• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN 70%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN 70%"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN 70%

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI

MASYARAKAT (ITGbM)

ITGbM TEKNIK SISTEM GROUNDING LISTRIK

SEBAGAI UPAYAH PENINGKATAN PRODUKSI

UNTUK UMKM SANDAL SPON TASIKMALAYA

Oleh :

NURUL HIRON, M.Eng (NIDN. 0419087504)

SUTISNA, MT (NIDN: 0424116902

)

UNIVERSITAS SILIWANGI

JULI 2017

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Permasalahan Mitra ... 3

1.3 Solusi yang ditawarkan kepada mitra ... 5

BAB 2. TARGET DAN LUARAN ... 6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 7

BAB 4. KELAYAKAN PENGUSUL ... 8

Kelayakan Pengusul ... 8

BAB 5. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 13 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... I

(4)

RINGKASAN

Kegiatan pengabdian ini merupakan implementasi dari hasil penelitian pengusul mengenai manajmen energi dan proteksi kepada industri kecil. Pengusul merupakan dosen teknik elektro yang berkompetensi dibidang proteksi instalasi listrik dan manajmen energi. Mitra yang terlibat adalah UMKM yang bergerak di bidang pembuatan sandal berbahan spon khas Tasikmalaya. Industri ini menjadi salah satu andalan dinas industri Tasikmalaya. Permasalahan yang ditemukan dari hasil survei, adalah tingginya konsusmsi listrik dan tidak sebanding dengan produksi mitra, instalasi yang buruk sehingga menyebabkan sering terjadi kerusakan pada mesin produksi, pegawai yang tersetrum, efesiensi yang buruk dan rentan terhadap bahaya petir. Solusi yang ditararkan pada kegiatan ini adalah pembuatan dan pelatihan instalasi sistem porteksi instalasi petir yang sesuai standar. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data melalui FGD, observasi performan instalasi listrik melalui pengukuran instalasi listrik di rumah produksi, peningkatan pemahaman atau wawasan terhadap maanjemen energi melalui pelatihan. Output dari kegiatan ini adalah laporan keuangan, laporan kegiatan, draft jurnal pengabdian, modul pelatihan. Lama pelaksanaan pengabdian ini adalah 6 bulan.

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Indonesia terletak pada khatulistiwa yang mempunyai hari-guruh sangat tinggi dengan aktivitas 100 sampai 200 hari-guruh per tahun. Industri di Indonesia menggunakan semakin banyak peralatan dan sistem yang canggih menggunakan komponen elektronik dan mikroprosesor dan sangat sensitif terhadap PEdP (Pulsa Elektromagnetik dari Petir) atau LEMP (Lightning Electromagnetic Pulse). Karakteristik petir di Indonesia yang berbeda dengan karakteristik petir di luar negeri yang dijadikan standar oleh Badan Standarisasi dunia pada umumnya. Sangat sedikitnya informasi tentang Sistem Proteksi Petir dan Sistem Penentu Lokasi dan Pelacak Petir khususnya di negara tropis seperti Indonesia disamping sangat kurangnya “Awareness” atau kesiagaan terhadap kemungkinan bahaya petir. Banyaknya instalasi-instalasi penting dan berbahaya yang menjadi target mudah (easy target) bagi sambaran petir karena strukturnya yang tinggi dan pada lokasi yang terbuka. Meskipun demikian, rumah penduduk dan bangunan industri kecil pun tidak luput dari sambaran petir.

Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta, sejak Januari hingga April 2015 terjadi 309 kasus kebakaran di Ibu Kota. 73,4 persen (227 kasus) akibat arus pendek listrik. Selain itu, akibat kompor meledak 26 kejadian (8,4 persen), rokok enam (2,9 persen), sedangkan sisanya 50 kasus (16,1 persen) akibat lain-lain. Kebakaran biasanya terjadi pada siang hari dengan 166 kejadian, pagi hari 165, malam hari 114 kejadian dan dini hari 71 kejadian (metrotvnews.2015)

Salah satu keunggulan kota Tasikmlaya adalah produk sandal berbahan spon. Produk ini dibuat di kecamatan Tamansari tepatnya di desa Mulyasari Gobras. Kecamatan Tamansari merupakan sentra kerajinan kelom geulis, kain bordir, sandal spon. Saat ini terdapat 420 unit UKM sandal spon di Kota Tasikmalaya, mayoritas terletak di kecamatan Tamansari. UKM sandal ini nilai investasi Rp.60.302.000.000,-. UKM ini menyerap tenaga kerja sebesar 5430 orang dengan nilai produksi sebesar Rp. 371.630.230.000,- (Sevtian, F. I. 2011).

Mitra dalam tiap bulan memproduksi 3500-4000 pasang sandal berbahan spon, dipasarkana secara tersebar di pulau jawa, kalimantan dan sumatera. Tingginya minat masyarakat akan hasil produk mitra menyebabkan penggunaan energi listrik yang tinggi, banyaknya mesin listrik yang diguakan, tetapi tingginya konsumsi energi listrik tidak

(6)

diimbangi oleh sistem proteksi instalasi listrik yang layak, sehingga sering sekali mitra mengalami kerusakan mesin produksi, mengalami kerusakan instalasi akibat kelebihan beban atau penggunaan material elektrik yang kurang tepat.

GARRDITA merupakan UKM sandal berbahan spon yang telah berdiri sejak tahun 2001. Dipimpin oleh Bapak Dedi Wahyudi, UKM GARRDITA memiliki 48 pegawai dengan produk sandal spon. Penjualan produk UKM GARRDITA telah mencapai luar jawa diantaranya adalah Sumatera, Bali, Klimantan, Batam, Sulawesi.

Gambar 1.1 Kegiatan mitra memproduksi sandal spon

NUANSA CREATIV merupakan UKM sandal berbahan spon yang telah berdiri sejak tahun 2009. Dipimpin oleh Bapak Yuli Rahman, UKM NUANSA CREATIV memiliki 38 pegawai dengan produk sandal berbahan spon. Penjualan produk UKM NUANSA CREATIV telah mencapai luar jawa diantaranya adalah Sumatera, Bali, Klimantan, Sulawesi.

(7)

Gambar 1.2 Limbah spon hasil produksi sandal

Produksi mitra setiap tahunnya meningkat sesuai bertumbuhan usaha Gambar 1.3 menunjukan bahwa mitra 1 (GARRDITA) memilik petumbuhan produksi rata-rata per tahunnya adalah 1.558 juta pasang sandal dengan produksi limbah spon rata-rata per tahun adalah sebesar 311.657 ton. Gambar 1.4 menunjukan mitra 2 (NUANSA CREATIV) memilik petumbuhan produksi rata-rata per tahunnya adalah 1.165 juta pasang sandal dengan produksi limbah spon rata-rata per tahun adalah sebesar 233.000 ton. Limbah sebanyak diperoleh dari 2 UKM saja, jika limbah dihasailkan dari 100 UKM dan limbah tersebut dibakar, maka akan menjadi masalah yang sangat serius bagi masyarakat Tasikmalaya dalam waktu yang panjang.

Gambar 1.3 Pertumbuhan produksi mitra 1 (GARRDITA.2016)

Gambar 1.4 Pertumbuhan produksi mitra 2 (NUANSA CREATIV.2016)

1.2 Permasalahan Mitra

Dari analisi situasi yang telah dilakukan oleh pengusul, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan pengamanan instalasi listrik yang dihadapi mitra, diantaranya adalah:

(8)

1. Industri sandal spon pada proses produksinya menggunakan mesin listrik, kurangnya pengtahuan mengenai pengamaan menjadi penyebab tingginya biaya listrik yang harus dibayar uleh mitra per bulannya.

Gambar 1. Mesin listrik yang dgunakan pada rumah produksi sandal berbahan spon 2. Instalasi yang terpasang di rumah produksi mitra tidak sesuai standar, hal ini dapat

menyebabkan kebakaran akibat konsleting lsitrik, disamping itu pula bahaya tersetrum dapat mengancam pegawai yang bekerja.

Gambar 1.6 kondisi instalasi listrik di rumah produksi mitra

3. Kurangnya pemahaman mitra terhadap pentingnya sistem pengamaan listrik dari sambaran petir, menyebabkan tidak adanya sistrim grounding yang baik dan sistem pengaman terhadap gangguan dari petir, hal ini dapat menyebabkan kerusakan alat produksi, kebakaran akibat kabel yang terbakar, pagawai yang tersetrum akibat arus listrik berlebih dari sambaran petir

(9)

Gambar 1.7 kabel instalasi listrik mitra yang terkena sambaran petir

1.3 Solusi yang ditawarkan kepada mitra

Kegiatan pengabdian ini menjadi satu cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh mitra, khususnya berkaitan dengan teknik keamanan instalasi listrik di rumah industri mitra. Kegiatan yang diusulkan berupa peningkatan SDM pegawai mitra mengenai teknik pengamaan instalasi listrik dari gangguna petir. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai grounding dalam sistem instalasi listrik untuk industri kecil. Pelatihan ditekankan pada konsep instlasi sistem pentanahan, perlindungan personal dan peralatan dari bahaya tegangan sentuh

Berikut adalah matrik analisis situasi sesuai hasil survei lapangan: Tabel 1.1 Matrik Analisis Situasi

Potensi Masalah Akibat

Mitra merupakan UMKM

dengan produksi tinggi.

Menyerap 30 tenaga kerja lokal dan masyaraakt putus sekolah

Kurangnya pemahaman

mengenai proteksi

instalasi listrik

Tingginya konsumsi listrik,

sering terjadi korslating listrik, tersetrumnya pegawai

Mitra merupakan pelanggan PLN yang taat membayar

Faktor daya yang terukur

dikatagorikan buruk,

yaitu 0.7 yang

seharusnya adalah

0.85.

Menyebabkan daya listrik

terpasang tidak mampu melayani

semua mesin listrik yang

terpasang di rumah produksi mitra

Banyaknya pegawai yang

digunakan mitra

Pendidikan tertinggi adalah SMP

Penggunaan tata cara energi lsitrik yang tidak sesuai dan dapat mengakibatkan bahaya

kesetrum, kebakaran, dan

(10)

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran dari kegiatan Pelaksana Kegiatan Ipteks Tepat Guna Bagi Masyarakat

(ITGbM) ini mengacu pada permasalahan mitra yang mana membutuhkan sekali peningkatan

SDM bagi pegawai dan pemilik usaha dalam manajemen energi khususnya bidang proteksi instalasi listrik.

Tabel 2.1 berikut merupakan garis besar dari target dan luaran yang akan dilaksanakan.

No Permasalahan prioritas

Solusi Target Luaran

1. Tingginya

penyerapan energi

listrik tidak

diimbangi dengan

inltalasi listrik yang baik. Dilaksanakan pelatihan manajemen energi guna meningkatkan efesiensi penggunaan energi lsitrik Pelatihan diikuti oleh pemilik usaha beserta seluruh pegawainya Modul pelatihan Rekomendasi penegunaan energi listrik 2 Mitra belum memiliki sistem proteksi instalasi

listrik yang baik dan benar

Pelatihan bagaimana

memasang proteksi instalasi listrik yang baik dan benar

Terpasangnya proteksi instalasi listrik

Pemasangan sistem

proteksi instalasi

listrik untuk industri kecil

3. Penggunaan energi

lsitrik yang tidak baik

dan cendrumg

membahayakan

Melakukan edukasi melalui pelatihan cara merawat mesin listrik Pelatihan diikuti oleh pemilik usaha beserta seluruh pegawainya Pegawai mendapat ilmu tambahan mengenai bagaimana merawat mesin listrik yang mereka gunakan

di rumah produksi

(11)

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengabdian ini merupakan penerapan teknologi pada UMKM, oleh karena itu metode pelaksanaan dipilih pendekatan yang bersifat direktif atau langsung pada titik permasalahan. Gambar 3.1 merupakan tahapan pelaksanaan:

Gambar 3.1 Metode Pelaksanaan Rincian dari tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1. FGD

Tahapan ini untuk mengumpulkan informasi yang lengkap dari nitra, kemudian hasil dari FGD merupakan dasar pembuatan modul pelatihan.

2. Penyusunan Modul pelatihan

Penyusunan modul pelatihan meliputi teknik instalasi untuk industri kecil, standar sistem proteksi instalasi listrik, manajemen energi untuk UMKM.

3. Pelatihan

Tahapan pelatihan dilakukan melalui pelatihan kepada pemilik usaha dan staf, edukasi meliputi pelatihan mengenai bagaimana menggunakan, merawat mesin listrik yang baik dan benar, bagaimana memelihara alat kompensator daya reaktif yang telah dipasang. Tutor dari pelatihan ini adalah ahli di bidang sistem pentanahan atau sistem proteksi instalasi listrik.

4. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi merupakan tahapan akhir dari kegiatan pengabdian ini, evaluasi meliputi keseluruhan kegiatan yang sampaikan dalam bentuk laporan kegiatan pengabdian ini.

(12)

BAB 4. KELAYAKAN PENGUSUL

Kelayakan Pengusul

1. Tim pelaksana dari perguruan tinggi terdiri dari staf pengajar dari bidang Teknologi Teknik Elektro, selain itu melibatkan pula mahasiswa sebagai teknisi.

2. Pengusul telah secara rutin sejak 2014 -2015 melakukan pengabdian kepada masyarakat. Berikut adalah hasil kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan oleh pengusul.

No. Tahun Judul

1 2016 ITGbM Kompensator Daya Reaktif Pada Industri Kelom Geulis

2 2015

IbM Pelatihan Tatalaksana Bangunanan Tahan Gempa Bagi Warga Dusun Kulon, Dusun Wetan Dusun Sukawangi, Dusun Cintamulya Di Desa Bayasari Kec. Jatinagara. Kab. Ciamis

3 2015 Sosialisasi Desa Energi Mandiri di Desa Cihaur dan Desa Batusumur

Kec. Manonjaya

4 2015

IBP Penyuluhan Rancang Bangun Dan Analisisbangunan Digester Biogas Tipe Fixed Dome Skala Rumah Tangga Pada Kelompok Ternak Trijaya Dan Masyarakat Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis

5 2014 IbM di Desa Bayasari Kab Ciamis

6 2014 Sosialisasi dan Penerapan Software Sistem Informasi JIBAS di SD

Baitturrahman Tasikmalaya

3. Komposisi keanggotaan tim terdiri dari:

a) Staf Pengajar Perguruan Tinggi : 2 Orang (Ketua dan anggota) teknik elektro

b) Mahasiswa : 2 orang teknik elektro

c) Mitra : NUANSA CREATIV dan GADRDITA

Ketua dan anggota tim merupakan dosen di fakultas teknik elektro Universitas Siliwangi yang berpengalaman dalam bidang elektronika daya dan instalasi listrik untuk industri.

(13)

BAB 5. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan FGD dengan mitra, dari kegiatan FGD ini tampak bahwa mitra masih belum memahami permasalaahan pada teknik proteksi terhadap gangguan petir (Gambar 5.1). Setelah melakukan FGD, pelaksana bersama mitra membuat kesepatakan dengan mitra mengenai tempat dan waktu pelaksanaan. Sesuai kesepatakan tesebut, pelaksanaan dilakukan di pabrik industri sendal spon di kecamatan Tamansari, kelurahan Mulyasari. Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari sabtu tanggal 14 Juli 2017. Narasumber adalah anggota dari kegiatan ITBM ini yaitu dosen teknik elektro yang memahami bidang teknik proteksi, khususnya pada gangguan petir pada perangkat elektrik. Adapaun sebagai peserta adalah pegawai mitra yang telibat, berjumlah 20 orang.

(14)

Gambar 5.2 Materi Pelatihan proteksi

Pada pelaksanaan kegiatan, terjadi komunikasi yang interaktif dari narasumber dan peserta pelatihan, beberapa peserta menanyakan seputas bagaimana cara membuat sistem pengankal petir yang baik dan benar, bagaimana cara mencegah agar tidak kena petir, bagaimana cara memperbaiki peralatan yang terkena sambaran petir.

Gambar 5.2 Proses pembuatan sandal spon

Gambar 5.3 Proses pelaksanan pelatihan

Dari pertanyaan di atas, dapat disimpulkan bahwa, peserta masih sangat belum memahami bagaimana teknik proteksi mesin atau alat industri terhadapa gangguna petir.

(15)

Peserta juga diberikan materi dalam bentuk buku, supaya disimak bersama selama pelaksanaan pelatihan.

Penjelasan awal adalah menjelaskan apa itu proteksi, bagaimana melaksanakan proteksi, bagaimana menjaga agar terhindar dari gangguan petir. Dari materi tersebut di atas, antusiasme peserta sangat tinggi. Setelah penjelasan mengenai proteksi petir

(16)

BAB 6. KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pelaksaan kegaitan ITGBM ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pelaksaan ITGM di home industri sandal berbahan spon terlaksana sesuai rencana 2. Mitra mendapat keterampilan dalam memasang grounding yang baik dan benar 3. Mitra mampu memasang kontak kontak dengan menggunakan teknik proteksi

pentanahan

4. Mitra dapat memilih dan memasang arde sebagai pengaman pada instalasi listrik

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Imaduddin. 2015 Iim. Sistem Ekonomi Pengrajin Kelom Geulis di Gobras. PATANJALA Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya. Vol. 7, No. 3, September 2015. ISBN/ISSN 2085-9937.

Nuraeni. Andini. 2015. Peran Pengusaha Sandal Kelom Geulis Dalam Memotivasi Berwirausaha Mantan Karyawan Di Desa Setiawargi Kota Tasikmalaya. Universitas negeri semarang.

Rudiyanto. Ganal. 2014 Papan Nama Sebagai media komunikasi visual pemasaran kelom geulis di Tasikmalaya. Jurnal Dimensi seni rupa dan desain. Vol. 11. –No 2.

Sevtian, Farhanil Ibad. 2011. Pengaruh E-Commerce Terhadap Tingkat Volume Penjualan

Sandal Kelom Geulis Di CV. Kelomgeulis Tasikmalaya.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip

http://news.metrotvnews.com/read/2015/05/04/393756/73-4-kebakaran-di-jakarta-akibat-listrik

Kompas.com. 2014. diakses tanggal 03 maret 2016. Jam: 09:00 WIB. Tersedia di: http://travel.kompas.com/read/2014/07/01/1041008/Kelom.Geulis.Percan tik.Dunia.

(18)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1.1 Kegiatan mitra memproduksi sandal spon
Gambar 1.2 Limbah spon hasil produksi sandal
Gambar 1. Mesin listrik yang dgunakan pada rumah produksi sandal berbahan spon  2.  Instalasi  yang  terpasang  di  rumah  produksi  mitra  tidak  sesuai  standar,  hal  ini  dapat
Gambar 1.7 kabel instalasi listrik mitra yang terkena sambaran petir  1.3 Solusi yang ditawarkan kepada mitra
+5

Referensi

Dokumen terkait

Suasana dialogis diatas menuntun analisis Ahmad Amin menggambarkan telah adanya soal tidak mau melibatkan diri dalam pertikaian dan perselisihan diantara sesame kaum

Hal tersebut menunjukkan bahwa total waktu rata-rata mencit menjentikkan ekornya pada kelompok uji III lebih panjang dari kelompok kontrol yang berarti bahwa

Dan di Bulan Oktober dimana kita menyambut hari Reformasi, maka memulai suatu kegiatan baru yaitu mengajak dan menghimbau seluruh anggota jemaat yang sudah dan belum membaca

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Dalam hal ini analisis Tipologi Klassen dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional dan

Penelitian ini adalah sebuah pengkajian seni pertunjukan yang mengangkat bentuk, fungsi, dan makna pertunjukan Wayang Kulit Parwa Gaya Karangasem lakon Nila Candra oleh Dalang

d. Faktor pendapat keluarga yang menyarankan siswa berbelanja di tempat yang membuat siswa merasa nyaman juga mempengaruhi perilaku siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi dan

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat ataupun Dinas Terkait diharapkan dengan hasil penelitian ini dijadikan bahan untuk evaluasi dalam memajukan home