• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus TB Paru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus TB Paru"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TB PARU BTA POSITIF DENGAN

KOMPLIKASI PNEUMOTHORAX

SINISTRA

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Referat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

oleh:

NIKEN KURNIASARI

NIM. 04.45398.00188.09

Pembimbing:

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Mycobacterium tuberkulosis menyebabkan

penyakit tuberkulosis

TB menjadi masalah kesehatan masyarakat

terbesar, khususnya di negara berkembang

Tuberkulosis bisa menyerang siapa saja, >>

kelompok usia produktif (15-50 tahun)

Indonesia menempati urutan 3 setelah India

dan China dalam hal jumlah penderita dari 22

negara dengan masalah TB terbesar di dunia

(3)

BAB II LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. R

Umur

: 17 tahun

Alamat

: L1 Blok E Telok Dalam

Status

: Belum Menikah

Pekerjaan

: Buruh

Pendidikan terakhir

: SD

Suku

: Bugis

Agama

: Islam

Status Pernikahan

: Belum Menikah

Masuk Rumah Sakit

: 9 Maret 2010

(4)

Keluhan utama

Sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak nafas dialami pasien sejak 3 hari sebelum

MRS. Sesak dirasakan secara tiba-tiba dan

terus-menerus, tidak dipengaruhi oleh cuaca dan

aktivitas yang berlebihan. Sesak tersebut

dirasakan semakin lama semakin bertambah

berat. Disamping itu pasien juga memiliki riwayat

batuk lama sejak ± 3 bulan yang lalu hingga

sekarang. Batuk berdahak dengan dahak

berwarna kuning sejak 2 bulan yang lalu.

Kadang-kadang pada dahak terdapat bercak darah.

(5)

Keluhan batuk tersebut disertai dengan

demam yang timbul pada malam hari disertai

keringat dingin, dimana demam tidak terlalu

tinggi dan kadang mencapai suhu normal

pada pagi hari. Pasien juga mengeluhkan

nafsu makan yang menurun, sehingga berat

badan pasien turun selama keluhan

batuk-batuk tersebut muncul.

Pasien merasakan berbagai keluhan tersebut

muncul setelah pasien menjalani pekerjaan

sebagai buruh playwood di Tenggarong

(6)

Pasien bersama temannya tinggal di

kos-kosan yang kondisinya kurang sehat untuk

dihuni, seperti ventilasi dan jendela kamar

yang tidak ada serta berada dipinggir sungai.

Dan saat bekerja di tempat tersebut kondisi

daya tahan tubuh pasien menurun karena

pekerjaan yang melelahkan. Sejak itulah

pasien merasa sakit-sakitan. Pasien mengaku

bahwa tidak ada teman atau keluarga yang

sakit seperti pasien.

(7)

Frekuensi BAB normal, BAK normal dengan

warna kuning jernih. Pasien merupakan rujukan

dari RS. Parikesit Tenggarong dengan diagnosa

Pneumothorax (S) e.c. TB Paru, yang telah

dilakukan pemasangan WSD sebelum pasien

dievakuasi ke RS.AWS Samarinda.

Riwayat penyakit dahulu

Sakit paru-paru dan asma tidak ada sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa

pada keluarganya.

(8)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Kesadaran

: Compos mentis, GCS E

4

V

5

M

6

Keadaan sakit

: sakit sedang

Tanda Vital :

Frekuensi Nadi

: 80 x/menit, reguler, kuat angkat, isi

cukup

Tekanan darah

: 120/70 mmHg

Pernafasan

: 26 x/menit,.

Suhu

: 37,8

0

C, aksiler

Status Gizi

Berat Badan

: 43 Kg

Tinggi Badan

: 155 cm

(9)

Kepala dan Leher

Kepala

: Normocephaly, rambut rontok (-)

Mata

: Konjungtiva anemis (+/+), Sklera

ikterik (-/-), refleks pupil (+ / +), lensa

jernih

Hidung

: Deviasi septum (-/-)

Mulut

: Bibir kering, lidah bersih, faring

hiperemsis, tonsil (T0/T0), karies gigi (+)

Mukosa

: pucat (+)

Telinga

: normal

Leher

:Trakhea di tengah, pembesaran kelenjar

tiroid (-), pembesaran KGB (-/-), JVP meningkat (-)

(10)

Paru

I

Bentuk

: simetris

Pergerakan : simetris, retraksi ICS (-/-)

Pa ICS melebar : (+/+)

Fremitus raba: Asimetris (D≠S)

Nyeri

: (-/-)

Pe

Suara ketok : (sonor/ hipersonor)

Nyeri ketok : (-/+)

A Suara nafas : vesikuler

(11)

Jantung

I

Ictus cordis tidak tampak

Pa

Ictus cordis tidak teraba

Pe

Batas kanan: parasternal line ICS III (D)

Batas kiri : ICS V 2 jari lateral MCL (S)

(12)

Abdomen

I

Bentuk

: datar

Kulit

: normal

Hernia

: umbilicus (-), inguinal (-)

Pa

Turgor

: normal

Tonus

: normal

Nyeri tekan : tidak ada

Pembesaran

: hepar (-), ginjal (-), spleen (-)

Pe

Timpani, Shifting dullness (-)

(13)

Ekstremitas

Atas :

Sendi bengkak (-/-)

Tremor (-/-)

Akral dingin, pucat, edema (-/-)

Refleks biceps dan refleks triceps normal

Bawah:

Sendi bengkak (-/-)

Tremor (-/-)

Akral dingin, pucat, edema (-/-)

Refleks patella normal

Refleks achilles normal

(14)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal

9/3/2010 10/3/2010 11/3/2010 13/3/2010 15/3/2010

Darah lengkap

Hb

8,5

8,6

12,1

Hct

27,7 %

27,9 %

35,7 %

Leukosit

700

4.100

6.400

Trombosit

367.000

240.000

365.000

(15)

Pemeriksaan Laboratorium

11/3/2010

Ab HIV

-13/3/2010

BTA I

+1

BTA II

+1

BTA III +1

(16)

Foto Rontgen Thorax PA

(17)

Foto Rontgen Thorax PA

(18)

Sinus tachycardi

(19)

Dx Masuk : Pneumotoraks + suspek TB paru

Dx Keluar : TB Paru BTA Positif dengan Komplikasi

Pneumothoraks Sinistra

(20)

PENATALAKSANAAN

Farmakologi: (BB= 43 kg)

Tindakan medis:

IVFD RL : D5% 2:1 20 tpm

Neurobion drip 1 amp/hr

Ranitidin inj 2x1 amp

Salbutamol tab 3x2 mg

DMP syrup 3xC1

Cefotaxim inj 3x1gr IV

Rimstar 1x3 tab

Methioson tab 3x1

Pemasangan WSD

Suction WSD

Pleurodesis

Aff WSD

(21)

PROGNOSIS

Functionam

: dubia ad bonam

(22)

Laporan Kasus TB paru.docx

(23)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis  infeksi bakteri kronik yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis

(24)

Klasifikasi

Tuberkulosis Paru

Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)

Tuberkulosis paru BTA (+)

Tuberkulosis paru BTA (-)

Berdasarkan Tipe Pasien

Kasus baru

Kasus kambuh (relaps)

Kasus defaulted atau drop out

Kasus gagal

Kasus kronik / persisten

Kasus Bekas TB

(25)
(26)

Gejala Klinik

Gejala respiratorik

batuk > 2 minggu

batuk darah

sesak napas

nyeri dada

Gejala sistemik

Demam

Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam,

anoreksia, berat badan menurun

(27)
(28)

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pengambilan Sputum BTA 3 kali (SPS)

lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3

kali pemeriksaan ialah bila :

3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA

positif

1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali

kecuali bila ada fasilitas foto toraks, kemudian

bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif

(29)

Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB

aktif

Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan

posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah

Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan

opak berawan atau nodular

Bayangan bercak milier

Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif.

Fibrotik

Kalsifikasi

Schwarte atau penebalan pleura

(30)

Efek Samping Kemungkinan Penyebab

Tatalaksana

Minor OAT Teruskan

Tidak nafsu makan, mual, sakit perut Rifampisin Obat diminum malam sebelum tidur Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin /allopurinol

Kesemutan s/d rasa terbakar di kaki INH Beri vitamin B6 (piridoksin) 1 x 100 mg perhari

Warna kemerahan pada air seni Rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu diberi apa-apa

Mayor Hentikan Obat

Gatal dan kemerahan pada kulit Semua jenis OAT Beri antihistamin & dievaluasi ketat Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan

Gangguan keseimbangan (vertigo dan nistagmus)

Streptomisin Streptomisin dihentikan Ikterik / Hepatitis Imbas Obat

(penyebab lain disingkirkan)

Sebagian besar OAT

Hentikan semua OAT Sampai ikterik menghilang dan boleh diberikan

hepatoprotektor Muntah dan confusion (suspected

drug-induced pre-icteric hepatitis)

Sebagian besar OAT

Hentikan semua OAT & lakukan uji fungsi hati

Gangguan penglihatan Ethambutol Hentikan ethambutol Kelainan sistemik,,syok dan purpura Rifampisin Hentikan Rifampisin

(31)

Pneumotoraks adalah

terdapatnya udara

bebas di dalam

rongga pleura, yaitu

rongga di antara

pleura parietalis dan

viseralis

(32)

Etiologi dan Patogenesis

PSS terjadi karena adanya kelemahan pada

struktur parenkim paru dan pleura.

9, 10, 12

Konsep dasar terjadinya pneumotoraks

dibagi atas

12

:

Penyakit-penyakit yang menghasilkan kenaikan

tekanan intrapulmoner

Penyakit-penyakit yang menyebabkan menebal

atau menipisnya dinding kista

Penyakit-penyakit yang menyebabkan rusaknya

(33)

Gejala klinis

Sesak nafas, yang didapatkan pada 80-100%

pasien

Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90%

pasien

Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35%

pasien

Tidak menunjukkan gejala (silent) yang

terdapat sekitar 5010% dan biasanya pada

PSP (Loddenkemper, 2003)

9

(34)

Penatalaksanaan

Pneumotorak ringan non ventil, kurang dari

30%.  observasi dan disuruh meniup balon.

Bila memburuk  dipasang WSD

Pneumotorak besar atau tipe ventil

Dipasang WSD

Pencegahan pneumotorak rekuren, dapat

dilakukan dengan menggunakan:

pleurodesis kimia, dengan menggunakan larutan

tetrasiklin, bedak talk atau iodopovidon.

(35)
(36)

PLEURODESIS

Definisi :Pleurodesis  penyatuan pleura

viseralis dengan parietalis baik secara

kimiawi, mineral ataupun mekanik, secara

permanen untuk mencegah akumulasi cairan

maupun udara dalam rongga pleura.

Tujuan :untuk mencegah berulangnya

pneumotoraks berulang

(37)

Aspek Mekanis

Untuk menghasilkan perlekatan antara lapisan

pleura parietal dengan pleura viseralis diperlukan

evakuasi udara dan cairan secara sempurna

Aspek Biologis

permukaan pleura harus teriritasi baik secara

mekanik maupun dengan pemberian agen

sklerosis

(38)

Agen Sklerosis

Tetrasiklin HCl

Doksisiklin

Minosiklin

Bleomisin

Kuinakrin

Talk

Iodopovidon

(39)

PEMBAHASAN

Tabel 1. Anamnesa

Fakta

Teori

• Sesak nafas tiba-tiba, semakin berat • Nyeri dada • Batuk lama ± 3 bulan • Batuk berdahak • Dahak terdapat bercak darah • Demam malam hari • Keringat dingin • Badan lemas • Nafsu makan menurun • BB turun drastis • Riwayat menghuni tempat tinggal dengan lingkungan yang kurang sehat.

Manifestasi klinis TB Paru • Gejala respiratorik – batuk > 2 minggu – batuk darah – sesak napas – nyeri dada • Gejala sistemik – Demam

– Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia,

berat badan menurun Manifestasi Klinis Pneumotoraks

Sulit bernafas, sesak yang timbul mendadak dengan disertai nyeri dada yang terkadang dirasakan menjalar ke bahu, rasa seperti ditusuk-tusuk. Dapat disertai batuk dan terkadang terjadi hemoptisis. Perlu ditanyakan adanya penyakit paru atau pleura lain yang mendasari pneumotorak, dan menyingkirkan adanya penyakit jantung.

(40)

Tabel 2. Pemeriksaan Fisik

Fakta

Teori

Tanda Vital RR= 28 x/menit Suhu = 37,80C Status Gizi

 Berat Badan : 43 Kg, menurun

 Tinggi Badan : 155 cm Kepala dan Leher

 Kulit muka : tampak pucat

 Konjungtiva : anemis (+/+)

 Mukosa mulut : pucat

 V. jugularis : JVP tidak meningkat

Thorax Paru

I : simetris, retraksi ICS (+/+)

Pa: ICS melebar (+), fremitus raba asimetris D≠S, nyeri (-/+)

Per: sonor/hipersonor, nyeri ketok (-/+) Aus: vesikuler (D), dan (S) suara nafas

, rhonki (-/-), wheez (-/-) Extremitas

Tampak pucat dan akral dingin.

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien ditemukan konjungtiva mata atau kulit yang pucat kerena anemia, demam (sub febris), badan kurus, dan berat badan menurun.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum.

Pemeriksaan fisik pneumotoraks yaitu:

o Inspeksi: terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batuk-batuk, sianosis, serta iktus kordis tergeser ke arah yang sehat.

o Palpasi: dijumpai spatium interkostalis yang melebar Stemfremitus melemah, trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke arah yang sehat. o Perkusi: dijumpai sonor, hipersonor sampai

timpani.

o Auskultasi: dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang.

(41)

Tabel 3. Pemeriksaan Penunjang

Fakta Teori Darah Lengkap Hb 8,5 Ht : 27,7 % Leukosit : 700 Trombosit : 367.000 GDS : 134 Elektrolit Kimia darah Ab HIV (-) negatif Sputum BTA BTA I + 1 BTA II + 1 BTA III + 1 Foto Rontgen PA

Panah merah pada paru sebelah kanan menunjukkan adanya gambaran bulat pada lobus superior yaitu Kavitas yang dikelilingi oleh banyangan infiltrat.

- Panah kuning pada paru sebelah kiri terdapat

bayangan garis berbatas tegas yang menujukkan adanya penguncupan paru dengan gambaran radiolusen pada seluruh lapangan paru kiri.

EKG

Sinus tachycardia

lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :

- 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif  BTA

positif

Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB paru aktif :

- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan

posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah

- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh

bayangan opak berawan atau nodular

- Bayangan bercak milier

- Komplikasi berupa Efusi pleura unilateral (umumnya)

atau bilateral (jarang) bayangan hitam radiolusen di pinggir paru/pleura (pneumotoraks).

Pemeriksaan Radiologi Pneumotoraks:

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan Rontgen foto toraks. Pada rontgen foto toraks PA akan terlihat garis penguncupan paru yang halus seperti rambut. Gambaran paru yang kolaps ke arah hilus dengan radiolusen ke sebelah perifer.

(42)

Foto Rontgen Thoraks PA

(43)

Tabel 4. Penatalaksanaan

Fakta Teori Farmakologi: (BB= 43 kg) – IVFD RL : D5% 2:1 20 tpm – Neurobion drip 1 amp/hr

– Ranitidin inj 2x1 amp – Salbutamol tab 3x2 mg – DMP syrup 3xC1 – Cefotaxim inj 3x1gr IV – Rimstar 1x3 tab – Methioson tab 3x1 Tindakan medis: – Pemasangan WSD – Pleurodesis Terapi TB Paru

Aktifitas obat TB didasarkan atas tiga mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid, Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan Streptomisin. Dapat juga digunakan regimen kemasan obat kombinasi dosis tetap atau FDC yang terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.

Terapi simptomatis dapat diberikan sesuai dengan gejala yang menyertai. Terapi supportif dapat diberikan untuk menunjang kebrhasilan dalam terapi dasar.

Terapi Pneumotoraks

Tindakan yang lazim dikerjakan pada pneumotoraks adalah pemasangan WSD (Water Seal Drainage). Pada keadaan gawat dapat dilakukan punksi dengan jarum kemudian dihubungkan dengan selang ke botol berisi air.

Pencegahan pneumotorak rekuren, dapat dilakukan dengan menggunakan pleurodesis kimia, dengan menggunakan larutan tetrasiklin, bedak talk atau iodopovidon.

(44)

Prognosa

Prognosa pasien ini adalah dubia ad bonam,

karena telah adanya perbaikan KU secara

progresif dari awal terapi hingga kepulangan

pasien.

Terutama pada kondisi pneumotoraks yang

dialami pasien, dimana paru telah

mengembang kembali.

prognosa tetap bergantung pada kepatuhan

pasien dalam menjalani terapi TB paru.

(45)

Kesimpulan

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan penunjang yang

dilakukan pada pasien ini maka

diagnosanya adalah TB Paru BTA Positif

dengan Komplikasi Pneumothoraks

Sinistra.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

pada pasien ini sudah cukup terpenuhi baik

pada laboratorium dan radiologi.

(46)

Penatalaksanan problem TB paru dan

komplikasinya berupa pneumotoraks telah

diatasi dengan adekuat.

Kondisi pasien saat pulang telah dalam

keadaan stabil dengan dibekali obat pulang,

surat control ke Puskesmas di wilayahnya

serta edukasi bagi pasien.

Prognosis pada pasien ini baik vitam maupun

fungsionam adalah dubia ad bonam

(47)

Gambar

Foto Rontgen Thorax PA
Foto Rontgen Thorax PA
Tabel 1. Anamnesa
Tabel 3. Pemeriksaan Penunjang Fakta Teori Darah Lengkap Hb 8,5 Ht : 27,7 % Leukosit : 700 Trombosit : 367.000 GDS : 134 Elektrolit Kimia darah Ab HIV (-) negatif Sputum BTA BTA I + 1 BTA II + 1 BTA III + 1 Foto Rontgen PA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi sesak nafas, batuk berdahak, mengurangi spasme pada otot upper trapezius dan pectoralis major,

Pada klien TB paru biasanya ditemukan keluhan utama berupa sesak  nafas disertai batuk-batuk dan nyeri dadRiwayat Kesehatan Sekarang Riwayat kesehatan sekarang merupakan data

Pasien pada kasus ini datang dengan keluhan batuk terus menerus, dahak berwarna hijau, nafsu makan menurun, berat badan menurun, demam, sesak nafas dan bekeringat pada malam hari.

Seorang laki-laki 58 tahun mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, disertai batuk berdahak..

Selain itu, os pernah merasakan nyeri dada sebelah kiri seperti di tusuk – tusuk sejak beberapa minggu yang lalu.. Nyeri dada timbul terutama jika pasien sedang batuk dan merasa

Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu

No Data Penunjang Etiologi Symptom 1 Data Subjektif  Pasien mengatakan nafasnya terasa sesak  Pasien mengatakan batuk berdahak dan kesulitan mengeluarkan dahak  Pasien mengatakan

Laporan kasus pasien tuberkulosis paru dengan gejala batuk berdarah, sesak, demam, dan penurunan nafsu makan di Rumah Sakit Dr. Drajat Prawiraganagara