ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS
DATA UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI
REGISTRASI NASIONAL CAGAR BUDAYA PADA
DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
DAN PERMUSEUMAN
Rahmatullah,
Binus University, Jakarta, 085775698671, rahmat21@outlook.com
Riski Putri Malida,
Binus University, Jakarta, 091294018666, riskipmalida@gmail.com
Crishna Dwi Prastowo
Binus University, Jakarta, 087883419530, naa.crishna@gmail.com
Dosen Pembimbing : Tri Djoko Wahjono, Ir., M.Sc.
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze and design a database system for National Register of cultural Preserve on the Directorate of Cultural Heritage Preservation and Museum to support the registration of cultural heritage, and the establishment of cultural heritage. With the database system , we expected to facilitate the interaction between the public and the national registration officers in the process of registration and determination of cultural heritage. The method that we used is the analysis method and design method. Analytical methods include methods of data collection through interviews, observation, questionnaires and literature. While the design method includes database design (conceptual, logical, and physical), the design of the menu structure, State Transition Diagram (STD), and the design of the screen. The result achieved is a database system that starts from conceptual design, logical and physical, and information systems that can be implemented in the company. The conclusions of this research is a National Register information system that supports the Cultural Heritage National Registration system.
Keyword
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis data Registrasi Nasional Cagar budaya pada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman untuk menunjang kegiatan registrasi cagar budaya, dan penetapan cagar budaya. Dengan adanya sistem basis data tersebut, diharapkan dapat mempermudah interaksi antara masyarakat luas dengan petugas registrasi nasional dalam proses registrasi dan penetapan cagar budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. Metode analisis mencakup metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, kuesioner dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan meliputi perancangan basis data (konseptual, logikal, dan fisikal), perancangan struktur menu, State Transition Diagram (STD), dan perancangan layar. Hasil yang dicapai adalah sebuah sistem basis data yang dimulai dari rancangan konseptual, logikal dan fisikal, serta sistem informasi yang dapat diimplementasikan pada perusahaan. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah sebuah sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya yang mendukung sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya.
Kata Kunci
PENDAHULUAN
Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan silsilah), terutama bagi raja-raja yang memerintah. Untuk mengetahui informasi mengenai masa lampau, ahli sejarah mendapatkannya dari berbagai sumber, seperti fosil, peralatan dari zaman dahulu, prasasti, atau bangunan.
Cagar budaya mempunyai pengertian yang serupa seperti cagar alam yang sudah sering didengar dalam masyarakat. Cagar budaya yang dilindungi bukan suatu daerah yang bersifat alamiah melainkan hasil kebudayaan manusia yang berupa benda-benda peninggalan masa lalu.
Cagar budaya merupakan salah satu hal yang penting, karena dengan berkembangnya zaman, benda-benda cagar budaya akan punah apabila tidak dilindungi kelestariannya.
Perkembangan zaman ini menuntut pembangunan di berbagai bidang. Untuk itu, masyarakat harus sadar akan pentingnya cagar budaya. Karena bangunan warisan budaya merupakan aset atau harta yang tak ternilai yang tidak dapat kita temukan lagi di masa kini dan mendatang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pelestarian cagar budaya.
Saat ini, data cagar budaya yang sudah terdaftar sebanyak kurang lebih 65.000 cagar budaya yang belum di basis data-kan, sedangkan diperkirakan terdapat kurang lebih 200.000 cagar budaya yang masih belum terdaftar. Hal ini disebabkan oleh belum tersedianya suatu sistem pendataan yang efektif dan efisien. Permasalahan lain yang timbul adalah kurangnya sumber daya manusia dalam pelaksanaan kegiatan ini, komunikasi antar bagian belum berjalan lancar, tingkat keamanan data benda cagar budaya masih belum terjamin, sehingga sulit untuk melakukan pencarian atau pencegahan apabila terjadi pencurian ataupun pemalsuan benda cagar budaya karena tidak lengkapnya
dokumen tentang benda cagar budaya tersebut dan juga belum tersedianya jaringan yang terintegrasi.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menganalisis, merancang, dan kemudian membangun sebuah sistem informasi yang diharapkan mampu membantu proses pendataan dan pendaftaran benda cagar budaya pada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dalam sebuah penelitian skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data untuk Mendukung Sistem Informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya pada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman”.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Merancang sebuah sistem untuk menunjang pelestarian benda cagar budaya yang memudahkan proses pendataan dengan menggunakan media jaringan komputer dan adanya sistem informasi.
b. Membuat rancangan sebuah sistem informasi yang mudah digunakan dan efektif bagi pengelola dan pendaftar;
c. Membangun fitur perangkat lunak yang dapat memfasilitasi pendaftar agar dapat melakukan pendaftaran objek cagar budaya tanpa batasan ruang dan waktu;
d. Melihat kesiapan dari organisasi terkait dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan antara lain: a. Metode Analisis Kebutuhan
1)Wawancaraa
2)Penyebaran Kuesioner 3)Observasi
4)Studi Pustaka b. Metode Perancangan
1)Perancangan Basis Data
a) Perancangan Basis Data Konseptual b) Perancangan Basis Data Logikal c) Perancangan Basis Data Fisikal 2)Perancangan Sistem
a) Flowchart b) Usecase c) DFD
3)Perancangan Aplikasi
a) State Transition Diagram (STD)
HASIL DAN BAHASAN
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
a.
Proses Pendaftaran Objek oleh Pemilik
Sistem registrasi yang sedang berjalan ini masih bersifat manual, yaitu masih berupa pengisian pada formulir. Pemilik harus mengisi data dirinya dan juga mengisi data objek yang ditemukannya maupun yang akan dicalonkan sebagai sebuah cagar budaya. Pemilik objek tersebut melaporkan bendanya ke Dinas Cagar Budaya yang ada di daerahnya. Setelah dilaporkan baru proses dapat dilanjutkan ke tahap penelitian.
b.
Proses Pencarian Objek oleh Petugas UPT
Cara yang kedua selain proses pendaftaran objek dari pemiliknya sendiri adalah petugas UPT yang langsung mendatangi daerah-daerah untuk mencari objek yang
dapat dikategorikan sebagai cagar budaya. Petugas UPT mencari objeknya setelah itu meneliti benda tersebut sebelum ditetapkan sebagai sebuah cagar budaya.
c.
Proses Pengkajian Objek
Setelah proses pendaftaran objek, baik melalui pemilik ataupun dicari oleh petugas Dinas, objek tersebut diteliti. Apakah memenuhi kriteria benda cagar budaya dan benar sebuah cagar budaya. Apabila benda tersebut benar sebuah cagar budaya, petugas UPT membuat laporan tertulis.
d.
Proses Pembuatan Laporan Tertulis
Setelah benda tersebut diteliti, petugas UPT membuat suatu laporan tertulis dan memasukkannya ke dalam dokumen yang masih berbentuk kertas.
e.
Proses Pembuatan Surat Keputusan
Tahap terakhir dari proses registrasi ini adalah pembuatan surat keputusan. Setelah dibuat menjadi suatu laporan tertulis, objek tersebut beserta laporan tertulis dikirim ke pusat oleh petugas Dinas yang berada di Kabupaten. Apabila setelah diteliti benda ini benar sebuah cagar budaya, surat keputusan akan dikeluarkan. Proses ini berlaku untuk proses pendaftaran objek melalui pemilik (objek).
Sedangkan untuk proses pencarian objek oleh petugas UPT, setelah petugas UPT yang berada di pusat mendatangi daerah untuk mencari objek dan juga menelitinya, apabila disetujui maka akan langsung dibuat menjadi suatu laporan tertulis yang akan diproses menjadi sebuah surat keputusan. Namun apabila bukan cagar budaya, benda tersebut tetap dibukukan sebagai dokumentasi.
Gambar 1 Diagram Alir Sistem yang Sedang Berjalan
Mulai
Data objek baru
masuk
Apakah data objek diperoleh dari observasi petugas di
UPT Daerah?
Apakah data objek diperoleh dari usulan/ laporan masyarakat? Data objek diperoleh dari data cagar budaya yang sudah dikumpulkan Tidak Benda dilaporkan/ diserahkan langsung ke UPT daerah Ya Ya
Benda diteliti oleh petugas UPT Daerah Apakah benda termasuk cagar budaya? Membuat laporan tertulis dalam bentuk hardcopy di dinas kabupaten Ya Laporan tertulis dikirim ke pusat Tidak Benda dikirim ke pusat/petugas dari pusat pergi ke lokasi Benda diteliti oleh petugas dari pusat Apakah benda termasuk cagar budaya? Tidak Benda didata ke dalam data inventaris Tidak Ya Benda ditetapkan sebagai cagar budaya Benda cagar budaya dibukukan dan dibuatkan surat penetapan Selesai
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Pada subbab ini akan dibahas mengenai diagram konteks dan diagram nol dari sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya.
DIAGRAM KONTEKS
Gambar 2 Diagram Konteks Sistem yang Akan Dibuat
DIAGRAM NOL
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: a. Sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya yang telah dibuat mudah untuk
digunakan, karena memiliki desain interface yang sederhana, sehingga pengguna sistem tertarik untuk menggunakan sistem ini.
b. Dengan adanya sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya ini diharapkan dapat mempermudah para pengguna sistem, seperti masyarakat luas yang hendak melakukan registrasi objek, serta mempermudah panitia Registrasi Nasional Cagar Budaya.
c. Sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya ini diharapkan mempermudah Panitia Registrasi Nasional Cagar Budaya dalam melakukan monitoring registrasi. d. Sistem ini diharapkan mempermudah Panitia Registrasi Nasional Cagar Budaya
dalam melakukan verifikasi serta validasi objek cagar budaya.
e. Melalui sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya ini dapat membantu Panitia Registrasi Nasional Cagar Budaya dalam menyampaikan informasi cagar budaya.
SARAN
Berikut ini terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan masukan untuk pengembangan dari Sistem Informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya di masa mendatang:
a. Perlu diadakannya training dan sosialisasi sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya ini secara berkala kepada para pengguna, sehingga penggunaan sistem ini dapat diimplementasi secara baik dan menyeluruh.
b. Sebaiknya sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya ini ditambahkan fitur “forgot password” atau lupa kata sandi, untuk mengantisipasi pengguna sistem yang lupa dengan kata sandinya. Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu khawatir apabila lupa kata sandinya.
c. Perlu adanya pemeliharaan secara rutin terhadap sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya agar sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permusueman.
d. Sebaiknya basis data dari sistem registrasi ini, kedepannya dapat mendukung proses
data mining.
e. Perlu adanya peningkatan penyimpanan basis data, mengingat banyaknya data yang masuk pada sistem registrasi ini.
f. Menambahkan fitur “upload video” untuk membantu tenaga ahli dalam menganalisis objek cagar budaya dengan bentuk perspektif dari objek tersebut.
REFERENSI
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (2010). UU Republik Indonesia Tentang Cagar Budaya.
Harjiyanti, Francisca Romana dan Sunarya Raharja (2012). “Perlindungan Hukum Benda Cagar Budaya Terhadap Ancaman Kerusakan di Yogyakarta”. Jurnal Sains dan
Hukum. Vol. 24, No. 2, Juni 2012, P187-P375, diakses 19 Oktober 2012 dari
http://mimbar.hukum.ugm.ac.id.
RIWAYAT PENULIS
Rahmatullah dilahirkan di Tangerang pada tanggal 21 Januari 1991. Penulis
menamatkan pendidikan S1-nya di Binus University, ilmu komputer , jurusan teknik informatika pada tahun 2013.
Riski Putri Malida dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1991. Penulis
menamatkan pendidikan S1-nya di Binus University, ilmu komputer, jurusan teknik infromatika pada tahun 2013.
Crishna Dwi Prastowo dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Juni 1992. Penulis
menamatkan pendidikan S1-nya di Binus University, ilmu komputer, jurusan teknik informatika pada tahun 2013.