• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pelayanan Pasien Lanjut Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pelayanan Pasien Lanjut Usia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 LAMPIRAN

LAMPIRAN : : KEPUTUSAN KEPUTUSAN DIREKTUR DIREKTUR RUMAH RUMAH SAKITSAKIT UMUM DAERAH PEMANGKAT

UMUM DAERAH PEMANGKAT NOMOR

NOMOR : : TAHUN TAHUN 20162016 TANGGAL :

TANGGAL :

PANDUAN PELAYAN

PANDUAN PELAYANAN AN PADA PASIEN LEPADA PASIEN LEMAH DAN LANJUMAH DAN LANJUT USIAT USIA DENGAN KETERGANTUNGAN BANTUAN

DENGAN KETERGANTUNGAN BANTUAN

BAB I BAB I PENGERTIAN PENGERTIAN

Lanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia pria atau Lanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia pria atau wanita yang telah mencapai usia 60

wanita yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik potensial maupun tidaktahun ke atas, baik potensial maupun tidak potensial. Sedangkan batasan lanjut usia menurut

potensial. Sedangkan batasan lanjut usia menurut WHO South East AsiaWHO South East Asia Regional Office

Regional Office (Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan(Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah usia usia lebih dari 60 tahun. Dilihat dari ciri

Timur) adalah usia usia lebih dari 60 tahun. Dilihat dari ciri -ciri fisiknya, manusia-ciri fisiknya, manusia lanjut usia memang mempunyai karakteristik yang spesifik. Secara alamiah, lanjut usia memang mempunyai karakteristik yang spesifik. Secara alamiah, maka manusia yang mulai menjadi tua akan mengalami berbagai perubahan, maka manusia yang mulai menjadi tua akan mengalami berbagai perubahan, baik yang menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya. Proses menua baik yang menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya. Proses menua mengakibatkan berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga seringkali mengakibatkan berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga seringkali berbagai masalah kesehatan terjadi pada satu individu usia lanjut. Ada lansia berbagai masalah kesehatan terjadi pada satu individu usia lanjut. Ada lansia yang masih aktif tanpa bantuan orang lain dan ada yang pasif dengan yang masih aktif tanpa bantuan orang lain dan ada yang pasif dengan ketergantungan bantuan karena sakit atau lumpuh.

ketergantungan bantuan karena sakit atau lumpuh.

Lansia dengan ketergantungan bantuan adalah lansia yang keadaan Lansia dengan ketergantungan bantuan adalah lansia yang keadaan fisiknya lemah dan memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Pasien fisiknya lemah dan memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Pasien lemah adalah pasien dengan kondisi fisik yang lemah yang memerlukan lemah adalah pasien dengan kondisi fisik yang lemah yang memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitasnya.

bantuan orang lain dalam aktivitasnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasien lansia dengan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasien lansia dengan ketergantunganbantuan pada dasarnya sama dengan pasien lansia aktif ketergantunganbantuan pada dasarnya sama dengan pasien lansia aktif lainnya, khususnya bagi yang lumpuh perlu dicegah agar tidak terjadi lainnya, khususnya bagi yang lumpuh perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus.

(2)

BAB II

RUANG LINGKUP

1. Pengelolaan pada pasien lansia

2. Pengelolaan pada Unit gawat darurat, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi radiologi dan instalasi laboratorium

(3)

3

BAB III

TATA LAKSANA

A. DeteksiMasalah Yang Sering Dijumpai 1. Gangguan keseimbangan dan jatuh

Penurunan aktifitas fisik menyebabkan kemunduran dan kelemahan otot-otot, sendi menjadi lebih sulit digerakkan, dan kewaspadaan terhadap lingkungan juga berkurang. Semua ini akan memperburuk disfungsi sosial. Gangguan keseimbangan yang dapat membawa akibat  jatuh, sangat mahal nilainya baik dari segi ketergantungan dan

gangguan fungsi fisik maupun biaya. 2. Nutrisi pada lanjut usia

Orang lanjut usia dapat mempunyai risiko malnutrisi karena terjadi penurunan asupan makanan akibat perubahan fungsi saluran cerna, metabolisme yang tidak efektif, defek utilisasi nutrien dan kegagalan organ. Keadaan tersebut diperberat dengan koinsidensi dari penyakit akut atau kronik, trauma, keadaan hiperkatabolik, dan terapi obat yang dapat mempengaruhi status nutrisi.

3. Demensia

Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat, yang disebabkanoleh penyakit otak, dan tidak disertai dengan gangguan tingkat kesadaran.Demensia merujuksindroma klinis yang mempunyai bermacampenyebab. Penderita dengan demensia harusmempunyai gangguan memori selainkemampuan mental lain seperti berpikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna. Jenis terbanyak dari demensia adalah penyakit  Alzheimer.

4. Pernafasan

Kemungkinan aspirasi adalah suatu resiko tambahan yang dapat menyebabkan radang paru. Pasien tidak dapat memberitahukan jika ada masalah dengan pernafasannya.

(4)

Baik konstipasi maupun retensi urine dapat saja timbul tanpa adanya pemberitahuan dari pasien.Inkontinensia urine dan feses akan timbul secara terus menerus,kadang-kadang karena tidak adanya kamar mandi,tapi juga karena tidak lagi merasakan dorongan-dorongan untuk melakukannya.Pakaian dapat mengganggu pasien untuk secara mandiri ke kamar mandi.

6. Regulasi Suhu

Pengalaman yang lain akan unsur panas dan dingin dapat menjadi sebab dari cara bereaksi yang salah terhadap keadaan sekeliling.Pasienpun sering tidak mampu memilih pakaian yang cocok dengan keadaan iklim /musim dalam tahunan.

7. Ambulasi

Pada kelompok pasien-pasien ini,disamping timbul hambatan gerak juga timbul hambatan berjalan.Pada hambatan berjalan timbul bahaya dapat  jatuh,ini juga terjadi karena dia tidak dapat melihat atau menafsirkan

hambatan-hambatan yang ada.Hambatan-hambatan dalam gerak bisa menyebabkan timbulnya resiko atrofi dan kontraktur.

8. Istirahat,Keteraturan dan Aktivitas

Pasien psikogeriatrik biasanya mengalami gangguan sirkadian malam dan siang.Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat sering akan mengarah pada salah satu bidang secara berlebihan.Pemakaian obat-obatan dapat memberi pengaruh negatif terhadap istirahat pasien tersebut.

9. Perawatan Pribadi

Pada umumnya pasien masih tergantung pada bimbingan dan bantuan yang diberikan pengasuhnya dalam perawatan diri mereka walaupun secara naluri pasien sebenarnya menolak ketergantungan ini .Karena mereka kehilangan pandangan tentang kemampuan jasmani mereka maka pasien mempunyai masalah dengan melakukan kebiasaan mereka.Oleh karena kurangnya reaksi terhadap tekanan pada tubuh

(5)

5

10. Keamanan perlindungan dan Keintiman

Pasien akan senantiasa merasa dirinya berada dalam suatu lingkungan yang asing,suatu situasi yang tidak memberi rasa aman baginya.Ia akan selalu mencari lingkungan yang aman,yang mungkin hanya ada dalam angan-angannya.Selain itu lingkungan di dalam ruang perawatan dapat memberikan bahaya yang nyata bagi pasien (adanya kursi atau kursi roda,tempat tidur yang tinggi,dan lain sebagainya)

11. Komunikasi dan Interaksi

Komunikasi dengan orang lain selalu membawa masalah,baik gangguan dalam daya ingat maupun proses berpikirnya,serta cara menggunakan bahasa yang dapat dimengerti orang lain.Hal ini adalah masalah-masalah dalam kekurangan komunikasi

12. Memenuhi dan Mengatur Kehidupan

Pada pasien psikogeriatrik,pemenuhan pengaturan kehidupannya hanya tertuju pada saat sedang berlangsung.Waktu lampau dan akan datang tidak dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan pemenuhan dan pengaturan hidupnya.

B. Perawatan Pasien Lemah dan lanjut usia ( Lansia ) 1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

a.  Penyebab

o Penurunan alat penghiduan dan pengecapan

o Organ pengunyah kurang sempurna

o Rasa penuh pada perut dan susah BAB

o Melemah otot-otot lambung dan usus

 b. Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin c. Kebutuhan nutrisi

o Kalori : 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita

o Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan

(6)

o Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan

o Vitamin dan mineral sama dengan usia muda

o Air 6-8 gelas/hari

d. Rencana tindakan

o Berikan makanan porsi kecil tapi sering

o Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin

o Berikan makanan yang mengandung serat

o Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori

o Batasi minum kopi dan teh

2. Peningkatan keamanan dan keselamatan a. Penyebab

o Fleksibilitas kaki yang berkurang

o Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun

o Pencahayaan yang berkurang

o Lantai licin dan tidak rata

o Tangga tidak ada pengaman

o Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak

b. Tindakan mencegah kecelakaan Klien :

o Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)

o Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya

o Biasakan gunakan pengaman tempat tidur jika tidur

o Bantu klien bila ke kamar mandi

o Usahakan ada yang menemani ketika bepergian

Lingkungan :

o Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi

o Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya

o Tempat tidur tidak terlalu tinggi

o Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai

o Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan

(7)

7

o Hindarkan lampu redup dan menyilaukan

o Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet

3. Memelihara kebersihan diri a. Penyebab

o Penurunan daya ingat

o Kurangnya motivasi

o Kelemahan dan ketidak mampuan fisik

b. Rencana tindakan

o Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene

o Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin

lotion

4. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur a. Penyebab

o  gatal-gatalPersonal hygiene kurang

o  insomsiaGgn psikologis

o Kebisingan, ventilasi dan sirkulasi, Kelemahan dan

ketidakmampuan fisikfaktor lingkungan b. Rencana tindakan

o Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman

o Mengatur lingkungan yang adekuat

o Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot

o Minum hangat sebelum tidur

5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi a. Penyebab

o Daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung

dan curiga b. Rencana tindakan :

o Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata

o Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan

o Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien

o Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri

(8)

o Menghargai pendapat klien

6. Pencegahan Dekubitus

Lansia dan pasien lemah potensial mengalami decubitus

o  Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan

kolagen

o Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit

neurologik, penyakit pemb. Darah, dehidrasi

o Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, alat tenun yang kusut

dan kotor, defisit personal hygiene

o Hindari dekubitus dengan miring kanan dan kiri tiap 1 hingga 2 jam

pada pasien lansia yang koma,dan gunakan matras yang dapat dikembangkan dengan angin dan pelindung tumit.

(9)

9

BAB IV DOKUMENTASI

Lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi ( CPPT )

DIREKTUR RSUD PEMANGKAT ,

dr. SEMUEL GERITS RAHANRA, MPH PEMBINA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kadar kolesterol pada pasien lanjut usia (lansia) adalah sebesar 45% lansia memiliki kadar kolesterol yang memenuhi batas kadar normal (<

dengan kondisi klinis rongga mulut pasien lansia pemakai gigi tiruan

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Sikap Lansia dalam Pemenuha Perawatan Diri Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan..

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kadar kolesterol pada pasien lanjut usia (lansia) adalah sebesar 45% lansia memiliki kadar kolesterol yang memenuhi batas kadar normal (<

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kadar kolesterol pada pasien lanjut usia (lansia) adalah sebesar 45% lansia memiliki kadar kolesterol yang memenuhi batas kadar normal (<

 yang dilakukan dilakukan di di dekat dekat tempat tempat perawatan perawatan pasien pasien di di luar luar laboratorium, laboratorium, baik rawat inap maupun

Sedangkan dari hasil wawancara pada 10 pasien lansia yang telah mendapatkan pendampingan spiritual tanggal 2-3 Maret 2011 di Instalasi Rawat Inap Dewasa Rumah

Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dengan pasien dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran