindahan, nilai atau harga, keunikan, keunggulan, kualitas, dan makna. Seseorang sadar mengenai kepentingan kaitannya, dan karena itu ia mengalami suatu pergaulan dan identifikasi yang intim dengan yang dihargai itu.

3) Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu perbuatan keyakinan, ada suatu ketergantungan diri terhadap integritas, kemampuan dan maksud orang lain. Ada suatu perasaan terjamin dan rasa aman dan dalam pada itu menyadari kelemahan seseorang. Ada suatu perasaan tanggung jawab yang kuat, yang diterima seseorang dalam memperhatikan dan merawat orang lain.

4) Merawat

Jika seseorang memperhatikan sesuatu atau orang lain dalam kehormatan yang tinggi dan ingin menerima tanggung jawab yang ada dalam usaha mempertahankan atau menjaga kesejahteraannya, artinya seseorang tersebut merawat. Adanya tindakan pencegahan untuk menjauhkan bahaya dan mengusahakan kesejahteraan orang yang ia rawat.

(18)

5) Pemenuhan

Pemenuhan dapat dicapai jika telah mendapat kepuasaan akan hasil yang ia capai. Ia mempunyai jiwa yang damai dengan mengetahui apa yang cukup, apa yang memadai. Pemenuhan adalah kepuasan yang dialami jika ia memperoleh suatu tujuan atau merampungkan suatu tugas, dan ia puas dan bangga mengenai hasilnya.

Berdasarkan teori yang menujukkan indikator wujud aktualisasi diri diatas, maka didalam penelitian ini akan ditunjukkan berapa banyak, dan wujud aktualisasi diri mana yang dominan dari tokoh suguro dengan pendekatan psikologi dalam novel “Skandal” karya Shusaku Endo.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Alasan-alasan yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang merupakan faktor pendorong dilakukannya penelitian ini. Sedangkan tujuan penelitiannya sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana telah dikemukan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Mendeskripsikan wujud aktualisasi diri tokoh utama Suguro berdasarkan indikator aktualisasi diri yaitu pertumbuhan mandek, pemeliharaan, dan pertumbuhan sehat dalam novel “Skandal” Karya Shusaku Endo.

2) Mendeskripsikan segi psikologi tokoh utama Suguro dalam novel “Skandal” karya Shusaku Endo.

(19)

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Membantu penikmat sastra dalam upaya meningkatkan apresiasi dan pemahaman terhadap karya sastra, khususnya terhadap novel Jepang.

2) Menambah pemahaman pribadi serta masyarakat umum tentang manusia dengan segala konflik.

3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa Jurusan Sastra jepang untuk meningkatkan kemampuan menganalisis karya sastra berbentuk novel.

1.6. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Taylor dalam Moleong (1989:3), mengatakan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertentu atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data ini dikumpulkan dalam aneka cara yang dapat berupa observasi, dokumen, penyuntingan, pengetikan, dan pencatatan, tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas(Matthew, B.M dan A.M huberman 1995:15-16).

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang objektif, didasarkan atas data yang ada. Data yang ada dideskriptifkan sehingga diperoleh gambaran mengenai tokoh Suguro dengan pendekatan psikologis dalam novel “Skandal” karya Shusaku Endo yaitu mengenai wujud aktualisasi diri yang terkandung dalam novel cerita

(20)

sebagai objek penelitian, oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik baca dan catat. Data yang diperoleh dari novel “Skandal” karya Shusaku Endo dengan terlebih dahulu membaca dan memahami isi novel “Skandal” yang terdiri dari 321 halaman. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam membahas dan memecahkan masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca buku yang ada diperpustakaan umum Universitas Sumatera Utara, perpustakaan yang ada di jurusan sastra Jepang, dan melalui penulusuran media internet.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perkembangan ilmu sastra, terutama yang berkaitan dengan kebudayaan, khususnya wujud budaya Jawa dalam kumpulan

Pengangkatan cerita dari manga ke layar televisi banyak memunculkan perubahan-perubahan. Salah satu perubahan yang muncul adalah pada saat pertama kali Kanzaki Nao mendapatkan uang

Selanjutnya hasil penelitian yang kedua adalah faktor penyebab perubahan sosial, dalam novel Sang Pemimpi meliputi lima kategori, pertama, penemuan baru berupa ide

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk membahas lagu sebagai bahan kajiannya, karena para pecinta lagu Ebiet tidak semua dapat mengerti makna dan pesan moral apa

Salah satu puisi Korea yang penyampaian pesannya juga diperkuat dengan unsur seni rupa adalah antologi puisi kartun atau poemtoon ( 포 엠 툰 ) ‘Dangshinege Cheot Beonjjae

Sebelumnya, terdapat tiga kelas sosial di Prancis, yaitu clergés, nobles dan tiers états , tetapi setelah masuknya Revolusi Industri, kelas sosial di Prancis dibagi menjadi

Untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, dan financial distress yang diukur menggunakan indikator Altman

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penelitian itu disatukan dengan kata lain sehingga