• Tidak ada hasil yang ditemukan

1742_Teknik Dasar Cetak Sablon Dan Digital Printing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1742_Teknik Dasar Cetak Sablon Dan Digital Printing"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Iefini[

llasa]

Glr[[$810il

Dr0rruPnilililG

I

Panduan

Kilat Mahir Sablon

dan

Digital

Printing

I

Disertai

-.r",r;M

Perkiraan Perincian Modal

(2)

Drs.

Sapto

Misriyanto

tefini[

Dasar

[etah

$ablon

f,an

Digital

Printing

(3)

Toknik Dasar Cetak Sablon dan Digital Printing

oleh: Drs. Sapto Misriyanto @ all rights reserued

Hak cipta dilindungi undang-undang Desain Sampul: Gunawan

Tata Letak Weni

Penyunting: Deti

Proofreader: Yopi

Diterbitkan oleh:

ilCdPleSS (Anssota tKAPt)

Jl.lrian JayaD-24, Perum Nogotirto Elok ll, Yogyakarta 55292 Telp. (027 4) 7 1 03084

Faks. (0274) 620879

Email:

Drs. Sapto Misriyanto

Teknik Dasar Cetak Sablon dan Digital Printing/Drs. Sapto

Misriyanto;- Cet. 1 - Yogyakarta: Media Pressindo,2009, iv+72 hlm, 15x23cm rsBN (10) 979-788-119-9 rsBN (13) 978-979-788-119-l 1.

Painting

l. Judul ll.

Deti

750 Distributor tunggal: PT. BUKU KITA

Jl. Kelapa Hijau No.22 RT006/03

Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa Jakarta 12620

Telp. (021)7888-1850

Faks. (021 ) 7888-1 860

Email: marketingbukukita@gmail.com

Website: http ://www. d isti buto rb u ku kita. com Cetakan Pedama, 2009

Undang-Undang Rl Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Gipta

Ketentuan Pidana P asal 7 2:

1.

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,

menge-darkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang

hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana di-maksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

Daltar

Isl

Kata Pengantar

...

Pendahutuan

Bab I

Perencanaan Gambar atau Tulisan

A. Pen ggambaran Langs ung (Di r ect Pai n ti ng Me t hod e )

B. Pemotongan (Cut Put ttethode)

C. Profitm (Profilm ttethode)

D. Resist (Resist ttlethode)

E. Foto Kopi (Photo Copy lAethode)

...

F. Setting Komputer Bab ll

Cetakan

...

10

A. Bingkai

Cetak

...10

B. Screen gause/Gasa

screen

...

11

C. Pemasangan Gaso Screen ke

Bingkai

... .12

D.

Raket

...15

E. Meja

Sablon

...-.-...17

Bab lll Proses

Produksi

...

19

A. Pemindahan Gambar ke Bingkai

Cetak

...

'19

B.

TeknikPenyablonan

...

35

C. Penyortiran Pascaproduksi

...

...

38

D. Mengatasi Kesalahan-kesatahan

Penyabtonan

...38

E.PerawatanAtatdanKesetamatanKerja...

...40

Bab lV Pengenalan Cat/Tinta Sablon dan Prosedur Penyablonan

...

46

A.

PengenatanCat/TintaSabton

...47

B.

ProsedurPencampuranCat...

...50

C. Aneka Formuta Cat

Kain

....

52

Bab V lnventarisasi Peralatan Sablon dan Penempatannya

...

5 5 A. Peratatan Afdruk dan Obat

Afdruk...

...

. 56

B. Peralatan

Produksi

...

56

C. MejaAdministrasi

danAtmari

...56

D. Bak Pengembangan/Pencucian & Perlengkapannya

...

56

1 3 7 7 8 B B 8 9

(4)

Bab Vl

Cetak DigitallDigitol

Printing

...

57

A. Perencanaan Gambar (lmoge

Planning)

...

... 59

B. Print Out

Master

...

59

C. Pemindahan Gambar (lmage Transf

er)

...

59

Bab Vll Pemasaran dan Pengembangan

Usaha

...

62

A. Atat

Peraga

...

67 B.

Katatog/DaftarHarga

...62

C. Surat

Penawaran

...63

D.

Promosi

...63

Bab Vlll ANAL|STS

USAHA

...

64

A. Anatisis Biaya dan

Pendapatan

...64

B. BreakEvent Point

(BEP)....

....66

C. Benefit Cost Rotio (B/C

Rotio)

...67

lstitah-istilah

Grafika...

...

68

Ihta

Penganlar

Segata puja-puji serta rasa syukur yang teramat datam bagi Attah

SWT atas karuniaNya terhadap penutis, sehingga mampu menyelesaikan

buku Teknik Dasar Sablon ini dengan [ancar. Buku ini diharapkan mampu

menjawab permasatahan para pekerja, perajin dan pengusaha sabton

akan kelangkaan buku semacam ini.

Terdorong oteh kebutuhan buku penuntun dan petunjuk sabton

ter-utama mereka yang baru memutai usaha sablon, penulis tergerak untuk

menyusun pengataman penutis yang tetah menggetuti pekerjaan sabton

seputuh tahun lebih, serta buku-buku percetakan dan sablon dari tite-ratur yang ada, kemudian merangkumnya menjadi ini.

Di datam buku ini, dijetaskan mutai daripenyiapan alat-atat, pengenatan cat dan obat /bahan kimia cetak sablon, penyimpanan dan tata ruang,

proses produksi, kegagalan produksi disertai sotusinya, hingga pe-ngembangan usaha dan anatisis usaha.

Meskipun penutis tetah berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mewujudkan buku

ini,

tentu buku

ini

masih banyak kekurangannya.

Untuk itu penutis akan sangat berterima kasih seandainya para pembaca, khususnya para praktisi cetak-sabton yang budiman, sudi memberikan

saran dan kritik yang membangun datam upaya menyempurnakannya. Buku ini juga ditengkapi CD yang berjudut ,,7 Langkah Sukses Sa-blon", yang merupakan visuatisasi praktik sabton untuk memudahkan pembaca mengaptikasikan itmu sabton ini.

Penutis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya buku ini hingga

sampai ke tangan pembaca, tak lepas dari banttran berbagai pihak.

Oteh sebab itu, dalam kesempatan kati ini penutis mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

(5)

Mas Sutis (Star Comp), Mas Budi (Rorensha Comp), Mas Adi (Tria Comp), yang telah membantu proses pembuatan buku ini.

Para praktisi sabton yang pernah penulis hubungi, tempat

me-nimba ilmu cetak sabton sekatigus guru bagi penutis.

Toko supplier sabton, yang membantu ketancaran pengadaan

atat dan obat-obatan sabton.

Media Pressindo Group yang telah bersedia menerbitkan buku

ini.

Soto, Oktober 2008

I

Pendahuluan

llaa

awa[ perkembangannya, cetak sabton hanya mampu ditakukan

Hslsh

para

pengusaha menengah

ke

atas. Hat

ini

I

disebabkan oteh tingkat kesulitan pada saat itu untuk merangkai

dan me-monoge proses sabton. Kesutitan-kesutitan

itu

antara lain:

penyiapan gambar (ditakukan secara manuat, sehingga membutuhkan seniman/pelukis khusus), betum berkembangnya industri (baik kecit,

menengah maupun besar), dan seterusnya. Kesutitan dan keterbatasan itu membuat usaha cetak sablon kurang poputer di katangan pengusaha.

Baru sekitar tahun 80-an, sabton mutai

ditirik

katangan pengusaha,

karena sudah ada yang mutai berhasil menjatani usaha

ini,

bahkan semakin lama justru sanggup menggeser (kalau tidak dapat dikatakan "menghancurkan") cetak-mencetak hand-press. Di sektor lain, cetak

sabton pada kain juga menjadi cara yang efektif dan efisien pada industri batik.

Perkembangan cetak sabton tersebut didukung oteh teknologi komputer yang semakin berkembang pesat puta. Sehingga pekerjaan

yang dahutu tidak mungkin dikerjakan, menjadi sangat mudah dikerja-kan dengan komputer. Misalnya, datam hat penyiapan gambar/corak

yang akan digandakan/dicetak datam jumtah banyak. Gambar dan grafis yang mampu diciptakan dan

di

print-out dengan komputer dan mesin

print, tak lagi terbatas jumlah, variasi, dan ukurannya. Kecepatan,

ke-tepatan dan keakuratan juga sangat terjamin dengan sistem komputer-isasi. Ditambah lagi, tersedianya bahan-bahan dan peratatan sabton yang ada saat

ini,

membuka kesempatan siapa saja untuk menekuni

usaha

ini.

Seandainya tidak mau direpotkan merekayasa atat sablon, Anda bisa membetinya tengkap di toko peratatan sabton. Jika enggan

meramu bahan/obat sabton, tinggat membeli yang sudah jadi dan bisa

(6)

Persaingan bebas dan perkembangan bisnis masa

kini,

menuntut para pedagang dan pengusaha/industriawan gencar mempromosikan produk yang mereka hasitkan. Katangan initah sumber dan sasaran

men-jaring pesanan sabton, karena pasti mereka membutuhkan berbagai

keperluan promosi, mutai dari brosur, sticker, poster, spanduk, kaus,

dan berbagai sarana promosi tainnya.

Ketebihan tain dari usaha sabton ini adatah modaI yang tidak tertatu

besar dengan penghasitan yang maksimat. Usaha sabton dapat dimutai

dengan modal yang relatif kecit, dan menggunakan peratatan yang cukup sederhana. Seseorang dapat metakukan pekerjaan sabton tanpa harus

memitiki keterampitan / kecakapan khusus. Dengan kemauan dan [atihan, setiap orang akan mampu metakukan pekerjaan ini. Setanjutnya, tinggal

ketekunan dan pengetotaan yang

baik,

maka akan menghasitkan kemajuan usaha.

Apakah

Sablon

itu

?

Sabton adalah jenis pekerjaan mencap/mencetak/menggandakan

cetakan dengan menggunakan atat dasar saringan (screen printing).

Apa

kelebihan

Sablon

?

.

ModaI dapat menyesuaikan (sesuai kemampuan pengusaha).

.

Dapat memitih pekerjaan/spesiatisasi sesuai kemampuan dan

kemauan.

.

Dapat memitih

alat

yang sederhana sampai

alat

yang

berkuatitas.

.

Mampu metayani pekerjaan sedikit (omzet

kecit)

ang masih

berpeluang menarik keuntungan.

Dapat mengerjakan berbagai macam jenis cetak

di

media yang

berbeda-beda, meski dengan atat sederhana. Misatnya:

.

Kertas

Produknya: kartu nama, undangan, poste6 labet, piagam, kop

surat, sticke6 d[t.

.

Ptastik

Produknya: ptastik bungkus

roti,

kopi, susu, kaos/pakaian, batik, sprei, kantong betanja, dtt.

.

Kain

Produknya: spanduk, badge, vandel, kaos, seragam/motif di kain, sajadah, tas kain, topi, stayer, dtl.

.

KaW

Produknya: triplek, hardboard, bakiak, kipas/souvenir kayu,

meja lipat, dt[.

Logam

Produknya: katerrg cat, kateng tutup, ptat seng/atumunium, Box Etektronik, dtt.

Kutit

misalnya: bahan tas, sepatu, [t.

lmitasi

misatnya: sandat, sepatu, tas, dt[.

.

Karet

misatnya: karet bumper mobi[, sepeda motor, Jok, Dtt.

.

Kaca

misatnya: getas, botot, kaca hias, katigrafi kaca, neon box,

dtt.

.

Mika, dan masih banyak yang lainnya tagi.

Pada prinsipnya, sabton dapat untuk mencetak barang dengan per-mukaan padat.

Berbagai ketebihan usaha cetak sablon, tentunya akan mempermudah

(7)

Jika dikaitkan dengan sistem perekonomian lndonesia yang

ber-basis pada perekonomian kerakyatan, maka usaha sabton sangattepat untuk menjawab kebutuhan

ini.

Karena usaha sablon cenderung tebih dekat kepada sistem padat karya, yang mampu menyerap tebih banyak

tenaga.

Buku ini disusun secara praktis, untuk tebih memudahkan para pem-baca memahami isinya, dan sanggup mempraktikkannya. Setetah itu, pembaca diharapkan mampu metakukan pekerjaan sabton secara mendasa6 yaitu

Mampu menyiapkan atat-alat sabton yang dipertukan.

Mampu merekayasa atat-alat sablon sesuai standar

masing-masrng.

.

Memahami kinerja peratatan sabton secara

teori

maupun

praktik.

.

Mampu metakukan pekerjaan afdruk (proses pemindahan gambar/tutisan ke bingkai cetak).

Mengenat dan memahami pemakaian

jenis

cat

(kertas, ptastik, Kain, dtt) sesuai bahan yang akan disabton.

Memahami teknik dasar/cara-cara penyablonan yang benar.

Memahami kesetamatan kerja dan perawatan atat-atat sabton.

Untuk mencapai pengembangan setanjutnya, setetah menguasai

tehnik dasar sablon, perlu ditindak tanjuti dengan :

Mengasah teknik sablon secara kontinyu, betajar dari praktik/

pengalaman sendiri maupun dari orang lain yang menekuni

usaha ini.

Penyempurnaan atat dan teknik sabton agar mampu me-nyesuaikan terhadap perkembangan teknotogi cetak saring/

sabton.

Mengupayakan literatur, baik tertutis maupun tidak tertutis untuk memperluas wawasan.

Orientasi pasar sesuai kebutuhan dan segmen yang dihadapi.

Berbagai uraian tersebut, dapat diambit kesimputan

semen-tara, bahwa sabton/cetak saring adatah satah satu usaha yang

sangat menguntungkan karena dengan menggunakan atat-alat

yang sesederhana mungkin dapat menjangkau pekerjaan yang

setuas-[uasnya. a a a a a

Setamat mempetajari buku ini. Kesuksesan sudah menanti Anda !!!

E

Perenoanaan

fiam[ar

alau

Tulisan

etiap kegiatan kerja

selatu

dimulai

dari

perencanaan..

Rencanakan kegiatan cetak saring/sabton Anda, mulai dari

J

persiapan gambar/tutisan yang nantinya hendak diproduksi. Pada dasarnya persiapan gambar/tutisan dapat ditakukan secara manual, baru nanti disempurnakan/diperhatus dengan bantuan komputer/mesin. Hat

ini

dikaitkan dengan efisiensi dan

efektivitas

kerja.

Dengan

komputer segala jenis pekerjaan grafis akan tebih cepat disetesaikan,

lebih akurat, dan tebih hatus. Meskipun demikian, untuk memberikan

wawasan kepada pembaca, perlu disampaikan beberapa cara datam

pembuatan corak gambar/tulisan, yang mungkin sewaktu-waktu masih dipertukan menggunakan cara ini.

Pembuatan corak gambar/tutisan/design ada beberapa cara, yaitu:

A.

Penggambaran langsung (Direct painting ttethode)

B.

Pemotongan (Cut Put ttethode)

C.

Profitm (Profilm ttethode)

D.

Resist (Resrst lAethode)

E.

Foto Kopi (Photo copy ttethode)

F.

Setting Komputer

Untuk memahami pembuatan corak secara manuat tersebut dapat diterangkan secara garis-besar sebagai berikut

A. Penggambaran Langsung (Direct painting ttethode)

Menggambar tangsung atau lebih tepatnya menutup pori-pori screen, biasanya menggunaka n screen- loquerltak-merah yang tangsung

(8)

diingin-kan, namun hanya untuk corak yang besar-besar saja, untuk corak kecil

akan sutit membuatnya.

Jika penggambarannya telah setesai, screen dikeringkan kemudian baru siap untuk dipakai.

B. Pemotongan (Cut Put ttethode)

Dengan pisau/ cutte6 kertas tipis yang sudah ditapis sirtak atau

gorn-orab, ditubangi sesuai corak yang diinginkan. Setanjutnya menempet-kannya ke screen di bidang tuarnya, sedangkan di bidang datamnya di-perkuat dengan mengoteskan screen laquer.

Lubang corak harus tetap bebas dari lapisan screen laquer, dengan

cara menghapusnya melatui bidang [uar dengan kapas yang dibasahi

petarut tak (thinner atau minyak tanah) kemudian dikeringkan.

C. Profilm (Profilm ttethode)

Sama dengan cara B, hanya sebagai gantinya kertas tipis, digunakan

film khusus bertapis shel{oc yang ditekatkan pada kertas tembus cahaya.

D. Resist (Resist ltethode)

Cara ini sama dengan A, hanya dibatik prosesnya. yang dioteskan

dengan kuas lebih dahulu adatah zatlpasta yang nantinya menjadi peng-halang menempetnya screen laquerAda beberapa resep untuk membuat

zatlpasta resfsf, di antaranya: campuran angus lampu minyak+tragacant

6% + gtycerine+minyak zaitun+watergtass.

Dapat digunakan puta resist dari pasta gigi/odot, tentu saja resep

ini adatah resep yang pating praktis.

Setetah pengotesan pasta ditunggu hingga kering, kemudian tak

di-poleskan kepermukaan screen, dikeringkan terus dicuci dengan air panas

untuk merontokkan pasta. Screen siap dipakai setetah kering.

E. Foto Kopi (Photo Copy ttethode)

Cara ini adatah cara yang pating sulit, karena butuh ketetitian dan

keahtian, dibandingkan cara-cara yang sudah dijetaskan sebetumnya. Dalam proses ini, corak dan garis yang hatus dapat dibuat, namun me-mertukan atat-alat yang cukup banyak, di antaranya :

1 . Tinta untuk menggambar yang sifatnya pekat (hitam/coktat).

2. Trekpen, jangka, penggaris, kuas kecit, dtt. 3. Buku contoh huruf, bentuk huruf, garis-garis, dlt. 4. Letraset, Rugos, Mecanorma, dlt.

5. Kertas fitm, mika atau kaca dtt. Sebagai bahan untuk

men-dapatkan gambar diapositif .

Apabita kita tidak mempunyai bakat menggambar, sebaiknya kita

percayakan kepada orang yang pandai menggambar.

F. Setting Komputer

Perpaduan cara manuaI dengan komputer, akan menghasitkan gam-bar corak yang sempurna. Tetapi sebelumnya tetap harus dibuat konsep

tutisan atau sketsa gambar tertebih dahutu, meskipun finishing-nya

di-bantu dengan komputer. Untuk menghasilkan diapositif yang baik, ha-rus diperhatikan hat-hal sebagai berikut

1. Sketsa gambar atau konsep tutisan harus jetas dan benar.

2. Ukuran gambar atau tutisan yang akan dicopy/discon harus

cukup besa6 sehingga pada saat gambar diedit, tidak pecah/ kabur. Diapositif yang didapat dari print-out, sebaiknya tebih

keciI daripada sketsa/konsep, atau minimaI sama.

3. Diapositif hasit print-ouf harus tajam dan jelas (tinta pekat).

Hat

ini

berkaitan dengan kemudahan proses penyinaran di saat afdruk. Harus ada kontras yang maksima[ antara yang

tembus cahaya dengan yang tidak pada diapositif, sehingga keberhasi [an afdruk tercapai.

4. Koreksi diapositif.

Sebetum proses ditanjutkan ke afdruk, kita harus tetiti sekati

lagi, bahwa diapositif/master sudah akurat, baik

kekontras-annya maupun kebenarannya.

(9)

tetaIan

i

datam proses produksi, penggunaan

alat

yang

tepat

akan

menghasitkan pekerjaan produk yang baik puta. Atat-alat produksi harus disesuaikan untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Peratatan sabton/cetak saring, memertukan peratatan mini-mal sebagai berikut :

A.Bingkai

Cetak

Bingkai cetak merupakan screenlsaringan gasa berbahan nylon khu' sus, yang tahan terhadap zat-zat kimia dan suhu panas tertentu. Bingkai

cetak direntangkan pada bingkai berbentuk siku persegi panjang, yang umumnya terbuat dari kayu pitihan. Tetapi ada puta yang berbahan

[o-gam/alumunium khusus.

Besar kecilnya bingkai, tergantung besar kecitnya gambar/tutisan

yang akan disabton. Sebagai patokan dasar: Ukuran datam bingkai screen

=

ukuran gambar/tutisan, yaitu + 9 cm.

Meskipun bingkai cetak terbuat dari bahan pitihan, tetapi bingkai masih harus ditapisi dengan screen taqueri agar tebih tertindungi dari zat-zat kimia.

Kita dapat memesan bingkai kepada tukang kayu, namun untuk

memasang screen ke bingkai, pertu keahlian dan peratatan khusus. Ba' han, bentuk, dan konstruksi bingkai penting di perhitungkan, agar

men-dapat hasiI sabton yang baik dan berkuatitas bagus. Pada saat membuat bingkai harus memerhatikan hat-hat sebagai berikut

1. Tahan terhadap segata temperatur, tidak mengerut atau me-muai dalam segata perubahan temperatur udara sekitar.

2. Bebas dari permukaan kasar, benjotan, benda tajam, dtt.

I

3. Bidang yang bertemu dengan screen harus hatus dan ticin. 4. Sudut bingkai berbentuk membutat.

5. Tahan datam keadaan basah maupun kering.

6. Tahan terhadap obat-obatan/zat kimia yang dipergunakan datam sabton.

Setetah persyaratan tersebut terpenuhi, masih harus diperhatikan

lagi tempat menyimpan atau meletakkan bingkai dan perawatan lainnya

agar bingkai cetak tidak mudah rusak atau berubah konstruksinya.

Apabita ingin membetinya langsung dari toko supptier peralatan sabton,

harus memitih dan menetiti bingkai yang benar-benar

ptat

katau

diletakkan di alas kaca.

B.

Screen

gause/Gasa

screen

Kuatitas penyablonan sangat tergantung pada pemilihan screen/

saringan cetak yang tepat. Pemilihan gasa screen ditentukan oteh cat/ tinta yang akan dipakai, serta bahan yang akan disabton. Ukuran gasa

screen bermacam-macam,

untuk

membedakan ukurannya, kita bisa

metihatnya dari kode-kode huruf dan angka yang tertera. Ukuran

me-nunjukkan kerapatan pori-pori atau anyaman gasa screen. semakin

besar angkanya, semakin rapat/hatus pori-pori screen-nya.

Merk yang pating mudah didapat di pasaran, adalah fiionyt, Nytal

dan Nybolt. Tipe screen yang tertutis dibingkai cetak, biasanya memakai

huruf

I

kemudian dilanjutkan kode angka.

Ukuran gasa-screen pada perbedaan pemakaian bahan yang akan

disabton dapat diketompokkan sebagai berikut

1. T.15-T.60 untukpemakaian di kain.

2. T.61-T.100 untuk pemakaian di kardus, karung, dt[.

3. T.110-T.150 untuk pemakaian di kertas, seng, kaca, dtt. 4. T.165-T.200 untuk pemakaian di plastik, mika, ptat, d[t. Lebar kain monyl: dari nomor 15-77 yaitu 160 cm, sedangkan dari

nomor 90-200, yaitu '108 cm. Screen ada yang berwarna putih dan ada

yang kuning kemerah-merahan. Semakin besar nomornya, semakin ma-hat harganya.

Keuntungan memakai merk Monyl

1. Mempunyai kekuatan tarikan yang

tinggi,

etastisitasnya tinggi.

2. Tidak mengembang dan mengkerut dalam keadaan basah

maupun kering. Stabit.

(10)

A. Gambar BinEkai

Bingkai baralur dari kayu

Pemasangan screon dengan kayu ponjepit dtpaku

Alur & kayu p€njapit

3. Anyaman gaso screen sebelum dan sesudah dipakai tetap

posisinya, dan tidak bergeser.

4. Tahan [ama, tidak mudah robek, rusak, dan aus.

5. Diameter benang screen keciI tapi kuat.

6. Lubang pori-pori screen bervariasi, dari yang kasar sampai yang hatus, berurutan secara kontinyu.

7. Tahan terhadap zat-zat kimia.

B. Mudah dibersihkan.

C.

Pemasangan

Gasa

Screen

ke Bingkai:

Pemasangan gaso screen ke bingkai memertukan keahtian dan

peratatan yang memadai. Hat ini penting sekati, karena pemasangan/

pembentangan gosa screen ke bingkai sangat menentukan kualitas sabton

cetakan.

Apabita pemasangannya kurang baik, akan timbul kesulitan, dan

memuncutkan kesatahan yang tidak pertu saat proses produksi. Akibat

lf

yang mungkin timbuI karena pemasangan screen kurang baik di antara-nya:

1. Hasil sabtonan tidak sempurna atau jetek. 2. Kecepatan produki lambat.

3. Ktise gambar mudah bocor, karena [apisan obat afdruk tidak rata menempetnya di screen.

4. Garis-garis corak tidak sesuai keinginan.

5. Saputan rakel menjadi tidak rata karena screen tidak

seim-bang.

Kesalahan dan kesulitan itu terjadi karena pada saat pemasangan screen tarikan tidak merata, kendor karena kurang tarikan, posisi serat

atau benang screen tidak sejajar dengan bingkai.

Sebagai permutaan, disarankan untuk membeti langsung bingkai

cetak ke toko atat sabton atau pada spesiat pembuatnya.

B. Bktgftti S* bordur

Fqrsaruan *crcen (bnlEn staples

(11)

Pemasangan goso screen ke bingkai ditakukan dengan cara, yaitu:

1.

Dengan tangan

Pemasangan yang ditakukan secara manual dengan tangan, tidak menjamin hasit bingkai cetak yang baik, kecuati dikerjakan oteh yang sudah ahti dan terampit. Hat ini dikarenakan pada saat menarik atau menegangkan, sekatigus me[etakkan posisi screen ke bingkai, tidak mungkin sama tarikannya. Tegangan

di tengah dengan di sudut sering tidak sama, karena tangan terbatas ketetitiannya. Untuk lebih jetasnya dapat ditihat gambar sebagai berikut.

Menggunakan meja penarik

Pemasangan screen dengan meja penarik tebih mudah

ditaku-kan, karena tidak memerlukan tenaga tangan untuk

merentang-kan screen. Serat atau benang screen dapat di atur turus dengan

tegangan yang merata, lebih kuat dan cepat. Tetapi tingkat

ketegangan screen dengan cara

ini

betum bisa standar, atau

dengan kata tain, pemasangan antara bingkai satu dengan bing-kai lainnya tidak bisa sama besar tingkat ketegangan-nya. (tihat

gambar)

2.

6cre€n dibalik srnbug don{6n kain I i l l I I lrl

Be Prm6angan Ssro€n tlofigan lr6la Pcneril(

3.

Dengan Mesin Pemasang Screen

Pemasangan dengan cara ini menghasitkan tegangan yang pating

sempurna, di mana tegangan di setiap tempat dan sudut

bing-kai sama, tingkat ketegangan screen dapat diatur sama atau

standar. Tetapi cara ini hanya ditakukan oteh pabrik khusus

pem-buat bingkai cetak, karena harga mesin yang relatif mahat. Tips: cara 1 dengan tangan, gaso screen harus dibasahi tertebih dahutu, agar

tidak

mudah robek karena tarikan yang tidak stabit. Sedangkan cara 2 dan 3, gaso screen datam keadaan kering.

D. Rakel

Rakel adatah atat penekan atau penyaput, yang berfungsi untuk mengalirkan atau memindahkan

tinta

cetak dari permukaan bingkai

yang akan disabton di bawahnya. Pada umumnya rakel terbuat dari karet

khususyang dipasang pada penjepit sebagai pegangannya. Ukuran

pan-jang raket dibuat lebih pendek, daripada lebar kotom bingkai cetak ( + 3 cm), agar penyaputan atau penekanannya bisa tebih bebas dan stabit. Raket dari karet sintetis khusus

ini

umum dipakai karena memenuhi

syarat rakel yang baik, yaitu

(12)

1. Tahan terhadap berbagai

zat

kimia yang digunakan pada sablon.

2. Daya ausnya kecit terhadap gesekan yang terus-menerus pada

saat proses produksi sablon atau pengraketan.

3. Rata permukaannya

stabit,

sehingga menunjang mutu

penyabtonan.

Meskipun harganya retatif mahat, tetapi rakel ini menjadi pitihan terbaik, demi kelancaran dan kuatitas penyablonan. Raket karet sintetis

mudah diperoteh di toko suptier peratatan sabton dengan variasi pitihan,

tergantung dari kuatitas karetnya. Seandainya ingin menghemat, dapat

digunakan rakel dari bahan yang tebih murah, misatnya:

-

Karet ban [uar, pitihan yang terbaik.

-

Kayu keseluruhan, dengan syarat kayunya tidak boteh

me-nyerap tinta cetak (kayu

jati,

sawo, cendana jawa, d[t. )

-

Plat Logam, yang tahan terhadap zal-zatkimia sablon. ( Lihat Gambar)

Bentuk ujung rakel dapat dipitih antara: bentuk

(tancip), atau L (siku/persegi). Yang terpenting adatah

rata dan lurus serta sesuai dengan penggunaannya.

U (membutat), V

rakel harus setatu

c. Brtat

K

6

W

UU

t ArifiOdrt V/'lanch

u

hrxrp

E.

Meja Sablon

Untuk ketancaran dan memaksimatkan hasiI penyabtonan, meja

sabton sebaiknya dirancang khusus sesuai kepertuannya. Rancangan atau desain meja harus mempertimbangkan berbagai faktor; yaitu

1. Stabit, tidak mudah goyah dan kuat terhadap tekanan pada saat

dipakai.

.

2. Nyaman, sesuai ukuran yang dikehendaki pemakainya atau penyabton, baik tinggi maupun lebar panjangnya meja. lni

akan membuat nyaman penyablon, sehingga tidak mudah tetah

saat bekerja.

3. Permukaan meja dapat dipitih, sesuai benda atau bahan yang

akan disabton. Misatnya kaca, karet, kayu atau lainnya. 4. Ada pengikat yang dapat merangkai meja dengan bingkai. 5. Fteksibet, mudah dipindahkan.

o. f.t! $.uofl

(13)

e. il6r. sablm Krtn

r.

Ps{Bikat bif,gloi / catok

T

T

Proses

Produlrsi

roses produksi pada cetak saring atau sabton, adatah serangkaian

pekerjaan yang dimulai

dari

penyiapan bingkai cetak hingga

diakhiri dengan penyortiran hasiI cetakan sabton. Dalam bab ini

akan tebih banyak menguraikan proses pemindahan gambar ke bingkai

cetak, daripada proses kegiatan pencetakan atau penyabtonan. Hat ini

mengingat bahwa keberhasitan produksi pada penyablonan, ditentukan

oteh kuatitas bingkai cetak yang siap dipakai untuk kegiatan penyabtonan

setanjutnya.

A. Pemindahan

Gambar

ke Bingkai

Cetak

Corak gambar atau tutisan yang akan dipindahkan ke bingkai cetak yaitu corak jadi, datam arti gambar atau tutisan yang apabita disinari akan nampak jetas dan kontras perbedaan antara bidang getap atau

hitam dengan bidang terang atau transparan. Untuk menyebut corak jadi ini, setanjutnya dapat dipakai sebutan: Ktise. Sedangkan bingkai cetak yang sudah ada corak gambar atau tulisannya, setanjutnya disebut

bingkai ktise.

1. Kamar Gelap

Seperti pada

foto

studio yang harus menggunakan kamar getap datam proses pengafdrukan, proses sabton juga memerlukan kamar

ge-tap. Namun kamar gelap dalam proses sablon [ebih toteran terhadap

cahaya remang-remang atau cahaya tidak [angsung.

Seandainya kamar memertukan [ampu, dapat dinyatakan tampu kecit

berwarna merah atau hijau. Karena katau kamar tertatu getap, sulit

untuk metakukan pengerjaan afdruk. Persyaratan kamar getap yang baik:

Bebas dari debu.

(14)

-

Suhu kamar tidak boteh tebih dari 400 Cetcius.

-

Ada ventitasi atau lubang angin sebagai sirkutasi udara.

Di datam kamar getap (sebaiknya dipakai kamar khusus), dapat di-letakkan rak-rak yang dipakai untuk menyimpan:

-

Ktise dan atat-atat afdruk.

-

Obat afdruk.

-

Bingkai cetak (kosong) maupun bingkai ktise (isi).

-

Apabita ada meja afdruk lampu sebaiknya juga ditetakkan di

kamar getap ini.

2. Obat afdruk sablon/emulsi peka cahaya

Obat afdruk sabton pada dasarnya

terdiri

atas campuran: emutsi

(getatine + kimia penunjang), dengan sensitizer (kromatin/zat peka

cahaya).

Getatine adatah bahan pembuat emutsi dan mempunyai daya

rekat tinggi. Berbentuk kristaI berwarna coketat

muda-Kolium bichromot dan Ammonium bichromat, adatah bahan yang

bersifat peka cahaya, berupa kristal yang berwarna merah

tem-bayung.

I

r.i rtfiar lioltp Atorux

Rs* alat & o,barrfdml(

tVr

-:{-::>-?

':7-7.=<'-?-- V-z a*nr-.{_a--, <r/.\.i* - .-a tadpcnyArpan Xterrtgin kli$

Setain kedua bahan tersebut, biasanya masih dipertukan zat kimia

penunjang, yaitu

-

Ammonia liquida, cairan berwarna putih kekuning-kuningan dan berbau tajam menyengat.

-

Citroen zuur, kristal putih atau transparan dan bersifat asam

sebagai pengawet.

Obat afdruk sabton dapat dibuat dengan mencampur sendiri maupun

membeti emulsi jadi, di toko suptier alat-atat sabton. Membuat emutsi sendiri (mencampur dan mengotahnya) dapat dipitih menurut setera kita

(resep diuraikan pada bab tersendiri), di antaranya:

-

Getatine - Bichromat.

-

Potyvynit - Atcohol - Bichromat.

Namun

jika

Anda memitih membeti emutsi siap pakai, berikut

berbagai pitihan yang bisa dijadikan acuan, yaitu

-

Chrome gelatine, merupakan bubuk berwarna kuning

ke-merah-merahan siap pakai. Anda tinggal metarutkan saja datam air panas dengan perbandingan:

20 gr Chrome gelotine, dicampur 100 gr air panas (600c).

Larutan tersebut diaduk sampai benar-benar tarut,

didingin-kan, kemudian dimasukkan datam botol getap atau siap pakai.

-

Chromatine, merupakan bubuk berwarna keputih-putihan siap

pakai, tinggaI metarutkan dalam air panas dengan

perbanding-an:

20 gr Chromatine, di campur 100 gr air panas (600c).

-

Super emulsion 5, merupakan emutsi siap pakai berwarna

biru. Apabita emulsi mengental karena udara dingin, sebaiknya

botol ditaruh datam air panas + 800c, hingga mencair lagi.

Campurkan 12gr Ammonium bichromaf (yang sudah ditumbuk

hatus) ke datam + 100 gr super emulsion 5, kemudian aduk hingga [arut benar. Larutan siap dipakai.

-

Screen photo emulsion / elmotion, merupakan emutsi berwarna

kuning kemerah-merahan. Cara mencampur sama seperti cara

super elmotion 5, yaitu

3 sendok makan SPE, dicampur dengan 1 sendok teh Ammo-nium bichromot.

Sementara

itu,

berbagai merk emutsi siap pakai dapat dipitih di

antaranya : Super-X, Diozol, Deima, Ulano, dt[. Biasanya dikemas datam

wadah botol besar berisi emutsi dan botol kecil berisi cairan sensitizer

I

kromatine.

(15)

Mencampur obat afdruk sabton, harus memerhatikan ha[-hat atau

cara sebagai berikut

a. Proses pencampuran di kamar getap.

b. Air panas 600 c diperoteh dari air mendidih yang didinginkan

+ 1 menit.

c. Mangkok, botol dan pengaduk obat diusahakan terbuat dari

porseten atau ptastik.

d. Cara mengaduknya searah, jangan dibotak-batik, sifat emutsi

seperti serat.

e. Campuran emutsi tebih baik tagi jika disaring dengan kertas fitter.

f.

Pitih getatine dan kromatine yang berkuatitas atau baru.

3.

Pengafdrukan

Untuk menghasitkan bingkai ktise, dipertukan tangkah-tangkah: mencampur, mengotes, penyinaran dan pengembangan

ll" Honc.mpur Ob.t Afdnfi

6aca petnl* pctr*krtan

a. Mencampur

Di rnuka tetah diuraikan cara mencampur r:bat afdruk sabton.

Atat pengaduk sebaiknya berbentuk pipih, sehingga mampu meratakan adukan dengan cepat. Campuran obat dimasukkan pada botoI gelap dan ditutup rapat sehingga dapat disimpan

untuk pemakaian berikutnya. Penyimpanan sisa campuran

obat atau emutsinya tebih baik tagi di atmari pendingin atau

kutkas. [Jntuk pemakaian sisa campuran obat tidak dianjurkan

lebih dari 2 hari, karena biasanya sudah rusak. b. Mengoles

Atat pengotes obat afdruk dapat menggunakan kuas, penggaris

mika, raket, atau atat pengoles khusus. Yang perlu diperhati-kan di sini:

-

Harus diperhatikan bahwa permukaan screen benar-benar

bersih dari debu, kotoran, sisa atkali/zat kimia, lemak, dsb.

-

Gerakan mengotes satu arah, dari bawah ke atas atau dari

kiri

ke kanan.

-

Atat pengotes khusus tebih dianjurkan untuk memperoteh hasil yang mernuaskan.

-

Teknik mengotesnya harus mampu meratakan obat afdruk ke permukan screen dengan ketebalan obat tetap. Biasanya

(16)

-

Segera bersihkan

atat

pengotes setetah dipakai, maupun ceceran obat afdruk.

-

Pengolesan dapat ditakukan cukup sekali atau dua kati di bi-dang tuar saja (untuk bingkai ktise ptastik atau screen hatus)

atau luar datam (untuk bingkai ktise kain atau screen kasar),

tergantung ketebatan [apisan ktise yang diinginkan.

Setetah diotesi obat afdruk, bingkai dikeringkan (tetap di kamar getap). Pengeringan bingkai ktise dapat dilakukan dengan:

-

Metetakkan atau Menyandarkan bingkai, agar kering sendiri.

Harus diperhitungkan waktu pengeringan + 1 jam,

pengering-an tebih dari 5 jam membuat lapisan peka cahaya kurang

berfungsi.

-

Mengipasi, memertukan waktu +

lz

jam

/

30 menit.

-

Kipas angin, memertukan waktu + 20 menit.

-

Hair dryer, memertukan waktu + 2 menit - 5 menit.

-

Kompor minyak (ditutup seng) atau bara arang, memertukan

waktu + 1 menit - 2 menit. Cara ini hanya dianjurkan pada

bingkai ukuran kecit, karena datam proses pengeringannya

ditakukan dengan memegang bingkai yang digerakkan atau

digoyangkan diatas sumber panas berjarak + 25 cm. Gerakan

harus bolak-batik agar pengeringan cukup. Pengeringan

bing-kai ktise dinyatakan cukup, apabita permukaan bingkai ktise

tidak tengket jika diraba, dan jika diketuk-ketuk pada bagian

pinggir screen berbunyi seperti genderang.

L3. t argihgro

A Dhaairnttd*Lrn, fdirg tflldd (! I i.tr)

--.-r.:::::::I-i

B. X9E rt in I

\]ffi

iT{

V

D, l.aiEo

;

I

La. c*l lL.golaa

A En d f.ftBt Pc&l mimb.trn* rudrn ltr-20

B. Erdicti: ooddt!o*rntdogm g|fal$ ldih €pd

C. SaiaLh dFobr nhdra lcmdi (ILtrlt n dan siap

uin,tdfc.itltil

Ll, Alildtd Paneol.lr

Alst-alrt porlgEl6

,l" Kmq nhrk mdEolrs PhOEllr n sa.n

B. PrDCrbi dpa$y..!o r.ll, bsd.nt.bd

(17)

c. Penyinaran

Penyinaran dapat menggunakan sinar matahari l,angsung atau menggunakan meja afdruk dengan pencahayaan cukup. Alat yang harus dipersiapkan dalam proses penyinaran sebagai

berikut:

1) Bantalan afdruk

Bangku kecit yang ukurannya sama atau tebih kecit dari ukuran

datam bingkai klise, terbuat dari papan yang ditapisi busa

dibungkus karet tipis

/

kain hitam

/

kertas carbon.

2) Kaca tebal

Ketebatannya 5 mm atau [ebih yang ukurannya minimal sama

dengan ukuran luar bingkai-ktise. Kaca tebaI ini dipertukan untuk dapat menahan tekanan pada waktu penyinaran,

sekatigus berfungsi sebagai pemberat.

3) Meja sebagai landasan afdruk

Apabita menggunakan cahaya lampu datam penyinaran, harus

memerhitungkan intensitas cahaya yang ada, agar dapat menggantikan intensitas cahaya matahari. Untuk membuat

[ampu afdruk yang demikian, memerlukan: 4 buah tampu 500

watt

atau 4 buah lampu 250

watt

yang ditengkapi dengan

reftektor untuk meratakan cahaya.

Urutan penyusunan atat datam proses penyinaran sebagai

berikut (cahaya dari atas)

1 ) Bantatan afdruk.

2) Bingkai-ktise.

3) Ktise/fitm (posisi terbatik)

4) Kaca pemberat, pating atas.

Posisi ktise harus diperhitungkan letaknya, agar pada saat penyabtonan tepat posisinya pada bahan yang disablon. Ha[

ini sangat penting, karena bingkai-ktise akan dirangkai dengan

meja sabton, sehingga harus dihindari kesatahan posisi ktise.

Setetah tersusun rapi dan benar di kamar getap, susunan

ter-sebut disinari dengan:

- Lampu 500

watt,

dengan jarak 60 cm selama kira-kira 5 menit.

J,1. Frryurunrr F€firlsLn Atdrut(

K.yriJbosi p€|r|brrEt l(ffibbd 1(I8. g&rgld 3c,l6n l(ah,l6.ethilan rtril l(.Ioo,l l(rrdhtrr lr0rl 2.5 crn Abfrx iiideb*rgfu &rrk Jltfir!#lrerEElq:inr$E

m

KIEr-ffi --HF;.CEia}]l.E

- Lampu 250 watt, dengan jarak 60 cm setama kira-kira 8 menit.

- Sinar matahari, antara jam 08.00 - 10.00, setama kira-kira 2 menit, antara jam 11.00 - 14.00 setama kira-kira

1-2 menit, cuaca berawan setama kira-kira 3 menit, cua

ca mendung setama kira-kira 5 menit.

Perkiraan waktu tersebut masih ditentukan pula oteh faktor:

-

Jenis obat afdruk dan sifatnya terhadap kepekaan cahaya (banyak sedikitnya sensitizer yang dipakai atau

dicampur-kan).

-

Ketebatan lapisan ktise di bingkai berkaitan dengan

hatus-kasarnya pori-pori screen yang dipakai.

-

Suhu/temperatur dan ketembapan saat penyinaran.

-

Pengeringan bingkai ktise di kamar getap.

(18)

J.Z. Panylnrnfi lLtairrt

7't,

N

t7-"7-7 fr'-i7-=

Prn4rifrx d.rqfi c'fr dlp.96n0 l*{auB del*.n ae.e frr.lr M *rtrbor c*rrtn $us| is*rL

kr{eritirrattltr

Ohortihrngkan podlriqya, ag6r east dirangil(aa dor[dr ,l}do $bloo.

madh€ukup lBnpotrnh* rnal€tallrn cd

Eerda/bahan yang akgn dioatbn

l6nge sarpoi tsisfrit sriossycek

H

E

J.3r. Panylnrren Lampit

(19)

d. Pengembangan

Setetah proses penyinaran setesai, dan peratatan afdrukyang

tersusun ditepas, kemudian bingkai ktise segera disentuhkan ke air (diguyur, dan direndam di bak air). Akan tertihat per-bedaan yang jetas bayangan gambar atau tutisan di screen. Lapisan

di

bayangan gambar atau tutisan

itu

larut oteh air

hingga bersih dan akan tertihat pori-pori screen-nya.

t(2, Fong6mbangan Dissprct de.ge iel-sptsy

$wW

L O&mprot tidare lury b. Dbotrptot bklang dalam

Pada proses pengembangan di sini dapat dijetaskan bahwa tapisan peka cahaya yang tidak tertutup corak akan bereaksi dan mengeras pada saat penyinaran. Sebatiknya, lapisan yang

tertutup corak gambar atau tutisan tetap empuk sehingga pada

saat tersentuh air, lapisan itu akan larut.

Kemudian bingkai ktise diterawangkan, apabita masih ada

lapisan corak gambar atau tutisan yang tersisa atau betum

larut maka pertu dibantu atat semprot/jet sproy untuk

me-larutkannya. Untuk mengerjakannya harus hati-hati, diukur

kekuatannya atau daya semprotnya. Jangan sekati-kati meng-gosok permukaan screen, karena akan menyebabkan rusaknya

gambar atau tutisan di bingkai ktise.

r. DBuyu ak

Dapat digunakan puta sabun krim untuk dioteskan ke per'

mukaan screen di sisi depan maupun betakang, kemudian di

siram air hingga bekas-bekas sabun hitang sama sekati.

lL3. Pengrmbangtn

.-/

Didoska l€n iami

bagian yaqo b{rfitu

-:1

-zh*-.-

l//7'11

OikltkErtr

otguyrff ditdang&8n

(20)

Apabita bingkai ktise sudah sempurna atau sesuai yang di-kehendaki, bingkai ktise diletakkan vertikat/disandarkan di tempat yang terkena sinar matahari atau di ruangan panas

agar cepat kering. 4. Memperkuat Bingkai Ktise

Bingkai klise yang sudah kering pertu

ditetiti

tagi, apakah ada

ke-bocoran atau terdapat lubang-tubang yang tidak dikehendaki? Untuk

memperbaikinya gunakan obat afdruk semuta, dengan atat bantu pena

atau batang korek api yang dipipihkan untuk menutup

kebocoran-ke-bocoran kecit. Pekerjaan menambaI kekebocoran-ke-bocoran pada bingkai ktise ini disebut men-toesir. Dapat digunakan puta kuas keciI untuk men-toesir

kerusakan atau kebocoran. Setetah di-toesir, bingkai ktise dijemur di sinar matahari.

Pinggiran bingkai biasanya berpotensi bocor. Oteh sebab itu sebelum

dipakai pinggirnya pertu ditapisi dengan kertas samak/payung/semen

yang direkatkan dengan menggunakan obat afdruk. Di permukaan kertas tempetan ini sekati tagi diotes obat afdruk, latu dikeringkan. Bingkai ktise siap dipakai. Penyabtonan pada benda atau bahan yang terbuat dari kain, di mana cat atau pasta yang dipakai mengandung unsur air, sehingga berpotensi dapat mengikis [apisan ktise pada screen. Untuk

itu

khusus pada penyabtonan kain, bingkai-ktise masih harus ditapisi

lagi secara keseturuhan dengan [arutan obat/zat kimia. Macam-macam obat penguat ini, antara lain: cot duco, screen loquer atau larutan katatis.

Peroses petapisannya ditakukan dengan cara mengoteskan di bagian

datam bingkai klise dengan satah satu penguat tersebut, kemudian dari

bagian tuar bingkai ktise dibersihkan dengan kapas atau kain yang tetah

dibasahi dengan petarut penguatyang bersangkutan (misatnya: dengan

thinner A special, xylol, minyak tanah, dsb.)

Jika memakai [arutan katatis, untuk menimbulkan gambar atau tutisan

pada bingkai-ktise lagi cukup dipanasi atau disembur dengan hair dryer. 5. Merangkai Bingkai ke Meja Sabton

Bingkai ktise yang sudah siap cetak, masih harus diberi tapisan lakban

pada bagian pinggir dalamnya. Tujuannya, agar rangka dalam tidak ter-kontaminasi cat atau tinta cetak, karena bingkai screen akan .dicetak

berutang-utang. Sehingga apabita tidak bersih, akan menimbutkan

ma-satah, di mana noda cat warna tua akan ikut [arut bercampur dengan

cat atau tinta warna muda yang dituangkan dan merubah warna yang

dikehendaki. Lakban

ini

akan dibuang atau dilepas

jika

sudah tidak dipakai tagi. Pada produksi berikutnya, gunakan lakban baru.

Pada saat merangkai bingkai-ktise pada meja sablon harus diper-hatikan posisi gambar yang diinginkan pada bahan atau benda yang

akan disabton. Terutama

jika

pekerjaan memertukan [ebih dari satu

warna, warna yang berikutnya (ke-2, ke-3, dst.) harus tepat menindih

warna sebetumnya (presisi). Letak atau posisi bingkai-ktise yang tepat dapat menghindarkan kesatahan atau kesutitan pekerjaan sabton.

a.

Alat bantu merangkai

Setiap akan merangkai dengan meja, pertu disiapkan atat-atat :

-

Gunting atau cutter.

-

Potongan

stiker

atau potongan bahan sebagai siku atau

pedoman metetakkan bahan (angleh-Jw).

-

Lem super/sandronat atau dobettip (setotip botak-batik)

sebagai pemegang bahan yang akan dicetak, agar tidak

ber-geser pada saat penyabtonan.

-

Bedak

-

Dan atat bantu lain yang dipertukan.

b.

Memasang bingkai klise ke meja sabton

'Tirasir

Alat-elai monlo€sir

M

ffi*

Pekerjaan ini khusus untuk meja kaca bercatok/engse[

(begel-Jw). Sedangkan pada meja tertutup (sabton kain) menggunakan ret-rel dan rangkaiannya, atau cara langsung (akan dijetaskan pada bab tersendiri).

Tempat metetakkan tinta (dekat catok) harus cukup letuasa

se-hingga pada saat pergerakan turun naik, tinta tidak akan membanjir tumpah atau bocor ke meja. Kemudian catokdikencangkan.

c.

Memasang siku/batas, sebagai pedoman meletakkan bahan

Siku inzi dipasang terutama pada saat penyabtonan bahan tebal atau tidak tembus cahaya. Untuk membuat batas atau siku, dapat

di-pakai potongan stiker atau potongan keciI bahan, yang penting [urus.

-

Letakkan bahan yang akan dicetak pada posisi yang dike-hendaki. Digeser-geser sampai tepat posisinya.

-

Bingkai ktise dihimpitkan kebahan sekati lagi dengan hati-hati agar tidak merubah posisi yang dikehendaki.

(21)

-

Meja ditandai dengan spidot pada tempat

/

batas yang akan dipasangi stiker/pot. bahan.

-

Stiker atau pot.bahan direkatkan pada batas yang ditandai spidot, membentuk siku.

Apabita bahan yang disabton tembus cahaya, batas/siku untuk

metetakan bahan dapat diganti dengan gambar bingkai yang disabtonkan

di alas kacanya. Adapun cara adatah sebagai berikut

- Rangkai bingkai-ktise ke meja sabton, kencangkan catoknya.

- Tuangkan tinta sedikit saja, cukup untuk satu raketan.

- Raketkan tinta ke atas meja atau kaca.

- Taburkan bedak/tatk ke gambar di kaca agar cepat kering.

- Posisikan bahan yang akan disablon di atas gambar kaca sesuai dengan yang dikehendaki.

- Tempetkan sticker sebagai batas metetakkan bahan.

- Bersihkan gambar bingkai dengan pengencer cat agar tidak buntu saat dipakai.

B.Teknik Penyablonan

Teknik penyablonan, metiputi penggunaan peratatan sablon yang

tepat sesuai bahan yang akan disabton dan diawati dengan persiapan-persiapan untuk menunjang proses produksi pada sabton.

Keberhasilan penyabtonan ini tentu saja didukung dan tergantung

pada proses pekerjaan yang diuraikan terdahutu.

1. Persiapan Awal Penyablonan

Pekerjaan untuk menyiapkan atat-alat dan bahan serta obat sabton

metiputi:

a. Pengenatan tinta sablon

Antara tinta dengan bahan yang disabton harus sesuai (unsur

kimianya), sehingga dihasitkan sablonan yang berkuatitas: tidak [untu6 wara cerah, hatus, dst.

Pengenceq sebagai pasangannya tinta, harus sesuai juga yaitu

mampu metarutkan tinta secara sempurna.

b. Pembersih tinta

Untuk membersihkan tinta yang tidak dikehendaki, digunakan kain affat/bekas sisa-sisa pabrik dari bahan cotton. Kain ini dipitih karena kesat, cepat bersih dan tidak merusak screen.

T

Adapun [arutan/minyak pembersih yang sering dipakai adatah

minyak towet, bensin, thinner, atau minyak tanah. c. Selotip/lakban

Saat proses penyabtonan sering terjadi kebocoran-kebocoran

kecit. Cara mengatasinya adatah dengan menutup kebocoran menggunakan setotip/takban.

d. Amplas

Rakel yang tetah sering dipakai, kadang-kadang tidak rata dan [icin lagi, sehingga pertu diratakan/dihatuskan dengan

amplas. Setanjutnya dapat dibaca pada bab Perawatan Alat dan Keselamatan Kerja.

e. Tumpukan bahan yang akan disabton

Cara meletakkannya yang praktis, mudah dijangkau dan tidak

mengganggu penyabtonan.

f.

Bedak secukupnya

Noda

tinta

yang mengenai tangan pertu diberi bedak agar

tidak membuat lengket atau menodai bahan.

g. Koran atau kertas bekas yang tak terpakai

Sebetum disabtonkan ke bahan, sebaiknya dicobakan dahutu

di koran atau kertas bekas, hingga dicapai hasi[ yang terbaik. h. Tempat pengeringan

Bahan yang sudah disabton petetakannya harus praktis: ringkas

cepat kering, bersih dari debu dan aman dari terpaan angin.

2. Cara Penyablonan

Urut-urutan menyablon bahan/benda ada 2 (dua) cara yang berbeda,

antara bahan kain dengan nonkain.

a. Bahan Kain

Jika tebih dari satu warna, dapat diurutkan dari warna muda

hingga ke tebih

tua.

Dapat juga menyabtonkan warna tua

dahutu sebagai dasar penyabtonan warna [ainnya.

Ha[ yang penting diperhatikan adatah penyablonan setiap

warna tidak boteh langsung ke sisi sebetahnya, harus diloncati agar bingkai

tidak

menyentuh sisi yang baru disabton. Pengerjaan yang

metoncat-loncat

ini

untuk

memberi

kesempatan bahan sabtonan cukup kering untuk penyabtonan sisi kosong berikutnya.

b. Bahan Non kain

Umumnya penyablonan nonkain diurutkan dari warna muda

(22)

T

(stiker transparan,

atau

ptastik) yang sengaja disablon terbatik.

Urutan penyabtonan dari muda ke tua mempunyai tujuan, agar

warna berikutnya dapat menyempurnakan hasit dari

penya-btonan warna sebelumnya.

3. Cara Pengrakelan

Harus dipastikan tebih dahutu bahwa Rakel kondisinya tayak untuk dipakai, yaitu [urus- rata-hatus/ [icin.

Ada hat-hat yang harus diperhatikan datam me-raket, yaitu a. Ukuran R.akel

Diperkirakan cukup mencapai bidang gambar (ada setisih

tebih)

b. Sudut Kemiringan

Menjatankan rakel (mendorong dan menarik)caranya dengan

memiringkan rakel membentuk sudut + 700 agar tarikannya ringan. Tidak boteh herhenti di atas lubang gambar/tengah screen, dan screen harus setalu tertihat bersih dari

pasta-tinta. Rakel setalu kembati dan berhenti dipinggir bingkai. c. Tekanan Rakel

Tebal atau tipisnya hasiI rakelan tergantung tekanan pada

saat bingkai diturunkan menghimpit bahan dan jumlah

raketan.

-

Raketan setengah, yaitu tekanan mendorong saja atau

menarik saja, pengerjaan pada bahan ptastik tekstur hatus.

-

Rakelan penuh, yaitu tekanan mendorong dan menarik, pengerjaan pada kain"

-

Raketan setengah ditarnbah pengisian

tinta

ke gambar/

corak sebeLum menurunkan bingkai, pengerjaan pada bahan

kertas.

Cara-cara tersebut akan mendapatkan hasi[ yang sesuai

apabila kerapatan screen juga sesuai (ukuran screenl. 4. Cara Pengeringan Hasil

Ketancaran dan kecepatan penyablonan ditunjang oteh kecepatan pengeringan. Oteh sebab itu, harus memerhatikan hat-hal berikut

a. Tatakan atau Rak-rak pengeringan

Sediakan tatakan/rak untuk metetakkan hasiI sabtonan sesuai

kebutuhan. Rak pengerirrg dapat dibuat sendiri dan di desain secara praktis dan ringkas.

-

Desain I

Bahan-bahan: paku, kawat/benang kasur, dan penjepit.

Benang direntangkan dan diikatkan paku yang ditanamkan

ke sisi-sisi dinding, jarak rentangan diatur sesuai kebutuhan.

Pada setiap rentangan benang dipasang

penjepit

untuk

menggantungkan hasiI sabtonan. Satu penjepit dapat dipakai

untuk 2 hetai hasiI sabtonan (bertotak betakang).

-

Desain ll

Bahan-bahan: paku, kawat/benang kasur; dan kayu reng. Buattah rangka kayu berbentuk empat persegi panjang, [ebar sesuai kebutuhan. Pakukantah pada sekeliting rangka

paku-paku berjarak 5 cm. Rentangkan benang berseberangan mem-bentuk jata, tarikan dibuat setegang mungkin. Hasit sabtonan

ditetakkan di atas jala benang.

-

Desain lll

Rak kombinasi desain I & ll

Atau membuat desain lain, yang pada dasarnya menghemat ruangan dan ongkos pembuatannya. Kita dapat berkreasi se-suai keinginan.

b.Ukuran ruangan kerja dan temperatur

Semakin besar ukuran ruangan kerja dan pengeringan, semakin

cepat proses pengeringan, karena sirkutasi udara tebih baik. Apatagi ditunjang temperatur ruangan yang cukup panas dan

kering. ldeatnya ruangan bertemperatur + 300C. c.Ukuran screen dan ketebalan

tinta

Ketebatan tinta hasiI sabtonan didapat dari ukuran screen yang

dipakai. Ukuran yang hatus berpengaruh pada tebih meratanya ketebalan tinta. Semakin halus screen maka semakin cepat puta proses pengeringan.

d.Campuran

tinta

yang dipakai dan pengencernya

Permukaan

benda yang

mampu

menyerap

tinta

akan

mempercepat pengeringan.

e.Bahan/benda yang disablon

Permukaan

benda yang

mampu

menyerap

tinta

akan

mempercepat pengeringan.

f.Tekanan rakel

Cara pengrakelan yang sudah dibahas di muka yang menyangkut sudut kemiringan pegangan, teknik raketan Yz atau penuh juga menentukan proses pengeringan hasiI sablon.

(23)

Penyabtonan khusus, dengan

tinta

khusus (misatnya: sablon

getas) menggunakan carayang khusus puta. Pertunya pemanasan

pada temperatur tertentu, agar tinta meresap ke bahan, atau menimbutkan efek lain (sabton timbut). Adaputa sejenis tinta

sablon (ptastidot), yang pengeringannya harus dengan sinar in-fra merah. Kemajuan teknotogi pembuatan tinta menghasilkan

tinta dengan efek-efek, antara lain:

-

Menyata di tempat getap (glow in the dork).

-

Menyata jika ditimpa sinar (ref

lektif).

-

Menghitangkan warna dasar (discharge).

-

Kesan betudru (flocking).

-

Kesan timbul (foam).

-

Serbuk, kertas logam, dan lain-tain produk dengan kekhas-annya masing-masing.

Untuk mempercepat pengeringan, kadang-kadang

di

datam

campuran, tinta ditambahkan suptemen pengering/paste dry atau [arutan tertentu yang dapat mempercepat pengeringan

tinta. Pemberian suplemen ini boteh saja ditakukan asatkan tidak menurunkan kuatitas hasi[ sabtonan.Contoh suplemen pe-ngering: fixer-three (pada cat kain), towel (pada cat ptastik).

Efek negatif dari pengeringan yang dipercepat misatnya:

Pori-pori corak di screen mudah buntu/mampet, hasiI sablon kurang

cemertang, penetrasi/meresapnya

cat

ke bahan berkurang

sehingga cat hasiI sabtonan mudah lepas/rontok, dtt.

C.

Penyortiran

Pascaproduksi

HasiI sabtonan setetah kering pertu diperiksa tagi sebetum dikemas.

Hat ini penting, mengingat bahwa sabton [ebih cenderung merupakan

produksi jasa, sehingga pengusaha sabton setayaknya memerhatikan tingkat petayanan jasa ke petanggannya. Proses produksi yang setatu

dipacu waktu, kadang-kadang menghasitkan produk cacat. Untuk itu produk yang

cacat

(kotor, tidak rata tintanya, dtt) harus dipisahkan

dari produk yang bagus, agar sesuai pesanan. Sehingga pada saat pe-langgan menerima hasiI sabtonan tidak akan komptain/kecewa.

D.

Mengatasi Kesalahan-kesatahan

Penyablonan

Diawati dari proses pengafdrukan/penyiapan bingkai ktise, hingga hasil akhir sabtonan, akan ditemukan kesutitan dan kesatahan terutama

bagi penyablon pemuta. Berikut ini diuraikan sebagian kesalahan yang

mungkin terjadi, faktor yang menyebabkan, dan bagaimana cara

meng-atasinya.

1. Banyak terjadi kebocoran

cat/tinta

Penyebabnya:

-

Gosascreen kotor/berdebu sebetum dipotes obat afdruk.

-

Kuatitas emutsi/campuran obat afdruk jetek dan sudah terkon-taminasi.

Cara mengatasinya :

-

Pastikan gasa screen bersih dari debu dan minyak sebetum

dipakai. Untuk menetratisir sisa alkoli dapat dipakai cuka dapur dan disemprot air hingga bersih.

-

Gunakan emutsi/campuran obat afdruk yang masih bagus/ baru.

2. Hasil gambar/corak sebagian buntu

Penyebab:

-

Ktise tidak sempurna (kekontrasannya), kurang hitam/pekat.

-

Bekas corak [ama masih tersisa di screen.

-

Tertutup lapisan penguat/scren loquer.

Cara mengatasinya :

-

Cek dutu ktise sebetum diafdruk.

-

Biasanya zat pewarna/pigmen masih tersisa di screen. Untuk itu dapat dibersihkan dengan reduser yang dicampur sabun

cream, kemudian dibitas dan disemprot air.

-

Pastikan pori-pori corak bebas dari lapisan penguat, dengan

disemprot hoir dryer.

3. Lapisan bingkai klise mudah terkikis/rontok

Penyebab:

-

lat

peka cahaya/sensitizer sudah [emah.

-

Kurang sempurna pengeringan setetah screen dipoles obat.

Cara mengatasinya :

-

Gunakan sensitizer yang bagus dan kuat.

-

Pastikan obat afdruk cukup kering dan siap disinari. 4. Gambar/corak sulit larut air saat disemprot

Penyebab:

-

Penyinaran tertatu lama, intensitas cahaya bertebih.

-

Sudah terkena cahaya tebih dahulu sebetum alat afdruk

di'

(24)

-

Ktise kurang mepet/rapat dengan screen, sehingga cahaya masih bisa menerobos.

-

Tertalu tebat memutas obat afdruk.

Cara mengatasinya :

-

Setetah potesan screen kering, segera disinari/diafdruk.

-

Cek kerapatan rangkaian atat afdruk, penekanan yang mantap.

5. Hasil sablonan blok-blokannya tidak rata/belang

Faktor yang menyebabkannya :

-

Tinta kurang lama mengaduknya.

-

Pemitihan screen kurang halus. Cara mengatasinya :

-

Perhatikan proses pencampuran

cat/tintanya,

gunakan

pengadukyang bersih dan pipih. Sebetum dipakai diaduk tagi.

-

Pitih screen yang hatus dan tepat.

6. Hasil sablonan kurang presisi, banyak yang meleset

Faktor yang menyebabkannya :

-

Catok/pengikat bingkai-ktise sudah goyah.

-

Gasa screen sudah kendor.

-

Pemisahan warna ktise kurang pas.

Cara mengatasinya :

-

Perbaiki catok dengan engsel yang lebih kuat.

-

Gunakan bingkai screen yang masih kuat.

-

Pastikan pemisahan warna

klise akurat/presisi

dengan menyatukan antara klise satu dengan yang tainnya.

7. Hasil sablonan membayang/mengembang

Faktor yang menyebabkannya :

-

Bahan bergesersetetah dirakel/bingkai diangkat.

Cara mengatasinya :

-

Beri perekat pada atas meja untuk mencegah bahan tertarik

bingkai atau bergeser.

E,

Perawatan

Alat dan

Keselamatan

Kerja

Memerhatikan perawatan atat dan keselamatan kerja karyawan,

menjadi hat yang penting karena mendukung efektifitas kerja. Usia peratatan akan lebih awet/tahan lama datam produksi, jika mendapat perawatan yang baik dan benar. Pekerja sabton juga akan tebih nyaman dan merasa aman jika prosedur kesetamatan kerjanya terpenuhi.

i

I

Pekerjaan sablon setatu bersinggungan dengan zat-zat kimia,

se-hingga cukup rentan bagi peratatan dan pekerjanya.

Namun hat tersebut dapat diatasi, dengan cara-cara:

1. Perawatan Atat

Atat-atat sabton terdiri dari berbagai atat pokok dan atat penunjang.

a. Bingkai Screen

Penempatan bingkai screen pada rak-rak khusus dengan pe-nyusunan yang tepat, akan memudahkan pemakaian kembati

saat dibutuhkan. Sebaiknya jauhkan dari sumber api atau dari

sumber penyebab kerusakan lainnya, mengingat bahwa

bingkai-screen mudah terbakar atau robek.

Bingkai klise yang dipakai berutang-utang dianjurkan setatu

ber-sih (terutama corak ktisenya) sebetum disimpan untuk pemakaian

berikutnya. Sedangkan bingkai-ktise sekali pakai hendaknya

segera dihapus atau di"putih"kan kembati.

Bingkai ktise yang kurang bersih, dapat mengakibatkan:

-

Kebuntuan corak/gambar karena tertutup tinta kering yang tebih sutit metarutkannYa.

-

Umur bingkai ktise pendek, tidak awet.

-

Waktu terbuang untuk menyempurnakan kembati corak-ktise. Sementara

itu,

bingkai ktise yang tidak segera dihapus, dapat mengakibatkan:

-

Lapisan ktise tebih

sutit

ditarutkan/dirontokkan karena semakin mengeras.

-

Sisa tinta yang tertinggat terutama zat pewarnanya akan

mem-bekas/membayang sehingga mengganggu corak setanjutnya

yang akan diafdruk. Juga mengakibatkan kebuntuan pada be-kas corak lama.

Cara menghapus bingkai klise:

Pada dasarnya, membersihkan bingkai ktise bertujuan:

-

Menghapus [apisan obat afdruk, metarutkan dan merontok-kannya, sehingga gasa screen menjadi

"putih"

kembati.

-

Mencuci bersih noda, debu, minyak atau benda asing lainnya.

Atat-atat yang digunakan untuk menghapus bingkai-ktise:

-

Pengotes bertangkai atau sikat gigi bekas.

-

Botol penyimpan larutan.

(25)

YI--

Pengaduk, dan busa pembersih.

Usahakan atat-alat yang dipakai terbuat dari ptastik atau

ke-ramik. Hindarkan atat berbahan logam, karena tidak tahan

ter-hadap zat kimia/atkati.

Obat penghapus lapisa.n ktise biasanya disediakan di toko

sup-ptier sabton mendampingi obat

afdrjk,

tetapi harganya retatir

mahal, karena pemakaiannya cenderung lebir'' uorolr

oioinaing-kan dengan pemakaian obat afdruk.

Uitut

menghemat,

A;A

dapat dibuat formula/campuran tarutan penghapus

r"ndi.i.

Menghapus bingkai-ktise dengan tarutan Atkati

di

samping menghemat kocek juga menghemat waktu.

Bahan-bahan yang harus disediakan:

-

Caustik soda/soda api, berbentuk kristat bening.

-

Kapurit, berbentuk serbuk putih.

-

Sabun krim/cotek.

-

Aceton/towet.

-

Reduser/pengencer cat/tinta.

-

Cuka dapur25%.

-

Air Dingin. Membuat larutan :

-

Larutan caustic sodoZ0%:

1 bagian coustik soda dicampur 4 bagian air dingin.

-

Larutan kapurit:

3 sdk makan kapurit dimasukkan ke datam

lz

geLasair dingin,

kemudian diaduk petan-petan.

-

Larutan cuka:

1 bagian cuka dapur 25 % dicampur 6 bagian air dingin. Ketiga larutan tersebut sebaiknya disimpan

di

botot ptastik sendiri-sendiri.

Urut-urutan penghapusan bingkai ktise:

1 ) Bersihkan bingkai ktise dengan air sabun,

cuci dan bitas. 2) Letakkan bingkai mendatar tengkurap.

3) Tuang larutan caustikdan kapurit secukupnya di atas screen

sambiI dicampur dan diratakan ke setr.rruh [e.mut aan Oing_ kai yang dihapus dengan pengotes/sikat gigi. Sambit

d]-jaga agar tarutan tidak mengenai bingkai/rangka,

karena

[arutan dapat merusak kayu/bingkai.

4) Tunggu + 15 menit sampai tertihat lapisan ktisenya larut, tertihat reaksinya dengan lunturnya [apisan ktise.

5)Siram bingkai screen dengan air, bitas sampai bersih. 6) Poteskan [arutan cuka, biarkan + 15 menit.

7) Siram bingkai screen dengan air; bitas sampai bersih

Keterangan: Larutan cuka dipakai untuk menetratisir sisa

at-kati yang masih tertinggat di bingkai.

Apabita penghapusan tersebut kurang sempurna, ditanjutkan urut-urutan sebagai berikut:

1) Letakkan bingkai mendatar.

2) Ratakan sabun krim/cotek ke permukaan screen dengan busa karet.

3) Tuangkan acetonltowel di atasnya hati-hati, gosok pertahan

dengan busa karet.

4) Setetah bereaksi, siram dengan

air

dingin,

bitas dan

semprot hingga bersih.

Biasanya bingkai screen sudah bersih pada tahap ini.

Noda di screenyangtertinggal biasanya hanya zat pewarna tinta

sabton. Noda ini dapat dihapus dengan cara:

1) Poteskan sabun krim/cotek ke permukaan noda di screen.

2) Tuangkan reduser/pengencer

tinta

sabton yang sudah dipoteskan ke noda, sambiI digosok pertahan dengan busa

karet yang dipakai tadi.

3) Setetah tertihat luntuq bitas dengan air dingin.

4) Jika diterawangkan masih tersisa noda, bersihkan sekati

tagi dengan reduser/pengencer dicampur sabun cream.

Posisi bingkai berdiri, digosok dengan menggunakan busa

karet kedua sisi screen (tuar datam).

Bingkai screen yang sudah dihapus dijemur hingga kering

sebetum disimpan kembati. b. Rakel

Merawat rakel yaitu menjaga dan memperbaiki raket agar tetap bersih, [urus

dan

[icin

mata-raketnya. Maka

rakel

harus diperlakukan:

-

Segera dibersihkan dari noda tinta, setetah dipakai.

-

Lap dan keringkan rakel sebelum disimpan.

-

Gunakan ampetas yang hatus untuk meratakan

ujung/mata-rake[.

(26)

Adapun Iangkah-tangkah yang

harus

dikerjakan

untuk meratakan rakel

-

Tempet/rekatkan ampetas-halus memanjang pada atas

yang rata (kaca atau muttiptek).

-

Pegang rakel dengan mantap, gosokkan ujung rakel ke

ampetas dengan sudut kemiringan mengikuti ujung

raket.

-

Beri tekanan sedikit pada saat menggosokkan rake[ ke ampetas satu arah saja (gerakan mendorong).

-

Pindahkan pegangan rake[ ke sisi lain dan gosokkan

kembati raket ke ampetas.

-

Cek dengan meraba ujung raket, apakah sudah cukup pengampetasannya.

Karet rakel yang memuai akibat pemakaian terlatu tama, dapat diputihkan lagi dengan:

- Mengganti rakel yang memuai, untuk melanjutkan pekerjaan. - Lap dan besihkan rakel yang memuai dari noda tinta.

- Rendam rake[ datam air dingin.

Karet yang memuai mengakibatkan hasiI sabtonan tidak rata,

karena tekanan di ujung rakel tidak plat/turus tagi. Jika sudah

ditakukan perawatan semestinya rakel akan putih dan turus tagi,

setetah pengaruh reduser/tinta hitang menguap.

-

Karet rake[ yang sudah terkorosi dan mengeras, sutit diputih'

kan lagi kondisinya.

c. Meja Sablon dan Rak-rak

Pada awal pembuatannya, meja sabton harus dirancang agar

tahan terhadap tekanan pekerjaan terus-menerus. Perawatan yang pertu ditakukan pada meja sabton, agar awet:

-

Memetihara kebersihan atas meja, baik yang berbahan kaca maupun lainnya.

-

Periksa pengikat bingkai/catok dan engset-engsetnya. Segera

perbaiki engsetyang sudah goyah, karena menghasitkan hasil

sablonan yang kurang presisi. Ganti yang baru

jika

sudah

parah kondisinya.

-

Jauhkan dari kemungkinan serangan rayap atau serangga yang

merusak kayu. Segera basmi jika terdapat serangga perusak

kayu.

-

Rak pengering dan rak-rak penyimpanan, secara berkata perlu diperiksa dan direhab sesuai perkembangan kebutuhan.

2. Keselamatan Kerja

Semua jenis pekerjaan pasti ada risikonya, baik kegagatan produksi,

pemborosan, kerugian maupun kecetakan. Namun

jika

pada saat

pe-rencanaan, tetah dipersiapkan dan diperhitungkan dengan cermat, risiko

kerja dapat dicegah atau dihindari.

Berkaitan dengan kesetamatan kerja, tertebih dahulu perhatikan

keamanan alat-atat dan bahan-bahan sabton,yaitu

a. Alat-atat kerja terutama yang bersinggungan dengan zat'zat kimia harus memitiki ketahanan, misalnya:

-

Tempat

cat/tinta

campuran PVC + Reduser/M3 tidak boteh berbahan ptastik, karena bisa [arut dengan cat.

-

Tempat larutan atkati tidak boteh berbahan logam, demikian

puta atat yang dipakai metarutkan/mencampur atau mengoles.

-

Boto[ ptastik emutsi/obat afdruk dianjurkan yang gelap,

terutama untuk metindungi sifat peka cahayanya.

-

Dan [ain-lain.

b. Atat-atat dan bahan sabton sebaiknya ditempatkan datam wadah ada khusus, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan

petiharaan.

Pekerja sabton akan merasa nyaman datam bekerja, jika

ruangan-ruangan kerjanya tertata rapi dan leluasa. Sirkutasi

udara harus bagus. Cukup ventitasi/tubang udara untuk

meng-ganti hawa beracun dengan udara segar.

Mengena[ sifat-sifat zat kimia dan bahayanya, sehingga dapat mempersiapkan alat-atat kesetamatan kerja. Di samping itu dipertukan pengetahuan untuk mengatasi kecetakaan yang mungkin timbut.

Pemakaian masker dianjurkan untuk mencegah terhirupnya

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara

Hasil analisis ragam yang dilakukan terhadap kadar lemak (Lampiran 16) menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu autoklafing dan frekuensi perebusan memberikan pengaruh yang nyata

Parameter yang digunakan antara lain kepadatan permukiman, kerapatan vegetasi, pola permukiman, lebar jalan masuk lingkungan permukiman, kondisi jalan masuk lingkungan

pembuatan penyususnan laporan akuntabilitas kinerja instasi pemerintah (LAKIP) yang seharusna sudah dikerjakan. Ketepatan waktu , contohnya pada saat peneliti melakukan

Rendahnya angka representasi perempuan dalam kepengurusan partai tidak hanya berpenga- ruh terhadap kebijakan partai yang tidak sensitif gender, tetapi secara tidak langsung

Upaya untuk melaksanakan ekstensifikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain melalui kerja sama dengan RT, RW, Kelurahan di daerah pemukiman mewah agar

- Bahwa setahu saksi sejak 3 (tiga) bulan yang lalu rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena Tergugat berselingkuh dengan seorang perempuan bernama WIL 2

Validasi adalah tindakan pembuktian yang terdokumentasi dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang