• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendahuluan. Kata kunci: pengamanan, mobile agent, paspor, visa, digital signature.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Pendahuluan. Kata kunci: pengamanan, mobile agent, paspor, visa, digital signature."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGAMANAN PERPINDAHAN MOBILE AGENT

MENGGUNAKAN METODE PASPOR DAN VISA

Mohamammad Fariz Alfian

1

, Ary Mazharuddin Shiddiqi

2

, Baskoro Adi Pratomo

3

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Email: fariz_alf@cs.its.ac.id

1

ary.shiddiqi@cs.its.ac.id

2

baskoro@if.its.ac.id

3

ABSTRAK

Definisi dari Mobile Agent adalah sebuah program yang memiliki identitas unik dengan kemampuan memindahkan kode programnya, data di dalamnya dan kondisinya diantara mesin yang terhubung dalam jaringan. Kemampuan Mobile Agent tersebut diturunkan dari dua disiplin ilmu yaitu kecerdasan buatan dan sistem terdistribusi.

Penerapan Mobile Agent salah satunya pada perdagangan elektronik. Karena sifatnya yang dapat memindahkan komputasi ke tempat data berada diharapkan dapat mengurangi konsumsi bandwith tidak seperti perdagangan elektronik sekarang yang salah satunya masih menggunakan metode client-server.

Tetapi dibalik semua kelebihannya tersebut, Mobile Agent masih menyimpan sejumlah potensi keamanan. Dari sisi Pengguna Mobile Agent membutuhkan jaminan bahwa agentnya aman dan terlindungi dari serangan berbahaya selama melakukan perjalanan sedangkan dari sisi host yang dikunjungi juga butuh kepastian bahwa agent yang datang benar-benar berasal dari sumber yang terpercaya dan tidak akan merusak sistem mereka selama eksekusi.

Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode paspor dan visa pada setiap agent yang akan melakukan perjalanan. Semua paspor dan visa tersebut memiliki digital signature yang membuktikan kevalidan pemilik dokumen tersebut dengan pemeriksaan ketika sebelum dan sesudah melakukan perpindahan.

Dalam tugas akhir ini dibahas bagaimana cara membangun sebuah perangkat lunak untuk mensimulasikan perpindahan mobile agent. Termasuk mendesain agent-agent didalamnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Uji coba yang dilakukan dapat membuktikan bahwa Mobile Agent yang melakukan perpindahan dengan menggunakan metode paspor dan visa dapat membuktikan integritasnya. Hanya saja memakan waktu lebih lama dengan selisih 275,6 milidetik daripada metode konvensional. Namun dalam perdagangan elektronik yang menjadi prioritas adalah keamanan sehingga selisih waktu tersebut masih dapat ditolerir.

Kata kunci: pengamanan, mobile agent, paspor, visa, digital signature.

1. Pendahuluan

Menurut definisi dari World Trade

Organization (WTO), e-commerce adalah proses produksi, promosi, penjualan dan pemasaran dari

sebuah produk menggunakan media

telekomunikasi. Salah satu keuntungan

pemanfaatan e-commerce adalah menghilangkan batasan jarak karena letak posisi geografis dan lebih cepat dari proses konvensional karena dilakukan secara elektronik[1].

Karena meliputi transaksi keuangan di dalamnya, maka perihal keamanan menjadi fokus utama. Teknologi mobile agent telah diperkenalkan sebagai peradigma baru untuk membangun sistem perdagangan elektronik yang pintar. Hal ini banyak menarik perhatian para peneliti karena secara umum mobile agent didefinisikan layaknya entitas perangkat lunak canggih yang secara mandiri dapat berpindah melalui jaringan dan mengambil keputusan. Jika dibandingkan dengan metode

client-server, mobile agent dapat berpindah ke arah

mesin tujuan sehingga sangat mengurangi

konsumsi bandwith dan mencegah terjadinya beban berlebih dalam jaringan.

Dalam hal e-commerce, lazimnya transaksi elektronik dilakukan antara penjual dan pembeli dengan perantara internet. Sebagai contoh, penjual mendirikan sebuah situs belanja online yang berisikan berbagai macam katalog produk yang ditawarkannya berikut cara untuk bertransaksi dalam situs tersebut.

Pembeli cukup berkunjung, memilih produk yang ditawarkan dan mengikuti alur transaksi dalam situs tersebut. Model komunikasi seperti ini menggunakan metode client-server dimana inputan dari user akan di proses pada server dan hasilnya akan dikembalikan pada client.

Hanya saja metode client-server seperti ini akan menghabiskan bandwith yang cukup besar karena harus mengalokasikan sejumlah resources tetap ketika transaksi berlangsung Gambar 1.1. Hal ini berbeda jika kita menggunakan metode mobile

(2)

2

Gambar 1.1 E-Commerce dengan Metode Client-Server

Konsumen cukup mengkonfigurasi mobile

agentnya dengan berbagai parameter seperti barang

yang dicari, warna yang diminta, harga yang cocok, dll. Selanjutnya mobile agent siap untuk dikirim ke market untuk mencari dan berinteraksi dengan

mobile agent lain yang memiliki barang dengan

kriteria yang diinginkan pemilik mobile agent tersebut. Begitu juga sebaliknya dengan produsen, mereka menyiapkan mobile agent nya dengan berbagai katalog produk juga mungkin kemampuan untuk tawar menawar (artificial intellegence).

Gambar 1.2 E-Commerce dengan Metode Mobile Agent

Proses yang diilustraikan pada Gambar 1.2 akan dijelaskan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Alur E-Commerce dengan Metode Mobile Agent

Proses Keterangan

Proses 1 Seorang pembeli mengkonfigurasikan agentnya sedemikian rupa sesuai keinginannya.

Proses 2 Seorang penjual juga melakukan hal yang sama yaitu mengkonfigurasikan agentnya sedemikian rupa.

Proses 3 Setelah proses konfigurasi selesai, pembeli dan penjual mengirimkan agentnya ke tempat perdagangan. Proses 4 Disini masing-masing agent akan

melakukan tugas sesuai dengan yang diperintahkan pemiliknya. Semisal agent yang dimiliki pembeli akan mencari barang yang diinginkan pemiliknya dengan berbagai ketentuan, sedangkan agent yang dimiliki oleh penjual akan menawarkan barang dagangannya dengan berbagai ketentuan yang telah diberikan oleh pemiliknya.

Proses 5 Setelah selesai mengerjakan tugas agent akan kembali pada pemiliknya.

Penggunaan mobile agent seperti pada gambar diatas berpengaruh pada menurunnya konsumsi bandwith jaringan, karena mobile agent memindahkan proses ke tempat komputasi berbeda dengan metode client-server yang memindahkan data ke tempat komputasi. Proses 4 adalah salah satu contoh dimana agent saling berkomunikasi namun hal ini memiliki konsumsi bandwith yang lebih kecil dari metode client-server.

Namun, teknologi mobile agent masih membawa beberapa permasalahan keamanan. Para pengguna mobile agent membutuhkan jaminan bahwa mobile agent mereka terlindungi dari berbagai serangan dan dapat berfungsi sebagai mana mestinya ketika menjelajahi jaringan. Sedangkan dari sudut pandang host tujuan mobile

agent, mereka juga membutuhkan jaminan bahwa mobile agent yang datang benar-benar berasal dari

sumber yang dipercaya dan tidak akan merusak sistem mereka selama eksekusi.

Tugas akhir ini mencoba menawarkan

sebuah solusi untuk mengamankan proses

perpindahan mobile agent selama menjelajahi jaringan dengan metode paspor dan visa.

2.

Tinjauan Pustaka

2.1

Mobile Agent

Mobile agent merupakan sebuah hasil

pemikiran yang berasal dari dua disiplin ilmu yang berbeda. Yang pertama adalah artificial inteligence atau kecerdasan buatan sehingga muncul konsep

agent dan yang kedua adalah distributed systems

atau sistem terdistribusi yang mendefinisikan konsep code mobility.

Menurut dari definisi standarnya, mobile

agent mirip dengan agent non mobile pada

umumnya yang bersifat autonomous, reactive,

proactive dan social. Tetapi dengan kemampuan

tambahan untuk berpindah diantara platforms untuk menyelesaikan tugas yang diembannya[2].

Dari sudut pandang sistem terdistibusi,

mobile agent merupakan sebuah program dengan

identitas unik dengan kemampuan memindahkan kode programnya, data di dalamnya dan kondisinya diantara mesin yang terhubung dalam jaringan. Untuk memenuhi kriteria tersebut mobile agent

memiliki kemampuan untuk menangguhkan

eksekusinya kapan saja dan melanjutkan kembali ditempat yang lain. Struktur mobile agent dapat dilihat pada gambar Gambar 2.1.

(3)

3

2.2

JADE Framework

JADE adalah sebuah middleware yang memiliki fasilitas untuk pengembangan sistem

multi-agent [3]. JADE framework yang terdiri dari: - Sebuah runtime environment dimana JADE agent

dapat diciptakan dan beraktifitas. Runtime environment ini harus terlebih dahulu dijalankan

pada sebuah host sebelum pengeksekusian satu atau beberapa mobile agent pada host tersebut. Distribusi JADE agent platform dapat dilihat pada Gambar 2.2. - Beberapa class atau library yang dapat digunakan

oleh programmer untuk membangun dan menspesialisasikan mobile agent buatannya.

- Sekumpulan graphical tools yang dapat digunakan untuk proses administrasi dan monitoring aktifitas

dari agent yang sedang berjalan.

Gambar 2.2 Distrubusi JADE Agent Platform[2]

2.2.1 Container dan Platform

Setiap running instance dari JADE runtime

environment disebut sebagai container yang dapat

berisi beberapa mobile agent. Sekumpulan dari beberapa container yang aktif disebut platform. Dalam setiap platform minimal harus ada satu

container yang aktif, container ini berikutnya

disebut main container. Container lain dalam satu

platform dapat segera mendaftarkan dirinya kepada main container segera setelah container itu

diciptakan. Skema JADE platform dan container dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skema JADE Platform dan Container[2]

2.2.2 Agent Management System dan

Directory Facilitate

agent management system adalah mobile agent yang menyediakan layanan untuk penamaan

setiap mobile agent agar memiliki nama yang unik dan juga menyatakan otoritas dalam satu platform, sehingga setiap instansiasi dari sebuah mobile

agent memungkinkan untuk membuat dan menghancurkan mobile agent lain pada container yang berbeda dengan terlebih dahulu mengajukan ijin tersebut pada AMS.

DF adalah singkatan dari directory

facilitator agent ini menyediakan layanan layaknya yellow pages. Sebuah mobile agent dapat mencari mobile agent lain yang menyediakan layanan yang

dibutuhkan untuk memenuhi tujuannya.

Mekanisme penggunaan layanan dari directory

facilitator dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Layanan Directory Facilitator[2]

2.2.3 Agent Behaviour

Setiap JADE agent terdiri dari thread tunggal untuk eksekusi. Sedangkan semua tugas yang akan diselesaikan dimodelkan dan di implementasikan sebagai objek behaviour. Untuk membuat sebuah agent melakukan tugas tertentu,

dibutuhkan satu atau beberapa behaviour

subclasses, kemudian di instansiasi menjadi objek behaviour dan ditambahkan ke dalam daftar tugas

yang harus diselesaikan oleh agent tersebut. Antara

agent dan behaviournya berjalan seperti beberapa thread yang saling berkoordinasi.

Masing-masing dari behaviour objek

memiliki action method() berisi tugas yang akan dikerjakan oleh agent, done method() yang mengembalikan nilai boolean sebagai penanda berakhir tidaknya pengerjaan tugas tersebut dan

block method() untuk meletakkan behaviour ini

pada kondisi idle agar tidak memakan resource semisal ketika menunggu pesan dari agent lainnya. Gambar 2.5 menunjukkan Alur Eksekusi thread pada mobile agent.

(4)

4

.

Gambar 2.5 Gambar Ekseskusi Thread pada Mobile Agent

2.2.4 Agent Communication

Salah satu fitur penting yang disediakan JADE adalah kemampuan berkomunikasi antar

masing-masing mobile agent. Mekanisme

komunikasinya mengadopsi asynchronous message

passing. Setiap mobile agent memiliki mailbox

yang terurut (agent message queue) dengan fungsi notifikasi untuk setiap pesan yang masuk. Pesan yang ada berada dalam queue dapat diambil dan diproses sesuai dengan keinginan programmer. Mekanisme ini diilustrasikan pada Gambar 2.5.

Pertukaran pesan pada JADE agent

memiliki format dari ACL language yang telah

ditetapkan oleh FIPA (http://www.fipa.org )

sebagai standart international untuk agent

interoperability.

Gambar 2.6 Mekanisme JADE Asynchronous Message Pasing[2]

3. Perancangan Perangkat Lunak

3.1

Deskripsi Umum

Domain permasalahan yang diangkat dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah bagaimana membangun sebuah aplikasi desktop yang dapat mensimulasikan perpindahan mobile agent dari satu host ke host yang lain dan dapat membuktikan integrasi sebuah mobile agent selama melakukan perjalanan.

Untuk mensimulasikan perpindahan mobile

agent paling sedikit membutuhkan 2 container

berbeda host yang akan digunakan sebagai daerah asal dan daerah tujuan.

Gambar 3.1 Rancangan Platform Simulasi

Pada Gambar 3.1 menjabarkan mengenai rancangan platform simulasi. Host asal memiliki sebuah container yang di dalamnya terdapat 2 buah

mobile agent yaitu MigrationServiceControl yang

selalu ada disetiap container sebagai pengatur masuk dan keluarnya mobile agent lain dalam

container tersebut serta sebuah TravellerAgent

yang disiapkan untuk melakukan perjalanan. Sedangkan host tujuan juga memiliki sebuah

container namun hanya memiliki

MigrationServiceControl.

3.2

Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan tentang

fungsionalitas utama yang dapat dilakukan oleh perangkat lunak sekaligus menggambarkan fitur-fitur yang dapat dilakukan oleh aktor. Secara garis besar, skenario use case sistem ini dapat

direpresentasikan oleh use case diagram

sebagaimana tampak pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Use Case Diagram

3.3

Class Diagram

Gambar 3.3 menunjukkan gambar class diagram yang berfungsi untuk memberikan

gambaran struktur perangkat lunak dengan

menunjukkan class-class yang digunakan pada perangkat lunak, atribut, fungsi dan hubungan antar masing-masing class.

(5)

5

Gambar 3.3 Class Diagram

3.4

Traveller Agent

Traveller Agent atau selanjutnya akan

disebut TA adalah mobile agent yang menjadi subjek utama dalam simulasi perpindahan mobile

agent dalam perangkat lunak ini. TA akan berperan

sebagai mobile agent yang akan melakukan perpindahan dari container asal tempat dia diciptakan menuju container tujuan.

Gambar 3.4 FlowChart Behaviour milik Traveller Agent

3.4.1 Behaviour pada Traveller Agent

Sebelum melakukan perpindahan ada beberapa prosedur yang harus dilakukan Traveller

Agent oleh untuk menjaga integritasnya

perjalanannya. Prosedur tersebut meliputi

pengajuan paspor, pengajuan visa dan beberapa stempel yang menyertainya seperti stempel paspor keluar, stempel visa masuk, stempel visa keluar dan stempel paspor keluar.

Masing-masing prosedur tersebut akan dimodelkan menjadi sebuah behaviour. Cara kerja dari masing-masing behaviour kurang lebih sama, yang membedakan hanya input dan output data

yang dikirimkan kepada MSC. Gambar 3.4

menjelaskan flowchart behaviour pada Traveller

Agent secara general.

3.4.2 Metode

Perpindahan

Traveller

Agent

Dalam melakukan perjalanannya, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh

Traveller Agent untuk tetap menjaga integritasnya.

Gambar 3.5 menunjukkan urutan prosedur yang dilakukan Traveller Agent sebelum dan

sesudah melakukan perpindahan. Sebelum

melakukan perpindahan, Traveller Agent harus mengajukan stempel paspor keluar saat berada di

container asal atau mengajukan stempel visa keluar

saat berada pada container tujuan. Jika proses pengajuan gagal, Traveller Agent tidak akan mendapatkan stempel keluar dan tidak diijinkan untuk keluar dari container tersebut.

Gambar 3.5 Flowchart Perpindahan Mobile Agent

Kemudian setelah melakukan

perpindahan, Traveller Agent harus mengajukan

MigrationServiceControl TravellerAgent Agent Behaviour EmigrationImmigrationService RequestPassport RequestVisa RequestExitStampPassport RequestEntryStampVisa RequestExitStampVisa RequestEntryStampPassport KeyCollection GenerateSignature VerifySignature Passport -passportID -agentID -agentName -containerName -factoryID -mscPublisher -issueDate -expireDate -agentHashValue -mscDigitalSignature -exitStamp -entryStamp Visa -visaID -passportID -agentName -containerName -factoryID -mscPublisher -issueDate -expireDate -entryStamp -passportHashValue -mscDigitalSignature -exitStamp -destinationName

(6)

6

stempel paspor masuk saat berada di container asal atau mengajukan stempel visa masuk saat berada pada container tujuan. Jika proses pengajuan gagal,

Traveller Agent tidak akan mendapatkan stempel

masuk dan tidak diijinkan untuk beraktifitas pada

container tersebut.

3.4.3 Metode Integritas Traveller Agent

Pemilik Traveller Agent membutuhkan kepastian bahwa Traveller Agent-nya aman dan terhindar dari serangan berbahaya seperti man in

the middle attack selama melakukan perjalanan.

Hal yang sama juga dibutuhkan oleh host untuk

memastikan bahwa Traveller Agent yang

mengunjungi host-nya ketika dieksekusi tidak berbahaya dan menimbulkan kerusakan sistem.

Kebutuhan tadi terjawab dengan

memberikan dokumen paspor dan visa pada setiap

Traveller Agent yang akan melakukan perjalanan.

Masing-masing paspor dan visa memiliki message

digest serta digital signature untuk membuktikan

kepemilikan serta penerbit dari dokumen tersebut. Metode pertama adalah mengkaitkan

kepemilikan sebuah paspor kepada sebuah

Traveller Agent dan mengkaitkan hubungan dari

sebuah visa kepada sebuah paspor seperti pada Gambar 3.6. Hal ini dapat dilakukan dengan menyimpan message digest dari sebuah Traveller

Agent ke dalam paspor yang dimilikinya serta

menyimpan message digest dari sebuah paspor ke

dalam sebuah visa. Sehingga perbedaan

kepemilikan dapat dideteksi.

Gambar 3.6 Binding pada Traveller Agent

Metode kedua adalah memberikan

signature oleh penerbit (MSC) pada tiap dokumen

yang diterbitkan seperti pada Gambar 3.7. Sehingga akan ada digital signature penerbit pada setiap paspor dan visa. Metode ini digunakan memastikan bahwa dokumen milik mobile agent yang meliputi paspor dan visa berasal dari sumber yang terpercaya dan tidak mengalami perubahan isi.

Gambar 3.7 Digital Signature pada Traveller Agent

3.5

Migration Service Control

Migration Service Control atau selanjutnya

akan disebut MSC adalah sebuah mobile agent yang bertugas untuk memberi ijin Traveller Agent

yang akan menuju maupun keluar dari

containernya. Masing-masing container akan

memiliki sebuah MSC. Proses pemberian ijin tersebut dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu layanan emigrasi dan layanan imigrasi. Penjabaran bagian tersebut terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Rincian Tugas MSC

Layanan Emigrasi Layanan Imigrasi

Verifikasi pengajuan visa Verifikasi pengajuan paspor Verifikasi untuk stempel

visa masuk

Verifikasi untuk stempel paspor masuk

Verifikasi untuk stempel visa keluar

Verifikasi untuk stempel paspor keluar

3.5.1 Behaviour pada Migration Service

Control

Untuk menunjang tugas sebagai pemberi ijin tersebut, MSC memiliki satu behaviour (Layanan EmigrasiImigrasi) yang bersifat cyclic

behaviour.

Karena menggunakan cyclic behaviour, MSC akan selalu menunggu request dari Traveller

Agent dan berhenti hingga memenuhi suatu kondisi

tertentu (ketika Traveller Agent di delete). Setelah memilah jenis request dari mobile agent, MSC akan melakukan serangkaian verifikasi. Jika hasil dari verifikasi tersebut valid maka MSC akan menerbitkan sebuah dokumen paspor, visa ataupun stempel yang menyertainya sesuai dengan request awal dari Traveller Agent. Hal ini dijelaskan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Flowchart Behaviour Layanan EmigrasiImigrasi Passport or Visa Content Passport or Visa Content Digital Signature Hash Function Decrypt with Public Key Message Digest Message Digest

(7)

7

3.5.2 Metode Sinkronisasi Public Key

Setiap visa yang diterbitkan oleh MSC akan dibubuhi sebuah signature sebagai siapa yang menerbitkan. Ketika Traveller Agent melakukan perjalanan ke container lain, signature dalam visa tadi akan diverifikasi. Permasalahannya terletak pada proses verifikasi membutuhkan data penyusun

signature (plain text), data yang telah dienkripsi

(cipher text) dan public key yang tidak terdapat pada container tujuan.

Solusinya adalah menyimpan data

penyusun signature (plain text), data yang telah dienkripsi (cipher text) dan public key ke dalam sebuah server basisdata setiap kali proses pembuatan signature selesai dilakukan. MSC lain

dapat mengambil data-data tersebut untuk

melakukan verifikasi sesuai dengan visa yang masuk. Sehingga signature pada visa tetap bisa diverifikasi walaupun berbeda dengan tempat

signature tersebut dibuat.

Gambar 3.9 Verifikasi Signature dengan Sinkronisasi Public Key

Proses yang diilustraikan pada Gambar 3.9 akan dijelaskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Verifikasi Signature dengan Sinkronisasi Public Key

Proses Keterangan

Proses 1 Traveller Agent mengajukan visa untuk

menuju Container-1.

Proses 2 Jika request diterima, MSC asal akan membuat signature untuk visa tersebut serta menyimpan data penyusun

signature (plain text), data yang telah

dienkripsi (cipher text) dan public key pada server basis data.

Proses 3 Kemudian MSC asal akan memberikan visa berikut signature-nya kepada

Traveller Agent.

Proses 4 Traveller Agent melakukan perpindahan

menuju Container-1.

Proses 5 MSC tujuan akan mengecek signature pada Traveller Agent.

Proses 6 MSC tujuan mengambil data penyusun

signature (plain text), data yang telah

dienkripsi (cipher text) dan public key dari server basis data yang sesuai dengan visa dari Traveller Agent.

Proses 7 Setelah proses verifikasi berhasil MSC tujuan akan mengijinkan Traveller Agent

untuk melakukan aktifitas pada

container-nya.

3.6

Paspor

Paspor adalah sebuah dokumen resmi yang

diperlukan oleh Traveller Agent sebelum melakukan

perjalanan. Fungsi dari Paspor ini adalah sebagai

identitas dan bukti atas integritas Traveller Agent

tersebut dengan container-nya. Oleh karena itu Paspor hanya diterbitkan oleh MSC asal untuk

Traveller Agent yang masih satu container dan telah memenuhi semua persyaratan pengajuan paspor yang diberikan. Penjabaran struktur paspor terdapat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Struktur Paspor

Variabel Keterangan

passportID Nomor ID paspor agentID Nomor ID Traveller Agent agentName

Nama Traveller Agent pemilik paspor

containerName

Nama container tempat paspor dibuat

factoryID IP host tempat paspor dibuat

mscPublisher Nama MSC penerbit passport issueDate Tanggal terbit paspor expireDate

Tanggal berakhir masa berlaku paspor

agentHashValue

Hash value dari Traveller Agent

pemilik paspor mscDigitalSignature

Signature dari msc penerbit

paspor

exitStamp Stempel paspor keluar entryStamp Stempel paspor masuk

3.7

Visa

Visa adalah sebuah dokumen resmi yang

diperlukan Traveller Agent untuk beraktifitas di

container tujuan. Fungsi dari visa adalah sebagai

bukti bahwa Traveller Agent tersebut telah

mengalami pemeriksaan dan dinyatakan tidak berbahaya ketika dieksekusi oleh MSC tujuan. MSC tujuan dapat menerbitkan visa untuk semua

Traveller Agent yang akan menuju container-nya setelah memenuhi persyaratan pengajuan visa yang diberikan. Penjabaran dari struktur visa terdapat pada Tabel 3.16.

Tabel 3.4 Struktur Visa

Variabel Keterangan

visaID Nomor ID visa

passportID Nomor ID paspor agentName

Nama Traveller Agent pemilik visa

containerName

Nama container tempat visa dibuat

factoryID IP host tempat visa dibuat

mscPublisher Nama MSC penerbit visa issueDate Tanggal terbit visa expireDate

Tanggal berakhir masa berlaku visa

(8)

8

passportHashValue

Hash value dari paspor tempat visa berada

mscDigitalSignature Signature dari msc penerbit visa exitStamp Stempel visa keluar

entryStamp Stempel visa masuk destinationName Tempat tujuan visa

4. Uji Coba dan Analisa

4.1

Skenario Uji Coba

Uji coba ini dilakukan untuk menguji apakah fungsionalitas yang dijabarkan pada tahap analisis telah diimplementasikan dengan benar dan berjalan sebagaimana mestinya. Uji coba akan didasarkan pada beberapa skenario untuk menguji kesesuaian respon aplikasi.

4.1.1 Uji Coba Fungsional

Sebuah Traveller Agent akan melakukan

perpindahan dari Main-Container menuju

Containeir-1 kemudian kembali ke

Main-Container-nya dengan kondisi belum memiliki

paspor dan visa. Warna tampilan antarmuka menunjukkan lokasi Traveller Agent saat itu. Merah jika berada di Main-Container dan warna biru jika berada di Container-1. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2

Gambar 4.1 TravellerAgent Belum Memiliki Paspor

Gambar 4.2 TravellerAgent Belum Memiliki Visa

Kondisi Traveller Agent setelah mengajukan paspor ke msc di Main-Container dan visa ke msc1 di Container-1 sebelum melakukan perpindahan. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.3dan Gambar 4.4

Gambar 4.3 TravellerAgent Telah Memiliki Paspor

Gambar 4.4 TravellerAgent Belum Memiliki Visa

Kondisi Traveller Agent setelah melakukan perpindahan dan tiba di Container-1. Disini kolom stempel paspor keluar dan stempel visa masuk sudah terisi. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6

Gambar 4.5 Kondisi Paspor Setelah Tiba di Container-1

Gambar 4.6. Kondisi Paspor Setelah Tiba di Container-1

Kondisi Traveller Agent setelah melakukan perpindahan dan kembali ke Main-Container. Disini kolom stempel paspor masuk dan stempel visa keluar sudah terisi. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.7 dan

(9)

9

Gambar 4.8

Gambar 4.7 Kondisi Paspor Setelah Kembali ke Main-Container

Gambar 4.8 Kondisi Visa Setelah Kembali ke Main-Container

4.1.2 Uji Coba Performa

Uji coba performa dilakukan dengan tujuan mengetahui waktu yang dibutuhkan suatu proses

tertentu. Setelah mengetahui waktu yang

dibutuhkan, dapat dilakukan perbandingan terhadap proses yang memiliki kesamaan tujuan.

4.1.2.1 Proses Pembuatan Paspor

Pada uji coba berikut ini, akan dilakukan

perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proses pembuatan paspor. Proses ini dilakukan secara berulang sejumlah 10 kali untuk dicari rata-ratanya.

Tabel 4.1 Performa Pembuatan Paspor

Uji Coba Lama Waktu

Proses Satuan 1 185 milidetik 2 56 milidetik 3 49 milidetik 4 42 milidetik 5 61 milidetik 6 43 milidetik 7 60 milidetik 8 61 milidetik 9 49 milidetik 10 52 milidetik Rata-rata 65.8 milidetik

Setelah dilakukan perhitungan Tabel 4.1, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses pembuatan paspor adalah 65.8 milidetik.

4.1.2.2 Proses Pembuatan Visa

Pada uji coba berikut ini, akan dilakukan

perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proses pembuatan visa. Proses ini dilakukan secara berulang sejumlah 10 kali untuk dicari rata-ratanya.

Tabel 4.2 Performa Request Visa

Uji Coba Lama Waktu

Proses Satuan 1 188 milidetik 2 112 milidetik 3 189 milidetik 4 79 milidetik 5 194 milidetik 6 79 milidetik 7 59 milidetik 8 57 milidetik 9 83 milidetik 10 128 milidetik Rata-rata 116.8 milidetik

Setelah dilakukan perhitungan Tabel 4.2, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses pembuatan visa adalah 116.8 milidetik..

4.1.2.3 Performa Perpindahan Agent

Pada uji coba berikut ini, akan dilakukan perhitungan waktu yang dibutuhkan sebuah mobile

agent untuk melakukan perpindahan

.

Ada dua buah parameter yang akan diberikan yaitu dengan dan tanpa melakukan prosedur keamanan.

Selanjutnya dilakukan perhitungan selisih waktu mobile agent ketika tiba di remote container dikurangi waktu mobile agent ketika berangkat dari

local container.

Tabel 4.3 Selisih Waktu Perpindahan Mobile Agent

Uji Coba Selisih Satuan

1 2497 milidetik 2 2463 milidetik 3 2487 milidetik 4 2476 milidetik 5 2482 milidetik 6 2472 milidetik 7 2486 milidetik 8 2476 milidetik 9 2470 milidetik 10 2479 milidetik Rata-rata 2478,8 ms milidetik

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh mobile agent untuk berpindah container sejumlah 2478.8

(10)

10

Tabel 4.4 Selisih Waktu Perpindahan Traveller Agent

Uji Coba Selisih Satuan

1 2809 milidetik 2 2754 milidetik 3 2774 milidetik 4 2722 milidetik 5 2736 milidetik 6 2756 milidetik 7 2759 milidetik 8 2769 milidetik 9 2727 milidetik 10 2738 milidetik Rata-rata 2754.4 milidetik

Sebagai pembanding, dilakukan juga

perhitungan waktu yang dibutuhkan oleh Traveller

Agent untuk melakukan perpindahan termasuk

menjalankan 2 prosedur pengajuan stempel didalamnya. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan Traveller Agent untuk berpindah container sekaligus menjalankan 2 prosedur pengajuan stempelnya adalah 2754.4 milidetik.

5. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pengamatan selama perancangan, implementasi, dan proses uji coba perangkat lunak yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Perangkat Lunak yang dibangun telah

mampu memenuhi kebutuhan untuk

simulasi perpindahan mobile agent dengan serangkaian prosedur keamanannya.

b. Waktu yang dibutuhkan oleh mobile agent

untuk melakukan perpindahan tanpa

prosedur keamanan rata-rata sebesar 2478,7 milidetik sedangkan Traveller Agent dengan prosedur keamanan rata-rata meningkat menjadi 2754,4 milidetik.

c. Karena tujuan utama dari pembuatan perangkat lunak ini adalah integritas ketika TravellerAgent melakukan perpindahan. Maka peningkatan waktu sebesar 275,6

milidetik untuk menjalankan prosedur

keamanan masih bisa ditolelir.

Berikut merupakan beberapa saran untuk pengembangan sistem di masa yang akan datang, berdasar pada hasil perancangan, implementasi, dan uji coba yang telah dilakukan.

a. Menambahkan fitur kecerdasaan buatan kepada mobile agent dalam studi kasus perdagangan elektronik. Sehingga mobile

agent dapat berperan sebagai reseller agent dan buyer agent.

6. Daftar Pustaka

[1] Guan, S, Wang, T, Ong, S. 2002. Migration

control for mobile agents based on passport and visa. Journal of Future Generation

Computer Systems 19: 173-186.

[2] Bellfemine, Fabio. 2007. Developing

Mobile-Agent Systems JADE. West Susex:

Wiley. 115-116.

[3] Jade Documentation

http://jade.tilab.com/doc/index.html, dikunjungi pada 11 Nopember 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu, untuk

[r]

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara penghasilan orang tua, usia orang tua dan jarak

[r]

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan mengacu kepada Dokumen Pengadaan serta berdasarkan Berita Acara

Universitas Negeri

[ a,b] adalah himpunan semua bilangan real yang lebih besar atau sama dengan a dan.. kurang atau sama dengan

Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku ; faktur pembelian beserta dokumen dicatat dalam kartu persediaan, kemudian juga dicatat dalam kartu utang