SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Kekurangan Energi Kalori Pada Ibu Hamil
Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Kalori Pada Ibu Hamil Sub Pokok Bahasan : Gejala dan penanganan KEK pada ibu hamil Sasaran : Ibu hamil
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Maret 2017 Waktu : 1x 90 menit
Tempat : Jalan Mayor Zen Lorong Ampera 1 RT 21
A. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kalori pada kehamilan, diharapkan ibu hamil mampu memahami tentang kekurangan energi kalori pada kehamilan
2. Tujuan Khusus
1. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tentang pengertian kekurangan energi kronik pada kehamilan
2. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tanda dan gejala kekurangan energi kronik pada kehamilan serta penyebabnya
3. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kalori pada kehamilan
4. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui cara pencegahan kekurangan energi kalori pada kehamilan
5. Diharapkan ibu hamil dapat megetahui cara penanganan kekurangan energi kalori pada kehamilan
B. Materi (terlampir)
1. Pengertian kekurangan energi kronik pada ibu hamil 2. Tanda dan gejala kekurangan energi kronik pada ibu hamil 3. Penyebab kekurangan energi kronik pada ibu hamil
4. Pencegahan kekurangan energi kronik pada ibu hamil 5. Penanganan kekurangan energi kalori pada kehamilan
C. STRATEGI PELAKSANAAN a. Persiapan
Membuat Satuan Acara Penyuluhan Membuat Leaflet
Melakukan pendekatan dan persiapan terhadap klien yang akan diberi penyuluhan.
Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan mempersiapkan mental untuk menyampaikan penyuluhan
b. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegitan Kegiatan Waktu
Media Penyuluhan Peserta 1. Pembukaan Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan
Menjawab salam
Memperhatikan Memperhatikan
3 menit
2. Isi Menjelaskan apa itu KEK pada kehamilan Menjelaskan tanda dan
gejala KEK pada kehamilan serta penyebabnya
Menjelaskan dampak KEK pada kehamilan Menjelaskan penanganan KEK Mengajukan pertanyaan kepada peserta penyuluhan Meminta peserta
mengulangi apa yang telahdisampaikan Membuat kesimpulan Memperhatikan dan mendengarkan Menanyakan hal yang belum dimengerti Mengulangi
informasi yang telah didapat 7 menit Leaflet 3. Penutup Menyampaikan salam penutup Memberikan leaflet KEK Menjawab salam Mengambil leaflet 1 menit D. METODE
1. Ceramah secara individual (face to face) 2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. MEDIA Leaflet
F. EVALUASI
1. Ibu hamil dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah diterangkan oleh penyuluh, berupa :
a) Pengertian kekurangan energi kronik pada kehamilan
b) Tanda dan gejala kekurangan energi kronik pada kehamilan serta penyebabnya
c) Dampak dari kekurangan energi kronik pada kehamilan d) Pencegahan dari kekurangan energi kronik pada kehamilan e) penanganan kekurangan energi kalori pada kehamilan 2. Peserta aktif bertanya
3. Peserta merasa senang mengikuti penyuluhan G. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian KEK
Kekurangan Energi Kronis adalah keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung manahun (kronis) kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah kurang dari 23,5 cm (Depkes RI, 2002)
Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil (Sayogo,2007).
2. Penyebab KEK
Menurut (Djamaliah, 2008) penyebab dari KEK yaitu : a. Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang rendah maka kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi. b. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang rendah, kemungkinan akan memberikan gizi yang kurang bagi bayinya
c. Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu hamil
d. Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
e. Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. f. Berat Badan Selama Hamil .
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg,
dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
g. Pendapatan yang rendah
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi, karena tidak dapat menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang
3. Gejala dan tanda KEK
a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm b. Badan Kurus (BB tidak sesuai dengan tinggi badan) c. Rambut kusam
d. Turgor kulit kering
e. Hb kurang dari normal (<11gr%) f. Nafsu makan kurang
g. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.
4. Dampak KEK a. Bagi Ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan, partus lama, abortus dan infeksi (Susilowati, 2008).
b. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Susilowati, 2008).
c. Bagi bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan mengalami keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR) (Susilowati, 2008).
5. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2009), cara pencegahan KEK adalah : a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
- Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet penambah darah.
6. Penanganan KEK
a. Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan tubuhnya sendiri. Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, dan energi.
Contoh Menu Ibu Hamil Bahan
makanan
Porsi hidangan sehari
Jenis hidangan
Nasi 6 porsi 1. Makan pagi :
Nasi 1,5 porsi (150gr)
Ikan/daging 1 potong sedang (40 gr) Tempe 2 potong sedang (50 gr) Sayur 1 mangkok
Buah 1 potong
Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
2. Makan siang :
Nasi 3 porsi (300gr)
Lauk, sayur dan buah sama dengan makan pagi
Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
3. Makan malam
Nasi 2,5 porsi (250 gr)
Lauk, sayur dan buah sama dengan makan pagi/siang
Selingan : susu 1 gelas Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong Tempe 3 potong Daging 3 potong Susu 2 gelas Minyak 5 sendok teh
Gula 2
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan yang melelahkan. Siang ± 4jam/hari, malam ± 8 jam/hari
c. Pemberian makanan tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Ginarti, 2012).
Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil, Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain
Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu dilakukan yaitu :
a) Rujuk untuk konsultasi
b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil
c) Minum tablet zat besi atau tambah darah : Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu ke 20.
d) Periksa kehamilan secara teratur : Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan
7. 7. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2002. Asuhan persalinan normal. Jakarta: JHPIEGO
Djamaliah. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil. http://www.journal.unhas.ac.id, diakses tanggal 17 Maret 2017
Ginarti. 2012. Askeb KEK di BPS Ariyanti Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKES Husada
Susilowati. 2008. Pengukuran Status gizi dengan antropometri gizi. Jakarta : CV. Trans Info Media.