• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW PADA INSINERATOR FBC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW PADA INSINERATOR FBC"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411 - 4216

UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW

PADA INSINERATOR FBC

Supriyatno, M. Affendi dan Yusuf S. Utomo

Pusat Penelitian Fisika - LIPI

Jl. Sangkuriang Gd. 80 Lt.2 Kompleks. LIPI, Bandung 40135. Telp. 022-2507773 Fax. 022-2503050 e-mail : supriyatno03@yahoo.com, supriyatno_id@plasa.com, affendi_03@plasa.com, yusstomo@plasa.com

Abstrak

Telah dilakukan perancangan dan konstruksi sistem penukar kalor (PK) pada insinerator FBC sampah kota kapasitas 100 kg/jam. Sistem PK berupa cangkang dan tabung (shell and tube) tipe cross flow yang dilengkapi pelat hambat alir (barrier) yang tersusun di dalam tabung silinder sehingga terjadi perpindahan panas efektif antara aliran gas buang dengan udara primer ke ruang pembakaran insinerator FBC. Rancangan didasarkan pada kebutuhan pemanasan udara dari 30 oC ke 200 oC menggunakan aliran gas buang insinerator dengan suhu 500 oC menurun menjadi 300 oC, sehingga dapat ditentukan daya panas PK sebesar 26.33 kW. Hasil perhitungan luas perpindahan panas adalah 6.83 m2. Metoda penentuan luas penampang perpindahan panas menggunakan beberapa parameter, yaitu aliran kalor atau daya panas Q, koefisien total sistem PK U, perbedaan suhu kedua sisi aliran dingin dan panas yaitu antara gas buang dan udara primer yang dipanaskan. U merupakan fungsi dari koefisien panas konduksi tabung pada permukaan luar ho dan permukaan dalam hi yang ditentukan

berdasarkan bilangan Nusselt pada aliran laminar dan turbulen serta faktor koreksi antara lain perubahan arah aliran, konfigurasi lubang tabung pada pelat barrier dan aliran by pass antara tabung dan cangkang luar. Konstruksi PK mempunyai dimensi, panjang tabung 0.9 m, diameter dalam 0.05 m dan diameter luar 0,06 m, sehingga diperoleh ho 49 W/mK dan hi 17.6

W/mK. Pengukuran di lapangan menunjukkan hasil bahwa, dengan suhu gas buang pada inlet 544 oC dan outlet 280 oC mampu meningkatkan suhu rata-rata udara primer pembakaran dari 56 oC naik menjadi 178 oC.

Kata kunci : Penukar kalor (PK); daya panas; luas bidang perpindahan panas; panas konduksi; faktor koreksi.

Pendahuluan

Penukar kalor (PK) banyak dipakai oleh industri dan yang banyak dikenal adalah model cangkang dan tabung (shell and tube) dimana fluida dingin mengalir di dalam tabung yang diletakkan di dalam cangkang pelindung. Permukaan tabung kecil berfungsi sebagai bidang PK dimana fluida panas gas pembakaran dialirkan ke dalam cangkang melewati permukaan bagian luar tabung PK. Untuk mendapatkan tingkat efektivitas perpindahan panas yang tinggi dari fluida pemanas, maka tabung PK terpasang pada beberapa bidang penyekat hambat aliran. Sistem PK ini digunakan pada uji coba insinerator FBC untuk pembakaran sampah kota dengan kapasitas desain 100 kg/jam. Berdasarkan hasil perhitungan proses fluidisasi pembakaran, insinerator FBC tersebut membutuhkan volume alir udara primer untuk pembakaran yang besarnya ekivalen dengan kapasitas blower 9.2 m3/min dan menghasilkan volume alir gas asap pembakaran sebesar 17.8 m3/min1). Gas asap pembakaran tersebut dilalukan ke dalam PK setelah keluar dari sistem siklon. Induced Draft (ID) fan digunakan pada insinerator untuk membantu penarikan gas asap pembakaran dari sistem siklon dan PK ke cerobong. Sebagai upaya peningkatan efisiensi pembakaran pada insinerator FBC, maka diterapkan cara memanfaatkan panas gas buang untuk peningkatan suhu udara primer pembakaran yaitu dengan penggunaan sistem PK. Gas buang insinerator FBC sebelum dialirkan ke cerobong dilalukan ke dalam sistem PK dan secara terpisah udara primer pembakaran dari blower dilalukan pula ke sistem PK sehingga memperoleh panas dari gas buang dan suhu udara primer pembakaran meningkat. Dalam pembuatan konstruksi PK harus ditentukan luas bidang perpindahan panas yang memisahkan aliran udara primer pembakaran dan gas asap pembakaran dan sekaligus berfungsi sebagai PK. Bidang pemisah aliran

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-1

(2)

fluida panas dan dingin tersebut berupa luas penampang tabung dengan permukaan luar sebagai sisi panas dan permukaan dalam sebagai sisi dingin. Karena konstruksi PK terdiri dari sejumlah tabung PK berukuran kecil dan cangkang luar berupa tabung besar, maka variabel luas bidang perpindahan panas ditentukan oleh jumlah total luas bidang permukaan silinder dari tabung kecil PK yang ditempatkan di dalam tabung silinder besar. Pada sisi aliran panas, permukaan luar tabung PK terpasang pada sejumlah dinding pelat yang berfungsi sebagai barrier (penghambat) aliran fluida panas sehingga meningkatkan efektivitas fungsi perpindahan panas.

Makalah ini membahas teori perancangan PK dan uji coba PK dengan cara mengamati perubahan suhu aliran fluida panas gas hasil pembakaran dan aliran fluida dingin udara primer untuk pembakaran dalam pengoperasian insinerator FBC.

Metodologi

Untuk memperoleh unjuk kerja dari konstruksi PK sesuai dengan harapan, maka metodologi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat rancangan PK menggunakan model cangkang dan tabung (shell and tube), dimana fluida dingin adalah udara primer untuk pembakaran dialirkan di dalam tabung PK sedang fluida panas gas asap pembakaran dialirkan ke dalam cangkang melewati tabung PK bagian luar. Tabung PK ini terpasang pada sekat-sekat penghambat aliran fluida pemanas.

2. Membuat konstruksi PK hasil rancangan.

3. Melakukan pengukuran suhu pada uji coba insinerator FBC dengan sistem PK hasil konstruksi. 4. Analisis data hasil pengamatan suhu aliran fluida panas dan dingin pada sistem PK.

5. Analisis hasil rancangan dan hasil uji coba PK dimana pemanasan aliran udara primer pembakaran dari suhu ambient 30 oC ke 200 oC dan pemanfaatan panas gas buang hasil pembakaran dengan suhu 500 oC menjadi 300 oC.

Hasil dan Pembahasan

1. Rancangan PK

Pada perancangan daya panas PK, suhu gas buang pembakaran yang masuk ke PK dan keluar dari PK masing-masing adalah T11 500 oC dan T12 300 oC. Sedangkan suhu udara primer untuk pembakaran masuk ke PK adalah T21 30 oC dan keluar T22 200 oC. Berdasarkan teknis hasil perhitungan koefisien perpindahan panas fluida pada bidang tabung PK permukaan luar ho sebesar 49 W/m2 K. Untuk konstruksi PK yang dibuat dengan cangkang yang mempunyai spesifikasi diameter luar Do 340 mm, jarak antara pelat barrier 170 mm, tinggi barrier 151 mm, diameter tabung PK 60 mm dan jumlah tabung PK 19. Sedangkan faktor koreksi untuk sistem PK dengan spesifikasi, dimensi, kondisi suhu dan jenis fluida gas asap pembakaran seperti tersebut diatas diperoleh hasil sebagai berikut: koreksi perubahan aliran fG =1.012, koreksi konfigurasi lubang tabung pada pelat penghambat alir barrier fB = 0.664 dan koreksi aliran bypass antara berkas tabung di dalam cangkang tabung luar fL = 0.566.

Koefisien konduksi panas tabung PK bagian dalam ditentukan berdasarkan hubungan2) :

i ud i

d

Nu

h

=

λ

(1)

Bilangan Reynold aliran fluida dingin udara primer dengan kondisi tersebut diatas adalah 8861, berarti aliran turbulen. Bila volume alir udara v = 0.15 m3/s, atau v pada tabung = 0.008 m3/s, dengan di = 0.05 m, maka diperoleh kecepatan alir v = 4.02 m/s. Viskositas udara pada suhu rata-rata 115 oC v = 22.57 x 10-6 m2/s6) dan koefisien konduktivitas udara λ = 0.0311 W/m K, maka berdasarkan hubungan2)

: (2)

(

)

0.7

/

1

4 . 0 Pr 100 8 . 0 Re 0214 . 0

di

L

Nu

+

⋅ =

diperoleh Nusselt = 28.33 dengan bilangan Pr = 0.697 dan berdasarkan hubungan (1) diperoleh harga hi =

17.62 W/m2 K.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-2

(3)

Dengan harga di = 0.05 m, do = 0.06 m, k = 50 W/m K, ho = 49 W/m2K, hi = 17.62 W/m2K, maka harga U total

dari sistem PK ditentukan berdasarkan rumus3):

o h o r i r i r o r k r i h U 1 ln 1 1 ⋅ + ⋅ + =

(3)

dan diperoleh hasil U total = 13.54 W/m2 K.

Luas bidang perpindahan panas ditentukan berdasarkan beberapa parameter antara lain laju kebutuhan kalor pemanas Q, Koefisien total perpindahan panas U ditentukan dari perbedaan suhu logarithmic antara kedua sisi dingin dan panas sistim PK dengan aliran fluida dingin udara primer pembakaran dan fluida panas gas asap pembakaran.

Daya panas PK dapat ditentukan menggunakan rumus1) sebagai berikut :

(

Tak Taw

)

P C ud m Q= ⋅ ⋅ − (4)

Dengan menggunakan harga laju volume alir udara 9.2 m3/min, berat jenis udara 1.2 kg/m3 dan Cp udara 1.01 kJ/kgK dan asumsi perhitungan suhu udara primer naik dari 30 oC ke 200 oC dan penurunan suhu gas buang pembakaran dari 500 oC ke 300 oC, maka diperoleh daya panas PK sebesar 26.33 kW.

Perhitungan luas bidang perpindahan panas A dilakukan dengan menggunakan hubungan3) :

(

2 11

)

2 ln T T U T T q A ∆ − ∆ ∆ ∆ ⋅ =

(5)

Dengan menggunakan hasil perhitungan ∆T1 = 270 oC, ∆T2 = 300 oC, diperoleh ln (∆T2/∆T1) = 0.105, selisih

∆T2 - ∆T1 = 30 oC, maka diperoleh harga A = 6.83 m2. Luas bidang perpindahan panas A ekivalen dengan

luas bidang permukaan tabung PK dengan panjang tabung 43.5 m. Apabila dimensi panjang tabung PK dibuat 0.9 m, maka jumlah total tabung (n) yang diperlukan adalah 48 buah.

2. Hasil Uji Coba

Bentuk konfigurasi sistem siklon FBC dan PK disajikan pada gambar 1:

Gambar 1. Diagram Sistem PK pada Siklon FBC

Sedangkan konstruksi Sistem PK mempunyai bentuk dan dimensi seperti terlihat pada gambar 2 :

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-3

(4)

Gambar 2. Bentuk dan Dimensi Sistem PK

Sistem pengukuran pada uji coba insinerator FBC yang dilengkapi PK dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Sistem Pengukuran pada Uji Coba Insinerator FBC yang dilengkapi PK

Dimana T1 : suhu unggun, , T2 : suhu Free board, T3 : suhu gas asap inlet, T4 : suhu gas asap outlet, T5 : suhu

udara pembakar outlet, T6 : suhu udara pembakar inlet

Data hasil pengamatan di lapangan disajikan pada tabel 1. berikut:

Tabel 1. Pembakaran Sampah (dengan PK)

Waktu T1 T2 T3 T4 T5 T6 Laju Umpan BB (kg/jam)

11:45 433 410 344 230 141 48 48 11:50 584 600 397 220 118 49 90 11:55 597 600 408 232 128 50 48 12:00 930 605 425 260 138 51 - 12:05 918 590 426 268 139 52 114 12:10 1047 590 466 294 148 54 - 12:15 674 570 478 307 151 53 - 12:20 698 600 619 364 184 54 52 12:25 678 600 545 357 189 56 - 12:30 769 640 639 384 204 58 244 12:35 751 750 650 387 211 58 18 12:40 686 940 679 411 224 58 144 12:45 744 750 594 513 206 61 60 12:50 714 600 638 399 207 60 - 12:55 700 950 698 422 228 63 60 13:55 698 900 701 434 234 63 144 rata-rata 726.31 668.44 544.19 342.63 178.13 55.50 92.91

Pada kenyataannya suhu udara masuk rata-rata 55.5 oC relatif lebih tinggi dari suhu ambient karena penempatan PK berada di sekitar cerobong dan sistem siklon.

Hasil pengukuran suhu pada insinerator dan PK dapat direpresentasikan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-4

(5)

0 200 400 600 800 1000 1200 11: 45 11: 50 11: 55 12: 00 12: 05 12: 10 12: 15 12: 20 12: 25 12: 30 12: 35 12: 40 12: 45 12: 50 12: 55 13: 55 Waktu Suhu T1 T2 T3 T4 T5 T6

Gambar 4. Grafik Suhu Terhadap Waktu Hasil Pembakaran Sampah pada Insinerator FBC yang Menggunakan PK

Terlihat pada grafik penurunan suhu gas buang pada insinerator dari T3 ke T4 yang diikuti oleh kenaikan suhu

udara primer gas pembakaran dari T6 ke T5.

Kendala-kendala yang dijumpai dalam uji coba tersebut antara lain: (1) daya ID fan sebesar 2 HP kurang memadai sehingga produksi gas pembakaran tidak seluruhnya dapat masuk ke dalam sistem PK. (2) Gas asap pembakaran masih banyak mengandung fly ash, sehingga mengganggu aliran fluida panas.

Perbandingan suhu pada sisi panas dan dingin antara hasil rancangan dan uji coba disajikan dalam tabel 2:

Tabel 2. Perbandingan Suhu pada Sisi Panas dan Dingin Antara Hasil Rancangan dan Uji Coba

Rancangan Uji Coba

Suhu [oC]

Sisi panas Sisi dingin Sisi panas Sisi dingin

Suhu udara 200 30 178 55.

Suhu gas hasil pembakaran 500 300 544 343

Perbedaan tersebut dapat disebabkan antara lain: jumlah gas asap masuk ke dalam sistem

PK tidak optimal. Untuk memperbaiki kinerja sistem PK disarankan dimensi cangkang luar

dibuat lebih besar dan jumlah tabung PK diperbanyak. dan penambahan sistem saringan

untuk fly ash.

Kesimpulan

Unjuk kerja sistem penukar kalor tipe cross flow pada insinerator FBC di lapangan telah

diamati mendekati hasil rancangan perubahan suhu dan hasilnya masih perlu

penyempurnaan yaitu dimensi cangkang luar dan luas bidang tabung PK dibuat lebih besar

sesuai dengan rancangan. Disamping itu perlu penambahan sistem saringan untuk fly ash.

Daftar Notasi

λud : Koefisien konduktivitas udara, W/m K

∆T1 : Beda suhu antara fluida dingin masuk PK T21 dan fluida panas keluar PK T22, oC

∆T2 : Beda suhu antara fluida panas masuk T11 PK dan fluida dingin keluar PK T12,oC

A : Luas bidang perpindahan panas (perpan), m2 Cp : Kapasitas panas udara, kkal/kg oC

di : Diameter permukaan dalam tabung PK, m

ho, hi, : Koefisien perpindahan panas permukaan dalam dan luar tabung PK, W/m2 K

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-5

(6)

K : Konduktivitas logam tabung penghantar, W/m K L : Panjang tabung, m

mud : Laju massa alir udara, kg/s

Nu : Bilangan Nuselt Pr Q : : Prandel Daya panas, kW

q : Aliran kalor dari fluida panas ke dingin, kW Re

Tak

: :

Bilangan Reynold Suhu udara akhir, oC Taw : Suhu udara awal, oC

ri,ro Jari-jari bagian penampang tabung dalam, tabung luar, m

U : Koefisien perpan total PK, W/m2 K

v : Viskositas kinematis, m2/s

Ucapan Terima Kasih

Disampaikan terima kasih kepada Proyek Penelitian Pengembangan Insinerator Puslitbang

Pemukiman PU dan P3FT-LIPI yang telah mengalokasikan dana untuk terlaksananya

kegiatan penelitian dan rekan-rekan peneliti dan pembantu peneliti yang terlibat dalam

kegiatan.

Daftar Pustaka

1.

Anonim, 1994, “Laporan Akhir Pembuatan Model dan Uji Coba Pembakaran

Sampah (Insinerator Pilot Plant – Pemukiman)”, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pemukiman PU kerjasama Puslitbang Fisika Terapan LIPI, Bandung.

2. Gnielinski,V., 1984, “Warmeubertragung bei erzwungerener einphasiger Stromung”,”

Warmeubertragung bei der Stromung durch Rohre Gb”,”Warmeubertragung im Aussenraum von Rhorbundel-Warmeubertragern mit Umlenkblechen Gg”, VDI-Warmeatlas 4.Auflage.

3. Holman, J.P., 1990,”Heat Transfer” seventh edition, McGraw-Hill Publishing Company, New York.

4. Nugraha Ramdhani, 1997, “Insinerator Sampah Pemukiman dengan Sistem Tungku Unggun Pancar

(Fluidized Bed Combustion) di TPS Antapani Bandung” Tugas Akhir, Diploma III, Program Studi

Teknik Energi, Politeknik ITB.

5. Henri Brunklaus,J., 1979, “Industrieofen Bau Und Betrieb (fruher “industrieofenbau”), 4 neu bearbeitete und erweiterte Auflage, Vulkan-Verlag – Essen, hal. 331.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-7-6

Gambar

Gambar 1. Diagram Sistem PK pada  Siklon FBC
Tabel 1. Pembakaran Sampah (dengan PK)
Gambar 4. Grafik Suhu Terhadap Waktu Hasil Pembakaran Sampah pada Insinerator FBC yang  Menggunakan PK

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimanakah menurut pendapat Anda, apakah petugas masih perlu menyediakan “mading” atau majalah dinding tentang tata cara pengurusan Kartu Keluarga di Kantor

Pentaksiran Sekolah (PS) adalah salah satu komponen utama dalam pengajaran dan pembelajaran (PdP) kerana ia berperanan mengukuhkan pembelajaran murid, meningkatkan

Hubungan pola asuh psikososial dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas. Belimbing

yang berjalan, setelah itu merancang sistem baru dengan membuat desain sistem..

1) Akuntabilitas hukum dan peraturan, yaitu akuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber

pada kelompok umur >50 tahun sebanyak 27 kasus (42,9%), berdasarkan jenis pembayaran pasien kanker serviks.. banyak memakai jamkesmas sebanyak 21 kasus (38,1%),

pada form ini juga terdapat tombol tambah yang berfungsi untuk masuk ke form tambah pegawai, tombol edit untuk masuk ke form edit dan tombol delete untuk

industri yang dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas pokok. melaksanakan pemeliharaan, kebersihan, pengamanan dan