• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pembuatan Baja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pembuatan Baja"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb

jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb

nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer

nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer

tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas

tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas

dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx

dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx

cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio

pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj

pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj

klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn

klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf 

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf 

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf 

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf 

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

Proses Pembuatan Baja

Proses Pembuatan Baja

-Proses Industri

-Proses Industri

Kimia-Kelas: XI Kimia 3

Kelas: XI Kimia 3

Guru Pembimbing: Nani Yulianti, S.Pd

Guru Pembimbing: Nani Yulianti, S.Pd

Nama Anggota Kelompok:

Nama Anggota Kelompok:

1. Aditya Prasetyo

1. Aditya Prasetyo

2. Hana Marisa K.

2. Hana Marisa K.

3. Mia Saputri K.

3. Mia Saputri K.

4. Sintia Rizka H. A.

4. Sintia Rizka H. A.

5. Siti Kamilatul A.

5. Siti Kamilatul A.

6. Wildan Haris S.

6. Wildan Haris S.

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang „Proses Pembuatan Baja‟ yang termasuk dalam mata  pelajaran Proses Industry Kimia (PIK).

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

 penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yan g Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk  penyusunan maupun isinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk  penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………...1 Daftar isi………...2 BAB I: Pendahuluan 1.1 Latar belakang………..3 1.2 Rumusan Masalah………..……….……….3 1.3 Tujuan penulisan………...………..……….3 BAB II: Pembahasan

2.1 Landasan Teori………...4 BAB III: Penutup

3.1 Kesimpulan………14 3.2 Kata Penutu p………...15 3.3 Daftar Pustaka………15

(4)

Bab I

Pendahuluan

LATAR BELAKANG

Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Ditemukan pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian  berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini.Untuk

menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan.

Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan manusia. Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat jalan hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya telah berubah, manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya. Pembangunan dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batubara, minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembua tan baja serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja. Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah dan apa pengertian baja? 2. Apa saja sifat-sifat baja?

3. Apa saja klasifikasi dari baja?

4. Apa saja proses pada pembuatan baja?

TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui sejarah dan pengertian baja.

2. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki baja, baik sifat fisik maupun sifat mekanik. 3. Mengetahui beberapa klasifikasi baja yang sering digunakan.

4. Mengetahui proses pembuatan baja secara umum untuk menghasilkan produk yang biasa digunakan.

(5)

Bab II

Pembahasan

LANDASAN TEORI

I.

Sejarah dan Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses  pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada

zaman Yunani 1000 SM.

Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Para pembuat  besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang

terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.

Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu  paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat  baja.

Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk

memurniakan besi oleh pembuat besi yang lampau. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer

furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi  bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills

adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.

II.

Sifat-sifat Baja

(6)

Sif at fi sik

Sifat fisik baja meliputi : berat, berat jenis, daya hantar p anas dan konduktivitas listrik. Baja dapat berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas.

Sifat mekani s

Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah

kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:

a. Kekuatan.

Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress.

Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu : - tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis - tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh

- tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapaikekuatan maksimum.

b. Keuletan (ductility )

Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga  berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.

c. Kekerasan

Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus  permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll

d. Ketangguhan (toughness )

Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai  baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh

dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact /pukul takik).

e. Elastisitas (elastici ty) 

Kemampuan atau kesanggupan untuk dalam batas –  batas pembebanan tertentu sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.

f. Kekenyalan atau keliatan (tenacity )

Kemampuan atau kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang  besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan

dalam untuk jangka waktu pendek.

g. Kemungkinan ditempa (maleability )

Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah  bentuknya.

III.

Klasifikasi Baja

Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk menjadi  berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada 3 jenis baja, yaitu :

(7)

Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :

- Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C) - Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C) - Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)

Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.

Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau baja  profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu baja karbon  juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90%. Pada bidang teknik

sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik da ri baja itu sendiri.

b. Baja Paduan

Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsure silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan , yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.

Baja paduan dapat di klasifikasikan sesuai dengan :

  Komposisi

Berdasarkan komposisi baja paduan di bagi menjadi :

-Baja tiga komponen : terdiri satu unsure pemandu dalam penambahan Fe dan C. -Baja empat komponen : terdiri dari dua unsure pemandu dst.

 Struktur

Baja di klasifikasikan berdasarkan :

o Baja pearlit (sorbit dan trostit), di dapat jika unsur-unsur paduan relative k ecil o maximum 5 %, baja ini mampu di mesin, sifat mekaniknya meningkat oleh o heat treatmen (hardening &tempering)

o Baja martensit unsure pemandunya lebih dari 5% sangat keras dan sukar di mesin. o Baja austensitterdiri dari 10 –  30% unsure pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co)

misalnya : baja tahan karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).

o Baja ferrit terdiri dari sejumlah besar unsure pemadu (Cr, W atau Si) tetapi

karbonnya rendah. Tidak dapat di keraskan.

o Baja karbit / ledeburit (ledeburit), terdiri sejumlah karbon dan unsure- unsur

 pembentuk karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr)

  Penggunaan

Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan :

 Baja konstruksi (structural steel)

Baja konstruksi, di bedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsure  pemadunya, yaitu :

o Baja paduan rendah (maximum 2 %) o Baja paduan menengah (2 –  5 %) o Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %)

(8)

 Baja perkakas (tool steel) di pakai untuk alat pemotong, komposisinya tergantung bahan

dan tebal benda yang di potong / di sayat pada kecepatan potong, suhu kerja.

 Baja dengan sifat fisik khusus

o Baja tahan karat o Baja tahan panas

o Baja tahan pakai pada suhu tinggi

c. Baj a Tahan K arat (Stain less-steel)

Baja tahan karat adalah paduan besi dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa disebut Stainless Steel . Komposisi ini membentuk thin protective layer  Cr 2O3.

Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima golongan ,penggolongan ini dilakukan menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :

1. Stainless Steel martensitik  2. Steinless steel feritik 

3. Stainless Steel Austenitik  4. Stainless Steel duplex

5.  Precipitation

 – 

hardening Stainless Steel .

IV.

Proses Pembuatan Baja

-Pembuatan Besi Kasar

Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut.

1. Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.

2. Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar 50%.

3. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.

4. Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung  besi berkisar 40%.

Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu- batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan  bijih besi, bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir

antara bijih besih dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijih-bijih besi halus dan  butir-butir yang kecil diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang

dapat dipakai kembali sebagai isi dapur.

Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya

dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini.

(9)

Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut

dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu

dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara. Proses pada dapur tinggi seperti dalam gambar 1.

Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam  bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi

tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin.

Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung c airan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.

-Proses dalam dapur tinggi

Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada p roses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada  pembakaran suhu tinggi + 1800ᵒ C dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat

(10)

Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai  bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan

sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.

Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya di alirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.

Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku.

-Pembuatan Baja dari Besi Kasar

Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsur-unsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang terlalu tinggi, fosfor,  belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan berbagai

cara.

Berikut ini diagram pembuatan baja:

Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar digunakan dengan cara sebagai berikut.

(11)

Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.

Sistem kerja

 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 15000C,

 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)  Kembali ditegakkan.

 Udara dengan tekanan 1,5 –  2 atm dihembuskan dari kompresor.

 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.

Proses konverter terdiri dari:

a.  Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.

Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian  bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara. Bejana ini

dapat diguling-gulingkan.

Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur

masih tetap dalam keadaan encer.

Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbon sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar,

kekurangan itu harus ditambahy dalam bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang

mengandung mangan.

Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk

mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses Bessemer menggunakan  besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan

fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali.

Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya  bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan

yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi penggaraman. b.  Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.

Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak mengandung fosfor.

Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat a rangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri akan terbakar.

(12)

Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi.

Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat

dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil  proses yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan

sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel. c.  Proses Basic Oxygen Furnance

Proses Oksi yaitu:

1. Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan). 2. Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan

kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400

kN/m2.

3. Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S. Proses konvertor yang lebih modern adalah proses oksi, pada proses ini menggunakan bahan besi kasar yang mempunyai komposisi kurang baik apabila dikerjakan dengan konvertor Bessemer maupun Thomas. Disini zat asam murni dihembuskan di atas cairan dan kadang-kadang juga kedalam cairan besi, sehingga karbon, silisium, mangan dan sebagainya terbakar. Hasil pembakaran unsur-unsur tersebut ditampung oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat menjadi terak yang mengapung di atas cairan besi.

Proses pembakaran zat asam dengan zat arang terjadi pada panas yang tinggi sekali, maka diperlukan pendinginan dengan jalan memberikan tambahan baja bekas. Hasil akhir dari proses ini adalah baja oksi yang bermutu sangat baik karena pengaruh  buruk dari unsur udara tidak ada. Oleh karena itu baja oksi baik sekali digunakan

sebagai bahan pembuatan konstruksi dan komponen-komponen mesin, seperti : poros,  baut, pasak, batang penggerak dan lain-lainnya.

Keuntungan dari proses oksi adalah sebagai berikut : a. Waktu proses relatif pendek.

 b. Hasilnya mengandung fosfor (P)dan belerang (S) yang rendah. c. Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama dibanding proses lainnya.

d. Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.

2. Proses Marti n (dapur Siemen M artin )

Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika

dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.

Proses Martin menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:

(13)

 sebagai Fundamen/ landasan dapur  menghemat pemakaian tempat

  bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

  besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),

  besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

Proses Martin dibagi menjadi dua yaitu:

a.  Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah. b.  Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.

Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur 600 sampai 900ᵒ C. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 1800ᵒ C.

gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan didinginkan.

Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan

(stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.

Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat d iatur dan ditentukan dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama.

Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.

Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas adalah sebagai berikut :

a. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan percobaan-percobaan.

 b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan.

c. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.

Selain keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.

3. Dapur L istrik untuk baja Campuran

Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut,

(14)

a. Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.  b. Pengaruh zat asam praktis tidak ada.

c. Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.

d. Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat e. Temperatur dapat diatur

f. Efisiensi termis dapur tinggi

g. Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik

h. Kerugian akibat penguapan sangat kecil

Proses dapur listrik dibagi menjadi: a.  Dapur listrik busur nyala api.

Dapur ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api, dapur ini juga dikenal dengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini merupakan suatu tungku yang bagian atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada arus  bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan arus putar. Misalnya  pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda arang yang berada di

atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan arus putar. Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar tungku. Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik membentuk busur n yala dari elektroda kepada cairan dan kembali dari cairan ke elektroda lainnya.

b.  Dapur listrik induksi.

Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan

dapur induksi frekuensi tinggi. Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus induksi dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendiri

sedangkan dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil saja.

I.  Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip transformator. Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang

sebagai gulungan sekunder transformator yang dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam dapur mengalir suatu aliran listrik yang  besar dan membangkitkan panas yang tinggi. Akibatnya isi dapur mencair dan

campuran-campuran tambahan dioksidasikan.

II.  Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali yang diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan arus  bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini merupakan

aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi sehingga mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.

Hasil akhir dari dapur listrik disebut baja elektro yang bermutu san gat baik untuk digunakan sebagai alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-lainnya.

(15)

Bab III

Penutup

KESIMPULAN

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

Sifat baja yaitu, sifat fisik baja meliputi: berat, berat jenis, daya hantar p anas dan

konduktivitas listrik. Baja dapat berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas dan sifat mekanis baja adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan  beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan did alam

memikul beban yang berasal dari luar.

Secara garis besar ada 3 jenis baja, yaitu :

a. Baja Karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor.

b. Baja Paduan yaitu komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsure silisium dan mangan.

c. Baj a T ahan Kar at (Stainl ess-steel)  adalah paduan besi dengan minimal 12%

Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa disebut Stainless Steel .

Proses pada pembuatan baja

Proses dapur tinggi yang merupakan proses awal pembuatan baja dari biji besi menjadi  baja kasar untuk diproses lebih lanjut.

Proses Konvertor meliputi, proses Bessemer untuk besi kasar dengan k adar fosfor yang rendah, proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi, proses Oksi.

Proses Martin (dapur Siemen Martin) meliputi, proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah, proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.

Dapur Listrik untuk baja Campuran meliputi, dapur listrik busur nyala api dan dapur listrik induksi.

(16)

KATA PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, kurang dimengerti, dan tidak lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.

Kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah

motivasinya dalam mengapai cita-cita yang di inginkan, karena kami membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://shinqueena.wordpress.com/2009/06/07/baja-dan-proses-pembuatannya/ http://fitrahchem.blogspot.com/2013/01/makalah-proses-industri-kimia-1.html

http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/24/proses-pembuatan-baja-karbon/

2003. Modul: PROSES PEMBUATAN BESI DAN BAJA, Kompetensi : Teknologi Bahan Dan Teknik Pengukuran (.pdf)

Referensi

Dokumen terkait

membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, denganmenggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yangdihasilkan oleh

Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens Martin ) digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge).. Pada

Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-kotoran (menghilangkan

Besi cair di dalam Blast Furnace, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam bentuk balok/balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi

Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besikasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahanancuran

Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotorankotoran &amp;menghilangkan bahanbahan yang

Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi kasar, tapi sebagian fabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi, sehingga masih dalam keadaan cair langsung

Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-kotoran (menghilangkan