• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higiene Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan dan Perilaku Konsumsi Jajan Siswa Serta Kejadian Diare di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Higiene Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan dan Perilaku Konsumsi Jajan Siswa Serta Kejadian Diare di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui higiene sanitasi penjualan makanan jajanan dan perilaku konsumsi jajan siswa serta kejadian diare pada siswa sekolah dasar di beberapa sekolah dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan diempat sekolah dasar di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017, yaitu SDN 101788, SDN 102811, SDN 106815 dan SD Swasta Rizki Ananda. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan:

1. Masih ditemukannya penjual makanan jajanan yang belum memperhatikan higiene sanitasi yang sehat dan bersih.

2. Masih terlihat perilaku jajan siswa sekolah dasar yang kurang sehat dan bersih.

(2)

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian di rencanakan akan di lakukan pada bulan Maret s/d selesai.

3.3 Subyek dan Objek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembubutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek,penelitian dalam tulisan ini adalah siswa-siswi yang ada di empat Sekolah Dasar Desa Marindal I, Penjual makanan jajanan yang ada di kantin sekolah dan Penjual makanan jajanan yang berjualan di luar sekolah. 3.3.2 Obyek Penelitian

(3)

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V di empat sekolah dasar SDN 101788, SDN 102811, SDN 106815 dan SD Swasta Rizki Ananda di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dengan Kepala Sekolah diempat sekolah tersebut jumlah siswa kelas IV dan V, yaitu :

a. SDN 101788 : 145 orang

b. SDN 102811 : 123 orang

c. SDN 106515 : 200 0rang

d. SD Swasta Rizki Ananda : 38 orang

Jadi total populasi siswa diempat sekola dasar adalah 506 orang dengan anggapan bahwa populasi mewakili berbagai memilki kebiasaan jajan.

Penjual makanan jajanan seluruhnya yang berjualan dan yang setiap harinya berjualan secara menetap di lingkungan sekolah tersebut berjumlah 15 (lima belas) orang; 4 (empat) orang berjualan didalam sekolah dan 11 sebelas orang berjualan diluar sekolah.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi penelitian yaitu siswa kelas IV dan V diempat sekolah dasar di Desa Marindal I, yaitu SDN 101788, SDN 102811, SDN 106815 dan SD Swasta Rizki Ananda. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(4)

1 + N. d2

Keterangan :

N : Jumlah Populasi

d : Tingkat kepercayaan 10%

n : Jumlah Sampel (Notoatmodjo, 2010, p.127)

Berdasarkan rumus sampel di atas, maka besar sampel sebagai berikut :

n =

N 1 + N. d2

n =

506

1 + (506) . (0.1)2 n = 83

Menentukan sampel berdasarkan lokasi menggunakan jumlah siswa sekolah dasar.

Menentukan sampel :

(5)

Sedangkan sampel untuk penjual makanan jajanan yang ada dilingkungan empat sekolah dasar tersebut adalah seluruh penjual (total sampling) yang menjual makanan jajanan olahannya sendiri yakni sebanyak 15 (lima belas) penjual.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data dan Informasi yang diperlukan untuk mengkaji permasalahan yang terdapat pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara langsung menggunakan kuesioner dan observasi langsung dengan murid Kelas IV dan V di SDN 101788, SDN 102811, SDN 106815 dan SD Swasta Rizki Ananda dan juga terhadap penjual makanan jajanan yaitu penjual di kantin sekolah maupun penjual kaki lima diluar sekolah meliputi higiene sanitasi perorangan penjual makanan jajanan, sanitasi peralatan penjual makanan jajanan, sanitasi penyajian penjual makanan jajanan, sanitasi sarana penjual makanan jajanan, pengetahuan konsumsi jajan siswa, sikap konsumsi jajan siswa, tindakan konsusi jajan siswa, dan kejadian diare pada siswa sekolah dasar.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pencarian dan pemilihan dokumen-dokumen serta literatur yang mendukung yaitu :

1. Data kejadian diare pada anak di Daerah Desa Marindal I dari Puskesmas Patumbak

(6)

3.5.3 Alat Pengumpulan Data

Alat yang dipakai dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi.

3.6 Definisi Operasional

1. Higiene perorangan penjual makanan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan penjual makanan jajanan.

2. Sanitasi peralatan adalah upaya memelihara kebersihan peralatan yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan.

3. Sanitasi Penyajian adalah cara penjual makanan jajanan dalam menjajakan makanan jajanannya.

4. Sarana Penjaja adalah alat yang digunakan penjual makanan jajanan untuk menjajakan makanan jajanannya.

5. Pengetahuan konsumsi jajan siswa adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah siswa melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 6. Sikap konsumsi jajan siswa adalah reaksi atau respon siswa yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

7. Tindakan konsumsi jajan siswa adalah suatu aksi siswa dan reaksi siswa terhadap lingkungannya.

(7)

3.7 Aspek Pengukuran

1. Higiene dan Sanitasi Penjual Makanan Jajanan.

Data mengenai Higiene Sanitasi Penjual Makanan Jajanan di beberapa sekolah dasar di Desa Marindal I diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh peneliti dengan wawancara dan observasi langsung pada penjual makanan jajanan. Jumlah pertanyaan mengenai hygiene dan sanitasi penjual makanan jajanan berjumlah 38 pertanyaan. Adapun kriteria pemberian skor untuk wawancara adalah sebagai berikut :

a. Jawaban a diberi skor = 3 b. Jawaban b diberi skor = 2 c. Jawaban c diberi skor = 1

Dan pemberian skor untuk bagian observasi adalah sebagai berikut: a. Jawaban Ya diberi skor = 1

b. Jawaban tidak diberi skor = 0

Jawaban responden kemudian diberi nilai dengan menjumlahkan semua jawab benar wawancara ditambahkan dengan jumlah jawaban benar observasi yang totalnya adalah 48 yang artinya termasuk dalam kategori memenuhi syarat kesehatan.

2. Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar a. Pengetahuan

(8)

benar, dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 45 dan terendah adalah 0. Berdasarkan tipe jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2002) :

1) Baik, bila total skor responden >75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 34.

2) Cukup, bila total skor responden 40-75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 18-34. 3) Kurang, bila total skor responden <40% dari total skor seluruh

pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor <18.

b. Komponen sikap menggunakan skala Gutment yakni dengan 2 (dua) alternatif jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Sikap terdiri dari 15 pernyataan yang memuat 4 pernyataan positif (nomor 4, 11, 12, dan 13) dan 11 pernyataan negatif (nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15). Jawaban terhadap pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Sebaliknya untuk tipe pernyataan negatif diberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju dan 0 untuk jawaban setuju. Total skor tertinggi adalah 15 dan terendah adalah 0.

Berdasarkan kriteria di atas dapat dikategorikan tingkat sikap responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2002) :

1) Baik, bila total skor responden >75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor >11.

(9)

3) Kurang, bila total skor responden <40% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor <6.

c. Tindakan

Komponen tindakan terdiri dari 15 pernyataan dengan tipe pilihan jawaban berskala Likert yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah. Nilai untuk pernyataan nomor 1, 2, 3, 6, 8, 11, 12, 13, dan 14 diukur dengan skor 4 untuk tindakan yang selalu dilakukan (setiap hari), 3 untuk tindakan yang sering dilakukan (3-5 hari), 2 untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan (1-2 hari), dan 1 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan. Pernyataan nomor 4, 5, 7, 9, 10, dan 15 diukur dengan skor 4 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan, 3 untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan (1-2 hari), 2 untuk tindakan yang sering dilakukan (3-5 hari), dan 1 untuk tindakan yang selalu dilakukan (setiap hari). Total skor tindakan tertinggi 60 dan terendah 15. Tindakan dikategorikan :

1) Baik, bila total skor responden ≥50% dari total skor seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan total skor ≥30.

2) Tidak baik, bila total skor responden <50% dari total skor seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan total skor <30. 3. Kejadian Diare

(10)

a. Diare : Jika frekuensi BAB > 3 kali sehari dan ada gejalaa mencret atau konsistensi encer (selama 1 bulan terahir pada saat pengumpulan data dilakukan).

b. Tidak diare : Jika frekuensi BAB < 3 kali sehari dan tidak ada gejala mencret atau konsistensi encer (selama 1 bulan terakhir pada saat pengumpulan data dilakukan) .

3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan primer, langkah- langkah pengolahan data:

1. Editing (pemeriksaan data)

Merupakan pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulakan karena kemungkinan data yang masuk adalah data yang terkumpul itu logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatat dilaangan dan bersifat koreksi.

2. Coding (pengkodean)

(11)

3. Tabulasi (tabulasi data)

Merupakan membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

4. Entry data (pemasukan data)

tahap entry data dimasukkan kedalam sistem computer untuk diolah. 5. Cleaning data (pembersihan data)

Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali sesuai dengan kriteris data. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan data dari kesalahan.

3.8.2 Analisis Data

(12)

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sekolah Dasar Negeri 101788

Sekolah Dasar Negeri 101788 didirikan pada tahun1948 terletak di Jalan PTPN II Pasar VII Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) 101070105001. Sekolah dasar ini memiliki 13 ruangan sekolah yang terdiri atas :1 buah Kantor Kepala Sekolah, 8 buah ruang kelas, 1 buah ruang perpustakaan, 1 buah ruang guru, 1 buah ruang penjaga sekolah, dan 1 buah toilet.

Sekolah Dasar Negeri 101788 memiliki 26 0rang guru dan seorang penjaga sekolah. Jumlah seluruh murid di Sekolah Dasar Negeri 101788 adalah 506 orang yang terdiri atas : 98 murid kelas I, 84 murid Kelas II, 107 murid Kelas III, 67 murid Kelas IV, 78 murid Kelas V, dan 72 murid Kelas VI.

4.1.2 Sekolah Dasar Negeri 106815

Sekolah Dasar Negeri 106815 didirikan pada tahun1981 terletak di Jalan PTPN II Pasar VII Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) 101070105017. Sekolah dasar ini memiliki 19 ruangan sekolah yang terdiri atas :1 buah Kantor Kepala Sekolah, 9 buah ruang kelas, 1 buah ruang ibadah, 1 buah ruang guru, 2 buah ruang gudang, 3 buah toilet, 1 buah ruang UKS, dan 1 buah ruang perpustakaan.

(13)

614 orang yang terdiri atas : 97 murid kelas I, 122 murid Kelas II, 94 murid Kelas III, 116 murid Kelas IV, 84 murid Kelas V, dan 101 murid Kelas VI.

4.1.3 Sekolah Dasar Negeri 104211

Sekolah Dasar Negeri 10211 didirikan pada tahun 1975 terletak di Jalan PTPN II Pasar VII Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) 101070105010. Sekolah dasar ini memiliki 13 ruangan sekolah yang terdiri atas : 1 buah Kantor Kepala Sekolah, 6 buah ruang kelas, 1 buah ruang perpustakaan, 1 buah ruang guru, 1 buah ruang penjaga sekolah,, 2 buah toilet, dan 1 buah ruang UKS.

Sekolah Dasar Negeri 101788 memiliki 18 0rang guru dan seorang penjaga sekolah. Jumlah seluruh murid di Sekolah Dasar Negeri 101711 adalah 346 orang yang terdiri atas : 34 murid kelas I, 60 murid Kelas II, 53 murid Kelas III, 61 murid Kelas IV, 62 murid Kelas V, dan 76 murid Kelas VI

4.1.4 Sekolah Dasar Swasta Rizki Ananda

Sekolah Dasar Swasta Rizki Ananda didirikan pada tahun2005 terletak di Jalan Mekatani no. 56 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) 102070101640. Sekolah dasar ini memiliki 11 ruangan sekolah yang terdiri atas :1 buah Kantor Kepala Sekolah, 6 buah ruang kelas, 1 buah ruang guru, 1 buah toilet, 1 buah ruang UKS, dan1 buah ruang perpustakaan.

(14)

adalah 108 orang yang terdiri atas : 10 murid kelas I, 17 murid Kelas II, 18 murid Kelas III, 23 murid Kelas IV, 15 murid Kelas V, dan 25 murid Kelas VI.

4.1.5 Jenis Makanan Jajanan dijual di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Masing-masing sekolah memiliki 1 (satu) kantin yang berada di dalam lingkungan sekolah. Kantin ini menjual alat tulis sekolah dan pangan jajanan. Jenis pangan jajanan yang disediakan dikantin ini cukup bervariasi mulai dari makanan dan minuman kemasan hingga makanan dan minuman yang diolah sendiri oleh penjaga kantin. Selain kantin, ada tempat lain yang menjual aneka pangan jajanan di luar lingkungan sekolah yaitu pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak untuk menjajakan makanan jajanannya.

(15)

Tabel 4.1 Daftar Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Jenis Makanan Jajanan

Menu Utama Panganan Minuman Permen

Lontong Donat Air mineral (

Clean-q, Amos)

Alpenliebe Mi Balap Bakso goreng Susu milkuat Cha-cha

Mi gomak Bakwan Susu indomilk Kiss

Nasi Goreng Better biskuit Susu ultramilk Kurang asem Kerupuk Peyek Susu yes Mentos Kerupuk ubu

sambel

vita jelly drink Milkita

Kue lapis Ale-ale Kopiko

Onde-onde The sisri Relaxa

Paha ayam Okky jelly drink Yupi Sosis goreng Es lilin

(16)

Tic-tac dan top

Jenis pangan jajanan yang terdapat di dalam luar sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Daftar Makanan Jajanan yang Dijual di Luar Sekolah di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Jenis Makanan Jajanan

Menu Utama Panganan minuman Permen

Indomi goreng Bakso bakar Es krim -

Telur gulung indomi

Es jagung Bakso goring Es doger Bakso kojek Es kelapa Tempura dan

nugget

The sisri

molen Pop ice

4.2 Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, tepat memilih jajan, jumlah uang saku, dan frekuensi jajan siswa. Hasil rangkuman analisis univariat karakteristik siswa dapat dilihat pada tabel 4.3

(17)

Jumlah Uang Saku

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden lebih banyak yang berusia ≥ 10 tahun yaitu berjumlah 69 orang (83,1%) sedangkan yang berusia < 10 tahun berjumlah 14 orang (16,9%).

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui jumlah responden lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 50 orang (60,2%) dan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang (39,8%).

Berdasarkan tempat memilih jajan, sebanyak 65 orang (78,3%) memilih jajan di dalam sekolah atau kantin sekolah dan sebanyak 18 orang (21,7%) memilih jajan diluar sekolah.

Berdasarkan jumlah uang saku, sebanyak 40 orang (48,2%) memiliki jumlah uang saku di bawah 5000 rupiah dan sebanyak 43 orang (51,8%) memiliki jumlah uang saku ≥ 5000 rupiah.

(18)

4.3 Gambaran Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan Pada Penjual Makanan Jajanan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

4.3.1 Berdasarkan Higiene Perorangan Penjual Makanan`

Higiene Perorangan Penjual Makanan Jajanan diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap penjual makanan jajanan yang berjual di empat Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak.

Tabel 4.4 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Higiene Perorangan Penjamah Makanan yang Berjualan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Higiene Perorangan Penjamah Makanan Jumlah (%) 1 Saat menangani makanan selalu memakai pakaian

bersih 2 Saat menangani makanan memakai celemek

a. Tidak 15 100

Alasan tidak memakai celemek

b. Kurang Perlu 15 100

3 Saat menangani makanan memakai tutup kepala

a. Tidak 15 100

Alasan tidak memakai tutup kepala

a. Kurang Perlu 15 100

(19)

6 Tetap menangani makanan saat menderita 7 Saat menjamah makanan selalu memakai alat bantu

a. Ya

(20)

4.3.2 Pencucian Peralatan

Data Pencucian Peralatan diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap penjual makanan jajanan yang berjual di empat Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak.

Tabel 4.5 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Pencucian Peralatan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Pencucian Peralatan Jumlah (%)

1 Peralatan untuk menangani makanan langsung dibersihkan saat telah selesai digunakan

a. Ya 3 Peralatan dicuci dengan air berih yang mengalir

(21)

4.3.3 Penyediaan Air Bersih

Data Penyediaan Air Bersih diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap penjual makanan jajanan yang berjual di empat Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak.

Tabel 4.6 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Penyediaan Air Bersih di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Penyediaan Air Bersih Jumlah (%)

1 Sumber air bersih yang digunakan untuk memasak makanan dan pencucian peralatan

a. Sumur 15 100

2 Air bersih yang digunakan untuk membuat makanan jajanan dimasak sampai mendidih

a. Ya 15 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh penjual makanan jajanan menggunakan sumur sebagai sumber air bersih untuk memasak makanan dan sebanyak 15 orang (100%) penjual yang memasak air tersebut sampai mendidih sebelum digunakan untuk membuat makanan jajanan.

4.3.4 Pengangkutan Makanan Jajanan

(22)

Tabel 4.7 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Pengangkutan Bahan Makanan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Pengangkutan Bahan Makanan Jumlah (%)

1 Semua bahan disimpan dalam wadah yang terpisah a. Ya

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penjual menyimpan makanan jajanannya dalam wadah yang terpisah yaitu sekitar 87%. Sebanyak 11 orang (73%) penjual yang mengangkut makanan jajanan dalam wadah yang terpisah. 4.3.5 Penanganan Sampah

Data Penanganan Sampah diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap penjual makanan jajanan yang berjual di empat Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak.

Tabel 4.8 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Penanganan Sampah di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Penanganan Sampah Jumlah (%)

1 Penanganan sampah ditempat penjualan

(23)

4.3.6 Observasi Terhadap Higienen Sanitasi Makanan Jajanan

Tabel 4.9 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Objek Penilaian Higiene Sanitasi

7 Tidak mengobrol atau bercakap-cakap saat menangani makanan

10 Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut

14 Tidak menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai

11 73 4 27 15

15 Makanan jajanan yang dijajakan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup

8 53 7 47 15

(24)

pencemaran

20 Tersedia penyimpanan makanan jadi/siap disajikan

11 73 4 27 15

21 Tersedia tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)

3 20 12 80 15

22 Tersedia tempat sampah 2 13 13 87 15

(25)

(80%) penjual yang meggunakan pembungkus makanan jajanan yang bersih dan tidak mencemari makanan.

Seluruh air bersih yang digunakan penjual memenuhi syarat kesehatan secara fisik. Sebanyak 13 orang (87%) penjual yang tempat berjualannya terlihat mudah dibersihkan. Sebagian besar tidak melindungi dari debu dan pencemaran 73%. Sebagian besar telah tersedia penyimpanan makanan jadi yaitu 73%. Sebanyak 3 orang (29%) penjual yang menyediakan tempat cuci (alat, tangan dan bahan makanan). Dan hanya 2 orang (13%) penjual yang memiliki tempat sampah.

4.3.7 Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan

Tabel 4.10 Distribusi Pedagang Makanan Jajanan Berdasarkan Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Nama Responden

Lokasi Jualan Skor Kategori Higiene Sanitasi Makanan Jajanan

Pedagang I Dalam Sekolah 46 TMS

Pedagang II Dalam Sekolah 44 TMS

Pedagang III Dalam Sekolah 33 TMS

Pedagang IV Dalam Sekolah 36 TMS

Pedagang V Luar Sekolah 49 MS

Pedagang VI Luar Sekolah 48 MS

Pedagang VII Luar Sekolah 50 MS

Pedagang VIII Luar Sekolah 48 MS

Pedagang IX Luar Sekolah 50 MS

Pedagang X Luar Sekolah 47 TMS

Pedagang XI Luar Sekolah 46 TMS

Pedagang XII Luar Sekolah 47 TMS

Pedagang XIII Luar Sekolah 43 TMS

Pedagang XIV Luar Sekolah 44 TMS

(26)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 orang penjual makanan jajanan, hanya 5 orang penjual makanan jajanan yang menjajakan makanan jajanannya yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes No 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Didapat bahwa penjual ke 7 dan ke 9 yaitu Bapak Dedi dan Bapak Irwan adalah penjual dengan skor tertinggi yaitu 50 (Memenuhi Syarat) dan penjual ke 3 yaitu Ibu Vivi adalah penjual dengan skor terendah yaitu 33 (Tidak Memenuhi Syarat).

4.4 Perilaku Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Perilaku siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi secara langsung terhadap siswa di beberapa sekolah dasar Desa Marindal I kecamatan Patumbak. Adapun yang diamati adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa.

4.4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Tingkat pengetahuan siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi secara langsung terhadap siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi tingkat pengetahuan siswa sebagai berikut.

Tabel 4.11 Distribusi Siswa Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Variabel Pengetahuan Jumlah (%)

1 Pengertian Makanan Jajanan

a. Makanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan

b. Makanan dan minuman yang langsung dapat dikonsumsi yang

43 22

(27)

dijual di pinggir jalam, kaki lima, terminal dan tempat umum lainnya c. Makanan dan minuman yang lebih

enak dari makanan di rumah

18 21

2 Manfaat Makanan Jajanan a. Mengisi perut lapar

b. Tidak perlu makan di rumah

c. Memberi tambahan tenaga (energy)

44 3 Makanan Jajanan yang Baik

a. Makanan dan minuman yang 4 Makanan jajanan yang Aman

a. Makanan dan minuman yang bersih, tidak mengandung pewarna berbahaya bagi kesehatan, dan tidak basi.

b. Makanan dan minuman yang dibungkus/ dikemas dengan baik sehingga tidak kotor

c. Makanan dan minuman yang dijual di tempat yang bersih 5 Bagaimana Makanan Jajanan Ala Barat

a. Makanan jajanan yang siap untuk dikonsumsi dalam waktu singkat seperti burger, sosis, dan KFC b. Makanan jajanan yang harganya

sangat mahal 6 Bagaimana Makanan Jajanan Tradisional

a. Makanan jajanan yang harganya murah

(28)

wafer, dan chitato Warna Menyolok Tidak Baik Dikonsumsi Karena 10 Contoh Makanan Berjamur

a. Makanan dan minuman yang rasanya enak

b. Makanan dan minuman yang basi c. Kerupuk yang masuk angin

3 11 Contoh Makanan yang Kotor

a. Makanan dan minuman yang tidak 13 Contoh Minuman Bergizi

a. Susu

b. Coca-cola, Fanta, dan sprite c. Air es yang berwarna-warni

79 14 Makanan Jajanan Bisa Menyebabkan

Penyakit

a. Sakit perut, munmen (muntah mencret), dan sakit gigi

(29)

b. Batuk, sakit kepala, dan sakit mata c. Tidak menyebabkan penyakit

apapun

2 2

2 2 15 Mengapa Makan Pagi itu Penting

a. Makan pagi tidak penting

b. Agar konsentrasi waktu belajar di

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa distribusi berdasarkan tingkat pengetahuan siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017 bahwa siswa yang mengetahui pengertian makanan jajanan sebagai makanan dan minuman yang langsung dapat dikonsumsi yang dijual di pinggir jalan, kaki lima, terminal dan tempat umum lainnya yakni 22 orang (27%). Sedangakan jawaban siswa yang menjawab manfaat makanan jajanan sebagai tambahan energi adalah 33 orang (40%).

Berdasarkan pengetahuan siswa yang mengetahui jenis makanan jajanan yang baik yaitu makanan dan minuman yang bergizi, enak dan bersih yaitu 82 orang (99%). Sebanyak 74 orang (89%) siswa mengetahui mengenai makanan jajanan yang aman yaitu makanan dan minuman yang bersih, tidak mengandung pewarna bahaya bagi kesehatan, dan tidak basi. Pengetahuan siswa tentang jenis makanan jajanan ala barat yaitu makanan jajanan yang siap untuk dikonsumsi dalam waktu singkat seperti burger, sosis dan KFC sebanyak 64 siswa (77%). Berdasarkan pengetahuan mengenai jenis makanan tradisional yaitu makanan jajanan seperti onde-onde dan kue lapis sebanyak 76 siswa (91%).

(30)

yang mengetahui makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya yaitu makanan dan minuman yang berwarna merah atau kuning menyolok sebanyak 67 siswa (81%).

Makanan jajanan yang mengandung warna menyolok tidak baik dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan diketahui siswa sebanyak 66 siswa (80%). Adapun contoh makanan yang berjamur yaitu makanan dan minuman yang basi diketahui siswa sebanyak 65 siswa (78%). Pengetahuan mengenai makanan yang kotor yaitu makanan yang didalamnya terdapat rambut, kuku, debu, atau batu krikil diketahui siswa sebanyak 44 siswa (53%). Pengetahuan mengenai sesuatu yang tidak boleh ditambahkan kedalam makanan yaitu boraks dan formalin diketahui siswa sebanyak 48 siswa (58%). Menegnai contoh minuman yang bergizi yaitu misalnya susu diketahui siswa sebanyak 79 siswa (96%). Berdasarkan ttingkat pengetahuan siswa yang mengetahui penyakit yang dapat disebabkan oleh makanan jajanan yaitu sakit perut, munmen (muntah mencret), dan sakit gigi diketahui siswa sebanyak 79 siswa (96%). Adapun manfaat makan pagi yaitu agar konsentrasi waktu belajar di kelas diketahui siswa sebanyak 61 siswa (74%).

4.4.1.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

(31)

Tabel 4.12 Distribuasi Siswa Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Tingkat Pengetahuan Jumlah

jumlah %

1 Baik 72 87

2 Cukup 11 13

Jumlah 83 100

Dari tabel 4.12 diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa yang baik sebanyak 72 siswa (87%), pengetahuan yang cukup sebanyak 11 siswa (13%) dan tidak ada siswa yang memiliki pengetahuan yang kurang.

4.4.2 Sikap Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Sikap responden diperoleh berdasarkan hasil observasi secara langsung terhadap siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi sikap siswa sebagai berikut.

Tabel 4.13 Distribusi Siswa Berdasarkan Sikap Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Pernyataan Setuju Tidak Setuju Total

jlh % jlh % jlh % 1 Sebelum berangkat ke sekolah

tidak perlu sarapan.

8 10 75 90 83 100

2 Sebelum mengonsumsi

(32)

warnanya menyolok tidak mengandung bahan kimia 6 Makanan jajanan ala barat

tidak menyebabkan penyakit apapun walau dikonsumsi tiap hari.

45 54 38 46 83 100

7 Snack seperti chitato, wafer, dan oreo tidak menyebabkan penyakit apapun jika dikonsumsi tiap hari

33 40 50 60 83 100

8 Makanan jajanan dibungkus/ dikemas dengan kertas koran

63 76 20 34 83 100

9 Makanan jajanan tidak perlu dibungkus/ dikemas dengan baik. 14 Jajan bukan karena lapar tetapi

karena tertarik melihat makanan jajanan yang dijual.

43 52 40 48 83 100

15 Jajan karena melihat teman jajan.

56 67 27 33 83 100

(33)

setuju 21 siswa (25%) makanan jajanan yang baik yaitu yang rasanya enak dan warnanya menarik.

Sikap siswa yang setuju 49 siswa (59%) dan tidak setuju 34 siswa (41%) dalam hal makanan jajanan yang harganya murah dicurigai tidak aman dan tidak sehat. Terdapat 45 siswa (54%) setuju dan 38 siswa (46%) dalam hal makanan jajanan yang warnanya menyolok tidak mengandung bahan kimia. Sikap siswa menyatakan setuju 45 (54%) dan tidak setuju 38 (46%) dalam hal makanan jajanan ala barat tidak menyebabkan penyakit apapun walau dikonsumsi tiap hari.

Terdapat 33 siswa (40%) yang setuju snack seperti chitato, wafer, dam oreo tidak menyebabkan penyakit apapun jika dikonsumsi setiap hari dan terdapat 50 siswa (60%) yang tidak setuju snack seperti chitato, wafer, dan oreo tidak menyebabkan penyakit apapun jika dikonsumsi tiap hari. Terdapat 63 siswa (76%) yang setuju makanan jajanan dibungkus/ dikemas dengan kertas koran dan terdapat 20 siswa (34%) yang tidak setuju makanan jajanan dibungkus/ dikemas dengan kertas koran. Sikap siswa yang setuju makanan jajanan tidak perlu dibungkus/dikemas dengan baik terdapat 60 siswa (72%) dan 23 siswa (38%) yang tidak setuju makanan jajanan tidak perlu dibungkus/ dikemas dengan baik.

(34)

membawa makanan dari rumah itu penting dan terdapat 2 siswa (2%) yang tidak setuju membawa makanan dari rumah itu penting.

Terdapat 38 siswa (46%) yang setuju jajan hanay di kantin sekolah dan 45 siswa (54%) yang tidak setuju jajan hanya di kantin sekolah. Berdasarkan sikap siswa, terdapat 43 siswa (52%) yang setuju dalam hal jajan hanya karena lapar tetapi karena tertarik melihat makanan jajanan yang dijual sedangkan terdapat 40 siswa (48%) yang tidak setuju jajan bukan karena lapar tetapi karena tertarik melihat makanan jajanan yang dijual. Ada 56 siswa (67%) yang setuju jajan karena melihat teman jajan da nada 27 siswa (33%) yang tidak setuju jajan karena melihat teman jajan.

4.4.2.1 Kriteria Sikap Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Kriteria sikap siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi langsung terhadap siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi kriteria siswa sebagai berikut :

Tabel 4.14 Distribusi Siswa Berdasarkan Kriteria Sikap Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Sikap Siswa Jumlah

Jumlah %

1 Baik 15 18

2 Cukup 68 82

3 Kurang 0 0

Jumlah 83 100

(35)

4.4.3 Tindakan Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Tindakan siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi secara langsung terhadap siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi tindakan siswa sebagai berikut.

(36)

lontong, nasi

Dari tabel 4.15 diketahui bahwa sebagaian besar siswa kadang-kadang makan pagi di rumah yaitu sebanyak 38 siswa (46%). Dalam hal mencuci tangan sebelum mengonsumsi makanan jajanan terdapat 41 siswa (49%) yang tidak pernah melakukan hal tersebut. Terdapat 55 siswa (66%) yang kadang-kadang jajan di kantin sekolah.

(37)

siswa (42%) yang membeli makanan jajanan tradisional seperti kue lapis, onde-onde, dan gorengan.

Terdapat 32 siswa (38%) yang sering membeli makanan jajanan ala barat seperti burger. Berdasarkan tindakan membeli makanan jajanan seperti mi besar (mi gomak), lontong, nasi goring, dan mi tek-tek terdapat 49 siswa (59%) yang kadang-kadang melakukan hal tersebut. Tindakan yang dilakukan siswa dalam membeli snack seperti oreo, wafer, chitato, dan lain-lain, terdapat 39 siswa (47%) yang sering dan selalu melakuakn hal tersebut.

Tindakan yang dilakukan siswa dalam membeli minuman berwarna terdapat 40 siswa (48%) yang selalu membeli minuman berwarna. Terdapat 43 siswa (52%) yang kadang-kadang melakukan tindakan membeli susu kemasan. Berdasarkan tindakan membawa air minum dari rumah, terdapat 29 siswa (35%) yang selalu membawa air minum dari rumah.

(38)

4.4.3.1 Kriteria Tindakan Siswa Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Kriteria tindakan siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi langsung terhadap siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi kriteria tindakan siswa sebagai berikut :

Tabel 4.16 Distribusi Siswa Berdasarkan Kriteria Tindakan Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Tindakan Siswa Jumlah

jlh %

1 Baik 24 29

2 Tidak Baik 59 71

Jumlah 83 100

Dari tabel 4.16 diketahui bahwa tindakan siswa lebih dominan tidak baik yaitu sebanyak 59 siswa (71%) dan tindakan yang baik sebanyak 24 siswa (29%). 4.5 Kejadian Diare Pada Siswa Di Beberapa Sekolah Dasar Desa

Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Kejadian diare dalam sebulan terahir siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi langsung terhadap siswa dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak. Adapun komposisi kejadian diare siswa sebagai berikut : Tabel 4.17 Distribusi Siswa Berdasarkan Kejadian Diare dalam Sebulan Terahir di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Kejadian Diare Jumlah

jlh %

1 Ya 57 69

2 Tidak 26 31

(39)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa siswa lebih banyak yang mengalami kejadian diare dalam sebulan terahir yaitu 57 siswa (69%).

Tabel 4.18 Distribusi Siswa Melakukan Pengobatan pada Pelayanan Kesehatan di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

No Melakukan Pengobata ke Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa siswa lebih banyak yang melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan yaitu 58 siswa (70%).

4.6 Tabulasi Silang Perilaku Berdasakan Jenis Kelamin

Distribusi perilaku berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini :

Tabel 4.19 Distribusi Perilaku Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

(40)

4.7 Tabulasi Silang Perilaku Berdasarkan Jumlah Uang Saku

Distribusi perilaku berdasarkan jumlah uang saku dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini :

Tabel 4.20 Distribusi Perilaku Berdasarkan Jumlah Uang Saku Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Jumlah Uang Saku Perilaku

Baik dilakukan oleh siswa yang menerima uang saku per harinya sebesar ≥5000 yaitu sebanyak 30 siswa (36,1%) sedangkan perilaku baik yang dilakukan oleh siswa yang menerima uang saku per harinya sebesar ≥5000 yaitu sebanyak 13 siswa (15,7%).

4.8 Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi kejadian diare berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.21 di bawah ini :

(41)

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa Kejadian diare lebih banyak dialami oleh siswa berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 34 siswa (41,0%) sedangkan kejadian diare yang dialami siswa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 23 siswa (27,7%).

4.9 Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Umur

Distribusi kejadian diare berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini :

Tabel 4.22 Distribusi Kejadian Diare Berdasarkan Umur Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Umur Diare

Ya n(%)

Tidak n(%)

Total n(%) <10 Tahun 11 (13,3%) 3 (3,6%) 14 (16,9%)

≥10 Tahun 46 (55,4%) 23 (27,7%) 69 (83,1%)

Jumlah 57 (68,7%) 26 (31,3%) 83 (100%)

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa Kejadian diare lebih banyak dialami oleh siswa berumur ≥10 tahun yaitu sebanyak 46 siswa (55,4%) sedangkan kejadian diare yang dialami siswa berumur <10 tahun yaitu sebanyak 11 siswa (13,3%). 4.10 Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Tempat Memilih Jajan

(42)

Tabel 4.23 Distribusi Kejadian Diare Berdasarkan Tempat Memilih Jajan

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa Kejadian diare lebih banyak dialami oleh siswa yang memilih tempat jajan di dalam sekolah yaitu sebanyak 44 siswa (53,0%) sedangkan kejadian diare yang dialami siswa yang memilih tempat jajan di luar sekolah yaitu sebanyak 13 siswa (15,7%).

4.11 Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Perilaku

Distribusi kejadian diare berdasarkan perilaku dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini :

Tabel 4.24 Distribusi Kejadian Diare Berdasarkan Perilaku Siswa di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

(43)

PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Higiene dan Sanitasi Penjualan Makanan Jajanan Dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

5.1.1 Higiene Perorangan Penjamah Makanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa higiene perorangan dari setiap penjamah makanan jajanan dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I belum ada yang benar-benar memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Pada saat menangani makanan semua penjamah makanan yang terlihat tidak menggunakan celemek dan tutup kepala.

Hal tersebut terjadi karena para penjual menyatakan kurang perlunya penggunaan celemek dan tutup kepala saat menangani makanan jajanan. Hal ini karena para penjual makanan jajanan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang persyaratan higiene saniatasi makanan jajanan yang menyebabkan kurangnya informasi bagi para penjual tentang perlunya penggunaan celemek dan tutup kepala saat menangani makanan jajanan.

(44)

penggunaan celemek bertujuan mengurangi risiko terkontaminasi makanan oleh kuman yang bersarang pada pakaian.

Higiene perorangan berdasarkan keadaan kuku penjual makanan jajanan terlihat beberapa penjual makanan yang kukunya kotor dan panjang. Hal ini tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa penjamah makanan jajanan harus memiliki kuku yang bersih dan tidak panjang. Menurut Maryuni (2015) bahwa dibawah kuku jari tangan maupun kaki terdapat banyak bakteri yang dapat menjadi infeki maupun sumber penyakit. Maka dari itu penjamah makanan haruslah menjaga kebersihan kuku agar tidak mencemari makanan yang diolah.

Dalam menangani makanan jajanan masih terlihat beberapa penjual makanan jajanan yang tidak memakai alat bantu atau alas tangan saat menjamah makanan. Beberapa penjual merasa kesulitan ketika menggunakan alat bantu saat menjamah makanan. Apalagi dalam keadaan ramai pembeli. Menurut beberapa penjual menggunakan alat bantu akan membuat mereka semakin lamban bekerja.

(45)

makanan jajanan batuk/bersin dihadapan makanan jajanan, menggaruk badan saat menangani makanan, dan tidak mencuci tangan setiap menangani makanan/ bersentuhan dengan makanan. Ketiga hal tersebut tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa seorang penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak menderita penyakit yang menular seperti batuk, pilek, influenza, diare dan penyakit perut dan penyakit sejenisnya, penjual saat menangani makanan jajanannya tidak saambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, mulit atau bagian lainnya), dan seharusnya penjual makanan jajanan terlebih dahulu mencuci tangan saat hendak menangani makanan. Menurut Irianto K (2004) Tangan merupakan perantara penularan kuman. Sehabis memegang sesuatu yang kotor atau mengandung kuman penyakit, tangan langsung menyentuh mata, hidung, mulut, makanan, serta minuman. Berlangsunglah sudah pemindahan sesuatu yang dapat berupa penyebab terganggunya kesehatan.

5.1.2 Pencucian Peralatan

(46)

tempat yang bebas dari pencemaran. Terlihat bahwa peralatan yang dipakai seperti sendok goreng (spatula) dan alat pembakar bakso dibiarkan terletak begitu saja dan terdapat penjual yang hanya kadang-kadang membersihkan peralatan sebelum dan sesudah digunakan. Hal ini tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 942 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa peralatan yang telah dibersihkan agar disimpan di tempat yang terhindar dari pencemaran. Hiasinta (2001) yang menyatakan bahwa bahan dan peralatan dapur harus segera dibersihkan untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara maupun penyajian.

5.1.3 Penyediaan Air Bersih

Hampir seluruh penjual yang dalam penyediaan air bersihnya memenuhi syarat kesehatan fisik. Dapat dilihat dari penjual mengguakan air sumur sebagai sumber air bersih yang tidak keruh, tidak berbau, dan tidak berasa.

5.1.4 Pengangkutan Makanan Jajanan

(47)

pisau dan lain-lain.

Hal lain yang dapat dilihat dari beberapa penjual adalah menjajakan makanan jajanan dalam keadaan tidak tertutup. Hal tersebut tidak baik bagi kebersihan jika makanan jajanan dibiarkan terbuka maka makanan tersebut tidak terjamin lagi kualitasnya karena pencemar telah dengan leluasa mengotori seperti dapat mengundang lalat untuk hinggap pada makanan karena bau dari makanan yang khas Menurut Moehyi (1992) apabila tempat memajang makanan tertutup rapat kemungkinan terjadinya pencemaran makanan akan menjadi kecil.

5.1.5 Penanganan Sampah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan sampah ditempat penjualan tidak ada yang baik memenuhi syarat kesehatan. Sebagian besar penjual tidak menyediakan tempat sampah sementara sehingga murid yang membeli jajanan membuang sampah jajanan tersebut sembarangan sehingga sering terlihat sampah yang berserakan setelah jam istirahat selesai berlangsung.

(48)

Sanitasi Rumah Makan dan Restoran). 5.1.6 Sarana Penjaja

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum point pada sarana penjaja ini tidak dipenuhi oleh para penjual. Hal ini karena para penjual berpikir bahwa mereka tidak menempati tempat berjualan tersebut seharian jadi masih ada ditemukan beberapa sarana penjaja yang terlihat tidak mudah dibersihkan. Tempat berjualan dengan tempat atau bangunan atau gerobak seadanya. Beberapa tidak tertutup sehingga tidak dapat melindungi dari debu dan pencemaran. Masih ditemukan beberapa penjual yang tidak menyediakan tempat cuci baik itu untuk mencuci alat, tangan dan ataupun bahan makanan karena selesai kegiatan sekolah berlangsung mereka juga langsung kembali pulang.

(49)

Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luar antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku manusia merupakan semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar. Perilaku terbagi atas pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian. tingkat pengetahuan siswa yang baik sebanyak 72 siswa (87%) hal ini dapat dilihat sebagian besar siswa telah mengetahui pengertian makanan jajanan, manfaat makanan jajanan, makanan jajanan yang baik, makanan jajanan yang aman, bagaimana makanan jajanan ala barat, bagaimana makanan jajanan tradisional, pengertian snack, makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya, makanan jajanan yang mengandung warna menyolok tidak baik dikonsumsi, contoh makanan yang kotor, sesuatu yang tidak boleh ditambahkan pada makanan, contoh minuman bergizi, penyakit yang dapat disebabkan makanan jajanan, dan manfaat makan pagi. Pengetahuan siswa berpengaruh terhadap sikap dan tinndakan dalam pemilihan makanan jajanan.

(50)

jajan siswa tentang makanan jajanan sangat berpengaruh terhadap pemilihan jajan mereka. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, sepertihalnya pada sikap. Notoatmodjo (2003) Pengetahuan mengenai suatu objek menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut.

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk menyetujui atau tidak menyetujui terhadap suatu pernyataan (statement) yang diajukan. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dapat dilihat bahwa ternyata sikap siswa termasuk dalam kategori yang baik yaitu sebanyak 15 siswa (18%) dan sikap siswa yang termasuk dalam kategori cukup sebanyak 68 siswa (82%).

(51)

makan dan sebagainya. Lingkungan sekolah dapat membentuk kebiasaan makan bagi anak-anak. (Rosa, 2011).

Berdasakan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dapat dilihat bahwa ternyata tindakan siswa yang baik yaitu sebanyak 24 siswa (29%) dan tindakan yang tidak baik yaitu sebanyak 59 siswa (71%). Dapat dilihat bahwa banyak siswa yang melakukan tindakan yang termasuk dalam kategori tidak baik sementara sebelumnya telah disebutkan pengetahuan siswa lebih banyak yang dalam kategori baik dan sikap siswa banyak dalam kategori cukup. Terlihat bahwa pengetahuan siswa yang baik belum tentu menjadikan sikap siswa menjadi baik dan tindakan siswa baik. Kemungkinan hal ini terjadi karena kurangnya factor pendukung. Contohnya saaja banyak siswa yang tidak mencuci tangan sebelum mengkonsumsi makanan jajanan selain diakibatkan oleh siswa itu sendiri hal ini kemungkinan diakibatkan karena tidak tersedianya sarana untuk siswa mencuci tangan.

(52)

Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare pada murid dalam sebulan terakhir sebanyak 69%. Murid yang terkena diare disebabkan karena perilaku konsumsi jajan siswa yang tidak baik seperti membeli dan mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak tertutup saat dijajakan, mengkonsumsi makanan/ minuman yang memiliki warna menyolok dan rasa yang sangat manis dan tidak mencuci tangan saat hendak mengkonsumsi makanan jajanan serta didukung dengan keadaan higiene sanitasi penjualan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti penjual makanan jajanan yang membiarkan makanan jajanannya terbuka sehingga berpeluang besar untuk makanan jajanan tadi terkontaminasi, penjual makanan jajanan yang tidak memakau alat bantu saat menangani makanan jajanan, penjual yang tidak menyimpan peralatannya di tempat yang bebas dari pencemaran.

(53)

Jika perilaku dikaitkan dengan Jenis kelamin berdasarkan analisis terlihat bahwa lebih banyak perilaku baik dilakukan oleh siswa yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 15 siswa (18,1%). Menurut Trexler dan argent (1993) dalam Mangosta Dv (2011) secara umum aktivitas anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Aktivitas yang tinggi ini menyebabkan anak laki-laki banyak membutuhkan energi. Sehingga mereka cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan dibandingkan anak perempuan. Memandang sisi kepraktisan maka anak laki-laki cenderung memilih jajanan tanpa melalui proses pemikiran yang panjang. Sebagian besar memilih jajanan didorong oleh keinginan untuk menutupi rasa lapar tanpa memikirkan apakah jajanan tersebut baik atau tidak. Hal sebaliknya terjadi pada anak perempuan.

(54)

Berdasarkan hasil analisis kejadian diare berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa siswa berjenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami kejadian diare dibandingkan siswa berjenis kelamin laki-laki. Hal ini kemungkinan terjadi karena lebih banyak siswa berjenis kelamin perempuan yang melakukan tindakan Dalam kategori tidak baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Listiono (2010) menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara kejadian diare dengan jenis kelamin.

Berdasarkan hasil analisis kejadian diare berdasarkan umur diketahui bahwa Kejadian diare lebih banyak dialami oleh siswa berumur ≥10 tahun yaitu

sebanyak 46 siswa (55,4%). Berdasarkan hasil penelitian Nurina (2012) menyatakan bahwa penelitian tidak menunjukkan perbedaan risiko menderita diare terjadi karena umur anak sekolah dasar yang dijadikan responden bersifat homogen karena berasal dari kelas 4-5 SD sehingga tidak dapat menunjukkan adanya variasi umur sesuai dengan pembagian prevalensi pada Riskesdas 2007.

(55)

tidak terhindar dari pencemaran.

Berdasarkan penelitian Nadia (2016) bahwa tidak terdapatnya hubungan antara kejadian diare denga tempat memilih jajan.

(56)

91

6.1 Kesimpulan

1. Higiene dan sanitasi makanan jajanan yang dijajakan oleh penjual yang berada di sekitar beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017 terlihat bahwa dari 15 orang penjual makanan jajanan, hanya 5 orang penjual makanan jajanan yang menjajakan makanan jajanannya yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Persentase siswa yang memiliki pengetahuan siswa yang baik sebanyak 72 siswa (87%). Adapun sikap siswa yang baik sebanyak 15 siswa (18%) dengan tindakan siswa yang baik sebanyak 24 siswa (29%).

3. Karakteristik siswa berdasarkan umur paling banyak ≥ 10 tahun sebanyak 69 siswa (83,1%) dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 50 siswa (60,2%) dan memilih jajan yang paling banyak adalah dalam sekolah sebanyak 65 siswa (78,3%). Jumlah uang saku yang diterima siswa per hari paling banyak menerima uang saku sebesar ≥5000

yaitu sebanyak 43 siswa (51,8%) dengan frekensi jajan terbanyak adalah setiap hari yaitu 71 siswa (85,5%).

(57)

6.2 Saran

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah diare, meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku konsumsi jajanan yang baik serta peningkatan keadaan higiene sanitasi penjual makanan jajanan Dibeberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I antara lain yaitu:

1. Disarankan agar setiap murid lebih memperhatikan perilaku konsumsi jajan dimulai dari mengetahui dan memilih makanan jajanan yang sehat dan aman seperti tidak membeli dan mengkonsumsi makanan/minuman yang terbuka saat dijajakan, makanan/miuman yang memiliki warna menyolok dan rasa yang sangat manis, makaanan/minuman yang basi, makanan/minuman cepat saji, menncuci tangan saat hendak mengkonsumsi makanan jajanan, dan membawa bekal dari rumah.

2. Sekolah mengadakan kantin yang bersih dan sehat yang diselenggarakan dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap para penjual mengenai Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan serta diawasi kegiatannya oleh pihak sekolah dan pihak sekolah megenakan sanksi kepada penjual jika tidak mengikuti peraturan yang ada agar makanan jajanan yang dikonsumsi anak sekolah terjamin kualitasnya.

3. Diharapkan agar pihak sekolah menyediakan sarana seperti tempat untuk siswa mencuci tangan.

(58)

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Makanan Jajanan yang Dijual di Kantin Sekolah di
Tabel 4.2 Daftar Makanan Jajanan yang Dijual di Luar Sekolah di Beberapa Sekolah Dasar Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Tahun 2017
Tabel 4.4 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Higiene
Tabel 4.5 Distribusi Penjual Makanan Jajanan Berdasarkan Pencucian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini yang bukan merupakan hal-hal yang dapat memupuk kerja sama adalah….. peran dan tanggung jawab yang jelas

[r]

Siswa disini kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan.

• Secara berkelompok mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus shalat berjamaah di masjid di lingkungannya termasuk makmum masbuk • Diskusi tentang tata cara shalat berjamaah.. •

Pertumbuhan didefenisikan sebagai perubahan panjang atau berat yang terjadi pada suatu individu atau populasi yang merupakan tanggapan atau respon terhadap

P Trus menurut informasi dari dokter nang adek nuan makanan nto penderita tekanan darah tinggi macam mae.. Terus menurut informasidari dokter yang adek tau

• Checked exception hanya dapat ditangani dalam try block atau method yang didesain untuk melempar.. block atau method yang didesain untuk

Ibu Treesia Sujana, MN selaku Wali studi selama ± 1 tahun, Kemudian Ibu Natalia Ratna Yulianti, S.Kep, Ns, MAN selaku Wali studi selama ±2 tahun yang sudah