• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRINING FITOKIMIA DAN FORMULASI SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KERING KAPULAGA JAWA (Amomum cardamomum Willd.) DENGAN PVP SEBAGAI PENGIKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRINING FITOKIMIA DAN FORMULASI SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KERING KAPULAGA JAWA (Amomum cardamomum Willd.) DENGAN PVP SEBAGAI PENGIKAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

SKRINING FITOKIMIA DAN FORMULASI SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KERING KAPULAGA JAWA (Amomum cardamomum Willd.)

DENGAN PVP SEBAGAI PENGIKAT

Nabilah Bamu’min, Ratna Djamil, Kartiningsih

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa 12640, Jakarta Selatan, Indonesia

e-mail : nbamumin92@gmail.com

ABSTRAK

Amomum cardamomum Willd. adalah satu tanaman obat berkhasiat yang berasal

dari familia Zingiberaceae yang secara empiris memiliki khasiat sebagai penghilang bau mulut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian formulasi sediaan tablet hisap dari ekstrak kering Amomum cardamomum Willd. dengan konsentrasi PVP 7,5% sebagai pengikat. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan penyediaan bahan, pembuatan ekstrak kental secara maserasi dengan etanol 70% pembuatan ekstrak kering secara pengeringan beku, penapisan fitokimia, pembuatan tablet hisap secrara granulasi basah dan pemeriksaan karakteristik mutu fisik tablet. Hasil penapisan fitokimia terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering menunjukkan adanya flavonoid, saponin, minyak atsiri, steroid dan triterpenoid. Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet menunjukkan keseragaman bobot 1,9937; keseragaman ukuran dengan diameter 20,55mm dan tebal 5,45mm; kerenyahan 0,34%; kekerasan

16,08 kg/cm3 dan waktu hancur 12,58 menit.

Kata kunci : Amomum cardamomum Willd., bau mulut, PVP, tablet hisap,

zingiberaceae

PENDAHULUAN

Masalah bau mulut yang terjadi secara permanen merupakan masalah yang cukup serius, hal ini tentu akan

memberikan dampak atau citra

negatif pada seseorang. Bau mulut yang berkepanjangan dapat menjadi

pertanda suatu penyakit atau

ditimbulkan dari adanya lubang pada gigi, sisa makanan di dalam mulut,

karang gigi/karies, dan lain

sebagainya.

Kapulaga Jawa merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang secara empiris memiliki khasiat sebagai penghilang bau mulut. Kandungan

kapulaga yang diduga memiliki khasiat sebagai antiseptik adalah minyak atsiri yaitu berupa sineol.

Sediaan yang diperlukan untuk memaksimalkan sifat antiseptik dari buah kapulaga Jawa adalah sediaan berupa tablet hisap karena sediaan ini adalah salah satu jenis tablet yang memiliki waktu huni lama dalam rongga mulut.

Pada penelitian ini digunakan PVP sebagai pengikat tablet hisap yang dibuat menggunakan metode granulasi basah. Polivinil pirolidon merupakan salah satu pengikat paling efektif untuk sediaan tablet hisap, PVP memiliki sifat mudah larut air

(2)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

dan etanol 96%, selain itu PVP dapat membantu karakteristik penyejuk dan tekstur permukaan tablet hisap ketika melarut dalam rongga mulut.

Metode pengeringan ekstrak

yang dipilih adalah metode

pengeringan beku (freeze drying), hal ini dikarenakan simplisia kapulaga Jawa mengandung minyak atsiri yang bersifat termolabil. Selain itu, metode pengeringan beku digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas dari minyak atsiri yang merupakan kandungan dari kapulaga Jawa yang diduga bersifat sebagai antiseptik.

BAHAN, ALAT DAN METODE

Bahan

Buah kapulaga Jawa (Amomum

cardamomum Willd.); pereaksi skrinning fitokimia; Etanol 96%; Maltodekstrin; Manitol; Polivinil

pirolidon (PVP); PEG 6000;

Aquadest. Alat

Timbangan analitik; Rotavapor;

Kertas saring; Lumpang; Alu;

Pengayak no.4; Pengayak no.18; Penjepit kayu; Batang pengaduk; Cawan penguap; Corong; Alat-alat gelas; Penangas air; Pipet tetes; Stopwatch; Alat pengering beku;

Oven; Pengayak no.12 mesh;

Pengayak no.16 mesh; Mesin cetak tablet Single punch; Jangka sorong; Alat pengukur sudut diam dan

kecepatan alir; Alat uji

kompresibilitas; Alat uji waktu hancur; Alat uji kekerasan tablet; Alat uji kerenyahan tablet; Alat pengayakan bertingkat.

Metode

Penapisan fitokimia dilakukan

terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering kapulaga Jawa menurut metode Farnsworth

meliputi pemeriksaan alkaloid,

flavonoid, tanin, saponin, kuinon,

steroid/triterpenoid, kumarin dan

minyak atsiri. Selanjutnya dilakukan formulasi tablet hisap menggunakan metode granulasi basah, granul dievaluasi meliputi kadar lembab,

sifat alir, kompresibilitas, dan

distribusi ukuran pertikel. Granul yang memenuhi persyaratan dicetak menjadi tablet hisap, tablet hisap

dievaluasi meliputi organoleptik,

keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas, dan waktu hancur.

A. Pembuatan ekstrak kental

Sebanyak 505,4 g simplisia buah kapulaga Jawa diekstraksi secara maserasi kinetik pada suhu 400C

menggunakan etanol 70%.

Maserat disaring dari ampasnya sehingga diperoleh ekstrak cair, kemudian ekstrak cair dipekatkan

menggunakan rotavapor suhu

400C, kecepatan 60 rpm dan

tekanan 175mbar sehingga

diperoleh ekstrak kental . B. Pembuatan ekstrak kering

1. Maltodekstrin sebanyak 120 g dilarutkan dalam ± 300 mL air suling.

2. Larutkan ekstrak kental dengan air suling ± 500 mL.

3. Masukkan larutan ekstrak

kental kedalam larutan

maltodekstrin, tambahkan air suling ad 1L, homogenkan.

(3)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

4. Campuran tersebut dibekukan

terlebih dahulu lalu

dikeringkan dengan freeze

dryer selama 48 jam dengantekanan 10mmHg dan temperatur -500C.

C. Penapisan fitokima

1. Identifikasi Golongan Alkaloid Sebanyak 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg ekstrak kering; dilembabkan dengan 5 ml amonia 30% (pekat), digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali

dengan kuat, campuran

tersebut disaring dengan kertas saring, diperoleh filtrat berupa larutan organik (sebagai larutan

B). Larutan A diteteskan

beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau

ditetesi dengan pereaksi

Dragendorff, terbentuk warna

merah/jingga pada kertas

saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B

dibagi dalam dua tabung

reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendorff dan Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih

dengan pereaksi Mayer

menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

2. Identifikasi Golongan Flavonoid Sebanyak 1 g serbuk simplisia; 24,1 mg ekstrak kental; 300 mg ekstrak kering; ditambahkan 50 ml air panas, didihkan selama 5

menit, saring dengan kertas

saring, diperoleh filtrat yang akan

digunakan sebagai larutan

percobaan. Kedalam 5 ml larutan percobaan (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat, tambahkan 5 ml amilalkohol, dikocok dengan kuat,

biarkan hingga memisah,

terbentuk warna dalam larutan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid.

3. Identifikasi Golongan Saponin Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan no.2, dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dikocok secara vertikal

selama 10 detik, kemudian

biarkan selama 10 menit,

terbentuk busa yang stabil dalam

tabung reaksi menunjukkan

adanya senyawa golongan

saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1% (encer) busa tetap stabil.

4. Identifikasi Golongan Tanin Sebanyak 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg ekstrak kering; (dalam gelas piala kecil) ditambahkan 100 ml air,

didihkan selama 15 menit,

dinginkan dan disaring dengan kertas saring dan filtrat yang diperoleh dibagi dua bagian. Kedalam masing-masing 5 ml filtrat (dalam tabung reaksi): a) Ditambahkan beberapa larutan

Ferri (III) klorida 1% terbentuk warna biru hijau violet.

b) Ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin 1% terbentuk endapan putih.

Menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.

(4)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

Kedalam 50 ml filtrat yang kedua ditambahkan 15 ml pereaksi Stiasny (Formaldehid 30% - HCl pekat = 2:1), dipanaskan diatas penangas air terbentuk endapan warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat. Endapan disaring, filtrat yang diperoleh dijenuhkan dengan serbuk natrium

asetat, ditambahkan beberapa

tetets larutan Ferri (III) klorida 1% terbentuk warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat. 5. Identifikasi Golongan Kuinon

Diambil 5 ml larutan percobaan dari no. 2 masukkan kedalam

tabung reaksi, ditambahkan

beberapa tetes larutan NaOH 1N, terbentuk warna merah intensif, menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon.

6. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid

Sebanyak 1 g serbuk simplisia; 24,1 mg ekstrak kental; 300 mg ekstrak kering; dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam (dalam wadah dengan penutup rapat), disaring dan diambil filtratnya, 5 ml dari filtrat tersebut diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu/sisa, kedalam residu ditambahakan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (Pereaksi Lebermann-Burchard), terbentuk warna hijau atau merah menunjukkan adanya senyawa golongan steroid atau triterpenoid.

7. Identifikasi Golongan Minyak Atsiri

Sejumlah 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg

ekstrak kering; dalam erlenmeyer,

ditambahkan 10 ml pelarut

petroleum eter dan pasang corong (yang diberi lapisan kapas yang

telah dibasahi dengan air),

panaskan selam 10 menit di atas penangas air dan dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat diuapkan pada cawan penguap, residu dilarutkan dengan pelarut alkohol sebanyak 5 ml, lalu disaring dengan kertas saring, filtratnya diuapkan pada cawan

penguap, residu berbau

aromatik/menyenangkan,

menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.

8. Identifikasi Golongan Kumarin Sebanyak 2 g serbuk simplisia dimasukkan dalam erlenmeyer

tambahkan 10 ml pelarut

kloroform dan pasang corong (yang telah diberi lapisan kapas yang telah dibasahi air), panaskan selama 20 menit diatas penangas air dan dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat diuapkan pada cawan penguap sampai kering, residu ditambahakan air panas

sebanyak 10 ml, dinginkan,

larutan dimasukkan kedalam

tabung reaksi, tambahkan 0,5 ml

larutan amonia (NH4OH) 10%,

amati dibawah sinar lampu

Ultraviolet pada panjang

gelombang 365 nm, maka terjadi fluoresesnsi warna biru atau hijau,

biru kehijauan, menunjukkan

adanya golongan kumarin. D. Pembuatan tablet hisap

Formula tablet hisap terdiri dari :

1. Bahan aktif, yaitu ekstrak

(5)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

2. Bahan tambahan, antara lain :

mannitol sebagai pengisi dan pemanis, PEG 6000 sebagai

glidan, polivinil pirolidon

sebagai pengikat.

Tiap tablet hisap mengandung : Tabel 1. Formula tablet hisap

Bahan Bobot (g) Ekstrak kering buah kapulaga Jawa 0,7454 PVP 0,15 PEG 6000 0,10 Manitol ad 2

Satu tablet hisap mengandung @2g

1) Ditimbang bahan-bahan yang

digunakan.

2) Dibuat larutan pengikat basah, PVP dilarutkan dalam etanol 96%. 3) Ekstrak kering buah kapulaga

Jawa ditambahkan mannitol,

kemudian ditambahkan larutan pengikat basah sampai terbentuk massa granul yang kompak. 4) Massa granul yang diperoleh

kemudian diayak menggunakan pengayak mesh no.12.

5) Granul lembab dikeringkan dalam oven blower selama 30 menit

dengan suhu 400C.

6) Granul yang diperoleh diayak kembali dengan menggunakan pengayak no.16.

7) Evaluasi granul

a) Penetapan kadar lembab

Ditimbang seksama 5 g granul,

dimasukkan kedalam oven

(suhu 400-600C) hingga bobot

konstan, kemudian data

penimbangan dimasukkan,

hitung kadar lembab granul. b) Penetapan sifat alir

Ditimbang 25 g granul,

masukkan kedalam corong uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Buka penutup corong,

biarkan granul mengalir,

gunakan stopwatch, catat

waktunya. Granul ditampung pada kertas grafik milimeter, catat tinggi (h) dan diameter (d) unggukan serbuk. Hitung α (sudut baring). Dihitung sudut diam dann waktu alir.

c) Penetapan sifat kompresibilitas

Granul sejumlah 25 g

dimasukkan ke dalam gelas

ukur, dicatat volume awal (V0)

dilakukan pemampatan hingga volume yang terbaca pada gelas ukur menunjukkan nilai konstan dan dicatat sebagai

volume akhir (Vn). Lakukan

pengetukan hingga 10 ketukan, catat volumenya, lakukan juga

dengan 50,100 dan 500

ketukan. Dihitung

kompresibilitasnya. d) Distribusi ukuran partikel

Granul sejumlah 25 g diayak melaui 1 set ayakan uji yang disusun ke atas sesuai dengan semakin besarnya lebar jala

ayakan. Setelah melewati

waktu ayakan tertentu,

ditetapkan jumlah presentase sisa yang tertinggal dalam setiap dasar ayakan melalui

proses penimbangan. Hasil

yang diperoleh digunakan

untuk membuat kurva

distribusi ukuran partikel. 8) Setelah pengujian dan didapatkan

hasil yang baik, massa granul ditambahkan PEG 6000, dicampur homogen.

9) Massa granul dicetak menjadi tablet dengan menggunakan mesin pencetak alat tablet.

(6)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

10) Evaluasi tablet

a) Pemeriksaan organoleptik Tablet hisap yang sudah jadi,

diperiksa organoleptiknya,

meliputi : warna, bau dan rasa. b) Uji keseragaman ukuran

Diambil secara acak 20 buah tablet hisap, diukur diameter

dan tebalnya dengan

menggunakan jangka sorong. Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3

kali dan tidak kurang dari 1

tebal tablet.

c) Uji keseragaman bobot

Ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet hisap.

Syarat : Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 buah tablet hisap yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.

d) Uji kerenyahan

Ditimbang sebanyak 20 tablet hisap yang diambil secara acak dan dibersihkan dari debu. Kemudian diletakkan kedalam

alat friabilator, nyalakan,

jalankan selama 4 menit

(kecepatan : 25 putaran/menit). Tablet hisap yang telah diuji

dibersihkan kemudian

ditimbang ulang. Syarat : < 1% e) Uji kekerasan

Diambil sebanyak 20 tablet

secara acak, ditentukan

kekerasannya.

Syarat : 10-20 kg/cm3. f) Uji waktu hancur

Sebanyak 6 tablet hisap

disiapkan dan 1 tablet

dimasukkan ke setiap tabung pada keranjang, dimasukkan 1 cakram pada masing-masing tabung, nyalakan alat. Gunakan air bersuhu 370 ± 20 C sebagai media. Pada batas akhir waktu

yang ditetapkan angkat

keranjang dan amati semua

tablet hisap harus hancur

sempurna. Bila 1 atau 2 tablet hisap tak hancur sempurna, cakram pada masing-masing tabung, nyalakan alat. Gunakan maka ulangi dengan 12 tablet hisap lainnya. Tidak kurang dari 16 tablet hisap dari 18 tablet hisap hancur sempurna. Syarat : tidak hancur dalam mulu, tetapi larut dan terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penpisan Fitokimia

Nama senyawa Hasil pengamatan Serbuk simplisia Ekstrak kental Ekstrak kering hasil freeze drying Alkaloid - - - Flavonoid + + + Saponin + + + Kuinon - - - Tanin Galat - - - Tanin Katekuat - - - Kuinon - - - Steroid/ triterpenoid +/+ +/+ +/+ Kumarin - - - Minyak atsiri + + + Keterangan : + = memberikan reaksi positif - = memberikan reaksi negatif

(7)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

B. Hasil Evaluasi Granul

1. Kadar Lembab

Persyaratan kadar lembab untuk formula tablet hisap yaitu 2-4%. Kadar lembab yang terlalu rendah akan menyebabkan tablet mudah rapuh, sedangkan kadar lembab yang terlalu tinggi akan menyebabkan massa tablet menjadi lembek.

2. Sifat Alir

a. Evaluasi Sudut Diam

Keterangan :

h= tinggi; d = diameter; r = jari-jari; α = sudut diam

b. Evaluasi Waktu Alir

Bobot (g) Waktu alir (detik) Kecepatan Alir (g/detik) 25 9,50 2,6316 25 9,55 2,6178 25 8,84 2,8281

Evaluasi sudut diam adalahsudut diam adalah evaluasi metode tidak

langsung untuk mengukur

kemampuan sifat alir

serbuk.Sedangkan hasil evaluasi

waktu aliryang diperoleh dari

evaluasi granul adalahkohesiv.Hal ini dapat disebabkan karena sifat dari

PVP sebagai pengikat yang

higroskopis, sehingga menghasilkan massa granul yang agak lembab. Granul yang diperoleh harus segera

dicetak, untuk menghindari

pembentukan granul menjadi

lembek. Evaluasi kecepatan alir dan sudut diam dilakukan terhadap 25 g granul. Syarat sudut diam yang baik

adalah≤ 300

dan waktu alir yang baik adalah ≥ 4-10 g/detik.

3. Kompresibilitas

Uji kompresibilitas bertujuan untuk

menentukan sifat bahan untuk

membentuk massa yang stabil dan kompak bila diberi tekanan.Syarat kompresibilitas yang baik adalah 5-15%. Kompresibilitas berpengaruh

terhadap kompaktibilitas pada

Sampel Kadar lembab (%) Ekstrak kering buah kapulaga Jawa 3,4 3,4 3,4 Rata-rata 3,4 Rata-rata kecepatan alir (g/detik) Kesimpulan 2,6925 ± 0,118 Kohesiv Bobot (g) h (cm) d (cm) r (cm) 25 1,5 8,3 4,25 25 1,3 8,5 4,15 25 1,4 8,8 4,40 α (0 ) α ( 0 ) rata-rata Kesimpulan 19,4400 18,1611 ± 1,115 Sangat baik 17,3933 17,6501 Jumlah (g) Jumlah ketukan V0 (mL) 25 10 62 50 100 500 Vn (mL) Kp (%) Kesimpulan 57 8,0645 Sangat baik 54 12,9032 53 14,5161 53 14,5161

(8)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

saat pencetakan tablet. Semakin kecil presentase kompresibilitas semakin baik, menunjukkan massa tablet mudah untuk dicetak.

4. Distribusi Ukuran partikel

Ukuran pengayak (mesh) Ukuran partikel (µm) Diameter (µm) 20 > 850 > 850 20/40 425 - < 850 637,5 40/80 180 - < 425 302,5 80/100 150 - < 180 165 100/120 125 - < 150 137,5 120 < 125 < 125 Bobot tiap mesh (g) Presentase bobot (%) % bobot x diameter (µm) 2,9 11,7 9.945 13,9 56,5 36.018,75 6,5 26,4 7.986 0,5 2,03 334,95 0,2 0,8 110 0,6 2,4 300 Diameter rata-rata (dav) 547,88

Distribusi ukuran partikel yang baik adalah mengikuti kurva normal

distribusi ukuran partikel yang

berbentuk lonceng dan jumlah serbuk halus yang kurang dari 10% (>mesh 100 atau ukuran partikel <150 µm).Fines diperlukan untuk mengisi ruang kosong antar partikel yang terbentuk oleh partikel-partikel yang

lebih besar, serta membantu

pembentukan ikatan fisik yang

berperan sebagai jembatan antar partikel-partikel yang lebih besar.

Berdasarkan hasil penelitian,

menunjukan kurva yang mengikuti

kurva normal distribusi ukuran

partikel yang berbentuk lonceng yang memiliki fines kurang dari 10%.

C. Hasil Evaluasi Tablet Hisap

1. Pemeriksaan Organoleptik

Bau Warna Rasa

Khas aromatis Putih kecoklatan Pahit Khas aromatis Putih kecoklatan Pahit Hasil pemerikasaan

organoleptik terhadap tablet hisap ekstrak kering buah kapulaga Jawa menunjukkan hasil yaitu berwarna putih

kecoklatan, berbau khas

aromatis dan memiliki rasa pahit. Tablet hisap ekstrak kering buah kapulaga Jawa memiliki bau khas aromatis karena memiliki kandungan

minyak atsiri dengan

kandungan terbesar berupa

sineol. Rasa pahit pada tablet disebabkan karena kapulaga Jawa mengandung saponin, steroid dan triterpenoid yang memiliki sifat rasa yang pahit.

2. Keseragaman Bobot No Bobot (g) % P 1 1,9342 0,0259 2 1,9326 0,0569 3 1,9586 1,2877 4 1,9185 0,7861 5 1,9113 1,1584 6 1,9261 0,3930 7 1,9482 0,7499 8 1,9023 1,6238 9 1,9131 1,0653 0 10 20 30 40 50 60 < 125 125 - < 150 150 - < 180 180 - < 425 425 - < 850 > 850 pr e ae nt ase bobot (% ) ukuran partikel (µm)

(9)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013 10 1,9123 1,1067 11 1,9352 0,0776 12 1,9688 1,8152 13 1,9588 1,2980 14 1,9341 0,0207 15 1,9471 0,6930 16 1,9628 1,5049 17 1,9470 0,6878 18 1,9078 1,3394 19 1,9353 0,0827 20 1,9189 0,7654 Rata-rata 1,9337 0,8269 SD 0,0198 0,5735

Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet memenuhi syarat, untuk tablet dengan bobot >300 mg yaitu bobot tablet tidak ada yang menyimpang lebih dari kolom A (5%) dan kolom B (10%) dari bobot rata-rata masing-masing formula tablet.

3. Keseragaman Ukuran

Ukuran Min Maks

Rata-rata Diameter (mm) 20,1 20,4 20,25 ± 0,13 Tebal (mm) 5,2 5,7 5,45 ± 0,19

Syarat keseragaman ukuran tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah diameter tdak lebih dari 3 kali tebal dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Sedangkan syarat untuk tablet hisap menurut Voigt edisi V diameter tablet hisap adalah tablet hisap 5/8 – 3/4 inci atau 15mm – 18 mm.

Hasil evaluasi yang diperoleh hasil diameter tablet adalah 20,0 – 20,4 mm dan tebal 5,0 -5,7 mm.

Keseragam ukuran tablet

berpengaruh terhadapa penampilan fisik tablet, sehingga lebih disukai konsumen. 4. Friabilitas Bobot (g) Friabilit as (%) Rata-rata (%) Awal (g) Akhir (g) 38,542 7 38,409 6 0,35 0,34 ± 0,017 38,673 3 38,549 3 0,32 38,512 0 38,379 1 0,35

Syarat kerenyahan yang baik adalah ≤ 1%. Kerenyahan tablet hisap memenuhi syarat.

Sebagai pengikat PVP

memiliki viskositas yang

rendah, sehingga kemampuan sebar larutan pengikat lebih besar, sehingga kemampuan pengikat sebagai pengisi ruang antar partikel –partikel akan

semakin baik dan

menghasilkan daya ikat yang lebih kuat. 5. Waktu Hancur No Waktu (menit) 1 12,08 2 12,12 3 12,19 4 13,05 5 13,28 6 13,35 Rata-rata 12,68 ± 0,61

Syarat tablet hisap adalah terkikis dan terlarut secara perlahan dalam waktu 30 menit atau kurang. Hasil evaluasi waktu hancur tablet hisap

menunjukkan memenuhi

(10)

Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013

6. Kekerasan

Syarat kekerasan tablet hisap adalah

10-20 kg/cm2. Hasil uji memenuhi

syarat.

SIMPULAN

1. Penapisan fitokimia

Hasil penapisan fitokimia

terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering buah

kapulaga Jawa mengandung

senyawa flavonoid, saponin,

minyak atsiri, steroid dan

triterpenoid.

2. Formulasi tablet hisap

Formula tablet hisap ekstrak

kering buah kapulaga Jawa

dengan konsentrasi PVP 7,5% sebagai pengikat menghasilkan mutu fisik yang baik dengan keseragaman bobot 1,9937 g;

keseragaman ukuran dengan

diameter 20,25 mm dan tebal 5,45

mm; kerenyahan 0,34%;

kekerasan 16,08 kg/cm2; dan

waktu hancur 12,68 menit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Daftar Tanaman

Obat. Jakarta: Pusat Penelitian Farmasi; 1991. h. 22.

2. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Materia Medika

Indonesia. Jilid III. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979. h. 14; 18-19.

3. Farnsworth N. R. Biological and

Phytochemical screening of

plant. Journal of Pharmaceutical Sci; 1996; 55(3), 225-76.

4. Ansel HC. Pharmaceutical

Dosage Forms and Drug

Delivery Systems. 8th edition.

Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins. 2005. p. 204; 212; 255-257; 261; 269; 616-618.

5. Aulton ME. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design.

2nd edition. New york: Churchill

Livingstone; 1998. p. 207; 356. 6. Siregar, Charles J.P. Teknologi

Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: EGC; 2010. h. 145; 160; 193; 196; 203; 223; 506. No. Kekerasan (kg/cm3) No Kekerasan (kg/cm3) 1 16 11 18 2 15 12 15 3 17 13 17 4 16,5 14 15 5 17 15 16 6 14 16 17 7 17 17 17 8 17 18 14 9 16 19 16 10 15 20 17 11 18 Rata-rata 16,08 ± 1,43

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini melalui dua tahap, tahap pertama penelitian dimulai pada tanggal 13 Maret 2016 dengan tahapan pemahaman tentang imitasi bunyi dan kemudian dilanjutkan

Berapa upah yang pantas diberikan kepada jabatan tertentu berdasarkan semua informasi yang diperoleh dari Analisa Jabatan, seperti besar tangung jawab, besarnya aktifitas

Telah banyak dilakukan penelitian yang difokuskan pada keterlibatan secara langsung siswa dalam investigasi ilmiah melalui praktek yang melibatkan aktivitas mental dan

[r]

2) Lama pemaparan, semakin lama terjadinya kontak suara, semakin besar pula TTS. 3) Spektrum suara, oleh karena kepekaan telinga pada setiap frekuensi tidak sama, maka

• Gender : konstruksi sosial yang membedakan peran dan posisi perempuan dan laki - laki.. didalam keluarga dan masyarakat, diturunkan secara kultural dan menjadi kepercayaan turun –

Materi dalam penelitian ini adalah Epidemiologi Demam Berdarah Dengue , metodologi penelitian, dan sistem surveilans epidemiologi penyakit menular khususnya pada

Beranekaragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan gigi dan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu