• Tidak ada hasil yang ditemukan

ejournal Administrasi Publik Volume 9, Nomor 1, 2021 Rahmawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ejournal Administrasi Publik Volume 9, Nomor 1, 2021 Rahmawati"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2541-674x (Cetak), ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PEDESAAN PADA PROGRAM SIMPAN PINJAM

KHUSUS BAGI PEREMPUAN DI DESA

PERANGAT SELATAN

KECAMATAN MARANGKAYU

Rahmawati

eJournal Administrasi Publik

Volume 9, Nomor 1, 2021

(2)
(3)

ISSN 2541-674x (Cetak), ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2020

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN

PADA PROGRAM SIMPAN PINJAM KHUSUS BAGI

PEREMPUAN DI DESA PERANGAT SELATAN

KECAMATAN MARANGKAYU

Rahmawati1 Adam Idris2, Farhanuddin Jamanie3 Abstrak

Fokus penelitian ini berdasarkan “Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Bahwa melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektifitas anggaran, perlu dilakukan penguatan kelembagaan di tingkat nasional yang menangani penanggulangan kemiskinan.” Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, mengidentifikasi, dan menganalisis Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu serta Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat yang dialaminya.

Penelitian deskriftip dan kualitatif merupakanmetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu kemudian dilakukan upaya untuk melakukan observasi dan bertemu langsung melalui wawancara dengan Ketua Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) sebagai key informan, dan Ketua serta Bendahara Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Kelompok Perempuan PKK Dusun Praya yang dimodali oleh PNPM-Mandiri Perdesaan sebagai informan melalui metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan belum berjalan secara optimal, hal ini dikarenakan pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan kurangnya kesadaran Para peminjam dana untuk mengembangkan usaha yang telah mereka ajukan didalam proposal agar dapat meningkatkan pendapatan/ perekonomian dalam rumah tangga serta dana yang harusnya dikembalikan

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Ilmu Adminisstrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:

2

Dosen Pembimbing 1, Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

(4)

kepada tim UPK setiap bulannya masih terjadi penunggakan. Dan faktor penghambat yaitu pelaksanaan evaluasi yang tidak dilaksanakan oleh Tim UPK PNPM MP

Kata Kunci : Implementasi, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan, Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan.

Pendahuluan

Umumnya pengertian pembangunan ekonomi daerah adalah sesuatu cara bahwa pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat melakukan pengelolaan macam-macam sumber daya alam dengan membentuk kerjasama yang menghasilkan lapangan pekerjaan baru dan membangkitkan kegiatan ekonomi daerah tersebut, nilai pembangunan daerah didasarkan pada permasalahan vital daerah yang disesuaikan dengan strategi daerah. Dalam hal ini yang menentukan visi dan misi dan selanjutnya dapat diteruskan dengan pemilihan strategi yang diperlukan. Peran pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi meliputi peran-peran wirausaha, koordinator, fasilitator, dan stimulator.

Dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) diharapkan dapat terjadi penyelarasan prinsip-prinsip dasar, pendekatan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat maju. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) ini diluncurkan pemerintah guna peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan

Program ini didasarkan pada suatu permasalahan yang ada kemudian dihadapi oleh sekelompok. Didasarkan pada masalah perekonomian masyarakat yang lemah, minimnya sumberdaya masyarakat. Dalam kerangka pemberdayaan perempuan, pengembangan lembaga keuangan mikro menjadi jalan keluar bagi kelompok perempuan miskin guna meningkatkan kesejahteraan, dilakukan dengan melakukan peminjaman uang sesuai dengan aturan tertentu setiap saat dengan mudah, bunga yang tidak memberatkan, dan keuntunganpun akan didapatkan kembali kepada mereka. Pengembangan usaha menjadi salah satu alasan dalam peminjaman. Dengan demikian, dengan adanya program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan ini diharapkan masyarakat dapat berubah lebih baik terutama kelompok yang menjadi sasaran.

Namun dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan (SPP) belum berjalan secara maksimal atau belum memenuhi harapan yaitu belum terlihatnya peningkatan perekonomian dalam rumah tangga miskin, usulan usaha yang di ajukan kepada Tim UPK tidak berjalan dengan baik, serta pengembalian dana yang tidak maksimal sehingga terjadinya penunggakan pengembalian dari dana yang digulirkan 100% (seratus per seratus) hanya 83% (Delapan puluh tiga per seratus) dana yang kembali berarti ada dana sebanyak 17% ( tujuh belas per seratus) tidak kembali kepada Tim UPK.

(5)

Berdasarkan masalah diatas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Implementasi Program Nasional Pemberdayaaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan Di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu

2. Apa Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu?

Kerangka Dasar Teori

Berkaitan dengan judul skripsi ini yaitu “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan Di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu” maka penulis akan menyajikan teori pendukung yaitu berhubungan dengan penelitian ini. Adapun teori dan konsep yang dipergunakan dan berkaitan dengan penulisan dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kebijakan Publik

Kebijakan adalah tindakan yang terarah dan mempunyai maksud yang sejak awal telah ditetapkan oleh seorang individu atau sejumlah aktor bertujuan untuk mengatasi persoalan atau masalah (Anderson dalam Winarno 2007:17). Atau dapat di definisikan sebagai pilihan yang telah dipilih oleh pemerintah untuk dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan (Dye dalam Agustino 2008:7). Sedangkan menurut Anderson (dalam Subarsono 2005:2) mengartikan bahwa kebijakan publik dapat diperngaruhi oleh pelaku dan faktor yang berasal dari luar pemerintahan, atau dapat diartikan bahwa kebijakan publik dipahami sebagai suatu yang dibuat oleh pejabat-pejabat atau badan pemerintahan dalam bidang-bidang tertentu seperti dalam bidang-bidang ekonomi, politik, industri, pertanian, tahanan, pendidikan, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Dengan kata lain kebijakan publik adalah kebijakan yang ditetapkan aparat pemerintahan. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah putusan yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga berwenang dengan tujuan untuk memecahkan masalah serta mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Implementasi Kebijakan

Menurut Udoji (dalam Wahab 2008:59) dengan tegas mengatakan bahwa “pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa

(6)

impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan”. Menurut Mulyasa (dalam Intan 2012:37) Implemetasi adalah perubahan dari sekelompok orang yang diharakan dapat berubah dengan menerapkan tatanan, program serta ide diwujudkan ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas baru. Menurut Harsono (dalam Setiawan 2007:39) Implemetasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam administrasi. Implementasi merupakan suatu kebijakan yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan atau menjalankan suatu program agar terciptanya akhir suatu kegiatan yang baik. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi adalah pelaksanaan keijakan atau menjalankan kebijakan ke dalam suatu program guna untuk mendapatkan hasil yang di inginkan

Manajemen

Manajemen merupakan seni dan ilmu yang proses memanfaatkan sumber-dumber daya yang ada secara efisien dan efektif guna mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah dicita-citakan. Terry (dalam Hasibuan, 2005:3), mengartikan manajemen sebagai suatu proses yang bersifat khusus terdiri atas tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilaksanakan guna penentuan dan pencapaian sasaran yang ditetapkan dengan jalan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada. Tead (dalam Herlambang, 2013:45), manajemen adalah prosedur dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Follet mengartikan manajemen sebagai merencanakan, mengornisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan upaya suatu organisasi dalam menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang sejak dari awal telah ditetapkan (Follet dalam Waluyo, 2007:5).

Sedangkan, Miner dan Muler mengartikan sebagai usaha dalam proses mengembangkan, penerapan, dan menilai kebijakan, metode, rpsedur, dan program yang dihubungkan dengan masing-masing individu karyawamn dalam suatu organisasi (Miner dan Muler dalam Hasibuan, 2013). Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan sekelompok orang dalam mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan itu sendiri dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Fungsi Manajemen

Allison (dalam Pasolong 2013:99), melihat bahwa seorang manajer umum, baik yang bekerja diswasta maupun di pemerintah, paling tidak menjalankan fungsi manajemen sebagai berikut:

1. Menciptakan tujuan dan prioritas, 2. Menyusun rencana operasional,

3. Melakukan pengorganisasian dan staffing,

(7)

5. Mengendalikan kinerja,

6. Berurusan dengan unit-unit luar

7. Berurusan dengan organisasi independen, dan 8. Berurusan dengan media masa dan public

Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Teguh (2004 : 77) pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses pemberian daya/ kekuatan dan proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada pihak yang tidak atau kurang berdaya. Pemberdayaan menurut Suparjan dan Hempri (2003: 43), mengatakan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya mencakup dua arti yaitu to give or authority dan to give to or enable. Dalam pengertian pertama, pemberdayaan memiliki makna memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua, pemberdayaan diartikan dalam sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Sedangkan menurut Rusmiyati (2011: 16) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupannya atau pemberdayaan dianggap sebuah proses menjadikan orang yang cukup kuat untuk berpartisipasi terhadap kejadian- kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupanya

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan untuk membentuk individu dan masyarakat untuk menjadi mandiri. Berbagai macam kemandirian yang dapat dicapai seperti kemandirian dalam berpikir, kemandirian dalam bertindak, dan kemandirian dalam mengendalikan yang mereka lakukan (Teguh 2004: 80-81). Dalam hal ini perlunya penelusuran lebih lanjut dalam memaknai tujuan pemberdayaan masyarakat.

Dikemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan untuk membantu dalam mengembangkan manusiawi yang identik dan integrasi masyarakat yang marjinal, kaum kecil dan miskin serta memberdayakan masyarakat tersebut secara sosial ekonomis agar lebih mandiri dan memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat serta dapat memenuhi kehidupan dasar masing-masing (Adisasmita 2013:78).

Gender

Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Stoller (dalam Nugroho 2011:2) untuk memisahkan pencirian manusia yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Definisi lain menurut Oakley dalam Sex, Gender and Society menuturkan bahwa gender merupakan perbedaaan yang bukan didasarkankan pada kodrat tuhan dan bukan biologis. Perbedaan biologis merupakan perbedaan jenis kelamin “sex” adalah kodrat Tuhan maka secara permanen berbeda dengan pengertian gender. Gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, yakni

(8)

perbedaan yang bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (bukan kodrat) melalui proses sosial dan kultur yang panjang.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa gender adalah buatan manusia yang dapat ditukar dan bersifat relatif bukan kodrat yang diberikan oleh Tuhan. Gender sebagai suatu bentuk sosial yang bukan berasal dari lahir melainkan suatu yang dapat dibentuk dan berubah yang disesuaikan dengan suasana dari lingkungan, pemahaman agama, ekonomi, negara, politik, ideologi, tempat, waktu, suku, hukum, sosial, dan budaya serta hal lain yang dapat memengaruhinya.

Definisi Konsepsional

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan pendapatan masyarakat, baik secara individu atau berkelompok, terkait upaya peningkatan kualitas hidup, dan kesejahteraan yang pencapaian dengan menyelaraskan dan dikembangkannya suatu mekanisme dan sistem serta prosedur program, dana penanggulangan kemiskinana yang berkelanjutan dan penyediaan pendampingan.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Didasarkan pada judul yang akan peneliti teliti ini maka diketahui bahwa jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mana penelitian bertujuan untuk memaparkan atau mendeskripsikan dan menggambarkan tentang proses/ alur dari pelaksanaan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Mastarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu.

Dalam melakukan penelitian, peneliti menentukan fokus sebagai acuan dalam penelitian yaitu :

1. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Inonesia Nomor 15 Tahun 2010.

1.Penetapan Sasaran 2.Perencanaan Program 3.Pelaksanaan Program 4.Monitoring dan Evaluasi

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu.

(9)

Dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa narasumber yang diantara lain :

Ketua PNPM-Mandiri Pedesaan Kecamatan Marangkayu bagian Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dianggap paling mengetahui proses pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Program Nasinal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu.

Informan selanjutnya adalah Ketua PKK Kelompok Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan dan beberapa anggota yang Kelompok Perempuan yang dimodali oleh PNPM-Mandiri Pedesaan.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penulisan skripsi ini digunakan beberapa cara yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research) artinya mengadakan penelitian dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi objek penelitian.

2. Penelitian Lapangan yaitu dengan meneiliti langsung kelokasi yang menjadi objek penelitian, yang meliputi : Observasi, Wawancara, Dokumentasi,.

Tehnik Analisis Data

Dalam penelitain ini teknik analisis data yang digunakan adalah adalah Deskriptif Kualtitatif, yaitu dengan mendiskripsikan serta menjelaskan data yang diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya. Analisis data kualitatif terdapat empat kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: pengumpulan data (Data Collection), kondensasi data (Data Condentation), penyajian data ( Data Display), penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing), (dalam Miles, Huberman dan Saldana 2014:31-33).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penetapan Sasaran Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Sesuai dengan Peraturan Presiden Repubik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pasal 5 ayat 1 Program percepatan penangulangan kemiskinan terdiri dari :

a. Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup.

b. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan

(10)

memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat

c. Kelompok Program penanggulangan kemiskinana berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.

Didasarkan pada wawancara yang telah dilakukan bahwa dalam penetapan sasaran program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan adalah rumah tangga miskin dengan adanya program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempun dapat membantu usaha rumah tangga miskin dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Perencanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Pada tahap penentuan sasaran program UPK ( Unit Pengelola Kegiatan), Aparat Desa serta Tim Pengelola Kegiatan PNPM MP memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar membentuk kelompok Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan, setelah itu kelompok bermusyawarah dengan desa agar program kelompok tersebut dapat didukung oleh pemerintah desa. Berdasarkan dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan tahapan awal adalah sosialisasi pengenalan Program Simpan Pinjam Perempuan serta bagaimana prosedur untuk melakukan Program Simpan Pinjam.

Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Berdasarkan dari pernyataan Bapak Zainal Arifin, Ibu Mulyanti, Ibu Munarsih, dan Ibu Jumiati peneliti menemukan tahapan pelaksanaan Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan dari proposal usulan SPP kelompok PKK Dusun sudah melengkapi persyaratan atau pun berkas-berkas sesuai SOP PNPM-MP, Kemudian tahap pencairan dana dari proposal usulan yang diajukan tidak semua dana bisa dicairkan hanya 80% (delapan puluh per seratus) dari proposal yang diajukan sesuai dengan putusan Tim pendanaan.

Monitoring dan Evaluasi Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Monitoring merupakan suatu cara mengenai pemgumpulan fakta-fakta dilapangan yang sebenarnya terjadi selama pengimplementasian suatu program dengan menggunakan cara melihat program yang sedang dijalankan. Sedangkan evaluasi sebagai cara melakukan pengawasan dari warga dan petugas diperuntukan untuk progran yang sedang dijalankan pada pengembangan masyarakat yang disarankan melibatkan warga.

Berdasarkan pernyataan Bapak Zainal Arifin dalam tahap monitoring pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan, Kegiatan simpan pinjam merupakan tindakan memberikan modal yang diperuntukan bagi perempuan untuk digunakan dalam berwirausaha, namun dalam kenyataannya anggota kelompok tidak semua melakukan pemanfaatan dana pinjaman sebagaimana peruntukannya, beberapa anggota memanfaatan dana untuk perilaku konsumtif,

(11)

dan membayar hutang. Sehingga dalam pemanfaatan modal usaha ada anggota yang berhasil dalam menjalankan usahanya dan masih ada anggota yang tidak berhasil dalam menjalankan usahanya. Selain itu kegiatan evaluasi yang seharusnya dijalankan oleh pihak Tim Unit Pengelola Kegiatan tidak pernah dilakukan oleh Tim Unit Pengelola Kegiatan.

Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu kebijakan yang diberlakukan guna mengembangkan kemampuan perempuan untuk berdaya dan diberdayakan yang diharapkan taraf hidup dapat meningkat ke arah yang lebih baik. Hal ini ditujukan kepada perempuan rumah tangga yang diupayakan untuk peningkatan taraf hidup ke arah yang lebih baik.

Dalam setiap proses Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan tentu saja ada faktor yang mendukung dan menghambat proses berjalannya Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas kurangnya pemahaman serta sosialisasi kepada masyarakat dalam mensosialisasikan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan yang membuat kurangnya masyarakat yang mengikuti program tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan usaha yang seharusnya mereka tekuni untuk meningkatkan hasil pendapatan dalam rumah tangga. Selain itu dana yang seharusnya digunakan untuk permodalan usaha tidak digunakan sebagaimana mestinya serta tidak semua dana yang diusulkan oleh kelompok cair 100% (seratus per seratus) masih ada anggota yang kekurangan dalam penambahan modal usaha.

Pembahasan

Penetapan Sasaran Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan

Didasarkan hasil pengamatan wawancara, penetapan sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan ini sudah ditetapkan dengan baik sesuai dengan sasaran kelompok dalam kegiatan dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yaitu penetapan sasaran program Simpan Pinjam Khusus Perempuan adalah Kelompok Simpan Pinjam (KSP) yang mempunyai kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan prioritas kelompok yang mempunyai anggota RTM dengan adanya program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempun dapat membantu Usaha Rumah Tangga Miskin dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

(12)

Pada tahap perencanaan, Ketua Unit Pengelola Kegiatan beserta Aparat Pemerintah Desa Perangat Selatan Dan Tim Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar membentuk kelompok simpan pinjam khusus bagi perempuan, setelah itu kelompok bermusyawarah dengan desa agar program kelompok tersebut dapat didukung oleh pemerintah desa. Selanjutnya untuk masyarakat yang berkeinginan melakukan pinjaman maka pihak Unit Pengelola Kegiatan memberikan persyaratan serta proses yang perlu diberlakukan agar program mudah berjalan dengan baik. Masyarakat harus mengajukan proposal untuk melakukan peminjaman dengan melengkapi syarat seperti Surat keterangan kepala desa, KTP, KK, dan Surat izin usaha yang disertakan dengan rencana anggaran biaya

Dalam tahap perencanaan Program simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan TIM UPK sudah memberikan sosialisasi serta bagaimana prosedur/ketentuan persyaratan untuk dapat melakukan pinjaman. Dengan adanya Persyaratan yang tidak terlalu rumit diharapkan agar anggota yang akan melakukan pinjaman dapat dengan mudah memenuhi persyaratan tersebut diatas.

Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan

Pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu tahap terpenting dalam proses berkembannya suatu masyarakat, kerjasama serta komitmen yang baik antara pihak pemerintah dengan masyarakat faktor utama keberhsailan tahap ini. Dalam tahap pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan terkait dana bergulir, tahapan pelaksanaan PNPM dari proposal usulan SPP kelompok PKK Dusun sudah melengkapi persyaratan atau pun berkas-berkas sesuai SOP PNPM-MP, kemudian tahap pencairan dana dari proposal usulan yang diajukan tidak semua dana bisa dicairkan hanya 80% dari proposal yang diajukan sesuai dengan putusan tim pendanaan, dan terkait pengembalian dana yang membuat proses pelaksanaan pengembalian dana terhambat adanya penunggakan pembayaran oleh anggota kelompok membuat proses pengembalian dana tidak berjalan sesuai harapan namun. Dalam pengembalian dana pinjaman kelompok PKK Dusun Praya Desa Perangat Selatan masih terdapat penunggakan pengembalian sebesar Rp.18.665.000 17% (Tujuh Belas Per seratus) dari dana yang dipinjamkan dana yang seharusnya dikembalikan sesuai jumlah dana yang dipinjam dengan bunga yang telah ditentukan yaitu 1,2% (satu koma dua perseratus) denga bunga/jasa sebesar 2.800.000

Monitoring dan Evaluasi Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Dalam tahap monitoring pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan, Kegiatan simpan pinjam merupakan tindakan memberikan modal yang diperuntukan bagi perempuan untuk digunakan dalam berwirausaha, namun dalam kenyataannya anggota kelompok tidak semua melakukan pemanfaatan dana pinjaman sebagaimana peruntukannya, beberapa anggota memanfaatan dana untuk perilaku konsumtif, dan membayar hutang. Sehingga

(13)

dalam pemanfaatan modal usaha ada anggota yang berhasil dalam menjalankan usahanya dan masih ada anggota yang tidak berhasil dalam menjalankan usahanya

Dalam tahap evaluasi pelaksanaa Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan evaluasi tidak pernah dilakukan oleh Tim Unit Pengelola Kegiatan. Sehingga apa yang menjadi kendala serta masalah didalam kelompok PKK Dusun Praya Tim Unit Pengelola Kegiatan Tindak mengambil tindakan ketika terjadi penunggakan pembayaran.

.

Faktor Pendukung dan Penghambat Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan

Faktor yang mendukung Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Dalam Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan:

1. Dana yang digulirkan kepada Masyarakat

Dalam setiap pelaksanaan program dana atau anggaran adalah faktor pendukung yang paling utama, salah satu kegiatan yang diadakan dalam kegiatan Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan adalah pengelolaan dana bergilir agar rumah tangga miskin dapat dengan mudah memperoleh modal usaha. Dana bergulir adalah dana pinjaman dalam suatu program dari Unit Pengelola Kegiatan yang diperuntukan masyarakat untuk mendanai kegiatan perekonomian masyarakat yang dilakukan dengan menyalurkan dana melalui kelompok warga masyarakat

2. Masyarakat sebagai sasaran pemberdayaan

Dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat yang minim atau rumah tangga miskin, sehingga program simpan pinjam dibuat untuk masyarakat. Kondisi kepala rumah tangga khusus di Desa Perangat Selatan banyak kepala rumah tangga yang bekerja sebagai petani, dilihat dari pekerjaannya tersebut masih minim perekonomian dalam mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rumah tangga lainnya dalam Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang menjadi sasaran program adalah Rumah Tangga Miskin.

Faktor Penghambat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Dalam Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan:

1. Kurangnya pemahaman serta sosialisasi kepada masyarakat tentang program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan

Dalam pelaksanaan sosialisasi Tim Unit Pelaksana Kegiatan serta aparat desa belum melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat di Desa Perangat Selatan khususnya kaum perempuan, sehingga hanya sedikit jumlah masyarakat yang mengikuti program simpan pinjam khusus bagi perempuan Dan dalam tahap sosialisasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Unit Pengelola Kegiatan, masyarakat belum memahami penjelasan tentang program tersebut sehingga masyarakat masih menganggap program simpan pinjam khusus bagi perempuan sama seperti meminjam dana di bank.

(14)

2. Kurangnya kesadaran para peminjam untuk mengembangkan usaha

Dalam pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan kurangnya kesadaran para peminjam untuk mengembangkan usaha menjadi fator penghambat hal ini yang akan menyulitkan para peminjam dikelompok PKK Dusun Praya untuk mengembalikan dana pinjaman yang dilakukan setiap bulannnya serta tidak terjadinya pemberdayaan serta peningkatan pendapatan dalam rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Dana yang dipinjamkan tidak digunakan sebagai mana mestinya Dana atau Anggaran yang dipinjamkan tidak digunakan sebagaimana mestinya merupakan penyimpangan dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan dimana dana yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan bisnis yang telah diusulkan dalam proposal usulan SPP Perguliran.

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai hasil dari penelitian pada bab sebelumnya, maka sebagai peneliti dapat dikemukakan mengenai kesimpulan dari skripsi yang berjudul Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Perempuan di Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, melalui Program Nasionala Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan merupakan program yang berdasar pada pemberdayaan masyarakat yang ditujukan guna pengembangan potensi dan kapasitas kelompok miskin uttuk bergabung dan terlibat dalam pembangunan yang berdasarkan pada prinsip pemberdayaan masyarakat. Serta Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan berdasar pada pemberdayaa usaha menengah kecil mikro berguna untuk memberi akses dan menguatkan ekonomi bagi pelaku usaha berskala menengah, kecil dan mikro dalam mengembangkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin yang meningkat.

2. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Pada Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan di Desa Perangat Selatan didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, bahwa melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektifitas anggaran perlu dilakukan penguatan

(15)

kelembagaan di tingkat nasional yang menangani penanggulangan kemiskinan. Maka dalam penelitian ini difokuskan 4 indikator yang akan dipaparkan yaitu penetapan sasaran program, perencanaan program, pelaksanaan program, serta monitoring dan evaluasi. Dalam penetapan sasaran program pada tahap ini sudah berjalan sesuai standar operasional prosedur modul pelatihan kelompok simpan pinjam khusus bagi perempuan yaitu syarat dalam mengajukan dana pinjaman adalah masyarakat yang telah memiliki kelompok dengan prioritas anggota kelompok adalah rumah tangga miskin dan tidak diperbolehkan meminjamkan secara individu. Dalam perencanaan program hal yang dilakukan Tim Unit Pengelola Kegiatan, Aparat Desa, serta Tim Pengelola Kegiatan di Desa Perangat Selatan telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan serta bagaimana prosedur yang harus dilakukan ketika hendak melakukan pinjaman dana. Dalam pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan sudah berjalan dengan baik namun dalam pelaksanaannya belum mencapai keberhasilan 100% (seratus perseratus) dimana dalam pencairan dana tidak semua dana dalam proposal usulan yang diajukan oleh kelompok Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan PKK Dusun Praya hanya sekitar 80% (Delapan puluh perseratus) dana yang dicairkan oleh Tim Unit Pengelola Kegiatan. Selain itu dalam pelaksanaan pengembalian dana adanya penunggakan pembayaran oleh anggota kelompok membuat proses pengembalian dana tidak berjalan sesuai harapan. Dalam pelaksanaan monitoring Tim Unit Pengelola Kegiatan simpan pinjam merupakan tindakan memberikan modal yang diperuntukan bagi perempuan untuk digunakan dalam berwirausaha, namun dalam kenyataannya anggota kelompok tidak semua melakukan pemanfaatan dana pinjaman sebagaimana peruntukannya, beberapa anggota memanfaatan dana untuk perilaku konsumtif, dan membayar hutang. Sehingga dalam pemanfaatan modal usaha ada anggota yang berhasil dalam menjalankan usahanya dan masih ada anggota yang tidak berhasil dalam menjalankan usahanya dan Evalusi yang seharusnya dilakukan TIM UPK guna meningkatkan pemberdayaan didalam kelompok PKK Dusun tidak pernah dilaksanakan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam pelaksanaan suatu program baik dalam jangka panjang atau pendek, dalam skala besar atau kecil turut diiringi oleh faktor yang mendukung dan menghambat. Selama pelaksanaan Program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan Kelompok PKK Dusun di Desa Perangat Selatan turut dikemukakan berbagai faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung yang pertama ialah adanya dana yang akan digulirkan atau di pinjamkan kepada masyarakat khususnya Kelompok Perempuan yang fungsi dari dana itu sendiri adalah untuk penambahan modal usaha untuk Rumah Tangga Miskin. Faktor yang kedua ialah masyarakat itu sendiri dimana Rumah Tangga Miskin merupakan sasaran dari program sehingga program ini diluncurkan oleh pemerintah. Selain faktor pendukung dalam penelitian ini dikemukakan pula faktor penghambat. Faktor penghambat yang pertama ialah kurangnya pemahaman serta sosialisasi kepada masyarakat tentang program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan. Faktor

(16)

yang kedua kurangnya kesadara para peminjam dalam mengembangkan usaha mereka sehingga tidak terjadi peningkatan perekonomian dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari. Faktor yang ketiga masyarakat tidak menggunakan dana yang dipinjamkan sebagai mana mestinya dimana dana tersebut yang seharusnya digunakan sebagai modal usaha tetapi kebanyakan para anggota menggunakan dana tersebut utnuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ada juga yang menggunakannnya untuk membayar hutang.

Saran

Berdasarkan hasil Penelitian dan Kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya penulis akan menyajikan saran-saran sebagai berikut :

1. Karena sasaran utama program simpan pinjam khusus bagi perempuan adalah rumah tangga miskin khususnya perempuan, maka aparat desa hendaknya berkomunikasi kepada masyarakat khususnya perempuan untuk mengambil bagian dalam program simpan pinjam khusus bagi perempuan. Dengan membuat pertemuan-pertemuan kepada kaum perempuan. Sehingga dalam pelaksanaan program simpan pinjam khusus bagi perempuan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat pada kaum perempuan dapat berjalan dengan baik demi kemajuan Desa Perangat Selatan.

2. Rendahnya tingkat kesadaran para peminjam dana Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan dalam mengelola serta mngembangkan pinjaman tersebut membuat kurang maksimalnya peningkatan perekonomian di dalam Kelompok PKK Dusun Praya desa Perangat Selatan. Penerima dana program Simpan Pinjam Khusus Bagi Perempuan dikehendaki untuk lebih mampu dalam pemanfaatan bantuan pinjaman modal tersebut dalam menjalankan usaha yang sudah tertera didalam proposal Usulan SPP, sehingga kegiatan bisnis dapat berjalan dengan lancar dan mampu membuat pendapat dan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik.

3. Masyarakat hendaknya tidak menggunakan dana pinjaman modal untuk kegiatan konsumtif serta kegiatan di luar dari proposal usulan, namun fokus dalam mengembangkan bisnisnya sesuai dengan proposal yang telah diajukan kepada TIM UPK dalam rangka mendapatkan pinjaman. Perlu adanya kesadaran masyarakat bahwa pinjaman modal apabilan tidak dimanfaatkan secara benar, maka akan menjadi beban dalam pengembalian dana setiap bulannya.

4. Dalam pelaksanaan evaluasi di Desa Perangat Selatan seharusnya dilakukan setiap bulannya sehingga tidak terjadi kendala dalam pelaksanaan ProgramSimpan Pinjam Khusu Bagi Perempuan

Daftar Pustaka

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis kebijakan dari Formulasi ke Implementasi kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Perdesaan, Pendekatan Partisipatif, Tipologi Strategi, Konsep Dasar Pusat Pertumbuhan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

(17)

A.G, Subarsono. 2005, Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Agustino, Leo. 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta. Arsyad. 2003. Pokok-Pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Fakih, Mansour. 1996, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakara : Pustaka Pelajar.

Guntur Setiawan. 2007, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung : Kencana.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Herlambang. 2013. Pengantar Manajemen, Cara Mudah Memahami Ilmu Manajemen. Jakarta : Pustaka Baru.

Kartasasmita, Ginanjar. 1996, Administrasi Pembangunan, Perkembangan Ekonomi dan Prakteknya di Indonesia. Jakarta : LP3ES

Referensi

Dokumen terkait

Hasil amplifikasi gen COI menggunakan DNA template ekstrak DNA genom rotifer terobservasi adanya pita DNA pada posisi sekitar 700 bp.Kualitas hasil pengurutan

selaku dosen pembimbing I dan dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak memberikan dukungan, waktu, tenaga, kritik, dan saran dalam memberikan arahan terhadap

Dense point cloud created by VisualSFM from single circular flight over machine storage area using the NGA quadcopter with a GoPro flat lens camera..

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak yang berkepentingan khususnya yang terkait dengan pengaruh rasio keuangan (PER, DER, EPS, ROA, CR, dan

Dengan Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi