• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 6 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 6 Universitas Kristen Petra"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6

Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian dan Konsep

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam penulisan tugas akhir dengan tujuan mendukung isi dari tugas akhir ini. Konsep dasar yang penulis gunakan dalam menyusun tugas akhir ini adalah: definisi pariwata dan wisata, kategori wisatawan, definisi faktor pendorong dan penarik dalam melakukan perjalanan wisata.

2.1.1. Definisi Pariwisata dan Wisata

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tertentu. Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dijelaskan bahwa:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

3. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.

Selain itu, Pendit (1994, p. 37). merumuskan bahwa pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

(2)

7

Universitas Kristen Petra dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah (Suwantoro, 2004, pp. 3-4). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.

Menurut Suyitno (2001), wisata memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:

a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya.

b. Melibatkan komponen-komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.

c. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata. d. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan. e. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya

dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi.

2.1.2. Definisi Wisatawan

Menurut Panitia Ahli-ahli Statistik Liga Bangsa-bangsa (League of

Nations), yang dimaksudkan oleh wisatawan adalah setiap orang yang

mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalma suatu negara, yang lain daripada negara di mana ia biasanya tinggal. Mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah sebagai berikut:

a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan kekeluargaan, kesehatan dan sebagainya.

(3)

8

Universitas Kristen Petra b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan

pertemuan-pertemuan, atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan tertentu (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatic, keagamaan, olahraga dan sebagainya).

c. Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha bisnisnya.

d. Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar, walaupun ia (mereka) tinggal kurang dari 24 jam lamanya. Yang belakangan ini hendaknya dianggal sebagai suatu golongan tersendiri, bila perlu tanpa mengindahkan tempat (negeri) di mana ia biasanya tinggal. Yang berikut ini hend/aknya jangan dianggap “wisatawan”.

 Mereka yang tiba, dengan atau tanpa kontrak, untuk mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha-usaha perniagaan (bisnis) di negara itu.

 Mereka yang lain yang sedang dengan maksud untuk tinggal menetap di negara itu.

 Siswa-siswa dan pemuda-pemuda yang datang dan tinggal di asrama atau sekolah (universitas).

 Penduduk di daerah perbatasan dan yang tinggal di suatu negara tetapi tidak berhenti di negara itu, walaupun perjalanan lewat itu melebihi waktu 24 jam.

2.1.3. Kategori Wisatawan

Copper et al (1998) membagi wisatawan dalam dua kategori dasar sesuai dengan perjalanan mereka. Yang pertama dapat dibagi menjadi:

a. Domestic Tourists, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan tetap di dalam negara ia tinggal.

b. International Tourists, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar negara ia tinggal.

(4)

9

Universitas Kristen Petra a. Leisure and Recreation – liburan, pariwisata olahraga dan kebudayaan

serta visiting friends and relatives (VFR)

b. Other Tourism Purposes – study dan health tourism

c. Business and Professional – meetings, conferences, missions, incentive Dalam penelitian ini, jenis wisatawan yang akan diteliti adalah leisure

tourist. Pengertian leisure tourist menurut Horner dan Swarbrooke (1999) adalah

wisatawan yang membuat keputusan sendiri dalam melakukan perjalanan serta memilih sendiri destinasi wisatanya. Menurut McIntosh dan Goeldner (1990), apabila dilihat dari segi umur maka terdapat berbagai kategori market bagi tiap wisatawan. Pembagian tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Pembagian market menurut umur

Market Age

Babies Less than 18

Teenage Market Less than 18 Young adult Market 18-24 years

25-34 years The 35-44 Market (Baby

Boomers) 35-44 years

The 45-54 Market 45-54 years Semi-senior Citizon Market Over-55-year-old

Senior Citizen Market Over-65-years-old

Sumber: McIntosh & Goeldner (1990)

Dari pembagian tersebut, Penulis memilih young adult market, the 35-44

market dan the 45-54 market sebagai kategori yang dapat masuk dalam penelitian

ini. Berikut penjelasan dari tiap kategori seperti yang dikutip dari McIntosh dan Goeldner (1990, pp. 369-370).

a. Young Adult Market

Dalam kategori ini dibagi dalam dua segmen umur, yaitu usia 18-24 tahun dan 25-34 tahun. Kelompok ini memiliki kemampuan membeli dan pengaruh yang tidak dapat dipungkiri lagi. Mereka memiliki penghasilan yang besar karena umur mereka yang sudah mencapai kedewasaan. Mereka juga terbuka terhadap berbagai pengalaman baru dalam perjalanan

(5)

10

Universitas Kristen Petra mereka sehingga mereka cenderung mengunjungi tempat baru yang berbeda dari lingkungan hidupnya. Dibagi menjadi dua subkelompok lagi yaitu young singles atau pemuda yang belum menikah dan young childless

couples atau pasangan yang tidak atau belum memiliki anak. Menurut

pengamatan penulis, terdapat konsumen pada kategori ini yang berwisata ke Jepang tidak dengan keluarga dan beberapa memperoleh bantuan dana dari orang tua mereka.

b. The 35-44 Market (Baby Boomers)

Pada kelompok usia ini, mereka lebih cenderung mau melakukan perjalanan wisata dibanding kelompok usia lainnya. Mereka juga cenderung berwisata melalui udara dan memilih destinasi resort. Pengeluaran terbesar mereka biasanya berada pada wisata dan penginapan. Kelompok ini cenderung berpendidikan lebih baik dan lebih banyak berwisata daripada orang tua mereka. Mereka memprioritaskan pertumbuhan diri dan memperoleh pengalaman dalam melakukan perjalanan wisata serta memandang perjalanan sebagai sebuah kebutuhan, bukan lagi kemewahan.

c. The 45-54 Market

Kelompok usia ini juga penting karena kebanyakan destinasi resort akan dipenuhi oleh wisatawan pada kategori ini. Mereka mau mengeluarkan uang lebih untuk berwisata dan penginapan. Namun, pada usia inilah seseorang memilih kenyamanan sebagai hal yang lebih penting daripada status. Orang pada usia ini telah mencapai suatu kedudukan sendiri dan menginginkan kenyamanan yang sesuai dengan status yang dimiliki. Mereka juga lebih memilih untuk berwisata dalam kelompok untuk meningkatkan kebersamaan dan mengurangi kebutuhan bereksplorasi.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan tiap kategori konsumen ini, maka penting untuk mengerti faktor pendorong dan penarik wisatawan tertentu. Patterson (2006) menjelaskan bahwa penggunaan faktor pendorong dan penarik menjadi pendekatan untuk mengerti apa yang mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih suatu destinasi. Selain itu, dengan mengerti motivasi tiap konsumen

(6)

11

Universitas Kristen Petra maka dapat membantu mensegmentasi wisatawan tersebut menjadi kategori tertentu dan memfokuskan kebutuhan yang diinginkan.

Tabel 2.2 The Family Life Cycle and Visitor Attractions Stage in

Family Life-Cycle

Likely preferences and needs of consumers

Child • Stimulation

• Other children to play with • Parental guidance and support

Teenagers • New experiences

• Excitement • Status

• More independence from parents • Opportunities for active participation • Social interaction with other teenagers

Young Adult • New experiences

• Freedom of action

• Opportunities for active participation • Social interaction with other young adults

Young Couple • New experiences

• Romance

Young Couple with baby

• Facilities for babies • Economy

• Ease of access for pushchairs and prams

Growing families

• Economy, e.g. a family ticket • Something for all the family to do

Empty nesters • Chance to learn something new

(7)

12

Universitas Kristen Petra

Elderly • Watching rather doing

• Economy

• Company of other older people

• Easy accessibility for people with mobility problems Sumber: Swarbrooke& Horner (2003, p.96)

Dari tabel tersebut terlihat tahapan hidup seseorang serta preferensi dan kebutuhannya. Teenagers cenderung menyukai pengalaman baru, kesenangan, status dan keinginan untuk mandiri dari orang tua. Mereka juga menginginkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang aktif dan interaksi sosial dengan orang lain seusia mereka. Young adult juga memiliki kebutuhan yang tidak jauh beda dengan teenagers yaitu kebebasan melakukan sesuatu dan pengalaman baru, melakukan kegiatan yang aktif serta adanya interaksi sosial dengan orang lain. Beda halnya dengan elders yang lebih memilih untuk melihat atau memandang daripada melakukan sesuatu karena keterbatasan mobilitas mereka sehingga membutuhkan kemudahan untuk beraktivitas. Mereka memiliki ekonomi yang kuat dan membutuhkan teman seusia mereka.

2.1.4. Pengertian Faktor Pendorong

Dann (1977) menjelaskan bahwa ada dua tahapan dalam proses pembuatan keputusan berwisata yang merupakan push dan pull factor. Push factor atau faktor pendorong ialah faktor internal yang bersifat sosial-psikologis di mana seseorang didorong untuk melakukan perjalanan wisata. Dapat juga juga disebut sebagai motivasi untuk melakukan perjalanan wisata.

Richardson dan Fluker (2004) mengemukakan bahwa faktor pendorong adalah semua aspek ekonomi, sosial demografi, teknologi dan kekuatan politik yang merangsang permintaan untuk kegiatan pariwisata dengan ‘mendorong’ konsumen jauh dari tempat tinggal biasanya.

Apabila berbicara mengenai faktor pendorong tentu tidak bisa lepas dari kata motivasi. Motivasi atau disebut sebagai motive, berkaitan dengan memulai suatu tindakan atau mendorong seseorang untuk bertindak (Cooper, Fletcher, Gilbert dan Wanhill, 1998). Dann (1977) juga menyebutkan bahwa faktor pendorong yang datang dari dalam individu itulah yang mendorong seseorang

(8)

13

Universitas Kristen Petra untuk mau melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi yang mampu menarik individu itu dengan berbagai daya tarik yang dimiliki. Ryan yang dikutip dalam Richardson dan Fluker (2006) mengidentifikasi motivasi pendorong sebagai berikut:

a. Escape

Keinginan untuk menjauh dari lingkungan tempat ia menetap b. Relaxation

Keinginan untuk penyembuhan; berkaitan dengan escape motivation c. Play

Keinginan untuk menikmati aktivitas yang berkaitan dengan masa kecil d. Strengthening Family Bond

Berlibur berarti meluangkan waktu untuk memperbaharui hubungan pasangan yang bekerja penuh waktu atau dengan anak-anak mereka demi memperkuang ikatan kekeluargaan

e. Prestige

Pilihan destinasi berlibur adalah pernyataan dari gaya hidup dan dapat dilihat dari status dan tingkatan sosial

f. Social Interaction

Berlibur dapat menjadi forum sosial penting bagi individu tertentu. Selain itu, sekelompok orang dengan ketertarikan yang sama melakukan perjalanan agar dapat menjadi bagian dari kelompok dan tidak terisolasi. g. Romance

Kesempatan untuk bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain seringkali menjadi pengaruh dalam memilih destinasi. Dalam bagian ini, pemilihan destinasi didasarkan pada romantic dan hubungan fisik.

h. Educational Opportunity

Kesempatan untuk melihat pemandangan baru, mempelajari tempat dan orang lain serta memahami kebudayaan dan cara pandang orang lain. i. Self-fulfilment

Biasanya orang kembali dari liburan dengan perubahan hidup atau perubahan perspektif dan perjalanan dilakukan untuk pencarian jati diri

(9)

14

Universitas Kristen Petra j. Wish-fulfilment

Liburan adalah jawaban dari impian setelah menabung sekian lama ke suatu tempat

k. Adventure

Kesempatan untuk melakukan aktivitas yang menantang tapi juga sekaligus menyenangkan. Dapat juga ketika kita melakukan hal-hal yang tidak biasa di daerah yang tidak diketahui.

l. New Experience

Ketika memperoleh hal-hal dan kejadian baru yang menimbulkan pengetahuan atau skill tertentu setelah mengalami suatu kejadian yang baru. Temuan baru ini dapat meninggalkan kesan tertentu bagi seseorang.

2.1.5. Pengertian Faktor Penarik

Menurut Dann , pull factor atau faktor penarik ialah motivasi eksternal yang menarik seseorang ke suatu destinasi setelah keputusan untuk berwisata telah dibuat. Dengan daya tarik yang dimiliki oleh suatu destinasi tertentu, akan dapat menarik wisatawan yang memiliki motivasi sesuai dengan atraksi yang ditawarkan. Macam-macam faktor yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat menurut Goeldner dan Ritchie (2003), antara lain:

a. Natural Attractions

Atraksi alam ini merupakan salah satu faktor yang menarik wisatawan untuk berwisata dan daya tarik alam ini juga menarik wisatawan untuk menikmati keindahan alam atau melakukan rekreasi

b. Heritage Attractions

Dapat juga disebut sebagai historic sites berupa bangunan-bangunan bersejarah yang menginspirasi kita untuk mengetahui tentang zaman kontemporer dan peradaban kuno

c. Recreation Attractions

Atraksi yang menyediakan fasilitas dalam dan luar ruangan di mana siapa saja dapat berpartisipasi dalam aktivitas olahraga dan aktivitas lainnya seperti kolam renang, tempat bowling, ice skating rinks, golf courses, ski

(10)

15

Universitas Kristen Petra d. Commercial Attractions

Berhubungan dengan hadiah, produk kerajinan tangan, kesenian dan suvenir yang merupakan salah satu atraksi yang menarik pengunjung. e. Industrial Attractions

Atraksi industri ini yang cukup dikenal berupa pabrik pembuatan anggur dan bir. Wisata pabrik ini semakin berkembang dan salah satu yang juga dikenal adalah pabrik pembuatan perhiasan.

f. Theme Parks

Taman bermain merupakan salah satu daya tarik utama yang mampu meningkatkan kedatangan dan pendapatan. Beberapa nama yang dikenal di masyarakat antara lain Disneyland, Sea World dan Universal Studios. g. Gaming

Dalam industri permainan ini yang paling dikenal dan menjadi salah satu dorongan utama wisatawan adalah gambling atau berjudi. Las Vegas menjadi kota kasino di dunia karena mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota ini.

h. Entertainment

Magnet pariwsata lainnya adalah hiburan dan live entertainment seringkali menjadi daya tarik utama dalam perjalanan wisata. Terdapat orang yang mengikuti concert tour dan melihat pertunjukan musikal atau Broadway. Orang yang berwisata ingin memperoleh kesenangan, dihibur dan keluar dari realita kehidupan sehari-hari.

i. Festivals and Events

Dapat berupa fair, festival, market, parade, celebration, anniversary, sport

event atau charitable endeavor. Aspek ini berperan penting dalam industri

pariwisata karena mereka berperan besar untuk menarik wisatawan selama

off-season dan menciptakan image dan awareness untuk area tersebut.

j. Shopping

Belanja merupakan bagian penting dalam aktivitas turis, bahkan menjadi aktivitas normor satu yang dilakukan wisatawan domestik dan internasional selama berwisata

(11)

16

Universitas Kristen Petra k. Image

Keramahan masyarakat setempat dan kenyamanan sebuah tempat yang membuat wisatawan ingin mengunjungi negara tertentu. Selain itu juga persepsi seseorang terhadap suatu destinasi yang telah melekat.

l. Ease of Access

Upaya yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hal dan ketersediaan sumber daya untuk mengakses sesuatu.

2.1.6. Perbandingan Faktor Pendorong dan Penarik

Untuk dapat memperoleh hasil yang diinginkan, penulis melakukan perbandingan berbagai macam faktor pendorong dan penarik yang diperoleh dari teori penemu lain serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, penulis akan membandingkan 2 teori faktor pendorong dan penarik serta 2 hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut faktor pendorong yang diperoleh.

Tabel 2.3. Perbandingan push factors

Push Factors Penelitian Uysal, Li dan Turk (2008) tentang push & pull Penelitian Hafiz et al. (2010) tentang Malaysian Tourist Penelitian Chaipinit dan Phetvaroon (2011) di Eropa Penelitian Yiamjanya dan Wongleedee (2014) di Thailand Escape √ √ √ √ Knowledge √ √ √ Prestige √ √ Relax √ √ √ √ Social interaction √ √ √ Adventure √ √ √ √ New experience √ √

Sumber: Olahan Penulis diadaptasi dari Uysal, Li dan Turk (2008), Hafiz et al. (2010), Chaipinit dan Phetvaroon (2011) dan Yiamjanya dan Wongleedee (2014)

(12)

17

Universitas Kristen Petra Penelitian yang dilakukan oleh Chaipinit dan Phetvaroon (2011) ditujukan bagi wisatawan Thailand yang berkunjung ke Eropa, sedangkan Yiamjanya dan Wongleedee (2014) meneliti wisatawan asing yang memilih Thailand sebagai destinasi wisata. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa faktor pendorong utama adalah escape, relax dan adventure. Terbukti dari teori dan penelitian yang dikemukakan bahwa ketiga faktor ini menjadi faktor yang paling mempengaruhi wisatawan untuk berwisata ke suatu destinasi. Faktor pendukung lainnya yang juga berpengaruh antara lain knowledge, prestige, social interaction dan new

experience.

Namun faktor pendorong wisatawan tentu beragam dan berbeda, maka dari itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor pendorong atau motif wisatawan yang berwisata ke Jepang. Selain faktor pendorong, faktor lainnya yang berpengaruh adalah faktor penarik dari suatu destinasi yang menarik wisatawan untuk mau mengunjungi destinasi tersebut. Terdapat berbagai teori dan penelitian mengenai faktor penarik dan berikut data yang diperoleh.

Tabel 2.4. Perbandingan pull factors

Pull Factors Penelitian Uysal, Li dan Turk (2008) tentang push & pull Penelitian Hafiz et al. (2010) tentang Malaysian Tourist Penelitian Chaipinit dan Phetvaroon (2011) di Eropa Penelitian Yiamjanya dan Wongleedee (2014) di Thailand Weather √ √ √ √ Historical sites √ √ √ √ Natural environment √ √ √ √ Beach √ √ Cultural attractions √ √ √ Shopping √ √ Hospitality √ √ Sport √ √ √

Sumber: Olahan Penulis diadaptasi dari Uysal, Li dan Turk (2008), Hafiz et al. (2010), Chaipinit dan Phetvaroon (2011) dan Yiamjanya dan Wongleedee (2014)

(13)

18

Universitas Kristen Petra Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa weather, historical sites dan

natural environment menjadi faktor penarik yang paling dominan. Selain itu,

faktor penarik lain yang ikut berpengaruh adalah beach, cultural attractions,

shopping, hospitality dan sport.

Dari keseluruhan konsep mengenai faktor pendorong dan faktor penarik, penulis tidak memasukkan seluruh faktor yang tersedia karena dianggap tidak sesuai dengan materi penelitian. Maka dari itu, setelah mengetahui faktor-faktor penarik dan pendorong wisatawan, maka penulis memilih faktor penarik dan pendorong untuk penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2.5. Faktor Pendorong dan Penarik yang Dipilih

Faktor Pendorong

• Escape and Relax • Prestige • Social Interaction • Educational Opportunity • New Experience Faktor Penarik • Weather • Historical Sites • Natural Environment • Cultural Attraction • Shopping

• Festivals and Events • Theme Park

• Image

(14)

19

Universitas Kristen Petra 2.1.7. Jepang

Jepang adalah negara kepulauan di wilayah Asia Timur yang memiliki lebih dari 6.000 pulau. Terdapat sekitar 128 juta penduduk di negara ini yang menempatkan mereka di peringkat keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia (Wikipedia, n.d.). Dalam bidang perekonomian, Jepang masuk dalam peringkat keempat sebagai negara pengekspor terbesar dan peringkat keenam sebagai negara pengimpor terbesar. Selain itu, Jepang juga menempatkan diri dalam peringkat kedelapan dalam Indeks Pembangunan Manusia yang menunjukkan bahwa mereka memiliki standar hidup yang tinggi serta negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.

Jepang memiliki berbagai destinasi wisata menarik yang kaya akan keindahan alam dan budaya (Meningkatkan jumlah wisatawan ke Jepang: Upaya menjadikan Jepang kembali sebagai surga wisata, n.d., para. 7). Wilayah kepulauan ini memiliki alam dan cuaca yang berbeda di bagian utara hingga selatan. Wilayah paling utara adalah Hokkaido yang merupakan wilayah paling dingin sedangkan wilayah paling selatan adalah pulau Okinawa. Pulau Honshu adalah pulau yang terbesar dan tempat di mana Tokyo, Osaka dan Kyoto berada. Ibu kota Jepang sendiri adalah Tokyo.

Jepang memiliki banyak atraksi dan destinasi wisata yang beragam dan menarik untuk dikunjungi. Berikut daya tarik negara Jepang menurut kategori masing-masing:

1. Weather

Berbeda dengan Indonesia yang hanya memiliki 2 musim, Jepang memiliki 4 musim yaitu musim semi, panas, gugur dan salju. Di musim semi banyak turis datang mengunjungi Jepang untuk melihat bunga sakura yang banyak tumbuh bermekaran. Musim salju juga menarik wisatawan untuk datang ke Jepang untuk menikmati pemandangan serta bermain snowboard, ski atau sekadar menikmati permandian air panas. Selain itu, Jepang memiliki cuaca yang tidak ekstrim serta udara yang bersih.

2. Historical Sites

Jepang memiliki banyak kastil, kuil dan istana yang terkenal akan keindahan serta cerita di balik bangunan bersejarah tersebut. Di Kyoto

(15)

20

Universitas Kristen Petra terdapat Golden Pavilion yang merupakan kuil berlapis emas. Di Osaka terdapat Istana Osaka dan Kastil Himeji yang sangat terkenal. Terdapat banyak kuil di Jepang yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, seperti

Asakusa Temple yang merupakan kuil terbesar di Jepang, Kyumizu Temple, yaitu kuil tertua di Jepang. Museum di Jepang juga ada yang

berhubungan dengan sejarah Jepang di masa lalu seperti museum Edo-Tokyo atau Museum National Edo-Tokyo.

3. Natural Environment

Gunung Fuji merupakan gunung yang paling dikenal wisatawan manapun dan gunung ini juga adalah gunung tertinggi di Jepang. Terletak dekat dengan gunung Fuji terdapat danau Ashi yang sangat indah dan wisatawan dapat menikmati pemandangan melalui cruise singkat. Selain itu, Ueno Park yaitu taman yang sangat indah dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Apabila ingin menikmati pemandangan alam yang indah dengan bunganya, datanglah ke Biei sebuah kota kecil di Hokkaido.

4. Cultural Attraction

Shibuya dan Harajuku juga adalah destinasi populer di Jepang dan kedua tempat ini merupakan pusat budaya remaja dan anak muda di Jepang. Selain itu, apabila ingin melihat geisha secara langsung dapat menuju ke Arashiyama di Kyoto. Kota ini juga merupakan destinasi yang tidak dapat dilewatkan saat sakura bermekaran di bulan April atau November. Kata anime juga tidak dapat lepas dari Jepang dan Museum Ghibli di Tokyo tidak dapat dilewatkan untuk dikunjungi apabila ingin melihat koleksi tokoh anime yang terkenal. Ada juga Nikko Edo Village yang merupakan desa yang menampilkan kebudayaan khas Jepang.

5. Shopping

Gaya busana Jepang sudah tidak dapat diragukan lagi dan banyak turis yang datang ke Jepang juga untuk berbelanja. Banyak tempat belanja di Jepang yang dapat dikunjungi seperti Shinjuku, Shibuya, Harajuku dan Ginza. Shinjuku dan Shibuya memiliki banyak pusat belanja, mulai dari pakaian, elektronik, buku, aksesoris dan lainnya. Ginza yang terkenal dengan surge belanja yang murah di pusat belanja ternama. Sedangkan,

(16)

21

Universitas Kristen Petra apabila ingin melihat fashion Jepang yang berbeda dapat mengunjungi Harajuku. Untuk pasar tradisional yang terkenal di Jepang adalah Nishiki Market yang menjual berbagai bahan makanan serta suvenir khas Jepang. 6. Festivals and Events

Sumo merupakan salah satu olahraga ternama di Jepang dan tiap tahun terdapat berbagai turnamen yang diadakan. Salah satu turnamen yang paling terkenal adalah Tokyo Sumo Wrestling Tournament yang diadakan di bulan Januari, Mei dan September tiap tahunnya. Selain itu, juga ada Tokyo Marathon yang diikuti hingga ratusan ribu peserta tiap tahunnya. Selain itu, Jepang juga memiliki festival budaya bertemakan musim seperti festival salju Sapporo dan festival bunga sakura yang dinamakan festival Hanami. Berbagai pameran dan expo juga kerap diadakan tiap tahunnya. Bertemakan teknologi Jepang yang sangat maju dan kemajuan robotik merupakan salah satu daya tarik konsumen datang ke negara ini. Jepang juga memiliki pameran manufaktur yang adalah salah satu terbesar se-Asia. Untuk festival yang ada di Jepang terdapat festival salju Sapporo yang terkenal dan diadakan tiap tahunnya serta festival Hanami atau festival bunga sakura di musim semi.

7. Theme Park

Jepang memiliki berbagai theme park antara lain Disneyland Tokyo, Disneysea, Sanrio, Universal Studio Osaka. Destinasi ini sangat terkenal di Jepang dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Jepang karena dapat dikunjungi oleh siapa saja dan kapan saja. Terdapat pula taman bermain anak-anak yang terkenal di Jepang seperti Fuji-Q Highland dan Yamanashi yang terletak dekat dengan Gunung Fuji.

8. Image

Jepang dikenal sebagai negara yang maju baik dalam bidang teknologi dan perekonomian. Selain itu, hal lain yang mengena dalam benak kita adalah kedisiplinan negara Jepang yang patut diakui dan diingat. Selain itu, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan budaya tradisional yang kental meskipun budaya modern sudah memasuki Jepang.

(17)

22

Universitas Kristen Petra 9. Ease of Access

Setelah pengumuman pemberlakuan bebas visa bagi pemegang e-passport tahun depan semakin mempermudah jangkauan masyarakat Indonesia yang ingin mengunjungi Jepang. Dengan banyaknya informasi dan layanan wisata yang tersedia juga membantu wisatawan yang ingin ke sana. Jarak antara Jepang dan Surabaya yang juga tidak terlalu jauh yaitu sekitar 7 jam dengan pesawat.

2.2. Hubungan Antar Konsep

Melakukan perjalanan wisata ke luar negeri semakin digemari wisatawan Indonesia dan salah satu destinasi yang diincar adalah negara Jepang. Keinginan seseorang untuk mau melakukan perjalanan wisata menghasilkan motivasi yang merupakan faktor pendorong seseorang dalam memutuskan tujuan dan destinasi wisatanya. Setiap orang pasti memiliki motivasi dan dorongan yang berbeda-beda untuk mau melakukan perjalanan wisata dan dorongan tersebut muncul dari diri tiap individu yang berbeda-beda. Terlepas dari faktor pendorong ada juga faktor penarik yang merupakan atribut dari destinasi wisata yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata dan dapat menarik wisatawan untuk mau mengunjungi destinasi ini. Dengan mengetahui apa yang mendorong wisatawan tertentu untuk mau mengunjungi destinasi tertentu dan daya tarik mana yang menarik wisatawan memilih negara tersebut akan sangat membantu pihak pemasaran. Hal ini penting untuk diketahui agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang tepat dan ke konsumen yang tepat pula. Untuk biro perjalanan wisata tentu dapat membantu mereka membuat paket wisata ke destinasi wisata yang diinginkan dan yang diincar.

Maka dari itu, penting untuk melakukan penelitian ini agar dapat terlihat faktor pendorong manakah yang paling dominan bagi wisatawan di Surabaya ketika ingin berlibur. Selain itu, juga dapat terlihat faktor penarik Jepang mana yang paling dominan menarik minat wisatawan Surabaya untuk memilih Jepang sebagai destinasi wisata.

(18)

23

Universitas Kristen Petra 2.3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Dalam bagan ini, penulis ingin melakukan sebuah penelitian yang menjadikan Jepang terpilih sebagai destinasi wisata dengan menggunakan wisatanan yang belum berkeluarga atau tidak berwisata dengan keluarga dan pernah berwisata ke Jepang dalam 1 tahun terakhir sebagai objek penelitian. Terlihat faktor pendorong serta faktor penarik dan akan dilihat manakah yang masuk dalam penelitian ini serta faktor pendorong dan penarik manakah yang paling dominan pada akhir penelitian ini.

1. Escape and Relax 2. Prestige 3. Social Interaction 4. Educational Opportunity 5. New Experience Faktor Penarik Pemilihan Jepang sebagai Destinasi Wisata

Faktor Pendorong 1. Weather 2. Historical Sites 3. Natural Environment 4. Cultural Attraction 5. Shopping

6. Festivals and Events 7. Theme Park

8. Image

Gambar

Tabel 2.1. Pembagian market menurut umur
Tabel 2.2 The Family Life Cycle and Visitor Attractions  Stage in
Tabel 2.3. Perbandingan push factors
Tabel 2.4. Perbandingan pull factors
+3

Referensi

Dokumen terkait

Publikasi informasi penelitian adalah merupakan kegiatan yang dilakukan Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala dalam memberikan informasi penelitian kepada para peneliti

Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu apakah pemberitaan konflik di Lampung Selatan dalam media online Tribun Lampung pada bulan Oktober 2012 sampai November 2012

Bumi Raya Property...212 Gambar 4.93 Grafik pie chart tingkat kemudahan dalam memasarkan produk properti pada website Bumi Raya Property... 213 Gambar 4.94 Grafik pie chart

(5) Mengenal Panca Yama dan Panca Nyama Brata sebagai ajaran susila dengan kompetensi dasar mampu: menguraikan arti Panca Yama dan Panca Niyama Bratha, menyebutkan bagian-bagian

Umur bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien dimana seseorang yang berumur lebih lanjut mereka tidak akan terlalu mempertimbangkan atau memperhatikan apa yang

Kesimpulan penelitian ini adalah 1) Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing kelas VIII-A MTs Miftahul Ulum Batok, Madiun semester genap tahun pelajaran 2014/2015

Pola penguasaan tanah yang dilakukan oleh warga Negara asing (WNA) dengan cara menikahi orang Indonesia atau orang lokal termasuk juga orang Simeulue dan

Berdasarkan data hasil pengukuran kandungan Total Suspendid Solid/TSS tersebut, dapat diketahui bahwa Total Suspendid Solid/TSS di Pantai Labuhan Haji termasuk agak