• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

-\ ..

-

.

..

.

.

JAWABAN PEMERINTAH ATAS

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI-FRAKSI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

PENGELOLAAN ZAKAT TANGGAL31AGUSTUS1999

(2)

..

ATAS

PEMANDANGAN UMUM FRAKSl-FRAKSI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT TANGGAL 31AGUSTUS1999 Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saudara Pimpinan dan Para Anggota Dewan Yang Terhormat,

Mengawali penyampaian jawaban Pemerintah ini, marilah terlebih\ .. dahulu kita persembahkan puji clan syukur ke hadirat Allah Swt,Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga pada hari ini kita dapat bertemu kembali guna memenuhi tugas konstitusional melalui pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat.

Sebagaimana kita ketahui, pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat telah diawali dengan Keterangan Pemerintah dalam Rapat Paripuma Dewan tanggal 26 Juli 1999 sebagai pembicaraan tingkat I, dan pada tanggal 26 Agustus 1999 pembicaraan tingkat II yang berisi Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.

(3)

~

.

.

..

...

..

2

Selanjutnya atas nama Pemerintah kami ucapkan terima kasih kepada Fraksi-fraksi yang melalui juru bicaranya secara kritis telah menyampaikan Pemandangan Umum terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat yang diajukan Pemerintah.

Pemandangan Umum Fraksi-fraksi itu memberi kesan yang positif dan memperkuat dasar pemikiran ke arah pembahasan lebih intensif. Semua fraksi dengan jelas menyatakan menyambut baik penyampaian RUU tersebut. Pemandangan Umum Fraksi-fraksi, menunjukkan kesamaan

pandangan dan pemahaman terhadap pokok-pokok pikiran yang

melatarbelakangi penyusunan RUU tersebut. Dengan demikian, diharapkan akan dapat menjadi titik tolak dan sekaligus memperlancar pembahasan-pembahasan berikutnya.

Berbagai pemikiran,saran dan pertanyaan yang dikemukakan kami terima sebagai masukan guna menyempurnakan pembicaraan tingkat III mendatang, terutama dari sisi misi kemanusiaan dan tujuan yang hendak dicapainya.

Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan Yang Terhormat,

Pemandangan Umum Fraksi-fraksi mempunyai kesamaan perseps1 mengenai peran ibadah zakat, infaq, dan shadaqah sebagai wahana untuk mewujudkan kesejahteraan umat Islam dan masyarakat pada umumnya, serta salah satu kekuatan guna mengatasi dan menanggulangi kesenjangan sosial maupun berbagai krisis lainnya di masyarakat. Oleh karena itu pengaturan

(4)

-'·

-

.

-

pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah itu dalam suatu undang-undang dinilai Fraksi-fraksi cukup penting dan bukan bersifat mengada-ada.

Jawaban Pemerintah ini tidak akan diberikan secara rinci butir per · butir atau pasal perpasal mengenai pemikiran, saran dan pertanyaan sebagaimana diajukan oleh masing-masing Fraksi, tetapi penjelasan akan diberikan secara umum, yakni dengan mengklasifikasikan yang sama dari keempat Fraksi. Sedangkan yang lebih mendetail dapat dilakukan pada pembahasan tahap berikutnya setelah diinventarisasi melalui DIM

Jawaban Pemerintah atas dasar pengklasifikasian itu adalah sebagai berikut:

1. Judul RUU

Pemerintah dapat memahami usul F-KP clan F~A~RI agar judul RUU

ditambah dan disempumakan menjadi Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah dengan pertimbangan bahwa dalam Pasal 12 ayat (3) RUU disebutkan Badan Amil Zakat juga dapat menerima infaq dan shadaq ah.. Semula Pemerintah berpendapat

bahwa di dalam Islam melaksanakan ibadah zakat adalah wajib

hukumnya bagi setiap muslim yang mampu dan Pemerintah berkewaj iban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada para muzakki, mustahiq dan pengelolanya. Sedang infaq dan shadaqah hukumnya adalah sunnah, yang apabila dilaksanakan oleh para munfiq dan mushaddiqnya, maka pengelolaannya dapat pula ditangani oleh Badan Amil Zakat. Namun demikian, sekiranya semua Fraksi

(5)

4

memandang potensi infaq clan shaclaqah perlu clikelola secara bersamaan, maka Pemerintah sepenclapat clengan usul F-KP dan F-ABRI tentang perubahan dan penyempumaan judul tersebut. Konsekwensinya yang akan berpengaruh pacla ayat-ayat clan pasal-pasal sebagaimana telah dikemukakan oleh F-KP perlu dibicarakan bersama.

2. Organisasi Pengelola

Pemerintah juga memahami usul F-KP agar Pasal 6 ditambahkan ayat baru setelah ayat (3) yang menegaskan bahwa keanggotaan Badan Amil Zakat aclalah gabungan antara unsur masyarakat dan unsur pemerintah. Namun apabila kita cermati rumusan pasal 6 ayat 3 secara implisit kedua unsur tersebut sudah ada di dalamnya. Mengenai pertanyaan F-ABRI, apakah anggota masyarakat yang beragama Islam, berkemarnpuan,

bertaqwa; · sehat, dan jujur, tidak bisa diperansertakan dalarn

kepengurusan · .BAZIS, Pemerintah dapat rnemahami dan dapat menerirnanya. Sedang usul F-KP agar kata "Menteri Agama" dalam pasal 6 ayat 2 diganti menj acli "Presiden", Pernerintah berterima kasih dan dapat menyetujui usul tersebut. l\tlengenai unsur pertimbangan sebagaimana tersebut pada Pasal 6 ayat 4 yang oleh F-KP diusulkan diganti dengan unsur penasehat, Pemerintah berpendapat, bahwa dalam rangka dernokratisasi unsur pertimbangan akan lebih sesuai, sehingga tidak terkesan adanya sub-ordinasi satu sama lain.

(6)

..

3. Lembaga Pengelola Zakat

Berkaitan dengan pertanyaan F-ABRI apakah semua lembaga pengelola zakat yang sudah ada di masyarakat langsung dapat dikukuhkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada pasal 7 RUU, atau sebaiknya melalui proses evaluasi terlebih dahulu, Pemerintah menyampaikan terima kasih dan sependapat. Walaupun F-PP, dalam konteks ini melihat adanya dua macam lembaga pengelola zakat, pertama oleh Pemerintah lewat BAZIS, dan kedua oleh individu atau lembaga kemasyarakatan lainnya baik yang bersifat permanen maupun yang hanya insidental.

Dalam ha1 m1 Pemerintah akan mendorong upaya-upaya

pengintegrasiannya tanpa harus mengorbankan kemandirian lembaga pengelola ZIS di masyarakat. Dan Pemerintah sependapat dengan saran F-PP yang menekankan perlunya dilakukan upaya agar lembaga-lembaga yang telah ada di masyarakat lebih dimaksimalkan peran-sertanya dengan pengukuhan eksistensinya. Dalam kaitan ini pasal 22 ayat 2 RUU telah menggariskan, bahwa selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diundangkannya undang-undang ini setiap organisasi pengelola zakat yang telah ada dikondisikan untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini.

4. Kaitan Zakat dan Pajak

F-PP mengaitkan kewajiban berzakat bagi kaum Muslimin dengan kewajiban membayar pajak sebagai warga negara. Dalam hal ini F-PP memandang perlunya dilakukan upaya agar kaum Muslimin tidak terkena beban ganda. Dalam hubungan ini pasal 13 ayat 2 RUU menentukan,

(7)

-\..

"

6

bahwa zakat yang telah dibayarkan kepada Badan Amil Zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemerintah sependapat dengan F-PP bahwa dengan adanya ketentuan ini akan timbul kesadaran membayar zakat yang tidak mengurangi kesadaran untuk membayar pajak, dan bahkan sebaliknya dapat memacu semangat dan kesadaran para wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya membayar pajak.

Mengingat pengelolaan ZIS adalah menghimpun dana dari masyarakat (Muslim), F-PP meminta penjelasan tentang kordinasi antar departemen, dalam hal ini Departemen Agama dan Departemen Keuangan atau bisa lebih luas dari itu. Dalam hubungan i-ni Pemerintah ingin menyampaikan, bahwa dalam menyiapkan RUU tersebut Pemerintah telah melibatkan unsur Departemen Keuangan, Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri dan instansi lain yang terkait. Ketidak samaan pandangan mengenai hal itu telah dilaporkan kepada Presiden. Sesuai dengan Keppres No.188 Tahun 1998 Presiden yang berhak memutuskannya, dan dengan disampaikannya RUU tentang Pengelolaan Zakat kepada Dewan yang terhormat melalui amanat Presiden tanggal 24 Juni 1999, masalah tersebut di tingkat Pemerintah telah selesai dan diharapkan para anggota Dewan yang terhormat dapat rnemantapkan kaitan antara zakat dan pajak. Sebagai contoh perbandingan dapat dikemukakan, bahwa undang-undang di negara tetangga Malaysia menetapkan nilai atau besamya zakat yang telah ditunaikan oleh setiap Muslim dikurangkan dari jumlah pajak yang harus dibayar oleh yang bersangkutan. Ketentuan itu ternyata telah memacu semangat clan kesadaran untuk membayar zakat dari setiap Muslim serta sekaligus semangat clan kesaclaran untuk membayar pajak.

(8)

5. Peran Bank dalam Pengumpulan ZIS

Pasal 12 ayat 2 RUU menyebutkan bahwa Badan Amil Zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat dari harta muzakki yang berada di bank atas permintaan muzakki. Dalam kaitan ini Pemerintah berterima kasih dan sependapat dengan saran F-ABRI agar uang hasil pengurripulan zakat, infaq, dan shadaqah dikumpulkan di bank yang terjamin keamanannya dan memiliki prinsip-prinsip yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

6. Biaya Operasional Badan Amil Zakat

Dalam kaitan dengan biaya penyelenggaraan pengelolaan zakat sebagaimana disebutkan dalam pasal 21 RUU, bahwa Pemerintah berkewajiban membantu biaya bagi Badan Amil Zakat yang belum

mampu, F-ABRI menyarankan agar persyaratan "belum mampu"

tersebut perlu ditentukan kriterianya. Sehubungan dengan hal itu

Pemerintah berterima kasih dan kiranya dapat dibahas dalam

pembicaraan tingkat Ill.

7. Pengawasan

Berkaitan dengan pendapat F-PP yang menekankan perlunya dilakukan pengawasan, baik terhadap lembaga pengelola zakat yang dilakukan oleh masyarakat. maupun terhadap lembaga BAZIS yang dikelola oleh Pemerintah melalui badan pengawas yang tidak hanya diwakili pihak Pemerintah, namun mengikutsertakan pula masyarakat. Pemerintah ingin

(9)

8

menyampaikan bahwa pasal 17 RUU telah menetapkan adanya Komisi Pengawas yang dibentuk oleh Pemerintah dan keanggotaannya JUga mengikutsertakan masyarakat, . serta pimpinannya dipilih sendiri oleh anggota komisi. Hal itu dimaksudkan agar Komisi Pengawas dapat mandiri dan terlepas dari pengaruh Pemerintah. Demikian pula pemeriksaan BAZIS dilakukan oleh akuntan publik yang ditunjuk sendiri oleh Komisi Pengawas.

8. Sanksi Pidana

Berkaitan dengan pendapat F-PDI, bahwa masih perlunya penjelasan secara rinci tentang berat ringannya · sanksi pidana sesuai dengan besar kecilnya penyalahgunaan yang dilakukan oleh Petugas/Pengelola, Pemerintah berterima kasih kepada F-PDI dan sependapat bahwa azas

keadilan dafa~ menetapkan sanksi bagi besar kecilnya penyalahgunaan

dari Petugas/Pengelola zakat akan bisa diterapkan.

Sehubungai1 dengan saran F-PP tentang perlunya peningkatan sanksi

pidana terhadap tindak penyelewengan yang dilakukan · oleh

petugas/pengelola zakat, tidak hanya denda Rp.30.000.000,- (tigapuluh juta rupiah) dan atau pidana kurungan selama 3 bulan tetapi harus lebih dari itu, Pemerintah berterima kasih dan sependapat dengan saran dan usul F-PP. Saran dan usul FPP itu dapat dipadukan dengan usul F-KP agar sanksi pidana denda bagi pengelola zakat yang menyalahgunakan wewenangnya dinaikkan dari Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) menjadi Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Dengan demikian Pemerintah akan membuka pembicaraan untuk mendapatkan kesepakatan para anggota Dewan yang terhormat.

(10)

...

.

mengharapkan agar pada pembahasan tingkat Ill nanti dapat lebih menukik pada substansinya, baik isi, jiwa maupun semangatnya

Tiada lupa, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Sekretariat Jenderal DPR-RI yang telah membantu kelancaran pembahasan RUU ini.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para wartawan baik media cetak maupun elektronik yang telah - meliput jalannya pembahasan RUU ini.

Billaahittaufieq wal-hidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ATAS NAMA PEMERINTAH

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

H. A. MALIK FADJAR

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan petunjuk yang ada dalam LK (misalkan: dalam LK berisikan permasalahan dan langkah-langkah pemecahan

Keuangan penulis juga semakin menipis dengan adanya kuliah daring ini penulis terus-terusan membeli kuota yang biasanya satu kali dalam sebulan kini menjadi tiga kali

Dari hasil tersebut di atas, kepuasan wajib pajak terhadap pelayanan STNK di Samsat Balikpapan dipengaruhi oleh dimensi kualitas pelayanan yaitu reliability,

Peserta dianggap sudah mengetahui segala cacat, kerusakan, kekurangan fisik baik yang terlihat maupun tidak terlihat serta kelengkapan dokumen sehingga melepaskan haknya untuk

Dari mana aku akan mendapat uang untuk beli tiket pesawat ke Jakarta yang harganya tidak murah.. Jika naik bis, harus berangkat sore ini dan belum tentu sampai

sel negatif terhadap Annexin V dan pewarna vital tidak mengalami apoptosis: translokasi PS belum terjadi dan membran masih utuh.

Untuk itu, disusunlah Klasifikasi Arsip di Lingkungan Dewan Pertimbangan Presiden sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, pasal

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM.. Peningkatan tersebut antara lain adalah untuk belanja pegawai pusat dan daerah otonom serta belanja barang. Meningkartnya pengeluaran rutin