BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dalam perkembangannya, diketahui bahwa area dasar laut internasional Dalam perkembangannya, diketahui bahwa area dasar laut internasional termasuk tanah dibawahnya ini mengandung kekayaan alam yang dapat termasuk tanah dibawahnya ini mengandung kekayaan alam yang dapat dikomersilkan.Untuk memanfaatkan kekayaan alam tersebut, banyak Negara maju dikomersilkan.Untuk memanfaatkan kekayaan alam tersebut, banyak Negara maju yang melakukan pertambangan untuk menggali kekayaan sumber daya alam tersebut. yang melakukan pertambangan untuk menggali kekayaan sumber daya alam tersebut. Negara-negara
Negara-negara maju maju seperti seperti contohnya contohnya Amerika Amerika Serikat Serikat memiliki memiliki pandangan pandangan bahwabahwa area dasar laut internasional termasuk segala kekayaan alam di dalamnya dapat area dasar laut internasional termasuk segala kekayaan alam di dalamnya dapat dinikmati oleh setiap Negara, namun tidak ada Negara yang dapat memiliki area dasar dinikmati oleh setiap Negara, namun tidak ada Negara yang dapat memiliki area dasar laut internasional tersebut secara eksklusif
laut internasional tersebut secara eksklusif 11. Konsep ini dikenal dengan konsep. Konsep ini dikenal dengan konsep resres communis.
communis.
Melihat kenyataan tersebut, muncul kekhawatiran dari Negara-negara Melihat kenyataan tersebut, muncul kekhawatiran dari Negara-negara berkembang
berkembang bahwa bahwa area area dasar dasar laut laut internasional internasional hanya hanya bisa bisa dinikmati dinikmati oleh oleh Negara- Negara-negara maju yang memiliki teknologi memadai untuk melakukan ekspolrasi dan negara maju yang memiliki teknologi memadai untuk melakukan ekspolrasi dan eksploitasi di area dasar laut internasional, sedangkan Negara-negara berkembang eksploitasi di area dasar laut internasional, sedangkan Negara-negara berkembang tidak dapat menikmati kekayaan area dasar laut internasional karena keterbatasan tidak dapat menikmati kekayaan area dasar laut internasional karena keterbatasan teknologi mereka. Untuk itu, pada tahun 1970, melalui
teknologi mereka. Untuk itu, pada tahun 1970, melalui General Assembly ResolutionGeneral Assembly Resolution 2749, dibuatlah pengaturan lebih lanjut mengenai area dasar laut internasional. 2749, dibuatlah pengaturan lebih lanjut mengenai area dasar laut internasional. General Assembly Resolution
General Assembly Resolution 2749 ini juga menjadi pondasi pengaturan mengenai2749 ini juga menjadi pondasi pengaturan mengenai area dasar laut internasional yang terdapat dalam
area dasar laut internasional yang terdapat dalam LOS Convention 1982 LOS Convention 1982..
Konvensi Hukum Laut 1982 mengakui hak Negara-negara untuk melakukan Konvensi Hukum Laut 1982 mengakui hak Negara-negara untuk melakukan klaim atas pelbagai macam zona maritim dengan status hukum yang berbeda-beda, klaim atas pelbagai macam zona maritim dengan status hukum yang berbeda-beda, yang dibagi sebagai berikut
yang dibagi sebagai berikut22:: a)
a) Berada di bawah kedaulatan penuh Negara meliputi laut pedalaman, lautBerada di bawah kedaulatan penuh Negara meliputi laut pedalaman, laut territorial dan selat yang digunakan untuk pelayaran internasional;
territorial dan selat yang digunakan untuk pelayaran internasional; b)
b) Negara mempunyai yurisdiksi khusus dan terbatas yaitu zona tambahan; Negara mempunyai yurisdiksi khusus dan terbatas yaitu zona tambahan; c)
c) Negara Negara mempunyai mempunyai yurisdiksi yurisdiksi eksklusif eksklusif utuk utuk memanfaatkan memanfaatkan sumberdayasumberdaya alamnya, yaitu zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen;
alamnya, yaitu zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen;
1 1
R. R. Churchill dan A. V. Lowe,
R. R. Churchill dan A. V. Lowe, The Law of The SeaThe Law of The Sea , ed. 3, cet. 1, (United Kingdom:, ed. 3, cet. 1, (United Kingdom: Manchester University Press, 1999), hlm. 225.
Manchester University Press, 1999), hlm. 225.
2 2
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes,
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Pengantar Hukum Internasional Internasional , ed. 2, cet. 1,, ed. 2, cet. 1, (Bandung: PT Alumni, 2003), hlm. 171.
d)
d) Berada dibawah suatu pengaturan internasional khusus, yaitu daerah dasar lautBerada dibawah suatu pengaturan internasional khusus, yaitu daerah dasar laut samudera dalam, atau lebih dikenal sebagai Kawasan
samudera dalam, atau lebih dikenal sebagai Kawasan (international sea-bed(international sea-bed area
area atauatau Area); Area); dandan e)
e) Tidak berada dibawah kedaulatan maupun yurisdiksi Negara manapun, yaituTidak berada dibawah kedaulatan maupun yurisdiksi Negara manapun, yaitu laut lepas.
laut lepas. Pada
Pada LOS LOS Convention Convention 19821982, definisi dari daerah dasar laut internasional, definisi dari daerah dasar laut internasional terdapat dalam
terdapat dalam Article 1 (1) Article 1 (1) yang mengartikan bahwa Kawasanyang mengartikan bahwa Kawasan (The Area)(The Area) adalahadalah Article 1 (1) LOS Convention 1982
Article 1 (1) LOS Convention 1982 (
( 1)”Area” means the seabed and ocean floor and subsoil thereof, beyond the1)”Area” means the seabed and ocean floor and subsoil thereof, beyond the limits of national jurisdiction.
limits of national jurisdiction.
Maka dapat diartikan bahwa kawasan dasar laut internasional terdiri dari dasar Maka dapat diartikan bahwa kawasan dasar laut internasional terdiri dari dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di luar batas yurisdiksi nasional, yaitu di luar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di luar batas yurisdiksi nasional, yaitu di luar batas-batas
batas-batas zona zona ekonomi ekonomi eksklusif eksklusif dan dan landas landas kontinen kontinen yang yang berada berada di di bawahbawah yuisdiksi negara pantai.
yuisdiksi negara pantai.33Dengan demikian, di kawasan dasar laut internasional iniDengan demikian, di kawasan dasar laut internasional ini tidak terdapat kedaulatan Negara maupun hak-hak berdaulat suatu Negara secara tidak terdapat kedaulatan Negara maupun hak-hak berdaulat suatu Negara secara eksklusif. Kemudian pengaturan yang lebih mendalam mengenai area dasar laut eksklusif. Kemudian pengaturan yang lebih mendalam mengenai area dasar laut internasional ini terdapat dalam Bab XI
internasional ini terdapat dalam Bab XI LOS LOS Convention Convention 19821982 dam di dalam dua dam di dalam dua
Annex- Annex-nya, yaitunya, yaitu Annex Annex IIIIII tentang syarat-syarat utama dari pemantauan, eksplorasitentang syarat-syarat utama dari pemantauan, eksplorasi serta
serta Annex Annex IVIV tentang statuta dari Perusahaan, sebagai organ pertambangan bawahtentang statuta dari Perusahaan, sebagai organ pertambangan bawah laut dari Otoritas. Melalui
laut dari Otoritas. Melalui LOS LOS ConventionConvention, area dasar laut internasional ini diatur, area dasar laut internasional ini diatur dengan tegas sebagai
dengan tegas sebagai common heritage of mankindcommon heritage of mankind atau warisan umum umat manusiaatau warisan umum umat manusia..
3 3
Chairul Anwar,
Chairul Anwar, Horizon Horizon Baru Baru Hukum Hukum Laut Laut Internasional Internasional , ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Karya, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Karya Unipress, 1989), hlm. 92.
BAB II
ISI
I.
Latar Belakang Pengaturan Area Dasar Laut Internasional
Pada pertengahan abad ke-20 dimana doktrin atas landasan kontinen muncul dan diakui pada LOS Convention pertama, diyakini bawa eksplorasi dan eksploitasi atas kawasan dasar laut dan tanah dibawahnya diluar dari yurisdiki nasional suatu negara tidak secara teknologi dapat dipenuhi pada saat itu.4Pada tahun 1873, ekspedisi Kapal Challenger menemukan adanya nodul yang berukuran sebesar kentang yang berhamburan di kawasan dasar laut.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pemerintah
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Kawasan Clarion - Clipperton di Samudra Pasifik mengandung sebanyak triliun ton barang tambang nodul polimental5.
6
4
Louis B. Shon, et al ., Law of the Sea in a nutshell , (United States of America: West Publishing Co, 2010), hlm. 173-187.
5
R. R. Churchill dan A. V. Lowe , Op.Cit.hlm. 223.
6
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/da/CarteLocal.gif Figure 1. Clarion - Clipperton Fracture Zone
Nodul-nodul ini terdiri dari berbagai jenis barang tambang yang memiliki kualitas yang sangat tinggi, antara lain tembaga, kobal, nikel, dan mangan. Bahkan beberapa peneliti kemudian menyatakan bahwa nodul yang terdapat di daerah
Clarion-Clipperton Fracture ini adalah nodul-nodul dengan kualitas terbaik.7Sehingga pada sekitar tahun 1960 - 1970, perbincangan mengenai kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di kawasan dasar laut menjadi sangat hangat karena hasil dari kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut memiliki nilai komersial yang sangat luar biasa.Hal tersebut menimbulkan berbagai pandangan mengenai status hukum dari area dasar laut internasional ini. Isu mengenai pentingnya pengaturan secara tegas mengenai status hukum area dasar laut laut internasional pertama kali dipaparkan pada tahun 1967 oleh duta besar Malta, Dr. Avid Pardo. Ia mengajukan sebuah proposal yang intinya bahwa harus ada suatu pengaturan yang mengatur bahwa area dasra laut internasional harus bebas dari kekuasaan manapun dan harus ada tindakan pencegahan dari pengambilan dari kekayaan alam yang terkandung di dasar laut
internasional8. Saat itu, setidaknya terdapat tiga pandangan yang berbeda mengenai status hukum area dasar laut internasional ini. Antara lain9 :
a. Pandangan yang dimiliki oleh sebagian besar Negara berkembang bahwa a rea dasar laut internasional beserta kekayaan alamnya adalah warisan umum umat manusia, sehingga eksploitasi terhadap kekayaan alam di area dasar laut internasional hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari otorita internasional yang direpresentasikan oleh berbagai Negara. Sampai berdirinya otorita internasional tersebut, tidak ada satu Negara pun yang boleh melakukan eksplorasi dan eksploitasi terhadap kekayaan alam tersebut. Pandangan ini kemudian dipertegas dengan dikeluarkannya Moratorium Resolution yang dikeluarkan oleh United Nations General Assembly pada
tahun 1969 yang memuat10 :
States and persons, physical or judicial, are bound to refrain from all activities of exploitation of the resources of the area of the sea-bed and ocean floor, and the subsoil thereof, beyond the limits of national jurisdiction;
7
Dennis W. Arrow., Seabeds, Sovereignty And Objective Regimes.1983. http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1086&context=ilj
8
R. R. Churchill dan A. V. Lowe ,Op.Cit., hlm. 226.
9
Louis B. Shon, et al .,Op.Cit .,hlm. 173.
10
The International Seabed 5
No claim to any part of that area or its resources shall be recognized. b. Pandangan kedua dimiliki oleh sebagian besar Negara maj u yang menyatakan
bahwa eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam di area dasar laut internsioanal adalah kebebasan terhadap laut lepas. Pandangan ini menyatakan bahwa tidak satu Negara pun yang dapat melakukan klaim atau mendapatkan kedaulatan atau hak-hak berdaulat di wilayah dasar laut internasional beserta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, tetapi tiap Negara dapat melakukan ekplorasi dan eksploitasi dari kekayaan alam di area
dasar laut tersebut.
c. Pandangan yang ketiga dikenal dengan konsep res nullius, yaitu area dasar laut internasional tidak dimiliki oleh siapapun sehingga dapat diklaim oleh Negara yang pertama kali melakukan klaim terhadap area dasar laut internasional, klaim ini termasuk juga terhadap kekayaan alam yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian menurut pandangan ini, setiap Negara dapat memperoleh hak-hak eksklusif di area dasar laut internasional apabila telah melakukan klaim terhadap area tersebut terlebih dahulu.
Untuk mengatasi perbedaan pandangan dari berbagai Negara tersebut, United Nation General Assembly pada tahun 1970 mengeluarkan General Assembly Resolution 2749 yang berjudul Declaration of Principles Governing the Seabed and the Ocean Floor, and the Subsoil Thereof, beyond the Limits of National Jurisdiction. Deklarasi ini diadopsi berdasarkan 108 suara sepakat (termasuk Amerika Serikat dan beberapa Negara maju lainnya11) dan 14 abstain, yang menghasilkan beberapa hal penting, antara lain12 :
1. The seabed and ocean floor, and the subsoil thereof, beyond the limits of national jurisdiction (hereinafter referred to as the area), as well as the resources of the area, are the common heritage of mankind.
2. The area shall not be subject to appropriation by any means by States or persons, natural or juridical, and no State shall claim or exercise sovereignty or sovereign rights over any part thereof.
3. No State or person, natural or juridical, shall claim, exercise or acquire rights with respect to the area or its resources incompatible with the
11
Louis B. Shon, et al .,Op.Cit., hlm 337.
12
international régime to be established and the principles of this Declaration.
4. All activities regarding the exploration and exploitation of the resources of the area and other related activities shall be governed by the international régime to be established.
5. The area shall be open to use exclusively for peaceful purposes by all States, whether coastal or land-locked, without discrimination, in accordance with the international régime to be established.
6. States shall act in the area in accordance with the applicable principles and rules of international law, including the Charter of the United Nations and the Declaration on Principles of International Law
concerning Friendly Relations and Co-operation among States in accordance with the Charter of the United Nations, adopted by the General Assembly on 24 October 1970,11 in the interests of maintaining international peace and security and promoting international co-operation and mutual understanding.
7. The exploration of the area and the exploitation of its resources shall be carried out for the benefit of mankind as a whole, irrespective of the geographical location of States, whether land-locked or coastal, and
taking into particular consideration the interests and needs of the developing countries.
Deklarasi tersebut menyatakan bahwa area dasar laut internasional beserta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah warisan umum umat manusia, dan segala eksploitasi yang dilakukan harus memberikan keuntungan bagi selurus umat manusia, yang dalam hal ini mengacu kepada pertimbangan terhadap kepentingan dan kebutuhan Negara berkembang.13Dalam deklarasi ini juga diatur bahwa setiap kegiatan di area dasar laut internsaional diatur oleh sebuah rezim internasional yang didirikan berdasarkan perjanjian yang disepakati secara universal oleh Negara-negara di dunia.14 Hal tersebutlah yang menjadi tonggak berdirinya International Sea-Bed Authority (ISA) yang diatur dalam UNCLOS 1982 sebagai otorita yang berwenang untuk mengawasai segala macam eksplorasi dan eksploitasi
13
Louis B. Shon, et al .,Op.Cit., hlm 338
14
di area dasar laut internasional. Negara-negara berkembang menyatakan bahwa General Assembly Resolution 2749 ini mempunyai kekuatan yang mengikat, sedangkan Negara-negara maju berpendapat bahwa deklarasi ini tidak memiliki kekuatan mengikat dan tidak mendirikan sebuah rezim pertambangan area dasar laut.15Sehingga Negara-negara maju tersebut berpendapat bahwa pertambangan di area dasar laut internasional dapat terus dilakukan.
II.
Area Dasar Laut Internasional dalam
L OS Conventi on 1982
Berdasarkan pengertian The Area dalam Article 1 (1) LOS Convention 1982atau di dalam bahasa Indonesia disebut Kawasan. Kawasan yang dimaksud adalah dasar laut internasional beserta tanah yangterdapat dibawahnya yang berada di luar dari yurisdiksi nasional Negara manapun. Pengaturan lebih lanjut mengenai Kawasan di LOS Convention terdapat di Bab XI yang mengatur lebih mendalam mengenai “Kawasan”. Jika pengertian mengenai Kawasan dengan mengacu kepada LOS Convention, maka Kawasan yang dimaksud tersebut juga meliputi segalakekayaan alam di dalamnya yang dalam Article 133 dijelaskan bahwa: Article 133 LOS Convention 1982
(a) “resources” means all solid, liquid, or gaseous mineral resources in situ in the Area at or beneath the sea-bed, including polymetallic nodules
(b) resources, when recovered from the Area, are referred to as “minerals”. Jadi dapat diartikan berupa kekayaan mineral yang bersifat padat, cair atau gas in situ di Kawasan atau di bawah dasar laut, termasuk nodul-nodul polimetalik. Kekayaan yang dihasilkan dari Kawasan dinamakan "mineral-mineral".16
Di dalam LOS Convention 1982 juga dipertegas bahwa Kawasan merupakan warisan umum umat manusia.17 Artinya, tidak ada satu negarapun yang dapat menuntut atau melaksanakan kedaulatan atau hak-hak berdaulatnya atas bagian manapun dari Kawasan atau kekayaan-kekayaan yang terkandung di dalamnya, demikian juga tidak ada satu Negara atau badan hukum atau peroranganpun yang boleh mengambil tindakan pemilikan terhadap bagian Kawasan manapun.18 Oleh
15
Ibid.,
16
Ibid.,hlm. 176
17
LOS Convention 1982, art. 136
18
karena statusnya sebagai warisan umum umat manusia, maka segala kegiatan yang berkaitan dengan eksplorasi dan eksploitasi di Kawasan haruslah memberikan mafaat bagi umat manusia secara keseluruhan baik Negara pantai atau Negara tak berpantai dan dengan memperhatikan secara khusus kepentingan-kepentingan dan keperluan-keperluan Negara-negara berkembang dan bangsa-bangsa yang belum mencapai kemerdekaan penuh atau berstatus berpemerintahan sendiri yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.19.
III.
Ruang Lingkup Kegiatan di Area Dasar Laut Internasional
Kegiatan di Kawasan yang dimaksud di dalam LOS Convention 1982 adalah segala kegiataneksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam Kawasan.20 Di dalam Article 157 dijelaskan bahwa21 :Article 157 LOS Convention
(1) The Authority is the organization through which States Parties shall, in accordance with this Part, organize and control activities in the Area, particularly with a view to administering the resources of the Area.
(2) The powers and function of the Authority shall be those expressly conferred upon it by this Convention. The Authority shall have such incidental powers, consistent with this Convention, as are implicit in and necessary for this exercise of those powers and functions with respect to activities in the Area
Jika melihat pengertian dari Article 157 (1) dan (2) tersebut, maka, dapat dilihat bahwa Otorita berwenang untuk mengatur dan melakukan kontrol terhadap kegiatan yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam Kawasan. Namun demikian, jika kita teliti lebih lanjut terdapat kegiatan-kegiatan yang sesungguhnya tidak membutuhkan ijin dari Otorita, karena memang sifat dari kegiatan tersebut bukanlah mengenai eksplorasi dan eksploitasi terhadap kekayaan alam di Kawasan22, seperti contohnya pemasangan kabel dan pipa bawah laut di atas
19
LOS Convention 1982, art.140.
20
Ibid., art.1 (2).
21
Ibid., art. 157 (2)
22
dasar laut lepas ( Art. 112 LOS Convention198223 ), dan penelitian ilmiah laut lepas ( Art. 256 LOS Convention 1982). Dengan demikian, jelaslah ruang lingkup dari kegiatan yang diatur dan diawasi oleh Otorita yang dimaksud di Bab XI LOS Convention 1982 ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam di Kawasan, seperti contohnya pertambangan dasar laut. Lebih lanjut mengenai kegiatan yang dilakukan di Kawasan, dalam Article 142 (1) LOS Convention 1982 dijelaskan bahwa:
Article 142 (1) LOS Convention 1982
1. Activities in the Area, respect to resource deposits in the Area which lie across limits of national jurisdiction, shall be conducted with due regard to the rights and legitimate interest of any Coastal State across whose jurisdiction such deposits lie.
Maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaturan mengenai hak Negara pantai yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan di Kawasan, berkenaan dengan endapan-endapan kekayaan di Kawasan yang letaknya melintasi garis-garis batas yurisdiksi nasional, dilakukan dengan memperhatikan seperlunya hak-hak dan kepentingan-kepentingan sah setiap Negara pantai yang yurisdiksinya dilintasi endapan-endapan tersebut.
IV.
International Sea Bed Authority
Dalam Article 1 (2) LOS Convention 1982, disebutkan bahwa:
(2) “ Authority”, means the International Seabed Author ity
Dalam LOS Convention ditetapkan kewenangan International Seabed Authority (ISA) sehubungan dengan kawasan dan sumber dayanya sebagaimana disebutkan dalam Article 137(2), 153, 156-157 .Semua anggota dari LOS Convention merupakan
anggota dari ISA. Organ utama dari ISAitu sendiri adalah a. Assembly
b. Council c. Secretariat
Badan-badan otorita yang berlaku dalam LOS Convention sebagaimana diatur dalam Article 158 LOS Convention yaitu:
23
All States are entitled to lay submarine cables and pipelines on the bed of the high seas beyond the continental shelf.
Article 158 LOS Convention 1982
1. There are hereby established, as the principal organs of the Authority, an Assembly, a Council, and a Secretariat
2. There is hereby established the Enterprise, the organ through which the Authority shall carry out the functions referred in article 170, paragraph 1
3. Such subsidiary organs as may be found necessary may be established in accordance with this Part
4. Each principal organ of the Authority and the Enterprise shall be responsible for exercising those powers and functions which are coferred upon it. In exercising such powers and function each organ shall avoid taking any action which may derogate from impede the exercise of specific powers and functions coferred upon another organ Dalam LOS Convention menunjuk Assembly dengan satu wakil dari setiap anggota ISAsebagai “supreme organ”, 36 member Council sebagai “executive organ” dengan tugas “specific policies” dan approving “plans of work”24Otoritas Dasar Laut Internasional(The International Seabed Authority) adalah salah satu organisasi tegas yang dibuat oleh PBB berdasarkan LOS Convention, pada tanggal 10 Desember 1982 yang mulai berlaku pada tanggal 16 November 1994 dan ditetapkan sebagai kerangka utama dari HukumLaut yang berlaku sampai saat ini.
Dapat diartikan yaitu Otorita adalah Badan Otorita Internasional, dan nantinya diatur lebih khusus lagi ke dalam bentuk perjanjian “Implementing Agreement 1994”.Setiap Negara yang menandatangani LOS Convention 1982 ini adalah anggota dari Otorita.25Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Otorita memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di Kawasan. Fungsi dari Otorita antara lain:
o Pengawasan Produksi.
Pengawasan produksi dilakukan oleh Otorita atas kekayaan alam di Kawasan yang di dalamnya terdapat minyak, gas, dan mineral lainnya. Pihak yang melakukan produksi di Kawasan adalah negara atau perusahaan yang telah
24
Louis B. Shon, et al .,Op.Cit., 342
25
mendapat izin dari Otorita tersebut sebagaimana diatur oleh Article 151 LOS Convention 1982. Produksi di Kawasan berupa “ activities in the Area means all activities of exploration for, and exploitation of, the resources of the Area”.26
o Alih Teknologi.
Alih teknologi (transfer of technology) dan pengetahuan ilmiah ( scientific knowledge) dilakukan oleh Otorita dengan bekerja sama dengan negara-negara maju yang diperuntukkan bagi perusahaan dan negara-negara berkembang sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 144 Konvensi Hukum Laut 1982.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, Otorita berdasarkan Pasal 158 (1) memiliki badan-badan utama yaitu :
a) Majelis (The Assembly)
Majelis terdiri dari semua anggota Otorita.Setiap anggota mempunyai seorang wakil di Majelis, yang dapat didampingi oleh pengganti-pengganti dan penasehat-penasehat.27Majelis merupakan organ tertinggi dalam Otorita28,
yang memiliki fungsi-fungsi antara lain, memilih anggota Dewan, Governing Body of the Enterprise, dan organ-organ lain yang berada dibawahnya.29Selain itu, Majelis juga memiliki fungsi untuk mengatur penganggaran dari Otorita, pengaturan mengenai pertambangan dasar laut, dan distribusi keuntungan
ekonomi dari pertambangan dasar laut.30Melihat fungsi-fungsi dari Majelis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Majelislah yang memiliki kompetensi untuk melakukan pertanggungjawaban terhadap kinerja Otorita.31Meskipun nantinya kekuasaan dari Majelis akhirnya diperkecil dalam 1994 Implementation Agreement. 26 Ibid.,art. 151 27 Ibid.,art. 159 (1) 28 Ibid.,art. 160 (1) 29
R. R. Churchill dan A. V. Lowe ,Op.Cit. hlm. 240
30
Op.cit.,art. 160 (2)
31
N.S Rembe,. Africa and the International Law of The Sea : A Study of the Contribution of the African State to The Third United Nations Conference on the Law of the Sea, ( Netherland : Sijthoff
b) Dewan (The Council )
Dewan dalam Otorita adalah organ eksekutif, namun secara hirarkis berada dibawah pengawasan dan melakukan fungsinya berdasarkan apa yang diberikan oleh Majelis.32 Dalam Article 161 LOS Convention 1982, diatur bahwa anggota dewan terdiri 36 anggota yang dipilih oleh Majelis, dengan berbagai prosedur tertentu yang kemudian dilengkapi oleh Bagian 3, paragraph 15 dari 1994 Implementation Agreement.33Tugas dari Dewan diatur di Article 162, yang antara lain mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan ketentuan-ketentuan Bab XI ini, melakukan persetujuan terhadap
rencana kerja yang dibuat oleh penambang dasar laut, memberikan rekomendasi untuk bantuan ekonomi kepada Negara-negara berkembang yang mengalami kerugian serius dalam pendapatan ekspornya yang disebabkan oleh kegiatan di Kawasan.34
Dalam menjalankan fungsinya, Dewan memilki badan kelengkapan, yaitu :
Komisi Perencanaan Ekonomi
Anggota-anggota Komisi Perencanaan Ekonomi harus mempunyai kecakapan tepat seperti misalnya kecakapaan yang relevan dengan bidang pertambangan, pengelolaan kegaitan-kegiatan kekayaan mineral, perdagangan atau perekonomian internasional.35Tugas Komisi Perencanaan Ekonomi ini antara lain memberika rekomendasi mengenai rancangan peraturan keuangan Otorita, penganggaran Otorita, dan pembagian merata dari kegiatan pertambangan di
Kawasan.36
Komisi Hukum dan Teknis :
Memiliki tugas antara lain, berdasarkan permintaan dari Dewan, Komisi Hukum dan Teknis dapat melakukan pengawasan kegiatan di Kawasan; mengajukan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan mengenai perl indungan lingkungan laut, dengan memperhitungkan pendapat para ahli yang diakui dalam bidang itu; senantiasa mengadakan peninjauan atas ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur tersebut dan dimana 32
Ibid., hlm. 67.
33
R. R. Churchill dan A. V. Lowe ,Op.Cit. hlm. 241
34
Ibid.
35
LOS Convention 1982, art. 164 (1)
36
perlu menyarankan kepada Dewan usul perubahan atas ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur itu yang dianggapnya perlu atau diinginkan; dan lain-lain seperti yang tertulis di Article 165 LOS Convention 1982. Anggota dari komisi ini haruslah merupakan orang-orang yang memenuhi kualifikasi dalam bidang-bidang seperti ekonomi, oceanografi, teknik pertambangan, ahli lingkungan dan tentunya ahli hukum.37
Sekretariat (The Secretariat )
Sekretariat Otorita terdiri dari seorang Sekretaris Jenderal dan suatu Staf yang diperlukan Otorita.Sekretaris Jenderal dipilih oleh Majelis untuk masa jabatan 4 tahun.Sekretaris Jenderal adalah kepala pejabat administrasi Otorita dan bertindak dalam kapasitas itu dalam semua pertemuan Majelis, Dewan dan badan tambahan manapun, dan melaksanakan fungsi-fungsi administratif
lainnya yang diserahkan kepadanya oleh badan tersebut.38
Selain tiga organ utama tersebut, terdapat beberapa organ lain yang berhubungan dengan fungsi Otorita, antara lain :
a. Perusahaan (The Enterprise)
Berdasarkan Article 158 (2) LOS Convention 1982 yang menyatakan: Article 158 (2) LOS Convention 1982
1. There is hereby established the Enterprise, the organ through which the Authority shall carry out the functions referred to in article 170, paragraph 1.
Dan dalam Article 170 LOS Convention diatur secara khusus mengenai Perusahaan yaitu:
Article 170 LOS Convention 1982:
1. The Enterprise shall be the organ of the Authority which shall carry out activities in the Area directly, pursuant to article 153, paragraph 2(a), as well as the transporting, processing and marketing of minerals recovered from the Area.
2. The Enterorise shall, within the framework of the international legal personality of the Authority, have such legal capacity as is provided for in the Statute set forth in Annex IV. The Enterprise shall act in accordance with this
37
R. R. Churchill dan A. V. Lowe ,Op.Cit. hlm.243
38
Convention and the rules, regulations and procedures of the Authority, as well as the general policies established by the Assembly, and shall be subject to the directives and control of the Council.
3. The Enterprise shall have its principal place of business at the seat of the Authority.
4. The Enterprise shall, in accordance with article 173, paragraph 2, and Annex IV, article 11, be provided with such funds as it may require to carry out its functions, and shall receive technology as provided in article 144 and other
relevant provisions of this Convention.
Perusahaan(The Enterprise) adalah organ otonom ISA yang dirancang untuk melakukan kegiatan penambangan, baik secara langsung atau melalui usaha patungan dengan perusahaan nasional atau swasta.39Dan juga melaksanakan kegiatan-kegiatan di Kawasan secara langsung sesuai dengan Article 153 (2) (a), serta pengangkutan, pengolahan dan pemasaran mineral yang diperoleh dari Kawasan.40 Enterprise mempunyai hak otonomi dalam melakukan operasinya sesuai dengan kebijakan umum Majelis dan arahan dari Dewan. Pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan bergantung dari otorisasi yang diberikan oleh Otorita.
b. Keuangan Otorita.
Menurut Article 171LOS Convention1982, pembiayaan Otorita berasal dari ebam sumber pembiayaan, sebagai berikut41 :
1. kontribusi Negara-negara anggota
2. penerimaan dari pajak yang dipungut dari operator pertambangan dasar laut.
3. bagian dari penghasilan bersih Perusahaan 4. kemungkinan pinjaman
5. kontribusi sukarela
6. pembayaran atas dana kompensasi bagi Negara-negara produsen
Anggaran tahunan Otorita harus memperoleh persetujuan dari Majelis setelah mendengar pertimbangan dari Dewan.42
39
Louis B. Shon, et al .,Op.Cit., hlm. 342.
40
LOS Convention 1982, annex iv
41
Chairul Anwar, Op.Cit., hlm. 101.
42
2011 2012 2013 2014 2015 2016 GROUP A ( 4 members)
China China China China China China
Italy Italy Italy Italy
Japan Japan Japan Japan Japan Japan
Russia
Russia
Russia
Russia
GROUP B (4 members)
France France France France
Germany Germany Germany Germany
India India India India India India
R.O. Korea
R.O. Korea
R.O. Korea R.O. Korea
GROUP C (4 members)
Canada Canada Australia Australia
Indonesia Indonesia Chile Chile
Canada Canada Canada Canada Canada Canada
South Africa South Africa South Africa South Africa South Africa South Africa GROUP D (6 members) Banglade sh Banglade sh Banglades h Banglades h Banglades h Bangladesh
Brazil
Brazil
Brazil
Brazil
Brazil
Brazil
Egypt Egypt Egypt Egypt
Fiji Fiji Fiji Fiji
Jamaica Jamaica Jamaica Jamaica
Sudan Sudan Uganda Uganda Uganda Uganda
GROUP E (18 members)
Angola Angola Mozambiqu
e
Mozambiqu e
Mozambique Mozambique
Argentin
a
Argentina Argentina Argentina Argentina Argentina
Cameroon Cameroon Cameroon Cameroon
Chile Chile Indonesia Indonesia
Côte d'Ivoire Côte d'Ivoire Côte d'Ivoire Côte d'Ivoire Czech Republic Czech Republic Czech Republic Czech Republic Czech Republic Czech Republic
Guyana Guyana Guyana Guyana Guyana Guyana
Kenya Kenya Kenya Kenya Kenya Kenya
Mexico
Mexico
Mexico
Mexico
Namibia Namibia Namibia Namibia Namibia Namibia
Netherlan ds Netherland s Netherland s Netherland s Netherlands Norway
Nigeria Nigeria Nigeria Nigeria
Poland Poland Poland Poland Poland Poland
Qatar
Qatar
Sri Lanka Sri Lanka
Spain Spain Spain Norway Spain Spain Trinidad and Tobago Trinidad and Tobago Trinidad and Tobago Trinidad and Tobago Trinidad and Tobago Trinidad and Tobago
United
Kingdom
United
Kingdom
United
Kingdom
United
Kingdom
Norway
United
Kingdom
Vietnam Vietnam
Vietnam
Vietnam
V.
Sistem Eksploitasi di Area Dasar Laut Internasional
Sistem eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di Kawasan adalah berdasarkan “ Parallel System” dimana Kawasan dapat di eksploitasi oleh Perusahaan dan oleh pengusaha komersial (Negara-negara, perusahaan Negara, atau perusahaan
swasta).Ijin kepada pengusaha komersial untuk melakukan eksploitasi diberikan oleh Otorita setelah dipertimbangkan bahwa permohonan pengusaha komersial tersebut telah memenuhi kualifikasi. Pemohon pengusaha komersial dianggap memenuhi kualifikasi apabila pemohon tersebut adalah pengusaha yang berasal dari Negara yang telah menerapkan 1994 Implementation Agreement 43dan secara efektif pemohon dikontrol oleh dirinya sendiri atau negaranya. Dalam menjalankan fungsinya ini, Otorita dilarang melakukan diskriminasi.44Sebelum adanya 1994 Implementation Agreement, Pemohon harus menyetujui adanya pengalihan teknologi.Peraturan inilah
yang menjadi salah satu halangan utama yang menyebabkan Negara-negara maju tidak ingin meratifikasi LOS Convention 1982. Setelah keberadaan 1994 Implementation Agreement, peraturan tersebut dihilangkan dan diganti dengan peraturan lain yang lebih sederhana, yaitu untuk membantu pengalihan teknologi, pengusaha komersial harus bekerja sama dengan Otorita untuk memberikan teknologi
yang memadai bagi Perusahaan dan Negara-negara berkembang.45
Kemudian rencana kerja diserahkan oleh Pemohon yang memenuhi kualifikasi. Rencana kerja tersebut harus memuat dua tempat yang memiliki nilai komersial yang setara.Otorita kemudian diperkenankan untuk menyetujui rencana kerja tersebut di salah satu tempat dan kemudian membuat kontrak dengan Pemohon tersebut.Setelah disetujui rencana kerja tersebut, Pemohon harus memperoleh kuasa produksi yang mengizinkan Pemohon tersebut untuk memproduksi mineral sampai
43
R. R. Churchill dan A. V. Lowe ,Op.Cit. hlm. 249
44
LOS Convention 1982, art.140 152
45
jumlah produksi tertentu.Sedangkan satu daerah lagi dicadangkan oleh Otorita untuk proyek mendatang yang nantinya dapat digunakan oleh Perusahaan. Daerah yang dicadangkan tersebut dapat ditetapkan oleh Perusahaan apakah akan dikelola baik olehnya sendiri atau dengan melakukan usaha patungan dengan perusahaan lain.46
VI.
I mplementati on A greement 1994
(IA 1994)
Pengaturan di Bab XI LOS Convention 1982 mengalami perubahan yang signifikan pada tahun 1994, seiring dengan disetujuinya Implementation Agreement 1994 yang memang keberadaanya ditujukan untuk mengubah beberapa ketentuan yang tertulis dalam Bab XI LOS Convention 1982. Pada tahun 1990, United Nation Secretary-General Javier Perez de Cuellar, mengambil inisiatif untuk mengadakan pembahasan mengenai Implementation Agreement 1994 yang bertujuan agar LOS Convention 1982 dapat diterima secara universal.47 Diajukannya Implementation Agreement 1994 ini juga merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kekhawatiran Negara-negara yang telah meratifikasi LOS Convention 1982 mengenai permasalahan pendanaan Otorita karena pada saat itu jumlah ratifikasi yang dibutuhkan agar LOS Convention 1982 (beserta pengaturan Bab XI) dapat diberlakukan sudah hampir mencukupi sementara masih banyak Negara maju diharapkan menjadi Negara kontributor mayoritas dari pembiayaan Otorita seperti contohnya Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris yang belum meratifikasi LOS Convention ini. Apabila, negara ini tidak meratifikasi LOS Convention 1982 khususnya Bab XI, maka Negara-negara yang telah meratifikasi LOS Convention 1982 (pada umumnya Negara berkembang) harus melakukan pembiayaan yang besar untuk memenuhi kebutuhan
Otorita.48 Maka setelah melakukan berbagai perundingan, pada 28 July 1994, Implementation Agreement 1994 ini dietujui oleh Negara-negara maju.
Keberadaan Implementation Agreement 1994 ini memberikan beberapa perubahan signifikan kepada BabXI dan annex 3 & 4 LOS Convention 1994. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
46 LOS Convention 1982., annex III art 9
47
Louis B. Sohn, Law Of The Sea Forum: The 1994 Agreement On Implementation Of The Seabed Provisions Of The Convention On The Law Of The Sea: International Law Implications Of The 1994 Agreement, ( The American Society of International Law American Journal of International Law ).1994.
- Menyederhanakan struktur dari Otorita49. Untuk meminimalisir pembiayaan dari Otorita, pembiayaan segala organ dan organ-organ subsidernya harus dilakukan dengan seefektif mungkin. Lebih lanjut, di IA 1994, disebutkan bahwa organ dari Otorita terdiri dari Majelis, Dewan, Sekretaris, Komisi Hukum dan Teknis, Komisi Perencanaan Ekonomi dan Komite Keuangan Otorita. Di dalam IA 1994, fungsi dari Komisi Perencanaan Ekonomi dilakukan oleh Komisi Hukum dan Teknis.
- Perusahaan harus melakukan joint venture, tidak boleh melakukan operasi mandiri. Bersamaan dengan itu, Sekeretariat akan menjalankan fungsi dari Perusahaan sampai pada saat dimana Dewan menyatakan bahwa Perusahaan dapat melakukan fungsinya
sendiri.50
- Menghapuskan peraturan bahwa Pemohon harus menyetujui adanya pengalihan teknologi. Peraturan tersebut dihilangkan dan diganti dengan peraturan lain yang lebih sederhana, yaitu untuk membantu pengalihan teknologi, pengusaha komersial harus bekerja sama dengan Otorita untuk memberikan teknologi yang memadai bagi
Perusahaan dan Negara-negara berkembang.51
- Menyederhanakan persyaratan finansial yang terdapat dalam kontrak yang berdasarkan rencana kerja dan kuasa produksi yang terdapat dalam LOS Convention Annex III, art. 13. Dalam Implementation Agreement 1994, diatur bahwa terdapat biaya mula-mula yaitu sebesar 250.000 dollar AS yang dapat dibayarkan untuk memproses permohonan. Terdapat juga biaya tahunan yang dibayarkan oleh Kontraktor ketika
eksploitasi komersial dilakukan, dimana biaya tersebut ditetapkan oleh Otorita.52
- Menetapkan Finance Committee yang berfungsi unutk memeberikan rekomendasi kepada Majelis dan Dewan mengenai rancangan pengaturan dan prosedur keuangan dari organ di Otorita, penilaian kontribusi anggota, kegaiatan yang berhubungan mengenai keuangan, anggaran administrasi, dan peraturan dan proseud pembagian hasil dan berbagai keuntungan ekonomi lain yang didapatkan dari Kawasan.53
491994 IA, Annex, Section 1, paragraphs 2,3 50Ibid.,Annex, Section 2
51Ibid.,Annex, Section 5
52Ibid.,Annex, Section 8, paragraph 1 53Ibid.,Annex, Section 9
- Berikut adalah beberapa perbedaan pengaturan yang terdapat dalam Part XI UNCLOS 1982 dengan Implementation Agreement 1994.
Part XI UNCLOS 1982 Implementation Agreement
1994 Struktur Otorita 1. Majelis,
2. Dewan, 3. Sekretaris,
4. Komisi Hukum dan Teknis 5. Komisi Perencanaan Ekonomi (Art. 158-168 UNCLOS 1982) 1. Majelis, 2. Dewan, 3. Sekretaris,
4. Komisi Hukum dan Teknis (melaksanakan juga fungsi Komisi Perencanaan
Ekonomi)
5. Komite Keuangan Otorita.
(Annex, section 1, Art 4)
Alih Teknologi Pemohon usaha wajib
melakukan menyediakan teknologi yang memadai apabila Perusahaan atau Negara Berkembang yang melakukan eksploitasi di Kawasan tidak mampu untuk mendapatkan teknologi tersebut. (Annex III, art 4, 5)
Pemohon usaha (kontraktor) bekerjasama dengan Otorita untuk membantu penyediaan teknologi pertambangan kepada Perusahaan atau Negara Berkembang yang melakukan eksploitasi di Kawasan. (Annex, section 5)
Mengenai Usaha Patungan (Joint Venture )
Perusahaan dalam mengadakan kontrak untuk melakukan eksploitasi di Kawasan tidak harus melakukan usaha patungan, tapi juga bisa dengan kontrak bagi hasil. (Annex IV)
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan ekploitasi di Kawasan wajib melakukan kontrak dengan cara usaha patungan. (Annex, section 2)
Pengambilan
Keputusan Otorita
Majelis memiliki kewenangan untuk menetapkan ketentuan umum yang berhubungan dengan kompetensi Otorita. (Art 160 (1))
Majelis dalam menetapkan ketentuan umum mengenai Otorita harus bekerja sama dengan Dewan. (Annex, section 3, paragraph 4, 11)
Keuangan Perusahaan
Perusahaan didanai oleh Negara Peserta dalam proses pengembangannya di sebuah tempat pertambangan, sampai akhirnya Perusahaan dapat membiayai dirinya sendiri (Art 170, 173(2), Annex IV, Art. 11)
Negara Peserta tidak diharuskan melakukan pendanaan terhadap Perusahaan, dengan tujuan agar Perusahaan dapat menjadi pelaku pertambangan otonom (Annex,
section 2, par 4 and section 6)
Batasan Produksi Otorita memiliki kewenangan untuk menentukan batas maksimal dari produksi pertambangan nikel yang dilakukan oleh para pelaku pertambangan. (Art 151(4))
Produksi pertambangan ditentukan oleh pasar. (Annex section 6, paragraph 7)
Syarat Keuangan dalam Kontrak
Terdapat dalam Annex III Art. 13, akan tetapi pengaturan tersebut dianggap
terlalu rumit.
Disederhanakan dalam 1994 IA, Annex, Section 3, paragraph 11. Disebutkan bahwa terdapat biaya mula-mula yaitu sebesar 250.000 dollar AS yang dapat dibayarkan untuk memproses permohonan. Terdapat juga biaya tahunan yang dibayarkan oleh Kontraktor ketika eksploitasi komersial dilakukan, dimana biaya tersebut ditetapkan oleh Otorita
VII. Penyelesaian Sengketa dalam Area Dasar Laut Internasional
Untuk melakukan penyelesaian sengketa tentang pemanfaatan kekayaaan di Kawasan tersebut telah dibentuk Kamar Sengketa Dasar Laut yang merupakan bagian dari PengadilanInternasional Hukum Laut (Sea-Bed Disputes Chamber of the International Tribunal for the Law of the Sea).Kamar Sengketa Dasar Laut tersebut mempunyai jurisdiksi atas kegiatandi Kawasan yang dilakukan oleh Negara, perusahaan, organisasi internasional atau kontrak-kontrak antara Otorita dengan pihaklainnya sebagaimana diatur oleh Article 186-187 LOS Convention 1982. Kamar Sengketa Dasar Laut juga harus memberikan pendapat berupa nasihat (advisory opinion) atas permintaan Majelis atau Dewan mengenai persoalan hukum yangtimbul dalam ruang lingkup kegiatan di Kawasan seperti yang tercantum dalam oleh Article 191 LOS Convention.
DAFTAR PUSTAKA
Anand, R.P.1980. Law of the Sea : Caracas and Beyond.Hague:Martinus Nijhoff Publishers. Anwar, Chairul.1999. Horizon Baru Hukum Laut Internasional. Jakarta: Djambatan.
Arrow, Dennis W. 1983.”Seabeds, Sovereignty and Objective Regime”.
http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1086&context=ilj
Churchil, R.R., & Lowe, A.V.1999. The law of the sea. Manchester: Manchester University Press.
Cruickshank, Michael J.2006 ." International seabed authority: Nodule mining regulations".http://search.proquest.com/docview/198651402/141D6DC9CBEFD552D
4/59?accountid=17242
Kusumaatmaja, Mochtar & Etty R. Agoes.2012. Pengantar hukum internasional , Bandung: penerbit P.T. alumni
Rao, P. Sreenivasa. 1980.”Structure and Powers of The International S eabed Authority”.
Rembe, N.S. Africa and the International Law of The Sea : A Study of the Contribution of the African State to The Third United Nations Conference on the Law of the Sea. Netherland : Sijthoff Publishing
Sohn, Louis B.1984.The Law of the Sea.St. Paul:West Publishing.
Varadhan, V.K.S.1980.”Management of Resources of the International Seabed : Recent Trends”
Weinberg, Vasco Becker.2011.”Seabed Activities and the Protection and Preservation of the Marine Environment in Disputed Maritime Areas of the Asia- Pacific Region”http://www.law.berkeley.edu/files/Becker-Weinberg-final.pdf
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS MATA KULIAH HUKUM LAUT
AREA DASAR LAUT INTERNASIONAL
STEFAN BONARDO 1106073806
FAKULTAS HUKUM DEPOK