PENERAPAN SISTEM PENCATATAN AKUNTANSI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
(Pada UD. Srundeng Rahayu Banyumanik, Semarang) MILA AYU KURNIA
Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL: http://dinus.ac.id/
Email: [email protected] ABSTRACT
A research on the development entry accounting system of Micro Small Medium Entrepremeur (MSME) of financial reporting is necessarily done so as to obtain precise information about the condition financial report on a period. Financial Accounting Standard for Entity without Public Accountability comes with purpose to ease the needs of entity without significant public accountability as to micro small medium entrepreneur. This study aims to analyze and compare the implementation of Financial Accounting Standard for Entity without Public Accountability in the presentation UD. Srundeng Rahayu’s financial statement. UD. Srundeng Rahayu is a manufacture moving in srundeng sales derived from coconut.the collecting data uses method of observation and interviews. The result of the study shows that companies are not yet using Financial Accounting Standard for Entity without Public Accountability, UD. Srundeng Rahayu use a simple financial statement. There is no account according to the standard prevailing. This study suggest the company to prepare financial reports according to Financial Accounting Standard for Entity without Public Accountability so UD. Srundeng Rahayu can ensure a good financial accountability of the company.
Keywords: MSME, FAS EWPA, entry accounting system, accounting
ABSTRAK
Penelitian tentang bagaimana sebuah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengembangkan sistem pencatatan akuntansi berupa laporan keuangan ini sangat perlu dilakukan agar memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi laporan keuangan pada satu periode. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik hadir dengan tujuan untuk mempermudah kebutuhan entitas pada akuntabilitas publik signifikan yang tidak dimiliki oleh UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada penyajian laporan keuangan UD. Srundeng Rahayu. UD. Srundeng Rahayu merupakan usaha manufaktur yang bergerak dibidang penjualan srundeng yang berasal dari kelapa. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi langsung dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan belum menggunakan SAK ETAP masih menggunakan laporan keuangan yang sederhana. Tidak ada satupun akun yang sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian ini menyarankan agar perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, sehingga UD. Srundeng Rahayu dapat menjaga akuntabilitas keuangan perusahaan dengan baik.
PENDAHULUAN
Semua perusahaan menginginkan usahanya agar semakin berkembang dengan melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Usaha srundeng yang semakin berkembang mendorong penulis untuk meneliti semua dimensi yang berhubungan dengan usaha tersebut khususnya di bidang akuntansi. Semakin berkembangnya usaha, maka UMKM semakin diminta untuk berkorelasi dengan pihak lain yaitu pihak luar dari perusahaan. Misalnya, untuk menaikkan investasi suatu UMKM, maka perusahaan tersebut akan berhubungan dengan pihak bank atau lembaga keuangan lainnya. Sejak awal didirikannya usaha srundeng pemilik sama sekali tidak mengetahui apa itu akuntansi dan pencatatan akuntansi yang benar sesuai pedoman standar akuntansi. Apabila suatu usaha harus melakukan pencatatan akuntansi, maka membutuhkan SDM yang mampu dalam keahliannya menyusun laporan keuangan pada usaha manufaktur.
Laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP memaparkan laporan keuangan secara lengkap dimana laporan tersebut terdiri dari income statement, equity statement dimana laporan tersebut memaparkan semua perubahan pada equity dan juga perubahan ekuitas kecuali mutasi yang tampak dari transaksi yang dilakukan dengan pemilik dalam kinerjanya sebagai pengelola, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang memaparkan tentang rumusan mengenai kebijakan akuntansi yang relevan dan informasi definisi lainnya. Pada suatu penyajian financial statement yang lengkap, suatu entitas memaparkan laporan keuangannya dengan kelebihan yang setara. Financial statement memiliki ruang lingkup masing-masing akun seperti laporan laba rugi yang memaparkan penghasilan dan beban entitas suatu periode dimana laporan laba rugi mengikut sertakan semua akun pendapatan dan beban yang diakui pada rentang waktu yang ditentukan. Laporan perubahan ekuitas menunjukan profit atau loss untuk satu periode, Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas. Neraca menyajikan asset, liquidity dan equity suatu entitas pada suatu tanggal tertentu yaitu penghujung periode pelaporan. Cash flow statement memaparkan informasi mengenai mutasi historis atas kas dan setara kas entitas yang mengungkapkan mutasi yang berlangsung selama satu periode dari operating activities, investing activities, dan financing activities secara terpisah.
Peneliti yang telah dilakukan oleh Musmini (2008), menyatakan bahwa mayoritas usaha kecil di Kecamatan Buleleng tidak menggunakan catatan keuangan, sebagian yang memiliki catatan keuangan pun bentuknya sungguh sederhana dan tidak teratur. Andriani, dkk (2014) penelitian ini mengacu pada UMKM Peggy Salon tentang praktik pencatatan keuangan yang dilakukan UMKM, dan komponen-komponen yang menimbulkan tidak terpenuhi pencatatan keuangan sesuai SAK ETAP karena kurangnya pengendalian dari pemangku kepentingan yang bersangkutan dengan laporan keuangan SAK ETAP dan hasil dari penelitian tersebut yaitu bahwa (1) Sistem pencatatan keuangan yang dibuat sesuai pedoman dan masih sangat sederhana, (2) Komponen yang membuat gagalnya SAK ETAP pada Peggy Salon karena adanya faktor dari dalam perusahaan berupa kekurangannya persepsi, kedisiplinan dan SDM. Objek penelitian Srundeng Rahayu belum menerapkan pencatatan transaksi keuangan yang sesuai dengan standar pelaporan keuangan, dalam hal ini belum sesuai dengan prinsip akuntansi. Peneliti ingin mengidentifikasi kelemahan sistem pencatatan transaksi keuangan di Srundeng Rahayu beserta akibat yang ditimbulkan oleh lemahnya sistem pencatatan laporan keuangan di Srundeng Rahayu. Alasan lain diadakannya penelitian tentang sistem pencatatan
laporan keuangan di UMKM ini adalah meneliti lebih dalam mengenai transaksi keuangan yang digunakan pada Srundeng Rahayu. Penelitian ini mereplika dari penelitian Pratiwi, dkk (2014), menyatakan bahwa penelitian ini menganalisis penerapan SAK ETAP pada penyajian laporan keuangan PT. Nichindo Manado Suisan. Hasil penelitian berdasarkan neraca dan laporan laba rugi tahun 2011 dan 2012, menunujukan bahwa perusahaan belum memaparkan laporan perubahan ekuitas, laporan keuangan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan serta terjadi tidak konsisten pada pemaparan beberapa akun pada neraca yang tidak disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Metode yang digunakan yaitu metode analisis data dengan menggunakan metode deskriptif dan komparatif.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Usaha mikro merupakan bisnis yang menguntungkan milik orang perseorangan dan/atau bisnis perorangan yang menyempurnakan patokan usaha mikro sebagai halnya disusun pada undang-undang nomor 20 tahun 2008 pasal 1.
Definsi Akuntansi
Arif dan Wibowo (2004), menyatakan bahwa akuntansi merupakan proses identifikasi pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
Financial Statement
Berdasarkan SAK-ETAP, financial statement merupakan suatu penyampaian terstruktur dari kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entity. Dimaksudkan membagikan informasi perihal financial position, financial performance, dan cash flow equity yang berguna bagi sebagian besar golongan pemakai laporan dalam penyusunan ketetapan ekonomi. Jadi, secara garis besar financial statement mengungkapkan bagaimana situasi sebenarnya dari suatu bisnis, apakah bisnis tersebut betul-betul sehat, terlihat sehat, atau justru sedang pada situasi defisit.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah UD. Srundeng Rahayu beralamat di Jl.Ulin Utara no. 312, Semarang. Melalui penelitian ini data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui bagaimana sistem pencatatan akuntansi yang digunakan oleh UD. Srundeng Rahayu.
Teknik Pengumpulan data (1) Wawancara
Peneliti menggunakan tehnik wawancara mendalam dengan mewawancarai pemilik pabrik. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh data yang dibutuhkan peneliti dengan cara interview.
(2) Observasi
Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasi. Observasi partisipasi yaitu proses pengamatan terhadap tempat penelitian dengan berpartisipasi langsung dalam kegiatan objek penelitian.
(3) Dokumentasi
Data-data yang menunjang penelitian baik dalam bentuk laporan pabrik maupun bukti transaksi akan dikumpulkan dalam bentuk dokumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian
UD. Srundeng Rahayu mulai dirintis sejak awal tahun 2014 oleh Ibu Rahayu Surtini yang beralamat di Jl. Ulin Utara II/312, Banyumanik, Semarang. UD. Srundeng Rahayu merupakan usaha manufaktur dengan memproduksi sambal pecel dan srundeng yang terbuat dari kelapa. Latar belakang berdirinya adalah jarangnya produsen srundeng pada saat itu untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan didirikannya usaha ini yaitu memberdayakan warga sekitar supaya menjadi manusia yang produktif serta mengoptimalkan laba. Usaha ini bermula dari turun menurun usaha keluarga yang semakin berkembang.
Modal terbatas dan 10 orang karyawan menjadi dasar berdirinya usaha ini. Alat-alat produksi yang dimiliki cukup modern dan hanya mampu memproduksi ± 320 bungkus. Hasil dari ketelatenan makin lama makin terlihat, srundeng rahayu mendapat respon yang baik dengan meningkatnya pesanan setiap hari tidak hanya di sekitar Semarang namun sampai ke Solo, Jakarta, Bandung dan Bogor. Sekarang usaha ini telah memproduksi 40 kg kelapa parut mentah setiap harinya, dibantu oleh 10 karyawan dan alat-alat produksi yang cukup modern. Rata-rata penghasilan 1 bulan srundeng rahayu ini mencapai Rp. 30.000.000,00. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan pada permintaan produk srundeng.
Kebijakan akuntansi pada UD. Srundeng Rahayu yang tepat sesuai SAK ETAP 1) Laporan Laba Rugi
a. Analisis menggunakan fungsi beban
UD. SRUNDENG RAHAYU LAPORAN LABA RUGI
a. Analisis menggunakan sifat beban
UD. SRUNDENG RAHAYU LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015
Pada laporan keuangan UD. Srundeng Rahayu tidak ada akun pendapatan dan beban pada laporan laba rugi yang jelas pada pendapatan UD. Srundeng Rahayu tidak melakukan transaksi pendapatan operasi lain, perubahan persediaan barang jadi dan barang dalam proses. Beban penyusutan dan amortisasi tidak pernah dicatat karena tidak adanya tahun estimasi aset tidak lancar. Sehingga tidak dapat membantu seberapa jauh besarnya laba.
2) Laporan Perubahan Ekuitas
UD. SRUNDENG RAHAYU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015
Pada laporan perubahan ekuitas terdapat akun modal pemilik, laba bersih periode awal sampai akhir tahun kemudian koreksi perubahan kebijakan akuntansi dan modal pemilik akhir. Pada modal awal pada 1 Januari 2015 UD. Srundeng Rahayu menggunakan saldo awal sebagai modal awal. Laba bersih periode Januari 2015 sampai Desember 2015 didapat dari laporan laba rugi. Pada koreksi perubahan kebijakan akuntansi UD. Srundeng Rahayu tidak pernah mencatat karena tidak adanya transaksi pada laporan keuangan UD. Srundeng Rahayu. Perhitungan perubahan ekuitas dimulai dari modal pemilik pada periode awal tahun ditambah atau dikurangi laba bersih kemudian dikurangi dengan koreksi perubahan kebijakan akuntansi dan hasil akhir yaitu modal akhir berupa modal pemilik peirode akhir tahun.
3) Neraca
UD. SRUNDENG RAHAYU NERACA
PER 31 DESEMBER 2015
Kemudian, neraca tidak ada sama sekali akun yang digunakan. Keseimbangan total pada neraca harus seimbang karena neraca merupakan tolok ukur laporan keuangan apabila neraca tidak seimbang maka laporan tersebut dianggap tidak baik harus ada koreksi perhitungan.
4) Arus kas
UD. SRUNDENG RAHAYU LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
UD. SRUNDENG RAHAYU LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
Laporan arus kas merupakan penjelasan suatu arus kas pada perusahaan yang menguntungkan bagi pengguna laporan keuangan sebagai landasan untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Agar menghasilkan laba tambahan maka suatu perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanam kembali. Laba yang dilaporkan pada buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga, perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau kecil daripada jumlah laba yang dilaporkan oleh buku. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti (2016), menjelaskan bahwa UMKM seperti UD. Srundeng Rahayu sudah selayaknya membuat financial statement yang sesuai dengan SAK ETAP agar dapat membantu mengetahui kebenaran aset yang dimiliki serta mengetahui hutang yang dimiliki oleh pihak bank secara jelas. Untuk memastikan perkembangan perusahaan dengan baik bukan hanya melihat dari segi kinerja karyawan ataupun target penjualan barang, akan tetapi yang terpenting yaitu memastikan kondisi keuangan sesungguhnya. Pada Srundeng rahayu belum sama sekali menggunakan laporan yang sesuai dengan SAK ETAP. Tidak adanya income statement, equity statement, balance sheet, cash flow dan catatan atas laporan keuangan. Pada laporan keuangan UD. Srundeng Rahayu tidak ada akun pendapatan dan beban pada laporan laba rugi yang jelas pada pendapatan UD. Srundeng Rahayu tidak melakukan transaksi pendapatan operasi lain, perubahan persediaan barang jadi dan barang dalam proses. Beban penyusutan dan amortisasi tidak pernah dicatat karena tidak adanya tahun estimasi aset tidak lancar. Sehingga tidak dapat membantu
seberapa jauh besarnya laba. Namun, disisi laporan perubahan ekuitas UD. Srundeng Rahayu menyebut saldo awal sebagai modal awal dan saldo akhir sebagai modal akhir. Kemudian neraca tidak ada sama sekali akun yang digunakan. Pada arus kas dengan metode langsung arus kas yang berasal dari kegiatan operasi UD. Srundeng Rahayu tidak melakukan transaksi pembayaran biaya bunga. Arus kas kegiatan imvestasi kas yang berasal dari penjualan investasi tidak pernah melakukan transaksi karena tidak pernah melakukan penjuakan aktiva sebagai investasi. Aliran kas dari kegiatan keuangan penjualan saham tidak ada transaksi yang dilakukan UD. Srundeng Rahayu karena tidak memiliki investasi apapun berupa saham dan sebagainya, pembayaran deviden juga tidak dilakukan, pembayaran hutang obligasi tidak ada transaksi karena tidak adanya permbayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
Arus kas metode tidak langsung UD. Srundeng Rahayu tidak adanya biaya depresiasi karena tidak adanya tahun estimasi pada aset kemudian dikurangi dengan penurunan persediaan kantor, kenaikan hutang jangka pendek dan kenaikan hutang biaya. Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi tidak adanya transaksi yang dilakukan pada UD. Srundeng Rahayu karena tidak pernah melakukan penjualan aktiva tetap maupun penjualan surat berharga berupa investasi. Kemudian, kas untuk membeli peralatan meliputi pembelian mesin press plastik agar produk lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi pada perusahaan tidak ada transaksi. Aliran kas dari kegiatan keuangan termasuk juga aliran kas dari kegiatan pendanaan merupakan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan mambayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut. Kas yang diterima dari penjualan saham tidak ada transaksi pada UD. Srundeng Rahayu karena tidak memiliki investasi apapun berupa saham dan sebagainya. Kemudian, dikurangi kas untuk membayar dividen tidak ada transaksi berupa pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik. Kas untuk membayar hutang obligasi tidak ada transaksi karena tidak pernah ada pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai sistem pencatatan transaksi keuangan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Laporan keuangan yang disusun oleh UD. Srundeng Rahayu hanya terdiri dari pencatatan kas dan persediaan. Kemudian UD. Srundeng Rahayu belum menyajikan laporan keuangan yang sesuai SAK ETAP dimana didalamnya terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dari temuan ini sangat memprihatinkan peneliti untuk menyusunnya secara sederhana namun berpedoman sesuai dengan SAK ETAP yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia pada bulan mei tahun 2009.
2) Pada neraca dicantumkan aset tidak lancar berupa properti investasi terdiri dari nilai perolehan dan akumulasi depresiasi. Pada UD. Srundeng Rahayu berapa nilai seluruh aset tetap yang dimilikinya dan berapa nilai depresiasi yang seharusnya dimiliki oleh tidak dicatat ketika masa manfaat aset tersebut digunakan.
3) Pada laporan arus kas hanya mencantumkan aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan, UD. Srundeng Rahayu tidak mencantumkan aktivitas dari investasi dikarenakan tidak adanya investor yang bekerja sama dengan usaha tersebut, kemudian UD. Sumber Rejeki tidak membeli investasi lainnya untuk perusahaan tersebut.
4) Pada laporan perubahan ekuitas dicantumkan pengurangan koreksi perubahan kebijakan akuntansi untuk mengetahui saldo modal akhir perusahaan untuk bulan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, dkk. 2014. Analisis Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (sebuah studi intrepetatif pada peggy salon). Jurnal Akuntansi. Vol. 2, No.1
Arif, Abubakar dan Wibowo. 2004. Akuntansi Keuangan Dasar. Jakarta:Grasindo
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta
Kementrian Dalam Negeri. 2016. UU 20 tahun 2008. http://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2008/07/04/undang-undang-no-20-tahun-2008 Diunduh 23 November 2015
Musmini, Lucy Sri. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Untuk Menunjang Pemberdayaan Pengelolaan Usaha Kecil. Vol. 2, No. 1, April 2013 : 62-81
Pratiwi, dkk. Analisis Penerapan SAK ETAP Pada Penyajian Laporan Keuangan PT. Nichindo Manado Susan. Jurnal. Universitas Sam Ratulangi. Manado