RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT JAKARTJAKARTAA
PPK : ASMA EKSASERBASI BERAT
PPK : ASMA EKSASERBASI BERAT
(ICD 10 : J.46)
(ICD 10 : J.46)
PENGER
PENGERTIAN TIAN (DEFINISI)(DEFINISI)
Eksaserbasi asma adalah episode peningkatan progresif dari sesak napas, batuk, Eksaserbasi asma adalah episode peningkatan progresif dari sesak napas, batuk, me
mengngi, i, rarasa sa beberarat t di di dadada da atatauaupupun n bebebeberarapa pa kkomombibinanasi si dadari ri gegejajalala-g-gejejalalaa tersebut. Eksaserbasi ditandai oleh penurunan ekspirasi aliran udara yang dapat tersebut. Eksaserbasi ditandai oleh penurunan ekspirasi aliran udara yang dapat diukur dengan pengukuran fungsi paru (PEF atau
diukur dengan pengukuran fungsi paru (PEF atau FEV1) (!"#, $%1$)FEV1) (!"#, $%1$)
ANAMNESA ANAMNESA 1.
1. &esak na&esak napas saat pas saat istirahatistirahat $.
$. 'ebih nyam'ebih nyaman duduk ondong kan duduk ondong ke depane depan .
. *erb*erbiara kata demiara kata demi katai kata
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK 1.
1. ++esadaesadaran gelisran gelisahah $.
$. espiratoespiratory ate ry ate % /men% /menitit .
. 0eart 0eart ate 1$% /ate 1$% /menmenitit .
. &ering disertai P&ering disertai Pulsus Pulsus Paradoksus $2 maradoksus $2 mm0gm0g 2.
2. PenggunaaPenggunaan otot bantu nafas dan rn otot bantu nafas dan retraksi suprasternaetraksi suprasternall 3. 4hee5ing nyaring (bisa terdengar tanpa stetoskop) 3. 4hee5ing nyaring (bisa terdengar tanpa stetoskop)
KRITERIA DIAGNOSIS KRITERIA DIAGNOSIS
1.
1.
&esak napas saat istirahat&esak napas saat istirahat2.
2.
%/m, 0 1$% %/m, 0 1$% /m, 6hee5ing nyaring (tanpa stetosk/m, 6hee5ing nyaring (tanpa stetoskop)op)3.
3.
PemePemeriksaan Penunjang riksaan Penunjang (PEF 7 3%8 pr(PEF 7 3%8 prediksi atau ediksi atau 7 1%% l/menit, P7 1%% l/menit, Pa9$ 7 3%a9$ 7 3% mm0g dan atau Pa:9$ 2 mm0g, &a9$ 7 ;%8 )mm0g dan atau Pa:9$ 2 mm0g, &a9$ 7 ;%8 )
DIAGNOSA KERJA DIAGNOSA KERJA
#sma eksaserbasi berat (!:< 1%=
#sma eksaserbasi berat (!:< 1%= >.3) >.3)
DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS BANDING
1.
1. 9bstruksi jalan nafas atas dan inhalasi benda asing9bstruksi jalan nafas atas dan inhalasi benda asing
2.
2. <isfungsi pita suara<isfungsi pita suara
3.
3. PenyPenyakit paru obstruksi akit paru obstruksi lain (PP9+)lain (PP9+)
4.
4. PenyPenyakit paru non akit paru non obstruksi (di?use parenhymal lung disease)obstruksi (di?use parenhymal lung disease)
5.
5. eejajala la yayang ng bubukakan n diadiakibkibatatkakan n ololeh eh gagangngguguan an rerespspirairasi si (g(gagagal al jajantntunungg @entrikel kiri)
@entrikel kiri)
1 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.
1. &er&erial ial PEPEFF $.
$. &er&erial *ial *## .
. PulsPulse 9e 9imetimetryry .
. FotFoto toraks Po toraks P#/#P#/#P 2.
2. EletEletroroardioardiographygraphy
TERAPI TERAPI 1.
1. 9ks9ksigigenen $.
$. #lbute#lbuterol $,2-2mrol $,2-2mg perinhalag perinhalasisi .
. &albutamol 2mg A &albutamol 2mg A ipatropium bripatropium bromide %,2mg omide %,2mg perinhalasiperinhalasi .
. Bethylprednisolon Bethylprednisolon mg mg peroral perkperoral perkaliali 2.
2. Bethylprednisolon Bethylprednisolon 3$,2-1$2mg intra@3$,2-1$2mg intra@ena perkena perkaliali 3.
3. Bagnesium sulfat Bagnesium sulfat $gr intra@ena drip $gr intra@ena drip "a:l 1%%ml (dalam "a:l 1%%ml (dalam $% menit)$% menit) C.
C. DDerbutalin %,$2mg inerbutalin %,$2mg intra@enatra@ena .
. #mino#minolin $%mg dallin $%mg dalam 1%%ml "a:lam 1%%ml "a:l
EDUKASI EDUKASI 1.
1. PenegaPenegahan kekhan kekambuhan = hindaambuhan = hindari faktor penetusri faktor penetus $.
$. PenggunaaPenggunaan obat sen obat seara benar ara benar dan #:Ddan #:D .
. PePeneganegahan koinfekshan koinfeksii .
. &en&enam aam asmsmaa
PROGNOSIS PROGNOSIS #d
#d @itam @itam = = dubia dubia ad ad bonam/malambonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d fungsionam = dubia ad bonam/malam #d fungsionam = dubia ad bonam/malam
PROGNOSIS PROGNOSIS
%8 pasien dapat ra6at jalan setelah C %8 pasien dapat ra6at jalan setelah C harihari
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 11.. GGIINNA A 22001122 $. $. BTS Guideline 2011BTS Guideline 2011 $ $
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.
1. &er&erial ial PEPEFF $.
$. &er&erial *ial *## .
. PulsPulse 9e 9imetimetryry .
. FotFoto toraks Po toraks P#/#P#/#P 2.
2. EletEletroroardioardiographygraphy
TERAPI TERAPI 1.
1. 9ks9ksigigenen $.
$. #lbute#lbuterol $,2-2mrol $,2-2mg perinhalag perinhalasisi .
. &albutamol 2mg A &albutamol 2mg A ipatropium bripatropium bromide %,2mg omide %,2mg perinhalasiperinhalasi .
. Bethylprednisolon Bethylprednisolon mg mg peroral perkperoral perkaliali 2.
2. Bethylprednisolon Bethylprednisolon 3$,2-1$2mg intra@3$,2-1$2mg intra@ena perkena perkaliali 3.
3. Bagnesium sulfat Bagnesium sulfat $gr intra@ena drip $gr intra@ena drip "a:l 1%%ml (dalam "a:l 1%%ml (dalam $% menit)$% menit) C.
C. DDerbutalin %,$2mg inerbutalin %,$2mg intra@enatra@ena .
. #mino#minolin $%mg dallin $%mg dalam 1%%ml "a:lam 1%%ml "a:l
EDUKASI EDUKASI 1.
1. PenegaPenegahan kekhan kekambuhan = hindaambuhan = hindari faktor penetusri faktor penetus $.
$. PenggunaaPenggunaan obat sen obat seara benar ara benar dan #:Ddan #:D .
. PePeneganegahan koinfekshan koinfeksii .
. &en&enam aam asmsmaa
PROGNOSIS PROGNOSIS #d
#d @itam @itam = = dubia dubia ad ad bonam/malambonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d fungsionam = dubia ad bonam/malam #d fungsionam = dubia ad bonam/malam
PROGNOSIS PROGNOSIS
%8 pasien dapat ra6at jalan setelah C %8 pasien dapat ra6at jalan setelah C harihari
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 11.. GGIINNA A 22001122 $. $. BTS Guideline 2011BTS Guideline 2011 $ $
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT JAKARTJAKARTAA
PPK :
PPK : ASMA BRONKIAL EKSASERBASI SEDANG
ASMA BRONKIAL EKSASERBASI SEDANG
(ICD 10: J 45.14)
(ICD 10: J 45.14)
PENGERTIAN (defnisi) PENGERTIAN (defnisi) Epi
Episodsode e penpeningingkakatan tan prprogrogresiesif f dardari i sesesak sak nafnafas, as, batbatuk, uk, memengingi, , rasrasa a berberat at didi dada, ataupun beberapa kombinasi dari
dada, ataupun beberapa kombinasi dari gejala-gejala tersebut.gejala-gejala tersebut.
<itandai dengan penurunan aliran nafas ekspirasi yang dapat diukur dengan <itandai dengan penurunan aliran nafas ekspirasi yang dapat diukur dengan menggunakan pengukura
menggunakan pengukuran fungsi paru n fungsi paru (#PE atau VEP(#PE atau VEP11))
(!"#, $%1$) (!"#, $%1$)
ANAMNESIS ANAMNESIS 1.
1. &e&esasak nak nafafas sas saat bat bererbibiaarara $.
$. ''ebebih ih nynyamaman dan dalalam am poposisisi si dudududukk .
. **ererbibiaara ra dadalalam m frfrasasee
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK 1.
1. FFrerek6ek6ensi nsi nafnafas mas menieningkngkatat$%-$%-%%/me/menitnit $.
$. FFrerek6k6enensi "si "adadi = 1%i = 1%%-%-1$1$%/%/memeninitt .
. BunBungkin gkin disdisertertai puai pulsulsus pas paradradoous 1%us 1%-$2 -$2 mmhmmhgg .
. **iaiasasanynya ta tamampapak gk gelelisisahah 2.
2. !n!nspspekeksisi= = bibiasasananya ya didisesertrtai ai kkererja ja otototot-ot-otot ot nanafafas s tatambmbahahanan, , dadan n reretrtrakaksisi suprasternal
suprasternal 3.
3. #us#uskukultaltasi si =6h=6hee5ee5ing ing terterdendengar gar kekerasras
KRITERIA DIAGNOSIS KRITERIA DIAGNOSIS 1.
1. #n#namamnenesisis = &es = &esasak nak nafas sfas saaaat bet berbrbiiararaa $.
$. PPememereriksiksaaaan sn sik = fik = frerekkueuensnsi nai nafafas mes meninningkgkat at $%$%GG% / m% / menenitit, 6h, 6heeee5i5ingng terdengar keras
terdengar keras
.. PPeemmeerriiksksaaaan pn peennuunnjjaanng g = P= PEEF F 33% % G G % 8% 8 (!"#, $%1$)
(!"#, $%1$)
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS KERJA
#sma eksaserbasi sedang (!:< 1%= > 2.1) #sma eksaserbasi sedang (!:< 1%= > 2.1)
DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS BANDING 1.
1. PPPP99+ + eeksksaaseserbrbasasii $.
$. ##spspirirasasi bi beendnda aa assiningg .
. PPenenyayakit kit jajantntunung kg konongegeststif if
.. DDuubbeerrkkuulolossiiss 2.
2. ++isisttik ik FFibibrrososisis 3
3.. PPnneeuummoonniiaa
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG 1
1.. &&eerriiaal Pl PEEF 3F 3%%--%%88 $
$.. &&eerriiaal l &&aa99$$ (on air) ;1-;28 (on air) ;1-;28
Pem
Pemeriksaan diatas eriksaan diatas sangat direkomendasikasangat direkomendasikan (!"#, n (!"#, $%1$)$%1$)
.. &&eerriiaal Pl Paa99$$ (on air) 3% mm0g dan/ (on air) 3% mm0g dan/ atau Pa:9atau Pa:9$$ 7 2 mm0g 7 2 mm0g
.
. FFototo o totoraraks ks PP#/#/##
TERAPI TERAPI 1
1.. 99kkssiiggeenn $
$.. !!nnhhaallaassi i **$$agonis kerja epat = salbutamol $.2 mgagonis kerja epat = salbutamol $.2 mg
.. !!nnhhaallaassi i **$$ agagononis is kekerjrja a eepapatA tA anantitikkoloolonenergrgik ik = = sasalblbututamamol ol $.$.2 2 mg mg AA
!patropium bromide %.2 mg !patropium bromide %.2 mg .
. lulukokokokortirtikokoid orid oral = meal = methythylprlprednednisoisolon mlon mgg 2.
2. luklukokookortikrtikoid oid sistsistemik= emik= methmethylprylprednisednisolon olon 1mg/kg1mg/kgbbbb 3.
3. BaBagngnesesiuium im intntrara@e@ena $ na $ grgramam/k/kalalii C.
C. DhDheoeophphylylinine/e/#m#mininopophyhylilinn
EDUKASI EDUKASI 1
1.. PPeenneeggaahhaan n kkeekkaammbbuuhhaan n = = ++eennaalli i ddaan n hhiinnddaarri i ffaakkttoor r ppeenneettuuss $
$.. PPeenngggguunnaaaan n oobbaat t rruummaattaan n rraa66aat t jjaallaan n sseeaarra a bbeennaar r ddaan n ##::DD
.. PPeenneeggaahhaan n kkoo--iinnffeekkssii
.. &&eennaam m aassmmaa
PROGNOSIS PROGNOSIS #d
#d @itam @itam = = dubia dubia ad ad bonambonam #d s
#d sanationam anationam = dubia = dubia ad bonamad bonam #d fungsionam = dubia ad bonam #d fungsionam = dubia ad bonam
INDIKATOR MEDIS INDIKATOR MEDIS %8
%8 pasien dapat pasien dapat ra6at jalan sera6at jalan setelah C telah C hari pera6atan.hari pera6atan.
KEPUSTAKAAN KEPUSTAKAAN
1.
1.llobobal al &t&traratetegy gy fofor r #s#sththma ma BaBananagegemement nt #n#nd d PPrre@e@enentitionon, , !!"#"#, , $%$%1$1$,, :omponent = Banage #sthma Eaerbation, p C-;. updated $%1$,
:omponent = Banage #sthma Eaerbation, p C-;. updated $%1$, $.
$. *ritish Dho*ritish Dhorai &orai &oiety, *D&, $%1$iety, *D&, $%1$, #sthma ude, #sthma udelines.lines.
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT JAKARTJAKARTAA
PPK : ABSES PARU
PPK : ABSES PARU
(ICD 10: J.85)
(ICD 10: J.85)
PENGERTIAN (defnisi) PENGERTIAN (defnisi) 'e'esi si parparu u supsupurauratif tif dendengan gan neknekrorosis sis jarjaringingan an dan dan pempembebentuntukankanka@ka@itaitas s yanyangg mengandung debris nekrotik atau airan
mengandung debris nekrotik atau airan yang disebabkan oleh infeksi mikrobayang disebabkan oleh infeksi mikroba
ANAMNESIS ANAMNESIS
1.
1.
<emam<emam2.
2.
*atuk berdahak banyak*atuk berdahak banyak3.
3.
&putum berbau busuk&putum berbau busuk4.
4.
*atuk darah*atuk darah5.
5.
"yeri dada"yeri dada6.
6.
+eringat malam+eringat malam PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK1.
1.
D Dampak sakit sedang sampai beratampak sakit sedang sampai berat2.
2.
!nspeksi= dada yang sakit tertinggal,!nspeksi= dada yang sakit tertinggal, Palpasi= stem fremitus menurun, Palpasi= stem fremitus menurun, Perkusi= redup,Perkusi= redup,
#uskultasi= suara napas menurun,
#uskultasi= suara napas menurun, amphoric soundamphoric sound, egofoni, ronki, egofoni, ronki KRITERIA DIAGNOSIS
KRITERIA DIAGNOSIS
1.
1.
*atukberdahak banyak*atukberdahak banyak2.
2.
&putum berbau busuk&putum berbau busuk3.
3.
<emam<emam4.
4.
"yeri pada dada yang sakit"yeri pada dada yang sakit5.
5.
PemPemeriksaan sik= eriksaan sik= ditemukan=ditemukan= !nspeksi= dada yang sakit tertinggal, !nspeksi= dada yang sakit tertinggal, Perkusi= redup,Perkusi= redup,
Palpasi= stem fremitus menurun. Palpasi= stem fremitus menurun. #uskultasi= suara napas menurun,
#uskultasi= suara napas menurun,amphoric soundamphoric sound, egofoni, ronki, egofoni, ronki
6.
6.
:H = ka@itas berdinding:H = ka@itas berdinding DIAGNOSA KERJA DIAGNOSA KERJA #bses Paru (>.2) #bses Paru (>.2) 2 2DIAGNOSIS BANDING
1.
Empyema2.
+anker paru3.
Duberkulosis paru4.
Bikosis paru PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. foto toraks P#/lat,2. sputum= pengeatan gram dan I", kultur dan tes sensiti@itas 3. laboratorium darah rutin
TERAPI
Penatalaksanaan umum=
1. Derapi kausal= antibiotik empirik (gram positif, gram negati@e, anaerob) sampai hasil kultur kuman dan sensiti@itas terhadap antibiotik didapat
- :lindamyin 3%%mg i@/3- jam, atau
- #mpiillin-&ulbatam 1-$ gr i@/ dosis terbagiper 3 jam - Peniillin $ juta unit i@/-3 jam,
- <itambah metronida5ole 2%%mg i@ tiap -1$ jam - #moyillin-la@ulani aid C2 mg po/1$ jam
$. Derapi simtomatis= antipiretik, analgesik sioterapi (postural drainase),.
Penatalaksanaan +husus=
1. *ronkoskopi = jika ada stel atau pus sukar keluar $. Pembedahan, jika=
Didak respon terhadap terapi medis
EDUKASI
1. Bengenal faktor resiko abses paru= oral hygiene, pasien dengan aspirasi 2. +ontrol ke poli paru
P9"9&!&
#d @itam = dubia ad bonam #d sanationam = dubia ad bonam #d fungsionam = dubia ad bonam
INDIKATOR MEDIS
%8 abses paruteratasi dalam minggu pera6atan
KEPUSTAKAAN
1.
*D&2.
Fishman >#. #spiration, Empyema, 'ung #bsess and #erobi !nfetion dalam FishmanJs Pulmonary <iseases and <isorders, th Ed, $%%3.
Bason, obert >. Pyogeni *aterial !nfetion dalam Burray K "adelJs Detbook of espiratory Bediine, th ed, $%%2RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK :
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
(ARDS)
(ICD 10: J.80)
PENGERTIAN (defnisi)
Acute Respiratory Distress Syndrome merupakan bentuk umum injuri paru yang ditandai dengan terjadinya gangguan membran al@eolar-kapiler sehingga menyebabkan edema pulmonal dan hipoksemia yang terjadi seara akut di mana rasio Pa9$/Fi9$7$%% dan tidak ada kelainan jantung
ANAMNESIS
1. &esak, batuk,panas yang sifatnyamendadak
$. i6ayat infeksi, transfusi, trauma, atau operasi sebelumnya, pajanan gas beraun, gas kimia, konsumsiobat, dan aspirasi dari isi lambung
. Didak ada ri6ayat penyakit jantung sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
1. +eadaan umum= gelisah, agitasi, dan sesak $. Pernapasan= epat dan dangkal
. !nspeksi= dada kanan dan kiri simetris Palpasi= &tem fremitus meningkat Perkusi= edup / normal
#uskultasi= suara napas meningkat, ronki di seluruh lapang paru
TANDA & GEJALA
1. !njuri paru dengan onset yang akut, dalam 6aktu kurang 1 minggu setelah terjadinya penyebab (sepsis, pneumonia, trauma, aspirasi, transfusi, dsb) $. Foto torak P#/#P= !nltrat bilateral yang konsisten dengan gambaran edema
pulmonal
. agal napas (bukan disebabkan gagal jantung atau o@erload) . asio Pa9$/Fi9$ arterial=7$%%
KRITERIA DIAGNOSIS
*ila ada tanda dan gejala yang disebutkan di atas
DIAGNOSIS KERJA
#ute espiratory <istress &yndrome (!:< 1%= >.%)
DIAGNOSIS BANDING 1. #'9 kardiogenik
$. Pneumonia aspirasi bilateral
. #telektasis lobarpada kedua lobus ba6ah
. Emboli paru masif
2. Pneumonia interstitial akut 3. Pneumonia eosinolik akut 7. Difuse alveolar haemorrhage
. Bronchitis Obliterans Organizing Pneumonia(*99P) ;. Pneumonitis hipersensiti@itas akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Foto torak P#/#P
$. 'aboratorium klinik (*#) . Ekokardiogra
. Bonitoring hemodinamik in@asif (:VP) 2. *ronhoal@eolar 'a@age
TERAPI
1. Derapi oksigen=
a. "on in@asif (:P#P)
b. !n@asif (Ventilator PEEP mode= 2-12 m0$9) $. Derapi farmakologis=
a. "itri 9ide (%,1 ppm)
b. +ortikosteroid (masih kontro@ersi, pada stadium akut tidak dianjurkan, pada stadium lanjut memba6a keberhasilan) metilprednisolon 2%% mg/hari dosis terbagi selama C hari atau steroid lainnya dengan dosis ekui@alen
. *eta agonis (nebulisasi salbutamol $ mg, terbutalin $%,2 ampul i.@.) . Derapi airan
Banajemen airan sehongga terapai :VP - mm0g
EDUKASI
Penegahan infeksi nosokomial
PROGNOSIS
#d@itam = dubia #d sanationam = dubia #d fungsionam = dubia
INDIKATOR MEDIS
%8 pasien dengan #<& dengan pera6atan yang optimal akan teratasi dalam 1 hari
KEPUSTAKAAN
1. *ro6n ++, 'ee-:hiong D, :hapman &, obinson , et al. $%%;. #ute espiratory <istress &yndrome (#<&). !n=. O!ord American "andboo# o! Pulmonary $edicine. 9ford= 9ford Lni@ersity Press, pp=22-2.
$. Fishman #P. Ed. $%%. #ute espiratory <istress &yndrome= Pathogenesis. !n= %ishman&s Pulmonary Diseases and Disorders. "e6 Mork= B-ra6 0ill, pp= $2$-$2$.
. Fishman #P. Ed. $%%. #ute 'ung !njury and the #ute espiratory <istress &yndrome= :linial Features, Banagement, and 9utomes. !n= %ishman&s Pulmonary Diseases and Disorders. "e6 Mork= B-ra6 0ill, pp= $22-$23%.
. &piro &, &il@estri #, #gusti #. $%1$. #ute espiratory <istress &yndrome. !n= :linial espiratory Bediine. Philadelphia= Else@ier &aunders, pp= 2-C%.
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK :
EMPIEMA
(ICD 10: J.86)
PENGERTIAN (defnisi)
#danya akumulasi nanah dalam rongga pleura
ANAMNESIS 1. *atuk $. &esaknapas . "yeri dada . <emam PEMERIKSAAN FISIK
1. Dampak sakit sedangsampaiberat
$. Dampak sesak dengan frekuensi napas $%/m
. !nspeksi= dada yang sakit tertinggal, Palpasi = stem fremitus menurun. Perkusi= redupN #uskultasi= suaranapasmenurun
KRITERIA DIAGNOSIS
- #danya pus yang dapat dilihat seara makroskopis pada aspirasi airan
pleura
- #nalisa airan pleura= eksudat
- Pengeatan ram didapatkan kuman
- +ultur airan pleura didapatkan pertumbuhan kuman
DIAGNOSIS KERJA Empiema (!:< 1%= >.3) DIAGNOSIS BANDING 1. #bses paru '. (hylothora . 0emotoraks . Pleuritis D* ;
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Foto toraks P# dan 'ateral - 'aboratorium darah rutin
- #nalisa, hapusan gram, kultur, dan uji sensiti@itas pus (empiema). - &putum hapusan gram , biakan sputum dan uji resistensi
- &putum *D# &P& - &mear *D# dari pus
- bronkboskopi, :D san toraks, dan L& toraks
TERAPI
Pemasangan thora drain
Dorakosintesis = bila empiema terlokalisir
spooling
Derapimedikamentosa =
Derapiantibiotik=
o Piperaillin-ta5obatam ,C2 g/3 jam, atau
o :eftriaone $1 g i@ A Betronida5ole 2%% mg i@
)ntrapleural*brinolytic drug (9batbrinolitik intra pleura)= &treptokinase $2%.%%% !L dua kali sehariselama hariatauLrokinase 1%%.%%% !L seharisekaliselama hari.
"utrisi =
Bemberikansesegeramungkindukungangi5iyang sesuai.
*ronkoskopi
+onsulbedah D+V
*ilatidakadaperbaikandenganterapisepertidiatas setelah 2-C hari
Pelepasan thora atheter=
*ilakondisimembaik, pus (-), produksi airan 71%%/hari.
EDUKASI
1. Bengenal faktor resiko infeksi paru. $. +ontrol poli paru
PROGNOSIS
#d @itam = dubia ad bonam #d sanationam = dubia ad bonam #d fungsionam = dubia ad bonam
INDIKATOR MEDIS
%8 empiema teratasi dalam 1 hari pera6atan
KEPUSTAKAAN
1. *ritish Dhorai &oiety. Banagement of Pleural !nfetion !n #dults= *ritish Dhorai &oiety Pleural <isease uideline $%1%
$. ahman "B, <a@ies *. E?usion from !nfetions= Parapneumoni E?usion and Empiema dalam Detbook of Pleural <isease. $%%
. Fishman >#. #spiration, Empiema, 'ung #bsess and #erobi !nfetion dalam FishmanJs Pulmonary <iseases and <isorders, th Ed, $%%
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK :
INFECTED BRONCHIECTASIS
(ICD 10: J.47)
PENGERTIAN (defnisi)
<ilatasi bronkus yang kronik dan menetap, disertai penebalan dinding bronkus,disertai infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.
ANAMNESIS
1. *atuk kronik produktif sputum ener sampai purulen 6arna kuning kehijauan $. *atuk darah . &esak "afas . "yeri dada 2. <emam PEMERIKSAAN FISIK
1. Dampak sakit sedang sampai berat
2. Dampak sesak dengan frekuensi nafas $%/menit . &uhu O o :
!. !nspeksi = Pergerakan dada simetris sampai dada yang sakit tertinggal, Palpasi= stem fremitus normal/meningkat, #uskultasi= Ekspirasi memanjang, suara nafas bronko@esikuler sampai bronkial, dapat disertai ronki dan/atau 6hee5ing
". :lubbing Finger
KRITERIA DIAGNOSIS
1. #namnesis = *atuk kronik produktif, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada dan demam.
$. Pemeriksaan sik = honki dan/atau 6hee5ing, suara nafas bronkial atau bronko@esikuler.
. Pemeriksaan penunjang = foto toraks bisa normal, dilatasi dan penebalan saluran nafas (tram lines) dengan inltrat baru atau inltrat progresif atau air bronchogram disekitarnya, struktur seperti inin, honeyomb appearane. :D &an Doraks = <ilatasi dan penebalan dinding bronkus disertai inltrate disekitarnya.
DIAGNOSIS KERJA
!nfeted *ronhietasis (!:< 1%= >.C)
DIAGNOSIS BANDING 1. Duberkulosis Paru $. :ysti Fibrosis
. Poliysti 'ung <isease
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksan darah lengkap, 'aju endap darah, :-reaktif protein, ula darah se6aktu, &9D/&PD, ureum, kreatinin, serum elektrolit, *#
$. Pemeriksaan mikrobiologi dahak = pe6arnaan gram, kultur dan sensiti@itas antibiotika
. Pemeriksaan mikrobiologi dahak *D# &/P/&
. +ultur kuman dengan spesimen darah disertai sensiti@itas antibiotika 2. Foto toraks P#/lateral
3. :D- &an Doraks C. &pirometri
. *ronkoskopi dilanjutkan pemeriksaan mikrobiologi
;. &erum !munoglobulin (!g, !g#, !gB) dan serum elektroforesis 1%. Pemeriksaan 1 antitripsin serum
TERAPI
:ausatif= uideline Pneumonia
#. Empiris ( ruang biasa) =
1. :eftriaone $1 gr i@, atau :efotaim 1gr i@
$. 'e@oQoain 1 C2%mg i@ , atau BoiQoain 1%%mg . *ila diurigai infeksi bakteri atipik ditambah dengan
#5ythromyin 12%%mg po, atau oythromyin $12%mg po *. Empiris (ruang intensif)=
1. +arbapenem (Beropenem 1gr)
$. FluoroRuinolon repirasi ('e@oQoain 1 C2% mg, BoiQoain 1 %% mg)
. Bakrolide baru (a5ythromyin 12%%mg, roythromyin $12%mg :. #ntibiotika disesuaikan hasil uji sensiti@itas obat
<. &imptomatis= #mbrool % mg, <BP 12 mg, #ntiiQamasi = Parasetamol 2%% mg, atau !bufropen $ %% mg, *ronkodilator= !nhalasi beta agonist, antikolinergik.
&uportif = 9ksigen, !VF<, "ebulisasi &aline hipertonik 1. <iet Dinggi kalori tinggi protein
$. ehabilitasi Bedik . Pembedahan
EDUKASI
1. Bengenal faktor risiko infeksi paru. $. Etika batuk.
. +ontrol rutin ke poli paru.
PROGNOSIS
#d @itam = dubia #d sanationam = dubia
#d fungsionam = dubia ad malam
INDIKATOR MEDIS
%8 infeted bronkiektasis teratasi dalam 1 hari pera6atan
KEPUSTAKAAN
1. *arker #F, #hmed &M, $%%.*ronhietasis !n= %ishman&s Pulmonary Diseases and Disorders. :hapter 112. Fourth Edition. Bra6 0ill, "e6 Mork, pp. $1-$1;1 $. Pasteur B:, *ilton <, 0ill #D, $%1%. *D& uidline For "on-:F *ronhietasis .
British +horacic Society . 1 G 1% . Pneumonia P<P! $%%
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : EUSI PLEURA GANAS
(J.!1.0)
PENGERTIAN (defnisi)
Efusi pleura ganas adalah akumulasi airan dalam rongga pleura disertai adanya sel-sel ganas dalam airan pleura atau pleura parietalis
ANAMNESIS 1. &esak napas $. *atuk
. "yeri dada
. *erat *adan menurun
2. Derdiagnosis menderita kanker
PEMERIKSAAN FISIK
1. Dampak sakit sedang sampai berat $. Frekuensi napas $%/m
. !nspeksi= dada yang sakit lebih besar dan pergerakannya tertinggal, palpasi= stem fremitus menurun, ekspansi dada menurun, perkusi= redup, auskultasi= suara nafas menghilang, egofoni (A)
. Pada punksi perobaan didapatkan airan
KRITERIA DIAGNOSIS 1. :airan pleura eksudat
$. <itemukan sel ganas pada sitologi airan pleura . <itemukan sel ganas pada biopsi pleura
DIAGNOSIS KERJA
Efusi Pleura anas (>;1.%)
DIAGNOSIS BANDING 1. Empyema
$. 0ematotoraks
. Efusi pleura non malignansi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto toraks P#/ lateral/ lateral deubitus $. #nalisis airan pleura
. &itologi airan pleura . *iopsi pleura
2. L& toraks 3. :D &an toraks C. VEF airan pleura . Dorakoskopi
TERAPI
1. Dorakosentesis
$. Pemasangan torak drain (hest tube, ysto, pigtail atheter) . Pleurodesis
EDUKASI
1. Bengenal penyebab efusi pleura ganas.
$. Bemahami penatalaksanaan efusi pleura ganas . +ontrol poli paru
PROGNOSIS
#d @itam = dubia ad malam #d sanationam = dubia ad malam #d fungsionam = dubia ad malam
INDIKATOR MEDIS
% 8 efusi pleura ganas teratasi dalam $1 hari
KEPUSTAKAAN
1. P<P!, +anker Paru >enis karsinoma *ukan &el +eil Pedoman "asional Lntuk <iagnosis dan Pnatalaksanaan di !ndonesia, $%11.
$. oberts BE, "e@ille E, *errisford , #ntunes , #li "#. $%1%. Banagement of a malignant pleural e?usion= *ritish Dhorai &oiety pleural disease guideline $%1%. +hora . $%1% (32) p= $-%
. Banagement of Balignant Pleural E?usions (#D&, $%%%)
. #ntunes, "e@ille, <u?y, et al. *D& guidelines for the management of malignant pleural e?usions. Dhora $%%N2(&uppl !!)=ii$;Gii
2. odrigue5, Panadero. Detbook of Pleural <iseases seond edition = E?usions from malignany.$%%. 0al = $-
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : LIMADENITIS TUBERKULOSIS
( ICD 10: A.18.")
PENGERTIAN (defnisi)
Peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening yang disebabkan oleh infeksi myobaterium tuberulosis.
ANAMNESIS
1. Pembesaran kelenjar getah bening tunggal atau multipel, unilateral atau bilateral, tidak nyeri dan membesar seara lambat dan bisa peah serta keluar sekret dan darah.
$. <apat timbul keluhan sistemik = demam, penurunan berat badan, fatigue, keringat malam.
PEMERIKSAAN FISIK
1. 'imfadenitis D* paling sering mengenai kelenjar getah bening ser@ikal, kemudian oleh kelenjar mediastinal, aksila, mesenterika, portal hepatik, perihepatik dan inguinal.
$. Pembengkakan kelenjar terjadi seara unilateral atau bilateral, tunggal maupun multipel, dimana benjolan ini biasanya tidak nyeri dan membesar seara lambat dalam hitungan minggu sampai bulan.
. Pembesaran kelenjar bisa peah serta mengeluarkan sekret dan darah
KRITERIA DIAGNOSIS
Pembesaran kelenjar getah bening batas tegas, mobile, tidak nyeri dengan hasil P# lymphadenitis tuberulosa dan kelenjar bisa peah.
DIAGNOSIS KERJA
'imfadenitis Duberulosa ( !:< 1%= #.1.$)
DIAGNOSIS BANDING
1. 'imfadenitis non spesik $. 'imfoma
. Betastase proses keganasan
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. F"#* kelenjar getah benig
$. +ultur media '> dari sekret kelenjar . Foto Doraks
. L& +elenjar 2. :D-&an
TERAPI
,. egimen 9#D = $0IE/C-;0
'. *ila diperlukan terapi pembedahan= biopsi eksisional, insisi, atau insisi dan drainase -. Pera6atan 'uka EDUKASI 1. +eteraturan berobat $. a6at 'uka PROGNOSIS <ubia at bonam INDIKATOR MEDIS
%8 untuk menegakkan diagnosis limfadenitis tuberkulosa dalam 6aktu C hari.
KEPUSTAKAAN
1. FishmanJs part H!V hapter 1%, page $C$
$. # Duberulosis uide for &peialist Physiian, $%% hapter 1C, page 22 G 2
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : MIKOSIS PARU
(B#7)
PENGERTIAN (defnisi)
angguan paru termasuk saluran nafas yang disebabkan infeksi atau kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur
ANAMNESIS
1. ejala Didak spesik=
-
*atuk-
0emoptoe-
"yeri dada-
&esak nafas$. Pasien yang memiliki kondisi imunosupresif= - "etropenia berat (72%%/mm)
- +eganasan darah - Dransplantasi organ - +emoterapi
. Penggunaan jangka panjang alat-alat kesehatan in@asif - Ventilator mekanik
- +ateter @ena sentral dan perifer - +ateter urin, kateter lambung /ater sealed drainage dll
. Pasien dengan kondisi imunokompromis akibat penggunaan jangka panjang antibiotik berspektrum luas, kortikosteroid dan obat imunosupresi
2. Penyakit kronik seperti, tumor paru, tumor mediastinum, PP9+, bronkiektasis, luluh paru, sirosis hati, insusiensi renal dan diabetes mellitus
PEMERIKSAAN FISIK
1. Dampak sakit sedang sampai berat
$. Dampak sesak dengan frekuensi napas $%/m . Dakikardia
. &uhu *adan O °: atau S3
2. !nspeksi= dada yang sakit tertinggal, Palpasi= stem fremitus meningkat
#uskultasi= suara napas brono@esikuler sampai bronkial dapat disertai ronki.
KRITERIA DIAGNOSIS
<erajat diagnostik = proven0 probable0 dan possible ditentukan oleh tiga kriteria yaitu=
- Faktor pejamu (faktor resiko, penyakit yang mendasari). - +riteria klinis (gejala klinis, pemeriksaan radiologi). - Pemeriksaan mikologi.
Di#$n%sis i'%sis proven
Defnisi
• Pemeriksaan histologi/sitokimia dari sediaan biopsi jarum halus menunjukkan adanya hifa (hyphae) disertai adanya bukti kerusakan jaringan terkait (baik seara mikroskopik atau radiologi).
• #tau kultur yang ditemukan jamur diperoleh dari jaringan yang seara klinis maupun radiologis tampak abnormal dan lokasinya sesuai dengan tempat infeksi. #tau pemeriksaan mikroskopik/antigen (ryptococcus dari ':&.
Di#$n%sis probable
Defnisi
• Binimal ada satu kriteria faktor pejamu (host).
• <an satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor dari lokasi lesi abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi seara klinis atau radiologis
• <an satu kriteria faktor mikrobiologi. Di#$n%sis i'%sis possible
Defnisi
• Binimal ada satu kriteria faktor pejamu (host).
• <an satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor pada lokasi lesi abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi seara klinis atau radiologis.
F#'% Kiei# K*inis
+riteria klinis dibagi menjadi $, yaitu kriteria mayor dan minor=
• Kiei# M#+%
!nfeksi saluran nafas ba6ah dengan gambaran inltrat baru pada :D-&an= halo sign0 air crescent sign, atau ka@itas pada daerah konsolidasi.
• Kiei# Min% =
ejala infeksi saluran nafas ba6ah (batuk,nyeri dada,hemoptoe,sesak nafas)
#danya pleural rub
#danya inltrat baru yang tidak memenuhi kriteria mayor
F#'% Pe,#- (%s) /
1. "etropenia (netrol 72%% / mm selama 1% hari).
$. <emam persisten selama ;3 jam yang refrakter tehadap antibiotik spektrum adekuat.
. &uhu tubuh %: atau 7 3%: dan terdapat faktor predisposisi berikut =
a. Prolonged netropenia (1% hari) dalam 3% hari terakhir.
b. Penggunaan obat imunosupresif saat ini (7 % hari sebelumnya). . Pernah mengalami episode infeksi jamur in@asif sebe-lumnya. d. &eara bersamaan mengidap 0!V/ #!<&
1. Danda dan gejala yang mengindikasikan penyakit gra!tversushost disease (V0<).
2. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang ( minggu)
F#'% Mi'%0i%*%$is /
1. +ultur mold ditemukan salah satu dari= #spergillus spp, Fusarium
spp,5ygomyetes, &edosporium spp atau :. neoformans dari sputum atau *#'.
2. +ultur atau sitologi / mikroskop ditemukan mold dari aspirat sinus.
3. &itologi atau mikroskop ditemukan molds atau :ryptoous dari dahak atau
*#'.
4. Pada pemeriksaan antigen aspergillus ditemukan dalam airan *#', airan
serebrospinal atau dari $ sampel darah.
5. Pada pemeriksaan antigen :ryptoous ditemukan dalam darah.
6. +elainan paru dengan kultur bakterial yang negatif dari semua spesimen
terkait dengan infeksi saluran pernafasan bagian ba6ah, baik dari sputum, airan *#' maupun darah.
7. Pemeriksaan sitologis/mikroskopik ditemukan #spergillus spp pada airan
*#', pleura.
8. +ultur darah ditemukan spesies andida.
S'% #ndid# T 1 (nutrisi parenteral total) A 1 (pembedahan) A 1 (kolonisasi spesiaes andida multofokal) A $ (sepsis berat).
&kor :andida T
• O $.2 resiko terkena infeksi kandida pro@en
• C.C2 diberikan terapi anti fungal preemptif (prolaksis atau empirik) DIAGNOSIS KERJA Bikosis paru (*C) DIAGNOSIS BANDING 1. Pneumonia bakteri $. Pneumonia aspirasi . Edema paru . #bses paru 2. Duberkulosis paru 3. Dumor paru primer C. Dumor paru sekunder . #<&
;. Penyakit paru kerja
1%. !diopatik pulmonary brosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. 'aboratorium=
<arah lengkap Lrinalisis
Pemeriksaan fungsi hati Pemeriksaan fungsi ginjal #lbumin
&erum elektrolit *#
$. Bikroskopis
+ultur gram,kultur jamur,sensti@itas sputum . Pemeriksaan adiologis.
• ambaran foto toraks tidak spesik.
!nltrat paru yang lambat sekali penyembuhannya, dengan atau tanpa pembesaran kelenjar getah bening
+onsolidasi paru, nodul multiple, pembesaran kelenjar getah bening di daerah hilus atau mediastinum, ka@itas, atau efusi pleura (terutama yang disebabkan oleh coccidiomycosis)
• Pada :D san = lesi padat dengan atau tanpa hallo sign0 air crescent sign atau ka@itas.
• Pada aspergiloma yaitu ditemukan !ungus ball pada pemeriksaan :D- san toraks
. &erologi
• <eteksi antigen galaktomanan dari *#', ':&, atau $ sample darah untuk aspergilosis.
• <eteksi 3dglucan dalam serum untuk mendiagnosa infeksi jamur in@asif (+riptokokus dan 5igomikosis)
• <eteksi antigen kriptokokus. TERAPI
1. Derapi prolaksis
Pada penderita beresiko tinggi tanpa adanya tanda dan gejala klinis infeksi. Bisalnya pada pasien transplantasi organ, leukemia, keganasan dengan leukopeni tanpa demam.
"ilai prediktif C28 $. Derapi empiris
Pada penderita beresiko tinggi yang sudah menunjukkan tanda dan gejala infeksi jamur in@asif tetapi tanpa identikasi adanya jamur penyebab (diagnosis possible).
. Derapi pre-emptif (targeted prophylais)
Pada penderita beresiko tinggi yang keurigaan adanya infeksi jamur in@asif didukung oleh pemeriksaan laboratorium atau radiologis, tetapi belum ada bukti pemeriksaan histopatologis atau kultur (diagnosis probable).
"ilai prediktif C28
. Derapi terarah /terapi denitif (targeted)
Pada penderita beresiko tinggi yang sudah terbukti mengidap infeksi jamur in@asif berdasarkan pemeriksaan histopatologis dan kultur (diagnosis proven). &pesisitas ;28.
Pe0ei#n e#i =
1. &uportif = 9ksigen, !VF<,diet
$. Derapi antifungal disesuaikan dengan dugaan jenis jamurnya =
F*-'%n#3%* (O#*4 I.5) *%#din$ d%se !66$ *#*- di*#n,-'#n 2667!66 $ se*## 1!721 8#i
#mfoterisin *(#m-*) %,$2-1mg /kg**/hari
!trakona5ole (oral) $%%mg/hari
Vorikona5ole !.V 3mg/kg** tiap 1$ jam dilanjutkan oral %%mg tiap 1$ jam
+aspofungin !V = 2-C%mg/hari
Bikafungin 1%%mg/hari
EDUKASI
1. Bengenal faktor resiko infeksi paru. $. Etika batuk.
. +ontrol rutin ke poli paru.
PROGNOSIS
#d @itam = dubia et bonam/malam
#d sanationam = dubia et bonam/malam
#d fungsionam = dubia et bonam/malam
INDIKATOR MEDIS
%8 mikosis paru terdiagnostik dalam 6aktu 1 hari.
KEPUSTAKAAN
1. 4ulandari, ', $%1%. Lpdate on the Banagement of Pulmonary Fungal !nfetion= Bajalah +edokteran espirasi, <es $%1% , Vol. , "o. , &upl $, Pulmonology <epartment, <r.&oetomo 0ospital #irlangga Lni@ersity &hool of Bediine, &urabaya, pp. $;-3.
$. 'imper, #0, $%1%. Dhe :hanging &petrum of Fungal !nfetions in Pulmonary and :ritial :are Pratie= :linial #pproah to <iagnosis. #merian Dhorai &oiety, pp. 13-13.
. &oepandi, P.I, $%11. Penatalaksanaan >amur Paru= Dhe ;th &ienti espiratory
Bediine Beeting, <epartment of Pulmonology and espiratory Bediine Faulty of Bediine Lni@ersity of !ndonesia Persahabatan 0ospital, >akarta.
. 2. 0anly, BE, $%%3. Fungal Pneumonias in :urrent <iagnosis and Dreatment in Pulmonary, :hapter . Dhe B Bra6-0ill :ompanies, Lnited &tate #merika. $. P<P!, $%11. Pedoman <iagnosis dan Penatalaksanaan 1 >amur paru di !ndonesia,
3 9ktober $%11, pp. 1-$2
. iharson, B<, >ones *', $%% uidlines in &istemi Fungal !nfetions, Dhird Edition. :urrent Bedial 'iterature. 444.clinical-mycology.com.
. 'imper, #0, +no, +&, &arosi, #, #mpel, "B, *ennet, >E, :atan5aro, &F, et al, $%1%. #n 9Uial #merian Dhorai &oiety &tatement= Dreatment of Fungal !nfetion in #dult Pulmonary and :ritial :are Patient, #m > espir :rit :are Bed, Vol 1, pp ;3-1$, 666.atsjournals.org.
2. :hamilos, , +ontoyiannis, <, $%%. #spergillus, :andida, and 9ther 9pportunisti Bold !nfetions of the 'ung= FishmanJs Pulmonary <iseases and <isorders, Fourth Edition, :hapter 11, B ra6 0ill :ompanies, pp. $$;1-$$2
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : DRO$NING (TENGGELAM)
(ICD 10: %.!0)
PENGERTIAN (defnisi)
Denggelam merupakan proses gangguan respiratori akibat submersion (terendam seluruh tubuh termasuk saluran nafas) atau immersion (terendam 6ajah dan saluran nafas) dalam medium airan (li5uid)
ANAMNESIS
#danya ri6ayat tenggelam dalam air ta6ar, air laut maupun airan lain
PEMERIKSAAN FISIK
1. Perubahan tanda- tanda @ital (hipotermia, takikardia, atau bradikardia) $. Dakipneu, dispneu, hipoksia, sianosis
. Penurunan kesadaran, desit neurologi . *atuk
2. 4hee5ing 3. Buntah, diare
KRITERIA DIAGNOSIS 1. i6ayat tenggelam
$. Fungsi paru dan neurologis terganggu . #sidosis (metaboli atau respiratorik) . #bnormalitas elektrolit 2. 0ipo@olemia DIAGNOSIS KERJA Dro4ning (tenggelam) (!:< 1%= V.;%) DIAGNOSIS BANDING 1. !ntoksikasi $. 0ipoglikemia . :V#
. *arotrauma dengan pneumothoraks emboli udara
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. #nalisa gas darah dan pulse oimetry
$. &erum elektrolit ("a, +, :l), ula darah se6aktu (<&) . Foto toraks P#/ lateral
. cervical spine imaging (pasien dengan kemungkinan injuri ser@ikal dan spinal)
2. Elektrokardiogra (E+) 3. :D san kepala
C. &putum gram kultur dan tes sensititas antibiotika, +ultur darah (untuk analisa infeksi sekunder)
TERAPI
a. Pre hospital are
b. Emergeny <epartement :are = 1. esusitasi jantung paru (:P)
9ksigenasi dengan intubasi endotrakea dan tekanan positif (PEEP, :P#P), @entilasi mekanik
. Benghangatkan badan pada pasien hipotermia (melepas baju, mengeringkan dan insulasi)
. Pemasangan "asogastri tube ("D) 2. "ebulisasi dengan $-agonis
3. Pemberian antibiotika (jika ada tanda-tanda infeksi) C. *ronkoskopi
EDUKASI
1. Benghindari terpapar dengan udara dingin $. Benjaga temperature tubuh tetap hangat . Bemperhatikan turunnya temperatur tubuh
PROGNOSIS
#d @itam = dubia ad bonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d fumgsionam = dubia ad bonam/malam
INDIKATOR MEDIS
28 pasien selamat tanpa desit neurologis. 118 pasien mengalami kematian.
KEPUSTAKAAN
1. <.#. roneberg, >.'. Vinent, D. 4elte Respiratory 6mergencies G Dhe European espiratory Bonograph Volume 11 $%%3, :hapter ;
$. :ant6ell P, $%1,Dro4ning0 Bedsape
. <ean "', Dro4ning, Dhe Berk Banual, #pril $%1
. &oar, >asmeet et.al, Dro4ning, European esusitation :ounil uidelines for esusitation $%1% &etion . p. 1%%-1
2. &6idarmoko *, , $%1%, +enggelam dro4ning) Pulmonologi !nter@ensi dan a6at <arurat "afas. F+L! P. 1$-1
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : PPOK AKUT EKSASERBASI
(ICD 10: J.44)
PENGERTIAN (defnisi)
Eksaserbasi PP9+ didenisikan sebagai kondisi akut dengan karakteristik perburukan gejala pernafasan di luar @ariasi normal dari hari ke hari dan menyebabkan perubahan pengobatan.
(Penyakit Paru 9bstruktif +ronik (PP9+) adalah penyakit yang dapat diegah dan disembuhkan, ditandai dengan keterbatasan aliran udara menetap yang biasanya progresif dan berhubungan dengan meningkatnya respon inQamasi kronis pada saluran napas dan partikel beraun atau gas)
ANAMNESIS
1. Perburukan dari sesak napas
$. <urasi dari perburukan atau munulnya gejala baru
. i6ayat gejala eksaserbasi sebelumnya (total atau ri6ayat hospitalisasi) . #danya komorbid
2. Derapi yang digunakan saat ini.
3. i6ayat penggunaan @entilator mekanik
PEMERIKSAAN FISIK
1. Penggunaan dari otot bantu pernapasan $. Pergerakan paradoksal dari dinding dada
. Perburukan atau adanya gejala sentral sianosis yang baru . #danya edema perifer
2. 0emodinamik yang tidak stabil
3. Perburukan dari status mental (:&)
KRITERIA DIAGNOSIS
Tie7ie e's#se0#si PPOK /
Dipe 1 = Peningkatan @olume sputum Peningkatan purulensi sputum Peningkatan sesak napas
Dipe $= $ gejala dari gejala berikut = Peningkatan @olume sputum Peningkatan purulensi sputum Peningkatan sesak napas
Dipe = 1 gejala dari gejala berikut= peningkatan @olume sputum Peningkatan purulensi sputum Peningkatan sesak napas
<itambah minimal 1 gejala minor berikut =
"yeri tenggorokan atau hidung meler dalam 2 hari <emam tanpa penyebab lain
Peningkatan 6hee5ing Peningkatan batuk
Peningkatan $%8 diatas baseline Peningkatan 0 $%8 diatas baseline.
DIAGNOSIS KERJA
PP9+ #kut Eksaserbasi Dipe !/ !!/ !!! (!:< 1%= >.)
DIAGNOSIS BANDING 1. #sma
$. :ongesti@e 0eart Failure . *ronkiektasis
. Duberkulosis
2. *ronkiolitis obliterans 3. Panbronkiolitis difus
C. &indroma 9bstruktif Paska Duberkulosis . Pneumotorak
;. Destroyed lung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 'aboratorium = darah rutin, kimia klinik. $. elektrokardiogram
. foto torak
. serial analisa gas darah 2. status nutrisi
3. kultur sputum C. serial spirometri
TERAPI
I. F##'%*%$i =
1. *ronkodilator = Shortacting beta agonist (&#*#) dengan atau tanpa
shortacting muscarinic antagonist (&#B#). 1) "ebuli5er =
a. &albutamol $,2 mg inhalasi
b. &albutamol $,2-2,% mg A !pratropium %,$2-%,2 mg inhalasi . Derbutalin 2-1% mg
$) !nhalasi <osis Derukur (B<!= Betered <ose !nhaler) a. #gonis $ kerja epat =
− &albutamol 1%% Wgr/semprot $- semprot - sehari − Prokaterol 1% Wgr/semprot $- semprot sehari b. #ntikolinergik=
− !pratropium bromide $% Wgr $- semprot - sehari ) !njeksi =
- Betilantin = #minolin !V bolus 2 mg/kg** dilanjutkan
perdrip %,2-%, mg/kg**/jam
- Derbutalin %,2 subkutan dapat diulang sampai /1jam 2. +ortikosteroid sistemik =
- Betil prednisolon 1-$ mg/kg **/3 jam - <eametasone %.$-%. mg/ kg **/ 3 jam
3. #ntibiotika
- FlouroRuinolon respirasi - Bakrolide
- :ephalosporin generasi !!!
4. Bukolitik (mukokinetik dan mukoregulator) dan ekspektoran
- *romheine - #mbrool
5. #ntioksidan ("-asetilsistein)
6. Derapi tambahan diberikan tergantung dari kondisi klinis pasien
II. N%n F##'%*%$i'
1. 9ksigen target saturasi -;$8.
$. Ventilator mekanik non in@asif dan in@asif bila penderita mengalami gagal nafas
. ehabilitasi Bedik
. "utrisi optimal tinggi protein
EDUKASI
1. 0indari penetus serangan antara lain berhenti merokok, menghindari polusi udara, menghindari infeksi saluran nafas.
$. Bengukur spirometri setiap bulan sekali
PROGNOSIS
#d @itam = dubia ad bonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam
#d fungsionam = dubia ad bonam/malam
INDIKATOR MEDIS
%8 Pasien :9P< #E teratasi dalam 1 hari pera6atan
KEPUSTAKAAN
1. 9'< $%1
$. PP9+ <iagnosis dan Penatalaksanaan P<P! $%11 . E& >ournals 'td $%%N $1 = &uppl. 1, 3s-2s
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : TUMOR MEDIASTINUM
(ICD 10: D 15.")
PENGERTIAN (defnisi)
Dumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga yang berada di antara paru kanan dan kiri. Bediastinum berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah @ena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya
ANAMNESIS 1. *atuk kering
$. &esak nafas atau stridor . &ulit/ sakit menelan . &uara serak
2. "yeri dada
PEMERIKSAAN FISIK
1. Dampak sakit ringan G berat
$. Pergerakan dada yang sakit tertinggal (inspeksi) . &tem fremitus menurun (palpasi)
. &uara ketok pada dada yang sakit menurun (perkusi) 2. &uara nafas pada dada yang sakit menurun
3. &embab muka dan leher (V:&&) C. 'imfadenopati (timoma)
. Byasthenia gra@is (timoma)
KRITERIA DIAGNOSIS
1. *atuk darah, nyeri dada, sesak napas
$. Foto toraks P#/ lateral didapatkan massa soliter maupun multipel . <itemukan sel ganas dari pemeriksaan Patologi #natomi
. :D san toraks dengan kontras didapatkan massa sesuai dengan stadiumnya.
2. Domogra
DIAGNOSIS KERJA
1. Dumor timus (Dimoma, karsinoma Dimik, Oat (ell (arsinoma) $. Dumor &el erminal (&eminoma, Deratoma)
. Dumor "eurogenik ("eurobroma, neurilemoma, neurosarkoma, anglioneuroma, anglioneuroblastoma, "euroblastoma, Fakreomasitoma7 +emodektoma)
. Dumor Besensimal dan tumor endokrin
DIAGNOSIS BANDING 1. Duberkulosis $. +anker Paru . Besothelioma . 'ipoma 2. 0odgkin disease
3. #ute 'ymphoblasti 'eukemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah rutin, kimia klinik dan analisa gas darah $. &itologi sputum
. Foto torak P#/ lateral . F9*
2. F"#* guiding L& toraks
3. :D-&an toraks dengan kontras A F"#* guiding C. L& #bdomen . Bediastinoskopi ;. Fluoroskopi 1%. Ekokardiogra 11. #ngiogra 1$. Esofagogra
1. L&, B! dan +edokteran "uklir
TERAPI
Derapi sesuai Patologi #natomi, &tadium, dan &tatus Performane 1. Pembedahan
$. adiasi . +emoterapi
Pen##*#'s#n##n Ti%#
&tage ! = 6tended thymo thymecthomy (EDD) saja
&tage !! = EDD, dilanjutkan dengan radiasi, untuk radiasi harus diperhatikan batas-batas tumor seperti terlihat pada :D sebelum pembedahan &tage !!! = EDD dan etended resetion dilanjutkan radioterapi dan
kemoterapi
&tage !V# = Debul#ing dilanjutkan dengan kemoterapoi dan radioterapi &tage !V* = +emoterapi dan radioterai dilanjutkan dengan debulking.
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage !V.# dapat diberikan kemoradioterapi adju@ant $ siklus dilanjutkan radiasi %%% y, diikuti debulking dan kemoterapi siklus berikutnya.
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage !V.* bersifat paliatif, yaitu kemoterapi dan radioterapi paliatif.
Penatalaksanaan timoma tipe medular stage ! - !! lebih dahulu dibedah, selanjutnya kemoterapi.
Pada stage !!! diberikan kemo/radioterapi neoadju@ant.
Pada timoma tipe ampuran, penatalaksanaan disesuaikan dengan tipe histologik yang dominan.
Pen##*#'s#n##n '#sin%# ii'
Penatalaksanaan untuk tumor ini adalah multi-modaliti sama dengan penatalaksanaan untuk kanker di paru.
Pen##*#'s#n##n '#sin%id ii' d#n oat cell carcinoma
Penatalaksaan untuk tumor ini adalah pembedahan dan karena sering in@asif maka direkomendasikan radiasi pasabedah untuk kontrol lokal, tetapi karena tingginya kekerapan metastasis maka kemoterapi diharapkan dapat meningkatkan angka ketahanan hidup. +emoterapi yang diberikan hampir sama dengan kemoterapi untuk kanker paru jenis karsinoma
sel keil (+P+&+), yakni antara lain sisplatin A etoposid sebanyak 3 siklus.
Oat cell carcinoma di mediastinum mempunyai prognosis lebih baik dibandingkan dengan oat cell carcinoma di paru
Pen##*#'s#n##n sein%#
&eminoma adalah tumor yang sensitif terhadap radiasi dan kemoterapi. Didak ada indikasi bedah untuk tumor jenis ini. +emoterapi diberikan setelah radiasi selesai tetapi respons terapi akan lebih baik dengan ara kombinasi radio-kemoterapi. *ila ada kega6atan napas, radiasi diberikan seara cito, dilanjutkan dengan kemoterapi sisplatin based.
Pen##*#'s#n##n T-% Medisin- N%nsein%#
Dumor-tumor yang termasuk kedalam kelompok nonseminoma bersifat radioresisten, sehingga tidak direkomendasikan untuk radiasi. Pilihan terapi adalah kemoterapi 3 siklus. E@aluasi dilakukan setelah - siklus menggunakan petanda tumor b-0: dan a-fetoprotein serta foto toraks P# dan lateral, selanjutnya menurut algoritma
Pen##*#'s#n##n Te#%# ,in#'
Penatalaksanaan teratoma jinak adalah pembedahan, tanpa adju@ant. Pemeriksaan batas reseksi harus menyeluruh, agar tidak ada tumor yang tertinggal dan kemungkinan akan berkembang menjadi ganas.
Pen##*#'s#n##n Te#%# G#n#s
+arena teratoma ganas terkadang mengandung unsur lain maka terapi multimodaliti (bedah A kemoterapi A radioterapi) memberikan hasil yang lebih baik. Pemilihan terapi didasarkan pada unsur yang terkandung di dalamnya dan kondisi penderita. Penatalaksanaan teratoma ganas dengan unsur germinal sama dengan penatalaksanaan seminoma.
Pen##*#'s#n##n T-% Ne-%$eni'
Penatalaksanaan untuk semua tumor neurogenik adalah pembedahan, keuali neuroblastoma.
Dumor ini radisensitif sehingga pemberian kombinasi radio kemoterapi akan memberikan hasil yang baik. Pada neurilemona (&h6annoma), mungkin perlu diberikan kemoterapi adju@an, untuk menegah rekurensi.
Penatalaksanaan Dumor &el erminal "onseminoma Bediastinum
EDUKASI
1. Bengenai penyakit tumor mediastinum, faktor resiko dan prognosanya $. Datalaksana yang akan diberikan
. +omplikasi yang mungkin terjadi . Efek samping pengobatan
PROGNOSIS
#d @itam = dubia ad bonam/malam #d sanationam = dubia ad bonam/malam #d fungsionam = dubia ad bonam/malam
INDIKATOR MEDIS
&ekitar %8 pasien tumor mediastinum dapat ditegakkan diagnosanya dalam $1 hari
KEPUSTAKAAN
1. Dumor Bediastinum , Pedoman <iagnosis dan Penatalaksanaaan di !ndonesia, P<P! $%%
$. &mith &onali B, Bediastinal lymphoma, Bedsape, $%1
. :ameron *, 'oehrer P >, Dhomas : >r, "eoplasm of the mediastinum, <e@ita, 0ellman K osenbergJs :aner = Priniple and Pratise of 9nology, th edition
$
Kadar HCG & AFP nr!al F" "ra#$ nr!al
Kadar HCG & AFP nr!al F" "ra#$
$"a%ila%nr!al
Kadar HCG a"au AFP !enin'#a"
Tida# (erlu "era(i lan)u"an
*e$e#$i +%eda, an)u"an #e!"era(i
Tera"!a )ina# dan )arin'an ne#r"i#
Tu!r da(a" dian'#a" a"au ada $i$a "u!r
Kadar HCG & AFP nr!al
F" "ra#$ $"a%il a%nr!al
Kadar HCG & AFP "e"a( "in''i
Tida# (erlu "era(i lan)u"an
an)u"#an #e!"era(i
RUMAH SAKIT JAKARTA
PPK : TUBERKULOSIS
(ICD 10: A15)
DEFINISI
Duberkulosis (D*) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman D* yaitu $ycobacterium tuberculosis. &ebagian besar kuman D* menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. &aat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan D*, yaitu D* esisten banyak 9bat ($ulti Drug Resistance/ B<).
ANAMNESA
+eluhan pasien datang dengan gejala dan tanda penyakit D* paru seperti batuk berdahak O $ minggu dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut=
a) 'okal respiratorik= dapat berampur darah atau batuk darah, sesak nafas, dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan pleura).
b) &istemik= nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam tanpa kegiatan sik, demam meriang lebih dari 1 bulan ,badan lemah dan malaise.
PEMERIKSAAN FISIK
<emam (pada umumnya subfebris, 6alaupun bisa juga tinggi sekali), dapat disertai dengan respirasi meningkat, berat badan menurun (*B! pada umumnya 71,2).
1. !nspeksi
- *ila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
- *ila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetris. $. Palpasi
- *ila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
- *ila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus mengeras atau melemah
. Perkusi
- *ila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
- *ila ada kelainan tertentu, dapat terdengar perubahan suara perkusi seperti hipersonor pada pneumotoraks, atau pekak pada efusi pleura.
. #uskultasi
- *ila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan
- *ila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut= onki basah kasar terutama di apeks paru, suara napas melemah atau mengeras, atau stridor. suara napas bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara napas melemah di ape paru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan mikroskopis kuman D* (*akteri Dahan #sam/ *D#) ataukultur kuman darispeimen sputum/ dahak se6aktu-pagi-se6aktu sebanyak kali.>ika laboratorium sudah terakreditasi, pemeriksaan *D# dapat dilakukan $ kali dan minimal satu bahan berasal dari dahak pagi hari. Lntuk D* paru, speimen dapat diambil dari bilas lambung, airan serebrospinal,airan pleura ataupun biopsi jaringan.
- adiologi dengan foto toraks P#-'ateral /'ateral dekubitus/ top lordotik
dapat dilakukan jika ada fasilitas dan atas indikasi. :ontoh = dugaan terdapat komplikasi (efusi pleura, pneumotoraks, batuk darah)
- Pada D*, umumnya di apeks paru terdapat gambaran berak-berak a6an dengan batas yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas membentuk tuberkuloma. ambaran lain yang dapat menyertai yaitu, ka@itas (bayangan berupa inin berdinding tipis), pleuritis (penebalan pleura), efusi pleura (sudut kostrofrenikus tumpul).
- Pemeriksaan en H-pert jika tersedia di fasilitas - *iakan kuman D*atas indikasi
- Lji kepekaan terhadap 9#D lini pertama atas indikasi - Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan darah rutin - Pemeriksaan gula darah - Pemeriksaan 0!V
- Pemeriksaan khusus pada keadaan sulit = P: D*/ *ate/ (sesuai indikasi dan fasilitas)
DIAGNOSIS
- D* paru *D# positif kasus baru - D* paru *D# negati@e kasus baru
- D* paru *D# positif kasus pengobatan ulang (gagal, kambuh, putus obat) - &uspek D* paru resisten obat
- 0epatitis !mbas 9bat - D* 0!V
- D* <B
PENEGAKAN DIAGNOSIS (Assessen) PASTI TB
<iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan sik dan pemeriksaan penunjang
KRITERIA DIAGNOSIS
*erdasarkan )nternational Standards !or +uberculosis (are (!&D:)
STANDAR DIAGNOSIS
1. &emua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsung selama O $ minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus die@aluasi untuk D*.
$. &emua pasien (de6asa, dan de6asa muda) yang diduga menderita D*, harus diperiksa mikroskopis spesimen sputum/ dahak kali salah satu diantaranya adalah spesimen pagi. >ika laboratorium sudah terakreditasi, pemeriksaan dahak dapat dilakukan $ kali dan minimal satu bahan berasal dari dahak pagi hari
. &emua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka D*, harus diperiksa mikrobiologi dahak.
. <iagnosis dapat ditegakkan 6alaupun apus dahak negatif berdasarkan kriteria berikut=
• Binimal $ kali hasil pemeriksaan dahak negatif (termasuk pemeriksaan sputum pagi hari), sementara gambaran foto toraks sesuai D*.
• +urangnya respon terhadap terapi antibiotik spektrum luas (periksa kultur sputum jika memungkinkan), atau pasien diduga terinfeksi 0!V (e@aluasi <iagnosis tuberulosis harus diperepat).
DIAGNOSIS BANDING - Pneumonia
- Dumor/keganasan paru - >amur paru
- Penyakit paru akibat kerja - #sma
TERAPI
Dujuan pengobatan=
• Benyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktitas pasien. • Benegah kematian akibat D* aktif atau efek lanjutan.
• Benegah kekambuhan D*.
• Bengurangi penularan D* kepada orang lain.
• Benegah kejadian dan penularan D* resisten obat
1.1 Derapi umum= istirahat, stop merokok, hindari polusi, tata laksana komorbiditas, nutrisi, dan @itamin.
1.$ Derapi Pengobatan 9#D
Prinsip-prinsip terapi (e#i)
1. Praktisi harus memastikan bah6a obat-obatan tersebut digunakan sampai terapi selesai.
$. &emua pasien (termasuk pasien dengan infeksi 0!V) yang tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi 9bat #nti D* (9#D) lini pertama sesuai !&D:.
a. Fase #6al selama $ bulan, terdiri dari= !sonia5id, ifampisin, Pira5inamid, danEtambutol.
b. Fase lanjutan selama bulan, terdiri dari= !sonia5id dan ifampisin
. <osis 9#D yang digunakan harus sesuai dengan Derapi rekomendasi internasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan +ombinasi <osis Detap (+<D/*eddosecombination8 %D(9 yang terdiri dari $ tablet (!"0
dan !F), tablet (!"0, !F dan PI#) dan tablet (!"0, !F, PI#, EB*).
Dabel 1. Pengobatan D*
+ategori !
• Penderita baru D* paru, sputum *D# positif
• Penderita D* baru, sputum *D# negatif rontgen positif dengan kelainan paru luas
• Penderita D* ekstra paru berat diterapi dengan 2R9E4!R G $ 0IE/ 0 G $ 0IE/ 30E
• &ediaan 9#D dapat berupa +<D atau lepasan. +ategori • Penderita kambuh
$ • Penderita gagal
• Penderita after default • <iterapi dengan =
• 2 R9ES 4 1 R9E 4 " RE • $ 0IE&/ 1 0IE / 2 0E
• &ediaan 9#D dapat berupa +<D atau lepasan
:atatan= D* B<, D* H<, D* +ronis dirujuk ke umah &akit ujukan "asional.
. Lntuk membantu dan menge@aluasi kepatuhan, harus dilakukan prinsip pengobatan dengan =
• &istem Patientcentred strategy0 yaitu memilih bentuk obat, ara pemberian ara mendapatkan obat serta kontrol pasien sesuai dengan ara yang paling mampu laksana bagi pasien.
• Penga6asan 'angsung menelan obat (<9D/direct observed therapy ) . &emua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik adalah follo6-up
mikroskopis dahak ($ spesimen) pada saat= a. #khir fase a6al (setelah $ bulan terapi),
b. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi.
. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum akhir terapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi modikasi yang sesuai.
d. E@aluasi dengan foto toraks bukan merupakan pemeriksaan prioritas dalam follo6 up D* paru.
2. :atatan tertulis harus ada mengenai=
a. &emua pengobatan yang telah diberikan, b. espon hasil mikrobiologi
. +ondisi sik pasien d. Efek samping obat
3. <i daerah pre@alensi infeksi 0!V tinggi, infeksi Duberkulosis G 0!V sering bersamaan, konsultasi dan tes 0!V diindikasikan sebagai bagian dari tatalaksana rutin.
C. &emua pasien dengan infeksi Duberkulosis-0!V harus die@aluasi untuk= • Benentukan indikasi #V pada tuberkulosis.
• !nisasi terapi tuberkulosis tidak boleh ditunda
• Pasien infeksi tuberkulosis-0!V harus diterapi +otrimoksa5ol apabila :< 7 $%%. &elama terapi= e@aluasi foto setelah pengobatan $ bulan dan 3 bulan.
KONSELING DAN EDUKASI
Bemberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit dan pentingnya penga6asan dari salah seorang keluarga untuk ketaatan konsumsi obat pasien sebagai berikut=
• *erobat teratur hingga selesai
• isiko terjadi resistensi obat bila berobat tidak adekuat/tuntas/berhenti sebelum selesai
• isiko terjadi efek samping 9#D
• Penegahan penularan termasuk etiket batuk • +emungkinan komplikasi sehingga perlu dirujuk • Penunjukan Penga6as Benelan 9bat (PB9)
• +onsultasikan ke petugas kesehatan jika terjadi efek samping. • >angan sampai menghentikan pengobatan seara sepihak • Pasien dirujuk bila =
- Efek samping berat - :uriga resistensi obat
- Derjadi komplikasi/keadaan khusus (D* dengan komorbid) seperti D* pada orang dengan 0!V, D* dengan penyakit metabolik, perlu dirujuk ke layanan sekunder.
• Pelaporan kasus D* sesuai pedoman - Bengisi form D*%1
- Benjadi bagian dari jejaring <9D& di 6ilayahnya.
PROGNOSIS
<ubia= tergantung derajat berat, kepatuhan pasien, sensiti@itas bakteri, gi5i, status imun, dan komorbiditas. *aik bila pasien patuh menelan obat, dalam 6aktu 3 bulan.
KRITERIA ASIL PENGOBATAN Se0-8 =
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya seara lengkap dan pemeriksaan apusan dahak ulang (!ollo4 up), hasilnya negatif pada #P dan pada satu pemeriksaan sebelumnya.
Pen$%0##n *en$'# =
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya seara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada #P dan pada satu pemeriksaan sebelumnya.
Menin$$#* =
Pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun.
P--s 0e%0# (default ) =
Pasien yang tidak berobat $ bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.
G#$#* =
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau selama pengobatan.
Pind#8 (transfer out ) =
Pasien yang dipindah ke unit penatatan dan pelaporan (register ) lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
1. *raun6ald, E. Faui, #.&. +asper, <.' 0auser, &.'. et al. Byobaterial disease = Duberulosis. 0arrissonJs = Priniple of !nternal Bediine. 1Cth Ed. "e6 Mork =
Bra6 0ill :ompanies. $%%; = hal. 1%%3-1%$%
$. +ementerian +esehatan epublik !ndonesia. $%1. Panduan Praktik +linik *agi <okter di Fasilitas Pelayanan +esehatan Primer Edisi !. >akarta = +ementerian +esehatan !
. +ementerian +esehatan epublik !ndonesia. $%1. Pedoman "asional Pelayanan +edokteran Data 'aksana Duberkulosis. >akarta = +ementerian +esehatan !
. Pedoman "asional Pengendalian Duberkulosis. <irektorat >enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan 'ingkungan. $%11
2. Perhimpunan <okter &pesialis Penyakit <alam !ndonesia. $%%3. Panduan Pelayanan Bedik. >akarta= Pusat Penerbitan <epartemen !lmu Penyakit <alam Fakultas +edokteran Lni@ersitas !ndonesia.
3. Perhimpunan <okter Paru !ndonesia. $%11. Duberkulosis= Pedoman <iagnosis dan Penatalaksanaan di !ndonesia re@isi pertama. >akarta= Perhimpunan <okter Paru !ndonesia.
C. Duberulosis :oalition for Dehnial #ssistane. !nternational &tandards for Duberulosis :are (!&D:). $nd Ed. Duberulosis :oalition for Dehnial #ssistane.
Dhe 0ague. $%%;
. IulkiQi, #. #sril, *. +uber#ulosis paru. *uku #jar !lmu Penyakit <alam. Ed.2. >akarta= Pusat Penerbitan !lmu Penyakit <alam. $%%;= hal. $$% G $$;.
'ampiran 1. Data 'aksana D* paru berdasarkan tipe fasilitas pelayanan kesehatan N% DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK Un-' K*ini': P-s'es#s: d#n RS ie D Un-' RS ie d#n B Un-' RS ie A d#n RS '8-s-s P#-1 TB P#- ANAMNESIS
sesuai D* paru (batuk berdahak O$ mgg dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut = batuk darah, sesak nafas, nyeri dada atau pleuriti pain, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, badan lemah,
keringat malam tanpa berakti@itas, demam, dan lesu) PEMERIKSAAN FISIS <emam (pada umumnya subfebris, 6alaupun bisa juga tinggi sekali), dapat disertai dengan respirasi meningkat, berat badan menurun (*B! pada umumnya 71,2).
!nspeksi =
• *ila lesi minimal,
biasanya tidak
ANAMNESIS
sesuai D* paru (batuk berdahak O$ mgg dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut = batuk darah, sesak nafas, nyeri dada atau pleuriti pain, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, badan lemah,
keringat malam tanpa berakti@itas, demam, dan lesu) PEMERIKSAAN FISIS <emam (pada umumnya subfebris, 6alaupun bisa juga tinggi sekali), dapat disertai dengan respirasi meningkat, berat badan menurun (*B! pada umumnya 71,2).
!nspeksi =
• *ila lesi minimal,
ANAMNESIS
sesuai D* paru (batuk berdahak O$ mgg dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut = batuk darah, sesak nafas, nyeri dada atau pleuriti pain, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, badan lemah,
keringat malam tanpa berakti@itas, demam, dan lesu) PEMERIKSAAN FISIS <emam (pada umumnya subfebris, 6alaupun bisa juga tinggi sekali), dapat disertai dengan respirasi meningkat, berat badan menurun (*B! pada umumnya 71,2).
!nspeksi =
• *ila lesi minimal,