• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Isk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Isk"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Bagian Keperawatan Medikal Bedah Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Pendidikan Profesi Ners Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Baramuli STIKes Baramuli LP MINGGU l LP MINGGU l Tgl 08 April 2017 Tgl 08 April 2017

INFEKSI SALURAN KENCING

INFEKSI SALURAN KENCING

Disusun Oleh: Disusun Oleh: NAMA

NAMA : : HESTIN HESTIN LAONAHA, LAONAHA, S. S. KepKep

NIM :

NIM :

CI

CI LAHAN LAHAN CI CI INSTITUSIINSTITUSI

Ns.

Ns. Olche Olche Hingkua, Hingkua, S. S. Kep Kep Ns. Anuthfa Ns. Anuthfa Amri, Amri, S. S. KepKep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Arnol Sahabuddin, S Ns. Arnol Sahabuddin, S

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

STIKes Baramuli

STIKes Baramuli

2017

2017

(2)

Bagian Keperawatan Medikal Bedah Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Pendidikan Profesi Ners Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Baramuli STIKes Baramuli Laporan Kasus Laporan Kasus Tgl 08 April 2017 Tgl 08 April 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H

DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KENCING DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KENCING DIRUANG WANITA PERAWATAN PUSKESMAS TENTENA DIRUANG WANITA PERAWATAN PUSKESMAS TENTENA

Disusun Oleh: Disusun Oleh: NAMA

NAMA : : HESTIN HESTIN LAONAHA, LAONAHA, S. S. KepKep

NIM :

NIM :

CI

CI LAHAN LAHAN CI INSTITUSICI INSTITUSI

Ns.

Ns. Olche Olche Hingkua, Hingkua, S. S. Kep Kep Ns. Ns. Anuthfa Anuthfa Amri, Amri, S. S. KepKep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Arnol Sahabuddin, S Kep Ns. Arnol Sahabuddin, S Kep

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

STIKes Baramuli

STIKes Baramuli

2017

2017

(3)

Bagian Keperawatan Medikal Bedah Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Pendidikan Profesi Ners Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Baramuli STIKes Baramuli Laporan Kasus Laporan Kasus Tgl 08 April 2017 Tgl 08 April 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H

DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KENCING DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN KENCING DIRUANG WANITA PERAWATAN PUSKESMAS TENTENA DIRUANG WANITA PERAWATAN PUSKESMAS TENTENA

Disusun Oleh: Disusun Oleh: NAMA

NAMA : : HESTIN HESTIN LAONAHA, LAONAHA, S. S. KepKep

NIM :

NIM :

CI

CI LAHAN LAHAN CI INSTITUSICI INSTITUSI

Ns.

Ns. Olche Olche Hingkua, Hingkua, S. S. Kep Kep Ns. Ns. Anuthfa Anuthfa Amri, Amri, S. S. KepKep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Muh. Rudini, S.Kep Ns. Arnol Sahabuddin, S Kep Ns. Arnol Sahabuddin, S Kep

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Bagian Keperawatan Medikal Bedah

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

STIKes Baramuli

STIKes Baramuli

2017

2017

(4)

INFEKSI SALURAN KEMIH INFEKSI SALURAN KEMIH

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001) Infeksi Saluran Kemih (ISK) kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001) Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480) Infeksi Saluran sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480) Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan  pada

 pada manifestasi manifestasi bakteri bakteri pada pada saluran saluran kemih kemih (Engram, (Engram, 1998 1998 : : 121). 121). InfeksiInfeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.

virus/mikroorganisme lain.

B.

B. KLASIFIKASIKLASIFIKASI

Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut : Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut : a.

a. Kandung kemih (sistitis)Kandung kemih (sistitis)  b.

 b. Uretra (uretritis)Uretra (uretritis) c.

c. Prostat (prostatitis)Prostat (prostatitis) d.

d. Ginjal (pielonefritis)Ginjal (pielonefritis)

C.

C. ETIOLOGIETIOLOGI

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

a.

a. Pseudomonas, Proteus, KlebsiellaPseudomonas, Proteus, Klebsiella  b.

 b. Escherichia ColiEscherichia Coli c.

(5)

Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :

a. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.

 b. Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria.

c. Abnormalitas Struktural dan Fungsional

d. Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis

e. Obstruksi Contoh : Tumor, Hipertofi prostat

f. Gangguan inervasi kandung kemih Contoh : Malformasi sum-sum tulang  belakang kongenital, multiple sklerosis

g. Penyakit kronis Contoh : Gout, DM, hipertensi h. Instrumentasi Contoh : prosedur kateterisasi

D. PATOFISIOLOGI

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:

a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi.

 b. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.

c. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal.

(6)

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi. Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal  bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain. Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih  bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi. Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel  pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

E. MANIFESTASI KLINIK 

-Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah : a.  Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih  b. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis

c. Hematuria

d.  Nyeri punggung dapat terjadi

- Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :

(7)

g. Menggigil

h.  Nyeri panggul dan pinggang i.  Nyeri ketika berkemih

 j. Malaise k. Pusing

l. Mual dan muntah

F. DIAGNOSTIK TEST

a. Urinalisis

1. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang  besar (LPB) sediment air kemih

2. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik  berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

 b. Bakteriologis 1. Mikroskopis 2. Biakan bakteri

c. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

d. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.

e. Metode tes

1. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

(8)

2. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)

Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

3. Tes-tes tambahan :

Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi  juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari

abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi  penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

G. KOMPLIKASI

a. Gagal ginjal akut

 b. Ensefalopati hipertensif

c. Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif

H. PENATALAKSANAAN

Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan infeksi  berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis saluran

kemih.

a. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin, katrimoksazol,

(9)

sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin, amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan selama 7 hari.

 b. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan dengan terapi profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin. Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis, pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila  perlu sampai 2 tahun.

c. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang dengan  pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu dilakukan koreksi  bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan.

(10)

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN 1. Identitas klien

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.

2.Riwayat Kesehatan Sekarang:

Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya  jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.

3.Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.

4.Riwayat Kesehatan Keluarga:

Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.

(11)

5. Riwayat psikososial dan spiritual

Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam beribadat karena klien lemah.

6. Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani  penyakitnya

a. Aktifitas dan latihan

Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang dialami. Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.

 b. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena nyeri yang dialami c. Nutrisi metabolic

Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.

d. Eliminasi

Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar.

e. Kognitif Perseptual.

Daya ingat pasien ISK kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan. f. Konsep Diri

Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.

(12)

g. Pola Koping

Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta pertolongan orang lain.

h. Pola seksual reproduksi

Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kelamin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh i. Pola peran Hubungan

Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melakukan peran.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.  Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lainnya

 b. Perubahan  pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgency dan hesistancy

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan nokturia d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi e.  Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan evaporasi berlebihan dan muntah

g. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, mekanisme coping tidak efektif h. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

 pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

(13)

a.  Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain

Tujuan: Nyeri hilang dengan spasme terkontrol

Kriteria hasil : Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada daerah suprapubik

Intervensi :

1. Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang

2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri 3. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.

4. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari. 5. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan

6. Kolaborasi pemberian analgetik

 b. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgensi dan hesitancy

Tujuan: Pola eliminasi urine membaik

Kriteria hasil : Pola eliminasi urine membaik ditandai dengan klien melaporkan berkurangnya frekuensi ( sering berkemih) urgensi dan hesistensi.

Intervensi :

1. Kaji pola eliminasi klien

2. Rasional: sebagai dasar dalammenentukan intervensi selanjutnya

3. Dorong pasien untuk minum sebanyak mungkin dan mengurangi minum  pada sore hari

4. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-3 jam dan bila tiba- tiba dirasakan. 5. Siapkan / dorongan dilakukan perawatan perineal setiap hari.

(14)

Tujuan : Pola tidur membaik

Kriteria hasil: Pola tidur membaik ditandai dengan klien melaporkan dapat tidur, klien nampak segar

Intervensi :

1. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi 2. Berikan tempat tidur yang nyaman

3. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur misalnya, mandi hangat dan masase,segelas susu hangat

4. Kurangi kebisingan dan lampu 5. Instruksikan tindakan relaksasi 6. Kolaborasi pemberian obat

a) Analgetik  b) Sedatif

d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi iflamasi Tujuan : Suhu tubuh kembali normal

Kriteria hasil: Suhu tubuh kembali normal ditandai dengan klien melaporkan tidak demam, tidak terba panas, TTV dalam batas normal

Intervensi :

1. Kaji adanya keluhan atau tanda-tanda perubahan peningkatan suhu tubuh 2. Observasi TTV terutama suhu tubuh sesuai indikasi

3. Kompres air hangat pada dahi dan kedua aksilla 4. Kolaborasi pemberian obat-obatan antipiretik

e.  Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia Tujuan : Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Kriteria hasil : Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat  badan, menunjukkan peningkatan selera makan, klien menghabiskan porsi

(15)

Intervensi :

1. Kaji intake makanan klien

2. Dorong tirah baring/atau pembatasan aktivitas 3. Berikan kebersihan oral

4. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani

5. kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetik

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk  perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa,  Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan

 Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif. 2000.  Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media Aesculapius

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:  pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah.

Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

(16)

ASUHAN KEPERAWATAN

 Nama Mahasiwa : Hestin Laonaha, S.Kep

Ruangan : Kamar Wanita

Tanggal Pengkajian : 1 April 2017

I. IDENTITAS DIRI KLIEN

 Nama : Ny.

H

Tgl Masuk RS : 1 April 2017

Tmpt /Tgl Lahir : Tentena 20 Mei 1980 No. RM :

Umur : 37 Thn Sumber Informasi : Klien & Kluarga

Jenis Kelamin : Perempuan Keluarga yg dpt di hubungi: Tn.

”A”

Alamat : Tentena Pendidikan : SMA

Sts. Perkawinan : Kawin Pekerjaan : Petani

Agama : Kristen Alamat : Tentena

Suku : Mori Lain-lain :

-Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Lama Kerja :

-II. STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Alasan masuk : Klien mengatakan nyeri kalau BAK yang dialami ± 3 hari yang lalu disertai rasa panas dan keluar darah sedikit.

2. Keluhan utama : Nyeri BAK.

3. Factor pencetus : Kurang mengkonsumsi air putih.

4. Lamanya keluhan: klien mengatakan keluhan nyeri spanjang miksi. 5. Timbulnya keluhan: mendadak

6. Faktor yang memperberat : klien mengatakan keluhan bertambah berat jika  banyak duduk.

7. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri: tidak banyak bergerak/ istirahat

(17)

8. Diagnosa medik

Infeksi Saluran Kencing.

lll. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang pernah dialami: a. Kanak-kanak : demam  b. Kecelakaan: tidak pernah

c. Pernah dirawat: pernah

2. Imunisasi, klien mengatakan pernah diimunisasi 3. Kebiasaaan : Minum Teh

4. Obat-obatan : Penurun demam ( PCT ) 5. Pola nutrisi

Sebelum Sakit:

  berat badan :55 Kg

 tinggi badan : 155 cm

  jenis makanan : Nasi, sayur, ikan , kadang-kadang daging  Makanan yang tidak disukai : tidak ada

  Nafsu makan :

( √ )

  perubahan berat badan 6 bulan terakhr:

( ) Bertambah

…….. Kg (√ ) Tetap

60Kg () Berkurang

………..

Kg

Perubahan setelah sakit:

Jenis diet : - Nafsu makan : baik

Rasa mual ( + / - ) Muntah : tidak pernah muntah Porsi makan dihabiskan

6. Pola eliminasi

Sebelum Sakit: a. Buang air besar:

(18)

 b. Frekuensi : 1 kali perhari

c. Penggunaan pencahar : tidak mengkomsumsi obat pencahar d. Waktu : pagi Konsitensi: padat

e. Buang air kecil

f. Frekuensi: 2- 4 x perhari warna: kuning kemerahan bau : amoniak g. Jumlah urin : sedikit. Keluhan lain: nyeri kalau BAK.

Setelah Sakit :

a. Buang air besar

Frekuensi : 1 x sehari Waktu : pagi hari Konsistensi : padat lunak  b. Buang air kecil

Frekuensi : 1-3 x perhari

Warna : Kuning

Bau : Berbau urea

Keluhan Lain : Klien mengatakan terasa panas dan nyeri kalau  buang air kecil.

7. Pola tidur dan istirahat

Sebelum sakit:

~ Waktu tidur (jam): Malam 23.00-05.00 siang14.00-15.00 ~ Lama tidur perhari: 7 jam

~ Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada ~ Kebiasaan saat tidur: mendengkur

Perubahan Setelah Sakit:

Kien mengatakan tidak ada perubahan setelah sakit 8. Pola aktivitas dan latihan:

(19)

a. Kegiatan dalam pekerjaan:IRT

 b. Kegiatan diwaktu luang: kumpul sama keluarga

Perubaha Setelah Sakit:

Klien mengatakan selama sakit tidak bisa lagi beraktifitas, klien merasa lemah dan kebutuhannya tergantung sama keluarga

III. RIWAYAT KELUARGA

Genogram: Keterangan: :Laki-laki :Perempuan : Klien : Meninggal

IV. ASPEK FSIKOSOSIAL

1. Pola pikir dan persepsi

a. Alat bantu yang digunakan: tidak ada

37 40

6 12

(20)

 b. Kesulitan yang dia: tidak ada 2. Persepsi sendiri

Hal yang amat difikirkan saat ini: tentang penyakitnya dan ingin sembuh secepatnya

Harapan setelah perawatan: bisa memenuhi kebutuhan dasarnya 3. Suasana hati:

Rentang perhatian: klien cemas dan gelisah, klien mengatakan khawatir dengan keadaannya, klien nampak slalu menanyakan kondisinya

4. Hubungan/komunikasi a. Tempat tinggal

 bersama yaitu : suami  b. Bicara

Baik

5. Kehidupan keluarga :

1. Adat istiadat yang dianut : Mori 2. Pembuat keputusan : keluarga; 3. Pola kumunikasi : baik

4. Pola keuangan : Kurang memadai e. Pertahan koping

f. Pengambilan keputusan : musyawarah dengan keluarga g. Yang disukai tentang diri sendiri : tidak ada

h. Yang ingin diubah dari kehidupan: memperbaiki pola makan dan kehidupan sehari-hari sesuai prosedur kesehatan yang dianjurkan

6. Sistem nilai dan kepercayaan

a. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan, penting bagi anda: klien mengatakan ya

(21)

 b. Kegiatan agama yang dilakukan (macam dan frekuensi): ke Gereja

c. Kegiatan Agama/kepercayaan yang ingin dilaksanakan diPuskesmas :  berdoa

V.PENGKAJIAN FISIK 

1. Kesadaran: Compos mentis Keadaan Umum: sedang Tanda-tanda vital:

TD: 140/80 mmHg N: 100 x/menit

P: 32 x/menit S: 38,8 C.

2. Kepala

a. Inspeksi:

Bentuk kepala: tidak ada pembesaran Kesimetrisan muka, tengorak: Simetris

Warna/distribusi rambut/kulit kepala: Warna hitam, tebal dan kulit kepala bersih dan tidak ada lesi.

Klien nampak gelisah  b. Palpasi

Massa: tidak ada  Nyeri tekan: tidak ada

c. Keluhan yang berhubungan: -3. Muka

 Inspeksi

 Simetris kiri dan kanan, ekspresi wajah nampakmeringisjikakesakitan

Palpasi

 Tidak ada benjolan dan tidak terasa nyeri pada bagian muka

(22)

a. Inspeksi:

 Kelopak mata: tidak nampak pembengkakan.

 Konjungtiva: tidakanemis

 Skleratidakikterus,

 Ukuran pupil: isokor

 visus: bisa melihat dengan baik

 Raksi terhadap cahaya: pupil mengecil

 Gerakan bola mata: dapat menggerakkan bola mata semua arah mata angin

 b. Palpasi;

 TIO: tidak ada

 Massa tumor: tidak ada

  Nyri tekan: tidak ada c. Lain-lain:

Fungsi penglihatan : Baik 5. Hidung

a. Inspeksi

Bentuk kesimetrisan lubanghidungsimetris, bengkak tidak ada, septum tidak ada,secret tidak ada.

terpasang O23-4 Lpm  b. Palpasi

Sinus tidak ada nyeri tekan/bengkak tidak ada 6. Mulut dan tenggoraokan:

Sulit/gangguan bicara tidak ada Klien Nampak batukberlendir 7. Leher

(23)

Bentuk kesimetrisan: simetris Mobilisasi leher: baik

 b. Palpasi

c. Kelejar tiroid: tidak ada pembesaran d. Vena jugularis: tidak terdapat distensi 8. Dada, paru-paru dan jantung

a. Inspeksi

 Bentuk dada normal chest dan simetris   Nampak tarikan intercostal

 Frek.Napas 32 x/menit  Klien Nampak sesak

 b. Palpasi

  Nyeri tekan tidak ada dan tidak ada massa tumor.  Denyut apeks teraba

 Auskultasi;

 Suara nafas: vesikuler  Suara tambahan:

 Bunyi jantung I dan II terdengar dengan jelas.

c. Perkusi:

 Heper,/lien/ginjal/kandung kemih/; dalam batas normal

9. Abdomen a. Inspeksi:

Kesimetrisan dan warna sekitar tidak ada perbedaan  b. Auskultasi:

(24)

c. Perkusi:

Identifikasi batas organ: Timpani d. Palpasi:

Hepar/lien/ginjal/kandung kemih: tidak ada klainan 10. Status Neurologis: GCS: E:4 M: 6 V:5

Refleks Fisiologis: Bisep (+), Trisep (+), Patella (+), Ekstremitas

Keadaan ekstremitas: baik Kesimetrisan :

Atropi : tidak terdapat pembesaran ROM : aktif Edema : tidak edema Cyanosis : tidak sionosis Akral : hangat

Perubahan warna : tidak terjadi perubahan warna pada ekstremitas Kulit: turgor kulit elastis, Bibir: bibir kering

Kuku: tidak sionosis CRT : < 2 Detik Tanpak pemasangan IVFD di sebelah tangan bagian kanan Kekuatan otot

5 5

(25)

VI.DATA PENUNJANG

Urinalisis

a) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih  b) Hematuria 5

 – 

 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

VII.TERAPI MEDIS

a. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.

 b. Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1

 – 

2 minggu

c. Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam jangka waktu 3

 – 

 4 minggu

d. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam waktu 3

 – 

 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.

e. Analgetik dan Anti spasmodic

Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita f. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.

Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

PENGELOMPOKAN DATA

Data Subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan nyeri pada perut - nyeri terasa bertambah jika

 beraktifitas

- Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaannya

- Klien mengatakan tidak bisa  beraktifitas karna sesak

- Keluarga klien mengatakan sebagian kebutuhan klien dibantu - Klien bertanya tentang

 penyakitnya

- TD: 140/80 mmHg -  N : 100 x/i - P : 32 x/i - S : 36,8 °c

- Klien Nampak lemah - Klien cemas dan gelisah

- Kebutuhan (ADL) klien dibantu keluarga

(26)

ANALISA DATA

 No Data Etiologi Masalah

1 .

DS :

 pasien mengeluh nyeri DO

- TD: 140/80 mmHg -  N : 100 x/i - P : 32 x/i - S : 36,8 °c

 Nyeri pada perut Gangguan rasa

(27)

2 DS: DO: - TD: 140/80 mmHg -  N : 100 x/i - P : 32 x/i - S : 36,8 °c

(28)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

 No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1

2.

Gangguan rasa nyaman : nyeri pada daerah uterus dansekitarnya,

sehubungan dengan akibat adanya peradangan DS: -Klien meng ataka n nyeri DO:

klien nampak meringis - TD: 140/80 mmHg  N : 100 x/i P : 32 x/i S : 36,5 °c Hipertermisehubunganden ganakibatadanyainfeksi DS: Klien mengatakan merasa demam DO: S = 38

Pola nafas efektif, dengan criteria hasil : - Pasientidaksesak - Pasientampaktenang Suhutubuhpasien normal ( 36

 – 

 37 c) 2) Pasientenang 1. Beripenjelasantentan gpenyebab rasa nyeri

. Observasi TTV

. Tempatkanklienpada  posisi semi fowler

. Berikanobatsesuaiind ikasi 1. Pantau TTV 2. Beri penjelasan tentang kenaikan suhu tubuh 3. Anjurkan klien  banyak minum air

4. Kolaborasi dalam  pemberian antipiretik. 1.Penjelasan . Sebagaiac .Posisitegak  . Untukme 1. Memperm . agar pasie . minum ba .antipiretik

(29)

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal No.Dx ImplementasiKeperawatan

Senin21/0 32017

1 Pukul 14.20

1. memberipenjelasantentangpenyebab rasa nyeri 2. mengobservasi TTV

3. menempatkanklienpadaposisi semi fowler 4. memberikanobatsesuaiindikasi 21/03/2017 Pukul 20.15 S : klienmen O : klien Na A : Masalahb P : Lanjutka

(30)

Senin 21/03/ 2017

2 Pukul 14.45

1. Memantau TTV

2. memberi penjelasan tentang kenaikan suhu tubuh 3. menganjurkan klien banyak minum air

4.  berkolaborasi dalam pemberian antipiretik

21/03/2017 Pukul 20.35 S: Klien men O: s=38 A: Masalahb P: Lanjutkani

Referensi

Dokumen terkait

?Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka operasi' S : klien mengatakan sudah dapat tidur, tapi sakit sedikit berkurang. O : klien tenang dan mulai dapat adaptasi

Ibu klien mengatakan bahwa pada waktu bayi anak sering sakit, biasanya disentri, pernah juga klien mengalami radang paru-paru.. Ibu klien rutin memeriksakan anaknya

Nenek klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami trauma. Klien lahir dengan persalinan normal di rumah sakit dengan penolong dokter.. d) Riwayat tumbang :.. Klien

- Tingkat keluhan gejala klinik nyeri wajah: merupakan keluhan berupa rasa sakit atau rasa tertekan pada daerah pipi, dahi dan sekitar mata yang dirasakan oleh pasien

c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien apakah sering mengalami konstipasi atau tidak. Keluhan mengenai nyeri waktu defekasi, duduk, dan

M mengalami post eksisi tumor bawah lidah dengan luka jahitan di bawah lidah, terlihat bengkak dan klien mengatakan sakit pada lukanya..1. Riwayat

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,

Sehubungan dengan data di atas didapatkan bahwa pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi : alasan klien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam